0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
13 tayangan17 halaman

MEKTANn KELOMPOK 3

Unduh sebagai ppt, pdf, atau txt
Unduh sebagai ppt, pdf, atau txt
Unduh sebagai ppt, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 17

MEKANIKA TANAH

KELOMPOK 3

ANGGOTA KELOMPOK:
M.Mursyidul Ikhwan (2122201029)
Muhamad Rosyid A (2122201011)
M. Firmansyah (2122201022)
PENGERTIAN
 Dari pertemuan sebelumnya disimpulkan bahwa
distribusi ukuran butiran adalah satu-satunya sifat yang
dipakai untuk mengklasifikasikan tanah, tetapi pada
tanah halus tidak ada hubungan langsung antara sifat-
sifatnya dengan ukuran butirnya
 Karena alasan inilah, maka untuk menyatakan sifat –
sifat & mengklasifikasikannya dipakai metode lain yaitu
terutama percobaan “batas- batas Atterberg
 Salah satu karakteristik tanah berbutir halus yang
kohesif adalah plastisitas, yaitu kemampuan butir tanah
untuk tetap melekat satu sama lain sehingga untuk
mendefinisikan keplastisan tanah kohesif, diperlukan
kedudukan fisik tanah pada kadar air tertentu yang
disebut konsistensi
Batas Cair
Liquid Limit (LL) adalah kadar air pada
batas antara kondisi cair dan plastis
Pada kedudukan ini, butiran menyebar
dan berkurangnya kadar air berakibat
berkurangnya volume tanah
Batas Cair (Liquid Limit = LL)

BATAS CAIR ( LIQUID LIMIT = LL)


LL = kadar air tanah dimana apabila dibuat goresan pada
tanah tersebut dengan spatula standard akan menutup pada
25 kali pukulan.

Groove closed over 12.5


Apparatus and grooving Groove cut in sample prior mm – soil at wL if this
tool to the test requires 25 “blows”
Batas – batas Atterberg

Konsistensi tanah: kedudukan fisik tanah berbutir


halus pada kadar air (wc)

Menurut Atterberg (1911), sifat kohesif tanah


dibagi dalam 4 keadaan pokok :
- Padat (solid)
- Semi padat (semi solid)
- Plastis (plastic)
- Cair (liquid)
Keadaan-keadaan tersebut terjadi karena
adanya perubahan kadar air ( wc)
Indeks Aliran (IF)

Dimana:
IF = Indeks Aliran

w1 = Kadar air (%) pada N1 pukulan


w2 = Kadar air (%) pada N2 pukulan
LL menurut Waterways Experiment Station:

Dimana:
N = Jumlah pukulan, untuk menutup celah 0.5
inchi (12.7 mm)
wN = Kadar air (%)
tg β = 0.121
PERHITUNGAN BATAS CAIR
Batas Plastis
 Plastic Limit (PL) adalah kadar air pada batas
kedudukan antara plastis dan semi padat
 Selisih antara LL dan PL disebut Indeks
Plastisitas, PI (Plasticity Index) yang dinyatakan
dalam persamaan : PI = LL – PL
 Jika PI semakin besar, maka jumlah partikel
lempung dalam tanah semakin banyak. Jika PI
rendah, contohnya pada tanah lanau, sedikit
pengurangan kadar air akan berakibat tanah
menjadi kering dan sebaliknya jika kadar air
bertambah sedikit maka tanah menjadi cair
Batas Plastis (Plastic Limit = PL)

BATAS PLASTIS ( PLASTIC LIMIT = PL)


PL = Kadar air tanah dimana apabila tanah tersebut digulung
sampai dengan diameter 3.2 mm mulai terjadi retak-retak.
PERHITUNGAN BATAS PLASTIS
Hasil-hasil yang diperoleh berupa jumlah pukulan dan kadar air yang bersangkutan
kemudian digambar dalam bentuk grafik, dengan cara :
•Buatlah titik-titik yang menyatakan hubungan jumlah ketukan (sumbu mendatar dengan
skala logaritma) dengan kadar air (sumbu tegak dengan skala biasa).
•Buatlah garis lurus melalui titik-titik perpotongan tersebut, jika ternyata titik-titik yang
diperoleh tidak terletak pada suatu garis lurus, maka buatlah garis lurus pada titik berat
titik-titik tersebut.
•Tentukan besarnya kadar air
•pada jumlah ketukan 25, dengan cara menarik garis lurus vertikal dari titik 25 (pada sumbu
mendatar) sampai menyentuh kurva grafik, kemudian tarik garis ke sumbu tegak. Nilai
kadar air inilah merupakan batas cair atau liquid limid dari benda uji tersebut.
•Untuk menggambar grafik Liquid Limid dan Plastic Limid Determination, maka kita harus
mencari dahulu harga PI (Plasticity Index) = LL – PL
PI = LL – PL
= 52,19% - -53,26% = 105,46%
•Harga LL dan PI tersebut di atas diplotkan ke dalam grafik Liquid Limit dan Plastic Limit
determination, maka dapatlah diklasifikasikan tanah yang diselidiki.
– KESIMPULAN
• Dari percobaan didapat :
• Liquid Limit ( LL ) = 52,19 %
• Plastic Index = 105,46 %
• Berdasarkan bagan plastisitas, maka tanah ini dapat dikategorikan sebagai Lanau Anorganik Plastisitas Tinggi /
MH.
•Plastic limit ( PL ) = 11,88 % (Lempung Berlanau)
PI (%) Sifat Macam Tanah Kohesi
0 Non Plastis Pasir Non Kohesi
<7 Plastisitas Rendah Lanau (Silt) Kohesi Sebagian
Lempung Berlanau
7 – 17 Plastisitas Sedang Kohesi
(Silty Clay)
> 17 Plastisitas Tinggi Lempung (Clay) Kohesi

• Plastic index ( PI ) = 47,97% (Lempung)


PI TINGKAT PLASTISITAS JENIS TANAH
0 Tidak Plastis / Non PI Pasir
0 < PI < 7 Plastisitas Rendah Lanau (Silt)
7 <PI< 17 Plastisitas Sedang Silty – Clay
> 17 Plastisitas Tinggi Lempung (Clay)
Batas Susut
 shrinkage Limit (SL) merupakan batas kadar air yang
didefinisikan pada derajad kejenuhan 100% dimana
untuk nilai-nilai dibawahnya tidak akan terdapat
perubahan volume tanah apabila dikeringkan terus
 Harus diketahui bahwa, batas susut makin kecil maka
tanah akan lebih mudah mengalami perubahan volume
dan semakin sedikit air yang dibutuhkan untuk dapat
mengubah volume
 Apabila SL = 5%, maka jika tanah dilapangan melebihi
nilai ini mengakibatkan tanah akan mulai mengembang

 m1  m2   (V1  V2 ) w 
SL       x100%
 m2   m2 
Batas Susut (Shrinkage Limit = SL)

BATAS SUSUT ( SHRINKAGE LIMIT = SL)


SL = Percobaan batas susut dilaksanakan dalam laboratorium dengan
cawan porselin diameter 44.4 mm dengan tinggi 12.7 mm.

Dimana:
m1 = berat tanah basah dalam cawan percobaan (g)

m2 = berat tanah kering oven (g)

v1 = volume tanah basah dalam cawan (cm3)

v2 = volume tanah kering oven (cm3)

γw = berat volume air (g/cm3)


PERHITUNGAN BATAS SUSUT
SEKIAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai