0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
8 tayangan17 halaman

JURNAL Christian Rangi Wonga (1606010050)

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 17

PEMANFAATAN LIMBAH PLASTIK DALAM UPAYA PENINGKATAN

DAYA DUKUNG SUBGRADE LEMPUNG EKSPANSIF


Elsy E. Hangge1 (elsy@staf.undana.ac.id)
Partogi H Simatupang2 (partogihsimatupang@gmail.com)
Christian Rangi Wonga1 (tianwonga7@gmail.com)

ABSTRAK
Tanah lempung ekspansif di Desa Oebelo merupakan tanah dengan potensi kembang susut yang
sangat besar dan menyebabkan kerusakan struktur. Penelitian ini dilakukan sebagai upaya
perbaikan tanah melalui stabilisasi menggunakan limbah plastik. Tujuannya adalah untuk
mengetahui pengaruh stabilisasi tersebut terhadap sifat fisik dan mekanis tanah, serta kapasitas
dukung maksimum yang dihasilkan melalui nilai kuat tekan bebas. Tanah asli (TA) dicampurkan
limbah plastik dengan dua ukuran dimensi 0,5x0,5 cm dan 0,5x1 cm dimana setiap ukuran
terdapat lima variasi 0,5%, 1%, 1,5%, 2%, 2,5% terhadap berat kering tanah. Hasil pengujian
menunjukan tanah asli tergolong dalam kelompok A-7-6 (AASHTO) dan kelompok CH (USCS).
Nilai kadar air optimum mengalami peningkatan disetiap penambahan persentase limbah plastik
baik ukuran 0,5x0,5 cm maupun 0,5x1 cm sedangkan untuk nilai berat volume kering maksimum
untuk ukuran limbah plastik 0,5x0,5 cm dan 0,5x1 cm mengalami optimum pada persentase
0,5% atau variasi 1 kemudian mengalami penurunan di setiap penambahan persentase limbah
plastiks.
Kata Kunci: Tanah lempung ekspansif, limbah plastik dan daya dukung tanah

ABSTRACT
The expansive clay soil in Oebelo Village is a soil with a very large potential for swelling and
shrinkage which can cause structural damage. This research was conducted as an effort to
improve soil through stabilization using plastic waste. The aim is to determine the effect of this
stabilization on the physical and mechanical properties of the soil, as well as the maximum
bearing capacity resulting from the value of the free compressive strength. Original soil (TA) is
mixed with two dimensions of 0.5x0.5 cm and 0.5x1 cm where in each size there are five
variations of 0.5%, 1%, 1.5%, 2%, 2.5% plastic waste from soil dry weight. The test results show
that the original soil belongs to the A-7-6 group (AASHTO) and the CH group (USCS). The
optimum water content value increases with each addition of the percentage of plastic waste,
both 0.5x0.5 cm and 0.5x1 cm in size, while the maximum dry unit weight value for plastic waste
size 0.5x0.5 cm and 0.5x1 cm is optimal at percentage of 0.5% or variation 1 then decreases with
each addition of the percentage of plastic waste.
Keyword: expansive clay soil, plastic waste and soil carrying capacity.

PENDAHULUAN
Permasalahan tanah yang terjadi di Desa Oebelo, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten
Kupang, Nusa Tenggara Timur. Berdasarkan penelitaan Sonbay (2010), jenis tanah di Oebelo
adalah tanah lempung ekspansif dengan kandungan mineral montmoril lonitese banyak 75% dan
kaolinite sebanyak 25%. Tanah lempung ekspansif adalah tanah atau batuan yang kandungan
lempungnya memiliki potensi kembang-susut akibat perubahan kadar air. Limbah plastik
merupakan salah satu bahan stabilisasi tanah. Sampah plastik yang digunakan pada stabilisasi
kali ini berjenis Polypropylene (PP). Sampah plastik berjenis Polypropylene (PP) memiliki
kemampuan adaptasi yang baik dan berat yang ringan sehingga digunakan hampir di seluruh
bidang industri. Plastik jenis ini dapat mengacu ke setiap barang yang memiliki karakter
deformasi dan ductile.
KAJIAN PUSTAKA
Uji Kadar Air
Kadar air tanah ialah perbandingan berat air yang terkandung dalam tanah dengan berat kering
tanah tersebut. Kadar air tanah dapat digunakan untuk menghitung parameter sifat-sifat tanah.
Kadar air (%)= Ww/Ws x100 (2)
Dimana:
W adalah kadar air (%).
Ww adalah berat air (gr).
Ws adalah berat tanah kering (partikel padat) (gr).

Uji Berat Jenis Spesifik Tanah


Berat jenis tanah merupakan perbandingan antara berat butir tanah dengan volume tanah padat
atau berat air yang dengan isi sama dengan isi tanah padat tersebut Perhitungan:
Gs =(γs )/γw (3)
Dimana :
Gs adalah Berat spesifik/berat jenis tanah(gr)
γs adalah Berat volume butiran padat (gr/cm3)
γW adalah Berat volume air pada temperature 4°c (gr/cm3)

Uji Batas-Batas Konsistensi


Pengujian batas-batas konsistensi (atterberg limit) dilakukan pada tanah terganggu (disturbed).
Adapun pengujian batas-batas konsistensi (atterberg limit) yang dilakukan antara lain:
1. Batas cair (Liquid Limit/ LL)
Batas cair (LL) didefinisikan sebagai kadar air tanah pada batas antara keadaan cair dan keadaan
plastis, yaitu batas atas dari daerah plastis.
LL= ωn □((n/25))tan β2 (4)
Dimana :
N adalah jumlah pukulan yang dibutuh kanuntuk menutup goresan selebar 0,5 in
pada dasar contoh tanah yang diletakkan dalam mangkok kuningan dari alat uji
batas cair
Ω adalah kadar air dimana untuk menutup dasar goresan dari contoh tanah
dibutuhkan pukulan sebanyak N
tan β adalah 0,121 (perlu di catat tidak semua tanah memilik tan β= 0,121)
2. Batas Plastis (Plastis Limit/PL)
Batas plastis didefinisikan sebagai nilaikadar air pada kedudukan antara daerah plastis dengan
daerah semi padat.
3. Indeks plastisitas
Indeks plastisitas tanah adalah selisih antara batas cair dengan batas plastis. Batas plastis dapat di
tentuakn dengan rumus :
PI = LL-PL (5)
(5)
Dimana :
PL adalah plastis limit (%)
LL adalah liquid limit (%)
PI adalah plasticity indeks (%)
4. Batas Susut (Shrinkage Limit)
Batas susut adalah nilai kadar air pada kedudukan antara zone semi padat dengan zone padat.
Batas susut dapat di tentukan dengan rumus :
SL = (((m1-m2)/m2-(v1-v2)γd/m2)x100% (6)

(6)
Dimana :
m1 adalah berat tanah basah dalam tanah percobaan (gr)
m2 adalah berat tanah kering oven (gr)
v1adalah volume tanah basah dalam cawan (cm3)
v2 adalah volume tanah kering oven (cm3)
γw adalah berat volume air (g/cm3)

Distribusi Ukuran Butiran


Distribusi ukuran butiran atau gradasi butiran tidak pernah sama antara tanah yang satu dengan
tanah yang lain. Distribusi ukuran butiran untuk tanah berbutir kasar dapat ditentukan denga
ncara menyaring tanah menggunakan satu set saringan standar, yang terdiri dari saringan no.10
(2,000 mm) no.40 (0,425 mm), no.60 (0,25 0 mm), no.80 (0,180 mm), no.120 (0,125 mm) dan
no. 200 (0,075 mm).

Uji Hidrometer
Uji hidrometer digunakan untuk partikel-partikel berdiameter lebih kecil dari 0,075 mm.
Pengujian analisis hidrometer didasarkan pada prinsip sedimentasi (pengendapan) butir-butir
tanah dalam air. Bila contoh tanah dilarutkan dalam air, partikel-partikel tanah akan mengendap
dengan kecepatan yang berbeda-beda tergantung pada bentuk, ukuran dan beratnya (Das,
2009:17).

Pemadatan Standar Proctor


Pemadatan tanah adalah suatu proses memadatkan partikel tanah sehingga terjadi pengurangan
volume udara dan volume air dengan memakai cara mekanis.
Hubungan berat volume kering (γd) dengan berat volume basah (γw) dan kadar air (ω),
dinyatakan dalam Persamaan :
γb
γd = (7)
1+ w
(9)
dimana:
γd adalah berat volume kering (g/cm3)
γb adalah berat volume basah (g/cm3)
w adalah kadar air (%)

Pengujian Tekan Bebas (Unconfined Compression Test)


Koefisien pengaliran didefinisikan sebagai nisbah antara puncak aliran permukaan terhadap
intensitas hujan. Faktor ini yang paling menentukan hasil perhitungan debit banjir. Faktor utama
yang mempengaruhi koefisien pengaliran adalah :Kemiringan lahan, Tata guna lahan, Intensitas
hujan (Pekerjaan Umum, 2014).
Rumus regangan aksial pada pembebanan:
ΔL
S = x 100 % (8)
L0
Dimana:
Ɛ adalah regangan aksial
Δl adalah selisih benda uji sebelum dan sesudah pembebanan (cm
Lo adalah tinggi benda uji (cm)
Rumus luas penampang benda uji dengan koreksi akibat pemendekan:
Ao
A = (9)
1−s
Dimana:
A adalah luas penampang benda ujihasil koreksi (cm2)
Ao adalah luas penampang benda uji (cm2)
Ɛ adalah regangan aksial
Rumus tekan bebas yang bekerja pada benda uji:
P
qu = (10)
A
Dimana:
qu adalah kuat tekan bebas (kg/cm2)
P adalah beban yang diberikan (kg)
A luas penampang terkoreksi (cm2)

Modulus Elastisitas
Parameter yang menghubungkan antara tegangan dan regangan ini disebut modulus elastisitas.
Modulus elastisitas menggambarkan kekakuan suatu material yang berarti bahwa apabila suatu
material memiliki nilai elastisitas yan besar, maka semakin kecil perubahan bentuk yang terjadi
apabila di beri tegangan tertentu.
Hubungan antara tegangan dan regangan yang dinyatakan dalam modulus elastisitas dapat dilihat
pada persamaann:
E = σ/S (11)
Dimana:
E adalah modulus elastisitas (Mpa)
Σ adalah tegangan (N/m2)
ɛ adalah regangan

Modulus Geser
Modulus geser didefenisikan sebagai rasio tegangan geser-regangan geser. Modulus geser
berhubungan dengan Es dan µ, sebagai berikut :
Ss Es
G = = (12)
gs 2(1+µ)
Dimana:
Gs adalah modulus geser (Pa)
µ adalah angka passion
cs adalah regangan geser
Ss adalah tegangan geser (kN/m2)

Nilai passion ratio didefenisikan sebagai rasio tekanan axial terhadap pemuaian lateral sebagai
berikut:
gL
µ = (13)
gv
Dimana:
µ adalah angka passion
Cl adalah pemuaian alat
Cv adalah tekanan axial (kN/m2)

Regangan Volumentrik
Selain tegangan efektif, regangan volumentrik juga memainkan peran penting dalam meneliti
perilaku tanah. Regangan volumentrik pada tanah yanmg beersifat elastic dinyatakan dalam
persamaan :
ΔV 1−2 µ
= (σx+ σv+ σz) (14)
V E
Dimana
Δv adalah perubahan volume (mm)
V adalah volume awal (mm)
µ adalah angka Poisson
E adalah modulus elastisitas (Mpa)
σx +σv + σz adalah tegang-tegangan dalam arah sumbu x,y dan z

Uji Potensi Pengembangan


Derajat pengembangan bergantung pada beberapa faktor, seperti tipe dan jumlah mineral
lempung yang ada dalam tanah, luas spesifik lempung, susunan tanah, konsentrasi dalam air pori,
valensi kation, sementasi, adanya bahan-bahan organik, kadar air awal dan sebagainya.
Perubahan volume tanah yang besar membahayakan konstruksi di atasnya.
Tabel 1 menunjukan kemungkinan poensi ekspansif tanah hasil dari pengumpulan data uji
pengembangan pada lempung dan tanah-tanah ekpansif oleh Holtz (1969) and USBR (1974),
Hardiyatmo:120.
Tabel 1. Uji Potensi Pengembangan

Potensi Pengembangan Persen koloid Indeks Batas Batas


Pengembangan (%)-(akibat (<0,001mm) Plastisitas susut Cair LL
tekanan-6,9 (%) PI (%) SL (%) (%)
kPa)

Sangat tinggi >30 >28 >35 >11 >63


Tinggi 20-30 20-31 25-41 7-12 50-63
Sedang 10-20 13-23 15-28 10-16 39-50
Rendah <10 <15 <18 <15 <39

Stabilisasi Tanah
Stabilisasi tanah adalah pencampuran tanah dengan bahan tertentu, guna memperbaiki sifat-sifat
teknis tanah atau usaha untuk merubah dan memperbaiki sifat-sifat teknis tanah agar memenuhi
syarat teknis (Hardiyatmo,2010).
Sebagaimana dengan tujuan dari setiap tindakan stabilisasi tanah,maka tujuan umum dari
perbaikan tanah adalah untuk:
1. Meningkatkan daya dukung tanah.
2. Meningkatkan kuat geser tanah.
3. Memperkecil kompresibilitas dan penurunan tanah.
4. Memperkecil permeabilitas tanah (kasus:tanggul).
5. Memperbesar permeabilitas tanah (kasus:dewatering dan sandlense).
6. Memperkecil potensi kembang-susut pada tanah(swelling potential).
7. Menjamin kelestarian dan keberlanjutan sumber daya alam dan lingkungan.

Limbah Plastik
Plastik berjenis polyprophylene (PP) dapat digunakan sebagai bahan perkuatan tanah karena
memiliki kekuatan dan penjagaan kadar air yang baik. Serat sintesis plastik merupakan bahan
yang mempunyai regangan putus yang lebih tinggi dibandingkan regangan runtuh tanah.
Perkuatan tanah bekerja pada regangan rendah sampai regangan runtuh tanah. Perkuatan tanah
masih dapat memberikan regangan tarik jika regangan runtuh tanah telah terlampaui. Adanya
tegangan tarik pada perkuatan tanah dapat mencegah keruntuhan tanah secara mendadak (Gown,
1978:34). Metode Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memperbaiki tanah ekspansif
menggunakan limbah plastik sebagai bahan pengisi tanah (filler).

METODE PENELITIAN
Lokasi Penelitian
Lokasi dalam penelitian ini adalah lokasi pengambilan sampel tanah lempung ekspansif dan
lokasi pengujian sampel. Sampel yang digunakan diambil dari Desa Oebelo, Kecamatan Kupang
Tengah, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur yang berada pada titik koordinat. Sedangkan
pengujian sampel dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah, Program Studi Teknik Sipil,
Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana, Kota Kupang, Nusa TenggaraTimur.
Jenis Data
Jenis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Data primer
Data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang didapat langsung melalui
pengujian sampel tanah lempung ekspansif dari Desa Oebelo tanpa bahan tambahan apapun
dan pengujian sampel tanah lempung ekspansif dari Desa Oebelo yang telah dicampurkan
dengan stabilizing agent berupa Limbah plastik berukuran 0,5 x 0,5 cm dan 0,5 x 1 cm
dengan variasi kadar limbah plastik sebesar 0%, 0,5, 1%, 1,5%, 2%, 2,5%, terhadap berat
kering tanah.
2. Data sekunder
Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori-teori yang berasal dari hasil
studi literature tentang pedoman pengujian laboratorium, penelitian-penelitian terdahulu yang
berkaitan dengan stabilisasi tanah lempung ekspansif menggunakan limbah plastik dan
penelitian-penelitian yang ada hubungannya dengan tanah lempung ekspansif Oebelo, serta
pedoman lainnya yang mendukung proses penelitian.

Analisis data
Tahap analisa data merupakan tahap pengelolahan data dari hasil pengujian di laboarium berupa
pengujian sifat fisik dan mekanis, yang diolah menggunakan rumus pada Bab II untuk masing-
masing pengujian, antara lain:
1. Analisis Kadar Air
Analisis kadar air dilakukan pada tanah asli. Langka-langkah dalam menganalisis data kadar
air antara lain, yaitu:
a. Perhitungan kadar air dilakukan dengan memasukkan data-data dari berat cawan kosong,
berat cawan basah dan bera contoh tanah kering kedalam Persamaan (2.2)
b. Anlisis kadar air dilakukan pada masing-masing benda uji yang di ambil kadar air rata-rata
dari masing-masing kadar airnya.
2. Analisis Berat Jenis
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui nilai berat jenis anah asli. Langkah-langkah dalam
menganalisis data berat jenis, yaitu:
a. Analisis berat jenis dilakukan dengan memasukkan data-data dari hasil pengujian masing-
masing benda uji kedalam Persamaan (2.3)
b. Analisis berat jenis dilakukan pada masing-masing 2 benda uji yang diambil rata-ratanya.
3. Analisis batas-batas Atterberg
Pengujian batas-batas Atteberg erdiri atas: uji batas plastis, uji batas cair, uji batas susut dan
indeks plastisitas. Langka-langah dalam menganalisis data masing-masing pengujian batas-
batas Atterberg, yaitu:
a. Batas Cair
• Kadar air tiap-tiap pukulan pada masing-masing benda uji dihitung menggunakan
Persamaan (2.4). Analisis berat jenis dilakukan pada masing-masing 2 benda uji yang
diambil rata-ratanya.
• Hasil perhiungan kadar air dari tiap-tiap pukulan dibuat dalam grafik untuk mengetahui
hubungan antaa kadar air dan jumlah pukulan.
b. Batas plastis
• Kadar air tiap-tiap pukulan pada masing-masing benda uji dihitung menggunakan
Persamaan (2.4). Analisis berat jenis dilakukan pada masing-masing 2 benda uji yang
diambil rata-ratanya.
c. Batas Susut
• Kadar air pada benda uji mengakibatkan perubahan volume benda dihitung menggunakan
Persamaan (2.4)
• Nilai batas susut dihitung menggunakan persamaan (2.6). Analisis ini dilakukan pada
masing-masing benda uji yang diambil rata-ratanya.
d. Indeks Plastisitas
• Nilai indeks plastisitas dihitung menggunkan Persamaan (2.5)
4. Analisis Pemadatan Standar
Langah-langkah dalam menganalisis data pemadatan standar, yaitu:
a. Untuk mengetahui kadar air awal yang perlu ditambahkan saat pemadatan maka dihiung
menggunakan Persamaan (2.2)
b. Nilai kadar air dari setiap sampel yang dipadatkan dapat dihitung menggunakan Persamaan
(2.2). analisis ini dilakukan pada masing-masing benda uji yang diambil rata-ratanya.
c. Nilai bera volume kering pada setiap sampel dapat dihitung menggunakan Persamaan
(2.9).
d. Hasil dari perhitungannya ditampilkan dalam grafik hubungan antara kadar ai optimum
dan berat volume kering maksimum untuk mengetahui perubahan kadar air optimum pada
tanah asli dan tanah setelah distabilisasi.
5. Analisis kuat tekan bebas
Pada analisis uji kuat tekan bebas ini diperlukan nilai kadar airoptimum pada pengujian
pemadatan standar. Langkah-langkah dalam menganalisis data kuat tekan bebas, yaitu:
a. Sebelum membuuat sampel, perlu melakukan pengecekan kadar air tanah yang dihitung
menggunakan Persamaan (2.2). Analisis ini dilakukan pada masing-masing 2 benda uji
yang diambil rata-ratanya.
b. Nilai kadar air yang diambil dari setiap sampel yang di cetak dapat dihitung menggunakan
Persamaan (2.2). Analisis ini dilakukan pada masing-masing benda uji yang diambil rata-
ratanya.
c. Nilai regangan aksial pada pembebanan dapat dihitung menggunakan Persamaan (2.12)
d. Nilai luas penampang benda uji dengan koeksi akibat pemendekan dapat dihitung
menggunakan Persamaan (2.13)
e. Nilai kuat tekan yang bekerja pada benda uji dapat dihitung menggunakan Persamaan
(2.11).
f. Modulus elastisitas dapat dihitung menggunakan Persamaan (2.15)
g. Hasil dari perhitungan ditampilkan dalam grafik mengetahui perubahan nilai kuat tekan
bebas dan juga modulus elastisitas pada tanah asli dan tanah setelah distabilisasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Pengujian Sifat Fisik Tanah Asli
Tabel 2. Hasil Pengujian Sifat fisis Tanah Asli.
No Parameter Hasil

1 Kadar air (w) 23,84 %

2 Berat jenis spesifik (specific gravity) 2,66

3 Batas cair (liquid limit) 66,28%

4 Batas plastis (plastic limit) 15,35%

5 Batas susut (shrinkage limit) 9,48 %

6 Indeks plastisias (plasticity index) 50,93%

7 Butiran lolos saringan No. 200 (butiran halus) 96,60%

8 Butiran tertahan saringan No. 200 (butiran kasar) 3,40%

Hasil Pengujian Sifat Mekanis Tanah Asli


Tabel 3. Hasil Pengujian Sifat Mekanis Tanah Asli.

No Parameter Hasil
1 Kadar air optimum (Wopt) 32,80 (%)
2 Berat volume kering maksimum (γdmax) 1,32 (gr/cm³)
3 Kuat tekan bebas (qu) 0,343 (kg/cm²)
4 Kohesi undrained (cu) 0,172 (kg/cm2)

Sistem Klasifikasi Tanah Asli Berdasarkan Sistem AASTHO


Tabel 4.3 Sistem Klasifikasi Tanah Berasarkan AASTHO.
Klasifikasi Tanah Asli Berdasarkan Sistem USCS

Gambar 1. Plastisitas USCS

Pengaruh Stabilisasi Tanah Terhadap Kareteristik Tanah Lempung Ekspansif


Tabel 5. Hasil Pengujian Sifat Mekanis Tanah Setelah Distabilisasi Dengan Limbah Plastik
Ukuran 0.5x0.5 cm

Ukuran 0,5 x 0,5 cm


No Pengujian
0,5% 1% 1,5% 2% 2,5
1 Kadar air Optimum (%) 33,00 33,14 33,20 33,50 34,10
Berat Volume Kering
2 1,33 1,32 1,31 1,30 1,29
Maksimum (gr/cm³)
3 Kuat Tekan Bebas (kg/cm²) 0,385 0,405 0,424 0,442 0,481
4 Kohesi Undruined (kg/cm2) 0,192 0,202 0,212 0,221 0,241
Tabel 6. Hasil Pengujian Sifat Mekanis Tanah Setelah Distabilisasi Dengan Limbah Plastik
Ukuran 0.5x1 cm

Ukuran 0,5 x 1 Cm
No Pengujian
0,5% 1% 1,5% 2% 2,5
33,7
1 Kadar air Optimum (%) 33,00 33,60 34,30 34,50
0
Berat Volume Kering
2 1,32 1,31 1,30 1,29 1,28
Maksimum (gr/cm³)
0,45
Kuat Tekan Bebas (kg/cm²) 0,379 0,418 0,490 0,524
3 9
0,23
4 Kohesi Undruined (kg/cm2) 0,189 0,209 0,245 0,262
0

Nilai Pemadatan Standar


Kadar Air Optimum (gr/cm3)

37.5

34.10
33.14 33.20 33.50
32.80 33.00

27.5
TA V1 V2 V3 V4 V5
Variasi Sampel Uji

Gambar 2. Pengaruh Penambahan Limbah Plastik ukuran 0,5x0,5 cm dengan variasi


0,5%,1%,1,5%,2%,2,5% Terhadap Nilai Kadar Air Optimum

1.40
1.33 1.32
1.30 1.31 1.30 1.29
Berat Volume Kering
Maksimum (gr/cm3)

1.00
TA V1 V2 V3 V4 V5
Variasi Sampel Uji
Gambar 3 Pengaruh Penambahan Limbah Plastik ukuran 0,5x0,5 cm dengan variasi
0,5%,1%,1,5%,2%,2,5% Terhadap Berat Volume kering Maksimum
37.5
34.50

Kadar Air Optimum


34.30
33.60 33.70
32.80 33.00

(gr/cm3)

27.5
TA V1 V2 V3 V4 V5

Variasi Sampel Uji


Gambar 4 Pengaruh Penambahan Limbah Plastik ukuran 0,5x1 cm dengan variasi
0,5%,1%,1,5%,2%,2,5% Terhadap Kadar Air Optimum

1.40
Berat Volume Kering Maksimum (gr/cm3)

1.32 1.31
1.30 1.30 1.29 1.28

1.00
TA V1 V2 V3 V4 V5
Variasi Sampel Uji

Gambar 5 Pengaruh Penambahan Limbah Plastik ukuran 0,5x1 cm dengan variasi


0,5%,1%,1,5%,2%,2,5% Terhadap Berat Volume kering Maksimum

Nilai Kuat Tekan Bebas


Tabel 7. Hasil Rata-rata Pengujian Kuat Tekan Bebas Ukuran 0,5x0,5 cm

Jenis Sampel qu (kg/cm2) cu (kg/cm2)

TA 0.343 0.172
V1 0.385 0.191
V2 0.405 0.202
V3 0.424 0.212
V4 0.442 0.221
V5 0.481 0.241
Tabel 8. Hasil Rata-rata Pengujian Kuat Tekan Bebas Ukuran 0,5x1 cm

Jenis Sampel qu (kg/cm2) cu (kg/cm2)

TA 0.343 0.172
V1 0.379 0.189
V2 0.418 0.209
V3 0.459 0.230
V4 0.490 0.245
V5 0.524 0.262

Gambar 6 Nilai Kuat Tekan Bebas (qu) Untuk Ukuran 0,5x0,5 cm Pada Penambahan 0,5 %,
1%, 1,5%, 2%, 2,5% Terhadap Tanah Asli
Gambar 7 Nilai Kuat Tekan Bebas (qu) Untuk Ukuran 0,5x1 cm Pada Penambahan 0,5%, 1%,
1,5%, 2%, 2,5% Terhadap Tanah Asli

Gambar 8. Nilai Kohesi Tanah Undrained (cu) pada penambahan Limbah Plastik 0,5sx0,5 cm
Terhadap Tanah Asli

Gambar 9. Nilai Kohesi Tanah Undrained (cu) pada penambahan Limbah Plastik 0,5x1 cm
Terhadap Tanah Asli

Penentuan Modulus Elastisitas


Tabel 9. Nilai Rata-Rata Modulus Elastisitas Tanah ukuran 0,5x0,5 cm

Jenis Sampel Modulus Elastisitas (kg/m2)

TA 291.599
V1 303.462
V2 350.376
V3 386.807
V4 391.403
V5 398.753
Tabel 10. Nilai Rata-Rata Modulus Elastisitas Tanah ukuran 0,5x1 cm

Jenis Sampel Modulus Elastisitas (kg/m2)

TA 291.599
V1 325.112
V2 333.374
V3 367.390
V4 380.153
V5 426.586

Gambar 10. Grafik Rekapitulasi Nilai Modulus Elastisitas Tanah


ukuran 0,5x0,5 cm

Gambar 11. Grafik Rekapitulasi Nilai Modulus ElastisitasTanah


ukuran 0,5x1 cm

Hubungan Antara Tegangan Regangan


Berdasarkan pengujian UCT di Laboratorium, maka didapat hubungan antar tegangan regangan.
Untuk hubungan tegangan regangan dapat dilihat dari grafik pada Gambar 4.13 dan Gambar
4.14.
Gambar 12. Kurva Hubungan Tegangan Regangan Pada Tanah Asli dan Berbagai Variasi
Limbah Plastik ukuran 0,5x0,5 cm

Gambar 13. Kurva Hubungan Tegangan Regangan Pada Tanah Asli dan Berbagai Variasi
Limbah Plastik ukuran 0,5x1 cm

KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, pengaruh stabilisasi tanah lempung ekspansif dari
desa Oebelo, dengan penambahan limbah plastik 0%, 1%, 1,5%, 2%, 2,5% dari berat kering
tanah asli, disimpulkan :
1. Pada pengujian Tekan Bebas di dapat daya dukung tanah (qu) dan kohesi tanah undrined (cu)
mengalami kenikan setiap penambahan variasi limbah plastik. Pada pengujian didapat nilai
(qu) pada tanah asli di dapat sebesar 0,343 kg/cm2 dimana ukuran limbah plastik 0,5 x 0,5 cm
mengalami kenaikan sebesar 0,385 kg/cm2 untuk variasi 0,5%, 0,405 kg/cm2 untuk variasi
1%, 0,424 kg/cm2 untuk variasi 1,5%, 0,442 kg/cm2 untuk variasi 2%, 0,481 kg/cm2 untuk
variasi 2,5%, sedangakan ukuran limbah plastik 0,5 x 1 cm mengalami kenaikan 0,380
kg/cm2 untuk variasi 0,5%, 0,418 kg/cm2 untuk variasi 1%, 0,459 kg/cm2 untuk variasi
1,5%, 0,490 kg/cm2 untuk variasi 2%, 0,525 kg/cm2 untuk variasi 2,5%. Nilai (cu) pada
tanah asli juga mengalami kenaikan seiring kenaikan nilai (qu).
2. Kadar persentasi efektif nilai kuat tekan bebas (qu) dengan ukuran limbah plastik 0,5x0,5 cm
berada pada persentase 2,5% atau variasi 5 dengan nilai qu sebesar 0,481 kg/cm2, sedangkan
untuk ukuran limbah plastik 0,5x1 cm di dapat pada persentase 2,5% atau variasi 5 dengan
nilai sebesar 0,524 kg/cm2. Demikian pula persentase efektif untuk nilai kohesi tanah
undrined (cu) dengan ukuran limbah plastik 0,5x0,5 cm berada pada persentase 2,5% atau
variasi 1 dengan nilai sebesar 0,241 kg/cm2, sedangkan untuk ukuran limbah plastik 0,5x1 cm
berada pada persentase 2,5% atau variasi 5 dengan nilai 0,262 kg/cm2. Kadar persentase
efektif nilai berat volume kering maksimum untuk ukuran limbah plastik 0,5x0,5 cm berada
pada persentase 0,5% atau variasi 1 dengan nilai sebesar 1,33 gr/cm3, sedangkan untuk
ukuran limbah plastik 0,5x1 cm berada pada persentase 0,5% atau variasi 1 dengan nilai
sebesar 1,32 gr/cm3. Untuk kadar air optimum dengan ukuran limbah plastik 0,5x0,5 cm
berada pada persentase 2,5% atau variasi 5 dengan nilai sebesar 34,10 gr/cm3 sedangkan
untuk ukuran limbah plastik 0,5x1 cm berada pada pesentase 2,5% atau variasi 1 dengan nilai
sebesar 34, 50%.
Daftar Pustaka
ASTM International. (2000). Standard Test Methods for Laboratory Compaction Characteristics
of Soil Using Standard Effort (ASTM D 698). United State.
ASTM International. (2000). Standard Test Methods for Liquid Limit, Plastic Limit, and
Plasticity Index of Soils (ASTM D 4318). United State.
ASTM International. (2002). Standard Test Method for Particle-Size Analysis of Soils (ASTM D
442). United State.
ASTM International. (2002). Standard Test Methods for Specific Gravity of Soil Solids by Water
Pycnometer (ASTM D 854). United State.
ASTM International. (2004). Standard Test Method for Shrinkage Factors ofSoils by the
Mercury Method (ASTM D 427). United State.
Sonbay, Albert. (2010). Kajian Stabilisasi Tanah Lempung Ekspansif di Daerah Desa Oebelo
dengan Garam Dapur Lokal. Skripsi S-1 Prodi Teknik Sipil Universitas Nusa Cendana
Kupang.

Anda mungkin juga menyukai