Bab 2

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 6

2.1.

KlasifikasiIkanBandeng
IkanBandengmerupakansalahsatujenisikanbudidayaairpayau sehingga
dapat ditemukan hidup di laut maupun perairan tawar. Memiliki
namailmiahChanoschanosdanterdapatdalamfamilichanidaedandikenaljuga dengan
nama milikfish. Klasifikasi dari ikan bandeng seperti dibawah ini: Kingdom :
Animalia
Phylum : Chordata
Subphylum :Vertebrata
Class : Pisces
Subclass : Teleostei
Ordo : Malacopterygii
Family : Chanidae
Genus : Chanos
Spesies :Chanoschanos

Gambar2.IkanbandengChanoschanosforsskal(Muslim,2004)

2.2. MorfologiIkan Bandeng


Ikan bandeng memiliki ciri-ciri sebagai berikut, tubuh berbentuk torpedo,
seluruh permukaan tubuhnya tertutup oleh sisik yang bertipe lingkaran yang
berwarna keperakan, pada bagian tengah tubuh terdapat garis memanjang dari
bagian penutup insang hingga ke ekor. Ikan bandeng jantan sisipnya itu kelihatan
lebihcerahdaribetinanya.Siripdadadansiripperutdilengkapidengansisik

1
tambahan yangbesar,siripanusmenghadap kebelakang.Selaputbeningmenutupi
mata, mulutnya kecil dan tidak bergigi, terletak pada bagian depan kepala dan
simetris.
Ikan bandeng memiliki dua jenis kelamin yaitu jantan dan betina, bandeng
jantan dapat diiketahui dari lubang anusnya yang hanya dua buah dan ukuran
badan agak kecil sedangkan bandeng betina memiliki lubang anus tiga buah dan
ukuran badan lebih besar dari ikan bandeng

2.3 HabitatdanPersebaranIkanBandeng
Bandeng merupakan jenis ikan yang dapat hidup di air laut dan air tawar.
Mereka hidup di Samudra Hindia danmenyeberanginya sampai Samudra Pasifik,
mereka cenderung bergerombol di sekitar pesisir dan pulau-pulau dengan koral.
Ikan bandeng merupakan penjelajah yang tanguh dan mampu berenang sampai
ratusan kilometer. Ikanmudadanbaru menetas hidup di laut untuk 2 – 3 minggu,
lalu berpindah ke rawa-rawa bakau, daerah payau, dan kadang kala danau –danau.
Bandeng baru kembali ke laut kalau sudah dewasa dan bisa berkembang biak.
Ikan bandeng hidup diperairan muara, pantai, hutan bakau danlagoon.Ikan
bandeng dewasa biasanya hidup diperairanlittoral.Pada musim kawin induk ikan
bandeng biasanya hidup berkelompok dan tidak jauh hidup di pantai dengan
perairan yang mempunyai karakteristik perairan jernih, dasar pantai berpasir dan
berkarang dengan kedalaman air antara 10-30 meter
Ikan bandeng mempunyai kebiasaan makan pada siang hari. Di habitat
aslinya ikan bandengmempunyai kebiasaan mengambil makanan dari lapisan atas
dasar laut, berupa tumbuhan mikroskopis seperti: plankton, udang renik, jasad
renik, dan tanaman multiseluler lainnya. Makanan ikan bandeng disesuaikan
dengan ukuran mulutnya (Purnomowati dan Ida, 2007).
Penyebaran ikan bandeng begitu luas, bahkan hampir setiappantaidi
Indonesia terdapat benih bandeng (nener). Penyebaran bandeng di Indonesia
meliputi daerah-daerah pantai di Jawa, Sumatera,Sulawesi,Nusa Tenggara, Bali
serta Pulau Buru. Di pulau Jawa, nener seringditangkap di pantai Banten, Jakarta,
Cirebon, Semarang, Gresik dan Surabaya. Sebagai ikan laut, bandeng
jugatersebarmulaidaripantai AfrikatimursampaikeKepulauanTuamotusebelah

2
timur Tahita, dan dari Jepang selatan sampaiAustraliautara. Sifat yang menyolok
dari ikan bandeng ialah sifat euryhallien, yaitu tahan terhadap perubahan yang
besar dalam hal salinitas air, hal ini membuat bandeng dapat dipelihara dalam
tambak air payau. Meskipun kadar garam dalam tambak air payau sering turun-
naik, kehidupan sehari-hari ikan bandeng tidak terpengaruh dengan kondisi
tersebut.

2.4 PakandankebiasaanmakanIkanBandeng
Bandeng termasuk herbivora (pemakan tumbuh-tumbuhan). Ikan ini
memakan klekap, yang tumbuh di pelataran kolam. Bila sudah terlepas dari
permukaan tanah, klekap ini sering disebut sebagai tahi air. Pakan bandeng
terutama terdiri dari plankton (Chlorophyceae, Zooplankton, dan Fitoplankton),
lumut dasar (Cyanophyceae), dan pucuk tanaman ganggang (Nanas dan Ruppia).
Tumbuh-tumbuhan yang berbentuk benang dan yang lebih kasar lagi akan lebih
mudah dimakan oleh ikan bandeng bila mulai membusuk (Liviawaty, 1991).
Ikan bandeng mempunyai kebiasaan makan pada siang hari. Di habitat
aslinya ikan bandengmempunyai kebiasaan mengambil makanan dari lapisan atas
dasar laut, berupa tumbuhan mikroskopis seperti: plankton, udang renik, jasad
renik, dan tanaman multiseluler lainnya. Makanan ikan bandeng disesuaikan
dengan ukuran mulutnya (Purnomowati, Ida, 2007).
Pada waktu larva, ikan bandeng tergolong karnivora, kemudian pada
ukuran fry menjadi omnivore. Pada ukuran juvenil termasuk ke dalam golongan
herbivore, dimana pada fase ini juga ikan bandeng sudah bisa makan pakanbuatan
berupa pellet. Setelah dewasa, ikan bandeng kembali berubah menjadi
omnivoralagikarenamengkonsumsi,algae,zooplankton,bentoslunak,danpakan
buatan berbentuk pellet (Aslamyah, 2008)

2.5 Polikutur
Metode polikutur dan akuaponik sebagai suatu kesatuan sistem budidaya
akan sangat bermanfaat dalam efisiensi lahan dan peningkatan produksi, dimana
dalam satu wadah budidaya dapat dipelihara berbagai jenis ikan atau organisme,
sedangkan sisa pakan yang diberikan dapat dimanfaatkan sebagai sumber pupuk
bagitanamanyangdigunakansebagaisistemresirkulasi,sehinggakebutuhanair

3
juga dapat lebih efisien. Pendapat Nugroho, Pambudi, Chihnawati, dan Haditomo.
(2012) pemanfaatan sistem akuaponik sebagai satu kesutuan sistem budidaya ikan
adalah melalui sistem resirkulasi air kolam yang disalurkan ke media tanaman,
yang secara mutualistis juga menyaring air tersebut sehingga saat kembali ke
kolam menjadi bersih dari amonia sehingga dapat mendukung keberhasilan
budidaya ikan. Fungsi akuaponik dalam sistem resirkulasi ini berhubungan
penyaringan sisa-sisa metabolisme dan sisa pakan dalam
wadahbudidayaikanyangtidaktercerna.Kondisiiniberhubungandengan
siklus nitrogen dan proses nitrifikasi sisa-sisa metabolisme dalam wadahbudidaya.

2.6 RumputLaut
Rumput laut (Gracilaria sp) adalah jenis ganggang yang berukuran besar
yang termasuk tanaman tingkat rendah dan termasuk divisi thallophyta. Rumput
laut memiliki sifat morfologi yang mirip, karena rumput laut tidakmemperlihatkan
adanya perbedaan antara akar, batang dan daun walaupun sebenarnya berbeda.
Bentuk-bentuk tersebut sebenarnya hanyalah thallus. Bentuk thallus rumput laut
bermacam-macam antara lain, bulat seperti tabung, pipih, gepeng, dan bulat
seperti kantong dan rambut dan sebagainya (Aslan, 2008).
Rumput laut hidup menempel pada karang mati atau cangkang moluska
walaupun rumput laut juga dapat hidup menempel pada pasir atau lumpur.Rumput
laut hidup di laut dan tambak dengan kedalaman yang masih dapat dijangkau
cahaya matahari untuk proses fotosintesisnya. Dalam dunia perdaganganrumput
laut atau sea weedssangatpopuler.Rumput laut dalam dunia pengetahuan lebih
dikenal dengan sebutan algae. Rumput laut merupakan suatu komoditi laut yang
penting bagi manusia, walaupun rumput laut tidak dapat dikategorikan kebutuhan
utama bagi manusia, namun manfaatnya cukup baik dalam kehidupan sehari-hari
(Tim Penulis Penebar Swadaya, 1999).
Rumput laut merupakan salah satu komoditas hasil laut yang berpotensi
untuk dikembangkan. Potensi rumput laut cukup besar dan tersebar hampir
diseluruh perairan nusantara. Rumput laut yang banyak dimanfaatkan adalah dari
jenis ganggang merah (Rhodophyceae) karena mengandung agar-agar, karaginan,
porpiran,furcelaranmaupunpigmenfikobilin(terdiridarifikoeretrindan

4
fikosianin) yang merupakan cadangan makanan yang mengandung banyak
karbohidrat. Rumput laut jenis lain ada juga yang dimanfaatkan yaitu jenis
ganggang coklat (Phaeophyceae).
Ganggang coklat ini banyak mengandung pigmen klorofil a dan c, beta
karoten, violasantin dan fukosantin, pirenoid, dan lembaran fotosintesa (filakoid).
Ganggang coklat juga mengandung cadangan makanan berupa laminarin,selulose,
dan algin, selain itu ganggang merah dan coklat banyak mengandung iodium (Tim
Penulis Penebar Swadaya, 1999). Air yang mencapai ketinggian 10 cm akan
ditebar rumput laut dengan kepadatan 250 gram/m2total berat bibit yang ditebar
setiap perlakuan yaitu 200 gram sesuai dengan WWF (2014) sistem polikultur
rumput laut dengan bandeng memiliki ideal tebar 2 – 2,2 ton bibit rumput laut

Gambar3.RumputlautGracilariasp(Dokumentasi:Arifuddin 2018)

2.7 KualitasAir
Kualitas air dapat berpengaruh besar terhadap pertumbuhan ikan bandeng
sendiri. Pertumbuhan ikan dan kelangsungan hidup ikan memerlukan lingkungan
yang baik.Pendapat (Zonneveld, Huisman dan Boon. 1991) pertumbuhan dan
kelangsungan hidup hewan dan tumbuhan di perairan dapat dipengaruhi dengan
beberapa variabel yaitu pH, kecerahan, suhu, DO, dan kadar amoniak.

2.7.1 Suhu
Suhu air dapat mempengaruhi pertumbuhan metabolisme pada ikan, dan
padabatasbatasterendahsuhuairterkadangdapatmenyebabkanikantidakmau

5
makan. Ikan yang berukuran kecil memiliki konversi pakan yang lebih tinggi
dibandingkan ikan berukuran besar dikarenakan perbedaan kecepatanmetabolisme
(djajasewaka, 1985).
air yang optimal dapat memperngaruhi beberapa variabel yang sebagai
berikut pertumbuhan, perkembangan, konversi pakan dan ketahanan penyakit,
pada batas tertentu suhu air dapat mempengaruhi, konsumsi O 2sebanding dengan
metabolisme kebutuhan energi. Pada suhu tinggi ikan dapat mencerna pakan lebih
banyak menjadi daging dibandingkan suhu rendah (Zonneveld, 1991). Shao wen
ling (1997) menyatakan suhu optimal untuk kehidupan ikan bandeng berkisar
antara 26 - 30℃.

2.7.2 pH
Berpendapat Cholik F, Artati, dan Arifudin (1986) secara alami konsentrasi
CO2dan senyawa bersifat asam dapat mempengaruhi pH di perairan.
Phytoplankton dan tanaman air lainnya akan mengambil CO 2 selama proses
fotosintesis yang dapat mengakibatkan pH air meningkat pada saat siang hari dan
pH air menurun pada saat malam hari. Ikan akan hilang nafsu makan apabila pH
air lebih tinggi dari 9,0 dan ikan akan mati lemas disebabkan penggumpalanlendir
yang terjadi karena pH air yang lebih rendah dari 5,0 (Sumardi, 1980). Sedangkan
Asmawi (1983), menyatakan ikan bandengdapat bertahan hidup pada pH berkisar
antara 4,5 – 6,0 termasuk ikan bandengdialam dan di perairan air payau.

Anda mungkin juga menyukai