Laporan Akhir Fix
Laporan Akhir Fix
Laporan Akhir Fix
Disusun Oleh :
PENDAHULUAN
Rumah sehat untuk Jakarta RSUD Koja , atau dikenal sebagai RSUD Koja,
merupakan rumah sakit umum daerah yang terletak di Jalan Deli No. 4, Kel Koja,
Kec. Koja, Kota Jakarta Utara, Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Rumah Sehat untuk
Jakarta RSUD Koja didirikan pada tahun 1943 oleh dr Arif. Pada tahun 1999
diresmikan sebagai RSUD berdasarakan keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta.
Kemudian di resmikan sebagai Rumah Sehat Untuk Jakarta RSUD Koja pada tahun
2023. Rumah sehat untuk Jakarta RSUD Koja merupakan salah satu Rumah Sakit
Unit daerah di provinsi DKI Jakarta Tipe B dengan pelayanan dokter spesialis dan
sub spesialis dengan kapasitas 838 tempat tidur yang memiliki tanggung jawab
dengan moto RSUD KOJA “Resep Sehat Untuk Dipakai Kami Obati Jiwa Raga
Anda”.
Rumah sehat untuk Jakarta RSUD Koja memiliki visi rumah sehat untuk Jakarta
RSUD Koja paripurna, unggul, dan berdaya saing global. Sedangkan misi dari
rumah sehat untuk Jakarta RSUD Koja yaitu menerapkan tata kelola yang
professional, akuntable, dan transparan berbasis teknologi. Menyediakan layanan
rumah sakit yang trsandar, paripurna, berorientasi pada kepuasaan dan keselamatan
pasien. Menyediakan sumber daya rumah sakit yang professional, kompeten dengan
berbagi keunggulan. Menjadi saran pelayanan kesehatan, pendidikan dan penelitian
yang terstandar dan berkualitas. Menjalin kemitraan dengan berbagai pemangku
kepentingan yang harmonis.
Ruang keperawatan atau bangsal sebagai salah satu unit terkecil pelayanan
kesehatan, merupakan tempat yang memungkinkan bagi perawat untuk menerapkan
ilmu dan kiatnya secara optimal. Namun perlu disadari, tanpa adanya tata kelola
yang baik dan memadai serta kemampuan yang kuat maka pelayanan keperawatan
juga berperan aktif dari semua pihak, profesional hanyalah tori semata (Triwibowo,
2013). Untuk itu, perawat perlu mengupayakan kegiatan penyelenggaraan Model
Praktek Keperawatan Profesional (MPKP). Jika dilihat dari ketenagaan/sumber daya
manusia yang ada ruangan Patin Lantai 6B masuk dalam tingkatan MPKP I. System
penugasan di ruangan Patin Lantai 6B sendiri menggunakan metode Tim.
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Pasien
Mendapatkan perawatan yang berkualitas tinggi sesuai standar, sehingga klien
merasakan kepuasan akan pelayanan keperawatan yang optimal.
TINJAUAN PUSTAKA
a. Input
Input dari proses manajemen keperawatan antara lain sebuah informasi
personal, peralatan dan fasilitas
b. Proses
Proses adalah jumlah kelompok manajer atau dari tingkat pengelola
keperawatan tertinggi sampai ke perawat pelaksana yang mempunyai
tugas dan wewenang untuk dapat melakukan perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dalam pelaksanaan
pelayanan keperawatan.
c. Output
Dari proses manajemen keperawatan adalah suatu asuhan
keperawatan, pengembangan staf dan riset.
d. Kontrol
Dalam proses manajemen keperawatan termasuk suatu budget
keperawatan, evaluasi penampilan kerja perawat, standar prosedur, dan
akreditasi.
e. Umpan balikProses manajemen keperawatan berupa laporan finansial
dan suatu hasil audit keperawatan (Nursalam, 2017).
2.1.4 Fungsi Manajemen Keperawatan
Kholid (2013), menyatakan bahwa fungsi manajemen keperawatan,
memudahkan perawat dalam menjalankan asuhan keperawatan yang
holistik sehingga seluruh kebutuhan pasien dirumah sakit terpenuhi.
Adapun beberapa elemen dalam manajemen keperawatan berdasarkan
fungsinya yaitu perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),
pengarahan (directing) dan pengendalian (controlling).
a. Fungsi perencanaan manajemen keperawatan
a) Menteapkan tujuan
b) Merumuskan keadaan sekarang
c) Mengidentifikasi kemudahan dan hambatan
d) Mengembangkan serangkaian kegiatan
b. Fungsi pengorganisasian manajemen keperawatan
a. Metode fungsional
c. Metode tim
d. Metode primer
e. Metode modular
f. Metode kasus
Setiap perawat ditugaskan untuk melayani seluruh kebutuhan
pasien saat ia bertugas atau dinas. Pasien akan dirawat oleh perawat yang
berbeda untuk setiap shift dan tidak ada jaminan bahwa pasien akan
dirawat oleh-orang yang sama pada hari berikutnya. Metode penugasan
kasus biasa diterapkan untuk perawatan khusus seperti isolasi, intensive
care, perawat kesehatan komunitas. Metode ini berdasarkan pendekatan
holistik dari filosofi keperawatan. Kelebihan metode kasus adalah
kebutuhan pasien terpenuhi, pasien merasa puas, masalah pasien dapat
dipahami oleh perawat, kepuasan tugas secara keseluruhan dapat dicapai.
Sedangkan kekurangannya adalah membutuhkan banyak tenaga, beban
kerja tinggi terutama jika jumlah pasien banyak sehingga tugas rutin yang
sederhana terlewatkan, pendelegasian perawatan pasien hanya sebagian
selama perawat penanggung jawab pasien bertugas.
1. Perencanaan
Adalah keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang
hal-hal yang akan dikerjakan di masa mendatang dalam rangkap
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Perencanaan dapat juga
diartikan sebagai suatu rencana kegiatan tentang apa yang harus
dilakukan, bagaimana kegiatan itu dilaksanakan, dimana kegiatan
dilakukan. Jenis-jenis perencanaan terdiri dari :
3. Pengarahan
Dalam pengarahan terdapat kegiatan delegasi, supervisi,
menciptakan iklim motivasi, manajemen waktu, komunikasi efektif
yang mencakup pre conference dan post conference, serta manajemen
konflik.
Pengarahan yaitu penerapan perencanaan dalam bentuk
tindakandalam rangka mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan sebelumnya. Dalam pengarahan, pekerjaan diuraikan
dalam tugas- tugas yang mampu kelola, jika perlu dilakukan
pendelegasian.
b. Kompensasi dan penghargaan (compensatory reward)
Menjelaskan manajemen keperawatan khususnya manajemen sumber
manusia (SDM) keperawatan. Fokus utama manajemen keperawatan
adalah pengelolaan tenaga keperawatan agar dapat produktif sehingga
misi dan tujuan organisasi dapat tercapai. Metode dalam menyusun
tenaga keperawatan seharusnya teratur, sistematis, rasional yang
digunakan untuk menentukan jumlah dan jenis tenaga keperawatan yang
dibutuhkan agar dapat memberikan asuhan keperawatan kepada pasien
sesuai yang diharapkan.
Manajemen sumber daya manusia (SDM) di ruang MPKP berfokus pada
proses rekruitmen, seleksi, kontrak kerja, orientasi, penilaian kerja dan
pengembangan staff perawat. Proses ini selalu dilakukan sebelum
membuka ruang MPKP dan setiap ada penambahan perawat baru.
c. Hubungan professional (professional relationship)
Hubungan professional dalam memberikan pelayanan keparawatan (tim
kesehatan) dalam penerima pelayanan keperawatan (pasien dan
keluarga). Pada pelaksanaannya hubungan professional secara interal
artinya hubungan yang terjadi antara pembentuk pelayanan kesehatan
misalnya antara perawat dengan perawat, perawat dengan tim kesehatan
dan lain- lain. Sedangkan hubungan professional secara eksternal adalah
hubungan pemberi dan penerima pelayanan kesehatan.
d. Manajemen asuhan keperawatan (patient care delivery)
Salah satu pilar praktik professional perawatan adalah pelayanan
keperawatan dengan menggunakan manajemen asuhan keperawatan di
MPKP tertentu. Manajemen asuhan keperawatan dengan menerapkan
proses keperawatan.
a. Kepala ruangan
1. Tugas pokok dan tanggung jawab
● Tugas pokok :
● Tanggung jawab :
a) Ketepatan rencana kebutuhan tenaga keperawatan.
b) Ketepatan progam pengembangan pelayanan
keperawatan.
c) Keobjektifan dan kebenaran penilaian kinerja tenaga
keperawatan.
d) Kelancaran kegiatan orientasi perawat baru.
e) Ketepatan prosedur tetap atau standar operasional
prosedur (SOP) pelayanan keperawatan.
f) Ketepatan laporan berkala pelaksanaan pelaksaaan
keperawatan.
g) Ketepatan kebutuhan dan penggunaan alat.
h) Ketepatan pelaksanaan progam bimbingan siswa atau
mahasiswa institusi pendidikan keperawatan.
3. Uraian tugas
a) Perencanaan
1) Membuat perencanaan jangka pendek dan jangka panjang
● Jangka pendek meliputi proses asuhan keperawatan,
supervisi katim dan perawat pelaksana, supervisi tenaga
selain perawat dan kerja sama dengan sejawat lainnya.
● Jangka panjang meliputi pembuatan jadwal dan pimpin
case conference, membuat jadwal dinas, membuat jadwal
rapat dinas, membuat jadwal supervisi dan penilaian
kinerja perawat, melakukan audit dokumentasi dan
membuat laporan bulanan.
2) Mengikuti serah terima pasien di shift sebelumnya.
3) Mengidentifikasi tingkat ketergantungan pasien dibantu
perawat primer.
4) Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan
aktivitas dan tingkat ketergantungan pasien dibantu oleh
perawat primer.
5) Merencanakan strategi pelaksanaan perawatan.
6) Mengikuti visit dokter untuk mengetahui kondisi, patofisiologi,
tindakan medis yang dilakukan, program pengobatan dan
mendiskusikan dengan dokter tentang tindakan yang akan
dilakukan terhadap pasien.
7) Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan
● Membimbing pelaksanaan asuhan keperawatan.
● Membimbing penerapan proses keperawatan.
● Menilai asuhan keperawatan.
● Mengadakan diskusi untuk pemecahan masalah.
● Memberikan informasi kepada pasien atau keluarga yang baru
masuk.
● Membantu mengembangkan niat pendidikan dan latihan diri.
● Membantu membimbing terhadap peserta didik keperawatan.
14.00 Operan
Rencana Bulanan Kepala Ruangan
8 9 10 11 12 13 14
Rapat Supervisi Audit dok Supervisi Audit Case
koord Katim dok conf
PA
15 16 17 18 19 20 21
Supervisi Audit dok Supervisi Audit Penkes
katim dok
PA Klp Klg
22 23 24 25 26 27 28
Menyusun Supevisi Audit dok Supervisi Audit Case
jadwal Katim dok conf
PA
Dinas
29 30 31
Rapat Supervisi Audit dok
koord Katim
b) Pengorganisasian
c) Pengarahan
d) Pengawasan
● Melalui supervisi :
● Evaluasi
1) Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan
rencana keperawatan yang telah disusun bersama.
2) Audit keperawatan.
b. Ketua tim
3. Uraian Tugas
c) Implementasi
Fungsi pengorganisasian:
Fungsi pengarahan :
Fungsi pengendalian:
Nama Bulan
No :
Perawat
24 25 26 27 28 30 31 1 2 3 4 Jml %
1 Abi
2 Aci
3 Adi
Presentasi RH = 100%
Rencana Bulanan Ketua Tim
8 9 10 11 12 13 14
Alokasi Supervisi Supervisi Supervisi Supervisi Case
pasien
PA PA PA PA conf
Penkes
Klg
15 16 17 18 19 20 21
Alokasi Supervisi Supervisi Supervisi Supervisi Case
pasien
PA PA PA PA conf
Penkes
Klg
22 23 24 25 26 27 28
Menyusun Supervisi Supervisi Supervisi Supervisi Case
jadwal
PA PA PA PA conf
Dinas Tim
Penkes
Klg
29 30 31
Menyusun Koordinasi Menyusun
laporan dengan laporan
tim Katim bulanan
menyusun
c. Perawat Pelaksana
4. Tugas Pokok
a) Memberikan perawatan secara langsung berdasarkan proses
keperawatan:
● Melaksanakan pengkajian keperawatan
● Merumuskan diagnosa keperawatan
● Menyusun rencana tindakan
● melaksanakan tindakan keperawatan yang telah disusun.
● Mengevaluasi tindakan keperawatan yang telah diberikan.
● Mendokumentasikan semua tindakan keperawatan dan respon
pasien serta catatan keperawatan.
b) Melaksanakan program medik dengan penuh tanggung jawab
● Pemberian obat.
● Pemeriksaan laboratorium.
● Persiapan pasien yang akan di operasi.
c) Memperhatikan keseimbangan kebutuhan fisik, dan spiritual dari
pasien.
d) Mempersiapkan pasien secara fisik dan mental untuk menghadapi
tindakan perawatan dan pengobatan secara diagnostik.
e) Melatih pasien untuk menolong dirinya sendiri sesuai
kemampuan.
f) Memberi pertolongan segera pada pasien gawat atau sakaratul
maut.
g) Membantu kepala ruang dalam pelaksanaan ruangan secara
administratif
● Menyiapkan data pasien baru, pulang atau meninggal dunia.
● Sensus harian dan formulir.
● Rujukan atau penyuluhan PKMRS.
● Mengantar dan menyiapkan alat-alat yang ada di ruangan.
● Menciptakan dan memelihara kebersihan, keamanan,
kenyamanan dan keindahan ruangan.
h) Melaksanakan tugas dinas pagi, siang atau malam secara
bergantian.
Rencana Harian Perawat Pelaksana
Nama Perawat: Ruangan: Tanggal:
Nama Pasien:
1. 4.
2. 5.
3. 6.
Waktu Kegiatan Keterangan
07.00 14.00 21.00 Operan
Pre conference (jika 1 tim lebih dari
1 orang)
Membimbing makan dan
memberikan obat (dinas pagi)
08.00 15.00 22.00 Pasien 1:........................(tindakan)
Pasien 2:........................(tindakan)
Pasien 3:........................(tindakan)
09.00 16.00 23.00 Pasien 4:........................(tindakan)
Pasien 5:........................(tindakan)
Pasien 6:........................(tindakan)
10.00 17.00 24.00 Pasien 1:........................(tindakan)
Pasien 2:........................(tindakan)
Pasien 3:........................(tindakan)
11.00 18.00 05.00 Pasien 4:........................(tindakan)
Pasien 5:........................(tindakan)
Pasien 6:........................(tindakan)
12.00 19.00 Membimbing makan dan memberi
obat pasien
Istirahat
ANALISA SITUASI
Rumah sehat untuk Jakarta RSUD Koja , atau dikenal sebagai RSUD
Koja, merupakan rumah sakit umum daerah yang terletak di Jalan Deli No. 4,
Kel Koja, Kec. Koja, Kota Jakarta Utara, Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
Rumah Sehat untuk Jakarta RSUD Koja didirikan pada tahun 1943 oleh dr
Arif. Pada tahun 1999 diresmikan sebagai RSUD berdasarakan keputusan
Gubernur Provinsi DKI Jakarta. Kemudian di resmikan sebagai Rumah Sehat
Untuk Jakarta RSUD Koja pada tahun 2023. Rumah sehat untuk Jakarta RSUD
Koja merupakan salah satu Rumah Sakit Unit daerah di provinsi DKI Jakarta
Tipe B dengan pelayanan dokter spesialis dan sub spesialis dengan kapasitas
838 tempat tidur yang memiliki tanggung jawab dengan moto RSUD KOJA
“Resep Sehat Untuk Dipakai Kami Obati Jiwa Raga Anda”.
Rumah sehat untuk Jakarta RSUD Koja memiliki visi rumah sehat untuk
Jakarta RSUD Koja paripurna, unggul, dan berdaya saing global. Sedangkan
misi dari rumah sehat untuk Jakarta RSUD Koja yaitu menerapkan tata kelola
yang professional, akuntable, dan transparan berbasis teknologi. Menyediakan
layanan rumah sakit yang trsandar, paripurna, berorientasi pada kepuasaan dan
keselamatan pasien. Menyediakan sumber daya rumah sakit yang professional,
kompeten dengan berbagi keunggulan. Menjadi saran pelayanan kesehatan,
pendidikan dan penelitian yang terstandar dan berkualitas. Menjalin kemitraan
dengan berbagai pemangku kepentingan yang harmonis.
Ruang jantung 6 B merupakan ruang perawatan umum untuk laki-laki
dan perempuan dewasa dengan masalah kardiovaskuler, Ruangan tersebut
memiliki kapasitas 38 tempat tidur yang terdiri dari 7 ruangan dari 606-612
pada kamar 606 hingga 611 terdapat 6 bed pada tiap kamar pada ruang 612
hanya terdapat 3 bed. Pada ruang jantung terdapat 2 ruang nurse station, 1
kamar ganti karyawan, 1 kamar mandi karyawan, 1 ruang spoelhoek, 1 pantry,
2 ruang logistic,1 ruang dispeansing obat dan 1 ruang Konsultasi dokter.
3.1.2 Sejarah Perkembangan RSUD Koja
1) Tahun 1943 Pusat Kesehatan ( sederhana)
2) Diresmikan pada tahun 1945 Sebagai Balai Pengobatan dan klinik Bersalin,
berangsur menjadi Rumah Sakit Umum
3) Tanggal 8 Agustus 1952 Peletakan Batu Pertama Pembangunan Rumah Sakit Koja
oleh Walikota Jakarta Raya Bapak Syamsulrizal
4) Tahun 1977 ditetapkan sebagai Rumah sakit kelas C
5) Tahun 1984 Ditetapkan sebagai Unit Pelayanan Teknis Dinas Kesehatan Provinsi
DKI Jakarta.
6) Tahun 1988 Ditetapkan sebagai Rumah Sakit Unit Swadaya Daerah
7) Penetapan sebagai Rumah Sakit Umum Tipe B Non Pendidikan pada tahun 1998
Berdasarkan Peraturan Daerah Khusus Ibukota Jakarta No. 4 Tahun 1998
8) Tahun 1999 Ditetapkan sebagai Rumah Sakit Umum Daerah Koja Jakarta
9) Tahun 2006 ditetapkan sebagai Unit Kerja Dinas Kesehatan DKI Jakarta
menerapkan PKK BLUD Penuh Berdasarkan Keputusan Gubernur Prov. DKI
Jakarta No. 2090/2006
10) Tahun 2008 penetapan organisasi dan Tata Kerja RSUD Koja berdasarkan
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 74/2009Izin Pemanfaatan Tenaga
Nuklir dari Bapeten berdasarkan No. 094917.010.11.200921 tertanggal 02
September 2022 berlaku sampai dengan 19 September 2024. Dengan Nomor
Registrasi Bapeten 114256.21
11) Tahun 2022 penjenamaan Rumah Sehat Untuk Jakarta RSUD Koja Berdasarkan
Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 562 Tahun 2022.
2) Pelayanan Penunjang
a) Instalasi Laboratorium klinik, Laboratorium PCR dan Bank
Darah
b) Instalasi Radiologi
c) Instalasi Farmasi
d) Instalasi Rehabilitasi Medik
e) Instalasi Elektromedik
f) Instalasi Gizi (Konsultasi Gizi)
g) Instalasi Linen
h) Instalasi CSSD
i) PKMRS : VCT & CST, KIA, KB, MDG’S
j) Transportasi & Ambulans
k) Instalasi Rumah Duka & Pemulasaran Jenazah
Masalah
Kepala Perawat
Manajemen Ketua Tim Pelaksana
MPKP Ruangan
Dari hasil kuesioner yang didapatkan dari para responden dengan hasil:
- Pilar I dengan presentase 95.19%
- Pilar II dengan presentase 95.85%
- Pilar III dengan presentase 97.50%
- Pilar IV dengan presentase 98.8 %.
Sehingga masalah manajemen pada MPKP yang di dapatkan di Ruang Jantung yaitu Pada
Pilar ke – I tentang Pendekatan Manajemen (Management approach).
3.2.2 Hasil Observasi Pilar- Pilar dalam MPKP
Masalah Manajemen Internal Eksternal
Dari MPKP Strength (Kekuatan) Weakness Opportuni Threathtened
(Kelemahan) ty (Peluang)
(Ancaman)
Pilar I - Kepala ruangan Menetapkan - Belum konsistennya Adanya penerapan Semakin tinggi tuntutan terhadap
filosofi, sasaran, tujuan,
Pendekatan perawat pelaksana MPKP profesional pada kriteria tingkat pendidikan oleh
kebijakan dan standar prosedur
Manajemen rumah sakit
tindakan bersama ketua tim ruangan Jantung
(Management - Kepala ruangan Menjaga membuat rencana
Approach) terwujudnya visi dan misi
keperawatan di rumah sakit kegiatan harian
(Kepala Ruangan,
- Kepala ruangan Mengatur dan - Belum optimal
Ketua Tim) mengendalikan logistic
ruangan Perawat pelaksana
- Mengendalikan tugas saat bersama ketua tim
kepala ruangan tidak berada di
tempat, kepada ketua tim melaksanakan pre dan
- Kepala ruangan Membuat post confrence klien
jadwal dinas
- Kepala ruangan Memberi dan tugas pada setiap
motivasi dalam peningkatan pergantian dinas
pengetahuan, keterampilan
dan sikap
- Kepala ruangan mengawasan
tidak langsung dengan
mengecek daftar hadir ketua
tim, membaca dan memeriksa
rencana keperawatan serta
mendengar laporan ketua tim
tentang pelaksanaan tugas.
- Ka Tim melakukan pembagian
tugas atas anggota
kelompoknya
- Ka Tim Menciptakan kerja
sama yang harmonis antar tim
- Ka Tim Memberikan
pertolongan segera pada klien
dengan kegawatdaruratan
- Ka Tim Mengatur waktu
istirahat untuk anggota tim
- Ka Tim Melakukan supervisi
secara langsung dan tidak
langsung melihat atau
mengawasi proses asuhan
keperawatan yang
dilaksanakan oleh anggota
lain.
- Ka Tim mengevaluasi
pelaksanaan keperawatan dan
menyelenggarakan asuhan
secara optimal kepada klien
yang berada dibawah tanggung
Jawab
Pilar II - Kepala ruangan Membantu - Belum sesuainya Adanya kemauan dari - Adanya tunututan yang
mengembangkan staf untuk
Kompensasi dan jumlah tenaga perawat perawat untuk tinggi dari masyarakat untuk
pendidikan berkelanjutan dan
Penghargaan pelatihan pada tiap hari dengan meningkatkan pelayanan yang lebih
(Compensatory
- Kepala ruangan Membantu beban kerja kemampuan kinerja profesional
membimbing terhadap peserta
Reward) didik keperawatan
Kepala Ruangan, - Memberi pujian kepada anggota - Belum adanya melalui pelatihan atau - Adanya tuntutan dari rumah
Ketua Tim tim yang melaksanakan tugas
dengan baik penghargaan dari pendidikan tambahan sakit untuk setiap tindakan
- Ka Tim memberikan ruangan untuk perawat keperawatan harus
pengarahan/bimbingan kepada terbaik mengikuti SOP yang telah
anggota tim
- Ka Tim memberi pujian, dibuat oleh Rumah
motivasi kepada anggota tim Sakit
Pilar III - Adanya kegiatan pertemuan - Pelaksanaan rapat Adanya kunjungan rutin Adanya penyelenggaraan case
rapat rutin perawat ruangan dengan tim dari tim kesehatan lain conference yang telah dilakukan
Hubungan
- Kolaborasi dengan dokter kesehatan belum yaitu apoteker, ahli gizi, oleh ruang Jantung
Profesional
sudah optimal optimal dokter ruangan dan DPJP
(Professional
Relationship) - Ketua tim memimpin case - Belum maksimalnya
conference pelaksanaan
Kepala Ruangan,
rekonsiliasi obat
Ketua Tim - Mengikuti visite dokter untuk
pasien yang dibawa
mengetahui kondisi,
dari rumah
patofisiologi, tindakan medis
yang dilakukan, program
pengobatan dan
mendiskusikan dengan dokter
tentang tindakan yang akan
dilakukan terhadap klien
- Meningkatkan kolaborasi
dengan anggota tim
Pilar IV - Kepala ruangan Mengatur dan - Belum maksimalnya Adanya mahasiswa Adanya tuntutan hukum jika
mengendalikan asuhan
Manajemen Asuhan pelaksanaan serah profesi NERS yang dokumentasi asuhan
keperawatan
Keperawatan - Kepala ruangan Membimbing terima dengan sedang praktik keperawatan tidak lengkap dan
pelaksanaan asuhan metode SBAR keperawatan tidak sesuai dengan kondisi
(Patient keperawatan
Care Delivery) - Kepala ruangan Membimbing - Penyimpanan obat pasien
penerapan proses keperawatan yang perlu di
dan menilai asuhan
keperawatan waspadai belum
- Ka Tim menyiapkan keperluan sesuai
untuk melaksanakan asuhan
keperawatan penyimpanannya
- Ka Tim membuat laporan klien - Belum sesuainya
- Ka Tim Mengorientasikan
penyiapan obat
klien baru
- Ka Tim membuat rincian injeksi pasien
anggota tim dalam - Pelaksanaan cuci
memberikan askep
- Ka Tim membuat rincian tugas tangan 5 momen
anggota tim meliputi belum maksimal
pemberian asuhan
keperawatan dilakukan
- Ka Tim memberikan informasi
yang berhubungan dengan
asuhan keperawatan
- Ka Tim mengawasi proses
asuhan keperawatan
- Ka Tim Mengawasi dan
berkomunikasi langsung
dengan perawat pelaksanaan
dalam pemberian asuhan
keperawatan.
- Perawat melakukan
pengkajian pada klien
- Perawat menentukan masalah-
masalah keperawatan yang
dihadapi klien berdasarkan
hasil pengkajian
- Perawat Merumuskan tujuan
yang akan dicapai untuk
menentukan rencana tindakan
- Perawat menyiapkan klien
secara fisik dan mental untuk
tindakan pengobatan atau
pemeriksaan penunjang.
- Perawat menghindari
pertentangan antara anggota
tim
- Perawat mengawasi
perkembangan dan reaksi klien
terhadap tindakan perawatan
dan pengobatan
- Perawat menilai hasil tindakan
keperawatan yang diberikan
apakah tujuan telah tercapai
bersama kepala tim
- Perawat memberikan petunjuk
kepada klien dan keluarga
mengenai peraturan yang
berlaku, jam kunjungan dan
pengadaan obat-obat
- Perawat memberikan pujian
terhadap kemajuan kesehatan
klien dan kerja sama keluarga
dengan petugas
3.2.3 IDENTIFIKASI MASALAH
No Masalah
1.
Rencana kegiatan harian sudah ada di IMR ,namun masih kurang konsisten dalam
pelaksanaannya
2. Kurang optimalnya Perawat pelaksana bersama ketua tim melaksanakan pre dan post
confrence klien dan tugas pada setiap pergantian dinas
3. Kurang maksimalnya pelaksanaan rekonsiliasi obat pasien yang dibawa dari rumah
4. Kurang sesuainya jumlah tenaga perawat dengan beban kerja pada tiap hari
Rentang nilai:
1: Sangat kurang penting, 2: Kurang penting, 3: Cukup, 4: Penting, 5: Sangat penting
No. Pilar Manajemen Keparawatan A B C D E Skor
1. I Belum konsistennya perawat pelaksana 5 5 5 4 5 24
bersama ketua tim membuat rencana kegiatan
harian
2. I Belum optimal Perawat pelaksana bersama 5 5 5 5 5 25
ketua tim melaksanakan pre dan post
confrence klien dan tugas pada setiap
pergantian dinas
3. II Belum sesuainya jumlah tenaga perawat 4 3 3 4 5 19
dengan beban kerja pada tiap hari
4. II Belum adanya penghargaan dari ruangan 2 3 2 3 3 13
untuk perawat terbaik
5. III Belum maksimalnya pelaksanaan rekonsiliasi 5 5 4 5 4 23
obat pasien yang dibawa dari rumah
6. III Pelaksanaan rapat dengan tim kesehatan 3 3 3 3 4 16
belum optimal
7. IV Belum maksimalnya pelaksanaan serah 5 3 5 5 5 23
terima dengan metode SBAR
8. IV Belum tepatnya penyimpanan obat yang perlu 5 5 4 4 4 22
di waspadai
9 IV belum maksimalnya pelaksanaan cuci tangan 3 4 3 4 3 20
5 momen dilakukan
3.2.5 PLAN OF ACTION
No Masalah Tujuan Sasaran Kegiatan
1. Kurang optimal Perawat Megoptimalkan pertukaran Kepala - Mengidentifikasi penyebab tidak
pelaksanan bersama ketua informasi yang penting, evaluasi Ruangan, konsistennya pelaksanaan pre dan
tim melaksanakan pre dan pasien, serta perencanaan Ketua post conference
post confrence klien dan perawatan yang optimal untuk Tim, - Melakukan simulasi pelaksanaan
tugas pada setiap pergantian meningkatkan kualitas pelayanan Perawat pre dan post conference
dinas asuhan keperawatan pasien Pelaksan - Melaksanakan komunikasi efektif
a antara perawat seperti katim dan
perawat pelaksana
BAB IV
PEMBAHASAN
PINTU MASUK
TEMPAT DILAKUKANNYA
OPERAN DAN MEJA
PERAWAT
RUANG GANTI
KAMAR MANDI
RUANG ALKES
KAMAR 612
KAMAR 611
KAMAR 610
KAMAR 609
KAMAR 608
KAMAR 607
PINTU
KAMAR 606 KELUAR
Kepala Ruangan
Kepala Tim
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Berdasarkan uraian dari hasil penelitian dan pembahasan, maka peneliti memberikan
saran sebagai berikut:
Untuk rumah sakit agar selalu terus berupaya membangun kesadaran diri
perawat melalui pemberian pelayanan profesional sebagai budaya kerja yang
harus bekerja sesuai SOP dan dapat dilakukan secara optimal, juga dapat
mengikut sertakan perawat dalam program pelatihan, seminar,
workshop dan lain-lain yang berhubungan dengan pre dan post conference
4. Bagi Perawat
5. Bagi Mahasiswa
Sudarsono, R.S. (2000). Berbagai model praktek keperawatan profesional di rumah sakit.
Makalah seminar dan semiloka MPKP II. Jakarta: tidak dipublikasikan Kron &
Gray, (1987), The management of patiEnt care putting leadershipskill to work,
Philadelphia: WB. Saunders Company.
Marguis & Huston, (2000), Leadership role and manag management in nursing:theory
and application, Philadelphia: Lippincott.
Sullivan, (1989), Effective management in nursing, California: AddisonWesley Publishing
Company.
Swamburg, (1999), Management and leadership for nurse manager, Boston: Jones and Barlett Publishers.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan : DPP
PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi Dan Kreteria
Hasil Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi Dan Tindakan
Keperawatan
60