0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
174 tayangan11 halaman

Makalah Pendapatan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 11

MAKALAH TEORI AKUNTANSI

PENDAPATAN

Disusun Oleh:

Pragista Ayunda Karna (23023000165)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PRODI AKUNTANSI

UNIVERSITAS MERDEKA MALANG

2024
BAB I

1.1 Latar Belakang


Pendapatan adalah konsep yang merujuk pada pengakuan, pengukuran, dan
pelaporan pendapatan dalam konteks akuntansi. Ini melibatkan berbagai prinsip, metode,
dan kerangka kerja yang digunakan oleh akuntan untuk memastikan bahwa pendapatan
dilaporkan dengan akurat dan relevan dalam laporan keuangan suatu entitas bisnis.
Pendapatan merupakan salah satu unsur penting dalam laporan keuangan karena
mencerminkan nilai ekonomis yang dihasilkan oleh entitas bisnis dari aktivitas
operasionalnya selama periode tertentu.
Pendapatan dapat berasal dari berbagai sumber, seperti penjualan produk atau jasa,
sewa, bunga, dividen, dan lainnya. Setiap jenis pendapatan memiliki karakteristik dan
perlakuan akuntansi yang berbeda, yang memerlukan pemahaman yang mendalam dari segi
konsep dan praktek akuntansi. Pendapatan harus dilaporkan sesuai dengan prinsip dan
standar akuntansi yang berlaku, seperti Standar Akuntansi Keuangan (SAK) atau Generally
Accepted Accounting Principles (GAAP). Pemahaman yang baik tentang kerangka kerja
konseptual, prinsip pengakuan pendapatan, dan kriteria pengukuran pendapatan sangat
penting dalam menyusun laporan keuangan yang akurat dan relevan.
Informasi pendapatan yang tepat dan terpercaya sangat penting bagi para pengguna
laporan keuangan, seperti investor, kreditor, manajemen perusahaan, dan pihak
berkepentingan lainnya, untuk melakukan analisis kinerja, evaluasi kelayakan investasi, dan
pengambilan keputusan bisnis lainnya. Pendapatan sering kali menjadi subjek kontroversi
dalam praktik akuntansi, terutama dalam hal pengakuan pendapatan yang tepat waktu,
pengukuran pendapatan yang adil dan konsisten, serta penilaian risiko dan estimasi.
Makalah dapat mengeksplorasi tantangan dan isu-isu yang terkait dengan pendapatan dalam
teori dan praktik akuntansi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana definisi dari pendapatan?
2. Apa saja karakteristik dari pendapatan?
3. Bagaimana pengakuan dari pendapatan?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari pendapatan.
2. Untuk mengetahui karakteristik dari pendapatan.
3. Untuk mengetahui pengakuan atas pendapatan.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Pendapatan


Teori akuntansi menyatakan bahwa pendapatan mempresentasikan capaian dan biaya
mempresentasi upaya. Konsep upaya dan hasil mempunyai implikasi bahwa pendapatan
dihasilkan oleh biaya. Biaya pendapatan dapat tercipta dan bukan sebaliknya pendapatan
menanggung biaya. Menurut FASB, definisi dari pendapatan adalah “Arus masuk atau
peningkatan nilai asset entitas atau penyelesaian kewajiban (atau kombinasi dari keduanya)
selama satu periode dari pengiriman atau prduksi barang, pemberian jasa, atau pelaksanaan
kegiatan lainnya yang merupakan operasi utama atau sentral entitas yang sedang
berlangsung”. Menurut Paton dan Littleton (1970): “Pendapatan adalah produk perusahaan,
yang diukur dari jumlah asset baru yang diterima dari pelanggan, dinyatakan dalam istilah
asset pendapatan diawali, diakhiri, oleh arus dana dari pelanggan atau investor dalam
penghasilan produk bisnis, komoditas atau pelayanan lainnya”.
Menurut PSAK 23, unsur-unsur pendapatan terdiri dari:
1. Penjualan barang
2. Penjualan jasa
3. Penggunaan asset perusahaan oleh pihak-pihak lain yang menghasilkan bunga, royalty,
dan dividen.
Pendapatan digolongkan menjadi beberapa bagian, yaitu:
1. Pendapatan operasional perusahaan
Pendapatan yang berasal dari kegiatan utama perusahaan. Pendapatan tersebut diharapkan
akan terus dihasilkan selama kegiatan utama perusahaan tersebut terus berjalan.
2. Pendapatan non operasional perusahaan
Pendapatan yang berasal dari luar luar kegiatan utama perusahaan.
3. Pendapatan luar biasa
Pendapatan yang dihasilkan dari sesuatu yang tidak wajar dan tidak diketahui kapan akan
mendapatkan kejadian tersebut. Contohnya adalah hadiah, sumbangan, dan lain-lain.
4. Pendapatan dari hasil pajak
Pendapatan yang dihasilkan dari kegiatan operasional perusahaan dikurangi beban pajak
yang tarifnya ditentukan berdasarkan undangundang yang berlaku.
Kesimpulan dari penjelasan di atas adalah pendapatan perusahaan berasal dari dua
sumber yaitu sumber dari kegiatan utama perusahaan dan sumber dari luar kegiatan
perusahaan. Pendapatan dari kegiatan utama perusahaan dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Pendapatan penjualan barang
Pendapatan yang berasal dari barang yang diproduksi perusahaan untuk dijual dan barang
yang dibeli perusahaan lalu dijual kembali selama periode tertentu yang nilainya
dibebankan kapan pembeli atau pelanggan.
2. Pendapatan penjualan jasa
Pendapatan yang berasal dari jasa yang diberikan perusahaan kepada pelanggan.
Pendapatan dari luar kegiatan utama perusahaan melalui penggunaan asset
perusahaan oleh pihak lain meliputi:
1. Bunga
Pembebanan untuk penggunaan kas, setara kas, atau jumlah terutang kepada perusahaan.
2. Royalty
Pembebanan untuk penggunaan asset jangka panjang perusahaan misalnya, paten, merk
dagang, hak cipta dan lainnya.
3. Dividen
Distribusi laba kepada pemegang investasi ekuitas sesuai dengan proporsi mereka dari
jenis modal tertentu.

2.2 Karakteristik Pendapatan


Pendapatan dalam akuntansi memiliki beberapa karakteristik yang penting untuk
dipahami. Berikut adalah karakteristik lengkap dari pendapatan dalam akuntansi:
1. Akrual Basis
Pendapatan dalam akuntansi umumnya diakui berdasarkan prinsip akrual, yang berarti
pendapatan diakui saat transaksi atau kegiatan yang menghasilkan pendapatan terjadi,
bukan pada saat kas diterima atau barang atau jasa dikirim.
2. Ekonomis
Pendapatan mencerminkan nilai ekonomis yang dihasilkan oleh entitas bisnis dari
aktivitas operasionalnya selama periode tertentu. Nilai ekonomis ini dapat berupa uang
tunai, klaim terhadap aset, atau peningkatan nilai ekonomis lainnya.
3. Transaksi Bisnis
Pendapatan berasal dari transaksi bisnis yang melibatkan penjualan barang atau jasa,
penggunaan aset, atau aktivitas lain yang menghasilkan arus kas masuk atau kenaikan
nilai ekonomis.
4. Pemisahan Pendapatan dari Modal
Pendapatan harus dipisahkan dari kontribusi modal atau investasi pemilik. Ini berarti
bahwa pendapatan tidak termasuk arus kas yang diterima dari pemilik sebagai kontribusi
modal.
5. Keterkaitan dengan Hasil
Pendapatan berkaitan erat dengan hasil kegiatan operasional entitas bisnis. Ini
mencerminkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba atau keuntungan dari
aktivitas bisnisnya.
6. Pengakuan Berdasarkan Kriteria
Pendapatan diakui dalam laporan keuangan ketika kriteria pengakuan terpenuhi, seperti
terjadinya transaksi yang menghasilkan pendapatan, ketersediaan pendapatan untuk
pengukuran, kepastian pendapatan, dan kerealisasian pendapatan.
7. Pengukuran dengan Kepastian yang Memadai
Pendapatan diukur dengan kepastian yang memadai, berdasarkan nilai tunai yang
diterima, nilai pasar barang atau jasa yang diberikan, atau nilai yang dapat diukur secara
andal.
8. Relevansi dan Keandalan
Informasi pendapatan yang dilaporkan dalam laporan keuangan harus relevan dan dapat
diandalkan bagi para pengguna laporan keuangan untuk analisis kinerja keuangan dan
pengambilan keputusan bisnis.
Dengan memahami karakteristik lengkap dari pendapatan dalam akuntansi, praktisi
akuntansi dapat mengakui, mengukur, dan melaporkan pendapatan dengan cara yang sesuai
dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku dan memenuhi kebutuhan informasi para
pemangku kepentingan.
2.3 Pengakuan Pendapatan
Menurut SFAC No. 5 pengakuan pendapatan adalah: Pencatatan suatu item dalam
akun-akun dan laporan keuangan seperti aktiva, kewajiban, pendapatan, beban, keuntungan,
atau kerugian. Pengakuan pendapatan tidak boleh menyimpang dari landasan konseptual.
Konseptual pendapatan hanya dapat diakui kalau memenuhi kualitas keterukuran dan
keterandalan. Kriteria keterukuran berkaitan dengan masalah berapa jumlah rupiah produk
tersebut dan criteria keterandalan berkaitan dengan masalah apakah jumlah tersebut objektif
serta dapat diuji kebenarannya. Kedua kriteria tersebut harus terpenuhi untuk mengakui
pendapatan.
Menurut Dycman, Dukes dan Davis (1999: 269) untuk perusahaan yang lebih
banyak memberikan jasa daripada produk, pengakuan pendapatan mengikuti prosedur yang
samadengan untuk transaksi barang berwujud. Empat metode pengakuan pendapatan untuk
penjualan jasa adalah sebagai berikut:
1. Kinerja khusus
Metode kinerja khusus adalah metode untuk pemberian jasa dengan melakukan aksi tunggal.
Misalnya, seorang tukang tambal ban memperoleh pendapatan dari menambal ban
pelanggan.
2. Kinerja proporsional
Metode kinerja proporsional adalah pendapatan jasa yang diperoleh lebih dari aksi tunggal
dan jika jasa melebihi satu periode akuntansi. Pendapatan dalam metode ini diakui
berdasarkan kinerja proporsional setiap tindakan. Metode ini dari akuntansi untuk
pendapatan jasa disebut juga metode penyelesaian.
3. Kinerja selesai
Metode kinerja selesai adalah mengakui pendapatan yang diperoleh dengan melakukan
berbagai tindakan yang tindakan terakhir merupakan hal penting dalam hubungannya
dengan total transaksi jasa karena menganggap pendapatan jasa hanya akan diperoleh
setelah melakukan transaksi yang terakhir. Metode ini disebut juga metode kontrak selesai.
4. Penagihan
Metode penagihan adalah dimana ada ketidakpastian dalam penagihan piutang atau estimasi
beban yang terkait dengan pendapatan tidak dapat dipercaya sehingga persyaratan
reliabilitas tidak dipenuhi.
Berdasarkan Finanacial Accounting Standard Aboard (FASB) ada dua kriteria
pengakuan pendapatan:
1. Realizable
Pendapatan dapat dikatakan telah terealisasi bila produk atau jasa terjual atau ditukarkan
dengan kas.
2. Earned
Pendapatan yang baru diakui setelah pendapatan tersebut telah terhimpun dimana
kegiatan ini menghasilkan pendapatan yang telah berjalan dan secara substansial telah
selesai sehingga ada unit yang dapat memanfaatkan pendapatan tersebut.
AICPA memberikan kaidah pengakuan umum untuk penjualan jasa sebagai berikut:
1. Kalau pemberian jasa terdiri atas pelaksanaan satu pekerjaan atau tindakan, pendapatan
harus diakui pada saat pekerjaan tersebut selesai dilakukan.
2. Kalau pemberian jasa terdiri atas pelaksanaan serangkaian pekerjaan atau tindakan secara
bertahap, pendapatan harus diakui selama periode pelaksanaan pekerjaan secara
proporsional.
3. Kalau terdapat tingkat ketidakpastian yang tinggi berkenaan dengan ketertagihan atau
kolektibilitas pendapatan jasa, pendapatan baru diakui setelah kas berkumpul.
Berdasarkan PSAK 23 pengakuan pendapatan jasa meliputi:
1. Bila hasil suatu transaksi yang meliputi penjualan jasa dapat diestimasi dengan andal,
pendapatan sehubungan dengan transaksi tersebut harusdiakui dengan acuan pada
tingkat penyelesaian dari transaksi pada tanggal neraca.
2. Pengakuan pendapatan dengan acuan pada tingkat penyelesaian dari suatu transaksi
dimana pendapatan diakui saat jasa diberikan.
3. Pendapatan diakui bila besar kemungkinan manfaat ekonomi sehubungan dengan
transaksi tersebut akan diperoleh perusahaan.
4. Bila jasa dihasilkan oleh sejumlah kegiatan yang tidak dapat ditentukan selama suatu
periode tertentu, pendapatan diakui atas dasar garis lurus selama periode tertentu kecuali
jika ada bukti bahwa ada metode lain yang lebih baik yang baik yang mencerminkan
tingkat penyelesaian.
5. Bila hasil transaksi yang meliputi penjualan jasa tidak dapat diestimasi dengan andal,
pendapatan yang diakui hanya yang berkaitan dengan beban yang telah diakui yang
dapat diperoleh kembali.
6. Jika hasil suatu transaksi tidak dapat diestimasi dengan andal dan kemungkinan kecil
biaya yang terjadi yang akan diperoleh kembali, pendapatan tidak diakui dan biaya yang
terjadi diakui sebagai beban.
BAB III
KESIMPULAN

Teori akuntansi menyatakan bahwa pendapatan mempresentasikan capaian dan


biaya mempresentasi upaya. Pendapatan digolongkan menjadi beberapa bagian, yaitu: (1)
Pendapatan operasional perusahaan, (2) Pendapatan non operasional perusahaan, (3)
Pendapatan luar biasa, (4) Pendapatan dari hasil pajak. Pengakuan pendapatan tidak boleh
menyimpang dari landasan konseptual. Konseptual pendapatan hanya dapat diakui kalau
memenuhi kualitas keterukuran dan keterandalan. Kriteria keterukuran berkaitan dengan
masalah berapa jumlah rupiah produk tersebut dan criteria keterandalan berkaitan dengan
masalah apakah jumlah tersebut objektif serta dapat diuji kebenarannya. Kedua kriteria
tersebut harus terpenuhi untuk mengakui pendapatan.
DAFTAR PUSTAKA

(Suwardjono, Teori Akuntansi : perekayasaan pelaporan keuangan/Suwardjono, 2005)

Anda mungkin juga menyukai