Makalah Mengenai Sambo
Makalah Mengenai Sambo
Makalah Mengenai Sambo
Disusun oleh:
NIM : 211003742018588
Kelas : D / Semester 3
DAFTAR ISI...................................................................................................................................2
BAB 1..............................................................................................................................................3
PENDAHULUAN...........................................................................................................................3
A. Latar Belakang....................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah..............................................................................................................4
C. Tujuan..................................................................................................................................4
BAB 2..............................................................................................................................................5
ISI....................................................................................................................................................5
A. Sosok – Sosok yang Terlibat dalam “ Kasus Kematian Brigadir J”..............................5
B. Timeline Kejadian Kasus Kematian Brigadir J..............................................................6
C. Hasil Sidang Sementara Kasus Kematian Brigadir J...................................................10
BAB 3............................................................................................................................................12
PENUTUP.....................................................................................................................................12
A. Kesimpulan........................................................................................................................12
B. Saran..................................................................................................................................12
2
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada pertengahan tahun 2022 lalu, Indonesia dihebohkan dengan sebuah kasus “
Polisi Tembak Polisi “ atau “ Kematian Brigadir J “ yang masih dibicarakan hingga saat
ini karena menyangkut atau menyeret banyak nama besar kepolisian Indonesia. Kasus
Brigadir J merupakan sebuah kasus pembunuhan yang dilakukan oleh atasan korban yaitu
Irjen FS dan rekan korban yang bernama Bharada RE. Kasus ini masih menjadi “ bola
liar “ para ahli serta pengamat mengenai apakah pembunuhan yang dilakukan adalah
pembunuhan biasa atau pembunuhan berencana.
Tindak pidana pembunuhan berencana merupakan tindak pidana pembunuhan
atau menghilangkan nyawa seseorang yang didahului oleh rencana pembunuhan terlebih
dahulu. Namun, dalam Kitab Undang – Undang Hukum Pidana, tidak dirumuskan
mengenai pengertian, syarat, dan unsur berencana dalam Tindak Pidana Pembunuhan
Berencana. Dalam kasus tindak pembunuhan berencana dibutuhkan kepekaan hakim dalam
menganalisis, mempertimbangkan, dan memutuskan perkara tindak pembunuhan
berencana.
Dalam Kitab Undang – Undang Pidana terdapat beberapa jenis pembunuhan,
seperti:
- Pembunuhan biasa yang diatur dalam pasal 338 KUHP yang menyatakan
bahwa ‘ barangsiapa dengan sengaja merampas nyawa orang lain diancam
karena pembunuhan dengan bencana paling lama lima belas tahun’
- Pembunuhan atas permintaan bersangkutan yang diatur dalam pasal 334
KUHP yang menyatakan bahwa ‘ barangsiapa merampas nyawa orang lain
atas permintaan sungguh – sungguh dari orang itu sendiri, diancam dengan
pidana penjara paling lama dua belas tahun ‘
- Pembunuhan berencana yang diatur dalam pasal 340 KUHP yang menyatakan
bahwa ‘ barangsiapa sengaja dan dengan rencana terlebih dahulu merampas
nyawa orang lain, diancam karena pembunuhan dengan rencana ( moord )
3
dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau selama waktu
tertentu paling lama dua puluh tahun ‘
B. Rumusan Masalah
1. Siapa saja sosok – sosok yang terlibat dalam “ kasus kematian misterius Brigadir J”?
2. Bagaimana Timeline Kejadian “ kasus kematian misterius Brigadir J”?
3. Bagaimana hasil sidang sementara “ kasus kematian misterius Brigadir J”?
C. Tujuan
1. Mahasiswa memiliki kemampuan analisis mengenai kasus – kasus pidana terkini
2. Mahasiswa memahami kasus – kasus pidana terkini
3. Mahasiswa menjadi lebih kritis mengenai kasus – kasus pidana terkini
4
BAB 2
ISI
5
5. Bripka R
Bripka R atau Bripka RR atau Bripka Ricky Rizal adalah salah satu ajudan
FS yang berperan membantu dan menyaksikan proses pembunuhan berencana
yang terjadi di kediaman FS dilakukan oleh FS dan Bharada E terhadap
Brigadir J.
6. Kuat Ma’ruf
Kuat Ma’ruf atau KM merupakan warga sipil yang bekerja sebagai asisten
rumah tangga Irjen FS. Selain sebagai ART, Kuat Ma’ruf juga merangkap
sebagai supir pribadi istri Irjen FS. KM disebut berperan membantu dengan
membiarkan dan menyaksikan penembakan terhadap Brigadir J.
7. Brigjen HK
Brigjen HK atau Brigjen Hendra Kurniawan adalah seorang Kepala Biro
Penanganan Internal Divisi Profesi dan Pengamanan Polri. Dalam kasus ini
Brigjen HK berperan untuk menghilangkan barang bukti dan memerintahkan
penggantian DVR yang berada disekitar kawasan rumah Irjen FS.
8. AKP IW
AKP IW atau AKP Irfan Widyanto adalah orang yang melakukan perintah
yang diberikan oleh Brigjen HK untuk mengganti CCTV dan DVR dengan
barang baru sehingga sewaktu dicek dan diselidiki DVR nya masih kosong.
9. AKBP AR
AKBP Arif Rachman Arifin adalah seorang perwira penengan polri. Dari
dakwaan yang ada AR disebutkan bahwa telah sengaja mematahkan laptop
berisi file rekaman CCTV kejadian pembunuhan di rumah Irjen FS.
6
Pada tanggal yang sama, Irjen FS melaporkan bahwa terjadi baku tembak
dikediaman nya yang menyebabkan tewasnya Brigadir J ke Polres Jakarta Selatan. Pada
pukul 19.00 – 20.00 jasad Brigadir J dilarikan ke rumah sakit polri untuk dilakukan
otopsi. Hasil otopsi yang dilakukan menunjukkan bahwa kematian Brigadir J disebabkan
oleh 7 luka tembakan dan 5 peluru bersarang didalam tubuh Brigadir J. Luka tembakan
nya terletak di kepala Brigadir J menembus sampai ke hidung, bibir bawah yang tembus
ke dagu dan rahang lalu ke tulang selangka, bagian bawah mata mengarah ke atas, jari
kelingking, pergelangan tangan , dada, dan didekat ketiak. Dokter Forensik yang
melakukan otopsi juga menyebutkan bahwa Brigadir J meninggal pada pukul 17.00.
Pada malam hari nya, istri FS, Putri C melaporkan Brigadir j KE Polres Jakarta
Selatan atas tuduhan Pelecehan dan ancaman kekerasan. Serta ditemukan laporan tipe A (
laporan yang hanya dapat dibuat oleh anggota Polri ) yang menyatakan bahwa Brigadir J
telah melakukan percobaan pembunuhan.
Pada tanggal 9 Juli 2022, Jenazah dan barang – barang milik Brigadir J
dikembalikan kepada keluarganya yang berada di Jambi, semua barang diserahkan
kecuali HP milik Brigadir J. Pihak kepolisian juga meminta tanda tangan anggota
keluarga untuk surat penerimaan jenazah. Namun, pihak kepolisian sempat melarang
keluarga untuk membuka peti mati dengan alasan jenazah sudah mengalami otopsi.
Keluarga meminta jenazah diberi formalin kemudian pihak keluarga dapat membuka peti
mati Brigadir J. Setelah membuka peti mati, pihak keluarga menyatakan bahwa penyebab
kematian Brigadir J bukan hanya tembakan saja melainkan terdapat banyak luka lainnya.
Pada tanggal 11 Juli 2022, Brigadir J dimakamkan tanpa adanya upacara
kedinasan. Pada hari yang sama Humas Polri membuat sebuah pernyatan yang
menyatakan bahwa telah terjadi baku tembak antara Brigadir J dan Bharada E dirumah
FS yang menyebabkan tewasnya Brigadir J.
Pada tanggal 26 Juli, Bharada E membuat kesaksian mengenai apa yang terjadi di
rumah FS. Kesaksian Bharada E menyatakan bahwa pada tanggal 8 Juli 2022 sore hari
rombongan FS baru datang dari Magelang dan menuju rumah dinas FS untuk menjalani
isolasi mandiri. Saat Bharada E sedang istirahat dikamarnya yang berada dilantai 2,
Bharada E mengaku mendengar teriakan dari lantai bawah. Bharada E menyatakan
bahwa saat ia turun kebawah untuk memastikan, ia melihat Brigadir J sedang memegang
pistol
7
yang diarahkan ke Putri C. Bharada E bertanya kepada Brigadir J namun Bharada E
justru mendapatkan sebuah tembakan, sehingga Bharada E mengambil pistol guna
melindungi diri. Brigadir J mengakui bahwa sempat terjadi adu tembak sebelum Brigadir
J jatuh berlutut. Bharada E juga mengtakan bahwa ia menembak brigadir J sebanyak 2
kali untuk melumpuhkan Brigadir. Kesaksian ini didukung dengan adanya kesaksian dari
Bripka R yang menyatakan hal yang sama.
Pada tanggal 27 Juli 2022, keluarga Brigadir J meminta otopsi ulang pada jasad
Brigadir J. Otopsi ulang dilakukan oleh dokter forensik dari Rs Ciptomangunkusumo
untuk memimpin proses otopsi di RSUD Jambi. Hasil otopsi akan keluar dalam 2 – 4
minggu kemudian.
Pada 3 Agustus 2022 polisi secara resmi menyatakan bahwa Bharada E
merupakan tersangka dari kasus pembunuhan Brigadir J. Bharada E dijerat dengan pasal
338 KUHP, juncto pasal 55 dan Pasal 56 KUHP karena peluru yang ditembakkan
Bharada E diduga bukan merupakan upaya perlindungan diri melainkan suatu
pembunuhan.
Pada 9 Agustus 2022 polisi melakukan sebuah konferensi pers untuk
mengumumkan hasil temuan terbaru polisi mengenai kasus pembunuhan Brigadir J.
Dalam koferensi pers polisi menyatakan bahwa terdapat beberapa upaya penghilangan
barang bukti sepertinya hilangnya rekaman CCTV, rekayasa, dan tindakan tidak
profesional saat oleh TKP. Bahkan kepolisian melakukan pemeriksaan terhadap lebih dari
60 anggota polri dan 31 diantaranya diduga terlibat dalam kasus kematian brigadir J.
Karena kejadian ini polisi melakukan tindakan menonaktifkan dan memutasi beberapa
anggota kepolisian yang terlibat. Pihak kepolisian melakukan penempatan khusus kepada
11 personelnya.
Pada koferensi pers polisi secara tegas menyatakan bahwa tidak terjadi baku
tembak antara Brigadir J dengan Bharada E melainkan Bharada E menembak Brigadir J
atas perintah FS. FS diduga melakukan penembakan ke dinding rumahnya beberapa kali
dengan pistol Brigadir J untuk membuat skenario adanya baku tembak. Hal ini membuat
FS dinyatakan sebagai tersangka kasus pembunuhan. Tersangka terjerat pasal 340 KUHP
mengenai pembunuhan berencana, Subsider pasal 338 tentang pembunuhan, dan Juncto
pasal 55 KUHP tentang persengkokolan dan Pasal 56 KUHP tentang keikutsertaan.
Pada Rabu 10 Agustus 2022, ditemukan rekaman CCTV. Rekaman CCTV
8
menunjukkan bahwa pada pukul 09.29 terlihat 2 mobil melintas di Magelang yang dikawal
9
oleh polisi. Mobil 1 berisi Putri C, KM, Bharada E, dan ART. Sedangkan mobil 2 berisi
Bripka R dan Brigadir J. Pada pukul 14.02 Mobil tersebut terlihat berhenti di rest area km
86 tol Cipali. Pada pukul 15.29 rombongan tiba dirumah FS. Pukul 14.57 terdapat
anggota tenaga kesehatan yang masuk untuk melakukan test PCR terhadap rombongan.
Pada pukul
15.49 terlihat Bharada E dan Brigadir J keluar dari rumah FS.pada pukul 17.07 Putri C
terlihat keluar dari rumah FS. Pada pukul 17.23 terekam Putri C kembali ke rumah FS
dengan setelan yang berbeda. Pada 19.31 terlihat mobil ambulance bergerak ke TKP dan
pada 19.51 terlihat beberapa mobil mengarah keluar komplek menuju ke rumah sakit polri.
Pada tanggal 11 Agustus 2022, FS mengaku telah melakukan penyerangan terhadap
Brigadir J karena mendapatkan laporan bahwa saat berada di Magelang Brigadir J
melakukan sesuatu terhadap Putri C yang mencoreng martabat keluarga sehingga FS
membuat rencana untuk membunuh Brigadir J. KM juga mengatakan bahwa terjadi
beberapa kejadian di magelang seperti pada tanggal 4 Juli KM mengaku memergoki
Brigadir J berada dekat dengan Putri C di sofa, pada tanggal 7 Juli KM mengaku
memergoki Brigadir J dan Putri C berada dikamar yang sama. Diduga KM melaporkan hal
tersebut kepada FS.
Pada senin 22 Agustus 2022, terungkap hasil otopsi kedua yang telah dilakukan.
Hasil otopsi kedua menyatakan bahwa terdapat 5 luka tembak masuk dan 4 luka tembak
keluar, 2 diantara nya berada didaerah dada dan kepala, jari yang rusak diakibatkan dari
peluru yang menyerempet jari, dan tidak adanya luka – luka pada tubuh Brigadir J
kecuali luka kibat penembakan.
Pada selasa 30 Agustus 2022, terjadi rekonstruksi pembunuhan Brigadir J yang
dimulai pada pukul 10.00 pagi dan berlangsung selama 7,5 jam di tiga lokasi yang
berbebeda. Rekonstruksi terjadi di rumah Magelang, Rumash FS, dan rumah dinas FS.
Dalam rekonstruksi pembunuhan Brigadir J terjadi perbedaan antara penembakan fersi
FS dengan penenmabakan versi Bharada E. Perbedaan terjadi dalam posisi Brigadir J saat
penembakan.
Setelah melakukan rekonstruksi kasus pembunuhan Brigadir J pada 30 Agustus
2022, kasus ini masuk ke persidangan. Persidangan terjadi pada senin 17 Oktober 2022
dan masih berlangsung hingga sekarang.
10
C. Hasil Sidang Sementara Kasus Kematian Brigadir J
a. Sidang FS
Sidang pertama FS terjadi pada 17 Oktober 2022. Pengadilan mendakwa FS atas
perintah terhadap Bharada E untuk mengarahkan senjata api Glock-17 ke tubuh
Brigadir J dan menembak Brigadir J sebanyak 3 – 4 kali sehingga Brigadir J jatuh
terkapar. FS juga memakai sarung tangan hitam dan menembak Brigadir J sebanyak 1
kali saat Brigadir J terkapar dan bergerak kesakitan sebelum menembak dinding yang
berada didekat tangga untuk membuat skenario adanya baku tembak.
Hasil sidang FS, FS dikenakan pasal 340 mengenai pembunuhan berencana,
subsider pasal 338 mengenai pembunuhan, dan juncto pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP
mengenai pelaksanaan tindak pidana. FS juga didakwa mengenai Obstruction of
Justice melanggar pasal 49 UU ITE juncto Pasal 33, dan/atau pasal 48 ayat (1) juncto
pasal 32
ayat (1), dan/atau pasal 22 ayat (1) ke 2 dan Pasal 233 KUHP juncto Pasal 55 dan 56
KUHP.
b. Sidang Bharada E
Dalam sidang ini terungkap bahwa Bharada E bukanlah orang satu – satunya yang
ditunjukan oleh FS untuk menghabisi Brigadir J. Posisi Bharada E pertamakali
ditawarkan kepada Bripka RR namun ditolah oleh Bripka RR dengan alasan tidak
memiliki keberanian yang cukup untuk melakukan pembunuhan. FS meminta
Bharada E untuk membunuh Brigadir J dengan alasan bahwa Brigadir J telah
melecehkan Putri
C. Bharada E bahkan diberikan satu kotak peluru untuk menghabiskan Brigadir J. FS
meminta Bharada E untuk melakukan nya dan mengatakan bahwa FS akan
memastikan semua nya aman.
Dua hari setelah Brigadir J meninggal dunia, Bharada E menerima uang sebesar 1
miliar sedangkan Bripka RR dan KM mendapatkan 500 juta untuk masing – masing
orang. Uang tersebut diberikan dalam mata uang dollar yang ditaruh didalam sebuah
amplop putih. Namun, uang tersebut diminta kembali oleh FS dan diganti dengan
Iphone 13 Pro max. Sehingga sampai pada tanggal 25 Agustus 2022 Bharada E
dinyatakan sebgaai Justice Collaborator. Bharada E didakwa dengan 338 KUHP,
juncto pasal 55 dan Pasal 56 KUHP.
11
c. Sidang Bripka RR dan KM
Pada saat pembacaan dakwaan Bripka RR dan KM menolak dakwaan dan
menyatakan bahwa kejadian tersebut bukan kejadian sebenarnya. Namun, pernyataan
keduanya ditolak karena alasan mereka tidak cukup kuat. Sehingga sampai tanggal 12
November 2022 sidang Bripka RR dan KM belum diumumkan putusannya.
d. Sidang Putri C
Didalam surat dakwaan mengenai pelecehan yang dilakukan oleh Brigadir J
kepada Putri C yang disampaikan oleh Putri C ke FS memang benar disampaikan.
Namun, FS tidak tahu menahu mengenai apa yang sebenarnya terjadi, FS hanya tau
dari pengaduan Putri C. Karena marah, FS akhirnya membuat rencana pembunuhan
terhadap Brigadir
J. Rencana ini juga disampaikan kepada Putri C bahkan Putri C ikut membicarakan
mengenai barang bukti kamera CCTV dengan FS. Putri C juga memberikan saran
kepada FS untuk mengenakan sarung tangan sebelum menembak Brigadir J. Putri C
bahkan menyampaikan ucapan terimakasih kepada 3 tersangka lainnya karena sudah
membantu proses pembunuhan.
Dalam surat dakwaan yang dibacakan tidak tercantum kejadian pelecehan yang
dilakukan oleh Brigadir J seperti kesaksian Putri C. Jaksa menyatakan bahwa Putri C
terlibat langsung dalam pembuatan skenario pembunuhan Brigadir J. Putri C didakwa
dengan Pasal 340 Subsider, pasal 338 Juncto, pasal 55 dan pasak 56 KUHP. Namun
setelah dibacakan dakwaan Putri C mengaku tidak memahami dakwaan tersebut.
e. Sidang Obstruction of Justice
Penyidik telah menyatakan 7 orang sebagai Obstruction of Justice, yang termasuk
ke dalam Obstructon of justice yaitu Brigjen HK, Kombes AN, AKBP AR, Kompol
BW, Kompol CP, AKP IW, dan FS. Dalam JPU Brigjen HK mnegaku diperintahkan
oleh FS untuk menghilangkan barang bukti sehingga meminta AKP IW untuk
menghapus DVR dan menggantinya dengan yang baru, AKBP AR mematahkan
Laptop berisis file CCTV asli.
Brigjen HK, Kombes AN, dan AKP IW dijerat dengan Pasal 49 juncto pasal 33
UU No. 19 Tahun 2016 tentang perubahan atas UU No. 11 Tahun 2008 tentang
Informasi dan Transaksi elektronik juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.
12
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kasus pembunuhan Brigadir J yang dilakukan oleh 4 tersangka yaitu FS, Putri C,
Bharada E, Bripka RR, dan KM merupakan sebuah kasus pembunuhan berencana yang
diatur dalam pasal 340 KUHP sehingga dapat dijatuhi hukuman penjara seumur hidup
atau 20 tahun atau hukuman mati. Keempat tersangka juga melanggar pasal 55 dan 56
KUHP yang berisi mengenai pelaku tindak kejahatan serta pelaku yang diperintahkan
untuk melakukan tindak kejahatan. Pembunuhan tersebut dibantu oleh beberapa nama
besar untuk menutupinya dengan imbalan – imbalan tertentu sehingga polisi kesulitan
dalam menemukan barang bukti. Sehingga pada sidang yang dilakukan pada 17 Oktober
2022 kemarin. Dijatuhkan dakwaan selain kepada keempat tersangka namun juga
terhadap orang – orang yang membantu untuk menghilagkan bukti dari kasus
pembunuhan tersebut. Kasus ini menyebabkan masyarakat banyak yang kehilangan
kepercayaannya kepada kepolisian Indonesia.
B. Saran
Kasus pembunuhan Brigadir J sejak terungkap ke media massa dengan judul “
polisi tembak polisi” telah headline yang banyak dibicarakan dan dicari oleh masyarakat
Indonesia. apabila kasus ini tidak diselesaian sesuai dengan Undang – Undang yang
berlaku ditakutkan akan terjadi unjuk masa atau demo mengenai putusan pengadilan.
Selain itu, masyarakat juga semakin kritis mengenai kasus pembunuhan ini. Apabila tidak
diselesaikan sesuai dengan prosedur dan seadil – adil nya maka kepercayaan rakyat
kepada kepolisian dan kejaksaan serta pemerintahaan dapat berkurang bahkan hingga
hilang kepercayaan. Oleh karena itu, diharapkan kasus ini diselesaikan dengan seadil –
adilnya.
13