Pengsik Bidan
Pengsik Bidan
Pengsik Bidan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual
maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara
sosial dan ekonomis (Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009). Jika seseorang
dalam kondisi yang tidak sehat, maka dia tidak bisa memnuhi kebutuhan
hidupnya. Faktor lingkungan, perilaku dan pelayanan kesehatan menjadi dasar
kondisi umum kesehatan di Indonesia. Salah satu kesehatan yang perlu
ditingkatkan adalah kesehatan pada masyarakat.
Kesehatan pada masyarakat dapat ditingkatkan dengan adanya fasilitas
pelayanan kesehatan. Menurut Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2009
tentang kesehatan, Fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat atau tempat
yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik
promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh
Pemerintah, pemerintah daerah atau masyarakat. Peraturan Pemerintah RI
Nomor 47 Tahun 2016 pada Pasal 3 Fasilitas pelayanan kesehatan terdiri atas
pelayanan kesehatan perseorangan dan/atau pelayanan kesehatan masyarakat.
Peraturan Pemerintah RI Nomor 47 Tahun 2016 pada pasal 4, Jenis fasilitas
pelayanan kesehatan terdiri atas tempat praktik mandiri tenaga kesehatan,
pusat kesehatan masyarakat, klinik, rumah sakit, apotek, unit transfusi darah,
laboratorium kesehatan, optikal, fasilitas pelayanna kedokteran untuk
kepentingan hukum, dan fasilitas pelayanan kesehatan tradisional.
Pelayanan kesehatan di klinik memiliki tujuan menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perseorangan yang menyediakan pelayanna medis dasar
atau spesialistik. Salah satu jenis pelayanan fasilitas kesehatan klinik yaitu
pelayanan kebidanan. Kebidanan dapar diartikan sebagai keyakinan/cara
pandang dan nilai yang dianut oleh seorang bidan dalam memberikan
pelayanan kebidanan. Menurut Kepmenkes 369/Menkes/SK.III/2007 dalam
menjalankan perannya bidan memiliki keyakinan yang dijadikan panduan
dalam memberikan asuhan.
Bidan adalah seorang perempuan yang telah menyelesaikan program
pendidikan baik di dalam negeri maupun di luar negeri yang diakui secara sah
oleh pemerintah pusat dan telah memenuhi persyaratan untuk melakukan
praktik kebidanan. Bidan bertugas memberikan pelayanan yang meliputi
pelayanan kesehatan ibu, pelayanan kesehatan anak, pelayanan kesehatan
reproduksi perempuan dan keluarga berencana, pelaksanaan tugas
berdasarkan pelimpahan wewenang, dan/atau pelaksanaan tugas dalam
keadaan keterbatasan tertentu.
Seluruh pelayanan kesehatan dilakukan pendokumentasian sebagai bukti
bahwa pelayanan sudah dilaksanakan. Dokumentasi adalah suatu catatan
otentik atau dokumen asli yang dapat dijadikan sebagai bukti dalam persoalan
hukum. Dokumentasi dalam kebidanan adalah suatu bukti pencatatan dan
pelaporan yang dimiliki oleh bidan dalam melakukan catatan perawatan yang
berguna untuk kepentingan klien, bidan dan tim kesehatan dalam memberikan
pelayanan kesehatan dengan dasar komunikasi yang akurat dan lengkap secara
tertulis dengan tanggung jawab bidan. Dokumentasi dalam asuhan kebidanan
merupakan suatu pencatatan yang lengkap dan akurat terhadap
keadaan/kejadian yang dilihat dalam pelaksanaan asuhan kebidanan (proses
asuhan kebidanan).
Pendokumentasian yang dilakukan secara baik dapat membantu tenaga
kesehatan untuk mendapatkan data atau informasi pasien dalam dokumen
rekam medis. Menurut Permenkes RI No. 24 tahun 2022 tentang Rekam
Medis, Rekam Medis adalah dokumen yang berisikan data identitas pasien,
pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanna lain yang telah diberikan
kepada pasien. Dengan adanya rekam medis dapat meningkatkan kualitas
pelayanan dan memudahkan dalam pelayanan dan informasi data.
Teknologi informasi berkembang secara pesat, dimana informasi
dibutuhkan secara cepat dan tepat. Sistem informasi mendukung kegiatan
pelayanan langsung terhadap pasien yang bertujuan untuk memperoleh hasil
informasi yang akurat dan mempercepat pelayanan dan menghemat tenaga
petugas. Sistem berbasis informasi dinilai lebih efektif dalam memproses data
pasien, obat-obatan, rekam medis tindakan medis sampai dnegan pelaporan
juga mempermudah mendapatkan informasi tentang klinik, mencari data
pasien, mengolah data dan memantau kemajuan setiap perawatan pasien
(Pasaribu dan Sihombing, 2017). Dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI
HK.01.07/MENKES/312/2020, seorang PMIK harus bisa menggunakan
sistem informasi kesehatan dalam pengelolaan data kesehatan, sebagai salah
satu kompetensi rekam medis dalam manajemen pelayanan rekam medis dan
informasi kesehatan. Sehingga dengan adanya sistem informasi diharapkan
dapat meningkatkan pelayanna kesehatan dan mengurangi kemungkinan
terjadinya kesalahan.
Menurut Permenkes No. 92 Tahun 2014, Sistem Informasi Kesehatan
adalah seperangkat tatanan yang meliputi data, informasi, indikator, prosedur,
perangkat, teknologi, dan sumber daya manusia yang saling berkaitan dan
dikelola secara terpadu untuk mengarahkan tindakan atau keputusan yang
berguna dalam mendukung pembangunan kesehatan. Penggunaan Sistem
Informasi dapat mempermudah dalam penyimpanan data, mengelola data
serta pengambilan informasi.
Penelitian dilakukan untuk mengenalkan bahwa teknologi informasi dapat
digunakan untuk mengatasi masalah mengolah data, termasuk memproses,
mendapatkan, menyusun, menyimpan dan memanipulasi data dalam berbagai
cara untuk menghasilkan informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu.
Menurut penelitian Caecar (2018) Klinik Harapan Bunda memrulukan
sistem pengolahan data untuk melakukan pengelolaan data klinik agar tidak
tertinggal karena selama ini pendataan dan proses berobat dilakukan secara
manual atau dengan cara pembukuan.
B. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut peneliti merumuskan
permasalahan yaitu “Bagaimana perancangan Sistem Informasi Kesehatan
Bidan Berbasis WEB di Klinik”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Membuat rancangan sistem informasi kesehatan Praktik Bidan berbasis
WEB.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi Kebutuhan fungsional dan nonfungsional.
b. Membuat Entity Relationship Diagram (ERD) terkait dengan sistem
informasi di klinik bidan.
c. Membuat prototype terkait sistem informasi kesehatan kilink bidan
berbasis WEB.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Praktik Mandiri Bidan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu dalam mempermudah
pelayanan kepada pasien di Praktik Bidan untuk meningkatkan mutu
pelayanan.
2. Institusi Pendidikan
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan referensi yang
berhubungan dengan sistem informasi kesehatan.
3. Peneliti
Menambah wawasan dan pengetahuan peneliti dalam upaya
mengembangkan pengetahuan sistem informasi kesehatan yang
diperoleh selama perkuliahan, dan menjadi bahan referensi bagi peneliti
selanjutnya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Analisis
Analisis, yaitu melakukan peyelidikian dan kajian terhadap suatu pokok dan
menguraikan pokok tersebut sehingga ditemui partikel komponen terkecil,
sedangkan analis adalah orang yang melakukan analis. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia karangan Suharso dan Ana Retnoningsih (2005), analisis adalah
penyelidikan yang dilakukan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan dan
sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab musabab, duduk
perkara dan sebagainya).
B. Perancangan
Perancangan sistem adalah sebagian gambaran, perencanaan dan pembuatan
sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah kedalam satu kesatuan
yang utuh dan berfungsi. Untuk mencapai tujuan pada analisa sistem harus dapat
mencapai sasaran-sasaran sebagai berikut :
1. Perencanaan sistem harus berguna, mudah dipahami dan nantinya mudah
digunakan.
2. Rancangan sistem harus dapat mendukung tujuan utama perusahaan sesuai
dengan yang telah didefinisikan pada tahap perancangan sistem yang
dilanjutkan pada analisa sistem.
3. Perancangan sistem harus efisien dan efektif untuk dapat mendukung
pengolahan transaksi.
C. Definisi Sistem Informasi
1. Sistem
Jaringan kerja yaitu prosedur-prosedur yang berkumpul dan bersama-
sama untuk melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran
tertentu. Sistem juga merupakan kumpulan elemen-elemen yang saling terkait
dan berkerja sama untuk memproses masukan (input) yang ditujukan kepada
sistem tersebut dan mengolah masukan tersebut sampai menghasilkan
keluaran (output) yang diinginkan (Subiyakto, Ahlan, Kartiwi, Putra, 2016).
2. Informasi
Informasi merupakan kumpulan data yang diolah untuk penerima yang
hasilnya menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti. Tanpa suatu
informasi, suatu sistem tidak akan berjalan dengan lancar. Sumber informasi
adalah data. Data menggambarkan suatu kejadian yang sedang terjadi, dimana
data tersebut akan diolah dan diterapkan dalam sistem menjadi input yang
berguna dalam suatu system (Subiyakto, Septiandani, et al., 2017)
3. Sistem Informasi
Menurut Mustakini “Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur -
prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk
melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang
tertentu” (Lubis, 2016). Sedangkan “Sistem Informasi adalah kumpulan dari
sub-sub sistem yang saling terintegrasi dan berkolaborasi untuk
menyelesaikan suatu masalah dengan cara mengolah data menggunakan
komputer sehingga dapat menjadi nilai tambah bagi pengguna” (Rohmat,
2013).
D. Komunitas
Menurut Wenger (2004: 4) komunitas itu adalah sekumpulan orang yang
saling berbagi masalah, perhatian atau kegemaran terhadap suatu topik dan
memperdalam pengetahuan serta keahlian mereka dengan saling berinteraksi
secara terus-menerus. Selain itu, pengertian komunitas ada yang mengacu pada
orang yang berdasarkan nilai-nilai dan kepentingan bersama yang khusus, seperti
para penyandang cacat atau kelompok imigran. Dan secara khusus, menunjuk
pada satu kategori manusia yang berhubungan satu sama lain karena didasarkan
pada lokalitas tertentu yang sama karena kesamaan lokalitas itu secara tidak
langsung membuat mereka mengacu pada kepentingan dan nilai-nilai yang sama.
E. Bidan
Bidan adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan bidan yang telah
teregistrasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan (Permenkes
RI No. 28 tahun 2017). Sedangkan menurut Ikatan Bidan Indonesia (IBI), bidan
adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan Bidan yang diakui
pemerintah dan organisasi profesi di wilayah Negara Republik Indonesia serta
memiliki kompetensi dan kualifikasi untuk diregister, sertifikasi dan atau secara
sah mendapat lisensi untuk menjalankan praktik kebidanan.
Bidan adalah tenaga professional yang bertanggung-jawab dan akuntabel,
yang bekerja sebagai mitra perempuan untuk memberikan dukungan, asuhan dan
nasehat selama masa hamil, masa persalinan dan masa nifas, memfasilitasidan
memimpin persalinan atas tanggung jawab sendiri dan memberikan asuhan
kepada bayi baru lahir, dan bayi. Asuhan ini mencakup upaya pencegahan,
promosi persalinan normal, deteksi komplikasi pada ibu dan anak, dan akses
bantuan medis atau bantuan lain yang sesuai, serta melaksanakan tindakan
kegawat-daruratan.
Bidan mempunyai tugas penting dalam konseling dan pendidikan kesehatan,
tidak hanya kepada perempuan, tetapi juga kepada keluarga dan masyarakat.
Kegiatan ini mencakup pendidikan antenatal dan persiapan menjadi orang tua
serta dapat meluas pada kesehatan perempuan, kesehatan seksual atau kesehatan
reproduksi dan asuhan anak. Bidan dapat praktik diberbagai tatanan pelayanan:
termasuk di rumah, masyarakat, Rumah Sakit, klinik atau unit kesehatan lainnya.
F. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
Kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya di bidang kesehatan yang menyangkut
pelayanan dan pemeliharaan Ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi, anak
balita serta anak prasekolah. Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA –KB
merupakan upaya memfasilitasi masyarakat untuk membangun sistem kesiagaan
masyarakat dalam upaya mengatasi situasi gawat darurat dari aspek non klinis
terkait kehamilan dan persalinan Sistem kesiagaan merupakan sistem tolong-
menolong, yang dibentuk dari, oleh dan untuk masyarakat, dalam hal penggunaan
alat transportasi/ komunikasi (telepon genggam, telpon rumah), pendanaan,
pendonor darah, pencatatan-pemantaun dan informasi KB. Dalam pengertian ini
tercakup pula pendidikan kesehatan kepada masyarakat, pemuka masyarakat serta
menambah keterampilan serta pembinaan kesehatan di taman kanak-kanak.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan yaitu dengan penelitian kualitatif untuk
mendapatkan data deskriptif yang akan digunakan untuk perancangan sistem
informasi kesehatan yang akan dibuat. Perancangan sistem informasi yang
digunakan yaitu metode prototipe. Metodologi pengembangan sistem prototype.
Metode Prototype menurut Pressman (2002:40), dimulai dengan mengumpulkan
kebutuhan. Pengembang dan klien bertemu guna mendefinisikan obyektif
keseluruhan dari perangkat lunak, mengidentifikasikan segala kebutuhan dari segi
input dan format output serta gambaran interface, kemudian dilakukan
perancangan cepat. Dari hasil perancangan cepat tersebut nantinya akan dilakukan
pengujian dan evaluasi.
Tiga silus metode prototype.
1. Listen to Customer (Mendengarkan Pelanggan)
Pada tahap ini merupakan identifikasi kebutuhan user, proses ini
dilakukan agar penulis dapat memperoleh informasi mengenai permasalahan
yang terjadi oleh klien. Data yang diperoleh dari permasalahan tersebut yang
nantinya menjadi acuan untuk dilakukan proses pencarian solusi dan
pengembangan pada tahap selanjutnya.
2. Build and Revise Mock-up (Membangun dan Memperbaiki Prototype) Setelah
kebutuhan sistem terkumpul, maka akan dilakukan proses perancangan
prototype pada sistem yang diusulkan oleh user, yang mana tahap-tahapannya
sebagai berikut:
a) Perancangan proses-proses yang akan terjadi di dalam sistem, seperti,
input (masukan), output (keluaran) dari sistem yang telah diusulkan.
b) Perancangan UML (Unified Modelling Language), hal ini dilakukan
untuk menspesifikasikan sistem tentang apa yang diperlukan dan
bagaimana sistem tersebut direalisasikan. Perancangan UML yang
digunakan pada sistem ini meliputi: Use-Case Diagram dan Activity
Diagram.
c) Perancangan Interface (antarmuka) dan fitur yang dibutuhkan oleh klien
(User).
3. Customer Test Drives Mock-up (Pengujian Prototype)
Pada tahap ini akan dilakukan pengujian terhadap prototype sistem yang
telah dibuat, serta mengevaluasi apakah prototype sistem yang sudah dibuat
sudah sesuai dengan yang diharapkan. Apabila dari hasil pengujian prototype
tersebut belum memenuhi kebutuhan klien (user), maka pengembang akan
melakukan proses perbaikan ulang prototype sampai prototype tersebut
menjadi sistem yang final dan benar-benar diterima atau sesuai dengan
keinginan user.
B. Keunggulan dan Kelemahan Prototype
Achmad Rasul (2009) mengatakan bahwa suatu prototype itu mempunyai
beberapa keunggulan dan kelemahan.
Adapun beberapa keunggulan pada prototyping, antara lain sebagai berikut:
1. Adanya komunikasi yang baik antara pengembang dan klien (user).
2. Pengembang dapat bekerja lebih baik dalam menentukan kebutuhan klien.
3. Klien berperan aktif dalam pengembangan sistem.
4. Lebih menghemat waktu dalam pengembangan sistem.
5. Penerapan menjadi lebih mudah karena klien mengetahui apa yang
diharapkan.
Sedangkan kelemahan dari prototype adalah sebagai berikut:
1. Klien terkadang tidak melihat atau menyadari bahwa perangkat lunak yang
ada belum mencantumkan kualitas perangkat lunak secara keseluruhan dan 10
juga belum memikirkan kemampuan pemeliharaan untuk jangka waktu lama.
2. Pengembang biasanya ingin cepat menyelesaikan proyek. Sehingga
menggunakan algoritma dan bahasa pemrograman yang sederhana untuk
membuat prototype lebih cepat tanpa memikirkan lebih lanjut bahwa program
tersebut hanya merupakan cetak biru sistem.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN