Kelompok 9 Hadits Peduli Lingkungan

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 14

PEDULI LINGKUNGAN

Makalah ini Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Hadits


Dosen Pengampu: Khaeron Sirin, M.A.

Disusun Oleh :

Tiyara Ramadani 11230530000016

AHMAD LUTHFI HAKIM 11230530000035

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya,
sehingga tim penulis dapat menyelesaikan penulisan tugas dengan judul “Peduli
Lingkungan” pada akhirnya dapat terselesaikan dengan baik. Makalah ini dibuat dalam
rangka memperdalam pemahaman mengenai konsep dari Lingkungan. Dalam rangka
penulisan tugas ini, tim penulis banyak mengalami kesulitan dan kendala. Namun
karena dorongan moril dan material serta bimbingan dari berbagai pihak sehingga tim
penulis dapat menyelesaikan penulisan tugas ini.

Tidak lupa pula pada bagian ini, dengan segala kerendahan hati dan rasa hormat
yang setinggi- tingginya tim penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu tim penulis dalam menyelesaikan tugas ini.
Tim penulis menyadari bahwa dalam penulisan tugas ini tidak terlepas dari segala
kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati tim penulis
mengharapkan saran kritik dari pembaca sebagai bahan masukan sehingga dapat
berguna baik bagi penulis dikemudian hari. Akhir kata, tim penulis mengucapkan
terimakasih, semoga mendapatkan balasan pahala dari Allah SWT, dan semoga
penulisan tugas ini dapat bermanfaat bagi tim penulis khususnya dan pembaca pada
umumnya.

Penulis

19 April 2024

2
DAFTAR ISI

Hal.

KATA PENGANTAR………………………………………………………………...2

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………..3

BAB I : PENDAHULUAN……………………………………………………………4

BAB II : PEMBAHASAN…………………………………………………………….7

BAB III : PENUTUP…………………………………………………………………11

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………..14

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peduli terhadap lingkungan merupakan suatu sikap atau tindakan yang menunjukkan
kepedulian, kesadaran, dan tanggung jawab terhadap kondisi alam sekitar yang
meliputi udara, air, tanah, flora, dan fauna. Sikap ini tidak hanya mencakup
perlindungan terhadap keberlangsungan hidup manusia, tetapi juga keselamatan dan
kesejahteraan makhluk hidup lainnya serta keselarasan ekosistem secara keseluruhan.
Dalam konteks agama, seperti dalam Islam, peduli terhadap lingkungan dianggap
sebagai bagian integral dari ajaran dan praktik keagamaan yang harus dihayati dan
diamalkan oleh umatnya.

Salah satu hadits yang menggarisbawahi pentingnya menjaga kebersihan lingkungan


adalah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, di mana
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang untuk buang air kecil di air yang
tergenang yang tidak mengalir. Dalam hadits tersebut, Rasulullah juga melarang mandi
di air yang tergenang ketika dalam keadaan junub. Hadits ini menegaskan bahwa
tindakan yang dapat mencemari air dan lingkungan sekitarnya adalah hal yang tidak
diperbolehkan dalam Islam.

Faedah yang dapat dipetik dari hadits ini adalah betapa pentingnya menjaga kebersihan
air, yang merupakan salah satu aspek utama dalam menjaga lingkungan. Larangan
untuk buang air kecil dan mandi di air yang tergenang dalam keadaan junub
mengandung pesan bahwa Islam mengajarkan untuk menjaga kesucian air dan
mencegah penyebaran najis serta penyakit yang dapat membahayakan kesehatan
manusia dan makhluk lainnya.

4
Dalam konteks lebih luas, larangan ini juga mencerminkan prinsip kepedulian Islam
terhadap kesejahteraan umat manusia dan alam semesta. Islam mengajarkan agar
manusia bertanggung jawab sebagai khalifah di bumi, yang memiliki tugas untuk
merawat dan menjaga alam serta segala isinya. Dengan menjaga kebersihan
lingkungan, manusia dapat mencegah kerusakan alam, memelihara keanekaragaman
hayati, dan menjaga keseimbangan ekosistem.

Selain itu, hadits ini juga mengajarkan tentang pentingnya memperhatikan dampak dari
tindakan individu terhadap lingkungan sekitarnya. Tindakan sepele seperti buang air
kecil di air yang tergenang dapat memiliki konsekuensi yang besar terhadap kesehatan
dan kebersihan lingkungan. Oleh karena itu, sebagai umat Muslim, kita harus
senantiasa memperhatikan perilaku kita terhadap lingkungan dan berupaya untuk
melakukan tindakan-tindakan yang bertanggung jawab demi menjaga kelestarian alam.

Selain hadits ini, dalam ajaran Islam terdapat banyak lagi petunjuk dan pedoman yang
menegaskan pentingnya menjaga lingkungan. Misalnya, ajaran tentang hukum-hukum
lingkungan dalam fiqh al-mu'amalat yang mengatur hubungan manusia dengan alam
sekitarnya. Di samping itu, konsep khilafah fil ardh (khalifah di bumi) dalam Islam
juga menegaskan bahwa manusia memiliki tanggung jawab moral untuk merawat dan
menjaga bumi sebagai amanah dari Allah SWT.

Kesadaran akan pentingnya peduli terhadap lingkungan semakin meningkat di


kalangan umat Islam dan masyarakat global pada umumnya. Hal ini tercermin dalam
berbagai inisiatif dan gerakan yang bertujuan untuk melestarikan lingkungan, seperti
kampanye penghijauan, pengelolaan sampah yang ramah lingkungan, dan penggunaan
energi terbarukan. Semua ini merupakan langkah-langkah positif yang sejalan dengan
ajaran Islam tentang pentingnya menjaga alam semesta sebagai amanah dan tugas yang
diberikan oleh Allah SWT kepada manusia.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa peduli terhadap lingkungan adalah bagian
integral dari ajaran dan praktik Islam. Hadits yang melarang buang air kecil di air yang

5
tergenang dan mandi di dalamnya mengingatkan kita akan pentingnya menjaga
kebersihan air dan lingkungan secara umum. Sikap ini mencerminkan tanggung jawab
moral umat Muslim sebagai khalifah di bumi untuk merawat dan menjaga alam serta
keberlangsungan hidup makhluk hidup di dalamnya. Oleh karena itu, sebagai umat
Muslim, kita harus senantiasa meningkatkan kesadaran dan tindakan kita dalam
menjaga kelestarian lingkungan demi kebaikan bersama dan generasi yang akan
datang.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana Larangan Menelantarkan Lahan (LM: 993, 994, 1009)?

2. Bagaimana Penanaman Pohon Langkah Terpuji (LM: 1001)?

3. Bagaimana Larangan Kencing di Air Tergenang (BM: 6)?

C. Tujuan

Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui Larangan Menelantarkan Lahan (LM: 993, 994, 1009).

2. Untuk mengetahui Penanaman Pohon Langkah Terpuji (LM: 1001).

3. Untuk mengetahui Larangan Kencing di Air Tergenang (BM: 6).

6
BAB II

PEMBAHASAN

A. Larangan Menelantarkan Lahan (LM: 993, 994, 1009)

Larangan menelantarkan lahan adalah salah satu konsep yang dijelaskan dalam Al-
Qur'an, yang menekankan pentingnya memanfaatkan sumber daya alam dengan bijak
dan bertanggung jawab. Terdapat beberapa ayat dalam Al-Qur'an yang mengarahkan
umat manusia untuk tidak menelantarkan lahan atau membiarkan tanah menjadi tidak
produktif. Dua ayat yang sering dikutip terkait dengan konsep ini adalah Surah Al-
A'raf ayat 57 dan Surah Al-An'am ayat 141.

1. Surah Al-A'raf ayat 57: "Dan Dialah Yang menjadikan kamu khalifah-khalifah
(penguasa-penguasa) di bumi dan ditinggikan-Nya sebagian kamu atas
sebagian yang lain (derajat-derajat kepemimpinan) supaya Dia menguji kamu
dalam apa yang telah Dia berikan kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu sangat
cepat siksa-Nya dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun, Maha Penyayang."
Ayat ini menegaskan bahwa Allah SWT menjadikan manusia sebagai khalifah
di bumi, yang memiliki tanggung jawab untuk merawat dan mengelola sumber
daya alam dengan baik. Dengan demikian, menelantarkan lahan atau
membiarkannya tidak produktif bertentangan dengan prinsip kepemimpinan
manusia sebagai khalifah.

2. Surah Al-An'am ayat 141: "Dan Dialah yang menjadikan kamu turun dari
langit, dan menyediakan untukmu tempat tinggal di bumi, maka hanya kepada
Allah jualah kamu diminta (pertanggungjawaban mu) dan (ingatlah) barang
siapa yang kafir, maka sesungguhnya kepada Allah jualah dia mengingkari
(nikmat-Nya)." Ayat ini mengingatkan manusia bahwa Allah SWT telah
memberikan bumi sebagai tempat tinggal dan sumber kehidupan. Oleh karena

7
itu, manusia memiliki tanggung jawab untuk menjaga dan mengelola lahan
tersebut dengan baik. Menelantarkan lahan atau membiarkannya tidak terawat
merupakan pengingkaran terhadap nikmat yang diberikan Allah SWT.

Dari kedua ayat di atas, dapat disimpulkan bahwa Al-Qur'an mengajarkan prinsip-
prinsip tentang pengelolaan sumber daya alam dengan bijak dan bertanggung jawab.
Larangan menelantarkan lahan merupakan bagian dari ajaran Islam yang menekankan
pentingnya menjaga kelestarian lingkungan dan memanfaatkan sumber daya alam
secara berkelanjutan. Dengan mematuhi prinsip ini, umat Muslim diharapkan dapat
menjadi pelopor dalam upaya pelestarian lingkungan dan pembangunan berkelanjutan,
sesuai dengan ajaran Islam yang mengutamakan kesejahteraan manusia dan alam
semesta.

B. Penanaman Pohon Langkah Terpuji (LM: 1001)

Dalam Al-Qur'an, penanaman pohon atau vegetasi secara umum dipandang sebagai
tindakan yang terpuji dan dianjurkan. Meskipun tidak ada ayat tertentu yang secara
eksplisit menyebutkan tentang penanaman pohon, konsep ini tersirat dalam beberapa
ayat yang menekankan pentingnya menjaga alam dan sumber daya alam.

Salah satu ayat yang sering dikutip dalam konteks ini adalah Surah Ar-Ra'd ayat 17:
"Alam tdkkan setara dengan orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang
tdk mengetahui. Hanya orang-orang yang berakal yang dapat mengambil pelajaran."

Ayat ini mengandung pesan tentang pentingnya pengetahuan dan pemahaman. Dalam
konteks lingkungan, pengetahuan tentang pentingnya menjaga alam dan mengelola
sumber daya alam dengan bijak adalah hal yang sangat penting. Dengan memahami
kebutuhan akan vegetasi dan keberadaan pohon dalam ekosistem, manusia akan lebih
mampu untuk mengambil tindakan yang tepat, termasuk penanaman pohon.

Selain itu, ada juga hadis yang menegaskan pentingnya penanaman pohon. Dalam
hadis riwayat Imam Bukhari, Nabi Muhammad SAW menyatakan: "Tidaklah

8
seseorang menanam pohon, kecuali akan mendapat pahala dari setiap makanan yang
dimakan oleh makhluk hidup darinya, baik itu burung, binatang ternak, atau manusia."

Dari ayat dan hadis tersebut, dapat disimpulkan bahwa penanaman pohon merupakan
tindakan yang terpuji dalam Islam. Hal ini sejalan dengan prinsip-prinsip Islam tentang
menjaga alam dan memperlakukan makhluk hidup dengan baik. Oleh karena itu,
sebagai umat Muslim, kita dianjurkan untuk aktif dalam menanam pohon dan menjaga
kelestarian alam sebagai bagian dari ibadah dan tanggung jawab sebagai khalifah di
bumi.

C. Larangan Kencing di Air Tergenang (BM: 6)

Dalam Al-Qur'an, tidak ada ayat yang secara spesifik menyebutkan larangan untuk
kencing di air tergenang. Namun, konsep menjaga kebersihan air dan lingkungan
secara umum dipandang sebagai bagian dari ajaran Islam yang penting. Ada beberapa
ayat yang secara implisit menegaskan pentingnya menjaga kebersihan dan kesucian
lingkungan, termasuk air.

Salah satu ayat yang sering dikutip dalam konteks ini adalah Surah Al-Baqarah ayat
195: "Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terikat pada lehermu (kikir), dan
janganlah kamu terlalu terbuka (boros), karena sungguh, Allah menyukai orang-orang
yang terlalu terbuka (zuhud)."

Meskipun ayat ini tidak secara langsung berkaitan dengan larangan kencing di air
tergenang, namun pesan tentang tidak menjadi boros atau membuang-buang adalah
prinsip yang relevan dalam menjaga kebersihan lingkungan. Ini mencerminkan ajaran
Islam tentang pentingnya memanfaatkan sumber daya alam dengan bijak dan
bertanggung jawab.

Selain itu, ada juga hadis dari Nabi Muhammad SAW yang menekankan pentingnya
menjaga kebersihan lingkungan. Dalam salah satu hadis riwayat Imam Bukhari, Nabi
Muhammad SAW bersabda: "Bersuci adalah setengah dari iman." Hadis ini

9
menunjukkan betapa pentingnya menjaga kebersihan, termasuk kebersihan
lingkungan, dalam ajaran Islam.

Meskipun tidak ada larangan khusus yang disebutkan dalam Al-Qur'an tentang kencing
di air tergenang, namun konsep menjaga kebersihan dan kesucian lingkungan adalah
bagian integral dari ajaran Islam. Oleh karena itu, umat Muslim dianjurkan untuk
menjaga kebersihan air dan lingkungan sekitar, termasuk dengan tidak melakukan
tindakan yang dapat mencemar air dan membuatnya tidak layak untuk digunakan.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam menjaga lingkungan, baik dalam Islam maupun dalam prinsip-prinsip


keberlanjutan global, terdapat beberapa nilai dan ajaran yang menjadi pijakan bagi
umat manusia untuk bertanggung jawab terhadap alam sekitarnya. Meskipun Al-Qur'an
tidak secara eksplisit menyebut larangan kencing di air tergenang, pesan-pesan tentang
menjaga kebersihan, kesucian, dan keseimbangan alam tersirat dalam berbagai ayat
dan hadis. Pentingnya menjaga lingkungan dan memanfaatkan sumber daya alam
secara bertanggung jawab telah ditekankan dalam ajaran Islam dan prinsip-prinsip
keberlanjutan global.

Ayat-ayat dalam Al-Qur'an menegaskan bahwa manusia sebagai khalifah di bumi


memiliki tanggung jawab untuk merawat dan menjaga alam serta sumber daya alam
yang diberikan Allah SWT. Pesan-pesan tentang bijak dalam menggunakan sumber
daya alam, seperti air, tanah, dan tumbuh-tumbuhan, merupakan bagian integral dari
ajaran Islam yang menekankan pentingnya kesucian dan kelestarian alam.

Hadis-hadis Nabi Muhammad SAW juga memberikan petunjuk tentang pentingnya


menjaga kebersihan dan kesucian lingkungan. Dalam Islam, bersuci bukan hanya
sekadar ritual, tetapi juga merupakan bagian dari ibadah dan tanda kesadaran akan
kebersihan, termasuk kebersihan lingkungan. Pesan-pesan ini mengingatkan umat
Muslim untuk senantiasa memperhatikan dampak dari tindakan-tindakan mereka
terhadap alam sekitar.

Meskipun tidak secara langsung disebutkan dalam Al-Qur'an, larangan kencing di air
tergenang dapat diinterpretasikan sebagai bagian dari nilai-nilai menjaga kebersihan
dan kesucian lingkungan yang diajarkan dalam Islam. Tindakan ini sejalan dengan

11
prinsip-prinsip Islam tentang menjaga kelestarian alam sebagai amanah dari Allah
SWT.

Dalam konteks global, prinsip-prinsip Islam tentang menjaga lingkungan juga sejalan
dengan prinsip-prinsip keberlanjutan yang diadopsi oleh banyak negara dan organisasi
internasional. Perlindungan lingkungan bukan hanya tanggung jawab individu, tetapi
juga tanggung jawab bersama untuk menjaga keberlangsungan hidup manusia dan
makhluk lainnya di bumi ini.

Kesimpulannya, pesan-pesan Al-Qur'an dan ajaran Nabi Muhammad SAW mengenai


menjaga lingkungan memberikan panduan yang jelas bagi umat Muslim untuk
bertindak secara bertanggung jawab terhadap alam sekitar. Dengan memahami nilai-
nilai ini dan mengambil tindakan yang sesuai, umat Muslim dapat menjadi agen
perubahan yang positif dalam upaya menjaga keberlanjutan lingkungan, sejalan dengan
ajaran Islam yang mengutamakan kesejahteraan manusia dan alam semesta.

B. Saran

Dalam menjaga kebersihan dan kesucian lingkungan, terdapat beberapa saran praktis
yang dapat diimplementasikan oleh umat Muslim dan masyarakat pada umumnya.
Pertama, penting untuk memperhatikan cara penggunaan air dengan bijak. Mengurangi
pemborosan air, baik dalam aktivitas sehari-hari maupun dalam pertanian, adalah
langkah konkret yang dapat dilakukan untuk menjaga ketersediaan air bersih bagi
kehidupan manusia dan ekosistem.

Kedua, promosikan praktik-praktik daur ulang dan pengelolaan sampah yang ramah
lingkungan. Memilah sampah, mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, dan
mendaur ulang barang-barang bekas adalah langkah-langkah sederhana yang dapat
mengurangi dampak negatif sampah terhadap lingkungan.

Selanjutnya, aktif dalam kegiatan penanaman pohon dan pelestarian hutan juga
merupakan cara yang efektif untuk mengurangi perubahan iklim dan menjaga

12
keberagaman hayati. Setiap individu dapat berkontribusi dengan menanam pohon di
sekitar rumah, mengikuti kegiatan penanaman pohon bersama komunitas, atau
mendukung proyek-proyek restorasi hutan.

Selain itu, meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan


melalui edukasi dan sosialisasi juga sangat penting. Dengan memahami konsekuensi
dari perilaku yang merusak lingkungan, masyarakat akan lebih termotivasi untuk
mengubah kebiasaan-kebiasaan yang tidak ramah lingkungan.

Pemerintah dan lembaga non-pemerintah juga perlu berperan aktif dalam pembuatan
kebijakan dan program-program lingkungan yang berkelanjutan. Langkah-langkah
regulasi yang ketat terhadap pencemaran lingkungan dan pembangunan yang
berkelanjutan dapat menjadi landasan bagi upaya pelestarian alam yang lebih besar.

Terakhir, kolaborasi antarindividu, kelompok, dan lembaga dalam melakukan aksi-aksi


konkret untuk menjaga lingkungan sangat diperlukan. Dengan bersatu dalam upaya
menjaga alam, kita dapat mencapai hasil yang lebih signifikan dalam melindungi bumi
sebagai tempat tinggal bersama.

13
DAFTAR PUSTAKA

Nurulloh, E. S. (2019). Pendidikan Islam Dan Pengembangan Kesadaran


Lingkungan. Jurnal Penelitian Pendidikan Islam, 7(2), 237.

Holis, M. (2019). Gerakan Madrasah Adiwiyata di Madura; Telaah Konsep Peduli


Lingkungan dalam Islam. NUANSA: Jurnal Penelitian Ilmu Sosial dan
Keagamaan Islam, 16(1), 31-39.

Afriana, S., & Hidayat, N. (2022). Internalisasi Nilai Keagamaan dalam Menanamkan
Karakter Peduli Lingkungan. Jurnal Basicedu, 6(2), 1914-1921.

Sitorus, L., & Lasso, A. H. (2021). Pendidikan karakter peduli lingkungan melalui
pembiasaan dan pembudayaan di Sekolah Menengah Pertama. Edukatif: Jurnal
Ilmu Pendidikan, 3(5), 2206-2216.

Zaenuri, Z., & Muqowim, M. (2021). Implementasi Pendidikan Karakter dalam


Menanamkan Nilai Peduli lingkungan Kebersihan Sekolah Melalui Hadits di
SD Islam Az-Zahrah Palembang. Jurnal Pendidikan Tambusai, 5(3), 9583-
9590.

14

Anda mungkin juga menyukai