ZPT Oval

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 26

i

ZAT PENGANTUR TUMBUH (ZPT)

LAPORAN

Oleh :

FATHIR MUHAMMAD NAUFAL


2204290078
AGROTEKNOLOGI 4

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
MEDAN
2024
ZAT PENGANTUR TUMBUH (ZPT)

LAPORAN

Oleh:

FATHIR MUHAMMAD NAUFAL


2204290078
AGROTEKNOLOGI 4

Laporan Ini Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Mengikuti Praktikum pada
Mata Kuliah Praktikm Fisiologi Tanaman pada Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Disetujui oleh:

Anggita Angraini Sagala


Asisten Praktikum

Disahkan oleh :

Aisar Novita S.P., M. P.


Dosen Penanggung Jawab

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
MEDAN
2024
i

KATA PENGANTAR

Puji Syukur Atas Kehadirat Allah Swt Yang Telah Memberikan Rahmat
Kesempatan Dan Kekuatan Bagi Penulis Dapat Menyelesaikan Laporan
Praktikum Yang Berjudul “Zat Pengatur Tumbuh (ZPT)”.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungannya, baik secara moral dan
material.
2. Ibu Aisar Novita S.P.,M.P. selaku Dosen penanggung jawab Praktikum
Fisiologi Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera
Utara.
3. Ibu Ir. Suryawaty M.,S. Selaku Asisten Praktikum Fisiologi Tumbuhan
Fakultas Pertanian Universitas Muhmamdiyah Sumatera Utara.
4. Kakak Wita Sania Agustin selaku Assisten Praktikum Fisiologi Tumbuhan
Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
5. Kakak Dinda Ashri Safira selaku Assisten Praktikum Fisiologi Tumbuhan
Fakultas Pertanian Universitas Muhmamdiyah Sumatera Utara.
6. Kakak Anggita Sagala selaku Assisten Praktikum Fisiologi Tumbuhan
Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
7. Teman teman yang telah memberikan dukungan dan partisipasinya, baik dalam
pengejaan Laporan Praktikum dan Dokumentasi.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna,Oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.

Medan, 2 April 2024

Penulis
ii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR............................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................ ii
DAFTAR TABEL.................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR............................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................ v
PENDAHULUAN.................................................................................... 1
Latar Belakang............................................................................... 1
Tujuan Praktikum.......................................................................... 2
Kegunaan Praktikum ..................................................................... 3
TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................... 4
BAHAN DAN METODE........................................................................ 7
Tempat dan Waktu......................................................................... 7
Alat dan Bahan .............................................................................. 7
Pelaksanaan Praktikum ................................................................. 7
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 8
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 9
Kesimpulan ................................................................................... 9
Saran ............................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 10
LAMPIRAN............................................................................................. 12

ii
iii

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

1. Pengamatan Pertumbuhan Jumlah Tunas Tanaman Mawar


(Rosa sp) Tanpa Perlakuan ................................................................ 14
2. Pengamatan Pertumbuhan Jumlah Tunas Tanaman Mawar
(Rosa sp) Perlakuan ZPT Auksin....................................................... 14
3. Pengamatan Pertumbuhan Jumlah Tunas Tanaman Mawar
(Rosa sp) Perlakuan ZPT Giberelin.................................................... 14

iii
iv

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

1. Timbang biji kacang hijau.................................................................. 12


2. Timbang biji kacang kedelai............................................................... 12
3. Timbang biji jagung............................................................................ 12
4. Beri air biji yang sudah di timbang.................................................... 13
5. Diambang biji yang sudah diberi air selama 15 menit....................... 13
6. Saring biji........................................................................................... 13
7. Timbang berat kacang hijau setelah perendaman............................... 14
8. Timbang berat kacang kedelai setelah perendaman........................... 14
9. Timbang berat jagung setelah perendaman........................................ 14

iv
v

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1. Dokumentasi.................................................................................. 12

v
vi

vi
1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) adalah senyawa organik bukan hara yang

dalam jumlah sedikit dapat mendukung serta merangsang, menghambat dan

mengubah penggunaan kontribusi proses fisiologi tanaman. Dalam dunia

pertanian ZPT merupakan faktor pendukung yang dapat memberikan besar dalam

keberhasilan usaha budidaya pertanian. Namun penggunaan hormon ini harus

dilakukan dengat tepat. Tingkat keberhasilan dalam penggunaan ZPT ini pada

dasarnya tergantung pada jenis dan konsentrasi (Kurniati dkk., 2017).

Auksin adalah zat hormon tumbuhan yang ditemukan pada ujung batang,

akar dan pembentukan bunga yang berfungsi sebagai pengatur pembesaran sel dan

memicu pemanjangan sel di daerah belakang meristem ujung. Auksin berperan

penting dalam pertumbuhan tumbuhan. Peran auksin pertama kali ditemukan oleh

ilmuwan Belanda bernama Fritz Went. Auksin mampu meningkatkan proses

metabolisme dan biokimia dalam benih. Meningkatnya proses imbibisi akan

berdampak pada peningkatan indeks vigorbenih yang dihasilkan. Masuknya air

dan zat lainnya yang terkandung dalam Auksin menyebabkan terjadiya proses

kimiawi pada benih yang ditandai dengan perkecambahan benih. Auksin yang

didalamnya mengandung zat/bahan aktif yang berfungsimerangsang

pembentukkan batang dan pembelahan sel (Debitama dkk., 2022).

Gibberellin merupakan salah satu zat tumbuh yang termasuk pada

kelompok fitohormon dan terdapat dalam organ akar, batang, daun, tunas-tunas

bunga, golongan bintil akar dan buah muda Gibberellin termasuk ke terpenoid
2

dalam yang terbentuk dari unit isoprena yang terdiri dari 5 atom carbon (C5H8)

peningkatan panjang batang adalah respon yang paling spesifik akibat pemberian

GA3, karena terjadinya peningkatan dalam aktifitas sel hal pembelahan,

perpanjangan sel yang menyebabkan terjadinya pertambahan ukuran tanaman

(Permatasari dkk., 2016).

ZPT dapat dibagi menjadi ZPT alami dan ZPT kimia. Umumnya ZPT

alami langsung tersedia di alam dan berasal dari bahan organik, contoh bahan

alami yang dapat dimanfaatkan sebagai ZPT antara lain air kelapa, ekstrak

bawang merah, ekstrak rebung, dan ekstrak tauge. Kedua hormon tersebut

digunakan untuk mendukung pembelahan selembrio kelapa. Berdasarkan hasil

penelitian bahwa ekstrak bawang merah sebanyak 30 % dari 300 ml ekstrak

ditambah dengan 1 liter air dapat meningkatkan daya kecambah pada benih

(Muslimah dkk., 2021).

Selama proses yang dilakukan dalam perbanyakan tanaman mawar.

penggunaan zat pengatur tumbuh dari auksin sangatlah penting, karena dapat

membantu mempercepat proses pertumbuhan akar. Namun penggunaan zat

pengatur tumbuh bila digunakan dengan konsentrasi rendah akan merangsang dan

menggiatkan pertumbuhan tanaman, dan sebaliknya bila digunakan dalam jumlah

besar atau konsentrasi tinggi akan menghambat pertumbuhan bahkan dapat

mematikan tanaman (Khairunnisa dkk., 2022).

Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum Fisiologi Tumbuhan ini yaitu Untuk melihat

pengaruh pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

Kegunaan Praktikum

2
3

Adapun kegunaan dari Praktikum Fisiologi Tumbuhan ini yaitu :

1. Sebagai salah satu syarat mengikuti praktikum Fisiologi Tumbuhan fakultas

pertanian universitas muhammadiyah sumatera utara.

2. Sebagai syarat untuk mengikuti praktikal test Fisiologi Tumbuhan fakultas

pertanian universitas muhammadiyah sumatera utara.

3. Menambah pengetahuan bagi mahasiswa.

3
4

TINJAUAN PUSTAKA

Zat pengatur tumbuh merupakan senyawa yang diberikan ke tanaman

sebagai suplemen tambahan untuk meningkatkan proses pembelahan sel agar

lebih aktif lagi. dalam jumlah yang kecil zpt dapat menstimulir pertumbuhan

tanaman dan dalam jumlah yang besar zpt justru menghambat pertumbuhan. Zat

pengatur tumbuh Hormonik memiliki keunggulan lebih yaitu mengandung paling

banyak jenis hormon organic yaitu Auxin, Giberelin, Sitokinin yang

diformulasikan hanya dari bahan alami yang dibutuhkan oleh semua jenis

tanaman sehingga tidak membahayakan (aman) bagi kesehatan manusia maupun

binatang dan berdaya guna mempercepat proses pertumbuhan tanaman, membantu

pertumbuhan akar dan meningkatkan keawetan hasil panen (Yatue dkk., 2020).

Stek pucuk merupakan cara perbanyakan tanaman yang relatif mudah

dilakukan. Pembibitan dengan cara ini merupakan salah satu cara cepat dalam

memenuhi kebutuhan bahan tanaman skala besar. Namun dalamproses produksi

diperlukan media tanam dan juga zat pengatur tumbuh yang tepat untuk

memperoleh kualitas bibit yang baik. Zat pengatur tumbuh (ZPT) merupakan

senyawa organik bukan hara yang mempengaruhi proses pada fisiologi suatu

tanaman (Naomi dkk., 2018).

Seringkali ZPT yang secara alami ada dalamtanaman berada di bawah

optimal, sehingga dibutuhkan sumber dari luar untuk menghasilkan respon yang

maksimal. Pada fase pembibitan dengan metode stek, penggunaan ZPT secara

langsung dapat meningkatkan kualitas bibit serta mengurangi jumlah bibit yang

tumbuh abnormal. ZPT yang bersumber dari bahan organik lebih bersifat ramah

4
5

lingkungan, mudah didapat, aman digunakan, dan lebih murah (Pranata dkk.,

2018).

Setek sebagai suatu perlakuan pemisahan, pemotongan beberapa bagian

tanaman (akar, batang, daun dan tunas) dengan tujuan agar bagian-bagian itu

membentuk akar. Setek batang adalah salah satu cara perbanyakan sacara

vegetatif yang sering dilakukan oleh petani dengan bentuk sayatan miring.

Pemulihan luka pada setek dilakukan oleh sel-sel meristematik yang terbentuk

antara jaringan yang tidak terluka dengan lapisan nekrotik. Lapisan nekrotik ini

kemudian menghilang dan digantikan oleh kalus yang dihasilkan oleh sel-sel

parenkim. Agar tanaman tumbuh sesuai harapan maka zat perangsang tumbuh

atau hormon pengatur pertumbuhan terutama untuk pertumbuhan akar sudah biasa

dilakukan. Auksin adalah salah satu hormon tumbuh yang tidak terlepas dari

proses pertumbuhan dan perkembangan suatu tanaman (Kori dkk., 2017).

Zat pengatur tumbuh yang biasa digunakan saat ini adalah zat pengatur

tumbuh sintetik yang harganya relatif mahal. Untuk mengatasi hal tersebut perlu

adanya pemanfaatan bahan-bahan alami, seperti: bawang merah, kecambah,

jagung, air kelapa, urin sapi dan lain-lain. Bahan-bahan alami tersebut selain

murah juga mudah diproses dan tidak mengandung zat kimia buatan. Bahan-

bahan tersebut mengandung zat pengatur tumbuh pada konsentrasi tertentu,

penelitian ini menggunakan air kelapa dan bawang merah. Air kelapa

mengandung sitokinin. Sitokinin berfungsi untuk pembentukan organ, menunda

penuaan, memacu perkembangan kuncup, memacu perkembangan kloroplas dan

sintesis klorofil. Sedangkan pada bawang merah terkandung vitamin B1, Thiamin,

riboflavin, asam nikotinat, serta mengandung ZPT auksin dan rhizokalin yang

5
6

dapat merangsang pertumbuhan akar (Sari dkk., 2017) Salah satu jenis

perbanyakan pada mawar adalah stek. Stek merupakan cara perbanyakan secara

vegetatif dengan cara memotong bagian vegetatif untuk ditumbuhkan menjadi

tanaman dewasa yang memiliki sifat mirip dengan induknya. Pengakaran akan

lambat dan perbanyakan akan tertunda jika bahan tanam untuk stek terlalu tua.

Pertumbuhan dari akar tanaman yang distek dapat dipacu atau dipercepat dengan

hormon pengakaran. ZPT yang berfungsi untuk memacu pertumbuhan akar

adalah/auksin. ZPT merupakan senyawa organik bukan nutrisi pada konsentrasi

yang rendah dapat mendorong, menghambat, mengubah pertumbuhan dan

perkembangan tanaman. ZPT dapat diperoleh baik secara alami maupun sintetis

(Seed, 2016).

Air kelapa selain mengandung mineral juga mngandung sitokinin, fosfor

dan kinetin yang berfungsi mempercepat pembelahan sel serta pertumbuhan tunas.

Pertumbuhan panjang tunas disebabkan oleh aktivitas meristem apikal yang lancar

sehingga ketersediaan karbohidrat yang diperoleh digunakan untuk proses

pembelahan sel. Penggunaan ZPT alami yang tepat akan memberi pengaruh yang

baik terhadap pertumbuhan tanaman tersebut, namun bila jumlahnya terlalu

banyak justru akan merugikan tanaman. Pada konsentrasi tertinggi memiliki

pengaruh yang lebih tinggi terhadap jumlah terhadap jumlah tunas (Nurlaeni,

2015).

6
7

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu

Praktikum ini dilaksanakan Via WhatsApp Grub Praktikum Fisiologi

Tumbuhan Agroteknologi 1 Pagi.

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu 30 Juni 2023 pada pukul 14.00

- 13.00 WIB.

Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan pada Praktikum Fisiologi Tumbuhan ini yaitu

Wadah 1, Saringan, Penghalus 1, Botol plastik 4 dan Pisau cutter 1.

Adapun bahan yang digunakan pada Praktikum Fisiologi Tumbuhan ini

yaitu Bawang merah 200gr, Lidah buaya 200gr, Tauge secukupnya, Air kelapa,

Gula merah 100gr dan EM4 50ml.

Pelaksanaan Praktikum

Adapun metode praktikum menentukan hasil dari fotosintesis ini yaitu :

A. Cara Pembuatan

1. Haluskan bawang merah, lidah buaya dan tauge menggunakan blender

2. Cairkan gula merah dengan air secukupnya

3. Campurkan semua bahan sesuai penentuan hormon yang dibuat

4. Tutup menggunakan plastic yang diikat karet pada permukaan botol

5. Setiap pagi aduk bahan selama 7 hari dan tutup kembali

7
8

6. Setelah 7 hari saring larutan tersebut untuk memisahkan ampasnya.

B. Cara Penggunaan

1. Gunakan 3 sendok makan ZPT untuk 500 ml air.

2. Aplikasikan pada batang tanaman yang akan ditanam.

3. Diamkan batang tanaman 15-20 menit sebelum pindah tanam.

4. Aplikasikan ZPT pada daun apabila daun tunas telah muncul.

C. Prosedur Stek Batang Bunga Mawar

Bahan

1. Batang Mawar 20 Cm (6 Batang)

2. Tanah Top Soil

3. Pupuk Kompos

4. Pasir

5. Polybag ukuran 20x20

Alat

1. Pisau Kater Baru

2. Cup Plastik

Cara Kerja

1. Potong batang mawar ukuran 20 cm, lalu runcingan bagian batang bawah

bunga mawar.

2. Rendam batang mawar pada larutan ZPT 15-20 menit setelah

diruncingkan.

3. Campurkan Tanah Top soil, Pupuk Kompos, dan Pasir dengan

perbandingan 1:1 sebagai media tanam.

8
9

4. Gunakan polybag ukuran 20x20 sebagai wadah media tanam.

5. Tanamkan batang mawar yang sudah direndam ZPT sedalam 3-5 cm.

6. Aplikasikan ZPT pada tunas mawar yang tumbuh.

7. Amati pertumbuhan tanaman setiap 1 MST.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Tabel 1. Hasil Pengamatan Tanaman Mawar (Rosa Sp.) Tanpa Perlakuan


No. Umur Jumlah Jumlah Rata-
Tanaman Tunas Daun Rata
(MST)

1. 2 - 0,66

Dokumentasi 1
MST

2. 2 8 3,3

Dokumentasi 2
MST

3. 2 15 5,6

Dokumentasi 3
MST

9
10

4. 2 15 5,6

Dokumentasi
4 MST

Tabel 2. Pengamatan Pertumbuhsn Tanaman Mawar (Rosa Sp.) Perlakuan ZPT


Auksin
No. Umur Jumlah Jumlah Rata-
Tanaman Tunas Daun Rata
(MST)

1.
2 - 0,66

Dokume
ntasi
1 MST

2 5 2,3
2.

Dokumentasi
2 MST

3. 2 15 5,6

Dokumentasi
3 MST

4. 1 5 2

10
11

Dokumentasi
4 MST

Tabel 3. Pengamatan Pertumbuhsn Jumlah Tunas Tanaman Mawar (Rosa Sp.)


Perlakuan ZPT Giberelin
No. Umur Jumlah Junlah Rata-
Tanaman Tunas Daun Rata
(MST)

1.
2 - -

Dokumentasi
1 MST

2. 2 7 2

Dokumentasi
2 MST

3.
2 15 2

Dokumentasi
3 MST

11
12

4.
- - 2

Dokumentasi
4 MST

Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan pertumbuhan jumlah tunas tanaman mawar

(Rosa Sp) tanpa perlakuan zpt auksin diketahui bahwa pada 1 MST belum nampak

perubahan, pada 2 MST muncul 1 tunas, pada 3 MST muncul 1 tunas dan pada 4

MST muncul 1 tunas. Tanaman membutuhkan hormon alami untuk pertumbuhan

agar pertumbuhan baik dan dapat merangsang pertumbuhan tunas pada tanaman,

maka dari itu dibutuhkan hormon alami. Tanaman membutuhkan zat pengatur

tumbuh alami (fitohormon) untuk proses pertumbuhan, yaitu zat pengatur tumbuh

auksin dan sitokinin Hal ini sesuai dengan literatur (Pamungkas dan Nopiyan,

2020) yang menyatakan bahwa Zat pengatur tumbuh berfungsi merangsang

pertumbuhan misalnya pertumbuhan akar, tunas, perkecambahan dan sebagainya.

Pembentukan tunas dipicu oleh sitokinin pada medium, baik diberikan secara

tunggal maupun bersama-sama dengan auksin dalam pertumbuhan jaringan,

sitokinin bersama-sama dengan auksin memberikan pengaruh interaksi terhadap

deferensiasi jaringan.

Berdasarkan hasil pengamatan pertumbuhan jumlah tunas tanaman mawar

(Rosa Sp) di hormon auksin diketahui bahwa pada 1 MST muncul 2 tunas, pada 2

MST muncul 2 tunas, pada 3 MST muncul 2 tunas dan pada 4 MST muncul 1

12
13

tunas. Pertumbuhan akar dan tunas dari setek tidak lepas dari pengaruh beberapa

faktor, salah satunya yaitu kandungan Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) yang

diperoleh dari senyawa sintetik maupun dari bahan organik. Salah satu ZPT yang

bisa mendukung pertumbuhan setek pada tanaman adalah auksin. Hal ini sesuai

dengan literatur dari (Wangiyana dan Putri, 2019) yang menyatakan bahwa

Hormon auksin endogen yang terdapat di dalam jaringan bahan setek diduga tidak

mencukupi untuk pembentukan akar. hormon auksin yang dapat memacu

pembelahan sel pada bagian ujung meristematik sehingga dapat mendorong pada

pertumbuhan perakaran pada setek. Pemberian ZPT pada proses penyetekan

tanaman bertujuan untuk memperoleh perakaran yang banyak dalam waktu yang

relatif cepat.

Berdasarkan hasil pengamatan pertumbuhan jumlah tunas tanaman mawar

(Rosa Sp) di hormon giberelin diketahui bahwa pada 1 MST muncul 2 tunas, pada

2 MST muncul 2 tunas, pada 3 MST muncul 2 tunas dan pada 4 MST tidak

muncul tunas ( mati ). penambahan GA3 dalam medium kultur akan menginduksi

eksplan untuk mensintesis auksin endogen. Zat pengatur tumbuh yang berfungsi

memanjangkan tunas pendek maupun tunas majemuk)yaitu giberelin (GA3) Hal

ini sesuai dengan literatur (Yuliawan, 2019) yang menyatakan bahwa salah zatu

zat pengatur tumbuh yang memiliki peran khusus pada tanaman. Giberelin (GA3)

berperan dalam mendukung cell ellongation (perpanjangan sel), aktivitas

kambium dan sintesa protein. Konsentrasi GA3 dalam teknik perkembangbiakan

tanaman secara in vitro pada tanaman dikotil berkisar antara 1-8 mg/l. Media

kultur in vitro yang ditambahkan zat pengatur tumbuh akan memberikan respon

pada tanaman sesuai yang diharapkan. Zat pengatur tumbuh yang berfungsi

13
14

memanjangkan tunas pendek maupun tunas majemuk (bergerombol) yaitu

giberelin (GA3).

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari hasil Praktikum Fisiologi Tumbuhan yang telah dilakukan dapat

ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Tanaman membutuhkan hormon alami untuk pertumbuhan agar pertumbuhan

baik dan dapat merangsang pertumbuhan tumas pada tanaman

2. Salah satu ZPT yang bisa mendukung pertumbuhan setek adalah auksin

3. penambahan GA3 dalam medium/kultur akan menginduksi eksplan untuk

mensintesis auksin endogen

4. Pemberian ZPT pada proses penyetekan tanaman bertujuan untuk memperoleh

perakaran yang banyak dalam waktu yang relatif cepat

5. Zat pengatur tumbuh yang berfungsi memanjangkan tunas pendek maupun

tunas majemuk (bergerombol) yaitu giberelin (GA3).

Saran

14
15

Bagi mahasiswa yang sedang melakukan pengamatan zat pengatur tumbuh

diharapkan harus memerhatikan prosedur-prosedur yang diberikan oleh

pembimbing agar tidak ada kekeliruan data dalam menghitung zat pengatur

tumbuh.

DAFTAR PUSTAKA

Debitama, S., A. S. Mukaromah dan R. Rusmadi. 2022. Pengaruh Kepadatan


Medium Ms0 terhadap Perkecambahan Biji Jagung (Zea mays L.) Journal
Of Biology and Applied Biology. Vol 2(2): Hal 68-75.

Khairunnisa, A., A. Annurbaiti Permatasari., F. R. Daulay., M. W. Dewi., I. N.


Sakinah dan W. Surakusumah. 2022. Pengaruh Perendaman Air Cucian
Beras Putih dan Beras Merah terhadap Laju Imbibisi dan Perkecambahan
Biji Tanaman Kedelai (Glycine max L.) Seminar Nasional Biologi,
Saintek, Pembelajarannya Iii Tahun 2021.

Kurniati, D. E., Mukhlis., A. Mahmud dan H. F. Sitompul. 2017. Pematahan


Dormansi Biji Aren dengan Metode Skarifikasi pada Berbagai Suhu
Perendaman. Jurnal Edukasion. Vol 9(3): Hal 537-539.

Kori. H. F., H. L. Rampe dan M. Rumondor. 2017. Uji Viabilitas dan Vigor Biji
Sirsak (Annona Muricata L.) Setelah Aplikasi Kalium Nitrat (Kno3).
Jurnal Ilmiah Sains. Vol 18(2): Hal 80-84.

Muslimah, F., Rahmat dan S. Haryanti. 2017. Pengaruh Konsentrasi HCI terhadap
Laju Perkecambahan Biji Asam Jawa (Tamarindus indica L). Jurnal
Buletin Anatomi dan Fisiologi. Vol 2(2): Hal 187-192.

15
16

Naomi, A., J. Pertiwi., P. A. Permatasari., S. N. Dini dan A. Saefullah. 2018.


Keefektifan Spektrum Cahaya terhadap Pertumbuhan Tanaman Kacang
Hijau (Vigna radiata). Jurnal Ilmiah Penelitian Dan Pembelajaran Fisika.
Vol 4(2).

Nurlaeni, Y dan M. I. Surya. 2015. Respon Stek Pucuk Camelia Japonica terhadap
Pemberian Zat Pengatur Tumbuh Organik. Prosiding SEMNAS
Masyarakat Biodiv. Vol 1(5): Hal 1211-1215 ISSN: 2407-8050.

Pranata, A. A., dan A. Barus. 2018. Pengaruh Posisi Skarifikasi Benih dan
Perendaman Air Kelapa terhadap Perkecambahan Biji dan Pertumbuhan
Bibit Sirsak (Annona muricata L.). Jurnal Pertanian Tropik. Vol 5(1): Hal
104-112.

Pamungkas, S. S. T dan R. Nopiyanto. 2020. Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh


Alami dari Ekstrak Tauge terhadap Pertumbuhan Pembibitan Budchip
Tebu Varietas Bululawang. Jurnal Mediagro. Vol 16(2): Hal 68-80.

Permatasari, D. A., Y. S. Rahayu dan E. Ratnasari. 2016. Pengaruh Pemberian


Hormon Giberelin terhadap Pertumbuhan Buah Secara Partenokarpi pada
Tanaman Tomat Varietas Tombatu F1. Jurnal Lentera Bio. Vol 5(1): Hal
25-31 ISSN: 2252-3979.

Sari, M., Suhartanto, M. dan Murniati, E., 2017. Pengaruh Sarcotesta dan Kadar
Air Benih terhadap Kandungan Total Fenol dan Daya Simpan Benih
Pepaya (Carica papaya L.). Bul Agron. Vol 1(35) : Hal 44-49.

Seed, S. R. O. A. 2016 Pengaruh Asam Kuat, Pengamplasan, dan Lama


Perendaman terhadap Laju Imbibisi dan Perkecambahan Biji Aren. Jurnal
Bioteknologi. Vol 12(1): Hal 8-15.

Wangiyana, I. G. A. S dan D. S. Putri.2019. Aplikasi Zat Pengatur Tumbuh dan


Kegiatan Pruning dalam Optimalisasi Budidaya Gaharu di Desa Duman
Kecamatan Lingsar Lombok Barat. Jurnal Pengabdian Kepada
Masyarakat. Vol 4(2): Hal 36-42 ISSN: 2541-6261.

Yatue, P. C., H. L. Rampe dan M. Rumondor. 2019. Uji Pematahan Dormansi


Menggunakan Asam Sulfat Berdasarkan Viabilitas dan Vigor Benih Pala.
Jurnal Ilmiah Sains. Vol 19(1): Hal 13-21.

16
17

Yuliawan, W. 2019. Pertumbuhan beberapa Bentuk Potongan Pangkal Setek


Tanaman Mawar (Rosa Sp.) Akibat Cara Aplikasi Zat Pengatur Tumbuh
Root-Up. Jurnal Ilmiah Pertanian. Vol 7(1): Hal 42-47 ISSN:2598-0327.

LAMPIRAN

Lampiran 1. Dokumentasi

Gambar 1. Siapkan pot yang sudah di isi oleh tanah

Gambar 2. Lakukan dengan sesuai prosedur

Gambar 3. Rendam batang Mawar selama 30 menit

17
18

Gambar 4. Tanam batang mawar yang sudah direndam

Gambar 5. Hasil selama 4 MST

18

Anda mungkin juga menyukai