Model Asuhan Keperawatan Profesional
Model Asuhan Keperawatan Profesional
Model Asuhan Keperawatan Profesional
Nama kelompok:
Rissa Amelia Putri (202149022)
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh
lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masiih banyak kekurangan
dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Manusia dalam aspek keperawatan dapat ditinjau dari dua sudut pandang yaitu
manusia sebagai perawat dan manusia sebagai klien. Manusia sebagai perawat
adalah mahluk ciptaan Allah yang paling mulia dan sempurna (terdiri dari jasad,
ruh, dan nafas) dan memiliki iman, ilmu dan mempunyai kewajiban untuk
mengamalkannya bagi kemaslahatan umat. Manusia sebagai klien yang menjadi
fokus pelayanan keperawatan pada dasarnya adalah mahluk yang berpotensi
secara aktif menjadikan dirinya sebagai manusia yang sempurna.
Tujuan pengembangan MAKP :
a.Meningkatkan mutu askep melalui penataan sistem pemberian asuhan
keperawatan.
b. Memberikan kesempatan kepada perawat untuk belajar melaksanakan
MAKP.
c.Menyediakan kesempatan kepada perawat untuk mengembangkan
penelitian keperawatan.
Dasar pertimbangan pemilihan MAKP. Terdapat enam unsur utama dalam
penentuan pemilihan model MAKP, meliputi:
1. Sesuai dengan visi dan misi Rumah Sakit. Dasar utama penentuan model
pemberian asuhan keperawatan harus didasarkan pada visi dan misi rumah
sakit.
2. Dapat diterapkannya proses keperawatan dalam asuhan keperawatan.
Proses keperawatan merupakan unsur terpenting terhadap kesinambungan
asuhan keperawatan kepada pasien. Keberhasilan dalam asuhan keperawatan
sangat ditentukan oleh pendekatan proses keperawatan.
3.Efesiensi dan efektif dalam penggunaan biaya. Setiap suatu perubahan,
harus selalu dipertimbangkan biaya dan efektivitas dalam kelancaran
pelaksanaannya. Bagaimana pun baiknya suatu model, tanpa ditunjang oleh
biaya memadai, maka tidak akan didapat hasil yang sempurna.
4.Terpenuhinya kepuasan pasien, keluarga, dan masyarakat. Tujuan akhir
asuhan keperawatan adalah kepuasan pelanggang atau pasien terhadap asuhan
yang diberikan oleh perawat. Oleh karena itu, model yang baik adalah model
asuhan keperawatan yang dapat menunjang kepuasan pelanggan.
5. Kepuasan kinerja perawat. Kelancaran pelaksanaan suatu model sangat
ditentukan oleh motivasi dan kinerja perawat. Model yang dipilih harus dapat
meningkatkan kepuasan perawat, bukan justru menambah beban kerja dan
frustasi dalam pelaksanaannya.
6.Terlaksananya komunikasi yang kuat antara perawat dan tim kesehatan
lainnya. Komunikasi secara profesional sesuai dengan ruang lingkup tanggung
jawab merupakan dasar pertimbangan penentuan model (Nursalam, 2011).
Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) Kasus
Setiap perawat ditugaskan untuk melayani seluruh kebutuhan pasien saat ia
dinas. Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda untuk setiap shift dan
tidak ada jaminan bahwa pasien akan dirawat oleh orang yang sama pada hari
berikutnya. Metode penugasan kasus biasa diterapkan satu pasien satu perawat,
dan hal ini umumnya dilaksanakan untuk perawat privat atau untuk keperawatan
khusus seperti isolasi, intensive care.Metode ini berdasarkan pendekatan
holistik dari filosofi keperawatan. Perawat bertanggung jawab terhadap asuhan
dan observasi pa
Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) Fungsional Model
fungsional dilaksanakan oleh perawat dalam pengelolaan asuhan keperawatan
sebagai pilihan utama pada saat perang dunia kedua. Pada saat itu karena masih
terbatasnya jumlah dan kemampuan perawat maka setiap perawat hanya
melakukan 1 - 2 jenis intervensi keperawatan kepada semua pasien di bangsal.
Model ini berdasarkan orientasi tugas dari filosofi keperawatan, perawat
melaksanakan tugas ( tindakan) tertentu berdasarkan jadwal kegiatan yang
adada pasien tertentu (Nursalam, 2007)
Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) Primer Menurut Gillies
(1986) perawat yang menggunakan metode keperawatan primer dalam
pemberian asuhan keperawatan disebut perawat primer (primary nurse). Pada
metode keperawatan primer terdapat kontinutas keperawatan dan bersifat
komprehensif serta dapat dipertanggung jawabkan, setiap perawat primer
biasanya mempunyai 4 - 6 klien dan bertanggung jawab selama 24 jam selama
klien dirawat dirumah sakit. Perawat primer bertanggung jawab untuk
mengadakan komunikasi dan koordinasi dalam merencanakan asuhan
keperawatan dan juga akan membuat rencana pulang klien jika diperlukan. Jika
perawat primer sedang tidak bertugas , kelanjutan asuhan akan didelegasikan
kepada perawat lain (associate nurse)
5. Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) Tim Metode tim
merupakan suatu metode pemberian asuhan keperawatan dimana seorang
perawat profesional memimpin sekelompok tenaga keperawatan dalam
memberikan asuhan keperawatan kelompok klien melalui upaya kooperatif dan
kolaboratif.
Konsep Dasar Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) Tim Metode
tim merupakan suatu metode pemberian asuhan keperawatan dimana seorang
perawat profesional memimpin sekelompok tenaga keperawatan dalam
memberikan asuhan keperawatan kelompok klien melalui upaya kooperatif dan
kolaboratif ( Douglas, 1984). Model tim didasarkan pada keyakinan bahwa
setiap anggota kelompok mempunyai kontribusi dalam merencanakan dan
memberikan asuhan keperawatan sehingga timbul motivasi dan rasa tanggung
jawab perawat yang tinggi sehingga diharapkan mutu asuhan keperawatan
meningkat. Menurut Kron & Gray (1987) pelaksanaan model tim harus
berdasarkan konsep berikut:
1. Ketua tim sebagai perawat profesional harus mampu menggunakan tehnik
kepemimpinan.
2. Komunikasi yang efektif penting agar kontinuitas rencana keperawatan
terjamin.
3. Anggota tim menghargai kepemimpinan ketua tim.
4. Peran kepala ruang penting dalam model tim. Model tim akan berhasil baik
bila didukung oleh kepala ruang.
Metode yang digunakan bila perawat pelaksana terdiri dari berbagai latar
belakang pendidikan dan kemampuannya.Metode ini menggunakan tim yang
terdiri dari anggota yang berbeda- beda dalam memberikan asuhan keperawatan
terhadap sekelompok pasien. Perawat ruangan dibagi menjadi 2 3 tim/ group
yang terdiri dari tenaga professional, tehnikal dan pembantu dalam satu grup
kecil yang saling membantu. Dalam penerapannya ada kelebihan dan
kelemahannya yaitu (Nursalam, 2007): a. Kelebihan :
1. Memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh.
2. Mendukung pelaksanakaan proses keperawatan.
3. Memungkinkan komunikasi antar tim sehingga konflik mudah diatasi dan
memberi kepuasan kepada anggota tim.
Kelemahan :
1. Komunikasi antar anggota tim terbentuk terutama dalam bentuk konferensi
tim, yang biasanya membutuhkan waktu dimana sulit untuk melaksanakan pada
waktu-waktu sibuk.
2. Akuntabilitas dalam tim kabur
3. Perawat tidak trampil berlindung pada perawat trampil.
Model praktik keperawatan profesional (MPKP)
adalah suatu sistem (struktur, proses dan nilai-nilai profesional) yang
memungkinkan perawat profesional mengatur asuhan tersebut MPKP
merupakan salah satu upaya meningkatkan mutu pelayanan di rumah sakit
dalam pelayanan keperawatan untuk meminimkan kesalahan atau kelalaian
yang dapat terjadi.MPKPsuatu system (struktur, proses dan nilai-nilai
professional) yang memungkinkan perawat profesional mengatur asuhan
tersebut.
Tujuan MPKP
adalah meningkatkan mutu asuhan keperawatan melalui penataan sistem
pemberian asuhan keperawatan, memberikan kesempatan kepada perawat untuk
belajar melaksanakanpraktik keperawatan profesional dan menyediakan
kesempatan kepada perawat untuk mengembangkan kajian dan penelaahan
keperawatan. Proses pelaksanaan MPKP yakni satu ruangan harus ditetapkan
untuk jenis tenaga keperawatannya, beberapa jenis tenaga yang harus
adameliputi: kepala ruang perawatan, Clinical Care Manager (CCM), perawat
primer (PP), serta perawat asosiet (PA).
Peran dan fungsi PP dan PA harus jelas dan sesuai dengan tanggung jawab
masing-masing. Sebagaimana telah tercantum dalam Pelayanan keperawatan
sesuai dengan UU keperawatan No 38 Tahun 2014 Pasal 2 merupakan
pelayanan profesional sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan yang
didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan dituju kepada individu, keluarga,
kelompok atau masyarakat baik sehat maupun sakit dengan dukungan
keberhasilan kebijakan implementasi mengatur tentang prosedur dan
manajemen pengelolaan ruang perawatan terkait (MPKP).dalam mencapai ke
profesionalanya Salah satu program yang akan dilaksanakan oleh bidang
keperawatan adalah melakukan sosialisasi/pelatihan dan bimbingan secara
internal dan evaluasi setiap bulan tentang pelaksanaan manajemen pengelolaan
ruang perawatan sesuai dengan MPKP.