0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
3 tayangan28 halaman

Overview Kebijakan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 28

Laporan

Profil Perumahan dan Kawasan Permukiman


Kota Makassar

BAGIAN 2
OVERVIEW KEBIJAKAN
PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN
KAWASAN PERMUKIMAN KOTA
MAKASSAR

2.1. PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERUMAHAN DAN


KAWASAN PERMUKIMAN DALAM UU NO 1 TAHUN 2011
2.1.1. PERENCANAAN PERUMAHAN
Dalam Undang Undang No. 1 Tahun 2011, disebutkan bahwa
perencanaan perumahan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan
rumah. Perencanaan perumahan terdiri atas :
a. Perencanaan dan Perancangan Rumah
Perencanaan perumahan merupakan bagian dari perencanaan
permukiman. Perencanaan perumahan mencakup rumah
sederhana, rumah menengah, dan/atau rumah mewah.
Perencanaan dan perancangan rumah dilakukan untuk :
 Menciptakan rumah yang layak huni;
 Mendukung upaya pemenuhan kebutuhan rumah oleh
masyarakat dan pemerintah;
 Meningkatkan tata bangunan dan lingkungan yang
terstruktur; dan
 Memenuhi persyaratan teknis, administrasi, tata ruang, dan
ekologis.

b. Perencanaan Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum


Perumahan
 Rencana penyediaan kaveling tanah untuk perumahan
sebagai bagian dari permukiman, yang digunakan sebagai
landasan perencanaan prasarana, sarana, dan utilitas umum.

Pemerintah Kota Makassar II-1


Laporan
Profil Perumahan dan Kawasan Permukiman
Kota Makassar

Rencana penyediaan kaveling tanah dimaksudkan untuk


meningkatkan daya guna dan hasil guna tanah bagi kaveling
siap bangun sesuai dengan rencana tata bangunan dan
lingkungan;
 Rencana kelengkapan prasarana, sarana, dan utilitas umum
perumahan.

2.1.2. PENYELENGGARAAN KAWASAN PERMUKIMAN


Penyelenggaraan kawasan permukiman dilakukan untuk
mewujudkan wilayah yang berfungsi sebagai lingkungan hunian dan
tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan
yang terencana, menyeluruh, terpadu, dan berkelanjutan sesuai
dengan rencana tata ruang. Arahan pengembangan kawasan
permukiman meliputi :
a. Hubungan antarkawasan fungsional sebagai bagian
lingkungan hidup di luar kawasan lindung;
b. Keterkaitan lingkungan hunian perkotaan dengan lingkungan
hunian perdesaan;
c. Keterkaitan antara pengembangan lingkungan hunian
perkotaan dan pengembangan kawasan perkotaan;
d. Keterkaitan antara pengembangan lingkungan perdesaan dan
pengembangan kawasan perdesaan;
e. Keserasian tata kehidupan manusia dengan lingkungan hidup;
f. Keseimbangan antara kepentingan publik dan kepentingan
setiap orang.

Penyelenggaraan kawasan permukiman dilakukan melalui:


pengembangan yang telah ada, pembangunan baru, atau
pembangunan kembali.
Tujuan dari penyelenggaraan perumahan dan kawasan
permukiman, untuk:
a. Memberikan kepastian hukum dalam penyelenggaraan
perumahan dan kawasan permukiman;

Pemerintah Kota Makassar II-2


Laporan
Profil Perumahan dan Kawasan Permukiman
Kota Makassar

b. Mendukung penataan dan pengembangan wilayah serta


penyebaran penduduk yang proporsional melalui
pertumbuhan lingkungan hunian dan kawasan permukiman
sesuai dengan tata ruang, untuk mewujudkan keseimbangan
kepentingan, terutama bagi masyarakat berpenghasilan
rendah;
c. Meningkatkan daya guna dan hasil guna sumber daya alam
bagi pembangunan perumahan dengan tetap memperhatikan
kelestarian fungsi lingkungan, baik di kawasan perkotaan
maupun di kawasan perdesaan;
d. Memberdayakan para pemangku kepentingan bidang
pembangunan perumahan dan kawasan permukiman;
e. Menunjang pembangunan di bidang ekonomi, sosial, dan
budaya; dan
f. Menjamin terwujudnya rumah yang layak huni dan terjangkau
dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi, teratur,
terencana, terpadu, dan berkelanjutan.

2.1.3. PEMBINAAN PENYELENGGARAAN PERMUKIMAN OLEH


PEMERINTAH
Undang-undang No.1 Tahun 2011 juga menyebutkan bahwa,
negara bertanggung jawab atas penyelenggaraan perumahan dan
kawasan permukiman yang pembinaanya dilaksanakan oleh
pemerintah. Dimana pembinaan yang dimaksud berupa :
a. Perencanaan
Perencanaan merupakan satu kesatuan yang utuh dari rencana
pembangunan nasional dan rencana pembangunan daerah.
Perencanaan diseleggarakan oleh pemerintah dan pemerintah
daerah dengan melibatkan peran masyarakat. Perencanaan
kemudian disusun pada tingkat nasional, provinsi, atau
kabupaten/kota yang dimuat dan ditetapkan dalam rencana
pembangunan jangka panjang, rencana pembangunan jangka
menengah, dan rencana tahun sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. Kemudian, perencanaan pada

Pemerintah Kota Makassar II-3


Laporan
Profil Perumahan dan Kawasan Permukiman
Kota Makassar

tingkat nasional menjadi pedoman untuk menyusun


perencanaan penyelenggaraan perumahan dan kawasan
permukiman pada tingkat provinsi. Perencanaan pada tingkat
provinsi menjadi pedoman untuk menyusun perencanaan
penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman pada
tingkat kabupaten/kota. Perencanaan kawasan permukiman
harus dilakukan sesuai dengan rencana tata ruang wilayah
(RTRW).

b. Pengaturan
 Penyediaan tanah;
 Pembangunan;
 Pemanfaatan;
 Pemeliharaan;
 Pendanaan dan Pembiayaan.

c. Pengendalian
 Rumah;
 Perumahan;
 Permukiman;
 Lingkungan hunian;
 Kawasan permukiman.

d. Pengawasan
Pengawasan meliputi pemantauan, evaluasi, dan koreksi yang
dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.begitupun dengan tugas pemerintah
kabupaten/kota dalam melaksanakan pembinaan, antara lain :
 Menyusun dan melaksanakan kebijakan dan strategi pada
tingkat kabupaten/kota di bidang perumahan dan kawasan
permukiman dengan berpedoman pada kebijakan dan strategi
nasional dan provinsi;
 Menyusun dan melaksanakan kebijakan daerah dengan
berpeoman pada strategi nasional dan provinsi tentang

Pemerintah Kota Makassar II-4


Laporan
Profil Perumahan dan Kawasan Permukiman
Kota Makassar

pendayagunaan dan pemanfaatan hasil rekayasa teknologi di


bidang perumahan dan kawasan permukiman;
 Menyusun rencana pembangunan dan pengembangan
perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat
kabupaten/kota;
 Menyelenggarakan fungsi operasionalisasi dan koordinasi
terhadap pelaksanaan kebijakan kabupaten/kota dalam
penyediaan rumah, perumahan, permukiman, lingkungan
hunian, dan kawasan permukiman;
 Melaksanakan pemanfaatan teknologi dan rancang bangun
yang ramah lingkungan serta pemanfaatan industri bahan
bangunan yang mengutamakan sumberdaya dalam negeri
dan kearifan lokal yang aman bagi kesehatan;
 Melaksanakan pengawasan dan pengendalian terhadap
pelaksanaan peraturan perundang-undangan, kebijakan,
strategi, serta program di bidang perumahan dan kawasan
permukiman pada tingkat kabupaten/kota;
 Melaksanakan kebijakan dan strategi pada tingkat
kabupaten/kota;
 Melaksanakan peraturan perundang-undangan serta
kebijakan dan strategi penyelenggraan perumahan dan
kawasan kawasan permukiman pada tingkat kabupaten/kota;
 Melaksanakan peningkatan kualitas perumahan dan
permukiman;
 Melaksanakan kebijakan dan strategi daerah provinsi dalam
penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman
dengan berpedoman pada kebijakan nasional;
 Melaksanakan pengelolaan prasarana, sarana, dan utilitas
umum perumahan dan kawasan permukiman;
 Mengawasai pelaksanaan kebijakan dan strategi nasional dan
provinsi di bidang perumahan dan kawasan permukiman pada
tingkat kabupaten/kota;

Pemerintah Kota Makassar II-5


Laporan
Profil Perumahan dan Kawasan Permukiman
Kota Makassar

 Mengalokasikan dana dan/atau biaya pembangunan untuk


mendukung terwujudnya perumahan bagi masyarakat
berpenghasilan rendah;
 Menetapkan lokasi kasiba dan lisiba;
 Memberikan pendampingan bagi orang perseorangan yang
melakukan pembangunan rumah swadaya.

2.1.4. PERENCANAAN KAWASAN PERMUKIMAN


Perencanaan kawasan permukiman harus dilakukan seusai
dengan rencana tata ruang wilayah. Dimana, perencanaan kawasan
permukiman dimaksudkan untuk menghasilkan dokumen rencana
kawasan permukiman sebagai pedoman bagi seluruh pemangku
kepentingan dalam pembangunan kawasan permukiman di masa
yang akan datang. Pedoman tersebut nantinya akan digunakan
untuk memenuhi kebutuhan lingkungan hunian dan digunakan
untuk tempat kegiatan pendukung dalam jangka pendek, jangka
menengah, dan jangka panjang. Perencanaan kawasan permukiman
dapat dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan setiap
orang. Perencanaan kawasan permukiman harus mencakup :
i. Peningkatan sumber daya perkotaan atau perdesaan;
ii. Mitigasi bencana; dan
iii. Penyediaan atau peningkatan prasaran, sarana, dan utilitas
umum.
Perencanaan kawasan permukiman terdiri atas perencanaan
lingkungan hunian perkotaan dan perdesaan serta perencanaan
tempat kegiatan pendukung perkotaan dan perdesaan yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan.
a. Perencanaan Lingkungan Hunian Perkotaan
 Perencanaan pengembangan lingkungan hunian perkotaan;
 Perencanaan pembangunan lingkungan hunian baru
perkotaan; atau
 Perencanaan pembangunan kembali lingkungan hunian
perkotaan.

Pemerintah Kota Makassar II-6


Laporan
Profil Perumahan dan Kawasan Permukiman
Kota Makassar

b. Perencanaan Pengembangan Lingkungan Hunian


Perkotaan
 Penyusunan rencana peningkatan efisiensi potensi lingkungan
hunian perkotaan dengan memperhatikan fungsi dan peranan
perkotaan;
 Penyusunan rencana peningkatan pelayanan lingkungan
hunian perkotaan;
 Penyusunan rencana peningkatan keterpaduan prasarana,
sarana, dan utilitas umum lingkungan hunian perkotaan;
 Penyusunan rencana pencegahan tumbuhnya perumahan
kumuh dan permukiman kumuh; dan
 Penyusunan rencana pencegahan tumbuh dan
berkembangnya lingkungan hunian yang tidak terencana dan
tidak teratur.
c. Perencanaan Pengembangan Lingkungan Hunian
Perdesaan
 Penyusunan rencana peningkatan efisiensi potensi lingkungan
hunian perdesaan dengan memperhatikan fungsi dan peranan
perdesaan;
 Penyusunan rencana peningkatan pelayanan lingkungan
hunian perdesaan;
 Penyusunan rencana peningkatan keterpaduan prasarana,
sarana, dan utilitas umum lingkungan hunian perdesaan;
 Penyusunan rencana penetapan bagian lingkungan hunian
perdesaan yang dibatasi dan yang didorong
pengembangannya; dan
 Penyusunan rencana peningkatan kelestarian alam dan
potensi sumber daya perdesaan.

2.1.5. PEMANFAATAN KAWASAN PERMUKIMAN


Pemanfaatan kawasan permukiman dilakukan untuk menjamin
kawasan permukiman sesuai dengan fungsinya sebagaimana
ditetapkan dalam rencana tata ruang wilayah, dan mewujudkan
struktur ruang sesuai dengan perencanaan kawasan permukiman.

Pemerintah Kota Makassar II-7


Laporan
Profil Perumahan dan Kawasan Permukiman
Kota Makassar

Pemanfaatan kawasan permukiman terdiri atas pemanfaatan


lingkungan hunian perkotaan dan perdesaan serta pemanffatan
tempat kegiatan pendukung perkotaan dan perdesaan.
Pemanffatan lingkungan hunian perkotaan dan perdesaan dilakukan
melalui :
1. Pemanfaatan hasil pengembangan lingkungan hunian;
2. Pemanfaatan hasil pembangunan lingkungan hunian baru,
atau
3. Pemanfaatan hasil pembangunan kembali lingkungan
hunian.
Pemanfaatan hasil pembangunan lingkungan hunian perkotaan
dan perdesaan mencakup :
1. Tempat tinggal
2. Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum Permukiman, dan
3. Lokasi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan nasional,
dan kegiatan ekonomi.
Pemanfaatan tempat kegiatan pendukung perkotaan dan
perdesaan meliputi pemanfaatan jasa pemerintahan, pelayanan
sosial, kegiatan ekonomi, dan prasarana, sarana, dan utilitas
umum. Pemanfaatan tempat kegiatan pendukung dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pemerintah daerah sesuai dengan kewenanganya bertanggung
jawab dalam pemanfaatan hasil pengembangan lingkungan hunian,
pembangunan lingkungan hunian baru, dan pembangunan kembali
hunian di perkotaan atau perdesaan.

2.2. AMANAT PERATURAN PEMERINTAH NO 14 TAHUN 2016


TENTANG PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN KAWASAN
PERMUKIMAN
Amanat perencanaan pembangunan perumahan dan Kawasan
permukiman juga tertuang di dalam peraturan pemerintah nomor
14 tahun 2016 tentang penyelenggaraan perumahan dan kawasan
permukiman, bahwasanya dalam melaksanakan penyelenggaraan

Pemerintah Kota Makassar II-8


Laporan
Profil Perumahan dan Kawasan Permukiman
Kota Makassar

perumahan terdapat beberapa ketentuan yang patut diperhatikan,


diantaranya :
1. Perencanaan Perumahan
Perencanaan kawasan permukiman dapat dilakukan oleh setiap
orang termasuk pemerintah dan pemerintah daerah dengan
menghasilkan dokumen RKP. Dokumen RKP tersebut ditetapkan
oleh bupati/walikota (khusus DKI Jakarta oleh gubernur) dan
menjadi acuan dalam dalam penyusunan rencana pembangunan
dan pengembangan perumahan, dan harus ditinjau kembali
paling sedikit satu kali dalam 5 tahun.

2. Kewajiban Hunian Berimbang


Pembangunan perumahan dengan skala besar yang dilakukan
oleh badan hukum wajib menerapkan hunian berimbang, kecuali
pembangunan perumahan tersebut ditujukan untuk pemenuhan
rumah umum.
Kewajiban hunian berimbang harus dilakukan dalam satu
hamparan atau dilakukan dalam satu daerah kabupaten/kota.
Selain itu, apabila pelaksanaan hunian berimbang tidak dalam
satu hamparan, maka badan hukum tersebut wajib
menyediakan akses dari rumah umum yang dibangun menuju
pusat pelayanan atau tempat kerja.

3. Pemasaran
Apabila rumah tunggal atau rumah deret masih dalam proses
pembangunan, maka rumah tersebut tetap dapat dipasarkan
melalui sistem perjanjian pendahuluan jual beli (“PPJB”) sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, setelah
memenuhi persyaratan kepastian sebagai berikut:
 hal yang diperjanjikan;
 kepemilikan izin mendirikan bangunan induk;
 ketersediaan prasarana, sarana dan utilitas umum;

Pemerintah Kota Makassar II-9


Laporan
Profil Perumahan dan Kawasan Permukiman
Kota Makassar

 keterbangunan perumahan paling sedikit 20%.


Badan Hukum yang melakukan pembangunan rumah tunggal
dan/atau rumah deret, tidak boleh melakukan serah terima
dan/atau menarik dana lebih dari 80% dari pembeli sebelum
terpenuhinya persyaratan kepastian sebagaimana diuraikan di
atas.

4. Pemanfaatan Perumahan
Rumah dapat digunakan sebagai kegiatan usaha secara terbatas
tanpa membahayakan dan tidak menggangu fungsi hunian serta
memastikan terpeliharanya perumahan dan lingkungan hunian.

5. Penghunian Rumah
Setiap orang berhak untuk bertempat tinggal atau menghuni
rumah dengan cara:
 hak milik sesuai dengan ketentuan perundang-undangan;
 cara sewa menyewa dan bukan sewa menyewa (apabila ada
persetujuan dari pemilik rumah dan berdasarkan perjanjian
tertulis, paling sedikit mencantumkan ketentuan hak dan
kewajiban, jangka waktu sewa, besarnya harga sewa dan
kondisi force majeure).
Namun, perlu diperhatikan bahwa rumah yang sedang dalam
sengketa tidak dapat disewakan. Khusus untuk rumah sewa
yang ditujukan bagi masyarakat berpenghasilan rendah, maka
harga sewanya akan ditentukan oleh pemerintah.

6. Penyelenggaraan Permukiman
Kegiatan penyelenggaraan permukiman di dalam PP ini memiliki
arahan pengembangan kawasan permukiman yang terpadu dan
berkelanjutan. Dalam penyelenggaran permukiman terdapat
ketentuan yang juga harus diperhatikan seperti:
a. Perencanaan
Perencanaan kawasan permukiman dapat dilakukan oleh setiap
orang termasuk pemerintah dan pemerintah daerah dengan
menghasilkan dokumen RKP. Dokumen RKP tersebut ditetapkan

Pemerintah Kota Makassar II-10


Laporan
Profil Perumahan dan Kawasan Permukiman
Kota Makassar

oleh bupati/walikota (khusus DKI Jakarta oleh gubernur) dan


menjadi acuan dalam dalam penyusunan rencana pembangunan
dan pengembangan perumahan, dan harus ditinjau kembali
paling sedikit satu kali dalam 5 tahun.
b. Keterpaduan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum
Perumahan dan Kawasan Permukiman
Pembangunan prasarana, sarana dan utilitas umum perumahan
dan kawasan permukiman dapat dilaksanakan oleh pemerintah
maupun swasta dan harus sesuai dengan rencana yang telah
disetujui oleh pemerintah. Dalam pembangunan dapat dilakukan
kerjasama antara:
 Pemerintah dengan pemerintah daerah;
 Pemerintah daerah dengan pemerintah daerah lainnya;
 Pemerintah dan/atau pemerintah daerah dengan badan
hukum;
 Badan hukum dengan badan hukum lainnya.
c. Pemeliharaan dan Perbaikan
Setiap orang wajib melakukan pemeliharaan rumah yang telah
selesai dibangun. Rumah yang belum diserahterimakan kepada
pemilik masih menjadi tanggung jawab pelaku pembangunan
sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan sejak rumah selesai
dibangun, dan wajib dipelihara sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Perbaikan rumah dilakukan dalam bentuk rehabilitasi atau
pemugaran. Perbaikan rumah dilakukan oleh pemilik rumah
sendiri sedangkan untuk sarana, prasarana dan utilitas umum
dilakukan oleh pemerintah daerah sesuai kewenangannya
(apabila masih belum diserahkan kepada pemerintah daerah
maka masih merupakan tanggung jawab pelaku pembangunan).
d. Sanksi Administratif
PP juga mengatur secara spesifik mengenai sanksi administratif,
yaitu:

Pemerintah Kota Makassar II-11


Laporan
Profil Perumahan dan Kawasan Permukiman
Kota Makassar

 Setiap orang yang melakukan perencanaan dan perancangan


rumah, namun tidak memiliki keahlian di bidang perancangan
rumah dapat dikenakan sanksi secara bertahap berupa:
o peringatan tertulis;
o pembatasan kegiatan usaha untuk badan hukum paling
lama 1 tahun;
o pembekuan izin usaha untuk paling lama 2 tahun;
o denda adiminstratif (i) untuk perseorangan antara Rp
50.000.000,- sampai Rp 200.000.000,-, (ii) untuk badan
hukum antara Rp 100.000.000,- sampai Rp 1.000.000.000,.
 Setiap oang yang melakukan perencanaan dan perancangan
rumah yang hasilnya tidak memenuhi persyaratan teknis,
administratif, tata ruang dan ekologis dapat dikenakan sanksi
secara bertahap berupa:
o peringatan tertulis, yang diberikan sebanyak dua kali;
o pencabutan izin usaha selama 6 bulan khusus untuk badan
hukum;
o pencabutan insentif;
o denda administratif (i) untuk perorangan antara Rp
10.000.000,- sampai Rp 50.000.000,-, untuk (ii) badan
hukum antara Rp 100.000.000,- sampai Rp 500.000.000,-.
 Setiap orang yang melakukan perencanaan prasarana,
sarana, dan utilitas umum, namun tidak memiliki keahlian di
bidang perencanaan prasarana, sarana, dan utilitas umum
dapat dikenakan sanksi secara bertahap berupa:
o peringatan tertulis, yang diberikan sebanyak dua kali;
o pembatasan kegiatan usaha paling lama 1 tahun untuk
badan hukum;
o pembekuan izin usaha paling lama 2 tahun;
o denda adminstratif (i) untuk perorangan Rp 50.000.000,-
sampai Rp 200.000.000,-, (ii) untuk badan hukum antara
Rp 100.000.000,- sampai Rp 1.000.000.000,-.

Pemerintah Kota Makassar II-12


Laporan
Profil Perumahan dan Kawasan Permukiman
Kota Makassar

 Badan hukum yang tidak mewujudkan perumahan dengan


hunian berimbang dapat dikenakan sanksi secara bertahap
berupa:
o peringatan tertulis, yang diberikan sebanyak dua kali ;
o penghentian sementara atau tetap pada pekerjaan
pelaksana pembangunan;
o denda administratif sebanyak Rp 1.000.000.000,- sampai
Rp 10.000.000.000,-.
 Badan hukum yang melakukan (i) pembangunan perumahan
dengan hunian berimbang tidak dalam satu hamparan, dan
(ii) pembangunan rumah umum yang tidak dilaksanakan
dalam satu daerah kabupaten/kota dapat dikenakan sanksi
secara bertahap yaitu:
o peringatan tertulis, yang diberikan sebanyak dua kali;
o pembatasan kegiatan pembangunan;
o pembekuan izin mendirikan bangunan dengan cara disegel
untuk 30 hari;
o pencabutan izin mendirikan bangunan;
o pembongkaran bangunan;
o denda administratif sebanyak Rp 1.000.000.000,- sampai
Rp 10.000.000.000,-.
 Pembangunan rumah dan perumahan yang tidak sesuai
dengan rencana tata ruang wilayah dapat dikenakan sanksi
secara bertahap berupa:
o peringatan tertulis diberikan sebanyak dua kali dengan
jangka waktu antar surat 5 hari kerja;
o pembekuan izin mendirikan bangunan dengan cara disegel
maksimal 30 hari;
o pencabutan izin mendirikan bangunan;
o pembongkaran bangunan;
o denda administratif (i) untuk perorangan antara Rp
10.000.000,- sampai Rp 100.000.000,-, (ii) untuk badan
hukum antara Rp 100.000.000,- sampai Rp 500.000.000,-.

Pemerintah Kota Makassar II-13


Laporan
Profil Perumahan dan Kawasan Permukiman
Kota Makassar

 Badan hukum yang melakukan pembangunan rumah dan


melakukan serah terima atau menarik dana lebih dari 80%
dari pembeli sebelum memenuhi persyaratan kepastian
sebagaimana diatur dalam Pasal 22 ayat (4) PP dapat
dikenakan sanksi berupa:
o peringatan tertulis, yang diberikan sebanyak dua kali;
o pembekuan izin usaha paling lama 1 tahun;
o pencabutan insentif;
o denda administratif sebanyak Rp 100.000.000,- sampai Rp
1.000.000.000,-.
 Setiap orang yang melakukan pembangunan prasarana,
sarana, dan utilitas umum perumahan tidak sesuai dengan
rencana, rancangan dan perizinan dapat dikenakan sanksi
secara bertahap berupa:
o peringatan tertulis, yang diberikan sebanyak dua kali;
o penghentian sementara pelaksanaan pembangunan paling
lama 1 tahun;
o perintah pembongkaran;
o denda administratif (i) untuk perorangan sebanyak Rp
10.000.000,- sampai Rp 50.000.000,-, (ii) untuk badan
hukum sebanyak Rp 100.000.000,- sampai Rp
500.000.000,-
 Setiap orang yang melakukan pemanfaatan rumah selain
untuk fungsi hunian, dan tidak memastikan terpeliharanya
perumahan dan lingkungan hunian sebagaimana disebutkan
dalam Pasal 26 ayat (2) dari PP dapat dikenakan sanksi
secara bertahap berupa:
o peringatan tertulis, yang diberikan sebanyak dua kali;
o pembekuan surat bukti kepemilikan rumah;
o denda administratif untuk perorangan antara Rp
10.000.000,- sampai Rp 50.000.000,-, untuk badan hukum
sebanyak Rp 10.000.000,- sampai Rp 100.000.000,-;
o pencabutan surat bukti kepemilikan rumah.

Pemerintah Kota Makassar II-14


Laporan
Profil Perumahan dan Kawasan Permukiman
Kota Makassar

 Setiap orang yang melakukan pembangunan kawasan


permukiman, yang tidak mematuhi rencana dan izin
pembangunan lingkungan hunian dan kegiatan pendukung
dapat dikenakan sanksi secara bertahap yaitu:
o peringatan tertulis, yang diberikan sebanyak dua kali ;
o pembekuan izin usaha paling lama 1 tahun untuk badan
usaha;
o pencabutan insentif khusus untuk badan hukum;
o denda administratif sebanyak Rp 100.000.000,- sampai Rp
1.000.000.000,-.

2.3. ARAHAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH TERHADAP


PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN
KAWASAN PERMUKIMAN DI KOTA MAKASSAR
2.3.1. RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH
KOTA MAKASSAR 2005-2025
a. Permasalahan Pembangunan Daerah
Pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota
Makassar (Perubahan) telah teridentifikasi isu-isu strategis yang
mencakup analisis permasalahan pembangunan daerah dan
analisis isu strategis daerah terutama yang berkaitan dengan
permasalahan pembangunan dan pengembangan perumahan di
kota Makassar . berikut dalam dijabarkan di dalam tabel 2.1.

Tabel 2.1. Identifikasi Permasalahan Pembangunan dan


Pengembangan Perumahan untuk Penentuan Program Prioritas
Kota Makassar
Bidang
Urusan dan
Indikator
Faktor-Faktor
Kinerja Interpret Permasalahan Pembangunan
No Penentu
Penyelenggar asi Daerah
Keberhasilan
aan
Pemerintah
Daerah

1 Perumahan Belum 1. Rumah tangga yang tidak 1. Membangun


dan Kawasan memenuhi memiliki rumah atau tinggal rumah susun
Permukiman pada rumah tidak layak huni
masih banyak, khususnya

Pemerintah Kota Makassar II-15


Laporan
Profil Perumahan dan Kawasan Permukiman
Kota Makassar

pada rumah tangga miskin


2. Sebagian permukiman belum
tertata dengan baik. Terutama 2. Perbaikan
pada Lorong-lorong, Kawasan rumah bagi
kumuh, pinggiran kota, dan Masyarakat
pulau-pulau. Kekumuhan ini Berpenghasilan
berdampingan dengan realitas Rendah (MBR)
kemiskinan pada sebagian
penghuninya.
3. Realitas rumah tidak layak
huni dan permukiman kumuh 3. Perbaikan
berkonsekuensi pada perlunya lingkungan
penataan dan pengembangan permukiman
rumah susun sewa bagi pada Kawasan
masyarakat berpenghasilan kumuh
rendah akibat keterbatasan
lahan dan tingginya nilai
lahan; perlunya pembenahan,
peremajaan, pemugaran,
permukiman kembali pada
Kawasan kumuh seluas 740 Ha
yang tersebar pada 103
kelurahan; perlunya
dikembangkan rumah deret
dan rumah khusus nelayan
dan pekerja; dan perlunya
dikembangkan apartemen
lorong.

b. Isu Strategis
Dalam RPJPN 2005-2025, terdapat sejumlah isu strategis
nasional yang pengaruhnya diperhitungkan akan berlaku secara
jangka panjang. Pertama, isu sosial budaya dan kehidupan
beragama. Isu ini memiliki relevansi dengan Kota Makassar
mengingat Kota Makassar memiliki akar historis budaya maritim
serta didalamnya berdampingan sejumlah suku bangsa di
Nusantara. Kota Makassar juga terkenal dengan masyarakatnya
yang religius, tetapi di sisi lain terdapat isu kerukunan ummat
beragama yang perlu terus dijaga. Kedua, isu ekonomi. Isu ini
juga sangat relevan dengan Kota Makassar sebagai pintu
gerbang Indonesia Timur, sehingga perekonomian Kota
Makassar mempengaruhi perkembangan ekonomi daerah lain.
Dalam kaitan ini, Makassar sebagai pusat perdagangan dan
pusat jasa di Indonesia Timur merupakan substansi isu yang

Pemerintah Kota Makassar II-16


Laporan
Profil Perumahan dan Kawasan Permukiman
Kota Makassar

sangat strategis. Ketiga, isu ilmu pengetahuan dan teknologi. Isu


ini juga relevan dengan Makassar sebagai kota pendidikan,
dimana berbagai siswa dan mahasiswa dari seluruh Indonesia
menjadikan Kota Makassar sebagai tujuan di dalam mereka
menuntut ilmu. Isu ini juga berkaitan dengan tuntutan
pengembangan sistem inovasi dalam menunjang kemajuan dan
daya saing daerah. Keempat, isu sarana- prasarana. Isu ini
relevan dengan Kota Makassar dalam konteks pemenuhan
sarana- prasarana perkotaan mencakup transportasi,
perhubungan, pemukiman dan perumahan serta utilitas kota.
Kelima, isu politik. Meskipun secara nasional isu ini dianggap
prioritas secara jangka panjang, untuk Kota Makassar isu ini
lebih terkait dengan pendidikan demokrasi dalam masyarakat
agar terbangun budaya politik yang lebih menjamin
terselenggaranya demokrasi yang substantif. Keenam, isu
pertahanan-keamanan. Untuk Kota Makssar, isu ini lebih relevan
dengan masalah ketertiban umum dan keamanan dalam
masyarakat. Ketujuh, isu hukum dan aparatur. Untuk Kota
Makassar, isu ini terkait dengan reformasi birokrasi dan
penertiban aparatur dalam mencapai perwujudan
kepemerintahan yang baik. Kedelapan, isu wilayah dan tata
ruang. Isu ini terkait dengan pemanfaatan ruang secara
konsisten dengan RTRW baik di wilayah pusat perkotaan
maupuan pinggiran kota dan pantai/pesisir serta masalah ruang
terbuka hijau. Kedelapan, isu sumberdaya alam dan lingkungan
hidup. Kesembilan, isu sumberdaya alam dan lingkungan hidup.
Isu ini relevan dengan Kota Makassar terutama dalam hal
pencemaran dan kebersihan kota.

c. Arah Kebijakan

Tabel 2.1. Identifikasi Kebijakan Nasional terhadap


Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan
Permukiman
N Kebijakan
RPJPN RPJPD Lain-lain

Pemerintah Kota Makassar II-17


Laporan
Profil Perumahan dan Kawasan Permukiman
Kota Makassar

1 Capain indikator
kinerja
pembangunan yang
belum
memperlihatkan
kinerja yang
diharapkan adalah
Peningkatan
tingkat pengetahuan
kemampuan SDM dan
masyarakat
IPTEK dilakukan
Sulawesi Selatan
melalui penyediaan
hingga tahun 2013
SDM yang memiliki
relatif rendah, yang
komptensi yang
diindikasikan oleh Pemenuhan terhadap
disesuaikan dengan
besarnya porsi
kebutuhan hak masyarakat untuk
penduduk yang buta
pengembangan
huruf dan rendahnya mendapatkan
industri di masing-
angka rata-rata lama
masing pusat-pusat pendidikan yang layak.
sekolah yang
pertumbuhan dan
mengakibatkan
kemampuan
lambatnya
pengelolaan kawasan
pertumbuhan indeks
di wilayah
pendidikan. Kinerja
belakangnya
pembangunan
(hinterland)
bidang pendidikan
tercermin dalam
akumulasi angka IPM
Sulawesi Selatan
yang masih dibawa
angka rata-rata IPM
Nasional.
2 Keterkaitan desa-kota Permasalahan pada Jalur Kereta Api
bertujuan untuk pekerjaan umum
Transportasi
mengurangi terletak pada
kesenjangan antara langkanya sarana Mamminasata kebijakan
perkotaan dan dan prasarana
pengembangan trans-
perdesaan dengan transportasi yang
menghubungkan menghubungkan Sulawesi melalui jalur
keterkaitan fungsional wilayah produksi
kereta api. Sarana
antara pasar dan dengan kota-kota
kawasan produksi terdekat. Kondisi ini transportasi ini
memberikan
menempatkan Kota
dampak yang cukup
besar terhadap Makassar sebagai kota
kinerja sistem
asal sekaligus kota
perkenomian
Sulawesi Selatan tujuan dari jalur kereta
secara keseluruhan,
api tersebut, sehingga
karena cenderung
memicu peningkatan akan memiliki multiplier
biaya tidak langsung
effect dari segi
(indirect cost)
transportasi yang perekonomian dan
bermuara pada

Pemerintah Kota Makassar II-18


Laporan
Profil Perumahan dan Kawasan Permukiman
Kota Makassar

meningkatnya harga
jual komoditas mobilitas manusia dan
sehingga sulit
menuju Kota Makassar.
mempertahankan
pangsa pasarnya.
3 Masih terdapat
permukiman yang
belum layak huni
akibat keterbatasan
akses terhadap
penguasaan lahan
dan pembiayaan
perumahan, belum
maksimalnya
cakupan pelayanan
sanitasi terhadap
rumah tangga serta
belum
Menyediakan sarana
diterapkannya
permukiman beserta
Perilaku Hidup
sarana prasarana
Bersih dan Sehat
yang layak dan
(PHBS) oleh
terjangkau
masyarakat, belum
optimalnya
pelaksanaan
identifikasi lokasi
dan kebutuhan
penanganan
lingkungan
permukiman kumuh
dan, belum optimal
pengetahuan dan
pemahaman akan
perilaku hidup bersih
dan sehat
Sumber : RPJPD Kota Makassar 2005-2025

Dalam revisi RPJPD ini, untuk tahapan lima tahun yang sudah
terlaksana, rumusan prioritas pembangunan mengikuti rumusan
visi dan misi RPJMD yang telah berjalan, dan telah dilakukan
penyesuaian dengan Permendagri 54 Tahun 2010 yakni (1)
Perumusan sasaran pokok dan arah kebijakan pembangunan
jangka panjang daerah untuk masing-masing misi dalam bentuk
uraian sasaran pokok beserta indikator dan target kinerjanya
pada tahun 2025 serta rumusan arah kebijakan jangka panjang
untuk mencapai sasaran pokok tersebut dalam kurun waktu 20
tahun. (2) Perumusan tahapan dan prioritas pembangunan
daerah untuk setiap tahapan lima tahunan bagi setiap periode

Pemerintah Kota Makassar II-19


Laporan
Profil Perumahan dan Kawasan Permukiman
Kota Makassar

RPJMD sesuai masa jabatan walikota. Dalam perumusan tahapan


dan prioritas ini diuraikan sasaran pokok yang diprioritaskan
pada setiap tahapan lima tahun serta penekanan arah kebijakan
yang berlaku pada tahapan lima tahun tersebut.

2.3.2. RENCANA KERJA PERANGKAT DAERAH KOTA


MAKASSAR 2021
Dasar Penyusunan Program dan Kegiatan RKPD 2021 termaktub
Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri, Nomor 40 Tahun 2020
Tentang Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah
Daerah Tahun 2021 pada Pasal 8 ayat 1, menyebutkan bahwa :
Dalam hal daerah kabupaten/kota yang hasil pemilihan kepala
daerah Tahun 2018 tidak menghasilkan kepala daerah terpilih,
penyusunan RKPD kabupaten/kota Tahun 2021 mengacu pada:
a. Arah kebijakan dan sasaran pokok RPJPD, program prioritas
nasional dalam RKP untuk RKPD provinsi;
b. Arah kebijakan dan sasaran pokok RPJPD, RPJMD Provinsi,
program prioritas nasional dalam RKP untuk RKPD
kabupaten/kota; dan
c. Peraturan daerah mengenai Perangkat Daerah.

Dimana Pemilukada Kota Makassar tahun 2018 yang lalu tidak


menghasilkan Walikota, yang berdampak pada tidak adanya
RPJMD Kota Makassar.

Prioritas pembangunan daerah dirumuskan dari isu strategis


yang diselaraskan dengan sasaran pokok RPJPD, berkorelasi
dengan pencapaian prioritas pembangunan daerah dalam RKPD
Provinsi Sulawesi Selatan dan RKP. Untuk menjamin sinergitas
pembangunan nasional, provinsi dan kota, maka tema
pembangunan daerah tahun 2021 adalah “Meningkatkan
Kualitas Sumberdaya Manusia dan Membangun Infrastruktur
untuk mendukung Pertumbuhan Ekonomi Berkualitas“ dengan
prioritas pembangunan tahun 2021, yang mendukung pada
urusan perumahan dan kawasan permukiman :

Pemerintah Kota Makassar II-20


Laporan
Profil Perumahan dan Kawasan Permukiman
Kota Makassar

Tabel 2.1. Arahan RKPD Kota Makassar 2021 terhadap


Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan
Permukiman
Kegiat
Prioritas Daerah Program Pagu
an
Program penyediaan
dan rehabiitasi rumah 3 558.219.600
yg layak huni bagi
korban bencana
Program penyediaan
rumah yang layak huni
bagi masyarakat yang 3 100.000.000
terkena relokasi
program Pemerintah
Daerah
Program penataan dan
Infrastruktur peningkatan kualitas 4 675.400.000
kemaritiman,sarana/prasa kawasan pemukiman
rana Program pencegahan,
perkotaan,kawasan peningkatan dan
pesisir,dan pengendalian 4 1.050.000.000
pemanfaatan sumberdaya perumahan dan
perikanan dan kawasan
pulau-pulau pemukiman kumuh
Program pengelolaan
prasarana, 3 425.000.000
sarana dan utilitas
perumahan
Program pengelolaan
dan
peningkatan kapasitas
UPT 3 1. 022.615.000
Perumahan dan
Kawasan
Permukiman
Sumber : RKPD Kota Makassar 2021

2.4. ARAHAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN KOTA


MAKASSAR
Kebijakan pembangunan permukiman Kota Makassar tertuang
dalam Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2015 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Kota Makassar tahun 2015-2035 dan
Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2017 tentang Perubahan Perda

Pemerintah Kota Makassar II-21


Laporan
Profil Perumahan dan Kawasan Permukiman
Kota Makassar

No. 13 Tahun 2006 tentang Rencana Pembangunan Jangka


Menengah Daerah Kota Makassar 2005-2025. Dalam produk
hukum tersebut telah dijelaskan visi misi, strategi dan rencana
program kegiatan pembangunan dan perencanaan ruang Kota
Makassar termasuk permukiman Kota Makassar. Secara umum
kebijakan pembangunan permukiman Kota Makassar dalam RTRW
Kota Makassar 2015-2035 meliputi pengembangan kawasan
permukiman terpadu dengan upaya Mendorong pembangunan
kluster permukiman dengan standar yang baik dan baku dalam
rangka mendukung pembangunan kawasan sentra primer timur
baru pada kawasan panakkukang mas sebagai CBD kawasan
permukiman. Secara umum kebijakan pembangunan tersebut
mengarah pada:
1. Pengembangan dan penataan sistem drainase kawasan
permukiman terpadu serta kontrol leveling terhadap kawasan
permukiman tersebut agar bebas banjir dan genangan dalam
upaya efisiensi penataan ruang.
2. Pengendalian pertumbuhan kawasan permukiman kepadatan
tinggi.
Dalam RPJPD Kota Makassar 2005-2025 secara umum dijelaskan
mengenai arah kebijakan pembangunan permukiman kota
(termasuk di dalamnya infrastruktur, fasilitas dan RTH) sebagai
berikut :
- Masih terdapat permukiman yang belum layak huni akibat
keterbatasan akses terhadap penguasaan lahan dan
pembiayaan perumahan, belum maksimalnya cakupan
pelayanan sanitasi terhadap rumah tangga serta belum
diterapkannya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) oleh
masyarakat, belum optimalnya pelaksanaan identifikasi lokasi
dan kebutuhan penanganan lingkungan permukiman kumuh
dan, belum optimal pengetahuan dan pemahaman akan perilaku
hidup bersih dan sehat.

Pemerintah Kota Makassar II-22


Laporan
Profil Perumahan dan Kawasan Permukiman
Kota Makassar

Tabel 2.2. Matriks Arah Kebijakan Pembangunan Permukiman


Kota Makassar
Arah Kebijakan
Perumahan dan
Produk Hukum Visi Misi
Permukiman Kota
Makassar
- Pengembangan dan
peningkatan sarana
prasarana kawasan
peruntukan perumahan.
- Pengembangan,
peningkatan,
pemantapan, revitalisasi
dan rehabilitasi kawasan
peruntukan perumahan
dengan kepadatan tinggi,
perumahan dengan
Mewujudkan Makassar kepadatan sedang, dan
sebagai Kota Tepian Air, perumahan dengan.
Niaga, Pendidikan, Budaya, - Relokasi kawasan
dan Jasa yang berorientasi permukiman Ujung Tanah
Global Berwawasan - Pengembangan,
Lingkungan dan Paling peningkatan, dan
Bersahabat. pemantapan SUB PPK 1
Daya, SUB PPK II
Manggala, SUB PPK IV
Misi Tallo, SUB PPK V
RTRW Makassar 2015-  Membangun Kota Panakkukang, SUB PPK VII
2035 Makassar yang berbasis Mattoangin, SUB PPK IX
pada masyarakat Barombong, dengan
 Mengembangkan fungsi meliputi :
kehidupan lingkungan Perumahan Kepadatan
perkotaan yang sedang dan tinggi dan
berkelanjutan. SUB PPK X Sangkarang
dengan fungsi meliputi
perumahan kepadatan
sedang.
- Pengembangan,
peningkatan dan
pemantapan Tempat
Penampungan Sementara
(TPS) dan Tempat
Pengelolaan Sampah
Terpadu (TPST) dalam
sistem pengelolaan
persampahan
- Pengembangan sistem
drainase, kebakaran,
jalan, jembatan, jaringan
air bersih dan IPAL
“Makassar sebagai Kota - Mewujudkan permukiman
Maritim, Niaga, Pendidikan, yang bersahabat
Budaya dan Jasa - Pembangunan rumah
Berorientasi Global, susun
RPJPD Makassar 2005- Berwawasan - Perbaikan dan
2025 Lingkungan dan Paling peningkatan rumah bagi
Bersahabat” Masyarakat
Berpenghasilan Rendah
Misi : (MBR)
 Meningkatkan kualitas - Perbaikan dan

Pemerintah Kota Makassar II-23


Laporan
Profil Perumahan dan Kawasan Permukiman
Kota Makassar

hidup masyarakat Peningkatan Lingkungan


secara layak dan pada Kawasan Kumuh
bermanfaat
 Memantapkan dan
memanfaatkan ruang
dan lingkungan hidup
yang nyaman, tertib dan
berkesinambungan.
 Mengembangkan
manajemen
pembangunan kota
yang berbudaya dan
berwawasan masa
depan
RP3KP 2015 Makassar Visi Pengembangan Konsep rencana
Kawasan Permukiman pengembangan
Baru: perumahan baru dengan
Terwujudnya kawasan strategi pelaksanaan :
permukiman baru melalui Pola Swadaya :
pengembangan kawasan - Kesesuain peruntukan
perumahan dan kawasan dengan RTRW/RDTR Kota
permukiman yang layak Makassar.
huni, produktif dan - Antisipasi
berkelanjutan ketidakteraturan
pembangunan melalui
aspek legal (pertanahan)
Visi Pengembangan dan perizinan dan arahan
Kawasan Permukiman teknis pembangunan
Baru : (fasade bangunan, GSB,
Terwujudnya kawasan KLB, dan KDB,
permukiman baru melalui perpetakan, dll).
pengembangan kawasan - Penyediaan sarana,
perumahan dan kawasan prasarana, dan utilitas
permukiman baru yang umum sesuai dengan
layak huni, produktif dan kondisi perumahan.
berkelanjutan
Pola
Visi Peningkatan Developer/Pemerintah :
Kawasan Permukiman - Kesesuaian peruntukan
Baru : dengan RTRW/RDTR Kota
Terwujudnya kualitas Makassar.
perumahan dan kawasan - Pemanfaatan lahan dalam
permukiman yang dapat pembangunan kawasan
membuat image kawasan permukiman baru sesuai
melalui peningkatan arahan pembangunan
kualitas perumahan, dan perumahan dan kawasan
kemandirian usaha permukiman kota
masyarakat yang bertumpu Makassar.
pada rumah tangga. - Integrasi pembangunan
prasarana dan sarana
kualitas lingkungan kota dan lingkungan
perumahan, dengan pembangunan
dan kemandirian usaha perumahan baru
masyarakat yang bertumpu - Pembangunan rumah
pada vertikal sebagai solusi
Rumah Tangga pemenuhan kebutuhan
rumah dan memperbaiki
kualitas lingkungan
- Kemudahan investasi bagi
pengembang perumahan.
- Integrasi program pemba-

Pemerintah Kota Makassar II-24


Laporan
Profil Perumahan dan Kawasan Permukiman
Kota Makassar

ngunan dengan tingkat


Propinsi, dan Pusat
(Menpera/PU)

Konsep Rencana
Peningkatan Kualitas
Lingkungan permukiman,
Strategi Pelaksanaan :
Prioritas Padat dan
Kumuh
- Prioritas penanganan
kawasan kumuh akan
dilihat dari tingkat
kekumuhan kawasan
tersebut.
- Pendekatan penanganan
dilakukan melalui
peningkatan kualitas
lingkungan atau
peremajaan permukiman
kumuh Yang memadukan
konsep TRIDAYA dalam
pelaksanaannya.
- Pendekatan TRIDAYA
mencakup:

Penanganan
Permukiman
Nelayan/Pesisir
a. Pemberdayaan sosial
kemasyarakatan yaitu
suatu proses untuk
menyiapkan masyarakat
b. Pemberadayaan
kegiatan usaha ekonomi
yang berbasiskan
ekonomi keluarga dan
kelompok usaha
bersama.
Pendayagunaan prasarana
dan sarana lingkungan
yang secara optimal agar
dapat mendukung pilihan
yang dikehendaki oleh
masyarakat.

Penanganan
Permukiman
Nelayan/Pesisir
- Entry point yang perlu
dilakukan dalam hal ini
adalah penguatan
kelembagaan serta
pemberdayaan
masyarakat nelayan,
melalui pendekatan
TRIDAYA, sehingga
lambat laun
kesadaran untuk
memelihara lingkungan
- Bantuan stimulan dari

Pemerintah Kota Makassar II-25


Laporan
Profil Perumahan dan Kawasan Permukiman
Kota Makassar

pemerintah
perludiberikan sebagai
titik awal bagi
peningkatan produktivitas
nelayan, disamping pula
untuk
menata lingkungan
permukiman nelayan.
Dalam hal ini model
penanganan yang
dilakukan perlu
mengintegrasikan
berbagai sektor dan
dilakukan secara sinergis
- Penataan lingkungan
permukiman nelayan
mutlak diperlukan, selain
demi kenyamanan
bermukim dan
peningkatan kesehatan
lingkungan, lingkungan
nelayan yang telah
tertata akan memberikan
nilai lebih, dan bukan
tidak mungkin dapat
menjadi potensi wisata
minapolitan disamping
dapat meningkatkan
produktivitas masyarakat
nelayan.
- Prioritas penanganan
kawasan nelayan
dilakukan pada kawasan-
kawasan dengan kualitas
lingkungan kumuh
(disesuaikan dengan
kajian Rencana
Pengembangan Kawasan
Permukiman Prioritas Kota
Makassar).
“Permukiman dan Pengembangan Kawasan
Infrastruktur Ramah Permukiman
Lingkungan berlandas Penataan Bangunan dan
Kearifan” Lingkungan Serta
 Mewujudkan Penyiapan Ruang Terbuka
permukiman yang Hijau (RTH
ramah lingkungan Peningkatan dan
bercirikan budaya lokal Pengembangan Prasarana
 Mewujudkan Jalan Lingkungan Kawasan
pengembangan Permukiman Prioritas
SPPIP permukiman dan Peningkatan Pelayanan
infrastruktur Prasarana Air Minum
permukiman yang Kawasan Permukiman
terpadu (Mix Land Use) Prioritas
 Mewujudkan Pengembangan dan
ketersediaan Pengelolaan Sistem
infrastruktur lingkungan Prasarana Air Limbah
permukiman yang Buangan
berkeadilan bagi semua Pemberdayaan Masyarakat
warga kota. Dalam Pembangunan dan

Pemerintah Kota Makassar II-26


Laporan
Profil Perumahan dan Kawasan Permukiman
Kota Makassar

 Mewujudkan Pengembangan Kawasan


pengembangan Permukiman Prioritas
permukiman peisist
Peningkatan Pola
berbasis mitigasi
Kemitraan antara
bencana bercirikan
Pemerintah, Swasta dan
budaya lokal. Masyarakat Dalam
 Mewujudkan konservasi Pengembangan
permukiman yangPermukiman Prioritas
bernilai historis. Keterpaduan Pembiayaan
Kawasan PrioritasDalam Pembiayaan
SPPIP : Pembangunan Kawasan
1. Barombong Permukiman Prioritas
2. Rappokalling Pengembangan Kegiatan
3. Tallo Usaha dan Dukungan
4. Buloa Modal Usaha Dan Bantuan
5. Cambayya (Paotere) Perbaikan Hunian
6. Manggala Masyarakat
7. Untia Pelibatan masyarakat
dalam Perencanaan,
Pemanfaatan dan
Pengendalian Kawasan
Permukiman Prioritas
Penyusunan Peraturan
Daerah Yang Terkait
Dengan Perizinan dan
Pengawasan Dalam
Pengembangan Kawasan
Permukiman Prioritas
Penataan Lingkungan
Kawasan Permukiman
Prioritas
- Penataan Ruang Terbuka
Hijau (RTH) Kawasan
Permukiman Prioritas
- Peningkatan Kualitas
Prasarana Jalan
Lingkungan dan
Pengembangan Jaringan
Jalan Baru Kawasan
Permukiman Prioritas
- Pengembangan Jaringan
Distribusi Pelayanan Air
Minum Kawasan
Permukiman Prioritas
- Pengembangan Sanitasi
Lingkungan Permukiman
Prioritas
- Peningkatan Lapangan
Usaha dan Kesempatan
kerja dalam Bidang
Perumahan dan
Permukiman
- Pelibatan masyrakat
dalam pembangunan
- Penyempurnaan
Peratuaran Daerah di
Bidang Perumahan
Misi Air Limbah - Mengoptimalkan kader
 Meningkatnya sarana lingkungan dengan
SPPIP
dan prasarana air melibatkan peran serta

Pemerintah Kota Makassar II-27


Laporan
Profil Perumahan dan Kawasan Permukiman
Kota Makassar

limbah yang berkualitas masyarakat dalam


 Terwujudnya regulasi pengelolaan air limbah
 Mengimpelemntasikan domestik.
sanksi dan reward - Optimalisasi/impelemntasi
program sanitasi dan
jaringan air limbah rumah
sehat
- Implementasi program
terhadap masyarakat
yang masih BABS
- Melibatkan sektor swasta
dalam pengelolaan air
limbah
Misi Persampahan - Mengoptimalkan fungsi
 Terwujudnya peran pokja dan kader
serta masyarakat dalam lingkungan dengan
pengelolaan sampah melibatkan peran serta
sejak dari sumber masyarakat
 Terwujudnya “eco tech” - Melibatkan peran serta
dalam penanganan masyarakat dalam
sampah pengelolaan sampaj sejak
 Terwujudnya regulasi dari sumber
 Mengimplementasikan - Melibatkan sektor swasta
sanksi dan reward dalam pengelolaan
sampah
Misi Drainase - Pengotimalan SDM OPD
 Meminimalisir luas terkait satu koordinasi
wilayah genangan dalam perencanaan
 Menormalisasi saluran drainase yang tepat guna
- Meningkatkan alokasi
pendanaan pembangunan
drainase lingkungan yang
melibatkan pada kegiatan
yang berbasis
masyarakat.
Misi Air Minum - Pengaturan dan
 Meningkatnya akses air pemanfaatan sumber air
minum perpipaan untuk air minum
 Terwujudnya regulasi - Meningkatkan
 Mengimplementasikan keterlibatan masyarakat
sanksi dan reward baik dalam pembangunan
sarana dan prasarana air
minum, maupun
perbaikan kinerja
kelembagaannya melalui
kemitraan maupun
sumber dana lainnya.

Pemerintah Kota Makassar II-28

Anda mungkin juga menyukai