Asuhan Keperawatan Pada Pasien
Asuhan Keperawatan Pada Pasien
Asuhan Keperawatan Pada Pasien
Disusun Oleh :
SETYONINGSIH, S.Kep
KUDUS
2017
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN “Ny p” DENGAN GANGGUAN
SISTEM KARDIOVASKULER “ACUTE MYOCARD INFACTION”
A. PENGKAJIAN
1. BIODATA
a. Identitas klien
Nama : Ny. P
Umur : 72 tahun
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SR
No RM : 272142
Nama : Ny. S
Umur : 49 tahun
Agama : Islam
Suku : Jawa.
a. Keluhan utama:
Pasien mengeluh nyeri dengan seperti tertekan skala 5 pada dada sebelah kiri yang menjalar
kebahu dan punggung sebelah kiri.
Pasien mengatakan nyeri seperti tertekan dengan skala 9 pada dada sebelah kiri yang
muncul secara tiba-tiba dan menjalar ke bahu serta punggung kiri sejak 5 jam yang lalu dan
disertai akraldingin, sesak nafas dan nyeri menetap dengan atau tanpa aktivitas. 10
menit setelah minum obat anti nyeri yang diberikan di IGD dan beristirahat kondisi pasien mulai
membaik, namun ±3,5 jam pasien mengatakan nyeri timbul kembali. Pasien mengeluh nyeri
berat pada dada sebelah kiri seperti tertekan yang menetap dengan atau tanpa aktivitas,
menjalarbke bahu dan punggung kiri dengan skala 5, selama 15 menit. Dari pemeriksaan fisik
didapatkan nadi 120x/menit, pernafasan 26x/menit, suhu 36ºC, tekanan darah 130/90 mmHg,
BB 75 kg, TB 170cm. Di ruang IGD klien mendapat terapi Morphin dan O 2 dengan kecepatan 5
liter/menit pasien diposisikan semi fowler. Setelah kondisi pasien mulai stabil pasien lalu
dipindah ke ruang ICCU
Pasien merupakan perokok berat selama 13 tahun yang lalu, senang mengkonsumsi junk
food.Pasien pernah dirawat di rumah sakit karena bronkhitis.
Pasien mengatakan tidak ada keluarganya yang menderita penyakit keturunan jantung,
diabetes melitus dan hipertensi.
e. Genogram
mengatakan jika sakit selalu berobat ke rumah sakit dan takut penyakitnya
bertambah berat jika membeli obat tanpa resep dokter. Pasien mengetahui kebiasaan
merokok dan pola makannya memperberat penyakitnya namun pasien sulit mengubah
kebiasaan tersebut.
b. Pola aktivitas latihan:
Aktivitas 0 1 2 3 4
Mandi √
Berpakaian √ ü
Eliminasi √ ü
Ambulansi √ ü
Makan √ ü
Keterangan
0 = mandiri
4 = ketergantungan penuh
Pasien mengatakan sebelum sakit sehari tidur 6-7 jam/hari namun sejak sakit
pasien mengatakansulit tidur akibat nyeri yang dirasakan.
Pasien mengatakan sebelum sakit sehari makan 4-5 x dengan diet lauk ,jarang makan sayur serta
buah dan suka mengonsumsi junk food (makanan berkolesterol tinggi) seperti pizza,
friedchicken serta suka ngemil. Sejak sakit pasien tidak bisa makan seperti biasa dan hanya
mengkonsumsi diet yang diberikan RS.
Kajian A B C D E
A : Antropometri BB : 35 kg
TB : 160 cm
IMT : BB (TB/100)
(160/100)2
Biomecanical :
HT 38 % 40-50 % Rendah
Clinical : pasien mengatakan mual dan tampak lemas, ekspresi masih menahan nyeri
Diit : pasien diberikan diit bubur halus rendah garam rendah lemak dan air putih
Energi : pasien terlihat lemas, masih bed rest akibat nyeri dan sesak napas.
e. Pola eliminasi
Pasien mengatakan sebelum sakit BAB hanya 1x/hari, konsistensi lembek warna kuning, bau khas
dan BAK 5-7x/hari warna jernih kekuningan. Saat sakit BAB pasien 1 x sehari dengan konsistensi
lembek warna kuning bau khas , BAK 2x/hari. ± 100 cc warna kuning.
3. Pendengaran : pasien mengalami penurunan fungsi pendengaran pada telinga kanan dan kiri
4. Penglihatan : pasien mengalami penurunan visus +2 pada mata kanan dan kiri. Pasien
menggunakan kacamata baca.
5. Vertigo :-
6. Manajemen nyeri : pien meringis kesakitan menahan nyeri sambil memegangi dadanya.
2. Ideal diri : pasien mengatakan ingin segera sembuh dan segera melanjutkan pekerjaan
yang sudah tertunda akibat sakit.
3. Identitas diri : pasien mampu menyebutkan identitas dirinya dengan benar (nama, umur,
dll).
4. Gambaran diri : pasien mengatakan cemas dan timbul perasaan takut akan kematian
akibat nyeri berat yang dirasakan hilang setelah minum obat dan kambuh
beberapa saat kemudian.
5. Peran diri : Pasien merasa sedih karena tidak mampu melakukan perannya sebagai
manager perusahaan dan sebagai kepala keluarga dan ayah dari anaknya.
h. Pola koping
Pasien mengatakan dalam mengatasi masalahnya pasien meminta saran dan dukungan dari istri dan
orang terdekatnya.
Pasien adalah suami dan ayah dari 2 orang anak. Hubungan terbina baik dan pasien mengatakan
selalu dirawat oleh keluarganya dan mendapat motivasi kuat untuk segera sembuh.
Pasien beragama islam, sebelum sakit pasien selalu melakukan aktivitas ibadahnya
denganmelaksanakan sholat 5 waktu, namun karena sakit, pasien sulit untuk melakukan aktivitas
ibadahnya seperti biasa.
Motorik :5
Verbal :5
Mata :4
Pasien tampak kurus, lemas dan wajah menyeringai menahan nyeri. Penampilan rapi, bersih dan
tidak ada bau tambahan.
b.Tanda-tanda vital
suhu : 37 0 C
TD : 135/102 mmHg
Pernafasan : 24 x/menit
BB : 40 kg
TB : 150 cm
a. Kepala
Inspeksi : Muka simetris,rambut warna putih, kulit kepala bersih, tak ada lesi, wajah menyeringai
menahan nyeri
Inspeksi : Warna kulit sawo matang, pucat dan tidak Rambut jarang, Bentuk kuku covex
Palpasi : Kulit teraba dingin , Tekxtur keriput, Turgor kulit elastis, Cavilary refill, kembali dalam 4
detik
c. Mata
Inspeksi : Mata simetris ka/ki, menggunakan kaca mata +2, konjungtiva anemia, Pupil myosis isokor,
sclera putih, mata sayu.pPalpasi, Tidak ada nyeri tekan pada bola mata(TIO)
c. Telinga
Inspeksi : Hidung tampak simetris, tidak ada massa atau benjolan, tidak ada lesi dan secret,
tidak ada epitaksis.
e. Mulut
Inspeksi : Simetris, tidak ada stomatitis, mukosa bibir lembab, gigi tidak lengkap, terdapat gigi palsu,
tidak ada pembesaran kelenjar tonsil, warna bibir kehitaman dan gigi kuning
f. Leher
Inspeksi : Simetris ka/ki, warna kulit merata, tidak ada pembesaran JVP.
g. Dada
Inspeksi : Terdapat retraksi dada, tidak ada lesi, napas pendek, Iktus cordis pada interkosta ke 5
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada dada, tidak ada massa pada dada, vokal
Pulmo
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Vesikuler
jantung
h. Abdomen
Perkusi : Tympani
i. Genetalia
Bersih, tidak ada lesi dan tidak terpasang kateter intermiten.
Tidak terdapat hemoroid baik interna maupun eksterna, tidak ada lesi ataupun kemerahan.
3 3
3 3
Keterangan:
0 = paralisis total
- Ekstremitas atas : Tidak mampu bergerak bebas dan lemah, tangan kiri terpasang infuseDektrosa
5% 14 tetes/menit, kulit pucat dan dingin.
- Ekstremitas bawah : Tidak mampu bergerak bebas, lemas, tidak ada lesi dan edema
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
HT 34 % 40-54% Rendah
MV 82 µ3 80-94 µ3 Normal
Ø AGD:
PH : 6,90
PCO2 : 55 mmHg
PaO2 : 80 mmHg
HCO3 : 24 mEq/L
Be : +2
- CK-MB : 100
LDH : 4000
lk 16.000) ) Normal
PH : 7,23
SPO2 : 98 mmHg
- CK-MB :120
6. PENATALAKSANAAN MEDIS
· Oksigen 5L/menit
· Diazepam 3x 5 mg Oral
· Ceptri 2 x 1 jam
Ranitidin 2 x1 tab
- ISDM 3 x 5 mg
- Aspilet 1 x 1 tab
- Digoksin 2 x o,5 tab. .
B. ANALISA DATA
Data Fokus:
Data objektif :
- Terdapat palpitasi
Nadi : 92menit
TD : 135/102 mmHg
RR : 24 x/menit
- Konjungtiva anemis
- AGD: PH : 6,90
PCO2 : 55 mmHg
PaO2 : 60%
HCO3 : 24 mEq/L
Be : +3
- HB: 10 g/dl
- HT : 34%
- LED : 9 mm/jam
- Nafas pendek
- Kekuatan otot:
3 3
3 3
Data subjektif :
P : Pasien mengatakan nyeri menetap tanpa atau dengan aktivitas
R : Pasien mengatakan nyeri di dada sebelah kiri dan menjalar ke bahu kiri dan punggung
- Pasien mengatakan cemas dan timbul persaan takut akan kematian akibat nyeri berat yang
dirasakan hilang setelah minum obat dan kambuh beberapa saat kemudian
- Berkeringat dingin
- Gelisah
- Vital sign
suhu : 370 C
Nadi : 92 x/menit
TD : 135/102 mmHg
RR : 24 x/menit
DS:
- P: Pasien mengatakan
nyeri menetap tanpa atau dengan
aktivitas
- HCT : 34%
- LED : 9 mm/jam
- Napas pendek
- Terdapat Palpitasi
DS:
- Ektrimitas lemah
- AGD: PH : 6,90
PCO2 : 55 mmHg
PaO2 : 60%
HCO3 : 24 mEq/L
Be : +2
- Vital sign
suhu : 370 C
Nadi : 92 x/menit
TD : 135/102 mmHg
RR : 24 x/menit
DS:
- P: Pasien mengatakan
nyeri menetap tanpa atau dengan
aktivitas
- Vital sign
suhu : 370 C
Nadi : 92 x/menit
TD : 135/102 mmHg
RR : 24 x/menit
DS:
- Vital sign
suhu : 370 C
TD : 130=5/102 mmHg
RR : 24 x/menit
DS:
- Nafas pendek
- RR : 24 x/menit
DS
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
4. Perfusi jaringan (perifer, kardiopulmonar) tidak efektif berhubungan dengan aliran arteri .
E. INTERVENSI
10/12/201 07.0 3 Setelah dilakukan 1. Kaji atau nyeri 1. Adanya nyei dada
6. 0- asuhan dada ,intensitas, lokasi, menunjukkan belum
20.0 keperawatan penyebaran, durasi dan efektifnya pompa
0 selama 3x24 jam jantung pasien, dan
diharapkan tingkat faktor predisposisi . sejauh mana terapi
efektifitas pompa yang telah dilakukan
jantung pasien berhasil.
meningkat dengan
kriteri hasil:
§ TD dbn (100/70-
139/89 mmHg) 2. Monitor tingkatefektiv 2. Terapi O2 yang
§ Bunyi jantung itas terapi O2. adekuat dapat
abnormal (gallop) membantu
tidak ditemukan terpenuhinya
kebutuhan O2dalam
§ Kelemahan jaringan dan tubuh
hebat tidak
tampak 3.Ajarkan pasien untuk 3. Makanan
membatasi intake cafein, bercafein, adalah
§ Mual (-) sodium, makanan perangsang langsung
berkolesterol dan lemak pada jantung yang
§ JVP (-)
tinggi dapat meningkatkan
frekuensi jantung
10/12/201 17.0 4 Setelah dilakukan 1. Evaluasi nyeri dada 1. Pompa jantung yang
6 0 asuhan intensitas, lokasi, durasi, gagal dapat
keperawatan dan faktor pencetus. mencetuskan distres
selama 3x24 pernafasandan
jamdiharapkan gangguan sirkulasi
pasien dapat perifer ditandai dengan
mendemonstrasika kulit pucat dan dingin.
n perfusi jarinngan Namun dipsnea tiba-
kembali adekuat tiba/ berlanjut
dengan kriteria menunjukkan
hasil: komplikasi
tromboemboli paru.
§ Vital sign dalam
rentang normal 2. Monitor ritme dan 2. Memudahkan dalam
frekuensi jantung memonitor kondisi
S: 36,5ºC-37,5ºC
nyeri yang dirasakan
TD: 110/70 mmHg- pasien
3. Auskultasiperubahan b 3. Perubahan dalam
unyi jantung suara jantung
mengindikasikan perba
ikan dalam kondisi
pasien
§ Tidak ada
IMPLEMENTASI
H. EVALUASI
Sabtu/12/2016 NO 3 S. Pasien
Jam 17.45 wib mengatakan
masih nyeri dada
dan sesak napas
O. RR. 24 x/Mnt.
TD 135/102
mghg,pasien
duduk saja.
A. masalah belum
teratasi.
P. Lanjutkan
intervensi
dengan,
memantau nyeri
dan memeriksan
keefektifan O2
yang 5 ml.serta
konsultasi dengan
dokter spesialis
dalam dokter
Agus kurnia, S.PD.