0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
36 tayangan61 halaman

Laporan Akhir Fix

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1/ 61

LAPORAN HASIL PRAKTIK PROFESI MANAJEMEN KEPERAWATAN

PENERAPAN MPKP DI RUANG PATIN LANTAI 6 B


RUMAH SEHAT UNTUK JAKARTA RSUD KOJA

Disusun Oleh :

Anti Sampe Bota (012341051)


Christovorus Roy Raja (012341084)
Nur Baety (012341081)
Ria Afriani (012341062)
Rully Anggraeni (012341054)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS BINAWAN JAKARTA
JAKARTA
2024
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manajemen keperawatan merupakan pelayanan keperawatan profesional


dimana tim keperawatan dikelola dengan menjalankan empat fungsi manajemen,
yaitu perencanaan, pengorganisasian, motivasi dan pengendalian. Keempat fungsi
tersebut saling terkait serta saling berhubungan dan memerlukan keterampilan-
keterampilan teknis, hubungan antar manusia dan konseptual yang mendukung
tercapainya asuhan keperawatan yang bermutu, berdaya guna dan berhasil guna
kepada klien. Dengan alasan tersebut, manajemen keperawatan perlu mendapat
perhatian dan prioritas utama dalam pengembangan keperawatan dimasa depan. Hal
tersebut berkaitan dengan tuntutan profesi dan tuntutan global bahwa setiap
perkembangan dan perubahan memerlukan pengelolaan secara profesional dengan
memperhatikan setiap perubahan yang terjadi (Nursalam, 2014).

Pelayanan keperawatan sesuai dengan UU keperawatan No 38 Tahun 2014


Pasal 2 merupakan pelayanan profesional sebagai bagian integral dari pelayanan
kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan ditujukan kepada
individu, keluarga, kelompok atau masyarakat baik sehat maupun sakit dengan
dukungan keberhasilan kebijakan implementasi mengatur tentang prosedur dan
manajemen pengelolaan ruang perawatan terkait model praktek keperawatan
profesional (MPKP) (Amir, Chanafie, dan Hastono, 2020).

Menerapkan model praktik keperawatan profesional (MPKP) di rumah sakit


merupakan hal yang sangat penting dan relevan untuk menunjang standar pelayanan
yang tinggi demi memberikan perawatan yang optimal kepada pasien sesuai standar,
sehingga dapat membantu dalam memastikan bahwa standar tersebut dapat
terpenuhi dan ditingkatkan secara konsisten. MPKP merupakan praktek
keperawatan yang sesuai dengan kaidah ilmu manajemen modern dimana kaidah
yang dianut dalam pengelolaan pengelolaan pelayanan keperawatan diruang MPKP
adalah pendekatan yang dimulai dengan perencanaan. Perencanaan diruang MPKP
adalah kegiatan yang melibatkan seluruh personil (perawat) ruang MPKP mulai dari
kepala ruangan, ketua tim dan anggota tim.

Model praktik keperawatan professional (MPKP) merupakan suatu strategi


intervensi yang telah menyediakan suatu kerangka pekerjaan yang bertujuan utuk
mendukung perawat dalam mengontrol semua tindakan keperawatan agar berjalan.
Terdapat beberapa metode dalam memberikan asuhan keperawatan professional,
diantaranya : metode tim, metode keperawatan primer, metode kasus, dan metode
modifikasi tim primer. Dalam MPKP model keperawatan primer menjelaskan model
asuhan keperawatan yang lebih efektif dan lebih baik digunakan dibandingkan
dengan model keperawatan tim. Model keperawatan primer juga suatu bentuk model
yang komprehensif yang dapat meningkatkan caring perawat terhadap pasien.
Penerapan MPKP dalam memberikan suatu asuhan keperawatan pada pasien
membutuhkan metoda, dan sistem termasuk sarana Sumber Daya Manusia (SDM)
dan peralatan yang cukup memadai.

Rumah sehat untuk Jakarta RSUD Koja , atau dikenal sebagai RSUD Koja,
merupakan rumah sakit umum daerah yang terletak di Jalan Deli No. 4, Kel Koja,
Kec. Koja, Kota Jakarta Utara, Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Rumah Sehat untuk
Jakarta RSUD Koja didirikan pada tahun 1943 oleh dr Arif. Pada tahun 1999
diresmikan sebagai RSUD berdasarakan keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta.
Kemudian di resmikan sebagai Rumah Sehat Untuk Jakarta RSUD Koja pada tahun
2023. Rumah sehat untuk Jakarta RSUD Koja merupakan salah satu Rumah Sakit
Unit daerah di provinsi DKI Jakarta Tipe B dengan pelayanan dokter spesialis dan
sub spesialis dengan kapasitas 838 tempat tidur yang memiliki tanggung jawab
dengan moto RSUD KOJA “Resep Sehat Untuk Dipakai Kami Obati Jiwa Raga
Anda”.

Rumah sehat untuk Jakarta RSUD Koja memiliki visi rumah sehat untuk Jakarta
RSUD Koja paripurna, unggul, dan berdaya saing global. Sedangkan misi dari
rumah sehat untuk Jakarta RSUD Koja yaitu menerapkan tata kelola yang
professional, akuntable, dan transparan berbasis teknologi. Menyediakan layanan
rumah sakit yang trsandar, paripurna, berorientasi pada kepuasaan dan keselamatan
pasien. Menyediakan sumber daya rumah sakit yang professional, kompeten dengan
berbagi keunggulan. Menjadi saran pelayanan kesehatan, pendidikan dan penelitian
yang terstandar dan berkualitas. Menjalin kemitraan dengan berbagai pemangku
kepentingan yang harmonis.

Ruang Patin Lantai 6B merupakan perawatan umum laki-laki dan perempuan


dewasa dengan masalah kardiologi, Ruang Patin memiliki kapasitas 38 tempat tidur
yang terdiri dari 7 ruangan dari 606-612 pada kamar 606 hingga 611 terdapat 6 bed
pada tiap kamar pada ruang 612 hanya terdapat 3 bed. Pada ruang patin terdapat 2
ruang nurse station, 1 kamar ganti karyawan, 1 kamar mandi karyawan, 1 ruang
spoelhoek, 1 pantry, 2 ruang logistic,1 ruang dispeansing obat dan 1 ruang
Konsultasi dokter.

Ruang keperawatan atau bangsal sebagai salah satu unit terkecil pelayanan
kesehatan, merupakan tempat yang memungkinkan bagi perawat untuk menerapkan
ilmu dan kiatnya secara optimal. Namun perlu disadari, tanpa adanya tata kelola
yang baik dan memadai serta kemampuan yang kuat maka pelayanan keperawatan
juga berperan aktif dari semua pihak, profesional hanyalah tori semata (Triwibowo,
2013). Untuk itu, perawat perlu mengupayakan kegiatan penyelenggaraan Model
Praktek Keperawatan Profesional (MPKP). Jika dilihat dari ketenagaan/sumber daya
manusia yang ada ruangan Patin Lantai 6B masuk dalam tingkatan MPKP I. System
penugasan di ruangan Patin Lantai 6B sendiri menggunakan metode Tim.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Setelah melaksanakan praktik manajemen keperawatan, diharapkan mahasiswa


Profesi Ners Universitas Binawan dapat memahami prinsip-prinsip manajemen
keperawatan menggunakan model asuhan keperawatan profesional (MPKP)
sehingga bertanggung jawab serta menunjukkan sikap kepemimpinan yang
profesional sesuai dengan langkah-langkah manajemen keperawatan.

1.2.2 Tujuan Khusus

a. Mampu membuat jadwal dinas harian


b. Mampu menerapkan fungsi-fungsi kepemimpinan dan manajemen
pelayanan keperawatan
c. Mampu memahami metode penugasan asuhan keperawatan professional
d. Mampu melakukan operan sesuai dengan pelayanan MPKP
e. Mampu melakukan pre conference dan post conference
f. Mampu mengelola pasien kelolaan sesuai rencana kegiatan harian
g. Mampu melakukan perhitungan BOR, ALOS, TOI, dan BTO
h. Mampu melakukan analisis SWOT dan POA
i. Mampu merumuskan prioritas masalah.
j. Mampu melaksanakan fungsi pengarahan dalam ruangan MPKP
k. Mampu menerapkan pemberian motivasi
l. Mampu melakukan pendelegasian dengan baik
m. Mampu melakukan komunikasi yang efektif

1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Pasien
Mendapatkan perawatan yang berkualitas tinggi sesuai standar, sehingga klien
merasakan kepuasan akan pelayanan keperawatan yang optimal.

1.3.2 Bagi Perawat


Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal, terbinanya hubungan saling
percaya antara perawat dengan perawat, perawat dengan pasien dan keluarga
serta perawat dengan tim kesehatan lainnya. Sehingga meningkatkan
profesionalisme keperawatan.

1.3.3 Bagi Rumah Sakit


Dapat menganalisis masalah yang ada di ruang perawatan dengan metode
MPKP serta menyusun rencana dan strategi, mempelajari model asuhan
keperawatan MPKP.

1.3.4 Bagi Mahasiswa


Mengerti dan memahami penerapan MPKP dalam Rumah Sakit dan menjadi
modal utama saat nanti akan memulai bekerja di RS, sehingga dapat
memberikan pelayanan yang optimal berbasis MPKP.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Manajemen keperawatan


2.1.1 Definisi Manajemen Keperawatan
Manajemen didefenisikan secara umum sebagai upaya-upaya yang
dilaksanakan untuk mencapai suatu tujuan melalui orang lain. Dalam
manajemen pertama-tama perlu diketahui dengan jelas apa tujuan yang
akan dicapai. Selanjutnya bagaimana upaya yang akan dilaksanakan untuk
mencapai tujuan tersebut dengan melibatkan sekelompok orang dalam
suatu organisasi.
Manajemen keperawatan merupakan suatu bentuk koordinasi dan
integrasi sumbersumber keperawatan dengan menerapkan proses
manajemen untuk mencapai tujuan dan obyektifitas asuhan keperawatan
dan pelayanan keperawatan. Manajemen keperawatan dapat didefenisikan
sebagai suatu proses dari perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan
dan pengawasan untuk mencapai tujuan. Proses manajemen dibagi menjadi
lima tahap yaitu perencanaan, pengorganisasian, kepersonaliaan,
pengarahan dan pengendalian (Seniwati dkk, 2022).
Manajemen keperawatan yaitu suatu proses pelaksanaan pelayanan
keperawatan yang melalui upaya staf keperawatan dalam memberikan
suatu asuhan keperawatan, rasa aman pada pasien, serta pengobatan,
masyarakat dan keluarga. (Gillies dalam Sureskiarti, 2020).
2.1.2 Tujuan Model Praktik Keperawatan Profesional
Menurut Bakri (2017), tujuan dilakukannya MPKP adalah:

a. Menjaga konsistensi asuhan keperawatan


b. Mengurangi konflik, tumpang tindih dan kekosongan pelaksanaan
asuhan keperawatan oleh tim keperawatan.
c. Menciptakan kemandirian dalam memberikan asuhan keperawatan.
d. Memberikan pedoman dalam menentukan kebijakan dan keputusan.
e. Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan asuhan
keperawatan bagi setiap tim keperawatan.

2.1.3 Elemen Manajemen Keperawatan

Elemen manajemen keperawatan, dalam sistem terbuka yaitu sebagai


berikut :

a. Input
Input dari proses manajemen keperawatan antara lain sebuah informasi
personal, peralatan dan fasilitas
b. Proses
Proses adalah jumlah kelompok manajer atau dari tingkat pengelola
keperawatan tertinggi sampai ke perawat pelaksana yang mempunyai
tugas dan wewenang untuk dapat melakukan perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dalam pelaksanaan
pelayanan keperawatan.
c. Output
Dari proses manajemen keperawatan adalah suatu asuhan
keperawatan, pengembangan staf dan riset.
d. Kontrol
Dalam proses manajemen keperawatan termasuk suatu budget
keperawatan, evaluasi penampilan kerja perawat, standar prosedur, dan
akreditasi.
e. Umpan balikProses manajemen keperawatan berupa laporan finansial
dan suatu hasil audit keperawatan (Nursalam, 2017).
2.1.4 Fungsi Manajemen Keperawatan
Kholid (2013), menyatakan bahwa fungsi manajemen keperawatan,
memudahkan perawat dalam menjalankan asuhan keperawatan yang
holistik sehingga seluruh kebutuhan pasien dirumah sakit terpenuhi.
Adapun beberapa elemen dalam manajemen keperawatan berdasarkan
fungsinya yaitu perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),
pengarahan (directing) dan pengendalian (controlling).
a. Fungsi perencanaan manajemen keperawatan

Di dalam proses keperawatan perencanaan membantu perawat dalam


menentukan tindakan yang tepat bagi pasien dan menjamin bahwa
pasien akan menerima pelayanan keperawatan yang mereka butuhkan
dan sesuai dengan konsep dasar keperawatan.

1. Tujuan perencanaan manajemen keperawatan


a) Untuk menimbulkan keberhasilan dalam mencapai sasaran
dan tujuan.
b) Agar penggunaan personel dan fasilitas tersedia efektif.
c) Membantu menurunkan elemen perubahan, karena
perencanaan berdasarkan masa lalu dan akan datang.
d) Dapat digunakan untuk menemukan kebutuhan untuk
berubah.

2. Tahapan dalam perencanaan manajemen keperawatan

a) Menteapkan tujuan
b) Merumuskan keadaan sekarang
c) Mengidentifikasi kemudahan dan hambatan
d) Mengembangkan serangkaian kegiatan
b. Fungsi pengorganisasian manajemen keperawatan

Pengorganisasian suatu langkah untuk menetapkan, mengelompokkan


dan mengaturberbagai macam kegiatan, penetapan tugas-tugas dan
wewenang-wewenang seseorang, pendelegasian wewenang dalam
rangka mencapai tujuan. Fungsi pengorganisasian merupakan alat
untuk memadukan semua kegiatan yang beraspek personil, finansial,
material dan tata cara dalam rangka mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.

Tahapan dalam pengorganisasian manajemen keperawatan:

a) Tujuan organisasi harus dipahami staff, tugas ini sudah tertuang


dalam fungsi manajemen.
b) Membagi pekerjaan dalam bentuk kegiatan pokok untuk mencapai
tujuan
c) Menggolongkan kegiatan pokok ke dlama satuan-satuan kegiatan
yang praktis.
d) Menetapkanberbagai kewajiban yang harus dilakukan oleh staff
dan menyediakan fasilitas yang diperlukan.
e) Penugasan personil yang tepat dalam melaksanakan tugas.
f) Mendelegasikan wewenang

c. Fungsi pengarahan manajemen keperawatan

Pengarahan adalah suatu cara untuk mengerjakan dan memberikan


bimbingan agar dapat bekerja secara optimal dan melakukan
pembagian tugas sesuai dengan sumber daya yang tersedia berdasarkan
kemampuan dan keahliannya (Sri, 2012). Menurut (Asmuji, 2021)
pengarahan merupakan hubungan manusia dalam kepemimpinan yang
mengikat para bawahan agar bersedia mengerti dan menyumbangkan
tenaganya secara efektif serta efisien dalam pencapaian tujuan suatu
organisasi. Di dalam manajemen, pengarahan ini bersifat sangat
kompleks karena di samping menyangkut manusia serta berbagai
tingkah laku manusia yang berbeda-beda.

1. Tujuan pengarahan manajemen keperawatan

Menurut Asmuji, (2021) terdapat empat tujuan pengarahan, yaitu


sebagai berikut:
a) Menciptakan kerja sama yang lebih efisien
b) Mengembangkan kemampuan dan keterampilan staff.
c) Menumbuhkan rasa memiliki dan
d) Menciptakan suasana lingkungan kerja yang kondusif dan
bersifat adil sehingga dapat meningkatkan motivasi dan
prestasi kerja staff.

2. Unsur-unsur pengarahan manajemen keperawatan

Pengarahan atau juga disebut dengan "penggerakan" merupakan


upaya memengaruhi bawahan agar melakukan sesuatu untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Ada beberapa unsur yang
perlu dipahami dan diperhatikan bagi seorang manajer
keperawatan, yaitu :

a) Kepemimpinan merupakan kemampuan mempengaruhi


kelompok menuju pencapaian sasaran.
b) Motivasi hal yang menyebabkan, menyalurkan dan
mendukung perilaku manusia supaya mau bekerja giat dan
antusias mencapai hasil yang optimal.
c) Komunikasi merupakan unsur penting dalam menggerakkan
atau mengarahkan bawahan. Dalam organisasi pelayanan
keperawatan, ada beberapa bentuk kegiatan pengarahan yang
di dalamnya terdapat aplikasi komunikasi, antara lain sebagai
berikut :
1) Operan
Merupakan suatu kegiatan komunikasi yang bertujuan
mengoperkan asuhan keperawatan kepada shift
berikutnya.
2) Pre- conference
Komunikasi ketua tim atau penanggung jawab shift
dengan perawat pelaksana setelah selesai operan.
3) Post- conference
Komunikasi ketua tim atau perawat dengan perawat
pelaksana sebelum timbang terima mengakhiri dinas
dilakukan.
4) Pendelegasian
Kegiatan melakukan pekerjaan melalui orang lain
bertujuan agar aktivitas organisasi tetap berjalan sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan.
5) Supervisi
Bentuk komunikasi yang bertujuab memastikan kegiatan
sesuai dengan tujuan dan cara melakukan pengawasan
terhadap pelaksanaan kegiatan tersebut
d. Fungsi pengendalian manajemen keperawatan
Pengendalian merupakan proses pemeriksaan apakah segala sesuatu
yang terjadi sesuai dengan rencana yang telah disepakati, instruksi
yang dikeluarkan, serta prinsip-prinsip yang ditetapkan, yang bertujuan
untuk menunjukkan kekurangan dan kesalahan agar dapat diperbaiki
dan tidak terjadi lagi. Tugas seorang manajerial dalam usaha
menjalankan dan mengembangkan fungsi pengawasan manajerial
perlu memperhatikan beberapa prinsip yaitu sebagai berikut :
1. Pengawasan yang dilakukan harus dimengerti oleh staff
danhasilnya mudah diukur.
2. Fungsi pengawasan merupakan kegiatan yang amat penting dalam
upaya mencapai tujuan organisasi.
3. Standar untuk kerja yang akan diawasi perlu dijelaskan kepada
semua staff, sehingga staff dapat lebih meningkatkan rasa
tanggung jawab dan komitmen terhadap kegiatan program.
4. Kontrol sebagai pengukuran dan koreksi kinerja untuk
meyakinkan bahwa sasaran dan kelengkapan rencana untuk
mencapai tujuan telah tersedia, serta alat untuk memperbaiki
kinerja.
Selain itu, apabila fungsi pengendalian dapat dilaksanakan dengan
tepat maka akan diperoleh manfaatnya yaitu :

1. Dapat diketahui apakah suatu kegiatan atau program telah


dilaksanakan sesuai dengan standar atau rencana kerja.
2. Dapat diketahui adanya penyimpangan pada pengetahuan dan
pengertian staff dalam melaksanakan tugas-tugasnya.
3. Dapat diketahui apakah waktu dan sumber daya lainnya telah
mencukupi kebutuhan dan telah digunakan secara benar.
4. Dapat diketahui staff yang perlu diberikan penghargaan atau
bentuk promosi dan latihan kerja.

e. Fungsi pengawasan managemen keperawatan

Fungsi pengawasan bertujuan agar penggunaan sumber daya lebih


efisien dan staf dapat lebih efektif untuk mencapai tujuan program.
Fungsi pengawasan bertujuan agar penggunaan sunber daya lebih
efisien dan staf dapat lebih efektif untuk mencapai tujuan program.
Prinsip pengawasan yang harus diperhatikan manager keperawatan
dalam menjalankan fungsi pengendalian adalah (Sudarta, Rosyidi, &
Susilo, 2019):

a) Pengawasan yang dilakukan harus dimengerti oleh staf dan


hasilnya mudah diukur. Pengawasan merupakan kegiatan penting
dalam upaya mencapai tujuan organisasi.

b) Standar untuk kerja harus dijelaskan kepada semua staf.

2.1.5 Prinsip-Prinsip Manajemen Keperawatan


Beberapa prinsip-prinsip manajemen keperawatan yang perlu diperhatikan:

a. Manajemen keperawatan selayaknya berlandaskan pada suatu


perencanaan karena melalui fungsi perencanaan, pimpinan dapat
menurunkan resiko pengambilan keputusan, pemecahan masalah yang
efektif dan terencana.
b. Manajemen keperawatan dapat dilaksanakan melalui penggunaan
waktu yang efektif. Manajer keperawatan yang menghargai waktu
akan menyusun suatu perencanaan yang terprogram dengan baik dan
melaksanakan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
sebelumnya.
c. Manajemen keperawatan akan melibatkan pengambilan suatu
keputusan. Berbagai situasi maupun suatu permasalahan yang terjadi
dalam pengelolaan suatu kegiatan keperawatan memerlukan
pengambilan keputusan di berbagai tingkat manajerial.
d. Memenuhi suatu kebutuhan asuhan keperawatan pasien merupakan
fokus perhatian manajer perawat dengan mempertimbangkan apa yang
pasien lihat, fikir, yakini dan ingini. Kepuasan pasien merupakan poin
yang paling utama dari seluruh tujuan keperawatan.
e. Manajemen keperawatan harus bisa terorganisir. Pengorganisasian
tersebut dilakukan sesuai dengan kebutuhan organisasi untuk
mencapai tujuan.
f. Pengarahan merupakan suatu elemen kegiatan manajemen
keperawatan yang meliputi proses pendelegasian, supervisi, koordinasi
dan pengendalian pelaksanaan rencana yang telah diorganisasikan.
g. Divisi keperawatan yang baik dapat memotivasi karyawan untuk
memperlihatkan penampilan kerja yang baik.
h. Manajemen keperawatan dapat menggunakan komunikasi yang
efektif. Komunikasi yang efektif akan mengurangi suatu
kesalahpahaman dan memberikan persamaan pandangan, arah dan
pengertian diantara pegawai.
i. Pengembangan staff penting untuk dapat dilaksanakan sebagai upaya
persiapan perawat-perawat pelaksana menduduki posisi yang lebih
tinggi atau upaya manajer untuk dapat meningkatkan pengetahuan
karyawan.
j. Pengendalian yakni salah satu elemen manajemen keperawatan yang
meliputi penilaian tentang pelaksanaan rencana yang telah dibuat,
pemberian instruksi dan menetapkan sebuah prinsip-prinsip melalui
penetapan standar, membandingkan penampilan dengan standar dan
memperbaiki kekurangan (Nursalam, 2017).

2.1.6 Visi Misi Manajemen Keperawatan


Visi manajemen keperawatan adalah sebagai berikut :

a. Mengaplikasikankerangka konsep dan acuan dalam suatu


pelaksanaan asuhan keperawatan.
b. Mengevaluasi asuhan keperawatan yang telah diberikan.
c. Menerapkan suatu strategi dalam meningkatkan kualitas dan
pelayanan yang efisien kepada semua konsumen.
d. Meningkatkan suatu hubungan yang baik dengan semua tim
kesehatan menilai kualitas pelayanan yang diberikan berdasarkan
standar kriteria yang ada.
e. Mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu dalam menilai dan
memberikan sebuah intervensi keperawatan kepada pasien.
f. Meningkatkan pendidikan berkelanjutan (formal maupun nonformal)
bagi perawat dalam suatu usaha meningkatkan kinerjanya.
g. Berpartisipasi secara aktif dalam upaya perubahan model asuhan
keperawatan dan peningkatkan suatu kualitas pelayanan.
h. Menciptakan suatu lingkungan kerja yang kondusif dan melibatkan
staff dalam setiap pengambilan keputusan yang menyangkut tentang
asuhan keperawatan.
i. Memberikan suatu penghargaan kepada staff yang dianggap
berprestasi.
j. Konsisten untuk selalu meningkatkan hasil produksi atau pelayanan
yang terbaik.
k. Meningkatkan pandangan masyarakat yang positif tentang suatu
profesi keperawatan.

Sedangkan misi manajemen keperawatan adalah sebagai berikut :

a. Menyediakan asuhan keperawatan yang sangat efektif dan efisien


dalam membantu kesehatan pasien yang optimal setelah pulang dari
rumah sakit.
b. Membantu untuk mengembangkan dan mendorong suasana yang
kondusif bagi pasien dan staff keperawatan atau non keperawatan.
c. Mengajarkan, mengarahkan, dan membantu dalam suatu kegiatan
professional keperawatan.
d. Turut serta dan bekerja sama dengan semua anggota suatu tim
kesehatan yang ada dirumah sakit atau tempat kerja (Nursalam,
2017).

2.2 Konsep Model Praktik Keperawatan Professional (MPKP)


2.2.1 Definisi Model Praktik Keperawatan Professional (MPKP)
Model praktik keperawatan professional (MPKP) adalah suatu
sistem (struktur, proses dan nilai-nilai professional), yang memungkinkan
perawat professional mengatur pemberian asuhan keperawatan termasuk
lingkungan, yang dapat menopang pemberian asuhan tersebut. Aspek
struktur ditetapkan jumlah tenaga keperawatan berdasarkan jumlah pasien
sesuai dengan derajat ketergantungan pasien. Penetapan jumlah perawat
sesuai kebutuhan pasien menjadi hal penting, karena bila jumlah perawat
tidak sesuai dengan jumlah tenaga yang dibutuhkan, tidak ada waktu bagi
perawat untuk melakukan tindakan keperawatan (Sitorus & Yulia, 2006).
Selain jumlah, perlu ditetapkan pula jenis tenaga yaitu perawat
pelaksana atau perawat asosiate, sehingga peran dan fungsi masing-masing
tenaga sesuai dengan kemampuan dan terdapat tanggung jawab yang jelas.
Pada aspek struktur ditetapkan juga standar rencana keperawatan yang
artinya pada setiap ruang rawat sudah tersedia standar rencana keperawatan
berdasarkan diagnosa medik atau berdasarkan sistem tubuh. Pada aspek
proses ditetapkan penggunaan metode modifikasi keperawatan primer
(kombinasi metode tim dan keperawatan primer) (Sitorus & Yulia, 2006).

2.2.2 Tujuan Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP)


Adapun tujuan dari dilakukannya model praktik keperawatan
profesional menurut (Bakri, 2017) adalah:
a. Menjaga konsitensi asuhan keperawatan
b. mengurangi konflik, tumpang tindih dan kekosongan pelaksanaan
asuhan keperawatan oleh tim keperawatan
c. Menciptakan kemandirian dalam memberikan asuhan keperawatan.
d. Memberikan pedoman dalam menentukan kebijakan dan keputusan.
e. Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan asuhan
keperawatan bagi setiap tim keperawatan.

2.2.3 Macam-Macam Metode Praktik Keperawatan Professional (MPKP)


Menurut (Nursalam, 2014), terdapat beberapa model praktik
keperawatan professional, yaitu :

a. Metode fungsional

Model ini berdasarkan orientasi tugas dari filosofi keperawatan, perawat


melaksanakan tugas (tindakan) tertentu berdasarkan kegiatan yang ada.
Model pemberian asuhan keperawatan ini berorientasi pada
penyelesaian tugas dan prosedur keperawatan. Perawat ditugaskan untuk
melakukan tugas tertentu untuk dilaksanakan kepada semua pasien yang
dirawat di suatu ruangan. Model ini digambarkan sebagai keperawatan
yang berorientasi pada tugas dimana fungsi keperawatan tertentu
ditugaskan pada setiap anggota staff. Setiap anggota staff perawat hanya
melakukan 1-2 jenis intervensi keperawatan pada semua pasien
dibangsal. Misalnya seorang perawat bertanggung jawab untuk
pemberian obat-obatan, seorang yang lain melakukan tindakan
perawatan luka, seorang lagi mengatur pemberian intravena, seorang
lagi ditugaskan pada penerimaan dan pemulangan pasien, seorang yang
lain memberikan bantuan mandi dan tidak ada perawat yang
bertanggung jawab penuh untuk perawatan seorang pasien.

Seorang perawat bertanggung jawab kepada manager perawat. Perawat


senior menyibukkan diri dengan tugas manajerial, sedangkan perawat
pelaksana pada tindakan keperawatan. Penugasan yang dilakukan pada
model ini berdasarkan 3 kriteria efisiensi, tugas di distribusikan
berdasarkan tingkat kemampuan masing-masing perawat dan dipilih
perawat yang paling kompeten. Kepala ruangan terlebih dahulu
mengidentifikasikan tingkat kesulitan tindakan, selanjutnya ditetapkan
perawat yang akan bertanggung jawab mengerjakan tindakan yang
dimaksud. Model fungsional ini merupakan metode praktik keperawatan
yang paling tua yang dilaksanakan oleh perawat dan berkembang pada
saat perang dunia kedua.

Kelemahan dari metode fungsional adalah pasien mendapat banyak


perawat, kebutuhan pasien secara individu sering terabaikan, pelayanan
pasien secara individu sering terabaikan, pelayanan terputus-putus,
kepuasan kerja keseluruhan sulit dicapai.

b. Metode keperawatan total

Metode keperawatan asuhan pasien total adalah model pengelolaan


asuhan pasien yang paling tua. Pada metode ini, perawat mengembangkan
tanggung jawab total untuk memenuhi semua kebutuhan pasien yang
dikelola selama waktu kerja mereka (Marquis & Huston, 2010).

Metode keperawatan total yaitu pengorganisasian pelayanan atau asuhan


keperawatan untuk satu atau beberapa pasien oleh satu orang perawat
pada saat bertugas atau jaga selama periode waktu tertentu atau sampai
pasien pulang. Kepala ruangan bertanggung jawab dalam pembagian
tugas dan menerima semua laporan tentang pelayanan keperawatan
pasien.

c. Metode tim

Metode tim adalah pengorganisasian pelayanan keperawatan


dengan menggunakan tim yang terdiri atas kelompok pasien dan perawat.
Kelompok ini dipimpin oleh perawat yang berijazah dan berpengalaman
kerja serta memiliki pengetahuan dibidangnya (regestered nurse).
Pembagian tugas dalam kelompok dilakukan oleh pimpinan kelompok
atau ketua group dan ketua group bertanggung jawab dalam mengarahkan
anggota group atau tim. Selain itu ketua group bertugas memberi
pengarahan dan menerima laporan kemajuan pelayanan keperawatan
pasien serta membantu anggota tim dalam menyelesaikan tugas apabila
menjalani kesulitan dan selanjutnya ketua tim melaporkan kepada kepala
ruangan tentang kemajuan atau pelayanan atau asuhan keperawatan
kepada pasien. Kelebihannya yakni memungkinkan komunikasi antar tim
sehingga konflik mudah diatasi dan memberi kepuasan kepada anggota
tim. Sedangkan kelemahannya yakni komunikasi antar anggota tim, yang
biasanya membutuhkan waktu dimana sulit untuk melaksanakan pada
waktu sibuk.

d. Metode primer

Metode primer dikembangkan pada awal tahun 1970-an


menggunakan beberapa konsep dan perawatan total pasien. Keperawatan
primer merupakan suatu metode pemberian asuhan keperawatan dimana
perawat primer bertanggung jawab selama 24 jam terhadap perencanaan,
pelaksanaan, pengevaluasian satu atau beberapa pasien dan sejak pasien
masuk rumah sakit sampai pasien dinyatakan pulang. Selama jam kerja,
perawat primer memberikan perawatan langsung secara total untuk
pasien. Ketika perawat primer tidak sedang bertugas, perawatan diberikan
atau didelegasikan kepada perawat asosiate yang mengikuti rencana
keperawatan yang telah disusuni oleh perawat primer. Perawat primer
bertanggung jawab untuk mengadakan komunikasi dan koordinasi dalam
merencanakan asuhan keperawatan dan juga akan membuat rencana
pulang pasien jika diperlukan.

e. Metode modular

Metode modular yaitu pengorganisasian pelayanan atau asuhan


keperawatan yang dilakukan oleh perawat professional dan non
professional (terampil) untuk sekelompok pasien dari mulai masuk rumah
sakit sampai pulang disebut tanggung jawab total atau keseluruhan. Untuk
metode ini diperlukan perawat yang berpengetahuan, terampil dan
memiliki kemampuan kepemimpinan. Idealnya 2-3 perawat untuk 8-12
orang pasien.

f. Metode kasus
Setiap perawat ditugaskan untuk melayani seluruh kebutuhan
pasien saat ia bertugas atau dinas. Pasien akan dirawat oleh perawat yang
berbeda untuk setiap shift dan tidak ada jaminan bahwa pasien akan
dirawat oleh-orang yang sama pada hari berikutnya. Metode penugasan
kasus biasa diterapkan untuk perawatan khusus seperti isolasi, intensive
care, perawat kesehatan komunitas. Metode ini berdasarkan pendekatan
holistik dari filosofi keperawatan. Kelebihan metode kasus adalah
kebutuhan pasien terpenuhi, pasien merasa puas, masalah pasien dapat
dipahami oleh perawat, kepuasan tugas secara keseluruhan dapat dicapai.
Sedangkan kekurangannya adalah membutuhkan banyak tenaga, beban
kerja tinggi terutama jika jumlah pasien banyak sehingga tugas rutin yang
sederhana terlewatkan, pendelegasian perawatan pasien hanya sebagian
selama perawat penanggung jawab pasien bertugas.

2.2.4 Pilar Nilai-Nilai Professional Di Ruang Model Praktik Keperawatan


Professional (MPKP)
Model praktik keperawatan professional adalah bentuk dari
pemberian asuhan keperawatan yang berdasarkan nilai-nilai
profesionalisme dan memiliki empat pilar, yaitu:

a. Pendekatan manajemen (management approach)

1. Perencanaan
Adalah keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang
hal-hal yang akan dikerjakan di masa mendatang dalam rangkap
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Perencanaan dapat juga
diartikan sebagai suatu rencana kegiatan tentang apa yang harus
dilakukan, bagaimana kegiatan itu dilaksanakan, dimana kegiatan
dilakukan. Jenis-jenis perencanaan terdiri dari :

a) Rencana jangka pendek dibuat 1 jam sampai dengan 1 tahun.


b) Rencana jangka panjang, yang disebut juga perencanaan
strategis yang disusun untuk 3 sampai 10 tahun.
c) Rencana jangka menengah dibuat dan berlaku 1 sampai 5 tahun.
2. Pengorganisasian

Merupakan pengelompokan aktivitas untuk mencapai tujuan,


penugasan suatu kelompok tenaga keperawatan, menentukan cara
dari pengkordinasian aktivitas yang tepat baik vertikal maupun
horizontal serta bertanggung jawab untuk mencapai tujuan
organisasi. Pengorganisasian kegiatan dan tenaga perawat di ruang
MPKP menggunakan pendekatan sistem penugasan modifikasi
keperawatan tim-primer. Secara vertikal ada kepala ruangan, ketua
tim dan perawat pelaksana. Setiap tim bertanggung jawab terhadap
sejumlah pasien.

3. Pengarahan
Dalam pengarahan terdapat kegiatan delegasi, supervisi,
menciptakan iklim motivasi, manajemen waktu, komunikasi efektif
yang mencakup pre conference dan post conference, serta manajemen
konflik.
Pengarahan yaitu penerapan perencanaan dalam bentuk
tindakandalam rangka mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan sebelumnya. Dalam pengarahan, pekerjaan diuraikan
dalam tugas- tugas yang mampu kelola, jika perlu dilakukan
pendelegasian.
b. Kompensasi dan penghargaan (compensatory reward)
Menjelaskan manajemen keperawatan khususnya manajemen sumber
manusia (SDM) keperawatan. Fokus utama manajemen keperawatan
adalah pengelolaan tenaga keperawatan agar dapat produktif sehingga
misi dan tujuan organisasi dapat tercapai. Metode dalam menyusun
tenaga keperawatan seharusnya teratur, sistematis, rasional yang
digunakan untuk menentukan jumlah dan jenis tenaga keperawatan yang
dibutuhkan agar dapat memberikan asuhan keperawatan kepada pasien
sesuai yang diharapkan.
Manajemen sumber daya manusia (SDM) di ruang MPKP berfokus pada
proses rekruitmen, seleksi, kontrak kerja, orientasi, penilaian kerja dan
pengembangan staff perawat. Proses ini selalu dilakukan sebelum
membuka ruang MPKP dan setiap ada penambahan perawat baru.
c. Hubungan professional (professional relationship)
Hubungan professional dalam memberikan pelayanan keparawatan (tim
kesehatan) dalam penerima pelayanan keperawatan (pasien dan
keluarga). Pada pelaksanaannya hubungan professional secara interal
artinya hubungan yang terjadi antara pembentuk pelayanan kesehatan
misalnya antara perawat dengan perawat, perawat dengan tim kesehatan
dan lain- lain. Sedangkan hubungan professional secara eksternal adalah
hubungan pemberi dan penerima pelayanan kesehatan.
d. Manajemen asuhan keperawatan (patient care delivery)
Salah satu pilar praktik professional perawatan adalah pelayanan
keperawatan dengan menggunakan manajemen asuhan keperawatan di
MPKP tertentu. Manajemen asuhan keperawatan dengan menerapkan
proses keperawatan.

2.2.5 Manajemen Keperawatan Sesuai Peran

a. Kepala ruangan
1. Tugas pokok dan tanggung jawab
● Tugas pokok :

Mengawasi dan mengendalikan kegiatan-kegiatan


pelayanan keperawatan di ruang rawat yang berada di
wilayah tanggung jawabnya.

● Tanggung jawab :
a) Ketepatan rencana kebutuhan tenaga keperawatan.
b) Ketepatan progam pengembangan pelayanan
keperawatan.
c) Keobjektifan dan kebenaran penilaian kinerja tenaga
keperawatan.
d) Kelancaran kegiatan orientasi perawat baru.
e) Ketepatan prosedur tetap atau standar operasional
prosedur (SOP) pelayanan keperawatan.
f) Ketepatan laporan berkala pelaksanaan pelaksaaan
keperawatan.
g) Ketepatan kebutuhan dan penggunaan alat.
h) Ketepatan pelaksanaan progam bimbingan siswa atau
mahasiswa institusi pendidikan keperawatan.

2. Kompetensi kepala ruangan

a) Keterampilan keperawatan mencakup proses keperawatan


serta penguasaan terhadap standar operasional prosedur
(SOP) tindakan keperawatan.
b) Teknik manajemen waktu dalam pengelolaan unit ruang
rawat.
c) Kemampuan akan belajar informasi baru, termasuk
mempergunakan sumber-sumber untuk belajar.
d) Mempergunakan “positive self talk and thinking”.
e) Perilaku asertif.
f) Keterampilan komunikasi.
g) Penerapan aspek legal dalam pelayanan keperawatan.
h) Penerapan aspek etik dalam pelayanan keperawatan.
i) Penyelesaian masalah dan berpikir kritis.
j) Manajemen stress.

3. Uraian tugas

a) Perencanaan
1) Membuat perencanaan jangka pendek dan jangka panjang
● Jangka pendek meliputi proses asuhan keperawatan,
supervisi katim dan perawat pelaksana, supervisi tenaga
selain perawat dan kerja sama dengan sejawat lainnya.
● Jangka panjang meliputi pembuatan jadwal dan pimpin
case conference, membuat jadwal dinas, membuat jadwal
rapat dinas, membuat jadwal supervisi dan penilaian
kinerja perawat, melakukan audit dokumentasi dan
membuat laporan bulanan.
2) Mengikuti serah terima pasien di shift sebelumnya.
3) Mengidentifikasi tingkat ketergantungan pasien dibantu
perawat primer.
4) Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan
aktivitas dan tingkat ketergantungan pasien dibantu oleh
perawat primer.
5) Merencanakan strategi pelaksanaan perawatan.
6) Mengikuti visit dokter untuk mengetahui kondisi, patofisiologi,
tindakan medis yang dilakukan, program pengobatan dan
mendiskusikan dengan dokter tentang tindakan yang akan
dilakukan terhadap pasien.
7) Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan
● Membimbing pelaksanaan asuhan keperawatan.
● Membimbing penerapan proses keperawatan.
● Menilai asuhan keperawatan.
● Mengadakan diskusi untuk pemecahan masalah.
● Memberikan informasi kepada pasien atau keluarga yang baru
masuk.
● Membantu mengembangkan niat pendidikan dan latihan diri.
● Membantu membimbing terhadap peserta didik keperawatan.

8) Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan dan rumah


sakit.
Rencana Harian Kepala Ruangan
Nama : Ruangan : Tanggal :
Jumlah Perawat : Jumlah Pasien :

Waktu Kegiatan Keterangan


07.00 Operan
Pre conference (jika jumlah tim lebih dari 1), mengecek
SDM dan sarana prasarana
08.00 Mengecek kebutuhan pasien (pemeriksaan, kondisi, dll)

09.00 Melakukan interaksi dengan pasien baru atau psien yang


memerlukan perhatian khusus

10.00 Melakukan supervisi pada ketua tim/perwat pelaksana


Perawat 1 ........................................................... (nama)
… ..................................................................... (tindakan)
Perawat 2 ........................................................... (nama)
… ..................................................................... (tindakan)
Perawat 3 ........................................................... (nama)
… ..................................................................... (tindakan)
11.00 Hubungan dengan bagian lain terkait rapat-rapat
terstruktur/insidentil

12.00 Mengecek ulang keadaan pasien, perawat, lingkungan yang


belum teratasi
Ishoma
13.00 Mempersiapkan dan merencanakan kegiatan asuhan
keperawatan untuk sore, malam dan esok hari sesuai tingkat
ketergantungan pasien
Mengobservasi post conference

14.00 Operan
Rencana Bulanan Kepala Ruangan

Rencana Kegiatan Bulanan Kepala Ruangan MPKP


Bulan:

Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu


1 2 3 4 5 6 7
Rapat Supervisi Membuat Supervisi Audit Penkes
ruangan Katim laporan dok
PA Klp Klg
ruangan
bulanan

8 9 10 11 12 13 14
Rapat Supervisi Audit dok Supervisi Audit Case
koord Katim dok conf
PA
15 16 17 18 19 20 21
Supervisi Audit dok Supervisi Audit Penkes
katim dok
PA Klp Klg
22 23 24 25 26 27 28
Menyusun Supevisi Audit dok Supervisi Audit Case
jadwal Katim dok conf
PA
Dinas

29 30 31
Rapat Supervisi Audit dok
koord Katim

b) Pengorganisasian

1) Merumuskan metode penugasan yang digunakan.


2) Merumuskan tujuan metode penugasan.
3) Membuat rincian tugas perawat primer dan perawat asosiet secara
jelas.
4) Membuat rencana kendali, kepala ruangan membawahi 2 perawat
primer dan perawat primer membawahi 2 perawat asosiet.
5) Mengatur serta mengendalikan tenaga keperawatan, membuat
proses dinas, mengatur tenaga yang ada setiap hari.
6) Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan.
7) Mengatur dan mengendalikan situasi lahan praktek.
8) Mendelegasikan tugas saat kepala ruang tidak berada di tempat
kepada perawat primer.
9) Mengembangkan kemampuan anggota.
10) Menyelenggarakan konferensi.

c) Pengarahan

1) Memberi pengarahan tentang penugasan kepada perawat primer.


2) Memberikan pujian kepada perawat yang mengerjakan tugas
dengan baik.
3) Memberi motivasi dalam peningkatan pengetahuan, keterampilan
dan sikap.
4) Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan
berhubungan dengan asuhan keperawatan pasien.
5) Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam
melaksanakan tugasnya.
6) Meningkatkan kolaborasi.

d) Pengawasan

● Melalui komunikasi, mengawasi dan berkomunikasi langsung


dengan perawat primer mengenai asuhan keperawatan yang
diberikan kepada pasien.

● Melalui supervisi :

1) Pengawasan langsung melalui inspeksi, mengamati sendiri atau


melalui laporan langsung secara lisan dan memperbaiki atau
mengawasi kelemahan-kelemahan yang ada saat ini.
2) Pengawasan tidak langsung yaitu mengecek daftar hadir, membaca
dan memeriksa rencana keperawatan serta catatan yang dibuat
selama dan sesudah proses keperawatan dilakukan
(dokumentasikan), mendengar laporan dari perawat primer.

● Evaluasi
1) Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan
rencana keperawatan yang telah disusun bersama.
2) Audit keperawatan.

b. Ketua tim

Ketua tim adalah seorang perawat yang bertugas yang mengepalai


sekelompok tenaga keperawatan dalam melaksanakan asuhan
keperawatan di ruang rawat dan bertanggung jawab langsung kepada
kepala ruangan.

1. Tugas pokok dan tanggung jawab


a) Mengkaji pasien dan menerapkan tindakan keperawatan yang tepat.
b) Mengkoordinasi rencana keperawatan yang tepat waktu, membimbing
anggota tim untuk mencatat tindakan keperawatan yang telah dilakukan.
c) Meyakinkan semua evaluasi-evaluasi berupa respon pasien terhadap
tindakan keperawatan.
d) Menilai kemajuan semua pasien dari hasil pengamatan langsung atau
laporan anggota tim.

2. Kompetensi ketua tim

a) Mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan semua kegiatan tim.


b) Menjadi konsultan dalam asuhan keperawatan.
c) Melakukan pengkajian dan menentukan kebutuhan pasien.
d) Menyusun rencana keperawatan untuk semua pasien.
e) Merevisi dan menyesuaikan rencana keperawatan sesuai kebutuhan
pasien.
f) Melakukan observasi baik terhadap perkembangan pasien maupun kerja
dari anggota tim.
g) Menjadi guru atau pengajar.
h) Melaksanakan evaluasi secara baik dan objektif.

3. Uraian Tugas

a) Pengkajian: mengumpulkan data kesehatan pasien


b) Perencanaan

1) Bersama kepala ruangan melaksanakan serah terima tugas

2) Bersama kepala ruangan melaksanakan pembagian tugas

3) Membuat rencana kegiatan harian

● Melaksanakan asuhan keperawatan pasien pada tim yang menjadi


tanggung jawabnya
● Melakukuan supervisi perawat pelaksana
● kolaborasi dengan dokter atau unit kesehatan lain.

4) Melakukan ronde keperawatan bersama kepala ruangan

5) Mengorientasikan pasien baru kepada lingkungan

6) Melakukan pelaporan dan pendokumentasian

c) Implementasi

Fungsi pengorganisasian:

1) Menjelaskan tujuan pengorganisasian tim keperawatan.


2) Membagi pekerjaan sesuai tingkat ketergantungan pasien.
3) Membuat rincian tugas anggota tim dalam keperawatan.
4) Mengkoordinir pekerjaan yang harus dilakukan bersama tim
kesehatan lain.
5) Mengatur waktu istirahat anggota tim.
6) Mendelegasikan proses asuhan keperawatan pada anggota tim.
7) Melakukan pelaporan dan pendokumentasian.

Fungsi pengarahan :

1) Memberikan pengarahan kepada anggota tim.


2) Memberikan bimbingan pada anggota tim.
3) Memberikan infromasi yang berhubungan dengan asuhan
keperawatan.
4) Mengawasi proses pemberian asuhan keperawatan.
5) Melibatkan anggota tim sampai awal dan akhir kegiatan.
6) Memberikan pujian atau motivasi kepada anggota tim.
7) Melakukan pelaporan dan pendokumentasian.
d) Evaluasi

Fungsi pengendalian:

1) Mengevaluasi asuhan keperawatan


2) Memberikan umpan balik pada pelaksana
3) Memperhatikan aspek legal dan etik
4) Melakukan pelaporan dan pendokumentasian

Rencana Harian Ketua Tim


Nama Perawat: Ruangan: Tanggal: Nama Pasien:
1. 2.

Waktu Kegiatan Keterangan


07.00 Operan
Pre conference (jika jumlah tim lebih dari 1)
Membimbing makan dan memberi obat pasien
08.00 Perawat 1: ...................................................... (tindakan)
Perawat 2: ....................................................... (tindakan)
Perawat 3: ....................................................... (tindakan)
09.00 Supervisi perawat (dapat diatur sesuai kondisi dan
kebutuhan)
Perawat 1: ........................................................ (nama)
… ..................................................................... (tindakan)
Perawat 2: ........................................................ (nama)
… ..................................................................... (tindakan)
10.00 Memimpin Terapi Aktivitas Kelompok
11.00 Pasien 1:....................................................... (tindakan)
Pasien 2:........................................................ (tindakan)
Pasien 3:........................................................ (tindakan)
12.00 Membimbing makan dan memberi obat pasien
Ishoma
13.00 Post conference dan menulis dokumentasi
Memeriksa kelengkapan dokumentasi askep
Alokasi pasien sesuai dengan perawat yang dinas
14.00 Operan

Dokumentasi Pembuatan Rencana Harian (RH) Perawat

Nama Bulan
No :
Perawat
24 25 26 27 28 30 31 1 2 3 4 Jml %
1 Abi
2 Aci
3 Adi

Keterangan ( √ ) Perawat membuat rencana harian


(-) Perawat tidak membuat rencana harian
(0) Perawat libur

Presentasi RH = 100%
Rencana Bulanan Ketua Tim

Rencana Kegiatan Bulanan Ketua Tim MPKP Bulan:

Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu


1 2 3 4 5 6 7
Rapat Supervisi Supervisi Supervisi Supervisi Case
ruangan
PA PA PA PA Conf
Penkes
Klg

8 9 10 11 12 13 14
Alokasi Supervisi Supervisi Supervisi Supervisi Case
pasien
PA PA PA PA conf
Penkes
Klg

15 16 17 18 19 20 21
Alokasi Supervisi Supervisi Supervisi Supervisi Case
pasien
PA PA PA PA conf
Penkes
Klg

22 23 24 25 26 27 28
Menyusun Supervisi Supervisi Supervisi Supervisi Case
jadwal
PA PA PA PA conf
Dinas Tim
Penkes
Klg

29 30 31
Menyusun Koordinasi Menyusun
laporan dengan laporan
tim Katim bulanan
menyusun
c. Perawat Pelaksana

1. Metode Perawat Pelaksana

Metode dengan menggunakan perawat primer atau pelaksana dapat


meningkatkan mutu asuhan keperawatan, karena:

a) Hanya ada 1perawat yang bertanggung jawab dalam perencanaan


dan koordinasi asuhan keperawatan.
b) Jangkauan observasi setiap perawat hanya 4-6 pasien.
c) Perawat primer atau pelaksana (PP) bertanggung jawab 24 jam.
d) Rencana pulang pasien dapat diberikan lebih awal.
e) Rencana asuhan keperawatan dan rencana medik dapat berjalan
paralel.
2. Kelebihan dalam perawat pelaksana
a) Bersifat kontinu dan komprehensif.
b) Perawat primer mendapatkan akuntabilitas yang tinggi terhadap
hasil dan kemungkinan pengembangan diri.
c) Kelebihan yang dirasakan pasien adalah merasa dihargai karena
terpenuhinya kebutuhan secara individu, selain itu asuhan yang
diberikan bermutu tinggi dan akan tercapai pelayanan yang efektif
terhadap pengobatan, dukungan, proteksi dan informasi serta
advokasi.
3. Kelemahan dalam perawat pelaksana

Hanya dapat dilakukan oleh perawat yang memiliki pengalaman dan


pengetahuan yang memadai dengan kriteria asertif, self direction, meiliki
kemampuan untuk mengambil keputusan yang tepat, menguasai
keperawatan klinik, akuntabel serta berkolaborasi dengan berbagai
disiplin.

4. Tugas Pokok
a) Memberikan perawatan secara langsung berdasarkan proses
keperawatan:
● Melaksanakan pengkajian keperawatan
● Merumuskan diagnosa keperawatan
● Menyusun rencana tindakan
● melaksanakan tindakan keperawatan yang telah disusun.
● Mengevaluasi tindakan keperawatan yang telah diberikan.
● Mendokumentasikan semua tindakan keperawatan dan respon
pasien serta catatan keperawatan.
b) Melaksanakan program medik dengan penuh tanggung jawab
● Pemberian obat.
● Pemeriksaan laboratorium.
● Persiapan pasien yang akan di operasi.
c) Memperhatikan keseimbangan kebutuhan fisik, dan spiritual dari
pasien.
d) Mempersiapkan pasien secara fisik dan mental untuk menghadapi
tindakan perawatan dan pengobatan secara diagnostik.
e) Melatih pasien untuk menolong dirinya sendiri sesuai
kemampuan.
f) Memberi pertolongan segera pada pasien gawat atau sakaratul
maut.
g) Membantu kepala ruang dalam pelaksanaan ruangan secara
administratif
● Menyiapkan data pasien baru, pulang atau meninggal dunia.
● Sensus harian dan formulir.
● Rujukan atau penyuluhan PKMRS.
● Mengantar dan menyiapkan alat-alat yang ada di ruangan.
● Menciptakan dan memelihara kebersihan, keamanan,
kenyamanan dan keindahan ruangan.
h) Melaksanakan tugas dinas pagi, siang atau malam secara
bergantian.
Rencana Harian Perawat Pelaksana
Nama Perawat: Ruangan: Tanggal:
Nama Pasien:
1. 4.
2. 5.
3. 6.
Waktu Kegiatan Keterangan
07.00 14.00 21.00 Operan
Pre conference (jika 1 tim lebih dari
1 orang)
Membimbing makan dan
memberikan obat (dinas pagi)
08.00 15.00 22.00 Pasien 1:........................(tindakan)
Pasien 2:........................(tindakan)
Pasien 3:........................(tindakan)
09.00 16.00 23.00 Pasien 4:........................(tindakan)
Pasien 5:........................(tindakan)
Pasien 6:........................(tindakan)
10.00 17.00 24.00 Pasien 1:........................(tindakan)
Pasien 2:........................(tindakan)
Pasien 3:........................(tindakan)
11.00 18.00 05.00 Pasien 4:........................(tindakan)
Pasien 5:........................(tindakan)
Pasien 6:........................(tindakan)
12.00 19.00 Membimbing makan dan memberi
obat pasien
Istirahat

13.00 20.00 06.00 Post conference (jika tim lebih dari


satu orang) dan dokumentasi askep

14.00 21.00 07.00 Operan


BAB III

ANALISA SITUASI

3.1 IDENTIFIKASI SITUASI RUANGAN


3.1.1 Gambaran Umum RSUD Koja

Rumah sehat untuk Jakarta RSUD Koja , atau dikenal sebagai RSUD
Koja, merupakan rumah sakit umum daerah yang terletak di Jalan Deli No. 4,
Kel Koja, Kec. Koja, Kota Jakarta Utara, Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
Rumah Sehat untuk Jakarta RSUD Koja didirikan pada tahun 1943 oleh dr
Arif. Pada tahun 1999 diresmikan sebagai RSUD berdasarakan keputusan
Gubernur Provinsi DKI Jakarta. Kemudian di resmikan sebagai Rumah Sehat
Untuk Jakarta RSUD Koja pada tahun 2023. Rumah sehat untuk Jakarta RSUD
Koja merupakan salah satu Rumah Sakit Unit daerah di provinsi DKI Jakarta
Tipe B dengan pelayanan dokter spesialis dan sub spesialis dengan kapasitas
838 tempat tidur yang memiliki tanggung jawab dengan moto RSUD KOJA
“Resep Sehat Untuk Dipakai Kami Obati Jiwa Raga Anda”.
Rumah sehat untuk Jakarta RSUD Koja memiliki visi rumah sehat untuk
Jakarta RSUD Koja paripurna, unggul, dan berdaya saing global. Sedangkan
misi dari rumah sehat untuk Jakarta RSUD Koja yaitu menerapkan tata kelola
yang professional, akuntable, dan transparan berbasis teknologi. Menyediakan
layanan rumah sakit yang trsandar, paripurna, berorientasi pada kepuasaan dan
keselamatan pasien. Menyediakan sumber daya rumah sakit yang professional,
kompeten dengan berbagi keunggulan. Menjadi saran pelayanan kesehatan,
pendidikan dan penelitian yang terstandar dan berkualitas. Menjalin kemitraan
dengan berbagai pemangku kepentingan yang harmonis.
Ruang jantung 6 B merupakan ruang perawatan umum untuk laki-laki
dan perempuan dewasa dengan masalah kardiovaskuler, Ruangan tersebut
memiliki kapasitas 38 tempat tidur yang terdiri dari 7 ruangan dari 606-612
pada kamar 606 hingga 611 terdapat 6 bed pada tiap kamar pada ruang 612
hanya terdapat 3 bed. Pada ruang jantung terdapat 2 ruang nurse station, 1
kamar ganti karyawan, 1 kamar mandi karyawan, 1 ruang spoelhoek, 1 pantry,
2 ruang logistic,1 ruang dispeansing obat dan 1 ruang Konsultasi dokter.
3.1.2 Sejarah Perkembangan RSUD Koja
1) Tahun 1943 Pusat Kesehatan ( sederhana)
2) Diresmikan pada tahun 1945 Sebagai Balai Pengobatan dan klinik Bersalin,
berangsur menjadi Rumah Sakit Umum
3) Tanggal 8 Agustus 1952 Peletakan Batu Pertama Pembangunan Rumah Sakit Koja
oleh Walikota Jakarta Raya Bapak Syamsulrizal
4) Tahun 1977 ditetapkan sebagai Rumah sakit kelas C
5) Tahun 1984 Ditetapkan sebagai Unit Pelayanan Teknis Dinas Kesehatan Provinsi
DKI Jakarta.
6) Tahun 1988 Ditetapkan sebagai Rumah Sakit Unit Swadaya Daerah
7) Penetapan sebagai Rumah Sakit Umum Tipe B Non Pendidikan pada tahun 1998
Berdasarkan Peraturan Daerah Khusus Ibukota Jakarta No. 4 Tahun 1998
8) Tahun 1999 Ditetapkan sebagai Rumah Sakit Umum Daerah Koja Jakarta
9) Tahun 2006 ditetapkan sebagai Unit Kerja Dinas Kesehatan DKI Jakarta
menerapkan PKK BLUD Penuh Berdasarkan Keputusan Gubernur Prov. DKI
Jakarta No. 2090/2006
10) Tahun 2008 penetapan organisasi dan Tata Kerja RSUD Koja berdasarkan
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 74/2009Izin Pemanfaatan Tenaga
Nuklir dari Bapeten berdasarkan No. 094917.010.11.200921 tertanggal 02
September 2022 berlaku sampai dengan 19 September 2024. Dengan Nomor
Registrasi Bapeten 114256.21
11) Tahun 2022 penjenamaan Rumah Sehat Untuk Jakarta RSUD Koja Berdasarkan
Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 562 Tahun 2022.

3.1.3 Gambaran Produk Jasa RSUD Koja

1) Unit Pelayanan Medis


a) Pelayanan Rawat Inap Terdiri dari ruang rawat kelas Super Vip, VIP,
Kelas 1, Kelas 2 dan Kelas 3. Rawat inap khusus anak dan rawat inap
khusus kebidanan.
b) Pelayanan Rawat Jalan : Poli klinik Anak, Poli klinik Bakung (Poli
HIVAIDS), Poli klinik Bedah, Poli klinik Bedah Digestif, Poli klinik
Bedah Syaraf, Poli klinik Bedah Plastik, Poli klinik Bedah Vaskuler,
Poli klinik Gizi, Poli klinik Penyakit Dalam, Poli klinik Jiwa, Poli
klinik Kulit & Kelamin, Poli klinik Mata, Poli klinik Syaraf, Poli
klinik Kebidanan & Kandungan, Poli klinik Orthopedi, Poli klinik
Paru, Poli klinik Kardiologi, Poli klinik THT, Poli klinik Urologi, Poli
klinik Anastesi, Poli klinik Umum dan Poli klinik MCU.
c) Instalasi Kamar Operasi
d) Instalasi Rawat Intensif (ICU, ICCU, HCU, PICU, NICU)
e) Instalasi Hemodialisa.

2) Pelayanan Penunjang
a) Instalasi Laboratorium klinik, Laboratorium PCR dan Bank
Darah
b) Instalasi Radiologi
c) Instalasi Farmasi
d) Instalasi Rehabilitasi Medik
e) Instalasi Elektromedik
f) Instalasi Gizi (Konsultasi Gizi)
g) Instalasi Linen
h) Instalasi CSSD
i) PKMRS : VCT & CST, KIA, KB, MDG’S
j) Transportasi & Ambulans
k) Instalasi Rumah Duka & Pemulasaran Jenazah

3.1.3 Visi, Misi, Motto, dan Tujuan RSUD KOJA

RSUD KOJA mempunyai visi, misi, dan moto, yaitu:


1. Visi RSUD Koja
“Rumah Sehat Untuk Jakarta RSUD Koja Paripurna, Unggul, dan Berdaya
Saing Global"
2. Misi RSUD Koja
a. Menyediakan layanan rumah sakit yang terstandar, paripurna, berorentasi
pada kepuasan dan keselamatan pasien.
b. Menyediakan sumber daya rumah sakit yang profesional, kompeten
dengan berbagai keunggulan.
c. Menjadi sarana pelayanan kesehatan, pendidikan dan penelitian yang
terstandar dan berkualitas.
d. Menjalin kemitraan dengan berbagai pemangku kepentingan yang
harmonis.
3. Motto RSUD Koja
Resep Sehat Untuk Dipakai Kami Obati Jiwa-raga Anda.

3.2 ANALISA SWOT BERDASARKAN 4 PILAR

3.2.1 Hasil Tabulasi Data Kuesioner


Responden

Masalah
Kepala Perawat
Manajemen Ketua Tim Pelaksana
MPKP Ruangan

Pilar I 100% 90.38% 92 %


Pilar II 91.7% 100% 100 %
Pilar III 95% 100% 97 %
Pilar IV 100% 100% 96.4 %

Dari hasil kuesioner yang didapatkan dari para responden dengan hasil:
- Pilar I dengan presentase 95.19%
- Pilar II dengan presentase 95.85%
- Pilar III dengan presentase 97.50%
- Pilar IV dengan presentase 98.8 %.
Sehingga masalah manajemen pada MPKP yang di dapatkan di Ruang Jantung yaitu Pada
Pilar ke – I tentang Pendekatan Manajemen (Management approach).
3.2.2 Hasil Observasi Pilar- Pilar dalam MPKP
Masalah Manajemen Internal Eksternal
Dari MPKP Strength (Kekuatan) Weakness Opportuni Threathtened
(Kelemahan) ty (Peluang)
(Ancaman)

Pilar I - Kepala ruangan Menetapkan - Belum konsistennya Adanya penerapan Semakin tinggi tuntutan terhadap
filosofi, sasaran, tujuan,
Pendekatan perawat pelaksana MPKP profesional pada kriteria tingkat pendidikan oleh
kebijakan dan standar prosedur
Manajemen rumah sakit
tindakan bersama ketua tim ruangan Jantung
(Management - Kepala ruangan Menjaga membuat rencana
Approach) terwujudnya visi dan misi
keperawatan di rumah sakit kegiatan harian
(Kepala Ruangan,
- Kepala ruangan Mengatur dan - Belum optimal
Ketua Tim) mengendalikan logistic
ruangan Perawat pelaksana
- Mengendalikan tugas saat bersama ketua tim
kepala ruangan tidak berada di
tempat, kepada ketua tim melaksanakan pre dan
- Kepala ruangan Membuat post confrence klien
jadwal dinas
- Kepala ruangan Memberi dan tugas pada setiap
motivasi dalam peningkatan pergantian dinas
pengetahuan, keterampilan
dan sikap
- Kepala ruangan mengawasan
tidak langsung dengan
mengecek daftar hadir ketua
tim, membaca dan memeriksa
rencana keperawatan serta
mendengar laporan ketua tim
tentang pelaksanaan tugas.
- Ka Tim melakukan pembagian
tugas atas anggota
kelompoknya
- Ka Tim Menciptakan kerja
sama yang harmonis antar tim
- Ka Tim Memberikan
pertolongan segera pada klien
dengan kegawatdaruratan
- Ka Tim Mengatur waktu
istirahat untuk anggota tim
- Ka Tim Melakukan supervisi
secara langsung dan tidak
langsung melihat atau
mengawasi proses asuhan
keperawatan yang
dilaksanakan oleh anggota
lain.
- Ka Tim mengevaluasi
pelaksanaan keperawatan dan
menyelenggarakan asuhan
secara optimal kepada klien
yang berada dibawah tanggung
Jawab
Pilar II - Kepala ruangan Membantu - Belum sesuainya Adanya kemauan dari - Adanya tunututan yang
mengembangkan staf untuk
Kompensasi dan jumlah tenaga perawat perawat untuk tinggi dari masyarakat untuk
pendidikan berkelanjutan dan
Penghargaan pelatihan pada tiap hari dengan meningkatkan pelayanan yang lebih
(Compensatory
- Kepala ruangan Membantu beban kerja kemampuan kinerja profesional
membimbing terhadap peserta
Reward) didik keperawatan
Kepala Ruangan, - Memberi pujian kepada anggota - Belum adanya melalui pelatihan atau - Adanya tuntutan dari rumah
Ketua Tim tim yang melaksanakan tugas
dengan baik penghargaan dari pendidikan tambahan sakit untuk setiap tindakan
- Ka Tim memberikan ruangan untuk perawat keperawatan harus
pengarahan/bimbingan kepada terbaik mengikuti SOP yang telah
anggota tim
- Ka Tim memberi pujian, dibuat oleh Rumah
motivasi kepada anggota tim Sakit
Pilar III - Adanya kegiatan pertemuan - Pelaksanaan rapat Adanya kunjungan rutin Adanya penyelenggaraan case
rapat rutin perawat ruangan dengan tim dari tim kesehatan lain conference yang telah dilakukan
Hubungan
- Kolaborasi dengan dokter kesehatan belum yaitu apoteker, ahli gizi, oleh ruang Jantung
Profesional
sudah optimal optimal dokter ruangan dan DPJP
(Professional
Relationship) - Ketua tim memimpin case - Belum maksimalnya
conference pelaksanaan
Kepala Ruangan,
rekonsiliasi obat
Ketua Tim - Mengikuti visite dokter untuk
pasien yang dibawa
mengetahui kondisi,
dari rumah
patofisiologi, tindakan medis
yang dilakukan, program
pengobatan dan
mendiskusikan dengan dokter
tentang tindakan yang akan
dilakukan terhadap klien
- Meningkatkan kolaborasi
dengan anggota tim

Pilar IV - Kepala ruangan Mengatur dan - Belum maksimalnya Adanya mahasiswa Adanya tuntutan hukum jika
mengendalikan asuhan
Manajemen Asuhan pelaksanaan serah profesi NERS yang dokumentasi asuhan
keperawatan
Keperawatan - Kepala ruangan Membimbing terima dengan sedang praktik keperawatan tidak lengkap dan
pelaksanaan asuhan metode SBAR keperawatan tidak sesuai dengan kondisi
(Patient keperawatan
Care Delivery) - Kepala ruangan Membimbing - Penyimpanan obat pasien
penerapan proses keperawatan yang perlu di
dan menilai asuhan
keperawatan waspadai belum
- Ka Tim menyiapkan keperluan sesuai
untuk melaksanakan asuhan
keperawatan penyimpanannya
- Ka Tim membuat laporan klien - Belum sesuainya
- Ka Tim Mengorientasikan
penyiapan obat
klien baru
- Ka Tim membuat rincian injeksi pasien
anggota tim dalam - Pelaksanaan cuci
memberikan askep
- Ka Tim membuat rincian tugas tangan 5 momen
anggota tim meliputi belum maksimal
pemberian asuhan
keperawatan dilakukan
- Ka Tim memberikan informasi
yang berhubungan dengan
asuhan keperawatan
- Ka Tim mengawasi proses
asuhan keperawatan
- Ka Tim Mengawasi dan
berkomunikasi langsung
dengan perawat pelaksanaan
dalam pemberian asuhan
keperawatan.
- Perawat melakukan
pengkajian pada klien
- Perawat menentukan masalah-
masalah keperawatan yang
dihadapi klien berdasarkan
hasil pengkajian
- Perawat Merumuskan tujuan
yang akan dicapai untuk
menentukan rencana tindakan
- Perawat menyiapkan klien
secara fisik dan mental untuk
tindakan pengobatan atau
pemeriksaan penunjang.
- Perawat menghindari
pertentangan antara anggota
tim
- Perawat mengawasi
perkembangan dan reaksi klien
terhadap tindakan perawatan
dan pengobatan
- Perawat menilai hasil tindakan
keperawatan yang diberikan
apakah tujuan telah tercapai
bersama kepala tim
- Perawat memberikan petunjuk
kepada klien dan keluarga
mengenai peraturan yang
berlaku, jam kunjungan dan
pengadaan obat-obat
- Perawat memberikan pujian
terhadap kemajuan kesehatan
klien dan kerja sama keluarga
dengan petugas
3.2.3 IDENTIFIKASI MASALAH
No Masalah

1.
Rencana kegiatan harian sudah ada di IMR ,namun masih kurang konsisten dalam
pelaksanaannya
2. Kurang optimalnya Perawat pelaksana bersama ketua tim melaksanakan pre dan post
confrence klien dan tugas pada setiap pergantian dinas

3. Kurang maksimalnya pelaksanaan rekonsiliasi obat pasien yang dibawa dari rumah

4. Kurang sesuainya jumlah tenaga perawat dengan beban kerja pada tiap hari

5 Belum adanya penghargaan dari ruangan untuk perawat terbaik

6. Pelaksanaan rapat dengan tim kesehatan belum optimal

7. Kurang optimalnya pelaksanaan serah terima dengan metode SBAR

8. Kurang optimalnya pelaksanaan cuci tangan 5 momen yang dilakukan


3.2.4 PRIORITAS MASALAH
Cara Memproiritaskan Masalah Manajemen Keperawatan di Ruangan Proses
untuk memprioritaskan masalah dilakukan dengan metode pembobotan dengan
memperhatikan :
A = Kecenderungan besar dan seringnya kejadian masalah
B = Besarnya kerugian yang ditimbulkan
C = Berfokus pada keperawatan
D = Melibatkan dan perhatian perawat
E = Ketersediaan Sumber Daya

Rentang nilai:
1: Sangat kurang penting, 2: Kurang penting, 3: Cukup, 4: Penting, 5: Sangat penting
No. Pilar Manajemen Keparawatan A B C D E Skor
1. I Belum konsistennya perawat pelaksana 5 5 5 4 5 24
bersama ketua tim membuat rencana kegiatan
harian
2. I Belum optimal Perawat pelaksana bersama 5 5 5 5 5 25
ketua tim melaksanakan pre dan post
confrence klien dan tugas pada setiap
pergantian dinas
3. II Belum sesuainya jumlah tenaga perawat 4 3 3 4 5 19
dengan beban kerja pada tiap hari
4. II Belum adanya penghargaan dari ruangan 2 3 2 3 3 13
untuk perawat terbaik
5. III Belum maksimalnya pelaksanaan rekonsiliasi 5 5 4 5 4 23
obat pasien yang dibawa dari rumah
6. III Pelaksanaan rapat dengan tim kesehatan 3 3 3 3 4 16
belum optimal
7. IV Belum maksimalnya pelaksanaan serah 5 3 5 5 5 23
terima dengan metode SBAR
8. IV Belum tepatnya penyimpanan obat yang perlu 5 5 4 4 4 22
di waspadai
9 IV belum maksimalnya pelaksanaan cuci tangan 3 4 3 4 3 20
5 momen dilakukan
3.2.5 PLAN OF ACTION
No Masalah Tujuan Sasaran Kegiatan
1. Kurang optimal Perawat Megoptimalkan pertukaran Kepala - Mengidentifikasi penyebab tidak
pelaksanan bersama ketua informasi yang penting, evaluasi Ruangan, konsistennya pelaksanaan pre dan
tim melaksanakan pre dan pasien, serta perencanaan Ketua post conference
post confrence klien dan perawatan yang optimal untuk Tim, - Melakukan simulasi pelaksanaan
tugas pada setiap pergantian meningkatkan kualitas pelayanan Perawat pre dan post conference
dinas asuhan keperawatan pasien Pelaksan - Melaksanakan komunikasi efektif
a antara perawat seperti katim dan
perawat pelaksana
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Konsep Kasus


Pengkajian manajemen keperawatan telah dilakukan pada tanggal 25 Maret
2024 sampai 5 April 2024 di Ruangan Patin Lantai 6B. Pengkajian ini dilakukan
dengan survey awal dan pengumpulan data melalui hasil observasi, wawancara dan
kuesioner. Pengkajian dilakukan kepada 1 Kepala Ruangan, 1 Katim dan 23 perawat
pelaksana yang berdinas di ruangan Patin Lantai 6B. Pengkajian ini dilakukan yaitu
mengenai data umum dan masalah yang berhubungan dengan manajemen
keperawatan di ruangan Patin Lantai 6B yang berkaitan dengan pilar 1 yaitu
Pendekatan Manajemen (Management Approach)
Berdasarkan teori dan data hasil pengkajian melalui observasi, wawancara dan
kuesioner didapatkan hasil yaitu pada pilar I didapatkan nilai persentase sebesar
95.19% pilar II yaitu sebesar 95.85%, pilar III sebesar 97.50% dan pilar IV sebesar
98,8%. Hasil ini membuktikan bahwa pada pilar I terdapat permasalahan di Ruang
Patin Lantai 6B. Dari hasil observasi menunjukan belum optimal pelaksanakan pre dan
post confrence klien dan tugas pada setiap pergantian dinas, dan belum konsistennya perawat
pelaksana bersama ketua tim membuat rencana kegiatan harian, Data SWOT sebagai
berikut:
1. Strength (Kekuatan):
- Kepala ruangan Menetapkan filosofi, sasaran, tujuan, kebijakan dan standar
prosedur tindakan
- Kepala ruangan Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan di rumah
sakit
- Kepala ruangan Mengatur dan mengendalikan logistic ruangan
- Mengendalikan tugas saat kepala ruangan tidak berada di tempat, kepada
ketua tim
- Kepala ruangan Membuat jadwal dinas
- Kepala ruangan Memberi motivasi dalam peningkatan pengetahuan,
keterampilan dan sikap
- Kepala ruangan mengawasan tidak langsung dengan mengecek daftar hadir
ketua tim, membaca dan memeriksa rencana keperawatan serta mendengar
laporan ketua tim tentang pelaksanaan tugas.
- Ka Tim melakukan pembagian tugas atas anggota kelompoknya
- Ka Tim Menciptakan kerja sama yang harmonis antar tim
- Ka Tim Memberikan pertolongan segera pada klien dengan kegawatdaruratan
- Ka Tim Mengatur waktu istirahat untuk anggota tim
- Ka Tim Melakukan supervisi secara langsung dan tidak langsung melihat atau
mengawasi proses asuhan keperawatan yang dilaksanakan oleh anggota lain.
- Ka Tim mengevaluasi pelaksanaan keperawatan dan menyelenggarakan
asuhan secara optimal kepada klien yang berada dibawah tanggung jawab
2. Weakness (Kelemahan)
- Belum konsistennya perawat pelaksana bersama ketua tim membuat rencana
kegiatan harian
- Belum optimal Pelaksanakan pre dan post confrence klien dan tugas pada setiap
pergantian dinas
3. Opportunity (Peluang)
Adanya penerapan MPKP profesional pada ruangan Patin Lantai 6B
4. Trechment (Ancaman)
Semakin tinggi tuntutan terhadap kriteria tingkat pendidikan oleh rumah sakit

4.2 Alternatif Pemecahan Masalah


Masalah yang ditemukan terkait pendekatan manajemen ((Management
Approach) yaitu belum optimalnya pelaksanakan pre dan post confrence klien dan
tugas pada setiap pergantian dinas dan belum konsistennya perawat pelaksana
bersama ketua tim membuat rencana kegiatan harian. Alternatif pemecahan masalah
yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah terkait pelaksanaan pre dan post
confrence adalah kepala ruangan mengidentifikasi penyebab tidak konsistennya
pelaksanaan pre dan post conference, memonitor pelaksanaan pre dan post
conference dan mengevaluasi pelaksanaan pre dan post conference yang dilakukan
ketua tim dan perawat pelaksana serta menghimbau kepada seluruh perawat untuk
melaksanakan komunikasi efektif dalam memberikan pelayanan asuhan
keperawatan. Sehingga dapat meningkatkan kualitas
pelayanan keperawatan di ruang Patin Lantai 6B. Selanjutnya alternatif pemecahan
masalah yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah terkait pembuatan rencana
kegiatan harian yaitu kepala ruangan mengidentifikasi rencana kegiatan yang akan
dilakukan perawat sebelum memberikan asuhan keperawatan kepada pasien serta
memonitor pelaksanakan rencana kegiatan yang telah disusun oleh Ketua Tim dan
Perawat pelaksana
Rencana tindak lanjut yang perlu dilakukan adalah kepala ruangan beserta
ketua tim mengingatkan kembali pentingnya pelaksanaan pre dan post conference
yang dilakukan ketua tim dan perawat pelaksana dan pentingnya pembuatan rencana
kegiatan harian perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien.
Kepala ruangan memberikan motivasi serta mendampingi pelaksanaan pre dan post
conference. Selain itu, kepala ruangan dan ketua tim dapat memonitor pembuatan
rencana kegiatan perawat. Serta memberikan penghargaan kepada perawat yang
konsisten dalam membuat rencana kegiatan harian. Dengan adanya pelaksanaa pre
dan post conference yang konsisten dilakukan serta pembuatan rencana kegiatan
harian perawat akan tercipta pelayanan asuhan keperawatan yang optimal sehingga
akan meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit.
DENAH RUANG RUANG PATIN LANTAI 6 B

PINTU MASUK

TEMPAT DILAKUKANNYA
OPERAN DAN MEJA
PERAWAT

RUANG GANTI

KAMAR MANDI

RUANG ALKES

KAMAR 612

KAMAR 611

KAMAR 610

KAMAR 609

KAMAR 608

KAMAR 607
PINTU
KAMAR 606 KELUAR

SPOEL HOOK NURSE STATION


STRUKTUR ORGANISASI RUANG PATIN LANTAI 6 B

Kepala Ruangan

Ns.Neni Dian Nilawati, S.Kep

Kepala Tim

Ns. Diawati, S.Kep

Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana

Ns. Nuraini, S.Kep Ns.Rinah, S.Kep


Sumaenah .AMK Danil, AMK
Gilang Prakoso,AMK Teny AMK
Viorentina, AMK Indah, Amk
Sukaesih, Amd.Kep Sri megawati, AMK
Ns. Febri, S.Kep Devi,AMK
Ns.Trisnawati, S.Kep Romiawati, Amk
Dwi sartika, Amk Andi puspita, Amk
Jedribel, AMK Ns. Efi, S.Kep
Dita,AMK Magdalena, Amk
Natiqosul, Amk Rosita, Amk
BAB V
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Memahami konsep pendokumentasian keperawatan serta pre conference dan post


conference di Ruang Jantung RSUD Koja.
2. Melakukan pengkajian manajemen terkait dengan pendokumentasian
keperawatan serta penerapan pre conference dan post conference. Pengkajian
manajemen keperawatan di Ruang Jantung dapat dilakukan dengan baik dan tidak
mengalami kesulitan dalam mengumpulkan data.
3. Melakukan rencana tindakan, perlu dilaksanakan pelatihan kepada tenaga
perawat tentang proses pendokumentasian keperawatan serta penerapan pre
conference dan post conference di Ruang Jantung.
4. Hasil evaluasi dari pendokumentasian keperawatan serta penerapan pre
conference dan post conference di Ruang Jantung adanya pelaksanaan
pendokumentasian keperawatan serta pre conference dan post conference
walaupun belum berjalan dengan optimal dan belum konsisten setiap shift jaga
namun sudah ada motivasi dari setiap staf untuk menerapkannya.
5. Di ruang Jantung menggunakan MPKP (Model Praktik Keperawatan Profesional)
6. Sebagai mahasiswa sudah memenuhi capaian target, sudah dapat bermain peran
sebagai kepala ruangan, kepala tim atau perawat pelaksana

3.2 Saran

Berdasarkan uraian dari hasil penelitian dan pembahasan, maka peneliti memberikan
saran sebagai berikut:

1. Bagi Rumah Sakit

Untuk rumah sakit agar selalu terus berupaya membangun kesadaran diri
perawat melalui pemberian pelayanan profesional sebagai budaya kerja yang
harus bekerja sesuai SOP dan dapat dilakukan secara optimal, juga dapat
mengikut sertakan perawat dalam program pelatihan, seminar,
workshop dan lain-lain yang berhubungan dengan pre dan post conference

2. Bagi Bidang Keperawatan RSUD Koja

Pihak bidang keperawatan RSUD Koja perlu melakukan peninjauan


ulang terhadap manajemen keperawatan yang berkaitan dengan Model
Praktik Keperawatan Profesional. Terutama untuk jalannya tugas kepala
ruangan, kepala tim dan perawat pelaksana. Karena di ruangan Jantung
Kepala tim dan perawat pelaksana tidak melakukan pre conference dan post
conference dengan konsisten pada setiap hari nya,sedangkan hal tersebut
termasuk di pilar ke 4 MPKP yang harus dijalan kan oleh ketua tim dan
perawat pelaksana.

3. Bagi Kepala Ruangan

Terus selalu meningkatkan kinerja yang sudah bagus dengan


memberikan penghargaan manajerial ruangan dengan melakukan diskusi
interaktif.

4. Bagi Perawat

Diharapkan penelitian ini dapat mendorong perawat untuk


meningkatkan pelaksanaan Model Praktik Keperawatan Profesional dalam
penerapan 4 pilar didalam MPKP. Terutama tentang kelengkapan pengisian
dokumentasi keperawatan, sebaiknya perawat mengisi dokumentasi
keperawatan secara lengkap. Hal tersebut disarankan agar informasi asuhan
keperawatan yang diberikan kepada pasien terlihat jelas.

5. Bagi Mahasiswa

Dapat dijadikan pedoman sebagai dasar dalam pengkajian selanjutnya,


karena waktu kami terbatas, mungkin hanya ini yang sempat terkaji dan
mungkin kalau ada praktek manajemen selanjutnya agar dapat mengkaji
lebih lanjut
DAFTAR PUSTAKA

Nursalam. (2014). Manajemen Keperawatan. Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan


Profesional. Jakarta : Salemba Medika

Hari, Ujinangtyas Sri.2010. Perencanaan Tenaga Perawat Di Ruang Perawatan. Akper


Panti Rapih

Sitorus, R. 2006. Model praktek keperawatan profesional di rumah sakit: Penataan


struktur & proses (sistem) pemberian asuhan keperawatan di ruang rawat. Jakarta:
EGC.

Sukardi, Heri. 2005.Analisis kebutuhan tenaga perawat berdasarkan Kategori pasien di


ruang irna penyakit dalam Rsu tugurejo semarang.

Keliat, B. (2015). Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta: EGC

Prayitno, Subur. (2000).Administrasi Rumah Sakit di Indonesia.Surabaya: FKUA.

Swanburg,C Russel.(2000).Pengantar Kepemimpinan dan Manajemen UntukPerawat


Klinis.Jakarta: EGC.

Agus kontoro,(2010)“ Buku ajar manajemen keperawatan “ skm, nuhamadika

Nursalam,(2009)“Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam praktik keperawatan


profesional” Jakarta: Salemba Medika

Russel, Swansburg C., 2000. Pengembangan Staf Keperawatan: suatu komponen


pengmbangan SDM. EGC, Jakarta

Nursalam (2007), Manajemen Keperawatan. Aplikasi dalam Praktek Keperawatan


Proffesional. Jakarta: Salemba Medika

Sudarsono, R.S. (2000). Berbagai model praktek keperawatan profesional di rumah sakit.
Makalah seminar dan semiloka MPKP II. Jakarta: tidak dipublikasikan Kron &
Gray, (1987), The management of patiEnt care putting leadershipskill to work,
Philadelphia: WB. Saunders Company.

Marguis & Huston, (2000), Leadership role and manag management in nursing:theory
and application, Philadelphia: Lippincott.
Sullivan, (1989), Effective management in nursing, California: AddisonWesley Publishing
Company.

Swamburg, (1999), Management and leadership for nurse manager, Boston: Jones and Barlett Publishers.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan : DPP
PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi Dan Kreteria
Hasil Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi Dan Tindakan
Keperawatan
60

Anda mungkin juga menyukai