0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
10 tayangan5 halaman

Pekerjaan Beton

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 5

PEKERJAAN BETON

Lingkup Pekerjaan
a. Meliputi pengadaan dan pengerjaan semua tenaga kerja, equipment,
peralatan dan bahan untuk semua pekerjaan beton biasa, beton
bertulang, berikut pembuatan dan pemasangan cetakan
bekisting/mould penyelesaian dan lain-lain pekerjaan pembetonan
sesuai dengan gambar-gambar rencana dan persyaratannya.
Pekerjaan pada pekerjaan ini meliputi beton bertulang untuk sloef,
kolom praktis, ringbalk, dan lainnya yang sesuai dengan gambar
kerja.
Persyaratan Semua pekerjaan beton harus dilaksanakan sesuai dengan
persyaratan-persyaratan:
a. Peraturan-peraturan/standar setempat yang biasa dipakai.
Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971; NI-2.
Peraturan Semen Portland Indonesia 1972; NI-8.
Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat.
Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan lisan maupun tertulis yang
diberikan Konsultan Pengawas
American Society for Testing and Material (ASTM).
American Concrete Institute (ACI). Persyaratan di atas adalah standar
minimum dan harus disesuaikan dengan gambar-gambar dan
persyaratannya. Semua pekerjaan beton yang tidak sesuai standar
akan ditolak, kecuali bila dilaksanakan dengan standar yang lebih
tinggi mengenai kekuatan mutu bahan, cara pengerjaan cetakan,
cara pengecoran, kepadatan, textured finishing dan kualitas secara
keseluruhan.
Mutu Beton
a. Kualitas beton bangunan Oxygen plant memakai mutu beton K-250
untuk sloef, kolom praktis, balok/ringbalk.
b. Kualitas Beton Office, Security Pos menggunakan mutu beton K225.
c. Plat Jalan dan parkir menggunakan mutu beton K300 .
d. Untuk beton tanpa tulangan (rabat beton) dengan mutu K-100.
e. Disarankan melakukan pengecoran dengan menggunakan mesin
molen.
Bahan- Bahan
a. Semen Portland (PC) yang dipakai harus dari jenis 1 menurut
Peraturan semen portland Indonesia 1972 (NI 8) yaitu semen
Tonasa atau merk lain dengan persetujuan tertulis dari Direksi.
b. Agregat halus (Pasir) untuk beton dapat berupa pasir alami atau
pasir buatan yang dihasilkan oleh alat-alat pemecah batu asal
memenuhi PBI 1971 (NI-2). Pada prinsipnya agregat halus terdiri dari
butir-butir yang tajam dan keras serta bersifat kekal, agregat halus
harus bersih dan tidak boleh mengandung lumpur lebih 5 %
(terhadap berat kering) serta memenuhi gradasi yang baik. Pasir laut
tidak boleh dipergunakan.
c. Agregat Kasar untuk beton dapat berupa kerikil atau batu pecah
alami, maupun buatan yang dihasilkan oleh alat-alat pemecah batu
asal memenuhi PB 1 1971 (NI - 2).
d. Air untuk pembuatan dan perawatan beton-beton harus air bersih
(yang dapat diminum) dan tidak boleh mengandung minyak, asam,
alkohol, garam-garam dan bahan-bahan lain yang dapat merusak
beton/tulangan baja.
e. Besi Tulangan yang dipakai harus dari besi mutu U-24 untuk
tulangan dibawah atau setara 12 mm menurut PBI 1971.
f. Besi Tulangan yang digunakan merupakan besi polos ber SNI.
Adapun ukuran besi tulangan yang akan digunakan sesuai yang
tertera pada gambar kerja.

Ukuran besi/ baja tulangan harus seperti dalam gambar, penggantian


dengan diameter lain, hanya diperkenankan atas persetujuan tertulis
oleh Direksi. Bila penggantian dapat disetujui maka luas penampang
yang diperlukan tidak boleh kurang dari tulangan yang tersebut
dalam gambar atau perhitungan. Segala biaya yang ditambah oleh
pengganti tulangan terhadap yang digambar, sejauh bukan
kesalahan gambar adalah tanggung jawab Pelaksana.
Semua baja tulangan harus disimpan yang bebas lembab, dipisahkan
sesuai dengan diameter serta asal pembelian, semua baja tulangan
harus dilindungi terhadap segala macam kotoran dan minyak serta
sejauh mungkin dihindarkan terhadap pengaruh garam kuat.
Pekerjaan Bekisting
Bekisting harus memakai multipleks 9 mm atau papan kayu tebal 3 cm
dan kayu kalbasia yang cukup kering dan sesuai dengan finishing
yang diminta menurut bentuk, garis ketinggian dan dimensi dari
beton sebagaimana diperlihatkan dalam gambar arsitektur. Bekisting
harus cukup untuk menahan getaran vibrator atau kejutan-kejutan
lain yang diterima, tanpa berubah bentuk.
Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang
telah ditetapkan/yang diperlukan dalam gambar.
Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan-perkuatan,
sehingga cukup kokoh dan dijamin tidak berubah bentuk dan
kedudukannya selama pengecoran dilakukan.
Acuan harus rapat (tidak bocor), permukaannya licin, bebas dari
kotoran-kotoran (serbuk gergaji), potongan kayu, tanah/lumpur dan
sebagainya, sebelum pengecoran dilakukan dan harus mudah
dibongkar tanpa merusak permukaan beton.
Pembongkaran bekisting hanya boleh, dilakukan dengan ijin tertulis dari
Konsultan Pengawas/ Pengawas.
Pekerjaan Pembesian
a. Besi yang dipakai harus lurus dengan jarak sejajar antara besi yang
satu dengan yang lainnya (sesual gambar kerja).
Sambungan besi harus mempunyai panjang yang cukup minimum
sepanjang yang disyaratkan.
Pengikat besi dengan begel harus benar-benar kuat jangan sampai
menimbulkan perubahan pada waktu pengecoran dan semua
silangan besi utama dengan begel harus diikat kuat-kuat dengan
kawat berukuran minimum diameter 1 mm.
Untuk membuat selimut beton, jarak besi dengan bekisting harus dijaga,
jangan sampai menempel, untuk itu perlu dipasang beton deking
sesuai dengan tebal selimut beton yang disyaratkan dalam SK.SNI. -
Besi stek yang dibuat harus diikat ke tulangan. - Batang-batang
tulangan harus disimpan dan tidak menyentuh tanah
Timbunan batang-batang besi untuk waktu lama di udara terbuka harus
dicegah.
Adukan Beton
Adukan beton yang dibuat setempat harus memenuhi syarat – syarat :
a. Semen diukur menurut volume
Aggregat diukur menurut volume
Pasir diukur menurut volume
Jumlah adukan beton tidak boleh melebihi kapasitas mesin pengaduk
Lama pengadukan tidak kurang dari 2 menit sesudah berada dalam
mesin pengaduk.
Mesin pengaduk yang tidak dipakai lebih dari 30 menit harus
dibersihkan lebih dahulu sebelum adukan beton yang baru dimulai.
Adukan beton harus memenuhi syarat – syarat Peraturan Beton
Indonesia. Beton harus mempunyai kekuatan K-225 untuk kontruksi
utama dan K-100 untuk lantai kerja / rabat beton dimana sesuai yang
dipersyaratkan dalam gambar kerja.
Kontraktor diharuskan membuat adukan percobaan (trial mixes),
percobaan tersebut harus dilakukan untuk menentukan komposisi
adukan yang akan dipakai pada pekerjaan beton selanjutnya.
Konstruksi Beton Struktur, menggunakan mutu beton yang sesuai
pada gambar kerja.
Cara Pelaksanaan
Bagian konstruksi yang akan discor harus merupakan bagian
konstruksi yang sudah diakui kebenarannya oleh Pihak Direksi
tentang bentuk, ukuran, pembesian, bekisting dan pembersihan.
Pengecoran dilaksanakan dengan metode beton molen.
Agregat dicampur dalam beton molen.
Komposisi campuran semen, pasir, dan batu pecah (koral) menurut
ketentuan yang telah dipersyaratkan (mix. Design), mutu yang
dipersyaratkan.
Mortar beton, dituangkan pada acuan beton yang telah disiapkan dan
dipadatkan dengan menggunakan Vibrator Concrete.
Pengecoran Beton
a. Sebelum melaksnakan pekerjaan pengecoran beton, terlebih dahulu
memberitahukan pengawas dan mendapat persetujuan, jika tidak
ada persetujuan pengawas, maka kontraktor dapat diperintahkan
untuk menyingkirkan / membongkar beton yang sudah dicor tanpa
persetujuan, atas biaya kontraktor sendiri.
Beton bertulang dan beton tak bertulang dicor dilokasi kerja dengan alat
pengaduk/pencampur beton secara mekanikal(mesin), dan semua
pekerjaan beton dilaksanakan sesuai dengan gambar kerja di
lapangan.
Adukan beton harus secepatnya dibawa ke tempat pengecoran dengan
menggunakan cara yang seperaktis mungkin, sehingga tidak
memungkinkan
adanya pengendapan aggregat dan tercampurnya kotoran – kotoran
atau bahan – bahan lain dari luar.
Pengecoran beton tidak dibenarkan untuk dimulai sebelum
pemasangan bekisting dan besi selesai diperiksa oleh dan mendapat
persetujuan pengawas/ pihak Direksi.
Pengecoran dilakukan secara terus menerus. Adukan yang tidak dicor
dalam waktu lebih dari 15 menit setelah keluar dari mesin adukan
beton dan juga adukan yang tumpah selama pengangkutan tidak
diperkenankan dipakai lagi.
Pada pengecoran baru (sambungan antara yang lama dan beton baru)
maka permukaan beton lama terlebih dahulu dibersihkan dan
dikasarkan sampai aggergat kasar tampak, kemudian disiram
dengan air semen.
Perawatan Dan Perlindungan Beton
a. Beton harus dilindungi selama berlangsungnya proses pengerasan
terhadap matahari, pengeringan oleh angin, hujan atau aliran air dan
pengerasan mekanis atau pengeringan sebelum waktunya.
Semua permukaan beton yang terbuka dijaga tetap basah selama 14
hari dengan menyemprotkan air atau mengenai dengan air pada
permukaan beton tersebut.
Pemasangan Alat – Alat Di Dalam Beton
a. Kontraktor tidak dibenarkan untuk membobok, membuat lubang atau
memotong konstruksi beton yang sudah jadi tanpa sepengetahuan
dan seizin pengawas.
Ukuran dan pembuatan lubang, pemasangan alat – alat di dalam beton,
pemasangan sparing dan sebagainya harus menurut petunjuk –
petunjuk pengawas.
Kolom Praktis dan Ring Balok untuk Dinding
Setiap dinding yang bertemu dengan kolom harus diberikan
penjangkaran dengan jarak antara 60 cm, panjang jangkar minimum 60
cm di bagian dimana bagian yang tertanam dalam bata dan kolom
masing-masing 30 cm dan berdiameter 10 mm.

Anda mungkin juga menyukai