Propsal Mpls 1718
Propsal Mpls 1718
Propsal Mpls 1718
PENDAHULUAN
1. Dasar Pemikiran Kegiatan
Pendidikan Nasional yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia serta
berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 bertujuan mencerdaskan
kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya. Serta
dilandasi oleh Permendikbud no 18 tahun 2016 tentang Pengenalan Lingkungan
Sekolah bagi Siswa Baru.
Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut sekolah memiliki peranan
yang dominan. Sekolah sebagai suatu sistem yang terdiri dari unsur Kepala
Sekolah, guru, orangtua siswa, para siswa dan karyawan harus merupakan suatu
lembaga yang utuh dan solid dalam menyelenggarakan proses kegiatan belajar
mengajar.
Oleh karena itu dalam pengenalan dan pemahaman lingkungan pendidikan Sekolah
bagi siswa baru SMK Yadika Sumedang, maka perlu diselenggarakan Masa
Pengenalan Lingkungan Sekolah SMK Yadika Tanjungsari Sumedang Tahun
Pelajaran 2022/2023 sehingga peserta didik baru diharapkan dapat beradaptasi
dengan lingkungan fisik sosial dan norma-norma khusus di lingkungan SMK
Yadika Tanjungsari-Sumedang.
2. Tujuan Kegiatan
Secara umum kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah SMK Yadika
Sumedang Tahun Pelajaran 2023/2024 bertujuan memberikan kesan dan
pemahaman yang positif terhadap lingkungan pendidikan SMK sebagai siswa
baru. Sedangkan secara khusus, tujuan kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan
Sekolah ini adalah :
1) Membantu siswa baru menyatu dengan warga sekolah, beradaptasi dengan
lingkungan sekolah agar mengetahui hak dan kewajiban serta mampu
bertanggung jawab dalam kehidupan sekolah.
2) Membantu siswa baru memahami kehidupan sekolah dalam rangka pengenalan
lingkungan sehingga fungsi seklolah, guru, siswa dan masyarakat lingkungan
dapat mendukung terwujudnya tujuan pendidikan secara menyeluruh.
3) Mengembangkan kreatifitas dan memberdayakan potensi siswa sesuai dengan
minat dan bakatnya.
II. BENTUK KEGIATAN
Bentuk kegiatan terdiri dari 1 kegiatan utama, yaitu Masa Pengenalan Lingkungan
Sekolah (MPLS), adapun jadwal kegiatan terlampir.
III. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Waktu Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan MPLS pada hari Senin s.d Jumat tanggal 17 s.d. 21 Juli 2023. Adapun
jadwal kegiatan terlampir.
2. Tempat Pelaksanaan Kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah SMK
Yadika Tanjungsari-Sumedang di Kampus SMK Yadika Tanjungsari-Sumedang,
Jalan Raya Tanjungsari, Desa Gudang Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten
Sumedang-Jawa Barat
V. PESERTA KEGIATAN
Peserta kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah tahun pelajaran 2023/2024
adalah peserta didik baru kelas X SMK Yadika Tanjungsari-Sumedang diperkirakan
sebanyak 100 peserta.
VII. PENUTUP
Demikian proposal Kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah SMK Yadika
Tanjungsari-Sumedang tahun pelajaran 2023/2024 diajukan untuk mendapatkan
persetujuan dari Badan Pengurus Yayasan Abdi Karya (YADIKA)
I. Kepanitiaan
Penanggung Jawab : Endi Rohendi, M. Pd (Kepala SMK YadikaTanjungsari)
Koordinator Kegiatan : Intan Purnamawati, SE.
Ketua Pelaksana : Ary Yanuar Hakim, S.Pd
Sekretaris : Indri Kurnia S.Pd.
Anggota : Ryan Adhitiawan
Kusnandar.
Teni Suparni, S.Pd
Bendahara : Emi Meliawati, A.Md
Pembantu Umum : Adi Nurdiansyah, S.Sos
II. Instruktur :
Waktu Narasumber/
No. Materi
(@ 60') Fasilitator
A. Umum
1. Kebijakan Dinas Pendidikan Provinsi tentang Endi Rohendi M, Pd
Membangun Peserta Didik yang Berkarakter (Kepala SMK Yadika)
B. Pokok
1. Wawasan Wiyata Mandala Endi Rohendi M, Pd
(Kepala SMK Yadika)
2. Kepramukaan Indri Kurnia, S.Pd.I
3. Kesadaran Hukum Femmy Kuspriandani,
S.Pd
4. Belajar Efetif Budi Endarto. S.Pd M.M
5. Pendidikan karakter Iis Rita Nawangsih, S.E
6. Tata Krama Siswa Iwan Faturrohman, S.Pd
7. Pengenalan Lingkungan Sekolah/Muatan Lokal Ary Yanuar Hakim, S.Pd
8. Pengenalan Kegiatan Ekstrakulikuler Ary Yanuar Hakim, S.Pd
C. Penunjang
1. Upacara Ary Yanuar Hakim, S.Pd
2. Pembiasaan Beribadah Indri Kurnia, S.Pd.I
Jumlah
Lampiran 2
Jadwal Pelaksanaaan Kegiatan
Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah
TATA TERTIB
MASA PENGENALAN LINGKUNGAN SEKOLAH SMA/SMK/MA TAHUN 2018
A. Wawasan : Suatu pandangan atau sikap yang mendalam terhadap suatu hakikat. Wiyata :
Pendidikan Mandala : Tempat atau lingkungan Wiyata mandala adalah sikap menghargai
dan bertanggung jawab terhadap lingkungan sekolah sebagai tempat menuntut ilmu
pengetahuan. Unsur-unsur wiyata mandala:
1. Sekolah merupakan lingkungan pendidikan
2. Kepala sekolah mempunyai wewenang dan tanggung jawab penuh atas penyelenggaraan
pendidikan dalam lingkungan sekolah.
3. Antara guru dan orang tua siswa harus ada saling pengertian dan kerjasama erat untuk
mengemban tugas pendidikan (hubungan yang serasi)
4. Warga sekolah di dalam maupun di luar sekolah harus menjunjung tinggi martabat dan
citra guru.
5. Sekolah harus bertumpu pada masyarakat sekitarnya dan mendukung antarwarga.
C. FUNGSI SEKOLAH
Fungsi sekolah adalah sebagai tempat masyarakat belajar karena memiliki aturan/tata
tertib kehidupan yang mengatur hubungan antara guru, pengelola pendidikan siswa dalam
PBM untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dlam suasana yang dinamis.
F. PENGGUNAAN SEKOLAH
Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan yang diperuntukan sebagai tempat proses
kegiatan belajar mengajar, tidak diperbolehkan dijadikan sebagai tempat :
1. Ajang promosi /penjualan produk-produk perniagaan yang tidak berhubungan dengan
pendidikan.
2. Sekolah merupakan lingkungan bebas rokok bagi semua pihak.
3. Penyebaran aliran sesat atau penyebarluasan aliran agama tertentu yang bertentangan
dengan undang-undang.
4. Propaganda politik/kampanye.
5. Shooting film dan atau sinetron tanpa seijin Pemerintah Daerah.
6. Kegiatan-kegiatan yang dapat menimbulkan kerusakan, perpecahan, dan perselisihan,
sehingga menjadikan suasana sekolah tidak kondusif.
G. PENATAAN WIYATA MANDALA DALAM UPAYA KETAHANAN SEKOLAH
1. Ketahanan sekolah lebih menitikberatkan pada upaya-upaya yang bersifat preventif.
2. Untuk menjadikan sekolah sesuai dengan tujuan dan fungsinya, perlu dilakukan
penataan Wiyata Mandala di sekolah melalui langkah-langkah :
a) Meningkatkan koordinasi dan konsolidasai sesama warga sekolah untuk dapat
mencegah sedini mungkin adanya kegiatan dan tindakan yang dapat mengganggu proses
belajar mengajar.
b) Melaksanakan tata tertib sekolah secara konsisten dan berkelanjutan.
c) Melakukan koordinasi dengan Komite sekolah dan pihak keamanan setempat untuk
terselenggaranya ketahanan sekolah.
d) Mengadakan penyuluhan bagi orangtua dan siswa yang bermasalah
e) Mengadakan penyuluhan dan pembinanan kesadaran hukum bagi siswa.
f) Pembinaan dan pengembangan keimanan, ketaqwaan, etika bermoral Pancasila,
kepribadian sopan santun dan berdisiplin.
g) Pengembangan logika para siswa, rajin belajar, gairah menulis, gemar membaca/
informasi/penemuan para ahli.
h) Mengikutsertakan siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler dan pengembangan diri.
i) Mengadakan karya wisata dalam rangka pengembangan iptek.
Kata "Pramuka" merupakan singkatan dari Praja Muda Karana, yang memiliki arti
Orang Muda yang Suka Berkarya.
"Pramuka" merupakan sebutan bagi anggota Gerakan Pramuka, yang meliputi; Pramuka Siaga
(7-10 tahun), Pramuka Penggalang (11-15 tahun), Pramuka Penegak (16-20 tahun) dan
Pramuka Pandega (21-25 tahun).
Sedangkan yang dimaksud "Kepramukaan" adalah proses pendidikan di luar lingkungan
sekolah dan di luar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan,
sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar
Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak
dan budi pekerti luhur. Kepramukaan adalah sistem pendidikan kepanduan yang disesuaikan
dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan masyarakat dan bangsa Indonesia.
Sejarah Gerakan Pramuka atau Kepanduan di Indonesia telah dimulai sejak tahun 1923
yang ditandai dengan didirikannya (Belanda) Nationale Padvinderij Organisatie (NPO) di
Bandung. Sedangkan di tahun yang sama, di Jakarta didirikan (Belanda) Jong Indonesische
Padvinderij Organisatie (JIPO).
Gerakan Pramuka bertujuan untuk membentuk setiap pramuka:
a. memiliki kepribadian yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat
hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa, berkecakapan hidup, sehat
jasmani, dan rohani;menjadi warga negara yang berjiwa Pancasila, setia dan patuh
kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia serta menjadi anggota masyarakat yang
baik dan berguna, yang dapat membangun dirinya sendiri secara mandiri serta
bersama-sama bertanggungjawab atas pembangunan bangsa dan negara, memiliki
kepedulian terhadap sesama hidup dan alam lingkungan.
Gerakan Pramuka berlandaskan prinsip-prinsip dasar sebagai berikut:
Iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
Peduli terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup dan alam seisinya
Peduli terhadap dirinya pribadi
Taat kepada Kode Kehormatan Pramuka
Metode Kepramukaan merupakan cara belajar interaktif progresif melalui:
· pengamalan Kode Kehormatan Pramuka;
· belajar sambil melakukan;
· kegiatan berkelompok, bekerjasama, dan berkompetisi;
· kegiatan yang menarik dan menantang;
· kegiatan di alam terbuka;
· kehadiran orang dewasa yang memberikan bimbingan, dorongan, dan dukungan;
· penghargaan berupa tanda kecakapan; dan
· satuan terpisah antara putra dan putri;
MATERI KESADARAN BERBANGSA DAN BERNEGARA
(Kesadaran Hukum)
Di era globalisasi ini banyak tantangan memang bagi negeri kita, namun kesadaran
berbangsa dan bernegara sudah selayaknya rakyat dan pemerintah untuk bersama sama
memberikan pemahaman bagi rakyatnya, khususnya kaum muda. Pemerintah ikut
bertanggung jawab mengemban amanat untuk memberikan kesadaran berbangsa dan
bernegara bagi warganya, bila rakyat bangsa Indonesia sudah tidak memiliki kesadaran
berbangsa dan bernegara, maka ini merupakan bahaya besar bagi kehidupan berbangsa dan
bernegara, yang mengakibatkan bangsa ini akan jatuh ke dalam kondisi yang sangat parah
bahkan jauh terpuruk dari bangsa-bangsa yang lain yang telah mempersiapkan diri dari
gangguan bangsa lain.
Mengingat kondisi bangsa kita sekarang, merupakan salah satu indikator bahwa warga
bangsa Indonesia di negeri ini telah mengalami penurunan kesadaran berbangsa dan
bernegara. Hal ini bisa kita lihat dari berbagai daerah sering bergejolak diantaranya tawuran
antar warga, perkelaian pelajar, ketidakpuasan terhadap hasil pilkada, perebutan lahan
pertanian maupun tambang, dan lain-lain. Kesadaran Berbangsa dan Bernegara mempunyai
makna bahwa individu yang hidup dan terikat dalam kaidah dan naungan di bawah Negara
Kesatuan RI harus mempunyai sikap dan perilaku diri yang tumbuh dari kemauan diri yang
dilandasasi keikhlasan/kerelaan bertindak demi kebaikan Bangsa dan Negara Indonesia.
Hal lain yang dapat mengganggu kesadaran berbangsa dan bernegara di tingkat
pemuda yang perlu di cermati secara seksama adalah semakin tipisnya kesadaran dan
kepekaan sosial di tingkat pemuda, padahal banyak persoalan-persoalan masyarakat yang
membutuhkan peranan pemuda untuk membantu memediasi masyarakat agar keluar dari
himpitan masalah, baik itu masalah sosial, ekonomi dan politik, karena dengan terbantunya
masyarakat dari semua lapisan keluar dari himpitan persoalan, maka bangsa ini tentunya
menjadi bangsa yang kuat dan tidak dapat di intervensi oleh negara apapun, karena
masyarakat itu sendiri yang harus disejahterakan dan jangan sampai mengalami penderitaan.
Di situ pemuda telah melakukan langkah konkrit dalam melakukan bela negara.
Kesadaran bela negara adalah dimana kita berupaya untuk mempertahankan negara
kita dari ancaman yang dapat mengganggu kelangsungan hidup bermasyarakat yang
berdasarkan atas cinta tanah air. Kesadaran bela negara juga dapat menumbuhkan rasa
patriotisme dan nasionalisme di dalam diri masyarakat. Upaya bela negara selain sebagai
kewajiban dasar juga merupakan kehormatan bagi setiap warga negara yang dilaksanakan
dengan penuh kesadaran, penuh tanggung jawab dan rela berkorban dalam pengabdian kepada
negara dan bangsa. Keikutsertaan kita dalam bela negara merupakan bentuk cinta terhadap
tanah air kita.
Nilai-nilai bela negara yang harus lebih dipahami penerapannya dalam kehidupan
masyarakat berbangsa dan bernegara antara lain:
3. Pancasila
Ideologi kita warisan dan hasil perjuangan para pahlawan sungguh luar biasa,
pancasila bukan hanya sekedar teoritis dan normatif saja tapi juga diamalkan dalam kehidupan
sehari-hari. Kita tahu bahwa Pancasila adalah alat pemersatu keberagaman yang ada di
Indonesia yang memiliki beragam budaya, agama, etnis, dan lain-lain. Nilai-nilai pancasila
inilah yang dapat mematahkan setiap ancaman, tantangan, dan hambatan.
Kesadaran bela negara dapat diwujudkan dengan cara ikut dalam mengamankan
lingkungan sekitar seperti menjadi bagian dari Siskamling, membantu korban bencana
sebagaimana kita ketahui bahwa Indonesia sering sekali mengalami bencana alam, menjaga
kebersihan minimal kebersihan tempat tinggal kita sendiri, mencegah bahaya narkoba yang
merupakan musuh besar bagi generasi penerus bangsa, mencegah perkelahian antar
perorangan atau antar kelompok karena di Indonesia sering sekali terjadi perkelahian yang
justru dilakukan oleh para pemuda, cinta produksi dalam negeri agar Indonesia tidak terus
menerus mengimpor barang dari luar negeri, melestarikan budaya Indonesia dan tampil
sebagai anak bangsa yang berprestasi baik pada tingkat nasional maupun internasional.
Nasionalisme adalah sikap mencintai bangsa dan negara sendiri. Nasionalisme terbagi
atas ;
a. Nasionalisme dalam arti sempit, yaitu sikap mencintai bangsa sendiri secara berlebihan
sehingga menggap bangsa lain rendah kedudukannya, nasionalisme ini disebut juga
nasionalisme yang chauvinisme, contoh Jerman pada masa Hitler.
b. Nasionalisme dalam arti luas, yaitu sikap mencintai bangsa dan negara sendiri dan
menggap semua bangsa sama derajatnya.
Hans Kohn dalam bukunya Nationalism its meaning and history mendivinisikan
nasionalisme sebagai berikut :
Suatu paham yang berpendapat bahwa kesetiaan individu tertinggi harus diserahkan
pada negara.
Perasaan yang mendalam akan ikatan terhadap tanah air sebagai tumpah darah.
Ada tiga hal yang harus kita lakukan untuk membina nasionalisme Indonesia :
Empat hal yang harus kita hidari ndalam memupuk sermangat nasionalisme adalah :
Sikap patriotisme bangsa indonesia telah dimulai sejak jaman penjajahan, dengan
banyaknya pahlawan pahlawan yang gugur dalam rangka mengusir penjajah seperti Sultan
Hasanudin dari Makasar, Pangeran Diponogoro dari Jawa tengah, Cut Nyak Dien Tengku
Umar dari Aceh dll. Sikap patriotis memuncak setelah proklamasi kemerdekaan pada periode
perjuangan fisik antara tahun 1945 sampai 1949 yaitu periode mempertahankan negara dari
keinginan Belanda untuk kembali menjajah Indonesia.
Sikap patriotisma adalah sikap sudi berkorban segala-galanya termasuk nyawa sekalipun
untuk mempertahankan dan kejayaan negara. Ciri-ciri patriotisme adalah :
a. Cinta tanah air.
c. Menempatkan persatuan dan kesatuan bangsa di atas kepentingan pribadi dan golongan.
d. Berjiwa pembaharu.
Menurut Lickona, karakter berkaitan dengan konsep moral (moral knonwing), sikap moral
(moral felling), dan perilaku moral (moral behavior). Berdasarkan ketiga komponen ini dapat
dinyatakanbahwa karakter yang baikdidukung oleh pengetahuan tentang kebaikan, keinginan
untuk berbuat baik, dan melakukan perbuatan kebaikan. Bagan di bawah ini merupakan bagan
kterkaitan ketiga kerangka pikir ini.
Pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti plus, yaitu yang melibatkan aspek
pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan (action). Menurut Thomas Lickona,
tanpa ketiga aspek ini, maka pendidikan karakter tidak akan efektif.
Dengan pendidikan karakter yang diterapkan secara sistematis dan berkelanjutan,
seorang anak akan menjadi cerdas emosinya. Kecerdasan emosi ini adalah bekal penting
dalam mempersiapkan anak menyongsong masa depan, karena seseorang akan lebih mudah
dan berhasil menghadapi segala macam tantangan kehidupan, termasuk tantangan untuk
berhasil secara akademis.
Terdapat sembilan pilar karakter yang berasal dari nilai-nilai luhur universal, yaitu:
1. Karakter cinta Tuhan dan segenap ciptaan-Nya
2. Kemandirian dan tanggungjawab
3. Kejujuran/amanah, diplomatis
4. Hormat dan santun
5. Dermawan, suka tolong-menolong dan gotong royong/kerjasama;
6. Percaya diri dan pekerja keras
7. Kepemimpinan dan keadilan
8. Baik dan rendah hati, dan
9. Karakter toleransi, kedamaian, dan kesatuan.
Kesembilan pilar karakter itu, diajarkan secara sistematis dalam model pendidikan
holistik menggunakan metode knowing the good, feeling the good, dan acting the good.
Knowing the good bisa mudah diajarkan sebab pengetahuan bersifat kognitif saja.
Setelah knowing the good harus ditumbuhkan feeling loving the good, yakni bagaimana
merasakan dan mencintai kebajikan menjadi engine yang bisa membuat orang senantiasa mau
berbuat sesuatu kebaikan. Sehingga tumbuh kesadaran bahwa, orang mau melakukan perilaku
kebajikan karena dia cinta dengan perilaku kebajikan itu. Setelah terbiasa melakukan
kebajikan, maka acting the good itu berubah menjadi kebiasaan.
Dasar pendidikan karakter ini, sebaiknya diterapkan sejak usia kanak-kanak atau yang
biasa disebut para ahli psikologi sebagai usia emas (golden age), karena usia ini terbukti
sangat menentukan kemampuan anak dalam mengembangkan potensinya. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sekitar 50% variabilitas kecerdasan orang dewasa sudah terjadi ketika
anak berusia 4 tahun. Peningkatan 30% berikutnya terjadi pada usia 8 tahun, dan 20% sisanya
pada pertengahan atau akhir dasawarsa kedua. Dari sini, sudah sepatutnya pendidikan karakter
dimulai dari dalam keluarga, yang merupakan lingkungan pertama bagi pertumbuhan karakter
anak.
Namun bagi sebagian keluarga, barangkali proses pendidikan karakter yang sistematis
di atas sangat sulit, terutama bagi sebagian orang tua yang terjebak pada rutinitas yang padat.
Karena itu, seyogyanya pendidikan karakter juga perlu diberikan saat anak-anak masuk dalam
lingkungan sekolah, terutama sejak play group dan taman kanak-kanak. Di sinilah peran guru,
yang dalam filosofi Jawa disebut digugu lan ditiru, dipertaruhkan. Karena guru adalah ujung
tombak di kelas, yang berhadapan langsung dengan peserta didik.
Tata krama atau adat sopan santun atau sering disebut etiket telah menjadi bagian
dalam hidup, contoh; pada waktu Anda masih kanak-kanak, orang tua Anda sudah melatih
Anda menerima pemberian orang dengan tangan sebelah kanan dengan mengucapkan terima
kasih. Orang tua Anda melatih Anda cara makan, minum, menyapa, memberi hormat dan
berpakaian. Lama kelamaan perilaku Anda menjadi kebiasan. Tata krama adalah kebiasaan,
yang lahir dalam hubungan antar manusia. Tata krama yang semula berlaku dalam lingkungan
terbatas lama kelamaan dapat merambabt ke lingkungan yang lebih luas. Tata krama telah
menjadi bagian dari pergaulan sehari-hari. Jadi dapat disimpulkan bahwa tata kram adalah
kebiasaan sopan santun yang dispakati dalam lingkungan pergaulan antara manusia setempat.
Tata krama terdiri atas kata tata dan krama. Tata berarti adat, aturan, norma, peraturan.
Krama berarti sopan santun, kelakuan, tindakan, perbuatan. Tata krama berarti adat sopan
santun, kebiasaan sopan santun. Dalam pergaulan sehari-hari sering kita jumpai manusia
dengan type kedondong yaitu orang yang berpenampilan menarik dalam berpakaian,
berbicara, makan, minum, dan berjalan. Namun penampilan itu hanyalah polesan saja.
Ternyata hatinya dikuasai oleh sifat-sifat tak terpuji, suka dendam, egois, suka menyakiti hati.
Ada juga manusia yang bertype durian, penampilan tidak menarik, kasar, dan tidak
mengundang simpati, namun berhati emas, rendah hati, suka memaafkan, suka menolong dan
menghargai orang lain.
Kulit durian memang tajam dan kasar, tetapi buah durian terasa enak kalau dimakan.
Makna tata krama yang sesungguhnya bukanlah seperti kedondong yang licin kulitnya dan
masam rasanya, demikian pula makna tata krama bulanlah seperti durian yang tajam tapi enak
rasanya. Kedua-duanya sama merugikan.
Macam-macam tata krama: Tata krama pergaulan Komunikasi sebagai sifat alami manusia
Komunikasi dan tata krama pergaulan adalah hal yang tidak dapat dipisahkan.
Ada beberapa kunci pokok yang perlu dicamkan dalam masalah komunkasi:
a) Perlakuan orang lain sebagaimana Anda ingin diperlakukan.
b) Setiap orang mempunyai perbedaan-perbedaan perorangan tidak ada kembar satu telur
yang sama.
c) Kenal dulu baru sayang, makin kenal makin sayang, tak kenal makin tak sayang.
Tata krama berkenalan Kedua belah pihak saling menyebutkan nama, saling memandang,
berjabatan tangan, tidak mengayun-ayunkan tangan. Tata krama bertamu Hendaknya berjanji
dahulu dan datang tepat waktu. Tata krama berbicara
Berkata peliharalah lidah, jangan menyinggung perasaan
Jangan memotong pembicaraan orang lain
Perhatikan Anda berbicara dengan siapa
a. Cara menggunakan pakaian
Kalau pakai seragam sekolah harus dimasukkan pakai dasi sabuk hitam (seragam putih
abu-abu)
Pada waktu olahraga pakailah pakaian dan olahraga §
Memakai pakaian harus cocock denagn situasi dan tempat
b. Cara berjalan bersama
Laki-laki harus melindungi wanita
Kalau ada dua wanita dan satu pria, pria berjalan di sisi yang berdekatan dengan lalu
lintas
Kalau ada dua pria dan satu wanita, wanita ada di tengah.
c. Tata cara makan
Cicipilah makan dan minuman dengan tidak bersuara.
jika batuk pada waktu makan tutupi mulut.
Berdoa sebelum makan.
d. Tata cara menggunakan fasilitas umum
Buang sampah pada tem patnya
Jagalah kebersihan baik di dalam kelas maupun di sekitar halaman.
Taman umum harus ikut kita jaga kebersihannya.
Sopan berkendara di jalan.