Aliran-Aliran Tasawuf Kelompok 11

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

ALIRAN - ALIRAN TASAWUF

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Akhlaq Tasawuf

Dosen Pengampu :

Devfy Kartikasari, M. Pd.

disusun oleh kelompok 11 :

1. Fahrul Suryaditya ( 401220075 )

2. Famai Kartika Della ( 401220076 )

JURUSAN EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO

2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yng telah melimpahkan
nikmat, taufik, serta hidayahnya, sehingga kami bisa menyelesaikan Makalah Akhlaq Tasawuf
tepat pada waktunya. Terimakasih juga kami ucapkan kepada guru pembimbing yang selalu
memberikan dukungan dan bimbingannya.

Makalah ini kami buat dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Akhlaq Tasawuf. Tak
hanya itu, kami juga berharap makalah ini bisa bermanfaat untuk penulis pada khususnya dan
pembaca pada umumnya. Walaupun demikian, kami menyadari dalam penyusunan makalah ini
masih banyak kekurangan. Maka dari itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran untuk
kesempurnaan masalah ini.

Semoga makalah ini bisa memberikan informasi dan ilmu yang bermanfaat bagi kita semua.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepda para pembaca yang telah membaca makalah ini
hingga akhir.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Ponorogo, 27 Oktober 2022

Kelompok 11

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………….i

DAFTAR ISI…………………………………………………………………ii

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………iii

1.1. Latar belakang……………………………………………………….iii


1.2. Rumusan masalah……………………………………………………iii
1.3. Tujuan………………………………………………………………..iii

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………..1

2.1. Aliran Sunni dalam Tasawuf………………………………………...1


2.2. Aliran Falsafi dalam Tasawuf………………………………....……..3
2.3. Aliran Syi’i dalam Tasawuf………………………………………….4

BAB III PENUTUP…………………………………………………………..6

3.1. Kesimpulan………………………………………………………………6

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….…..7

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tasawuf merupakan salah satu cabang ilmu keislaman yang lebih menekankan pada
dimensi atau aspek spiritual dalam Islam. Tasawuf adalah ilmu yang mulia karena
berkaitan dengan ma`rifah kepada Allah Ta`ala dan mahabbah kepadanya. Dan tasawuf
adalah ilmu yang paling utama secara mutlak. Lahirnya tasawuf bersamaan dengan
timbulnya agama Islam itu sendiri, maka dari itu ilmu tasawuf tidak lepas dari pengaruh
Al-Qur`an dan hadits.
Perjalanan tasawuf dari awal kemunculannya hingga hari ini telah mengalami
berbagai fase. Hal ini menunjukkan bahwa tasawuf tidak ada sesuatu yang usang, karena
ia tidak mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan zamannya tanpa
menghilangkan makna esensialnya. Makalah ini membahas aliran-aliran yang ada di
dalamnya. Adanya perbedaan tersebut melahirkan tiga aliran dalam tasawuf, yaitu aliran
tasawuf Sunni, aliran tasawuf Falsafi dan aliran tasawuf Syi'i.

B. Rumusan Masalah
1. Apa aliran Sunni dalam tasawuf?
2. Apa aliran Falsafi dalam tasawuf?
3. Apa aliran Syi’i dalam tasawuf?
C. Tujuan
1. Untuk menjelaskan kepada pembaca bagaimana aliran Sunni dalam tasawuf
2. Untuk menjelaskan kepada pembaca bagaimana aliran Falsafi dalam tasawuf
3. Untuk menjelaskan kepada pembaca bagaimana aliran Syi’i dalam tasawuf

iii
iv
BAB II
PEMBAHASAN

Tasawuf adalah ilmu yang banyak digunakan oleh pada sufis, hal tersebut dikarenakan
banyak dari aliran-aliran ilmu tasawuf yang lebih banyak menganaliasis atau mengexplore
menggunakan batin dari pada menggunakan akal, yang tujuanya untuk mencapai kebebasan
atau mendekatkan diri kepada sang Khaliq dan sebagai upaya dalam menyucikan diri serta
menjauhi gemerlapnya kehidupan dunia. 1 Dalam sejarah perkembangannya para ahli tasawuf
membagi tasawuf menjadi tiga, yaitu tasawuf akhlaki atau disebut aliran tasawuf Sunni yaitu
tasawuf yang mengarah pada teori-teori perilaku, aliran tasawuf Falsafi yang mengarah pada
teori-teori rumit dan memerlukan pemahaman mendalam dan tasawuf yang beranggapan bahwa
manusia menyatu dengan tuhannya.2

1. Aliran Sunni Dalam Tasawuf


Tasawuf sunni adalah bentuk tasawuf yang para penganutnya memagari atau
mendasari tasawuf mereka dengan al-qur’an dan al-sunnah, serta mengaitkan keadaan
(ahwaal) dan tingkatan (maqoomaah) rohaniah mereka kepada kedua sumber tersebut.
Tasawuf sunni juga didefiniskan sebagai tasawuf yang berwawasan moral praktis dan
bersandarkan kepada al-qur’an dan al-sunnah.
Tasawuf sunni ialah aliran tasawuf yang berusaha memadukan asapek hakekat dan
syari'at, yang senantiasa memelihara sifat kezuhudan dan mengkonsentrasikan
pendekatan diri kepada allah, dengan berusaha sungguh-sungguh berpegang teguh
terhadap ajaran al-Qur'an, Sunnah dan Shirah para sahabat. Dalam kehidupan sehari-hari
para pengamal tasawuf ini berusaha untuk menjauhkan diri dari hal-hal yang bersifat
keduniawian, jabatan, dan menjauhi hal-hal yang dapat mengganggu kekhusua’an
ibadahnya.
Tokoh tasawuf sunni di antaranya al-Ghazali, al-Junaid, dan al-Qusyairi. Masing-
masing kelompok tasawuf memiliki corak dan metodologi sendiri. Tasawuf sunni

1
Indah Agus Wati dan Uswatun Hasanah, “Studi Tasawuf Irfani,” Spiritual Healing : Jurnal Tasawuf Dan Psikoterapi
2, no. 1 (18 Desember 2021): 2, https://doi.org/10.19109/sh.v2i1.10686.

2
Khusnul Khotimah, “INTERKONEKSITAS DALAM AJARAN SOSIAL TASAWUF SUNNI DAN FALSAFI,” KOMUNIKA:
Jurnal Dakwah dan Komunikasi 9, no. 1 (23 Januari 2017): 39, https://doi.org/10.24090/komunika.v9i1.829.

1
merupakan ajaran tasawuf yang membahas tentang kesempurnaan dan kesucian jiwa
yang diformulasikan pada pengaturan sikap mental dan pendisiplinan tingkah laku yang
ketat. Untuk mencapai kebahagiaan yang optimal, manusia harus lebih dahulu
mengidentifikasikan eksistensi dirinya dengan ciri-ciri ketuhanan melalui penyucian jiwa
raga yang bermula dari pembentukan pribadi yang bermoral dan berakhlak mulia, yang
dikenal dengan takhalli (pengosongan diri dari sifat-sifat tercela), tahalli (menghiasi diri
dengan sifat-sifat terpuji), dan tajalli (terungkapnya Nur Ghaib bagi hati yang telah bersih
sehingga mampu menangkap cahaya ketuhanan).3
Secara umum terdapat beberapa ciri khas dari tasawuf sunni yang kemudian menjadi
pembeda dari tasawuf falsafi. Ciri khas tersebut diantaranya adalah sebagai berikut: 4
a. Tidak menggunakan terminology. Terminologi–terminologi yang dikembangkan
tasawuf sunni lebih transparan, sehinggga tidak sering bergelut dengan term-term
syathahat. Kalaupun ada term yang mirip syathahat dianggap merupakan
pengalaman pribadi dan para sufi dalam tasawuf sunni tidak menyebarkanya
kepada orang lain. Hal itu dianggap sebagai karamah atau keajaiban yang mereka
temui.
b. Lebih bersifat mengajarkan dualisme dalam hubungan antara Tuhan dan manusia.
Dualisme yang dimaksud di sini adalah ajaran yang mengakui bahwa meskipun
manusia dapat berhubungan dengan tuhan, hubungannya tetap dalam kerangka
yang berbeda antara keduanya, dalam hal esensinya. Sedekat apapun manusia
dengan tuhannya, tidak lantas membuat manusia dapat menyatu dengan tuhan.
c. Kesinambungan antara hakekat dengan syari’at. Hal ini mengandung pengertian
bahwa terdapat keterkaitan yang sangat kuat antara tasawuf (sebagai aspek
batiniyah) dengan fiqih (aspek lahiriyah). Hal ini merupakan konsekwensi dari
paham di atas. Karena berbeda denagn tuhan, manusia dalam berkomunikasi
dengan tuhan tetap berada pada posisi sebagai objek penerima informasi dari
Tuhan.

3
Ibid., 45.

4
Moh Ansori dan S Ag, “IAIN SUNAN AMPEL SURABAYA BEKERJASAMA DENGAN ISLAMIC DEVELOPMENT BANK
(IDB) @ 2014,” t.t., 79.

2
d. Lebih terkonsentrasi pada soal pembinaan moral, pendidikan akhlaq, dan
pengobatan jiwa dengan cara riyadhah (latihan mental) dan langkah takhalli,
tahalli, dan tajali.5

2. Aliran Falsafi Tasawuf

Tasawuf falsafi adalah tasawuf yang ajaran-ajarannya memadukan antara visi mistis
dan visi rasional pengasasnya. Berbeda dengan tasawuf akhlaki, tasawuf falsafi
menggunakan terminologi filosofis dalam pengungkapannya. Terminologi falsafi tersebut
berasal dari bermacam-macam ajaran filsafat yang telah memengaruhi para tokohnya. 6
namun orisinalitasnya (keaslian) sebagai tasawuf tetap tidak hilang. tasawuf filosofis
tidak bisa dipandang sebagai filsafat, karena ajaran dan metodenya didasarkan pada rasa
(dzauq), dan tidak pula dikategorikan pada tasawuf (yang murni) karena sering
diungkapkan dengan bahasa filsafat.7
Menurut At-Taftazani, tasawuf falsafi mulai muncul dalam khazanah Islam sejak abad
keenam Hijriah, meskipun para tokohnya baru dikenal setelah seabad kemudian. Sejak
saat itu, tasawuf jenis ini terus hidup dan berkembang terutama di kalangan para sufi
yang juga filsuf, sampai menjelang akhir-akhir ini.
Menurut At-Taftazani, ciri umum tasawuf falsafi adalah ajarannya yang samar-samar
akibat banyaknya istilah khusus yang hanya dapat dipahami oleh mereka yang
memahami ajaran tasawuf jenis ini. Tasawuf falsafi tidak dapat dipandang sebagai filsafat
karena ajaran dan metodenya didasarkan pada rasa (dzauq), tetapi tidak dapat pula
dikategorikan sebagai tasawuf dalam pengertiannya yang murni, karena ajarannya sering
diungkapkan dalam bahasa filsafat dan lebih berorientasi pada panteisme.8

Adapun karakteristik tasawuf falsafi antara lain:


5
Ibid., 80–81.

6
“DIKTAT SAFRIA ANDY.pdf,” t.t.

7
Khotimah, “INTERKONEKSITAS DALAM AJARAN SOSIAL TASAWUF SUNNI DAN FALSAFI,” 46.

8
“DIKTAT SAFRIA ANDY.pdf.”

3
a. Latihan rohaniah dengan rasa, intuisi, serta intropeksi diri yang timbul dari dirinya.
b. Iluminasi atau hakikat yang tersingkap dari alam gaib, misalnya sifat-sifat rabbani,
‘arasy, kursi, malaikat, wahyu kenabian, ruh, hakikat realitas segala yang wujud, yang
gaib maupun yang nampak, dan susunan yang kosmos, terutama tentang penciptanya
serta penciptaannya.
c. Peristiwa-peristiwa dalam alam maupun kosmos yang brepengaruh terhadap berbagai
bentuk kekeramatan atau keluarbiasaan.
d. Penciptaan ungkapan-ungkapan yang pengertiannya sepintas samar-samar
(syatahiyyat) yang dalam hal ini telah melahirkan reaksi masyarakat berupa
mengingkarinya, menyetujui atau menginterpretasikannya.9

3. Aliran Syi’i Dalam Tasawuf


Kata Syi’i secara etimologi (kebahasaan) berarti pengikut, pendukung, pembela,
pencinta, yang kesemuanya mengarah kepada makna dukungan kepada idea tau individu
dan kelompok tertentu. Aliran Syi’ah juga bisa berarti orang-orang yang berkumpul
untuk suatu urusan atau setiap kelompok yang berkumpul untuk suatu urusan mereka,
atau tiap-tiap kelompok mereka dalam suatu urusan. Syi’ah juga bermakna sebagian
mereka mengikuti sebagian lainnya. Syi’ah dapat juga berarti pengikut, partai, kelompok,
perkumpulan atau partisan. Atau pengertian yang lebih popular, syi’ah berarti
pendukung, pembela dan pengikut seseorang.
Tasawuf Syi’i adalah tasawuf yang beranggapan bahwa manusia akan menyatu dengan
tuhannya karena ada kesamaan esensi antara keduanya. Hal ini sebagaimana tasawuf
falsafi pada mana (artinya keliru satu tokoh dari tasawuf filsafat) memformulasikan
teorinya dalam doktrin, yakni perpaduan insan dengan ilahi secara rohaniyah atau
makhluk menggunakan al-halik. Oleh karenanya tasawuf syi’i mempunyai kesaman
menggunakan tasawuf falsafi.10

Di tasawuf syi’i penghormatan yang berlebihan diberikan pada Ali Bin Abi Thalib
menjadi imam pertama kaum syi’ah, Ali menggabungkan dua jenis otoritas di atas dalam
satu eksklusif, serta dari Syi’isme, aturan sempurna bagi seseorang imam adalah imam
9
“SEJARAH_PERKEMBANGAN_TASAWUF_Tasawuf_Sun.pdf,” t.t.

10
“28-Article Text-61-1-10-20190819.pdf,” t.t., 125.

4
wajib mengatur serta memerintah secara spiritual dan temporal. dalam Syi’isme aspek
esoteric Islam diproyeksikan ke masyakarat umum , sebagai akibatnya perbedaan antara
eksoteris serta esoteris menjadi samar. pada pemahaman sufi biasanya hierarki
(kedudukan) vertikal dan horizontal tidak perlu bercampur. Hal inilah yang
membedakannya menggunakan tasawuf Syi’i yang menggabungkan 2 unsur esoteris dan
unsur eksoteris.

Selain itu tasawuf Syi’i atau yang di sebut juga tasawuf Syi’ah, ajarannya merupakan
pemulyaan pada imam secara berlebihan, bahkan tidak sedikit dari mereka yang
menuhankan imam. Hal ini merupakan perbedaan yang cukup kontras dengan tasawuf
lainnya umpamanya sunni, bahkan di masanya Syi’i dan Sunni artinya aliran atau
tasawuf yang saling bertolak belakang dalam kecintaan kepada Ali Bin Abi Thalib dan
karena keruhaniannya yang unggul. pada mana Syi’i karena kecintaannya yang
berlebihan di Ali Bin Abi Thalib, sehingga membatalkan kekhalifaan khalifah sebelum
Ali Bin Abi Thalib, bahkan mengkafirkan mereka. Penghianatan, maksudnya apabila dia
berada di mayoritas beraliran sunni maka dia menyebut dirinya sebagai aliran sunni,
apabila dia berada di mayoritas syiah, dia menyebut aliranya syiah. Mendahulukan
perasaan dari pada akal.

Karakteristik dari ajaran tasawuf ini adalah:

a. Ajarannya lebih didasarkan atas ketajaman pemahaman dalam menganalisis kedekatan


manusia dengan tuhan,

b. Lebih mengedepankan konsepsi keimanan.11

BAB III
PENUTUP

11
Ibid.

5
A. KESIMPULAN
Pada dasarnya, perkembangan ilmu tasawuf ini, terjadi karena adanya perbedaan
pendapat para sufi. Sehingga timbullah berbagai macam paham di dalam dunia
kesufian. Paham-paham tersebut masing-masing memiliki tujuan yang berlainan ,
sehingga terjadi perbedaan yang mencolok antara paham yang satu dengan yang lain.
Dalam sejarah perkembangannya para ahli tasawuf membagi tasawuf menjadi tiga,
yaitu tasawuf akhlaki atau disebut aliran tasawuf Sunni yaitu tasawuf yang mengarah
pada teori-teori perilaku, aliran tasawuf Falsafi yang mengarah pada teori-teori rumit
dan memerlukan pemahaman mendalam dan tasawuf Syi’i.yang beranggapan bahwa
manusia menyatu dengan tuhannya.
Tasawuf sunni juga didefiniskan sebagai tasawuf yang berwawasan moral praktis
dan bersandarkan kepada al-qur’an dan al-sunnah. Tasawuf sunni merupakan ajaran
tasawuf yang membahas tentang kesempurnaan dan kesucian jiwa yang
diformulasikan pada pengaturan sikap mental dan pendisiplinan tingkah laku yang
ketat. Tasawuf falsafi tidak dapat dipandang sebagai filsafat karena ajaran dan
metodenya didasarkan pada rasa (dzauq), tetapi tidak dapat pula dikategorikan sebagai
tasawuf dalam pengertiannya yang murni, karena ajarannya sering diungkapkan dalam
bahasa filsafat dan lebih berorientasi pada panteisme. Di tasawuf syi’i penghormatan
yang berlebihan diberikan pada Ali Bin Abi Thalib menjadi imam pertama kaum
syi’ah, pada mana Syi’i kecintaannya yang berlebihan di Ali Bin Abi Thalib, sehingga
membatalkan kekhalifaan khalifah sebelum Ali Bin Abi Thalib, bahkan mengkafirkan
mereka.
Tasawuf diciptakan sebagai media untuk mencapai maqashid al-Syar’i (tujuan-
tujuan syara’). Karena bertasawuf itu pada hakikatnya melakukan serangkaian ibadah
seperti salat, puasa, zakat, haji, dan lain sebagainya, yang dilakukan untuk
mendekatkan diri kepada Allah SWT.

DAFTAR PUSTAKA

6
“28-Article Text-61-1-10-20190819.pdf,” t.t.

Ansori, Moh, dan S Ag. “IAIN SUNAN AMPEL SURABAYA BEKERJASAMA DENGAN
ISLAMIC DEVELOPMENT BANK (IDB) @ 2014,” t.t., 167.

“DIKTAT SAFRIA ANDY.pdf,” t.t.

Khotimah, Khusnul. “INTERKONEKSITAS DALAM AJARAN SOSIAL TASAWUF SUNNI


DAN FALSAFI.” KOMUNIKA: Jurnal Dakwah dan Komunikasi 9, no. 1 (23 Januari
2017): 36–59. https://doi.org/10.24090/komunika.v9i1.829.

“SEJARAH_PERKEMBANGAN_TASAWUF_Tasawuf_Sun.pdf,” t.t.

Wati, Indah Agus, dan Uswatun Hasanah. “Studi Tasawuf Irfani.” Spiritual Healing : Jurnal
Tasawuf Dan Psikoterapi 2, no. 1 (18 Desember 2021): 1–8.
https://doi.org/10.19109/sh.v2i1.10686.

Anda mungkin juga menyukai