Felia Yolanda
Felia Yolanda
Felia Yolanda
FELIA YOLANDA
NIM : 173110205
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2020
POLTEKKES KEMENKES RI PADANG
FELIA YOLANDA
NIM : 173110205
Puji dan syukur peneliti ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah ini dengan judul“ Asuhan Keperawatan pada Pasien Kanker Kolon di
Ruangan IRNA Bedah RSUP Dr. M. Djamil Padang Tanhun 2020”.
Selama proses pembuatan Karya Tulis Ilmiah peneliti menyadari bahwa terdapat
banyak kesulitan yang dihadapi oleh peneliti, tanpa bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak, belum tentu peneliti bisa menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
Untuk itu pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih pada semua
pihak yang telah membantu dan membimbing dalam menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah ini. Terutama kepada Ibu Ns. Hj. Sila Dewi Anggreni. M. Kep. Sp.
KMB selaku dosen pembimbing I dan Ibu Ns. Nova Yanti, M. Kep. Sp. KMB
selaku pembimbing II yang telah mengarahkan, membimbing dan memberikan
masukan dengan penuh kesabaran dan perhatian dalam pembuatan Karya Tulis
Ilmiah ini. Terima kasih juga peneliti ucapkan kepada :
ii
Poltekkes Kemenkes Padang
Akhir kata, peneliti menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih terdapat
kekurangan. Peneliti mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
dari semua pihak untuk mencapai kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.
Peneliti
iii
Poltekkes Kemenkes Padang
iv
Poltekkes Kemenkes Padang
xiii
Poltekkes Kemenkes Padang
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Riwayat Pendidikan :
No Riwayat Pendidikan Tahun Ajaran
1. SDN 06 Kp. Lapai Padang 2005 – 2011
2. SMPN 12 Padang 2011 – 2014
3. SMAN 10 Padang 2014 – 2017
4. Prodi D-III Keperawatan Padang, Jurusan 2017 – 2020
Keperawatan, Poltekkes Kemenkes RI Padang
xiii
Poltekkes Kemenkes Padang
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG
PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN PADANG
Kanker kolon merupakan salah satu kanker yang umum terjadi bila dibandingkan
dengan kanker usus kecil. Kanker ini mengacu pada malignasi kolon. Kanker
menyebar secara invasif langsung dan melalui sistem limfe serta aliran darah
(Diyono&Mulyanti, 2013). Kanker kolon menempati posisi ke-2 terbanyak pada
pria di Indonesia, berada di bawah kanker paru di urutan pertama.Kanker kolon
menempati urutan ke-3 pada wanita, di bawah kanker payudara dan kanker rahim
(Mulansari, 2018). Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimana
asuhan keperawatan pada pasien dengan Ca Colon di ruang Irna Bedah RSUP Dr.
M Djamil Padang tahun 2020.
Desain penelitian deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Penelitian ini
dilakukan dari bulan Desember 2019 sampai bulan Juni 2020. Peneliti melakukan
asuhan keperawatan pada tanggal 26, 28, 29 Februari 2020, 01, 02 Maret 2020.
Cara pengambilan sampel dengan cara teknik simple random sampling sesuai
dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Didapatkan populasi 4 orang pasien dengan
sampel 3 orang pasien sesuai kriteria inklusi dan eksklusi. Lalu dari 3 orang
sampel tersebut dipilih 1 orang dengan cara lot. Instrumen pengumpulan dan
asuhan keperawatan dimulai dari pengkajian sampai evaluasi keperawatan.
Hasil penelitian didapatkan diagnosa keperawatan ada 5 masalah diantaranya
nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik, defisit nutrisi berhubungan
dengan ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien, gangguan pola tidur berhubungan
dengan nyeri, ansietas berhubungan dengan ancaman terhadap kematian, dan
gangguan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan perubahan sirkulasi..
Tindakan utama yang diberikan adalah managemen nyeri, pemberian analgetik,
monitor tanda-tanda vital, manajemen nutrisi(input output), monitor pola aktivitas
dan tidur, melakukan perawatan luka kolostomy. . Hasil evaluasi selama 5 hari
dalam bentuk SOAP pada masalah keperawatan nyeri akut, ansietas, gangguan
integritas kulit/jaringan sudah teratasi pada hari kelima, masalah keperawatan
ansietas, gangguan pola tidur teratasi pada hari ke empat.
Melalui pimpinan RSUP Dr. M. Djamil Padang khususnya perawat ruangan agar
lebih sering menggunakan teknik relaksasi napas dalam untuk mengatasi cemas
(ansietas) disetiap pemberian asuhan keperawatan pada pasien kanker kolon
sesuai dengan hasil penelitian Sakiyan tentang Tindakan Nafas Dalam Untuk
Mengatasi Rasa Sakit Dan Kecemasan Pada Pasien Kanker Kolon Di RSU
Banyumas Tahun 2018 untuk menjadi salah satu asuhan keperawatan yaitu teknik
xiii
Poltekkes Kemenkes Padang
non farmakologis yang membantu proses kesembuhan pasien terutama dalam
mengatasi cemas pasien.
xiii
Poltekkes Kemenkes Padang
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN...............................................................................i
KATA PENGANTAR.......................................................................................ii
LEMBAR ORISINILITAS...............................................................................iv
LEMBAR PERSETUJUAN.............................................................................v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP.........................................................................vi
ABSTRAK..........................................................................................................vii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 8
xiii
Poltekkes Kemenkes Padang
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Tempat .................................................................................... 35
B. Deskripsi Kasus ....................................................................................... 35
1.Pengkajian ............................................................................................ 35
2.Diagnosa keperawatan ......................................................................... 39
3.Intervensi keperawatan......................................................................... 41
4.Implementasi keperawatan ................................................................... 43
5.Evaluasi keperawatan ........................................................................... 46
C. Pembahasan Kasus .................................................................................. 48
1.Pengkajian ............................................................................................ 48
2.Diagnosa keperawatan ......................................................................... 50
3.Intervensi keperawatan ........................................................................ 54
4.Implementasi keperawatan ................................................................... 57
5.Evaluasi keperawatan ........................................................................... 60
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................. 63
B. Saran ........................................................................................................ 64
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiii
Poltekkes Kemenkes Padang
DAFTAR GAMBAR
xiii
Poltekkes Kemenkes Padang
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perencanaan Keperawatan
xiii
Poltekkes Kemenkes Padang
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 8. Ganchart
xiii
Poltekkes Kemenkes Padang
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kanker merupakan penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel
jaringan tubuh yang tidak normal. Sel-sel kanker akan berkembang dengan
cepat, tidak terkendali, dan akan terus membelah diri. Selanjutnya, sel
kanker akan menyusup ke jaringan sekitarnya (invasif) dan terus menyebar
melalui jaringan ikat, darah, serta menyerang organ-organ penting (Indah,
Yunita, 2010).
Terdapat enam jenis kanker yang paling banyak didapat di seluruh dunia
salahtaunya adalah kanker kolon yang menyebabkan 608 ribu kematian.
Diperkirakan akan ada 16 juta kasus baru kanker ditemukan setiap tahun.
Inilah yang membuat IARC memperkirakan angka pengidap kanker akan
terus menjulang. Pada tahun 2030 nanti diperkirakan 13,1 juta orang
meninggal karena kanker dan 70 persennya terjadi di negara berkembang
termasuk Indonesia(Siagian, Priska, 2014).
Kanker kolon merupakan salah satu kanker yang umum terjadi bila
dibandingkan dengan kanker usus kecil. Kanker ini mengacu pada
malignasi kolon. Kanker menyebar secara invasif langsung dan melalui
sistem limfe serta aliran darah (Diyono&Mulyanti, 2013). Kanker kolon
merupakan salah satu jenis kanker yang terjadi pada jaringan kolon atau
usus besar (Indah, Yunita, 2010). Kanker kolon ini paling sering
ditemukan di daerah kolon terutama pada sekum, desendens bawah, dan
kolon sigmoid (Mardalena, 2014).
2
Poltekkes Kemenkes Padang
terbaru adalah dugaan yang dikembangkan oleh Martinez et al dar Arizona
Cancer Center yang mencurigai bahwa asam folat, B12, dan B6 juga
memiliki keterkaitan dengan kolon neoplasia. Terbukti bahwa terdapat
1.014 pria dan wanita usia 40-80 tahun yang menderita kanker kolon
karena kekurangan asam folat, B12, dan B6 (Khomsan, Ali, 2009).
3
Poltekkes Kemenkes Padang
asam folat, vitamin D dan kalsium. Dan salah satu tindakan keperawatan
yang dapat dilakukan bila pasien telah mengalami kanker kolon adalah
teknik nafas dalam untuk mengurangi nyeri dan rasa cemas yang dialami
pasien kanker kolon (Manuaba, 2010).
Gejala yang dirasakan pada penderita kanker kolon pada tahap awal yaitu
ketika polip masih kecil yang berukuran ±1-2 cm biasanya penderita tidak
mengalami keluhan, bila polip sudah berukuran cukup besar dan
bersenggolan dengan kotoran(tinja) yang akan di keluarkan maka pasien
bisa mengalami perdarahan saat Buang Air Besar(BAB). Bila polip sudah
berkembang menjadi kanker, maka pasien akan mengalami sembelit. Bila
sembelit makin parah maka pasien akan mengalami nyeri (Manuaba,
2010).
4
Poltekkes Kemenkes Padang
dini pada penyakit kanker kolon ini (Ardhiansyah, 2018). Penemuan kasus
dalam stadium dini membuat terapi dapat dilakukan secara kuratif. Namun,
sebagian besar pasien datang dalam keadaan lanjut sehingga umur dan
harapan hidup rendah walaupun telah diberikan banyak terapi. Tingkat
kelangsungan hidup relatif untuk kanker kolon adalah 65% pada 5 tahun
setelah terdiagnosis dan 58% pada 10 tahun (Alteri, 2017).
Salah satu cara untuk mendeteksi dini penderita kanker kolon adalah
dengan melakukan skrining, baik massal maupun individual karena
ditemukannya kanker ini pada stadium dini, akan menurunkan angka
kematian ±50%. Teknik skrining adalah dengan FOBT (Fecal Occult
Blood Test) dengan persiapan yang baik, colon toucher, dan flecible
sigmoidoscopy(Manuaba, 2010).
5
Poltekkes Kemenkes Padang
memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien dan keluarga bagaimana
cara menghindari infeksi, kulit disekitar bekas operasi harus bersih tanpa
ada iritasi. Pasien juga berperan mengidentifikasi tingkat kecemasan
pasien dan memberi dukungan, serta menjelaskan secara lengkap semua
terapi dan prosedur. Peran perawat juga harus memperhatikan masalah
citra tubuh dan psikologis pasien dengan mendorong pasien untuk
mengungkapkan perasaan dan masalah yang dialami tentang pembedahan,
memberikan dukungan emosional dan edukasi yang lengkap mengenai
perawatan luka, serta mengajak keluarga untuk ikut memberikan dukungan
kepada pasien.
Berbagai masalah yang bisa muncul dari penderita kanker kolon serta
jumlah pasien yang cenderung meningkat memerlukan kemampuan tenaga
kesehatan terutama perawat untuk memberikan asuhan keperawatan yang
efektif dan profesional. Hal ini menuntut tenaga perawat memperkaya
informasi dan pengetahuan dengan mecari rujukan yang tepat dalam
melaksanakan asuhan keperawatan sesuai perkembangan ilmu
pengetahuan (Nuaris,dkk, 2017).
6
Poltekkes Kemenkes Padang
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana penerapan asuhan
keperawatan pada pasien dengan kanker kolon di ruangan IRNA Bedah
RSUP Dr. M. Djamil Padang tahun 2020.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian adalah mengetahui penerapan asuhan
keperawatan pada pasien dengan Kanker Kolon di ruangan IRNA
Bedah RSUP Dr. M. Djamil Padang tahun 2020.
2. Tujuan Khusus
a. Dideskripsikan hasil pengkajian pasien dengankanker kolon di
ruangan IRNA Bedah RSUP Dr. M. Djamil Padang tahun 2020
b. Dideskripsikan diagnosa keperawatan pada pasien dengan kanker
kolondi ruangan IRNA Bedah RSUP Dr. M. Djamil Padang tahun
2020.
c. Dideskripsikan intervensi keperawatan pada pasien dengan
kanker kolondi ruangan IRNA Bedah RSUP Dr. M. Djamil
Padang tahun 2020.
d. Dideskripsikan implementasi keperawatan pada pasien dengan
kanker kolondi ruangan IRNA Bedah RSUP Dr. M. Djamil
Padang tahun 2020.
e. Dideskripsikan evaluasi keperawatan pada pasien dengan kanker
kolondi ruangan IRNA Bedah RSUP Dr. M. Djamil Padang tahun
2020.
7
Poltekkes Kemenkes Padang
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi peneliti untuk menambah
pengetahuan dan wawasan dalam penerapan asuhan keperawatan pada
pasien dengan kanker kolon.
8
Poltekkes Kemenkes Padang
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
Kanker kolon merupakan salah satu kanker yang umum terjadi bila
dibandingkan dengan kanker usus kecil. Insiden kanker kolon lebih
tinggi di negara Eropa Timur dan rendah di negara-negara Jepang,
India, Afrika dan beberapa negara Amerika Latin (Diyono & Mulyanti,
2013).Kanker kolon mengacu pada malignasi kolon (usus besar).
Kankerkolon hampir selalu adenokarsinoma, dan kanker ini mewakili
kanker paling umum kedua di Amerika Serikat (Diyono & Mulyanti,
2013).
2. Etiologi
Penyebab dari pada kanker kolon belum diketahui secara pasti, namun
ada beberapa faktor risiko yang diduga bisa menyebabkan munculnya
kanker kolon, antara lain (Mardanelna, 2014) :
a. Usia lebih dari 40 tahun
b. Riwayat polip kolon
c. Adanya polip adematosa
d. Riwayat keluarga dengan kanker kolondalam keluarga
e. Riwayat penyakit usus inflamasi klonis
f. Makanan yang mengandung zat-zat kimia
g. Makanan tinggi lemak
9
Poltekkes Kemenkes Padang
Faktor Risiko kanker kolon antara lain (Diyono & Mulyanti, 2013) :
a. Usia lebih 50 tahun
b. Kolitis ulserativa kronis (peningkatan risiko setelah riwayat 10
tahun).
c. Penyakit Chron.
d. Riwayat kanker kolon
e. Diet tinggi lemak dan rendah serat.
f. Predisposisi genetik.
g. Sindrom poliposis.
h. Penyakit imunodefisiensi.
3. Manifestasi Klinis
Gejala sangat ditentukan oleh lokasi kanker, tahap penyakit, dan fungsi
segmen usus tempat kanker berlokasi. Gejala paling menonjol adalah
perubahan kebiasaan defekasi, pasase darah dalam feses, anemia yang
tidak diketahui penyebabnya, anoreksia, penurunan berat badan dan
keletihan. Gejala paling umum berkaitan dengan lesi sebelah kanan
pada usus adalah nyeri dangkal abdomen dan melena (feses hitam,
seperti ter). Gejala yang sering dihubungkan dengan lesi sebelah kiri
adalah yang berhubungan dengan obstruksi (nyeri abdomen dan kram,
penipisan feses, konstipasi dan distensi) serta adanya darah merah segar
dalam feses (Mardalena, 2014).
10
Poltekkes Kemenkes Padang
2) Buang Air Besar Lendir Darah
Seseorang mempunyai keluhan buang air besar darah lendir karena
danya infeksi misal disentri basiler atau amoeba, klitis ulseratif
(peradangan kronis yang terjadi pada usus besar/kolon). Selain itu
juga karena keganasan. Letak karsinoma kolon di bagian proksimal
lebih sering menimblkan buang air besar darah lendir karena darah
yang dikeluarkan oleh kanker tersebut sudah bercampur dengan
tinja.
3) Obstruksi Saluran Cerna
Penderita sering merasakan gangguan dalam kebiasaan buang air
besar, di antaranya tanda obstruksi sebagian (parsial) maupun
obstruksi total sehingga timbul tanda-tanda ileus, buang air besar
berdarah lendir atau obstipasi beberapa hari. Yang menimbulkan
tanda-tanda obstruksi (peyumbatan)umumnya kanker berbentuk
sirkulasi dan anular yang menyebabkan terjadi penyempitan lumen
usus. Bentuk strikutura merupakan tumor yang sering menonjol
dan mengisi seluruh lumen usus sehingga menyebabkan sumbatan
total.
4) Nyeri
Pasien biasanya merasakan nyeri pada saat BAB karna BAB sulit
keluar, nyeri pada kolostomi.
(Ariani. 2015)
4. Patofisiologi
Kanker kolon terutama berjenis histopatologis (95%) di mana
adenokarsinoma muncul dari lapisan epitel dalam usus (endotel).
Munculnya kanker biasanya dimulai sebagai polip jinak yang kemudian
dapat menjadi ganas dan menyusup, serta merusak jaringan normal dan
meluas ke dalam struktur sekitarnya. kanker dapat berupa masa polipoid,
besar, tumbuh ke dalam lumen, dengan cepat meluas ke sekitar usus
sebagian dalam lumen, dan dengan cepat meluas ke sekitar usus sebagai
striktura annular (mirip cincin). Lesi annular lebih sering terjadi pada
11
Poltekkes Kemenkes Padang
baian rektosigmoid, sedangkan lesi polipoid yang datar lebih sering terjadi
pada sekum dan kolon asendens (Mardalena, 2014).
Secara umum, kanker pada usus halus dan kolon kanan cenderung lebih
menyebabkan nyeri abdomen, kram, mual, dan muntah. Oleh karena usus
besar berdistensi. Pada lokasi ini, lesi seringkali mengalami ulserasi,
sehingga terjadi anemia, serta feses yang berwarna gelap dan coklat
kemerahan, perubahan pola defekasi, nyeri abdomen, penrunan berat
badan, anemia dan anoreksia. Bila adenoma tumbuh di dalam lumen luas
(asendens dan transversum), maka obstruksi jarang terjadi. Hal ini
dikarenakan feses masih mempunyai konsentrasi air yang cukup dan masih
dapat melewati lumen tersebut dengan mengubah bentuk (Mardalena,
2014).
12
Poltekkes Kemenkes Padang
Pasien dengan kolostomi akan mengalami gangguan citra tubuh.
Diperlukan pendidikan kesehatan dan dukungan emosional saat pasien
memulai proses kolostomi. Penting juga untuk memberikan edukasi yang
lengkap mengenai perawatan kolostomi untuk mencegah terjadinya infeksi
pada kolostomi pasien.
(Mardalena, 2014).
13
Poltekkes Kemenkes Padang
5. WOC
Konsumsi
Faktor Usia > 50 Kolitis ulseratif/ Merokok makanan rendah
genetik tahun penyakit kolon
serat, banyak
lemak
Kerusakan
jaringan
Kanker kolon
vaskuler
lokal
Anoreksia mual Inflamasi jaringan dari
& muntah kompresi kanker di kolon
Perdarahan
internal feses
Intake nutrisi Lesi mukosa bercampur
tidak adekuat dinding kolon darah
Anemia
Defisit nutrisi BAB berdarah
Obstruksi Distribusi O2
Kurang informasi ttg Nyeri saat pada
penyakit defekasi colon
Perfusi perifer
tidak efektif
BAB ditahan
Defisit Metastase Pembedahan Resiko
penget melalui vena laparatomi infeksi
ahuan vorta Ansietas
Metastase Iritasi
Nyeri
ke hati pada luka
kronis
paratomi
14
Poltekkes Kemenkes Padang
6. Komplikasi
Biasanya kanker menyerang pembuluh darah dan sekitarnya dan
menyebabkan perdarahan. kanker tumbuh kedalam usus besar dan secara
berangsur-angsur membantu usus besar hingga pada akhirnya tidak bisa
sama sekali. Perluasan kanker melebihi perut dan mungkin menekan organ
yang berada disekitarnya. Seperti uterus, kandung kemih, dan ureter.
Komplikasi pada pasien dengan kanker kolon yaitu (Mardalena, 2014) :
a. Pertumbuhan kanker dapat menyebabkan obstruksi usus parsial atau
lengkap.
b. Metastase menuju organ sekitar, melelui hematogen, limfogen dan
penyebaran langsung.
c. Pertumbuhan dan ulserasi dapat juga menyerang pembuluh darah
sekitar kolon yang menyebabkan hemorragi.
d. Perforasi usus dapat terjadi dan mengakibatkan pembentukan abses.
e. Peritonitis dan atau sepsis dapat menimbulkan syok.
f. Pembentukan abses.
g. Pembentukan fistula pada urinari bladderatau vagina.
7. Pencegahan
a. Konsumsi makanan berserat untuk memperlancar buang air besar dan
menurunkan derajat keasaman,konsentrasi asam lemak, asam empedu,
dan besi dalam usus besar.
b. Konsumsi asam lemak omega-3, yang terdapat dalam beberapa jenis
ikan, misalnya tuna.
c. Konsumsi makanan yang mengandung lactobacillus acidophilus.
d. Berolahraga dan banyak bergerak
(Mardalena, 2014)
15
Poltekkes Kemenkes Padang
8. Penatalksanaan
a. Penatalaksanaan Medis
Pasien dengan gejala obstruksi usus diobati dengan cairan IV dan
pengisapan nasogastrik. Apabila terjadi perdarahan yang cukup
bermakna terapi komponen darah dapat diberikan. Pengobatan medis
untuk kanker kolon paling umum adalah dalam bentuk pendukung
atau terapi ajufan biasanya diberikan selain pengobatan bedah. Pilihan
mencakup kemoterapi, terapi radiasidan atau imunoterapi.
b. Penatalaksanaan bedah
Pembedahan adalah tindakan primer untuk kebanyakan kanker kolon.
Pembedahan dapat bersifat kuratif atau paliatif. Kanker yang terbatas
pada satu sisi dapat ditangkap dengan kolonoskop. Kolostomi
laparoskopik dengan polipektomi merupakan suatu prosedur yang baru
dikembangkan untuk meminimalkan luasnya pembedahan pada
beberapa kasus. Laparoskop digunakan sebagai pedoman dalam
membuat keputusan di kolon, massa kanker kemudian dieksisi. Tujuan
pembedahan dalam situasi ini adalah paliatif. Apabila kanker sudah
menyebar dan mencakup struktur vital sekitar, operasi tidak dapat
dilakukan. Tipe pembedahan tergantung dari lokasi dan ukuran kanker.
Kolostomi (pembuatan lubang/stoma pada kolon) dilakukan pada
kurang dari sepertiga pasien kanker kolon. Stoma ini dapat berfungsi
difersi sementara atau permanan yang memungkinkan drainase atau
evakuasi isi kolon keluar tubuh.
(Mardalena, 2014)
c. Penatalaksanaan Keperawatan
1) Dukungan adaptasi dan kemandirian
2) Meningkatnya kenyamanan
3) Mempertahankan fungsi fisiologis optimal.
4) Mencegah komplikasi.
5) Memberikan informasi tentang proses/ kondisi penyakit, prognosis,
dan kebutuhan pengobatan.
16
Poltekkes Kemenkes Padang
(Mardalena, 2014)
d. Penatalaksanaan Diet
1) Konsumsi lebih banyak makanan berserat, seperti sayur-sayuran
dan buah-buahan.
2) Menghindari makanan yang diawetkan dan pewarna sintetik,
karena hal tersebut dapat memicu sel karsinogen/sel kanker.
3) Menghindari minuman beralkohol dan rokok.
4) Melaksanakan aktivitas fisik atau olahraga secara teratur.
(Mardalena, 2014).
9. Pemeriksaan Diagnostik
a. Sigmoidoskopi atau kolonoskopi serat optik untuk mendeteksi kanker.
b. Feses darah samar sering menunjukkan bukti karsinoma bila pasien
asimptomatik.
c. Pielografi intravena dan kemungkinan sitoskopi, dapat diindikasikan
untuk mengkaji apakah malignasi telah menyebar secara lokal
mengenai ureter atau kandung kemih.
d. Pemindaian CT terhadap hati, paru, dana otak dapat menunjukkan
penyakit metastase.
e. Antigen karsinoembrionik (CEA) peningkatan pada metastase atau
kekambuhan kanker.
(Diyono & Mulyanti, 2013).
17
Poltekkes Kemenkes Padang
c. Pemeriksaan rutin bertujuan sebagai persiapan operasi dan melihat
adanya komorbididtas lain.
(Manuaba, 2010).
18
Poltekkes Kemenkes Padang
b. Intervensi Farmakologis
1) Kemoterapi dapat digunakan sebagai terapi adjuvan untuk
memperbaiki masa bertahan hidup.
2) Dapat digunakan untuk penyakit residu, kekambuhan penyakit,
kanker yang tidak dapat direseksi, dan penyakit metastase.
c. Intervensi Pembedahan
1) Reseksi usus segmen luas terhadap kanker, meliputi nodus limfe
regional dan pembuluh darah.
2) anastomosis kolon sembuh, prosedur sekunder untuk membuka
kolostomi.
3) Kolostmi loop sementara untuk mendekompresi usus dan
mengalihkan aliran fekal, diikuti dengan reseksi usus lanjut,
anastomosis, dan membuka kolostomi.
4) Pengalihan kolostomi atau ileustomi sebagai paliasi untuk kanker
yang menyumbat dan tidak dapat direseksi.
5) Proktokolektomi total dan kemungkinan reservoar ileum,
anastomosis anal, untuk pasien dengan adenoma poliposis familial
dan kolitis ulseratif kronis sebelum kanker dipastikan.
6) Pembedahan yang lebih luas meliputi pengangkatan organ lain bila
kanker telah menyebar (kandung kemih, uterus, usus halus).
(Diyono & Mulyanti, 2013).
13. Stadium
a) Stadium 0 : ini adalah tahap terdini yang mungkin terjadi. Kanker
belum bergerak dari tempat bermulanya, dan masih terbatas pada
lapisan terdalam usus besar.
b) Stadium I : kanker telah mulai menyebar, tetapi masih di lapisan dalam
c) Stadium II : sebagian besar dari kanker telah tumbuh menembus
dinding usus besar dan bisa terjangkau ke dalam jaringan terdekat.
Kanker ini belum menyebar ke kelenjar getah bening.
19
Poltekkes Kemenkes Padang
d) Stadium III : kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening, tetapi
belum diangkut ke bagian yang jauh di tubuh.
c. Riwayat kesehatan
1) Riwayat kesehatan sekarang
a) Keluhan utama
Keluhan utama yang dirasakan pada pasien dengan kanker
kolon pasien mengeluh keletihan yang disebabkan oleh
anemia, nyeri abdomen, obstruksi.
b) Keluhan saat di kaji
Pasien mengeluh letih dan lelah serta nyeri abdomen.
20
Poltekkes Kemenkes Padang
3) Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga ada yang menderita penyakit yang sama dengan
pasien yaitu kanker kolon/usus, kolitis ulseratif atau penyakit
kanker lainnya.
d. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum : pasien biasanya sadar (composmentis), TTV
normal.
2) Kepala : biasanya pasien tidak mengalami kelainan pada
kepala.
3) Leher : biasanya ditemukan pembesaran kelenjer getah bening.
4) Mata : biasanya konjungtiva pasien anemis karena anemia.
5) Telinga : biasanya tidak ditemukan masalah pada telinga,
telinga simetris kiri dan kanan, tidak ada lesi/luka, tidak ada
sekret, membran timpani tidak ada masalah.
6) Hidung : biasanya hidung pasien tidak mengalami
keluhan/kelainan.
7) Thoraks : biasanya tidak ada pergerakan otot intercostae,
gerakan dada biasanya simetris.
8) Abdomen
I : lihat adanya lesi di abdomen/perut, keadaan kulit abdomen,
apakah ada distensi abdominal.
P : apakah ada nyeri tekan, teraba massa.
P : terdengar pekak.
A : apakah ada peningkatan usus.
9) Kulit : kulit tampak pucat
10) Ekstremitas : biasanya pasien tidak mengalami kelainan pada
ekstremitas atas dan bawah.
21
Poltekkes Kemenkes Padang
e. Data psikologis
Pasien biasanya tampak/merasa cemas akan kondisi penyakitnya.
g. Data spritual
Pasien biasanya sering beribadah dan berdoa agar diberi
kesembuhan sesuai kepercayaan yang dianutnya.
22
Poltekkes Kemenkes Padang
3. Rencana keperawatan
A. Pre op :
NO Diagnosa Tujuan Intervensi
Keperawatan
1 Nyeri kronis a. Tingkat nyeri a. Manajemen nyeri
berhubungan Nyeri 1) Observasi :
dengan infiltrasi berkurang a) Identifikasi
tumor dengan kriteria lokasi,
hasil: karakteristik,
Definisi : 1) Keluhan nyeri durasi,
Pengalaman menurun frekuensi,
sensorik atau 2) Kesulitan tidur kualitas,
emosional yang menurun intensitas nyeri
berkaitan dengan 3) Gelisah b) Identifikasi
kerusakan menurun skala nyeri
jaringan atau 4) Tidak c) Identifikasi
faktual. meringis respon nyeri
non verbal
Gejala dan tanda b. Kontrol nyeri d) Identifiksi
mayor : Nyeri dapat yang
Subjektif : dikontrol dengan memperberat
1. Mengeluh kriteria hasil : dan
nyeri 1) Dapat memperingan
2. Merasa melaporkan nyeri
depresi nyeri e) Identifikasi
Objektif : terkontrol pengetahuan
1. Tampak 2) Memiliki dan keyakinan
meringis kemampuan tentang nyeri
2. Gelisah untuk 2) Terapeutik
3. Tidak mampu mengenali a) Berikan teknik
menuntaskan penyebab nyeri nonfarmakolo
aktivitas 3) Memiliki gis untuk
kemampuan mengurangi
Gejala dan tanda teknik non rasa nyeri
minor : farmakologis (mis. Teknik
Subjektif : penurun nyeri nafas dalam)
1. Merasa takut b) Kontrol
mengalami lingkungan
cedera yang
berulang memperberat
Objektif : rasa nyeri
1. Bersikap c) Fasilitasi
protektif istirahat dan
(mis. Posisis tidur
menghindari 2) Edukasi
nyeri) a) Jelaskan
penyebab,
Kondisi klinis periode, dan
terkait : pemicu nyeri
Tumor/kanker b) Jelaskan
strategi
23
Poltekkes Kemenkes Padang
meredakan
nyeri
c) Anjurkan
memonitor
nyeri secara
mandiri
3) Kolaborasi
a) Kolaborasi
pemberian
analgetik, jika
b) Perlu
2 Defisit a. Tingkat a. Edukasi kesehatan
pengetahuan pengetahuan 1) Observasi
berhubungan Kriteria hasil : a) Identifikasi
dengan kurang 1) Verbalisasi kesiapan dan
terpapar informasi minat dalam kemampuan
belajar baik menerima
Definisi : 2) Mampu informasi
Ketiadaan atau menjelaskan b) Identifikasi
kurangnya pengetahuan faktor-faktor
informasi kognitif tentang suatu yang dapat
yang berkaitan topik meningkatkan
dengan topik 3) Perilaku sesuai dan
tertentu. dengan menurunkan
pengetahuan motvasi
Gejala dan tanda baik perilaku hidup
mayor : bersih dan sehat
Subjektif : 2) Terapeutik
1. Menanyakan a) Sediakan
masalah yang materi dan
dihadapi media
Objektif : pendidikan
1. Menunjukkan kesehatan
perilaku tidak b) Jadwalkan
sesuai anjuran pendidikan
2. Menunjukkan kesehatan
persepsi yang sesuai
keliru kesepakatan
terhadap c) Berikan
masalah kesempatan
untuk
Gejala dan tanda bertanya
minor : 3) Edukasi
Subjektif : a) Jelaskan
- faktor
Objektif : risiko yang
1. Menjalani dapat
pemeriksaan mempenga
yang tidak ruhi
tepat kesehatan
2. Menunjukkan b) Ajarkan
perilaku perilaku
24
Poltekkes Kemenkes Padang
berlebihan hidup
bersih dan
Kondisi klinis sehat
terkait : c) Ajarkan
Penyakit kronis strategi
yang dapat
digunakan
untuk
meningkat
kan
perilaku
hidup
bersih dan
sehat
B. Post op :
25
Poltekkes Kemenkes Padang
pada diri meredakan nyeri
sendiri c) Anjurkan
2. Tekanan memonitor nyeri
darah secara mandiri
meningka d) Ajarkan teknik
t nonfarmakologi
(teknik nafas
Kondisi klinis dalam) untuk
terkait : mengurangi rasa
Kondisi nyeri
pembedahan 4) Kolaborasi
a) Kolaborasi
pemberian
analgetik, jika
perlu
4 Defisit nutrisi c. Status nutrisi b. Manajemen nutrisi
berhubungan Kriteria hasil : 1) Observasi
dengan 1) Makanan yang a) Identifikasi
ketidakmampuan disediakan status nutrisi
mengabsorbsi dihabiskan b) Identifikasi
nutrien 2) Memiliki kebutuhan kalor
keinginan untuk dan jenis
Definisi : meningkatkan nutrien
Asupan nutrisi nutrisi c) Monitor asupan
tidak cukup untuk 3) Memiliki makanan
memenuhi pengetahuan d) Monitor berat
kebutuhan tentang pilihan badan
metabolisme makanan yang 2) Terapeutik
tepat dan sehat a) Sajikan
Gejala dan tanda 4) Memiliki makanan yang
mayor : pengetahuan tepat dan sesuai
Subjektif : tntang standar b) Berikan
- asupan nutrisi makanan
Objektif : yang tepat berserat untuk
Berat badan mencegah
menurun minimal d. Eliminasi fekal konstipasi
10% di bawah Kriteria hasil : 3) Edukasi
rentang ideal 1) Dapat a) Anjurkan posisi
mengontrol duduk, jika
Gejala dan tanda pengeluaran mampu
minor : feses b) Anjurkan diet
Subjektif : 2) Tidak ada yang
1. Kram/nyeri kluhan defekasi diprogramkan
abdomen lama dan sulit 4) Kolaborasi
2. Nafsu makan 3) Tidak ada nyeri a) Kolaborasi
menurun pada abdomen pemberian
Objektif : medikasi
1. Bising usus e. Fungsi sebelum
hiperaktif gastrointestinal makan
2. Diare Kriteria hasil : b) Kolaborasi
1) Tidak ada mual dengan ahli
Kondisi klinis 2) Tidak ada gizi untuk
26
Poltekkes Kemenkes Padang
terkait : muntah menentukan
kanker 3) Tidak ada jumlah kalori
nyeri abdomen dan jenis
4) Tidak ada nutrien yang
darah pada dibutuhkan,
feses jika perlu
27
Poltekkes Kemenkes Padang
6 Gangguan citra a. Citra tubuh a. Promosi citra tubuh
tubuh Kriteria hasil : 1) Observasi
berhubungan 1) Melihat bagian a) Identifikasi
dengan perubahan tubuh dengan harapan citra
fungsi tubuh persepsi baik tubuh
(proses penyakit) 2) Dapat berdasarkan
menerima tahap
Definisi : kecacatan/kura perkembangan
Perubahan ng baiknya b) Identifikasi
persepsi tentang bagian tubuh budaya, agama,
penampilan, 3) Tidak ada jens kelamin,
struktur dan perasaan dan umur terkait
fungsi fisik negatif tentang citra tubuh
individu. perubahan c) Identifikasi
tubuh perubahan citra
Gejala dan tanda 4) Tidak ada tubuh yang
mayor : kekhawatiran mengakibatkan
Subjektif : pada isolasi sosial
1. Mengungkapk penolakan/reak d) Monitor
an si orang lain frekuensi
kecacatan/keh mengenai pertanyaan
ilangan bentuk tubuh kritik terhadap
bagian tubuh 5) Tidak diri sendiri
Objektif : menyembunyik 2) Terapeutik
1. Fungsi/struktu an bagian a) Diskusikan
r tubuh tubuh peubahan tubuh
berubah/hilan brlebihan dan fungsinya
g b) Diskusikan
perbedaan
Gejala dan tanda penampilan
minor : fisik terhadap
Subjektif : harga diri
1. Mengungkapk c) Diskusikan
an perasaan kondisi stres
negatif yang
tentang mempengaruhi
perubahan/kec citra tubuh
acatan tubuh d) Diskusikan cara
2. Mengungkapk mengembangka
an n harapan citra
kekhawatiran tubuh secara
pada realistis
penolakan/rea 3) Edukasi
ksi orang lain a) Jelaskan kpada
3. Mengungkapk keluarga
an perubahan tentang
gaya hidup perawatan
Objektif : perubahan citra
1. Menyembunyi tubuh
kan/menunjuk b) Anjurkan
kan bagian mengungkapkan
tubuh secara gambaran diri
berlebihan terhadap citra
28
Poltekkes Kemenkes Padang
2. Menghindari tubuh
melihat c) Lihat fungsi
dan/atau tubuh yang
menyentuh dimiliki
bagian tubuh
3. Fokus
berlebihan
pada
perubahan
tubuh
4. Respon
nonverbal
pada
perubahan
dan persepsi
tubuh
Kondisi klinis
terkait :
Luka yang terlihat
7 Ansietas a. Tingkat ansietas a. Reduksi ansietas
berhubungan Kriteria hasil : 1) Observasi
dengan ancaman 1) Tidak khawatir a) Identifikasi saat
terhadap kematian akibat kondisi tingkat ansietas
yang dihadapi berubah
Definisi : 2) Tidak ada b) Identifikasi
Kondisi emosi perilaku kemampuan
dan pengalaman gelisah mengambil
subjektif individu 3) Tidak ada keputusan
terhadap objek perilaku tegang c) Monitor tanda-
yang tidak jelas 4) Tidak ada tanda ansietas
dan spesifik keluhan pusing 2) Terapeutik
akibat antisipasi 5) TTV normal a) Ciptakan
bahaya yang suasana
memungkinkan terapeutik
individu untuk
melakukan menumbuhkan
tindakan untuk kepercayaan
menghadapi b) Temani pasien
ancaman. untuk
mengurangi
Gejala dan tanda kecemasan
mayor : c) Pahami situasi
Subjektif : yang membuat
1. Merasa ansietas
bingung dengarkan
2. Merasa dengan penuh
khawatir perhatian
dengan akibat d) Gunakan
dari kondisi pendekatan
yang dihadapi yang tenang
Objektif : dan
29
Poltekkes Kemenkes Padang
1. Tampak meyakinkan
gelisah 3) Edukasi
a) Jelaskan
Gejala dan tanda prosedur,
minor : termasuk
Subjektif : sensasi yang
1. Merasa tidak mungkin
berdaya dialami
Objektif : b) Informasikan
1. Frekuensi secara faktual
nafas diagnosis,
meningkat pengobatan,
2. Frekuensi dan prognosis
nadi c) Anjurkan
meningkat keluarga untuk
3. Kontak mata tetap bersama
buruk pasien,jika
perlu
Kondisi klinis
terkait :
penyakit kronis
progresif (kanker)
30
Poltekkes Kemenkes Padang
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah Deskriptif dengan pendekatan
Studi Kasus. Studi kasus yaitu pada penelitian dimana analisa data tidak
keluar dari lingkup kasus (Donsu, 2016). Penelitian ini mendeskripsikan
tentang Asuhan Keperawatan Pada Pasien Kanker Kolon Di Ruang IRNA
Bedah RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2020.
31
Poltekkes Kemenkes Padang
berada pada suatu wilayah yang telah memenuhi syarat penelitian
(Donsu, 2016).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien dengan diganosis
kanker kolon yang dirawat di Ruang IRNA Bedah RSUP Dr. M.
Djamil Padang.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari sejumlah karakteristik yang dimiliki oleh
populasi yang digunakan untuk penelitian (Sujarweni, 2014). Sampel
penelitian ini adalah 1 orang pasien dengan diagnosis kanker kolon di
ruang Irna Bedah RSUP Dr. M. Djamil Padang. Pemilihan sampel
mengacu pada teknik purposive sampling yang disebut juga dengan
judgemen sampling yaitu suatu teknik penetapan sampel diantara
populasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti sehingga smapel
tersebut bisa mewakili karakteristik populasi yang diinginkan
(Nursalam, 2013).
Adapun kriteria sampel dalam penelitian ini adalah:
a. Kriteria inklusi
1) Pasien setuju berpartisipasi dalam penelitian.
2) Pasien yang kooperatif dan berkomunikasi dengan baik.
3) Pasien kanker kolon post op
b. Kriteria eksklusi
1) Pasien Ca Colon yang tidak sadar.
2) Pasien pulang dalam hari rawatan kurang dari lima hari.
32
Poltekkes Kemenkes Padang
D. Alat atau instrumen pengumpulan data
Alat atau instrumen pengumpulan data yang dibutuhkan dalam penelitian
adalah format pengkajian keperawatan medical bedah, alat pemeriksaan
fisik yang terdiri dari tensimeter, thermometer, stetoskop, penlight,
timbangan.
Pada penelitian ini instrumen yang dipergunakan adalah format pengkajian
keperawatan, diagnosis keperawatan, perencanaan keperawatan,
implementasi keperawatan, evaluasi keperawatan dan alat ukur yang
digunakan adalah tensimeter, stetoskop, reflek harmer, pen light, dan
tongue spatel. Pengumpulan data dilakukan dengan cara anamnesa,
pemeriksaan fisik, observasi dan studi dokumentasi.
1) Format pengkajian keperawatan terdiri dari: identitas pasien,
identitas penanggung jawab, riwayat kesehatan, kebutuhan dasar,
pemeriksaan fisik, data psikologis, data ekonomi, data spiritual,
lingkungan tempat tinggal, pemeriksaan laboratorium dan program
pengobatan.
2) Format analisa data terdiri dari: nama pasien, nomor rekam medik,
data masalah dan etiologi.
3) Format diagnosis keperawatan terdiri dari: nama pasien, nomor
rekam medik, diagnosis keperawatan, tanggal dan paraf masalah yang
ditemukan serta tanggal dan paraf masalah dapat teratasi.
4) Format rencana asuhan keperawatan terdiri dari: nama pasien,
nomor rekam medik, diagnosis keperawatan, intervensi SLKI dan SIKI
5) Format implementasi keperawatan terdiri dari: nama pasien, nomor
rekam medik, hari dan tanggal diagnosis keperawatan, implementasi
keperawatan dan paraf yang melakukan implementasi keperawatan.
6) Format evaluasi keperawatan terdiri dari: nama pasien, nomor
rekam medik, hari dan tanggal, diagnosis keperawatan, evaluasi
keperawatan dan paraf yang mengevaluasi tindakan keperawatan.
33
Poltekkes Kemenkes Padang
E. Teknik pengumpulan data
1. Jenis data
a. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari responden melalui
kuisioner, kelompok fokus, dan panel, atau juga data hasil
wawancara peneliti dengan narasumber dan data yang diperoleh
dari data primer harus diolah lagi. Data yang didapat meliputi:
identitas pasien, riwayat kesehatan pasien, pola aktivitas sehari-hari
dirumah, dan pemeriksaan fisik.
b. Data sekunder
Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh
langsung dari Ruangan Irna Bedah dan Rekam Medis RSUP Dr. M.
Djamil Padang. Data sekunder diperoleh dari sumber kedua dan
dapat berupa bukti riwayat partisipan, data penunjang (hasil labor
dan kdiagnostic), catatan atau laporan historis yang telah tersusun
dalam arsip yang tidak dipublikasikan.
34
Poltekkes Kemenkes Padang
b. Observasi
Observasi adalah pengamatan dan penacatatan secara sistematik
terhadapa gejala yang tampak pada objek penetian (Sujarweni,
2014). Observasi dapat dilakukan melalui penciuman, penglihatan,
pendengaran, perabaan dan pengecapan.
c. Pengukuran atau pemeriksaan fisik
Merupakan pemantauan kondisi pasien dengan pengukuran
menggunakan alat pengukuran, berat badan dengan timbangan
berat badan, tensi dengan tensi meter, pengukuran tekanan darah,
menghitung frekuensi napas dan menghitung frekuensi nadi.
d. Dokumentasi
Dokumentasi dapat memberi informasi tentang situasi yang tidak
diperoleh langsung melalui observasi langsung atau wawancara.
Dalam peneltian ini, peneliti menggunakan dokumen dari RS untuk
menunjang penelitian yang akan dilakukan.
Dalam peneltian metode studi dokumentasi digunakan peneliti
untuk melihat catatan perkembangan pasien, dan arsip.
F. Analisa data
Analisis yang dilakukan pada penelitian ini adalah menganalisi semua
temuan pada tahapan proses keperawatan dengan menggunakan konsep
dan teori keperawatan pada pasien dengan kanker kolon. Data yang telah
didapat dari hasil melakukan asuhan keperawatan mulai dari pengkajian,
penegakkan diagnosis, merencanakan tindakan akan dinarasikan dan
dibandingkan dengan teori asuhan keperawatan pasien dengan kanker
kolon. Analisis yang dilakukan untuk menentukan kesesuian teori yang
ada dengan kondisi pasien dan hasil penelitian dari peneliti lain.
35
Poltekkes Kemenkes Padang
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Tempat
Pengambilan kasus ini dilakukan di Ruangan Bedah Wanita RSUP Dr. M.
Djamil Padang dengan waktu pengambilan data mulai tanggal 26 Februari
2020 sampai tanggal 02 Maret 2020. Bedah Wanita terdiri dari 4 ruangan
yaitu ruangan 1, ruangan 2, ruangan 3, dan ruangan isolasi. Ruang Bedah
Wanita dikepalai oleh kepala ruangan dan kepala tim untuk ruangan.
Jumlah tenaga keperawatan terdiri dari 1 orang karu dan 12 orang perawat
pelaksana yang dibagi menjadi 3 shift pagi, sore dan malam. Selain
perawat ruangan terdapat juga beberapa orang mahasiswa praktek dari
berbagai institusi juga ikut andil dalam melakukan asuhan keperawatan
pada pasien.
B. Deskripsi Kasus
Penelitian telah melibatkan 1 orang pasien yang memiliki kasus asuhan
keperawatan pada pasien dengan kanker kolon. Proses keperawatan yang
dimulai dari pengkajian, menegakkan diagnosis keperawatan, intervensi
keperawatan, implementasi keperawatan dan evaluasi keperawatan sebagai
berikut :
1. Pengkajian
Hasil penelitian tentang pengkajian yang didapatkan peneliti melalui
wawancara, pemeriksaan fisik dan dokumentasi pada pasien dapat
dilihat pada dibawah ini :
a) Identitas Pasien
Pengkajian yang didapatkan berdasarkan Studi Dokumentasi dan
Wawancara : Pasien Ny. R, berusia 53 tahun, status sudah kawin
dengan 3 orang anak yang berusia 25 tahun, 21 tahun dan 19 tahun.
Pasien beragama islam, pendidikan terakhir SD, sehari-hari pasien
bekerja sebagai petani, alamat pasien Desa Sungai Rengas Muko
Muko,Bengkulu, Dx Medis : Ca Colon
36
Poltekkes Kemenkes Padang
b) Keluhan Utama
Pasien masuk ke RSUP Dr. M Djamil Padang pada 20 Februari
2020 pada pukul 21.00 WIB melalui IGD dengan keluhan BAB
sulit keluar (kostipasi) sejak ±1 bulan yang lalu, nyeri pada perut
kanan bawah (terasa nyeri saat beraktivitas), nyeri berlangsung
lama dan semakin berat saat pasien bergerak. Badan lemas, nafsu
makan menurun.
37
Poltekkes Kemenkes Padang
d) Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien mengatakan tidak ada riwayat kanker lain sebelumnya. Saat
pengkajian, pasien memiliki kebiasaan makanan siap saji,
pemakaian penyedap rasa pada makanan, tidak suka makan buah
dan sedikit minum air putih.
f) Pengkajian ADL
Ny. R mengatakan saat sehat tidur kurang lebih 1 jam dan malam
hari tidur lebih kurang 7 jam . semua aktivitas bisa dilakukan
dengan mandiri. Pada saat sakit tidur sering terbangun dan tidur
hanya ±2-3 jam/hari, semua aktivitas di bantu oleh keluarga/
perawat seperti makan, minum, ke kamar mandi.
g) Pemeriksaan Fisik
Saat dilakukan pemeriksaan fisik tanggal 26 Februari 2020 pukul
12.30 WIB didapatkan tinggi/berat badan : 158 cm/40 Kg (BB
menurun saat sakit sebanyak 10 Kg; BB saat sehat 50 Kg, BB saat
sakit 40 Kg). IMT : BB/(TB)² : 40 Kg/(1,58m)² : 16,02 (Kurus).
Keadaan umum pasien lemah, GCS 15. Tekanan darah 130/80
mmHg, suhu 36,8˚C, nadi 80x/menit, pernafasan 20x/menit. Wajah
pasien tampak pucat. Rambut sudah mulai memutih sebagian.
Pendengaran kurang jelas. Konjungtiva anemis. Mukosa bibir
kering, terlihat ada karies gigi, bau mulut pasien tidak enak. Turgor
kulit buruk, kering, terdapat stomata (colostomy) pada perut bagian
kanan bawah. Pada tangan sebelah kanan terpasang IVFD RL 20
tetes/menit, CRT > 3 detik, akral dingin. Pada abdomen terdapat
colostomy di bagian abdomen sebelah kanan bawah, ada nyeri
38
Poltekkes Kemenkes Padang
tekan, terdapat massa pada abdomen, bising usus menurun
(4x/menit).
h) Data Psikologis
Ny.R mampu menjawab dengan baik semua pertanyaan yang
diajukan. Ny.R mengatakan merasa cemas dengan kondisi
penyakitnya. Kontak mata Ny.R kurang saat bicara
j) Data Spritual
Ny.R mengatakan Tuhan akan memberikan kesembuhan dari
penyait yang dideritanya dan dapat beraktivitas normal kembali
seperti biasa. Selama menjalani perawatan Ny.R selalu berdoa dan
sedih saat tidak bisan beribadah.
k) Karakteristik Lingkungan
Tempat pembuangan kotoran : seperti tank, tempat pembuangan
sampah : tempat sampah, sumber air minum : air bersih (PDAM)
tempat pembuangan air limbah : selokan.
l) Data Penunjang
Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 26 Februar 2020
Hemoglobin 11,4 g/dl, Leukosit 4.980/mm³, Trombosit
323.000/mm³, Hematokrit 36%. Tanggal 27 Februari 2020 Ureum
Darah 15 mg/dl, kreatinin darah 0,4mg/dl, Natrium 3,3 mmol/L,
Klorida Serum 101 mmol/L
39
Poltekkes Kemenkes Padang
m) Program Terapi
Tutufusin 1 Kolof (IV), RL 1 Kolof (IV), Metoctopramid 1 gr (IV),
Ranitidine 1 amp (IV), Ketorolac 1 gr (IV), Kalnex 500 gr (tab),
Vit.K 1 tab (tab).
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan berdasarkan data yang didapatkan berupa data
subjektif dan objektif. Berikut ini merupakan diagnosis keperawatan
yang ditegakkan peneliti pada pasien.
a) Diagnosis Keperawatan I
Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis dengan
data subjektif klien mangatakan nyeri pada area kolostomi (perut
sebelah kanan bawah), nyeri terasa seperti diiris-iris. pasien
mengatakan nyeri terasa terus menerus, nyeri berkurang saat pasien
beristirahat/tidak melakukan kegiatan. Pasien mengatakan nyeri
mengakibatkan sulit beraktivitas, skala nyeri 6. Pasien mengatakan
durasi nyeri ±5-10 menit. Sedangkan data objektifnya pasien
tampak meringis, pasien tampak gelisah, pasien tampak pucat dan
lemah, tekanan darah 130/90 mmHg, nadi 86x/menit, pernafasan
20x/menit, suhu 36,5°C.
b) Diagnosis Keperawatan II
Ansietas berhubungan dengan ancaman terhadap kematian dengan
data subjektif pasien mengatakan merasa khawatir akan
penyakitnya, pasien mangatakan sulit berkonsentrasi, pasien
mengeluh pusing, pasien mengatakan merasa tidak berdaya.
Sedangkan data objektif pasien tampak gelisah, pasien tampak
pucat, kontak mata pasien buruk.
c) Diagnosis Keperawatan III
Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mengabsorbsi
nutrien dengan data subjektif pasien mengatakan nafsu makan
menurun, pasien mengatakan kram/nyeri pada abdomen.
40
Poltekkes Kemenkes Padang
Sedangkan data objektif Berat Badan pasien menurun (BB sebelum
sakit 50 Kg, BB saat sakit 40 Kg), IMT = BB/(TB)²= 40
Kg/(1,58m)²= 16,02 (kurus), pasien tampak tidak bertenaga,
rambut pasien tampak rontok, membrane mukosa pasien tampak
pucat, diit : makanan lunak (ml).
d) Diagnosis Keperawatan IV
Gangguan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan perubahan
sirkulasi dengan data subjektif pasien mengatakan terasa nyeri
pada area operasi, pasien mengatakan gatal-gatal pada area sekitar
kolostomi. Sedangkan data objektif terdapat kerusakan jaringan
kulit/luka pada area operasi, terdapat kolostomi pada perut bagian
kanan bawah pasien, tampak kemerahan pada area sekitar
kolostomi pasien, diameter kolostomi 4 cm
e) Diagnosis Keperawatan V
Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri dengan data
subjektif pasien mengeluh sulit tidur karena nyeri di bagian perut
sebelah kanan bawah, pasien mengeluh sering terjaga di malam
hari, pasien mengatakan tidur nyenyak hanya 2-3 jam/hari, pasien
mengeluh pola tidur berubah, pasien mengeluh istirahat tidak
cukup. Sedangkan data objektif pasien tampak lemah, pasien
tampak lesu, pasien tampak pucat, pasien tampak tidak
bersemangat, terdapat kantong mata di bawah mata pasien,
konjungtiva anemis, pasien tampak gelisah.
3. Rencana Keperawatan
Rencana keperawatan yang dilakukan pada partisipan mengacu pada
SIKI dan SLKI. Berikut adalah rencana asuhan keperawatan
partisipan. Rencana keperawatan yang berkaitan pada Ny.R dengan
diagnosis keperawatan pada klien sebagai berikut :
a) Diagnosis I
Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
mempunyai tujuan (SLKI) nyeri terkontrol, dapat mengenali onset
41
Poltekkes Kemenkes Padang
nyeri, dapat mengenali penyebab nyeri, dapat menggunakan teknik
non-farmakologis untuk penghilang nyeri. Rencana tindakan yang
dilakukan (SIKI) yaitu manajemen nyeri ; observasi : identifikasi
lokasi, karakteristik, frekuensi nyeri, Identifikasi skala nyeri,
respon nyeri non verbal, faktor yang memperberat dan
memperingan nyeri. Terapeutik : berikan teknik non-farmakologis
untuk menghilangkan nyeri (teknik nafas dalam), kontrol
lingkungan, fasilitasi istirahat dan tidur. Edukasi : jelaskan
penyebab pemicu nyeri nyeri, jelaskan strategi meredakan nyeri
(teknik nafas dalam, pemberian obat anti nyeri mis. Ketorolac)
b) Diagnosis II
Ansietas berhubungan dengan ancaman terhadap kematian
mempunyai tujuan (SLKI) tidak ada verbalisasi kebingungan, tidak
ada verbalisasi khawatir akibat kondisi yang dihadapi, tidak ada
perilaku gelisah, tidak ada perilaku tegang, tidak ada keluhan
pusing, tidak pucat. Rencana tindakan yang akan dilakukan (SIKI)
yaitu terapi relaksasi ; observasi : identifikasi penurunan tingkat
energi, ketidakmampuan berkonsentrasi, atau gejala lain yang
mangganggu kemampuan kognitif, identifikasi teknik relaksasi
yang pernah efektif digunakan, identifikasi kesediaan, kemampuan,
dan penggunaan teknik sebelumnya. Periksa ketegangan otot,
frekuensi nadi, tekanan darah dan suhu sebelum dan sesudah
latihan. Monitor respons terhadap relaksasi. Terapeutik : ciptakan
lingkungan tenang dan nyaman, berikan informasi tertulis tentang
prosedur teknik relaksasi, gunakan pakaian longgar, gunakan
relaksasi sebagai penunjang dengan anlagetik atau tindakan medis
lain jika sesuai. Edukasi : jelaskan tujuan, manfaat, batasan dan
teknik non farmakologi (teknik nafas dalam). Jelaskan secara rinci
teknik nafas dalam, anjurkan mengambil posisi nyaman, anjurkan
rileks dan merasakan sensai relaksasi, anjurkan sering mengulangi
42
Poltekkes Kemenkes Padang
dan melatih teknik relaksasi (nafas dalam), demonstrasikan teknik
relaksasi (nafas dalam).
c) Diagnosis III
Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan
mengabsorbsi nutrien mempunyai tujuan (SLKI) memiliki
pengetahuan tentang asupan nutrisi yang tepat, tidak ada nyeri
abdomen, berat badan normal/bertambah, frekuensi makan
membaik, nafsu makan baik, tidak ada mual. Rencana tindakan
yang akan dilakukan (SIKI) yaitu manajemen nutrisi ; observasi :
identifikasi status nutrisi, identifikasi alergi dan intoleransi
makanan, identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien, monitor
asupan makanan, monitor berat badan. Terapeutik : fasilitasi
makanan yang sesuai/ diet sesuai. Edukasi : anjurkan diet yang
diprogramkan. Kolaborasi : kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien yang dibutuhkan, jika
perlu.
d) Diagnosis IV
Gangguan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan
perubahan sirkulasi mempunyai tujuan (SLKI) tidak ada nyeri,
tidak ada perdarahan, tidak ada hematoma, tidak ada pigmentasi
abnormal, tidak ada jaringan parut. Rencana tindakan yang akan
dilakukan (SIKI) yaitu terapi relaksasi ; observasi : monitor
karakteristik luka, monitor tanda-tanda infeksi. Terapeutik : ganti
kantong kolostomi dan bersihkan stomata. Edukasi : jelaskan tanda
dan gejala infeksi, ajarkan prosedur perawatan luka secara mandiri.
Kolaborasi : kolaborasi pemberiat obat (antibiotik) tertentu.
e) Diagnosis V
Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri mempunyai
tujuan (SLKI) tidak sulit tidur, tidak sering terjaga, tidur pulas,
43
Poltekkes Kemenkes Padang
pola tidur baik, istirahat adekuat. Rencana tindakan yang akan
dilakukan (SIKI) yaitu dukungan tidur ; observasi : identifikasi
pola aktivitas dan tidur, identifikasi faktor pengganggu tidur
(fisik/psikologis), identifikasi makanan dan minuman yang
mengganggu tidur. Terapeutik : modifikasi lingkungan (mis.
Pencahayaan), batasi waktu tidur siang jika perlu, fasilitasi
menghilangkan stress sebelum tidur, tetapkan jadwal tidur rutin,
lakukan prosedur untuk meningkatkan kenyamanan, sesuaikan
jadwal pemberian obat dan/ atau untuk menunjang siklus tidur.
Edukasi : jelaskan pentingnya tidur cukup selama sakit, anjurkan
menepati kebiasaan waktu tidur, anjurkan mengindari
makanan/minuman yang mengganggu tidur, anjurkan relaksasi.
4. Implementasi Keperawatan
Berikut adalah implementasi yang dilakukan pada pasien :
1) Diagnosis I
Implementasi keperawatan yang dilakukan selama 5 hari pada
Ny.R dengan masalah keperawatan Nyeri akut berhubungan
dengan agen pencedera fisiologis melakukan pengkajian nyeri
secara komprehensif meliputi lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas dan penyebab. Kaji dampak nyeri terhadap
kualitas hidup, kaji bagaimana pasien mengatasi nyeri.
Mengajarkan penggunaan teknik non-farmakologis (teknik nafas
dalam). Monitor TTV, memberikan obat anti nyeri (Ketorolac 1
gram secara iv).
2) Diagnosis II
Implementasi keperawatan yang dilakukan selama 5 hari pada
Ny.R dengan masalah keperawatan Ansietas berhubungan
dengan ancaman terhadap kematian melakukan mengkaji skala
cemas, mengkaji penyebab cemas pada pasien, mencari teknik
relaksasi untuk mengurangi cemas (teknik nafas dalam), meminta
44
Poltekkes Kemenkes Padang
persetujuan pasien untuk melakukan teknik nafas dalam,
memperagakan teknik nafas dalam dan meminta pasien untuk
menirukan, monitor respons pasien terhadap teknik non
farmakologis (nafas dalam).
3) Diagnosis III
Implementasi keperawatan yang dilakukan selama 5 hari pada
Ny.R dengan masalah keperawatan Defisit nutrisi berhubungan
dengan ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien melakukan kaji
status nutrisi pasien (kaji porsi makan pasien, frekuensi makan dan
minum), kaji intake dan output pasien, kaji apakah pasien memiliki
alergi atau tidak, monitor asupan makanan, kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan
pasien, memberikan informasi tentang kebutuhan nutrisi, monitor
adanya penurunan berat badan, monitor kulit kering dan perubahan
pigmentasi, monitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah patah.
Monitor mual muntah. Memberi obat untuk meredakan mual
(metoctropamide 1 gram secara iv).
4) Diagnosis IV
Implementasi keperawatan yang dilakukan selama 5 hari pada
Ny.R dengan masalah keperawatan Gangguan integritas
kulit/jaringan berhubungan dengan perubahan sirkulasi
melakukan mengkaji karakteristik pada luka post op pasien,
memonitor tanda-tanda infeksi pada luka bekas operasi, mengganti
kantong kolostomi dan membersihkan stomata. Memberi obat
untuk mengehentikan perdarahan (Kalnex 500 gram, Vit. K 1 tab).
5) Diagnosis V
Implementasi keperawatan yang dilakukan selama 5 hari pada
Ny.R dengan masalah keperawatan Gangguan pola tidur
45
Poltekkes Kemenkes Padang
berhubungan dengan nyeri melakukan kaji pola aktivitas dan
tidur pasien, kaji faktor pengganggu tidur, kaji makanan/minuman
yang mengganggu tidur, memodifikasi lingkungan untuk membuat
nyaman tidur pasien, meminta pasien untuk membuat jadwal tidur
rutin dan mempraktekkannya. Menjelaskan pentingnya tidur cukup
selama sakit.
5. Evaluasi Keperawatan
1) Setelah dilakukan implementasi, hasil yang didapatkan :
Dianosis I Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera
fisiologis yaitu nyeri akut teratasi sebagian pada hari rawatan ke-4
ditandai dengan data subjektif pasien nyeri pada abdomen sudah
berkurang, nyeri terasa ditusuk-tusuk dan berdenyut denyut, nyeri
hilang timbul, berlangsung selama 2-3 menit dengan skala nyeri 4.
Data objektif pasien tampak tenang, rileks, TD 120/70 mmHg, HR
90x/menit, RR 20x/menit, T 37°C. Masalah teratasi sebagian
dengan kriteria nyeri pasien belum sepenuhnya terkontrol, pasien
sudah melakukan tindakan mengurangi nyeri. Intervensi
dilanjutkan dengan mengkaji nyeri secara komprehensif kembali,
monitor nyeri, dan manajemen nyeri
46
Poltekkes Kemenkes Padang
Dianosis II Defisit nutrisi berhubungan dengan
ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien yaitu defisit nutrisi
sudah mulai teratasi pada hari rawatan ke-3 ditandai dengan data
subjektif pasien mengatakan sudah mulai nafsu makan, berat badan
naik 3 Kg sejak sakit. Data objektif pasien tampak mulai berisi, Hb
11,4, total protein 52. Masalah defisit nutrisi teratasi sebagian.
Ntevensi dilanjutkan dengan manajemen nutrisi dan monitor nutrisi
(intake & output). Masalah defisit nutrisi telah teratasi pada hari
ke-5.
47
Poltekkes Kemenkes Padang
C. Pembahasan Kasus
Pada pembahasan kasus ini peneliti akan membahas perbandingan antara
teori dengan laporan kasus asuhan keperawatan pada pasien dengan kanker
kolon pada partisipan. Kegiatan dilakukan pada tanggal 26 Februari 2020,
28 Februari 2020, 29 Februari 2020, 01 Maret 2020, 02 Maret 2020 di
ruang bedah wanita RSUP Dr. M. Djamil Padang meliputi pengkajian
menegakkan diagnosis keperawatan, membuat rencana tindakan,
melakukan implementasi, dan melakukan evaluasi keperawatan sebagai
berikut :
1. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang
bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data tentang pasien,
agar dapat mengidentifikasi, mengenali masalah-masalah, kebutuhan
kesehatan dan keperawatan pasien, baik fisik, mental, sosial dan
lingkungan menurut Effendy (Dermawan, 2012)
Pasien bernama Ny. R berumur 53 tahun, berjenis kelamin
perempuan, lahir di Bengkulu, masuk dengan diagnosa Medis kanker
kolon. Menurut data Global Burden Cancer (Globocan) (2012),
insiden kanker kolon di Indonesia sebesar 12,8 per 100.000 penduduk
usia dewasa (Ardhiansyah, 2018). Kanker kolon menempati urutan ke-
3 pada wanita, di bawah kanker payudara dan kanker rahim
(Mulansari, 2018). Hal ini juga sejalan dengan hasil penelitian Astuti
tentang Profil dan Kesintasan Penderita Kanker Kolon tahun 2019 di
RSUP Dr. M. Djamil Padang menunjukkan bahwa penderita kanker
kolon paling banyak dengan rentang usia 45-55 tahun.
48
Poltekkes Kemenkes Padang
mengatakan nyeri mengakibatkan sulit beraktivitas, skala nyeri 6, T :
pasien mengatakan durasi nyeri ± 5-10 menit. Pasien mengatakan
sudah selesai melakukan operasi colostomy pada 24 Februari. Pasien
mengatakan gatal-gatal pada area sekitar kolostomy, terdapat
kerusakan jaringan kulit pada area luka operasi, tampak kemerahan
pada area sekitar kolostomy pasien, diameter kolostomy pasien = 4 cm.
Pasien juga mengatakan sulit tidur, badan terasa lemah, lesu. Pasien
terlihat pucat, tidak bersemangat, tampak kantong mata dan kehitaman
di area bawah mata pasien. pasien merasa khawatir akan penyakit yang
dideritanya, pasien mengatakan sulit untuk berkonsentrasi, pasien
mengeluh pusing, pasien tampak gelisah, kontak mata pasien buruk.
Data psikologis yang ditemukan pada pasien adalah cemas akan kondisi
kesehatannya saat ini, dan takut untuk di operasi ke dua kalinya, takut
akan perannya sebagai ibu tidak dapat terpenuhi dengan baik, pasrah
kepada tuhan yang maha kuasa, kontak mata kurang, hal ini sejalan
dengan perjalanan penyakit pada kanker kolon yaitu bila adenoma
49
Poltekkes Kemenkes Padang
tersebut tumbuh dan berkembang didaerah lumen yang sempit
(desenden atau bagian bawah), maka obstruksi akan terjadi karena isi
tidak dapat meleati lumen yang telah terdesak oleh massa. Namun
kejadian obstruksi tersebut dapat menjadi total atau parsial maka akan
dilakukan tindakan, yang akan dilakukan adalah dengan melakukan
tindakan pembedahan (operasi) yang menyebabkan pasien merasa
cemas dan takut untuk melakukan tindakan tersebut (Mardalena, 2014).
2. Diagnosis Keperawatan
Berdasarkan data pengkajian yang dilakukan pada pasien didapatkan 4
diagnosis keperawatan. Peneliti memprioritaskan diagnosis utama yang
muncul adalah nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera
fisiologis. Nyeri yang terjadi pada pasien disebabkan oleh usus besar
berdistensi. Pada lokasi ini, lesi seringkali mengalami ulserasi,
sehingga terjadi anemia, serta feses yang berwarna gelap dan coklat
kemerahan, perubahan pola defekasi, nyeri abdomen (Mardalena,
2014).
50
Poltekkes Kemenkes Padang
Diagnosis kedua peneliti merumuskan diagnosis keperawatan Ansietas
berhubungan dengan ancaman terhadap kematian.
51
Poltekkes Kemenkes Padang
karena usus besar berdistensi.sehingga menyebabkan penrunan berat
badan, anemia dan anorekia dan terjadi defisit nutrisi pada pasien
karna ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien (Mardalena, 2014).
52
Poltekkes Kemenkes Padang
pada perut bagian kanan bawah pasien, tampak kemerahan pada area
sekitar kolostomi pasien, diameter kolostomi 4 cm.
3. Rencana Keperawatan
53
Poltekkes Kemenkes Padang
perencanaan adalah kegiatan dalam keperawatan yang meliputi :
meletakkan pusat tujuan pada klien, menetapkan hasil yang ingin
dicapai, dan memilih intervensi keperawatan untuk mencapau tujuan.
Perencanaan keperawatan adalah metode pemberian perawatan
langsung pada klien. Pada pelayanan kesehatan, perencanaan dapat
ditulis menggunakan komputer atau dengan atau dengan formulir
khusus (Februanti, sofia. 2019)
54
Poltekkes Kemenkes Padang
makan membaik, nafsu makan baik, tidak ada mual. Berdasarkan
tujuan tersebut intervensi yang dilakukan adalah manajemen nutrisi
yaitu dengan mengidentifikasi status nutrisi pasien, identifikasi alergi
dan toleransi, identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien, monitor
asupan makanan dan berat badan pasien, anjurkan diet yang
diprogramkan, kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrien yang dibutuhkan.
55
Poltekkes Kemenkes Padang
kolostomi dan bersihkan stomata, jelaskan tanda-tanda dan gejala
infeksi, ajarkan prosedur perawatan luka secara mandiri, kolabrasi
pemberian obat(antibiotik) jika perlu.
4. Implementasi Keperawatan
Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan tidak semua tindakan
keperawatan dilaksanakan oleh peneliti karena peneliti tidak merawat
klien 24 jam. Peneliti melakukan studi dokumentasi terhadap tindakan
yang telah dilakukan perawat ruangan umumnya sudah sesuai dengan
intervensi yang ada pada SIKI.
56
Poltekkes Kemenkes Padang
RSU Banyumas Tahun 2018 mengatakan bahwa nyeri dan kecemasan
pada pasien kanker kolon dapat diatasi dengan salah satu cara adalah
teknik nafas dalam.
57
Poltekkes Kemenkes Padang
mulut sambil merasakan ekstrimitas atas dan bawah rileks. Ke-tujuh,
anjurkan bernafas dengan irama normal 3 kali. Ke-delapan, menarik
nafas lagi melalui hidung dan mengehembuskan melalui mulut secara
perlahan-lahan. Ke-sembilan, membiarkan telapak tangan dan kaki
rileks. Ke-sepuluh, usahakan agar tetap konsentrasi/mata sambil
terpejam. Ke-sebelas, pada saat konsentrasi pusatkan pada daerah yang
nyeri. Ke-duabelas, anjurkan untuk mengulangi prosedur hingga nyeri
terasa berkurang. Ke-tigabelas, ulangi sampai 3 kali, dengan selingi
istirahat singkat setiap 5 kali. Ke-empatbelas, melakukan evaluasi (
menanyakan perasaan pasien setelah melakukan nafas dalam, apakah
nyeri yang dirasakan berkurang), Ke-limabelas, cici tangan.,
menjelaskan prosedur yang akan kita lakukan pada pasien
58
Poltekkes Kemenkes Padang
kontrol nyeri. Dengan kriteria hasil dapat melaporkan nyeri terkontrol,
dapat mengenali onset, dapat mengenali penyebab nyeri, dapat
menggunakan teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri.
Pasien diberikan analgetik berupa ranitidine, pada hari ke-5, nyeri
pasien sudah mulai berkurang dengan skala nyeri 3, durasi nyeri ±2-3
menit, nyeri berkurang saat pasien beristirahat dan melakukan teknik
nafas dalam.
59
Poltekkes Kemenkes Padang
SLKI yaitu terapi relaksasi. Dengan data hari pertama pasien
mengatakan cemas atas penyakit yang dideritanya, pasien mengatakan
cemas. Pasien tampak gelisah dan khawatir atas kondisinya. Intervensi
dilanjutkan (teknik nafas dalam). Pada hari ke-4 pengkajian pasien
mengatakan rasa cemasnya berkurang. Pasien mengatakan tidak cemas
lagi, pasien tampak tenang, TTV normal, pasien tidak cemas lagi,
intervensi dihentikan.
60
Poltekkes Kemenkes Padang
BAB V
PENUTUP
A. Kesimplan
Berdasarkan hasil penelitian asuhan keperawatan pada pasien dengan
kanker kolon di ruangan bedah wanita RSP Dr. M. Djamil Padang tahun
2020, peneliti mengambil keputusan sebagai berikut :
1. Hasil pengkajian keperawatan dilakukan secara umum didapatkan data
bahwa pasien mengeluh nyeri, merasa cemas, tidak nafsu makan, dan
sulit tidur
61
Poltekkes Kemenkes Padang
kulit/jaringan sudah teratasi pada hari kelima, masalah keperawatan
ansietas, gangguan pola tidur teratasi pada hari ke empat.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, peneliti memberikan saran sebagai berikut
1. Bagi Peneliti
Diharapkan hasil penelitian ini menambah kemampuan dan pengalaman
peneliti dalam keperawatan medikal bedah terutama pada kasus kanker
kolon serta menambah wawasan dan ilmu pengetahuan peneliti tentang
penerapan asuhan keperawatan pada pasien kanker kolon.
2. Bagi Rumah Sakit
a. Bagi pempinan rumah sakit
Diharapkan melalui pimpinan RSUP Dr. M. Djamil Padang untuk
menjadikan teknik relaksasi napas dalam bagian dari SOP ruangan
yang membantu mengatasi masalah nyeri pasien disetiap melakukan
asuhan keperawatan yang diberikan perawat dirumah sakit kepada
pasien untuk menjadi salah satu asuhan keperawatan yaitu teknik non
farmakologis yang membantu proses kesembuhan pasien.
b. Bagi perawat IRNA Bedah
Kepada perawat ruangan IRNA Bedah RSUP Dr. M. Djamil
diharapkan untuk mempertahankan dan lebih meningkatkan
penggunaan terapi nonfarmakologi dalam memberikan asuhan
keperawatan yang diberikan kepada pasien, terutama pada pasien
dengan kanker kolon.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan hasil penelitian ini, dapat menambah studi kepustakaan dan
menjadi masukan yang berarti dan bermanfaat bagi mahasiswa Poltekkes
Kemenkes Padang khususnya jurusan keperawatan.
4. Peneliti Selanjutnya
Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai perbandingan dan
data dasar pada penelitian selanjutnya tentang kanker kolon.
62
Poltekkes Kemenkes Padang
DAFTAR PUSTAKA
Alteri, R. 2017. Colorectal Cancer Facts & Figure. Atlanta : American Cancer
Socety
Anwar & Khomsan. 2009. Makan Tepat, Badan Sehat. Jakarta Selatan : Penerbit
Hikmah
Ardhiansyah. 2018. Kanker Kolon. Surabaya : Airlangga University Press
Ariani, Sofi. 2015. Stop Kanker. Yogyakarta : Istana Media
Astuti. 2019. Profil Dan Kesintasan Penderita Kanker Kolon Di RSUP Dr. M.
Djamil Padang, Heme, Vol 1 No 1, Januari 2019
Diyono & Mulyanti. 2013. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah : Sitem
Pencernaan. Jakarta : Kencana
Indah, Yunita. 2010. Stop Kanker. Jakarta Selatan : AgroMedia Pustaka
Khomsan, Ali. 2019. Rahasia Sehat Dengan Makanan Berkhasiat. Jakarta :
Kompas Media Nusantara
Masrul. 2018. Pengaruh Konsumsi Serat Dengan Pengurangan Risiko Kanker
Kolon di Negara Barat, Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas, Vol. 12.
No. 9, Hal 97. 101
Manuaba. 2010. Panduan Penatalaksanaan Kanker Sold Peraboi 2010. Jakarta :
Sagung Seto
Mardalena. 2014. Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Sistem
Pencernaan. Yogyakarta : Pustaka Baru Press
Mulansari. 2018. Kanker Kolorektal. Jakarta : Harapan Terpadu
Nuaris, dkk. 2017. Gangguan Pada Sistem Perkemihan & Penatalaksanaan
Keperawatan. Jakarta : EGC
Sakiyan. 2018. Tindakan Hipnoterapi Untuk Mengatasi Rasa Sakit Dan
Kecemasan Pada Pasien Kanker Kolon Di RSU Banyumas Tahun 2018,
Muhammadiyah Journal of Nursing
Siagian, Priska. 2014. Kami Berani Melawan Kanker. Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama
Siagian, Priska. 2016. Catatan Hati Pejuang Kanker. Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama
63
Poltekkes Kemenkes Padang
Lampiran 1
TanggalMasuk : 27-02-2020
4. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
5. Kebutuhan Dasar
a. Makan
Sehat: Pasien makan biasanya 3x hari (pagi,siang,malam). Pasien makan 1
piring nasi setiap makan, tidak ada pantangan.
Sakit: Pasien megatakan nafsu makan menurun sejak 2 minggu yang lalu.
Pasien hanya menghabiskan ½ porsi diit yang telah diberikan karena tidak
berselera untuk makan.
b. Minum
Sehat : Pasien biasanya minum ±8 gelas/hari
Sakit: Pasien tidur ±3-4 jam/hari, kadang tidak tidur. Pasien sulit tidur
karena nyeri pada perut
d. Mandi
Sehat: Pasien mandi ±2x/hari (pagi dan sore)
e. Eliminasi
Sehat: Pasien BAB ±1x/hari, BAB lancar tidak ada lendir dan darah. BAB
padat, warna kuning. BAK ±4-5x/hari, warna kuning jernih. Tidak ada nyeri
saat BAB ataupun BAK
Sakit: 2 bulan yang lalu BAB pasien kecil seperti kotoran kambing
berwarna kehitaman. Pasien mengatakan BAB berdarah dan berlendir BAB
sulit keluar (konstipasi), pasien BAB tiap 2 jam sekali dengan konsistensi
cair, BAB bercampur bercampur darah dan lendir sebanyak 20cc setiap
pasien BAB. Warna BAB kuning. BAK pasien normal tidak ada keluhan
saat akan BAK ataupun sesudah BAK, dengan warna BAK kekuningan,
frekuensi BAK sekitar 5-6 kali sehari, bau khas.
f. Aktifitas pasien
Sehat: Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari sendiri (mandiri), tanpa
bantuan orang lain
a. Tinggi / Berat Badan: 158 cm/ 40 kg (BB meurun saat sakit sebanyak 10 Kg ;
BB saat sehat 50 Kg, BB saat sakit 40 Kg).
b. IMT : BB/(TB)²
: 40 Kg/(1,58 m)²
: 16,02 (kurus)
c. Keadaan umum : Pasien lemah, GCS 15
d. Tekanan Darah : 130/80 mmHg
e. Suhu : 36,8°C
f. Nadi : 80x/menit
g. Pernafasan : 20x/menit
h. Wajah : Wajah tampak pucat
i. Rambut : Rambut bersih, rambut sudah mulai memutih
sebagian
j. Telinga : Telinga bersih, tidak ada lesi, pendengaran kurang
jelas
k. Mata : Mata simetris kiri dan kanan, konjungtiva anemis,
sklera tidak ikterik
l. Hidung : Hidung bersih, tidak ada lesi, tidak ada sekret, tidak
ada nyeri tekan, tidak ada pernafasan cuping hidung
m. Mulut : Mukosa bibir kering, terlihat ada karies gigi,
keadaan gigi utuh, bau mulut pasien tidak enak.
n. Leher : Tidak ada pembesaran vena jugularis, tidak ada
pembesaran getah bening
o. Kulit : Turgor kulit buruk, kering, terdapat stomata
(colostomy) pada perut bagian kanan bawah.
p. Ekstremitas
Atas : tidak terdapat oedema, tangan sebelah kanan terpasang IUFD RL 20
tetes/menit. CRT >3 detik, akral dingin
Bawah : tidak terdapat oedema, CRT >3 detik, akral dingin
r. Sistem Kardiovaskuler :
I : Ictus cordis tidak terlihat
P : Ictus cordis teraba
P : Batas jantung normal
A : Irama reguler
s. Sistem Pencernaan
I : Terdapat colostomy di bagian abdomen sebelah kanan bawah
P : Ada nyeri tekan, terdapat massa pada abdomen
P : timpani
A : Bising usus menurun (4x/menit)
7. Data Psikologis
Status emosional : Tidak banyak bicara
Kecemasan : Pasien mengatakan sangat cemas dengan
kondisinya sekarang
Pola koping : Pasien berdoa agar diberikan kesembuhan dan
9. Data Spiritual
Pasien banyak mengingat Allah SWT,banyak beristighfar dan berdoa kepada Allah
SWT agar diberi kesembuhan.
Mahasiswa
( )
NIM :
ANALISA DATA
Data Objektif:
a Pasien tampak meringis
b Pasien bersikap protektif
c Pasien tampak gelisah
Data Objektif :
a Pasien tampak lemah
b Pasien tampak lesu
c Pasien tampak pucat
d Pasien tampak tidak
bersemangat
e Terdapat kantong mata di
bawah mata pasien
f Terdapat lingkaran hitam
di sekitar mata pasien
Data Objektif:
a Berat Badan menurun
(BB sebelum sakit : 50
Kg, BB saat sakit : 40
KG), TB : 158 cm
b IMT = BB/(TB)² 40
Kg/(1,58 m)² : 16,02
(kurus)
c Pasien tampak tidak
bertenaga
d Rambut pasien tampak
rontok
e Membran mukosa pasien
tampak pucat
f Diit = makanan lunak
(ML)
Data Objektif:
a Pasien tampak gelisah
b Pasien tampak pucat
c Kontak mata pasien
buruk
Data Objektif:
a Terdapat kerusakan
jaringan kulit/ luka pada
area operasi
b Terdapat kolostomi pada
4. Gangguan integritas
kulit/jaringan berhubungan
dengan perubahan sirkulasi
PERENCANAAN KEPERAWATAN
1. KU lemah
2. Ny.R tampak kesakitan
3. Ny.R tampak meringis
4. Ny R tampak gelisah
5. TD : 130/90 mmHg
6. N : 86x/menit
7. RR : 20x/menit
8. T : 36,5°C
A : Masalah nyeri akut belum teratasi
O:
1. KU lemah
2. Ny.R tampak masih kesakitan
3. Ny.R tampak meringis
4. Ny R tampak gelisah
5. TD : 120/70 mmHg
6. N : 86 x/menir
7. RR : 20 x/menit
8. T : 36,5 °C
A : masalah nyeri akut belum teratasi
O:
1. KU lemah
O:
1. KU lemah
2. Pasien sudah terlihat tidak begitu
merasa nyeri
5. TD :120/70mmHg
6. N : 90x/menit
7. RR : 20x/menit
8. T : 37°C
O:
1. KU lemah
O:
1
2
3
4
5
6
7
8
Ctt:
Mengetahui
Ketua Prodi
Keperawatan Padang
Heppi Sasmita.S.Kep,M.Kep,Sp.Jiwa
119
LEMBAR KONSULTASI KARYA TULIS ILMIAH (KTI)
PRODI KEPERAWATAN PADANG JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES RI PADANG
NAMA : Felia Yolanda
NIM : 173110205
PEMBIMBING 2 : Ns. Nova Yanti, S.Kep, M.Kep, Sp. KMB
JUDUL PROPOSAL : Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Kanker
Kolon di Ruangan IRNA Bedah RSUP
Dr.M.Djamil Padang
1
2
3
4
5
6
7
8
Ctt:
Mengetahui
Ketua Prodi
Keperawatan Padang
Heppi Sasmita.S.Kep,M.Kep,Sp.Jiwa
120