Draf Mou Pafi Kab Smi 22

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 3

NASKAH PERJANJIAN KERJASAMA

TRI DHARMA PERGURUAN TINGGI


ANTARA
AKADEMI FARMASI PERSADA SUKABUMI
DENGAN
PERSATUAN AHLI FARMASI INDONESIA
KABUPATEN SUKABUMI

NOMOR : 1. …………………………../2022
2. …………………………./2022

Pada hari ini, …….. Tanggal ….. Bulan……. Tahun 2022, kami yang bertanda tangan di bawah
ini :
I. Nama : …………………..
Jabatan : Direktur
Bertindak Atas Nama : Akademi Farmasi Persada Sukabumi
Alamat : Jl. KH. Zaenal Mustofa No 24 Subangjaya, Kota Sukabumi

Dalam perjanjian ini bertindak untuk dan atas nama Akademi Farmasi Persada Sukabumi,
selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA.

II. Nama : …………………………….


Jabatan : Ketua PAFI Kabupaten Sukabumi
Bertindak Atas Nama : PAFI Kabupaten Sukabumi
Alamat : ……………………………….

Dalam perjanjian ini bertindak untuk dan atas nama Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI)
Kabupaten Sukabumi selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.

Bahwa “PIHAK PERTAMA” dan “PIHAK KEDUA” secara bersama-sama disebut “PARA
PIHAK” dan secara sendiri-sendiri disebut: “PIHAK”.

Dengan ini menyatakan bahwa, PARA PIHAK telah sepakat untuk mengadakan Kerjasama
dalam Rangka Tri Dharma Perguruan Tinggi (Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian
Masyarakat) dengan ketentuan yang telah disepakati pada pasal-pasal tersebut di bawah ini :

PASAL 1
SIFAT KERJASAMA

Kerjasama yang dilakukan adalah kerjasama yang saling menguntungkan dan saling
menunjang bagi PARA PIHAK atas dasar Musyawarah dan Kekeluargaan.

PASAL 2
PEDOMAN DAN DASAR KERJASAMA

1. Undang-undang No12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi


2. UndangUndang No 36 Tentang Tenaga Kesehatan
3. Nomer Ijin Penyelenggaraan Pendidikan Akademi Farmasi Persada Sukabumi No.Izin :
252/D/OT/2022
4. Diisi oleh PAFI

PASAL 3
RUANG LINGKUP KERJASAMA

Kerjasama dilakukan dalam kegiatan Tri Dharma Perguruan tinggi (Pendidikan, Penelitian,
Pengabdian Masyarakat) seperti Tenaga Pengajar, Lahan Praktek dan Lokasi Penelitian dan
Pengabdian Masyarakat.
PASAL 4
HAK DAN KEWAJIBAN

1. Hak dan Kewajiban PIHAK PERTAMA meliputi :


a. Mahasiswa yang melakukan Praktek Lapangan/Penelitian/Pengabdian Masyarakat
berhak memperoleh bimbingan lapangan bagi sesuai dengan tingkat teori yang telah
didapat di kelas.
b. Berhak menggunakan Sarana Apotek yang dibawah naungan PIHAK KEDUA..
c. Berkewajiban menjaga sarana Apotek yang digunakan.
d. Berkewajiban menyampaikan kepada pembimbing Praktek Lapangan tentang
program praktek, instrumen penilaian praktik lapangan serta penyampaian tata
laksana bimbingan praktek di Apotek yang berada dibawah naungan PAIHAK
KEDUA.
e. Berkewajiban memenuhi peraturan dan tata tertib yang berlaku.
f. Apabila barang hilang, rusak oleh mahasiswa maka diganti oleh Mahasiswa itu
sendiri.
g. Menanggung biaya pengobatan mahasiswa atas kelalaian tindakan yang dilakukan
Mahasiswa.
h. Apabila Mahasiswa mangkir akan di kenakan sanksi sesuai dengan kesalahan yang
dilakukannya.
2. Hak dan Kewajiban PIHAK KEDUA meliputi :
a. Berhak memperoleh masukan tentang hal-hal yang terkait dengan bimbingan
Praktek Kerja Lapangan/Penelitian/Pengabdian Masyarakat baik tata laksana
maupun instrumen penilaian dan lain-lain.
b. Berhak mengatur jadwal praktik bagi Mahasiswa sesuai kondisi saat ini.
c. Berkewajiban menyediakan lahan praktek lapangan dan pembimbing bagi
Mahasiswa dari PIHAK PERTAMA.
d. Berkewajiban menyediakan sarana dan fasilitas dengan kebutuhan dan kondisi yang
ada di PIHAK KEDUA.

PASAL 5
JANGKA WAKTU

1. Perjanjian kerjasama ini berlaku selama 3 (Tiga) tahun terhitung sejak ditandatangani
surat perjanjian ini dengan tidak mengurangi hak masing-masing pihak untuk mengakhiri
sebelum waktunya, dengan catatan memberitahukan maksud secara tertulis kepada pihak
lain selambat-lambatnya dua bulan sebelumnya.
2. Apabila masa berlaku perjanjian ini telah berakhir, sedangkan perjanjian baru sebagai
perjanjian belum terbit, maka kedua belah pihak sepakat untuk memberlakukan perjanjian
ini sampai paling lama dua bulan berikutnya.
3. Praktik kerja Lapangan/Penelitian/ Pengabdian Masyarakat dilaksanakan sesuai dengan
surat pengajuan dari PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA

PASAL 7
KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJUERE)

1. Yang dimaksud dengan keadaan memaksa adalah : suatu keadaan yang terjadi di luar
kemampuan atau kekuasaan PARA PIHAK dan yang menyebabkan PIHAK yang
mengalaminya tidak dapat melaksanakan atau terpaksa menunda pelaksanaan
kewajibannya dalam kesepakatan ini. Keadaan memaksa (Force Majeure) tersebut
meliputi bencana alam, banjir, wabah, perang (yang dinyatakan maupun yang tidak
dinyatakan), pemberontakan, huru-hara, pemogokan umum, kebakaran dan kebijaksanaan
pemerintah yang berpengaruh secara langsung terhadap pelaksanaan kerjasama ini.
2. Dalam hal terjadi Force Majeur, maka pihak yang terhalang untuk melaksanakan
kewajibannya tidak dapat dituntut toleh PIHAK lain. PIHAK yang terkena Force Majuer
wajib memberitahukan adanya peristiwa Force Majeur tersebut kepada PIHAK lain
secara tertulis paling lambat 7 (tujuh) hari kalender sejak saat terjadinya peristiwa Force
Majeur, yang dikuatkan oleh surat keterangan dari pejabat yang berwenang yang
menerangkan adanya peristiwa tersebut. PIHAK yang terkena Force Majeur wajib
mengupayakan sebaik-baiknya untuk tetap melaksanakan kewajiban sebagaimana diatur
dalam kerjasama ini segera setelah peristiwa Force Majeur berakhir.
3. Apabila peristiwa Force Majeur tersebut berlangsung terus hingga melebihi atau diduga
oleh PIHAK yang mengalami Froce Majeur akan melebihi jangka waktu 30 (tiga puluh)
hari kalender, maka PARA PIHAK sepakat untuk meninjau kembali jangka waktu
kerjasama ini.
4. Semua kerugian dari biaya yang diderita oleh salah satu PIHAK sebagai akibat terjadinya
Force Majeur bukan merupakan tanggung jawab PIHAK Lain.

PASAL 8
PERSELISIHAN

1. Apabila dikemudian hari terjadi perselisihan yang bersumber dari perjanjian ini, maka
PARA PIHAK sepakat untuk menyelesaikan secara musyawarah.
2. Apabila tidak tercapai kata sepakat sebagaimana dimaksud ayat 1 pasal ini, maka PARA
PIHAK setuju untuk menyelesaikan perselisihan tersebut melalui badan peradilan umum
yang dalam hal ini adalah pengadilan Negeri Sukabumi.

PASAL 9
PEMBATALAN PERJANJIAN

1. Pembatalan perjanjian sedapat mungkin dihindari, tetapi bila hal ini tidak dapat dilakukan
atas persetujuan PARA PIHAK.
2. Apabila karena suatu hal, salah satu pihak bermaksud untuk membatalkan perjanjian ini,
maka diwajibkan mengajukan usulan secara tertulis dalam waktu tiga bulan sebelumnya,
sehingga kegiatan praktek dapat ditanggulangi dan Mahasiswi tidak dirugikan.

PASAL 10
HAL-HAL LAIN

1. Perjanjian ini tidak dapat dialihkan kepada pihak lain tanpa persetujuan tertulis dari
PARA PIHAK.
2. Hal-hal yang belum cukup diatur dalam perjanjian ini akan diatur lebih lanjut dalam satu
referendum atas persetujuan PARA PIHAK dan merupakan satu-kesatuan dalam
perjanjian ini.

PASAL 11
PENUTUP

Perjanjian ini berlaku 3 tahun per tanggal …………….. 2022 hingga …………… 2025,
dibuat dalam rangkap 2 (dua), bermaterai cukup dan mempunyai kekuatan hukum yang
sama, dan masing-masing pihak mendapat satu rangkap.

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA


Direktur AKFAR Persada Sukabumi Ketua PAFI Kab. Sukabumi

…………………………………………….. …………………………………..
NIK: ……………. NRA:………………………..

Anda mungkin juga menyukai