55 Proposal Tata Sugiangkoso
55 Proposal Tata Sugiangkoso
55 Proposal Tata Sugiangkoso
Oleh :
TATA SUGIANGKOSO
11782200247
Oleh :
TATA SUGIANGKOSO
11782200247
NIM : 11782200247
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui:
Dekan, Ketua,
Fakultas Pertanian dan Peternakan Program Studi Agroteknologi
Penulis.
iv
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .............................................................................. iv
DAFTAR ISI ............................................................................................... v
DAFTAR TABEL ....................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. vii
DAFTAR SINGKATAN ............................................................................ viii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... ix
I. PENDAHULUAN ........................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ........................................................................ 2
1.2. Tujuan Penelititan ................................................................... 2
1.3. Manfaat Penelitian .................................................................. 2
1.4. Rumusan Masalah ..................................................................... 2
v
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Rencana anggaran biaya ..................................................................... 10
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
3.1 Tanaman Kayu Putih .......................................................................... 4
vii
DAFTAR SINGKATAN
LU Lintang Utara
LS Lintang Selatan
HHBK Hasil Hutan Bukan Kayu
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Pelaksanaan Penelitian ................................................................................... 18
ix
I. PENDAHULUAN
1
Tanaman kayu putih tersebar dibeberapa wilayah Kota Dumai, daerah
pemukiman penduduk, pedalaman dan kawasan hutan yang merupakan habitat
alaminya. Tanaman kayu putih di Kota Dumai belum terinventarisasi dengan
baik. Oleh karena itu, perlu dilakukan kegiatan untuk melindungi dan
menginventarisasi tanaman kayu putih yang ada. Sebagai ilmu pengetahuan,
sehingga pada saat dibutuhkan dapat digunakan sebagai referensi.
Eksplorasi merupakan kegiatan pelacakan, penjelajahan, mencari dan
mengumpulkan jenis-jenis sumberdaya genetik tertentu untuk dimanfaatkan dan
mengamankannya dari kepunahan (Rosmayati dkk, 2018). Kegiatan eksplorasi
diperlukan guna mengetahui keberadaan varietas-varietas lokal dan kerabat liar
yang semakin terdesak keberadaannya. Tujuan eksplorasi yaitu mengumpulkan
plasma nutfah untuk dikonservasi dan dimanfaatkan sebagai sumber gen
(Heriyansyah dkk, 2017).
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian tentang “Eksplorasi Tanaman Kayu Putih (Melaleuca cajuputi) di
Kecamatan Dumai Barat”.
1.2 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sebaran dan keragaman
tanaman kayu putih di Kota Dumai.
1.3 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah diperolehnya informasi sebaran dan
keragaman tanaman kayu putih di Kota Dumai. Informasi ini diharapkan dapat
digunakan menjadi bahan pengembangan pemuliaan tanaman.
1.4 Hipotesis Penelitian
Hipotesis dari penelitian ini adalah adanya keragaman tanaman kayu putih
di Kota Dumai.
2
II. TINJAUAN PUSTAKA
Kayu putih merupakan salah satu tumbuhan dari famili Myrtaceae dan
genus Melaleuaca. Nama ini diambil dari bahasa Yunani, Males artinya hitam
atau gelap dan Leucon artinya putih. Hal ini merujuk kepada penampilan cabang
yang berwarna putih dan batang pohon yang berwarna hitam dari spesies pertama
yang diberi nama ilmiah Melaleuca leucadendra, yang batangnya terkadang
berwarna hitam karena terbakar. Penamaan kayu putih nampaknya sesuai dengan
kulit batang yang berwarna putih. M.cajaputi adalah satu-satunya spesies dari
genus Melaleuca yang tumbuh secara alami dibagian barat garis Wallace dimana
sebagian besar merupakan tumbuhan asli Australia (Lum, 1993 didalam
Rimbawanto, 2017).
Kayu putih adalah salah satu hasil kehutanan non-kayu yang paling banyak
dikenal masyarakat Indonesia, terutama sebagai obat. Kayu putih merupakan
tumbuhan asli Indonesia telah lama menjadi usaha komersial, akan tetapi produksi
minyak kayu putih nasional masih jauh dari kata cukup untuk memenuhi
kebutuhan domestik yang terus meningkat. Kayu putih merupakan salah satu
penghasil minyak atsiri yang digunakan sebagai bahan dari berbagai produk
kesehatan dan farmasi (Aryani, 2020).
Melaleuca cajuputi dikenal dengan nama daerah Kayu putih adalah salah
satu jenis tanaman yang mempunyai peranan cukup penting dalam industri
minyak atsiri. Tanamna minyak kayu putih dapat tumbuh pada lahan marginal.
Tanaman kayu putih merupakan salah satu jenis tanaman yang cukup berpotensi
untuk upaya rehabilitasi lahan, baik dari aspek ekologis maupun aspek ekonomis.
Terdapat keuntungan ganda yang diperoleh pada pengembangan tanaman kayu
putih di lahan kritis antara lain untuk menunjang usaha konservasi lahan dan
pemanfaatan lahan marginal menjadi lahan produktif (Baskorowati dkk, 2014).
3
2.2 Klasifikasi dan morfologi tanaman minyak kayu Putih
4
serta daunnya berbulu. Pada tiap helai daun terdapat 5-7 tulang daun dengan
panjang 3-11 mm. Perbungaan tanaman kayu putih berbentuk bulir dan banyak
terdapat pada ujung ranting maupun ketiak daunnya. Bunga tanaman kayu putih
bersifat biseksual, serta kelopak dan mahkota bunganya kecil. Buah tanaman kayu
putih berbentuk kapsul dan bertipe dehiscent, yaitu memiliki kulit buah yang
kering dan akan terbuka ketika mencapai kemasakan untuk melepaskan biji-biji
yang ada didalamnya.
5
tumbuh di daerah yang memiliki curah hujan tinggi maupun daerah dengan curah
hujan rendah ( Hardjowigeno, 2007).
Rimbawanto et al. (2014) mengatakan bahwa tanaman kayu putih tidak
memiliki syarat tumbuh yang spesifik. tanaman ini dapat tumbuh baik pada
ketinggian 5-400 m dpl, dengan curah hujan 1.300-1.750 mm/tahun. Selanjutnya,
peneliti menyebutkan bahwa, tanaman kayu putih merupakan tanaman yang
tumbuh dengan baik pada lahan tandus maupun lahan yang kurang subur.
Sebaran alami tanaman kayu putih berkisar di 12o 00` 00`` LU – 18o 00`
00`` LS, dengan daerah sebaran di Kepulauan Maluku, Pulau Timor,
Semenanjung Malaya, serta Australia bagian Utara dan Barat Daya. Di Indonesia,
tanaman kayu putih tumbuh secara alami didaerah Maluku (Pulau Buru, Pulau
Seram, Pulau Ambon dan Pulau Nusa Laut), Sumatra Selatan (sepanjang sungai
musi dan Palembang), Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Timur, Bali dan Irian
Jaya. sedangkan di Jawa Tengah (Solo dan Yokyakarta), Jawa Barat (Banten,
Bogor, Sukabumi, Purwakarta, Indramayu, Kuningan, Garut, Tasikmalaya,
Ciamis dan Maja Lengka) dan Jawa Timur (Kediri, Ponorogo dan Madiun)
dikembangkan sebagai hutan usaha.
6
memiliki arti yang penting dalam usaha memperbaiki lahan yang rusak, sebagai
akibat pembangunan atau kerusakan oleh alam.
2.6 Eksplorasi
7
dikoleksi merupakan jenis-jenis yang langka, endemik, khas, unik dan berpotensi
sebagai tanaman hias, tumbuhan obat, bahan makanan, bahan bangunan ataupun
bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan.
8
III. MATERI DAN METODE
Alat yang akan digunakan dalam penelitian ini antara lain kamera sebagai
alat dokumentasi, alat tulis dan penggaris. Bahan yang digunakan dalam
penelitian yaitu tanaman kayu putih sebagai tanaman sampel yang akan di
eksplorasi, yang tumbuh liar di Kota Dumai.
9
daerah yang telah ditentukan jalurnya dan atau membuat jalur baru. Ekplorasi ini
dilakukan dengan cara melakukan pelacakan atau penjelajahan.
Pengambilan data dan pengamatan dilakukan secara langsung terhadap
tanaman kayu putih. Setelah mendapatkan sampel yang telah ditentukan, maka
tahap selanjutnya adalah menghitung berapa banyak populasi tanaman kayu putih
yang ditemukan dan mengambil dokumentasinya.
10
11
2. Batang: warna batang, jenis batang dan permukaan batang.
3. Bunga
4. Buah
Pengamatan dilakukan dengan mengamati bentuk buah yang berbentuk
kapsul dan buah yang berwarna coklat kehitam-hitaman.
12
13
Tahap pengamatan dilakukan dengan cara mengukur, mencatat dan
mendokumentasikan secara langsung hal yang berhubungan dengan variabel
pengamatan. Observasi karakter morfologi tersebut dilakukan menggunakan tabel
yang berisikan karakter-karekter morfologi organ vegetatif dan organ generatif
yang diamati.
Rencana anggaran biaya yang akan dibutuhkan dalam penelitian ini dapat
dilihat pada Table 3.1.
Tabel 3.1. Rencana Anggaran Biaya
No Bahan/Kegiatan Volume Satuan Harga(Rp) Jumlah(Rp)
A Bahan
1 Bensin 1 Liter 7,000 7,000
B Alat
1 Buku Deskriptor 1 Buah 15,000 15,000
2 Penggaris 1 Buah 5,000 5,000
3 Meteran 1 Buah 20,000 20,000
4 ATK 1 Paket 200,000 200,000
C Biaya Laporan
14
1 Pembuatan Proposal 5 Paket 40,000 200,000
2 Pembuatan Laporan 5 Paket 70,000 350,000
Hasil
3 Pembuatan Skripsi 7 Paket 100,000 700,000
4 Biaya Tak Terduga 1 Paket 500,000 500,000
Total 2.200.000
15
DAFTAR PUSTAKA
BPDAS Pemali Jratun. 2010. Kayu Putih. BPDAS. Diakses pada tanggal 21
Agustus 2021. Dari http://www.bpdas-pemalijratun.net.
https://ekbis.rmol.id/read/2019/12/19/414126/kebutuhan-minyak-kayu-putih-
untuk-industri-mencapai-3500-ton-per-tahun
16
Peraturan Mentri Kehutanan No. 35 Tahun 2007 Tentang Hasil Hutan Bukan
Kayu.
Prastyono dkk. 2020. Analisis Finansial Perkebunan Kayu Putih Skala Kecil :
Studi Kasus Pilot Project Pengembangan Kayu Putih untuk Kelompok
Tani di Kampung Rimbajaya, Distrik Biak Timur. Jurnal Ilmu Kehutanan.
14: 3-15
Rimbawanto, A dkk. 2014. Buku Seri Iptek V Kehutanan Topik 1 Kayu Putih.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Kementrian Kehuanan
Republik Indonesia.
Rimbawanto, A dkk. 2017. Minyak Kayu Putih Dari Tanaman Asli Indonesia
Untuk Masyarakat Indonesia.. Kaliwangi. Yogyakarta
Rosmayati dkk. 2018. Eksplorasi dan Identifikasi Tanaman Aren (Arenga pinnata
Merr) di Kabupaten Tapanuli Selatan. Jurnal Pertanian Tropik 5(3): 423-
427
17
LAMPIRAN
Mengidentifikasi
Pencatatan
Pengolahan Data
18