Kasus Pelanggaran HAM - KEL 1
Kasus Pelanggaran HAM - KEL 1
Kasus Pelanggaran HAM - KEL 1
Disusun Oleh:
XI MIPA 6/Kelompok 1
1. DESKRIPSI KASUS
Identitas Korban
Nofriansyah Yosua Hutabarat adalah seorang anggota Brigade Kepolisian Negara Republik
Indonesia. Ia lahir dan dibesarkan di Desa Suka Makmur, Kecamatan Sungai
Bahar, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi. Ibunya, Rohani Simanjuntak, adalah
seorang guru honorer di SD Negeri 74 Sungai Bahar. Keluarga mereka tinggal di rumah dinas
SD Negeri 74 Sungai Bahar.
Pada tanggal 11 Juli 2022 dalam konferensi pers pertama kasus pembunuhan Brigadir Joshua
ini terkuak. Dalam pernyataan awal Mabes Polri mengatakan bahwa Brigadir Joshua
terbunuh dari baku tembak bersama Bharada Eliezier, hal ini dilakukan Bharada Eliezer
untuk melindungi Putri Candrawati selaku istri Irjen Ferdy Sambo.
Polisi menduga baku tembak itu terjadi karena adanya dugaan pelecehan seksual yang
dilakukan oleh Brigadir Joshua terhadap Putri Candrawati. Polri juga menyampaikan bahwa
Brigadir Joshua melepaskan tujuh tembakan yang dibalas lima tembakan dari Bharada
Eliezer. Namun scenario awal ini terbantahkan karena banyaknya kejanggalan yang terjadi
pada saat diketahui oleh publik.
Pembunuhan Brigadir J terjadi pada tanggal 8 Juli 2022 di rumah dinas Irjen. Pol Ferdy
Sambo, di kompleks Perumahan Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan, DKI Jakarta.
8 Juli 2022
Kedua orang tua beserta saudara Brigadir Yosua Hutabarat sedang berziarah ke kampung
halaman ibu Brigadir Yosua di kota Balige, Toba, dan ke Padang Sidempuan, kampung
halaman ayahnya.
Brigadir Yosua Hutabarat tewas pada sekitar pukul 17.00 WIB di rumah dinas Irjen. Ferdy
Sambo.
Keluarga Brigadir Yosua Hutabarat mendapatkan kabar kematian Brigadir Yosua Hutabarat
sekitar 23.30 WIB saat mereka sedang berada di Padang Sidempuan.
9 Juli 2022
Jenazah Brigadir Yosua Hutabarat diterbangkan dari Jakarta menuju Jambi.
10 Juli 2022
Peti Brigadir Yosua Hutabarat dibuka oleh pihak keluarga. Mereka mengaku mendapat
sejumlah kejanggalan pada mayat Brigadir Yosua Hutabarat.
11 Juli 2022
Brigadir Yosua Hutabarat dimakamkan di desa Suka Makmur, kecamatan Sungai Bahar,
kabupaten Muaro Jambi, Jambi. Pemakaman dilakukan tanpa upacara kedinasan dari
kepolisian.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, mengadakan konferensi pers di
kantor Mabes Polri, Jakarta Selatan. Dalam keterangannya, Brigadir J tewas saat terlibat baku
tembak dengan rekan polisi Bharada E. Bharada E melakukan upaya pembelaan diri karena
Brigadir J melakukan tembakan terlebih dahulu.
12 Juli 2022
Kapolres Jakarta Selatan, mengadakan jumpa pers mengenai kronologi kematian Brigadir
Yosua Hutabarat. Ia menyebut bahwa CCTV di rumah dinas Irjen. Ferdy Sambo telah rusak
sejak dua minggu sebelum insiden penembakan Brigadir Yosua Hutabarat.
Ketua Indonesia Police Watch, Sugeng Teguh Santoso, mendesak Kapolri untuk membentuk
tim gabungan pencari fakta dalam menyelidiki kasus kematian Brigadir Yosua Hutabarat. Ia
menilai status Brigadir Yosua Hutabarat belum jelas sebagai korban atau tersangka.
Kapolri membentuk tim khusus dipimpin oleh Wakapolri yang bertugas memberikan
asistensi dalam penyidikan yang dilakukan oleh Polres Jakarta Selatan.
18 Juli 2022
Kuasa hukum keluarga Brigadir Yosua Hutabarat mendatangi Bareskrim Polri untuk
melaporkan pembunuhan berencana terhadap Brigadir Yosua Hutabarat, hilangnya ponsel
milik Brigadir Yosua Hutabarat, dan penyadapan terhadap ponsel milik keluarga Brigadir.
Kapolri menonaktifkan Kadiv Propam Irjen. Ferdy Sambo, Karo Paminal Div propam Polri
Brigjen.
27 Juli 2022
Autopsi kedua terhadap jenazah Brigadir Yosua Hutabarat dilaksanakan di Rumah Sakit
Umum Daerah Sungai Bahar, Muaro Jambi, Jambi.
Brigadir Yosua Hutabarat dimakamkan kembali, kini dengan upacara kedinasan Polri.
3 Agustus 2022
Ayah Brigadir Yosua Hutabarat, Samuel Hutabarat, didampingi oleh persatuan marga
Hutabarat dan kuasa hukum persatuan marga Hutabarat, melakukan audiensi di kantor
Kemenkopolhukam untuk menyampaikan pendapat dan keluhan mengenai penanganan kasus
kematian Brigadir Yosua Hutabarat yang dirasa tidak transparan.
Dirtipidum Bareskrim Polri, mengumumkan Bharada Richard Eliezer sebagai tersangka
kasus pembunuhan Brigadir Yosua Hutabarat.
9 Agustus 2022
Kapolri Jenderal mengumumkan Irjen. Ferdy Sambo sebagai tersangka kasus pembunuhan
Brigadir Yosua Hutabarat. Berdasarkan keterangan Kapolri, Brigadir Yosua Hutabarat tewas
ditembak dengan sengaja oleh Bharada Richard Eliezer atas perintah dari Irjen Ferdy Sambo.
Untuk membuat kesan telah terjadi baku tembak, Irjen Ferdy Sambo menembakkan peluru ke
dinding rumah berkali-kali dengan menggunakan pistol milik Brigadir Yosua Hutabarat.
12 Agustus 2022
Polri menghentikan penyidikan terhadap dua laporan, yaitu kasus dugaan pelecehan yang
dilaporkan Putri Candrawathi dan kasus percobaan pembunuhan terhadap Bharada E yang
dilaporkan anggota Polres Metro Jakarta Selatan. Dikatakan bahwa dua laporan tersebut lebih
merupakan upaya menghalangi keadilan dalam kasus pembunuhan Brigadir Yosua.
19 Agustus 2022
Kapolri mengumumkan 5 tersangka terkait pembunuhan berencana terhadap Brigadir Yosua:
Bharada E bertugas sebagai penembak Brigadir J, sementara Bripka R dan tersangka K turut
membantu dan menyaksikan penembakan.Sementara Irjen Ferdy Sambo merupakan dalang
yang memerintahkan Bharada E menembak, dan membuat skenario seolah-olah terjadi baku
tembak denggan Brigadir J.
Motif Pembunuhan
Pembunuhan atas Brigadir Joshua masih belum terkuak dan menyembunyikan banyak teka-
teki yang belum terjawab. Semua orang yang mengikuti berita ini masih bertanya-tanya
bagaimana kronologi dan kasus pembunuhan atas Brigadir Joshua bisa terjadi. Padahal
korban terkenal dekat dan sangat akrab dengan seluruh anggota keluarga Irjen Ferdy Sambo.
Sebelumnya banyak skenario motif berbeda-beda yang beredar. Salah satu motifnya yakni
terkait adanya perselingkuhan terhadap Istri Irjen Ferdy Sambo, PC yang dilakukan oleh
Brigadir J sebelum tewas. Pembunuhan terhadap Brigadir J dipicu kemarahan Ferdy Sambo
setelah mendapat laporan dari istrinya. Ferdy Sambo emosi saat sang istri melaporkan
peristiwa yang terjadi di Magelang.
Namun, dalam kasus ini adanya Obstruction of justice yakni tindak pidana berat, dimana
adanya kesengajaan manipulasi atau rekayasa situasi untuk menutupi peristiwa pidana dari
yang sebenarnya.
Disebutkan Kapolri, Irjen Ferdi Sambo adalah dalang dan otak dari pembunuhan terhadap
Brigadir J. Dalam prosesnya Irjen Sambo dikatakan sebagai pengatur skenario untuk
menghambat proses pengungkapan, dan penyidikan pembunuhan terhadap ajudannya itu.
Pembunuhan Brigadir J, dilakukan oleh Bharada Richard Eliezer, atas perintah dari Irjen
Sambo. Pembunuhan itu, dilakukan dengan menggunakan senjata milik Bripka Rick Rizal.
Setelah ditetapkan lima orang ini sebagai tersangka dari pembunuhan Brigadir Joshua, motif
pembunuhan masih menjadi polemik dan teka-teki yang belum jelas di sampaikan ke media.
Dengan alasan semua akan dibuka secara jelas di Persidangan nantinya, menunggu hasil
penyelidikan di meja hijau
3. ANALISIS KASUS
Para pelaku pembunuhan Brigadir Yoshua Hutabarat telah melanggar:
1. Pancasila sila ke 2
“Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
2. Pasal 28 A UUD 1945
“Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan
kehidupannya.”
3. Pasal 28 I ayat 1 UUD 1945
“Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani,
hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi di
hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut
adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun.”
4. Pasal 340 KUHP
"Barang siapa yang dengan sengaja dan rencana lebih dulu merampas nyawa orang
lain, diancam pembunuhan dengan rencana dengan pidana mati atau penjara seumur
hidup atau penjara dalam waktu tertentu yang paling lama 20 tahun."
5. Pasal 338 KUHP
"Barang siapa dengan sengaja merampas nyawa orang lain, diancam karena
pembunuhan dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun."
6. Pasal 355 KUHP
“Penganiayaan berat yang dilakukan dengan rencana terlebih dahulu, diancam dengan
pidana penjara paling lama dua belas tahun. Jika perbuatan itu mengakibatkan
kematian, yang bersalah diancam dengan pidana penjara paling lama lima belas
tahun.”
7. Pasal 55 KHUP
(1) Dipidana sebagai pelaku tindak pidana:
1. Mereka yang melakukan, yang menyuruh melakukan, dan yang turut serta
melakukan perbuatan;
2. Mereka yang dengan memberi atau menjanjikan sesuatu dengan menyalahgunakan
kekuasaan atau martabat, dengan kekerasan, ancaman atau penyesatan, atau dengan
memberi kesempatan, sarana atau keterangan, sengaja menganjurkan orang lain
supaya melakukan perbuatan.
(2) Terhadap penganjur, hanya perbuatan yang sengaja dianjurkan sajalah yang
diperhitungkan, beserta akibat-akibatnya.
8. Pasal 56 KUHP
Dihukum sebagai orang yang membantu melakukan kejahatan:
1. Barangsiapa dengan sengaja membantu melakukan kejahatan itu;
2. Barangsiapa dengan sengaja memberikan kesempatan, daya upaya, atau keterangan
untuk melakukan kejahatan itu.
9. Pasal 1 UU No. 39 Tahun 1999
“..Seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk
Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi
dan dilindungi oleh negara, hukum dan Pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta
perlindungan harkat dan martabat manusia.”
KESIMPULAN
A. Pelanggaran HAM adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang termasuk
aparat negara baik disengaja maupun tidak ataupun kelalaian yang melawan hukum,
mengurangi, menghalangi, membatasi dan mencabut HAM seseorang atau kelompok
orang yang dijamin oleh undang-undang dan tidak mendapat atau dikhawatirkan tidak
akan memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan benar berdasarkan mekanisme
hukum yang berlaku.
B. Pembunuhan Brigadir Yoshua termasuk ke dalam bentuk pelanggaran HAM
penyiksaan. Yakni perbuatan yang dilakukan secara sengaja sehingga menimbulkan
rasa sakit yang teramat atau penderitaan baik jasmani maupun rohani pada seseorang.
C. Berdasarkan sifatnya, dikategorikan sebagai pelanggaran HAM berat, karena
pembunuhan mengancam sekaligus menghilangkan nyawa manusia.
D. Menurut UU RI Nomor 26 Tahun 2000 pelanggaran HAM berat kasus pembunuhan
termasuk dalam kejahatan terhadap kemanusiaan. Merupakan suatu perbuatan yang
dilakukan sebagai bagian dari serangan yang meluas atau sistematik yang
diketahuinya bahwa serangan tersebut ditujukan secara langsung terhadap penduduk
sipil.
E. Faktor penyebab pelanggaran HAM pembunuhan Brigadir J karena internal, dipicu
kemarahan Ferdy Sambo, yakni hilangnya kesadaran HAM, sikap egois dan sikap tidak
toleran terhadap orang lain, yang timbul dari diri pelaku pelanggar HAM tersebut.
Selain itu, terdapat faktor eksternal, yakni penyalahgunaan kekuasaan. Sebagai polisi,
para tersangka menggunakan kekuatan/kekuasaannya untuk membunuh rekan
polisinya sendiri.
F. Sebagai kesatuan polisi, para tersangka seharusnya mengikuti kewajiban sebagaimana
yang tertera dalam:
a. Pasal 28J ayat 1
Wajib menaati HAM orang lain.
b. Pasal 30 ayat 1
Wajib ikut serta dalam pertahanan dan keamanan.
G. Penyelesaian kasus pelanggaran HAM diselesaikan di meja hijau/pengadilan.
H. Upaya pencegahan pelanggaran HAM yakni dengan mencegah semua faktor
penyebab dari pelanggaran HAM
c. Supremasi hukum dan demokrasi harus ditegakkan. Pendekatan hukum dan
pendekatan diaogis harus dikemukakan dalam rangka melibatkan pertisipasi
masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Para pejabat penegak
hukum harus memenuhi kewajiban dengan memberikan pelayanan yang baik dan
adil kepada masyarakat, memberikan perlindungan kepada setiap orang dari
perbuatan melawan hukum dalam rangka menegakkan hukum.
d. Meningkatkan kualitas pelayanan publik.
e. Meningkatkan pengawasan dari masyarakat dan lembaga-lembaga politik.
f. Meningkatkan penyebarluasan prinsip-prinsip HAM kepada masyarakat.
g. Meningkatkan kerja sama yang harmonis antarkelompok atau golongan dalam
masyarakat.