MAKALAH
MAKALAH
MAKALAH
PENDAHULUAN
1
lebih berdaya melalui regulasi yang lebih menekankan program implementasi
yang bepihak pada kepentingan rakyat kecil.
Pengembangan masyarakat (community development) adalah suatu proses
yang merupakan usaha masyarakat sendiri yang di integrasikan dengan otoritas
pemerintah guna memperbaiki kondisi sosial ekonomi dan kultural komunitas,
mengintegrasikan komunitas kedalam kehidupan nasional dan mendorong
kontribusi komunitas yang lebih optimal bagi kemajuan nasional.
Salah satu bentuk pengembangan masyarakat yang saat ini sudah di
kembangkan adalah Badan usaha milik Desa yang selanjutnya disebut BUMDes.
Dengan berdirinya BUMDes ini diharapkan desa menjadi lebih mandiri dan
masyarakatnya pun menjadi lebih sejahtera. Tetapi mengingat BUMDes masih
termasuk hal baru yang beroperasi di pedesaan dan masih membutuhkan landasan
yang kuat untuk tumbuh dan berkembang, namun ada beberapa kendala yang
muncul justru terkait dalam proses pembentukannya.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
b. Mengubah dan terlibat dalam konflik. Pengembangan masyarakat bertujuan
untuk mengubah struktur yang diskriminatif, memaksa dan menindas di
masyarakat. Untuk mencapai tujuan ini pengembangan masyarakat
membangkitkan, menghadirkan informasi yang tidak menyenangkan dan
kadang-kadang mengganggu. Di sini pengembangan masyarakat
melengkapi kegiatannya dengan gerakan sosial yang baru seperti hak asasi
manusia dan gerakan perdamaian.
c. Membebaskan, membuka masyarakat dan menciptakan demokrasi
partisipatori. Pembebasan atau liberasi adalah reaksi penentangan terhadap
bentuk-bentuk kekuasaan, perbudakan dan penindasan. Pembebasan
menuntut pemberdayaan dan otonomi. Pembebasan melibatkan perjuangan
menentang dan membebaskan dari orang-orang, idiologi, dan struktur yang
sangat berkuasa.
d. Kemampuan mengakses terhadap program-program pelayanan
kemasyarakatan. Pengembangan masyarakat menempatkan program-
programnya dilokasi yang strategis dapat diakses oleh masyarakat.
Lingkungan fisik yang dicipatakan melelui pengembangan masyarakat
memiliki suasana yang bersahabat dan informal, bukan suasana birokratis,
formal dan tertekan.
4
b. The welfare strategy
Strategi kesejahteraan ini dimaksudkan untuk memperbaiki kesejahteraan
masyarakat disetai dengan pembangunan kultur dan budaya. Hal ini
dimaksudkan agar tidak terjadi sikap ketergantungan kepada pemerintah.
c. The Responsitive Strategy
Strategi ini dimaksudkan untuk menanggapi kebutuhan yang dirumuskan
masyarakat sendiri dengan bantuan pihak luar (self need and assistance)
untuk memperlancar usaha mandiri melalui pengadaan teknologi serta
sumber-sumber yang sesuai bagi kebutuhan proses pembangunan.
d. The Intergrated or Holistic Strategy
Konsep perpaduan dari unsur-unsur pokok etika strategi di atas menjadi
alternatif terbaik. Strategi ini secara sistematis mengintegrasikan seluruh
komponen dan unsur yang dibutuhkan yaitu mencapai secara simultan
tujuan-tujuan yang menyangkut kelangsungan pertumbuhan, persamaan,
kesejahteraan dan partisipasi aktif masyarakat dalam proses pembangunan
masyarakat.
5
g. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat di berbagai bidang kehidupan.
h. Meningkatkan taraf kehidupan masyarakat.
i. Meningkatkan kemauan dan kemampuan partisipasi aktif masyarakat
dalam pengelolaan usaha produktif kreatif berbasis sumber daya local.
j. Mengurangi dan menghilangkan berbagai bentuk kecemasan sekaligus
kekhawatiran warga yang rentan terkena ancaman kerawanan pangan dan
kegagalan panen.
k. Menguatkan daya saing masyarakat di pasar lokal, regional, nasional
bahkan internasional yang kompetitif.
l. Mengurangi angka pengangguran
m. Meningkatkan jaminan perlindungan hukum bagi warga grass roots.
n. Meningkatkan jaminan sosial bagi warga miskin dan korban bencana alam.
o. Meningkatkan peluang kerja produktif berbasis ekonomi kerakyatan.
p. Mengembangkan fungsi kelembagaan lokal untuk pemberdayaan warga
grass roots.
q. Membangun masyarakat kreatif dan komunikatif dalam mengakses ragam
informasi pembangunan inovatif.
r. Menguatkan kesadaran masyarakat agar tidak bergantung pada pihak donor
atau pemberi dana bantuan.
6
rangka memperkuat otonomi desa dan mengurangi pengangguran. yakni
mengurangi ketergantungan sumber daya eksternal atau yang tidak berkelanjutan.
Tujuan BUMDes yaitu meningkatkan perekonomian Desa dan
mengoptimalkan pengelolaan aset-aset desa agar bermanfaat untuk kesejahteraan
Desa, memajukan perekonomian desa, serta meningkatkan kesejahteraan
masyarakat desa melalui perbaikan pelayanan umum, dan pemeratan ekonomi
Desa.
Sifat usaha BUMDes adalah berorientasi pada keuntungan. Sifat pengelolaan
usahanya adalah akuntabilitas, transparansi, partisipasif dan berkeadilan. Dan
fungsi BUMDes adalah: sebagai penggerak perekonomian desa, sebagai lembaga
usaha yang menghasilkan Pendapatan Asli Desa (PADes), serta sebagai sarana
untuk mendorong percepatan peningkatan kesejahteraan masyarakat desa.
Sebagai contoh, Program BUMDes Desa Keta dalam Mengembangkan
Masyarakat Sebagai satuan terkecil pemerintahan, desa memiliki posisi strategis
sebagai pilar pembangunan nasional. Desa memiliki banyak potensi tidak hanya
dari segi jumlah penduduk, tetapi juga ketersediaan sumber daya alam yang
melimpah. Jika kedua potensi ini bisa dikelola dengan maksimal maka akan
memberikan kesejahteraan bagi penduduk desa. Akan tetapi, disadari bahwa
selama ini pembangunan pada tingkat desa masih memiliki banyak kelemahan.
Kelemahan pembangunan pada tingkat desa antara lain disebabkan tidak hanya
karena persoalan sumber daya manusia yang kurang berkualitas tetapi juga
disebabkan karena persoalan keuangan. Berbagai upaya telah dilakukan
pemerintah dengan menggelontorkan berbagai dana untuk program pembangunan
desa yang salah satunya adalah melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2010, BUMDes
merupakan usaha desa yang dibentuk/didirikan oleh pemerintah desa dimana
kepemilikan modal dan pengelolaannya dilaksanakan oleh pemerintah desa dan
masyarakat. Tujuan dari dibentuknya BUMDes merupakan upaya pemerintah
untuk meningkatkan kemampuan keuangan pemerintah desa dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan meningkatkan pendapatan masyarakat melalui
berbagai kegiatan usaha ekonomi masyarakat perdesaan. Keberadaan BUMDes ini
7
juga diperkuat oleh UU Nomor 6 Tahun 2014 yang dibahas dalam BAB X pasal
87-90 antara lain menyebutkan bahwa pendirian BUMDes disepakati melalui
musyawarah desa dan dikelola dengan semangat kekeluargaan dan
kegotongroyongan.
Maka bisa dikatakan bahwa BUMDes memiliki dua fungsi utama yaitu
sebagai lembaga sosial dan lembaga komersial desa. BUMDes sebagai lembaga
sosial memiliki kontribusi sebagai penyedia pelayanan sosial, sementara fungsi
sebagai lembaga komersial memiliki arti bahwa BUMDes bertujuan untuk
mencari keuntungan melalui penawaran sumber daya lokal (barang dan jasa) ke
pasar.
Jenis usaha yang dikelola oleh BUMDes telah diatur di dalam peraturan
menteri meliputi jasa, penyaluran sembilan bahan pokok, perdagangan hasil
pertanian, dan atau industri kecil dan rumah tangga dan dapat dikembangkan
sesuai dengan kebutuhan potensi desa. Dari berbagai usaha yang dilakukan oleh
BUMDes ini diharapkan nantinya dapat dimanfaatkan untuk pengembangan
usaha, pembangunan desa, pemberdayaan masyarakat desa, dan pemberian
bantuan untuk masyarakat miskin melalui hibah, bantuan sosial, dan kegiatan
dana bergulir yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa.
Hingga dikeluarkannya UU Nomor 6 Tahun 2014, BUMDEs pada Desa Keta
sudah berhasil menjalakan 2 program yang bisa menambah penghasilan Desa
Keta sebagaimana di jalaskan oleh informan sebagai berikut. Yang pertama
masyarakat Desa Keta melihat sumberdaya alam kita ada laut dan didarat
sehingga kami sepakat untuk melakukan program-program BUMDes yang bisa
menunjang potensi Alam tersebut, sehingga dari sisi kelautan kami membut
Rompong atau Gusepa sementara di darat kami bikin Perkebunan.
Berdasarkan, penjelasan ketua BUMDes di atas bahwasanya Desa Keta
adalah sala satu desa yang telah menjalankan dua kegiatan usaha di bidang
perikanan dan pertanian, dalam hal mengembangkan usaha masyarakat sesuai
dengan program pemerintah pusat dalam mengembangkan usaha milik desa. Dua
program inilah menjadi program awal pemerintah Desa Keta dalam melakukan
pengembangan masyarakat Desa Keta. Dua program ini dipilih berdasakan
8
potensi alam yang ada pada Desa Keta, sebab letak Desa Keta yang ada pada
wilayah pesisir sehingga usaha potensial yang bisa dikembangkan dari sisi lautan
dan daratan. Desa Keta memiliki potensi laut yang bisa dijadikan sebagai salah
satu unsur untuk menambah penghasilan ekonomi masyarakat sehingga
pemerintah Desa Keta berinisyatif untuk membuat Rompong/gusepa sebagai
upaya untuk melakukan pengembangan dan pemberdayaan terhadap masyarakat
Desa Keta. Sementara dari sisi darat program pengembangan Pemerintah Desa
Keta ialah mendirikan usaha pertanian yang didalamnya melibatkan masyarakat
Desa Keta baik itu perempuan maupun laki- laki. Hal ini sebagaimana
pengembangan adalah upaya pendidikan baik formal maupun non formal yang
dilaksanakan secara sadar, berencana, terarah, teratur, dan bertanggung jawab
dalam rangka memperkenalkan, menumbuhkan, membimbing, dan
mengembangkan suatu dasar kepribadian yang seimbang, utuh dan selaras,
pengetahuan dan ketrampilan sesuai dengan bakat, keinginan serta kemampuan-
kemampuannya, sebagai bekal untuk selanjutnya atas prskarsa sendiri menambah,
meningkatkan dan mengembangkan dirinya, sesame, maupun lingkungannya ke
arah tercapainya martabat, mutu dan kemampuan manusiawi yang optimal dan
prbadi yang mandiri.
Berikut ini, penulis menjabarkan program pengembangan masyarakat melalui
program BUMDes hasil Pertanian Desa Keta.
Sektor pertanian masih menjadi sektor unggulan di Indonesia. Selain tenaga
kerja yang terserap cukup besar, sektor ini juga masih mampu memberikan
kontribusi pendapatan yang cukup besar bagi perekonomian nasional. Kesadaran
terhadap peran tersebut menyebabkan sebagian besar masyarakat masih tetap
memelihara kegiatan pertanian. Sehubungan dengan itu, pengendalian lahan
pertanian merupakan salah satu kebijakan nasional yang strategis untuk tetap
memelihara industri pertanian primer dalam kapasitas penyediaan pangan, dalam
kaitannya untuk mencegah kerugian sosial ekonomi dalam jangka panjang
mengingat sifat multifungsi lahan pertanian. Lahan merupakan salah satu sumber
daya alam yang merupakan modal dasar bagi pembangunan di semua sektor, yang
luasnya relatif tetap. Lahan secara langsung digunakan oleh manusia baik sebagai
9
tempat untuk hidup maupun menjalankan aktifitasnya. Oleh karena itu lahan
mempunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia, sehingga
mempunyai sifat yang multi dimensi.
Walaupun Desa Keta berada pada wilayah pesisir namun lahan daratan cukup
luas, sehingga ini menjadi salah satu peluang bagi masyarakat dalam
mengembangkan potensi pertanian, hal ini yang mendorong untuk program
BUMDes menjadikan pertanian sebagai salah satu bidang dalam pengembangan
masyarakat Desa Keta. Program ini sejalan dengan profesi masyarakat yang
sebagaian besar bertani, sehingga dalam proses pengembangan masyarakat dari
sektor pertanian, pemerintah Desa Keta harus memberikan pelatihan, dan
peyuluhan tehadap masyarakat meskipun pengalaman dan pengatahuan
masyarakat terhadap pertani sudah menjadi aktivitas keseharian masyarakat Desa
Keta, namun perlu adanya pelatihan dan penyuluhan terhadap masyarakat Desa
Keta. hal ini sebagaimana di jelaskan oleh informan. Kenapa sampe pertanian
katong masukan sebagai salah satu program BUMDes karena katong di masyrakat
keta hampir sebagiaan melakukan aktifitas sebagai petani, sehingga saya dan
beberapa pemerintah desa lainya sepakat agar pertanian katong bikin jadi salah
satu Program dalam Pengembangan masyrakat Desa Keta. Inisiatif yang di
lakukan oleh pemerintah Desa Keta sesuai dengan proses adaptatif dengan
lingkungan sosial masyarakat Desa Keta hal ini sejalan dengan pendapat Mustafa
Fahmi, mengemukakan pengertian tentang proses penyesuaian terbentuk sesuai
dengan hubungan individu dengan lingkungan sosialnya, yang dijalani dari
individu tidak hanya mengubah kelakuannya dalam menghadapi kebutuhan-
kebutuhan dirinya dari dalam dan keadaan di luar, dalam lingkungan dimana dia
hidup, akan tetapi dituntut untuk menyesuaiakan diri dengan adanya orang lain
dan macam- macam kegiatan mereka.
Pada dasarnya setiap usaha ada faktor-faktor yang menjadi penghambat dan
juga pendukung, sehinggga pada pembahasan ini akan diuraikan apa saja faktor
penghambat dan pendukung dari unit Usaha pertanian BUMDes Desa Keta antara
lain:
1. Faktor Penghambat
10
a. Sumber Daya Manusia (SDM)
Dalam mengelola usaha BUMDes, Desa Keta masih kekurangan
masyakarat yang memiliki kemampuan dalam mengelola hasil pertanian.
Banyak masyarakat yang sebenarnya mampu, namun enggan untuk
bekerjasama dalam usaha ini, padahal usaha BUMDes tentang pertanian
ini sebenarnya dapat menjadi peluang bagi perekenomian mereka.
rendahnya kapasitas dan kompetensi sumber daya manusia (SDM)
pengelola merupakan salah satu faktor penghambat dalam pengembangan
Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) misalnya kurangnya pengalaman
dalam wirausaha, komunikasi yang tidak efekti, terbatasnya arus
informasi, rendahnya partisipasi dan dukungan masyarakat, skala dan
jangkauan usaha yang terbatas, kurangnya inovasi untuk pengembangan
usaha.
b. Transportasi
Dalam memasarkan hasil pertanian tentu yang di kejar adalah daya beli
masyarkat, sehingga dibutuhkan alat transportasi yang bisa membantu agar
hasil pertanian cepat dan tepat disalurkan ke konsumen. Hal yang menjadi
kendala dalam proses pemasaran unit usaha pertanian Desa Keta ialah
transportasi. Dimana alat transportasi yang tidak memadai menjadi
kendala dalam proses pemasaran sayur-sayuran dari produk pertanian
masyarakat Desa Keta. Kendala pengurus unit usaha disaat panen ialah
alat transportasi belum ada sehingga dalam proses penjualan hasil panen
harus sewa motor masyarakat yang lainnya agar hasil panen bisa di
pasarkan ke desa tetangga.
Kendala transportasi ini menjadi faktor yang mempengaruhi proses
pemasaran hasil pertanian, sebab pengurus BUMDes Desa Keta harus
menjual hasil panen ke beberapa desa tetangga dan ironinya perjalannya
cukup jauh kalau di tempu dengan berjalan kaki , hal ini tentu harus
mendapat perhatian khusus dari pihak pemerintah Desa Keta.
c. Pasar Umum
11
Pada dasarnya pasar merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli
untuk melakukan kegiatan jual beli. Sehingga pasar merupakan tempat
sentral terjadinya interaksi dan juga saling bertemunya individu-individu
kelompok dengan kelompok, Menurut Mankiw (2007) pasar adalah
sekumpulan pembeli dan penjual dari sebua barang atau jasa tertentu. Para
pembeli sebagai sebuah kelompok yang menetukan permintaan terhadap
produk dan para penjual sebagai kelompok yang menetukan penawaran
terhadap produk. Dari pendapat ahli diatas sudah jelas bahwasanya pasar
memiliki peran besar dalam hal proses penjualan antar masyarakat.
Ironisnya hal di atas berbanding terbalik di Desa Keta kecamatan siritaun
wida timur, yang dimana pemerintah daerah telah mendirikan sebuah
bangunan untuk dijadikan sebagai pasar namun sampai saat ini pasar
belum di tempati oleh pedagang, hal inilah yang menjadi salah satu faktor
penghambat terhadap proses jual hasil panen pertanian BUMDes Desa
Keta.
2. Faktor Pendukung
Hal yang menjadi pemicu pemerintah Desa Keta melakukan unit usaha
pertanian ini ialah tidak ada persaingan usaha seperti unit usaha gusepa
yang punya banyak persaingan, sementara dari beberapa desa yang ada di
Kecamatan Siritaun Wida Timur BUMDes Desa Keta saja yang
mengembangkan program pertanian sehingga ini menjadi peluang buat
masyarakat Desa Keta dalam hal melakukan penjualan hasil panen ke
kampung tetangga.
Respon masyarakat yang begitu antusias dapat ditarik kesimpulan bahwa
program BUMDes Pemerintah Desa Keta sesuai dengan kondisi
masyarakat, kondisi alam, sosial budaya masyarakat sehingga program
yang di jalankan mendapatkan support dan dukungan dari masyarakat
Desa Keta.
12
BAB III
PENUTUP
13
datang, karena konsumen akan semakin mudah mencari barang-barang
yang dibutuhkan.
3.2 Kesimpulan
Pengembangan masyarakat sebagai upaya untuk individu maupun kelompok
masyarakat untuk dapat memecahkan masalah-masalah sosial serta memiliki
pilihan nyata yang menyangkut masa depannya sehingga dapat meningkatkan
kualitas hidupnya. Salah satu bentuk pengembangan masyarakat yang saat ini sudah di
kembangkan adalah Badan usaha milik Desa yang selanjutnya disebut BUMDes.
BUMDes dibentuk dengan tujuan memperoleh keuntungan untuk memperkuat
pendapatan Asli Desa (PADes), untuk memajukan perekonomian desa, serta
meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa. Di sisi lain akan terjadi
peningkatan kesempatan berusaha dalam rangka memperkuat otonomi desa dan
mengurangi pengangguran. yakni mengurangi ketergantungan sumber daya
eksternal atau yang tidak berkelanjutan.
Berdasarkan hasil pembahasan diatas mengenai program BUMDes yang
dijalani oleh BUMDes Desa Keta, pemanfaatannya tentu sangan bermanfaat
sekali sebab, unit usaha ini selaras dengan potensi alam yang ada pada Desa Keta,
sehingga sangat pas jika unit usaha ini menjadi program BUMDes dalam
melakukan pengembangan terhadap pemberdayaan masyarakat dan juga
menambah pendapatan Desa Keta, namun banyak kendala yang dihadapi saat
menjalankan usaha ini baik dari segi sumber daya manusia yang mengelola usaha
ini, transportasi maupun ketersediaan pasar yang kurang menunjang jalannya
usaha. Sehingga diharapkan, di masa yang mendatang pemerintah lebih
memperhatikan lagi usaha-usaha yang dikembangkan oleh masyarakat demi
kemajuan bersama baik pemerintah desa maupun masyarakat.
14