0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
57 tayangan12 halaman

TI (Kelompok 6) PDF

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1/ 12

MAKALAH INTEGRASI SISTEM INFORMASI UNTUK PELAYANAN

KESEHATAN GINJAL
Dosen Penngampu: Ulfah Agus Sukrillah, S.Kep., MH

Kelompok 6
Nama Anggota:
1. Yuyun Muslichat (P1337420222147)
2. Ravena Andrea M. (P1337420222149)
3. Lulu Mufida (P1337420222150)
4. Yusi Ranila D. (P1337420222151)
5. Rindu Nur Khamida (P1337420222152)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMETERIAN KESEHATAN SEMARANG


PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PURWOKERTO
PROGRAM DIPLOMA III
2024
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Informasi kesehatan merupakan data kesehatan yang telah diolah atau diproses
menjadi bentuk yang mengandung nilai dan makna yang berguna untuk meningkatkan
pengetahuan dalam mendukung pembangunan kesehatan, sementara Sistem Informasi
Kesehatan adalah seperangkat tatanan yang meliputi data, informasi, indikator,
prosedur, perangkat, teknologi, dan sumber daya manusia yang saling berkaitan dan
dikelola secara terpadu untuk mengarahkan tindakan atau keputusan yang berguna
dalam mendukung pembangunan kesehatan.
Sistem Informasi Kesehatan (SIK) merupakan salah satu bagian penting yang
tidak dapat dipisahkan dari Sistem Kesehatan di suatu negara. Sistem Informasi
Kesehatan merupakan unsur dan langkah yang terpola bertujuan untuk memproduksi
informasi dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan tata laksana pelayanan
kesehatan pada tahap sistem kesehatan. Suatu sistem informasi pada dasarnya
mencakup rangkaian prosedur yang dimulai dari penghimpunan data, pengolahan data,
pengkajian dan transfer informasi yang diperlukan untuk mengelola dan
mengendalikan pelayanan kesehatan serta digunakan untuk keperluan penelitian serta
untuk pelatihan. Secara lebih rinci, sistem informasi kesehatan diartikan sebagai suatu
sistem yang tersusun atas data, informasi, parameter, langkah–langkah, perangkat,
teknologi dan sumber daya manusia yang saling berhubungan dan dikendalikan secara
sistematis sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan yang bermanfaat
dalam mendukung pembangunan kesehatan.
Pengolahan data pasien pada sistem informasi pelayanan pasien dengan
menggunakan konsep client-server, pada suatu proses pelayanan pasien dapat
mengurangi kesalahan-kesalahan yang terjadi karena human error. Kebutuhan sistem
informasi palayanan pasien rumah sakit dapat terpenuhi dengan melakukan
perancangan sistem yeng dimulai dengan perancangan proses untuk menghasilkan
perancangan sistem pengolahan data pasien berbasis komputer. Data-data mengenai
pelayanan pasien yang berbentuk database pada suatu proses dapat langsung terhubung
ke bagian administrasi, maka pasien tidak perlu membawa dokumen tertulis berupa
kartu berobat ke bagian administrasi. Perancangan sistem informasi palayanan pasien
rumah sakit ini melibatkan empat tahap pengembangan sistem dimulai dari tahap
rekayasa sistem, analisis system, perancangan sistem, dan pengkodean. Metode yang
digunakan dalam sistem informasi pelayanan pasien rumah sakit ini adalah dengan
menggunakan analisa descriptif, yaitu dengan mengumpulkan dan mengolah data yang
sesuai dengan kenyataan untuk mendukung penelitian. Alat Bantu yang digunakan
dalam sistem informasi pelayanan pasien rumah sakit ini terdiri dari diagram konteks,
flow map, diagram alir data, entity relationship diagram, tabel relasi, normalisasi, dan
kamus data. Pengembangan aplikasi yang digunakan pada sistem informasi pelayanan
pasien rumah sakit adalah bahasa pemrograman Visual Basic 6.0 dengan aplikasi
database Microsoft Access.
Perkembangan rumah sakit semakin hari semakin menjamur, setiap rumah sakit
selalu mengaku akan memberikan pelayanan yang profesional dan terbaik kepada
semua pasien dan masyarakat agar mereka tertarik untuk menggunakan jasa rumah sakit
tersebut. Mereka selalu mengandalkan bahwa rumah sakitnya mempunyai dokter yang
ahli dan ruangan perawatan yang lengkap dan bersih ditunjang dengan peralatan medis
yang canggih dan pelayanan yang ramah.
Begitu juga dengan semakin meningkatnya penyakit-penyakit Degeneratif
seperti Hipertensi dan Diabetes maka semakin banyaknya Prevalensi penyakit ginjal
kronik. Sehingga memmbutuhkan penanganan terapi pengganti ginjal (Renal
Replacement Therapy) karena semakin banyak diperlukan untuk kasus gagal ginjal akut
maupun kronik. Hemodialisis (cuci darah) sebagaisalah satu modalitas (Renal
Replacement Therapy) untuk penanganan gagal ginjal akut maupun kronik. Instalasi
Hemodialisa melayani tindakan Hemodialisis reguler, travelling maupun CITO
(tindakan yang harus segera dilaksanakan), untuk tindakan reguler dibagi dalam 2 shift
yaitu pagi dan siang, tetapi apabila diperlukan dapat diadakan tindakan CITO, diluar
jam kerja.
Masalah yang dihadapi saat ini pada Instalasi Hemodialisa Data pasien tidak
sama antara pasien yang dilayani tindakan Hemodialisis (cuci darah) dengan yang ada
pada laporan aplikasi, nilai transaksi pemakaian alat dan bahan kadang kosong atau
tidak ada nilai transaksi pada aplikasi itu akan menyebabkan kerugian pada rumah sakit
karena nilai tagihan tindakan dan pemakaian alat dan bahan juga jasa dokter tidak ada
dan pasien dianggap gratis. Dikarenakan masih kurangnya alat Hemodialisis (cuci
darah) di RSUD Karawang contohnya sehingga masih banyak pasien yang belum bisa
secara rutin dilakukan Hemodialisis (cuci darah) yang seharusnya seminggu 2 kali
hanya bisa dilakukan 10 hari sekali sesuai kunjungan pasien kontrol ke poliklinik.
Untuk mewujudkan informasi mengenai Hemodialisis (cuci darah) di RSUD
Karawang diperlukan alat bantu berupa sistem informasi rumah sakit terpadu agar
semua kegiatan dapat termonitor dengan baik. Aplikasi Hemodialisis in akan penulis
bangun dengan standar rumah sakit, dengan menggunakan teknologi pengembangan
dan pendukung yaitu bahasa pemograman Visual Basic 6.0, Database Management
System menggunakan Ms. SQL Server 2008. Disesuaikan dengan kebutuhan rumah
sakit dan memudahkan SDM dan fleksibilitas yang tinggi.

B. Tujuan
1. Mengetahui tujuan sistem informasi
2. Mengatahui pengertian Sistem Informasi Kesehatan (SIK)
3. Mengetahui pengertian Informasi kesehatan
4. Mengetahui Alat Bantu yang digunakan dalam sistem informasi pelayanan
pasien rumah sakit

C. Manfaat
1. Mahasiswa mengetahui tujuan sistem informasi
2. Mahasiswa pengertian Sistem Informasi Kesehatan (SIK)
3. Mahasiswa pengertian Informasi kesehatan
4. Mahasiswa Alat Bantu yang digunakan dalam sistem informasi pelayanan
pasien rumah sakit
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Pengertian Sistem Informasi
Dalam merancang sistem perlu dikaji tentang konsep dan definisi dari
sistem.Sebuah sistem terdiri dari bagian-bagian saling berkaitan yang beroperasi
bersama untuk mencapai beberapa sasaran atau maksud. Berarti, sebuah sistem
bukanlah seperangkat unsur yang tersusun secara tak teratur, tetapi terdiri dari unsur
yang dapat dikenal sebagai saling melengkapi karena satunya maksud, tujuan, atau
sasaran. Sistem fisik lebih dari sekedar bentuk konseptual, karena dapat
memperlihatkan kegiatan atau perilaku.Suatu sistem pada dasarnya adalah sekelompok
unsure yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama
untuk mencapai tujuan tertentu. Secara sederhana, suatu sistem dapat diartikan sebagai
kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen atau variable yang terorganisir, saling
berinteraksi, saling tergantung satu dengan yang lain dan terpadu.Sistem adalah
kumpulan elemen-elemen yang saling berinteraksi satu sama lain untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Sebuah sistem terdiri dari bagian-bagian yang saling
berkaitan yang beroperasi bersama untuk mencapai beberapa sasaran atau maksud,
tujuan dan sasaran yang sama (Jogiyanto, 2021).
Informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi
penerimanya dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini atau mendatang.
Informasi merupakan data yang telah diproses menjadi bentuk yang memiliki arti bagi
penerima dan dapat berupa fakta, dan memiliki suatu nilai yang bermanfaat. Jadi, pada
suatu proses informasi data menjadi suatu informasi = input – proses – output. Data
merupakan raw material untuk suatu informasi. Perbedaan informasi dan data sangat
relatif tergantung pada nilai gunanya bagi manajemen yang memerlukan. Suatu
informasi bagi level manajemen tertentu bisa menjadi data bagi manajemen level di
atasnya, atau sebaliknya. Informasi yang baik adalah informasi yang dapat
menghasilkan informasi yang berkualitas (Quality of Information). Selain kualitas
informasi, informasi juga harus memiliki nilai informasi (Value of Information)
(Jogiyanto, 2001)
sistem informasi adalah seperangkat komponen yang saling berhubungan yang
berfungsi untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan mendistribusikan
informasi untuk mendukung pembuatan keputusan dan pengawasan dalam
organisasi.Husein dan Wibowo (2006)
2. Pengertian Sistem Informasi Kesehatan
Menurut peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2014:
Sistem Informasi Kesehatan adalah seperangkat tatanan yang meliputi data, informasi,
indikator, prosedur, perangkat, teknologi, dan sumber daya manusia yang saling
berkaitan dan dikelola secara terpadu untuk mengarahkan tindakan atau keputusan yang
berguna dalam mendukung pembangunan kesehatan.
3. Tujuan Sistem Informasi Kesehatan
Pada pelaksanannya, Peraturan Pemerintah RI No 46 Tahun 2014 menyebutkan,
pengaturan Sistem Informasi Kesehatan ini bertujuan untuk:
a. Menjamin ketersediaan, kualitas, dan akses terhadap Informasi Kesehatan yang
bernilai pengetahuan serta dapat dipertanggungjawabkan;
b. Memberdayakan peran serta masyarakat, termasuk organisasi profesi dalam
penyelenggaraan Sistem Informasi Kesehatan; dan
c. Mewujudkan penyelenggaraan Sistem Informasi Kesehatan dalam ruang
lingkup sistem kesehatan nasional yang berdaya guna dan berhasil guna
terutama melalui penguatan kerja sama, koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi
dalam mendukung penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang
berkesinambungan.
4. MySQL
MySQL (My Strukture Query Language) adalah sebuah program pembuat
database yang bersifat open source, artinya siapa saja boleh menggunakannya dan tidak
dicekal. MySQL juga merupakan program pengakses database yang bersifat jaringan
sehingga dapat digunakan untuk aplikasi Multi-User (Banyak Pengguna). Saat ini
database MySQL telah digunakan oleh hampir semua programmer database, terutama
dalam pemrograman web.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Definisi SIK
Sistem informasi adalah serangkaian komponen yang saling terkait yang
bekerja bersama untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan menyebarkan
informasi untuk tujuan tertentu. Ini melibatkan penggunaan teknologi informasi dan
komunikasi untuk mengelola data dan memberikan dukungan dalam pengambilan
keputusan dan kontrol dalam suatu organisasi atau bisnis.
Sistem Informasi Kesehatan (disingkat SIK) adalah sistem yang
mengintegrasikan teknologi informasi, perangkat lunak, dan prosedur administratif
untuk mengumpulkan, menyimpan, mengelola, menganalisis, dan menyediakan
informasi kesehatan secara efisien dan efektif (Gholami, 2017), (Wang, 2018), (Taiwo,
Adetola Olubunmi & Downe, 2013), (Alotaibi, 2018), (Abbasi, 2019). Sistem
Informasi Kesehatan (SIK) merupakan salah satu aspek penting dalam dunia kesehatan
yang memiliki peran vital dalam pengelolaan informasi dan data terkait kesehatan.
Dalam era digitalisasi yang semakin berkembang, penggunaan SIK menjadi semakin
penting guna mendukung pengambilan keputusan yang tepat dan efektif dalam berbagai
bidang kesehatan. Pentingnya Sistem Informasi Kesehatan tidak dapat dipandang
sebelah mata. Dalam dunia kesehatan, informasi yang akurat dan tepat waktu menjadi
faktor krusial dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan diagnosis,
perawatan, dan pengelolaan kesehatan masyarakat. Dengan adanya SIK, data dan
informasi kesehatan dapat diakses dengan mudah dan cepat oleh pihak yang
berwenang, seperti tenaga medis, peneliti, pemerintah, dan masyarakat umum. Hal ini
membantu meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelayanan kesehatan secara
keseluruhan.
B. Tujuan Integrasi Sistem Informasi Untuk Pelayanan Kesehatan Ginjal
Integrasi sistem informasi untuk pelayanan kesehatan ginjal memiliki beberapa
tujuan yang penting, antara lain:
1) Koordinasi Perawatan Pasien
Integrasi sistem informasi memungkinkan berbagai penyedia layanan kesehatan
yang terlibat dalam perawatan pasien ginjal untuk berkomunikasi dan
berkolaborasi secara lebih efektif. Ini memastikan bahwa informasi penting
tentang pasien, seperti riwayat medis, hasil tes laboratorium, dan rencana
perawatan, dapat diakses dengan mudah oleh semua anggota tim perawatan.
2) Kualitas Perawatan yang Lebih Baik
Dengan mengintegrasikan sistem informasi, penyedia layanan kesehatan dapat
mengakses data yang komprehensif tentang pasien ginjal, termasuk riwayat
penyakit, respons terhadap pengobatan, dan faktor risiko yang relevan. Hal ini
memungkinkan mereka untuk membuat keputusan perawatan yang lebih baik
dan lebih terinformasi, yang pada gilirannya dapat meningkatkan hasil klinis
bagi pasien.
3) Pengelolaan Data yang Efisien
Integrasi sistem informasi mengurangi duplikasi data dan kesalahan entri,
karena informasi hanya perlu dimasukkan sekali dan dapat diakses oleh semua
sistem yang terhubung. Ini membantu meningkatkan efisiensi operasional dan
mengurangi biaya administrasi yang terkait dengan pengelolaan informasi
pasien.
4) Pemantauan dan Analisis Kinerja
Dengan sistem informasi yang terintegrasi, organisasi kesehatan dapat melacak
dan menganalisis kinerja pelayanan kesehatan ginjal mereka secara lebih
efektif. Mereka dapat memantau indikator kualitas, seperti waktu tunggu untuk
perawatan, tingkat kepatuhan terhadap protokol perawatan, dan hasil pasien,
untuk mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan dan
mengimplementasikan tindakan perbaikan yang sesuai.
5) Peningkatan Keselamatan Pasien
Integrasi sistem informasi memungkinkan penyedia layanan kesehatan untuk
dengan cepat mengakses informasi penting tentang pasien, seperti riwayat alergi
dan obat yang diresepkan sebelumnya. Hal ini membantu mengurangi risiko
kesalahan medis dan meningkatkan keselamatan pasien selama perawatan
ginjal.
Dengan demikian, integrasi sistem informasi memainkan peran yang krusial dalam
meningkatkan efektivitas, efisiensi, dan keselamatan pelayanan kesehatan ginjal.
C. Alat Bantu yang digunakan dalam sistem informasi pelayanan pasien rumah sakit
Dalam sistem informasi pelayanan pasien rumah sakit, terdapat beragam alat
bantu yang digunakan untuk membantu pengelolaan informasi pasien dan
meningkatkan efisiensi serta kualitas pelayanan. Berikut beberapa di antaranya:
1) Pencatatan Medis Elektronik (Electronic Medical Record/EMR)
EMR adalah alat utama dalam sistem informasi pelayanan pasien rumah sakit.
Ini adalah basis data digital yang mencatat informasi medis pasien, termasuk
riwayat penyakit, hasil tes laboratorium, resep obat, dan catatan perawatan.
EMR memungkinkan penyedia layanan kesehatan untuk dengan mudah
mengakses dan mengelola informasi pasien secara elektronik.
2) Sistem Manajemen Rumah Sakit (Hospital Management System/HMS)
HMS adalah platform perangkat lunak yang dirancang khusus untuk mengelola
operasi rumah sakit secara keseluruhan. Ini mencakup berbagai modul,
termasuk pendaftaran pasien, manajemen jadwal, manajemen inventaris,
pembayaran, dan pelaporan. HMS membantu meningkatkan efisiensi
administrasi dan mengintegrasikan berbagai proses pelayanan pasien.
3) Sistem Informasi Radiologi (Radiology Information System/RIS)
RIS adalah sistem yang digunakan untuk mengelola informasi terkait
pemeriksaan radiologi, seperti sinar-X, CT scan, dan MRI. Ini mencakup
pengelolaan janji temu, pencatatan hasil pemeriksaan, dan pengiriman hasil
kepada dokter yang merawat. RIS membantu mempercepat proses diagnosa dan
perawatan pasien.
4) Sistem Informasi Laboratorium (Laboratory Information System/LIS)
LIS adalah sistem yang digunakan untuk mengelola informasi laboratorium,
termasuk pemesanan tes, pencatatan hasil tes, dan pelaporan. Dengan LIS, hasil
tes laboratorium dapat diakses dengan cepat oleh dokter yang merawat dan
digunakan dalam diagnosis dan perawatan pasien.
5) Sistem Informasi Kesehatan Elektronik (Electronic Health Record/EHR)
EHR adalah evolusi dari EMR yang mencakup informasi kesehatan pasien dari
berbagai sumber, termasuk rumah sakit, klinik, dan penyedia layanan kesehatan
lainnya. EHR memungkinkan berbagi informasi pasien antara berbagai institusi
kesehatan, sehingga memungkinkan koordinasi perawatan yang lebih baik.
6) Sistem Pencatatan Perawat (Nursing Information System/NIS)
NIS adalah sistem yang digunakan oleh perawat untuk mencatat informasi
perawatan pasien, seperti administrasi obat, pengukuran vital, dan tindakan
perawatan lainnya. NIS membantu meningkatkan dokumentasi perawatan dan
memastikan kepatuhan terhadap protokol perawatan.
Penggunaan alat bantu ini membantu rumah sakit dalam mengelola informasi pasien
secara efisien, meningkatkan koordinasi perawatan, dan meningkatkan kualitas
pelayanan keseluruhan.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Integrasi sistem informasi untuk pelayanan kesehatan ginjal dapat
meningkatkan koordinasi perawatan, optimalisasi pengambilan keputusan, efisiensi
operasional, dan keselamatan pasien. Untuk sukses, rumah sakit perlu memastikan
implementasi sistem yang terintegrasi, pelatihan staf, pemeliharaan rutin, dan evaluasi
kontinu untuk memastikan kualitas pelayanan yang lebih baik bagi pasien ginjal.
B. Saran
Saran untuk makalah tentang integrasi sistem informasi untuk pelayanan
kesehatan ginjal mencakup pentingnya perencanaan yang matang dalam implementasi
sistem yang terintegrasi, pelatihan staf untuk adopsi yang sukses, pemeliharaan rutin
serta pembaruan perangkat lunak, dan evaluasi kontinu untuk memastikan kualitas
pelayanan yang optimal bagi pasien ginjal. Dengan memperhatikan aspek-aspek ini,
rumah sakit dapat meningkatkan efektivitas operasional dan pelayanan kesehatan ginjal
mereka.
DAFTAR PUSTAKA

Apit Priatna dan Arif Maulana Yusuf, 2021 “Perancangan Sistem Informasi Instalasi
Hemodialisa Pada Rumah Sakit Umum Daerah Karawang” diakses pada Juli 2021

Rosihan Adhani dan Syamsul Arifin, 2022 “Sistem Informasi Manajemen Kesehatan” diakses
pada tanggal 1 Juli 2022

Yaya Jamiat, 2019 “Sistem Integrasi” diakses pada tanggal 23 Juli 2019

Muhammad Zhafari dan Iklima Putri Maulani, 2020 “Sistem Integrasi”

Husein dan Wibowo, 2006 "Pengertian Sistem Informasi"

Yogianto, 2001"Pengertian Sistem" diakses pada tanggal 12 Februari 2024

Jogiyanto, 2001 "Pengertian Informasi" diakses pada tanggal 12 Februari 2024

Anda mungkin juga menyukai