Tugas 1 - Filsafat Hukum Dan Etika Profesi

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 5

BUKU JAWABAN

TUGAS 1

Nama Mahasiswa : NUR ACHFIAH BUDHI ARTHA

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 048198364

Kode/Nama Mata Kuliah : HKUM4103/Filsafat Hukum dan Etika Profesi

Kode/Nama UPBJJ : 80/UPBJJ-UT Makassar

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
Tugas 1 HKUM4103 Filsafat Hukum dan Etika Profesi

1. Artikel:
Peningkatan jumlah penyintas COVID-19 secara statistik belum menunjukkan perlambatan dari sisi
laju eksponensial. Pemerintah mengambil langkah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan
Masyarakat (PPKM) sebagai solusi untuk mengurangi peningkatan kasus COVID di Indonesia.
Secara teknis, PPKM dijalankan dengan mengurangi aktivitas pergerakan dan kerumunan
masyarakat di masa pandemi. Penyekatan dan jam malam diberlakukan sebagai bagian integral
dari PPKM.
Fakta problematiknya, PPKM Darurat di sejumlah wilayah di Indonesia menyisakan beragam
persoalan pada level implementasi. Kemacetan pada titik penyekatan dan perselisihan antara
aparat penegak PPKM dengan masyarakat kerap mewarnai pemberitaan media. Konflik lapangan
seakan-akan menjadi plot akhir dalam penindakan pelanggaran. Tak ayal, kritik mengalir deras
kepada Pemerintah selaku decision maker. Pertanyaan reflektifnya: mengapa hal ini terjadi?
Sumber: kumparan.com
Pertanyaan:
Berdasarkan artikel diatas disampaikan bahwa pemberlakuan PPKM yang merupakan solusi untuk
mengurangi kasus covid 19 dalam implementasinya menimbulkan beragam persoalan, analisislah
hal tersebut berdasarkan pemikiran Roscoe Pound tentang hukum!
Jawaban:
Roscoe Pound adalah salah satu pemuka aliran sosiological jurisprudence dan pragmatic legal
realism yang berpendapat bahwa hukumlah yang seharusnya menjadi instrumen/alat untuk
mengarahkan masyarakat menuju pada sasaran yang hendak dicapai, bahkan jika diperlukan
hukum dapat digunakan untuk menghilangkan berbagai kebiasaan masyarakat yang bersifat
negatif. Roscoe Pound adalah pemikir hukum dunia yang memiliki pemikiran mengenai hukum
sebagai berikut:
1. Hukum sebagai alat rekayasa sosial: Pound memandang hukum sebagai alat untuk
menciptakan harmoni dan keserasian dalam masyarakat. Ia percaya bahwa hukum dapat
berperan untuk mengubah nilai-nilai sosial dalam masyarakat
2. Hukum sebagai pelindung kepentingan: Pound berpendapat bahwa hukum berfungsi untuk
melindungi kepentingan-kepentingan tertentu yang harus dilindungi oleh masyarakat.
Kepentingan-kepentingan tersebut meliputi kepentingan umum, kepentingan sosial, dan
kepentingan pribadi.
3. Hukum sebagai fenomena yang berubah: Pound percaya bahwa hukum adalah fenomena yang
selalu berubah karena nilai, kebutuhan, dan tuntutan masyarakat juga berubah.
4. Living law: Pound berpendapat bahwa living law merupakan sintesis dari positivism hukum
dan mahzab Sejarah.
5. Klasifikasi bahan hukum: Pound memiliki kecenderungan untuk membuat klasifikasi bahan-
bahan hukum
6. Teori kepentingan: Pound mendefinisikan kepentingan sebagai tuntutan dan kehendak yang
manusia usahakan untuk memperolehnya.
Konsep utama dalam pemikiran hukum Roscoe Pound adalah "Social Engineering" atau rekayasa
sosial. Pound membangun fondasinya pada sosiologi untuk menciptakan teori hukumnya. Ide
utamanya adalah untuk mentransformasikan hukum dari konsep menjadi kenyataan, dengan
pandangan bahwa hukum tidak boleh terisolasi dari dinamika sosial yang terus berubah. Hukum
harus tetap relevan dengan kebutuhan masyarakat dan mampu beradaptasi dengan perubahan
yang diperlukan (Pound, 1940). Tujuan dari Social Engineering ini adalah menciptakan harmoni
dan keserasian agar hukum dapat memenuhi kebutuhan dan kepentingan manusia dalam
masyarakat. Pound berpendapat bahwa hukum bukan hanya sebagai aturan, melainkan juga
sebagai alat untuk mengatur dan mengubah perilaku sosial.
Roscoe Pound memandang hubungan antara hukum dan transformasi sosial dari sudut pandang
filosofis. Pendekatan yang diambil menunjukkan bagaimana perkembangan sosial dan hukum
berhubungan satu sama lain. Pound percaya bahwa evolusi hukum dipengaruhi oleh perubahan
masyarakat dan bahwa hukum adalah representasi dari kebutuhan sosial. Hasil dari pendekatan
Roscoe Pound ke filosofi adalah:
1. Hukum sebagai Alat untuk Menyelesaikan Konflik: Dengan memberikan kerangka kerja untuk
menegakkan keadilan, hukum membantu menyelesaikan konflik dalam masyarakat.
2. Aplikasi Hukum terhadap Perubahan Sosial: Pound menekankan bahwa jika tidak, hukum akan
kehilangan relevansinya dan kepercayaan masyarakat.
3. Fungsi Sosial Hukum: Pound melihat hukum sebagai alat untuk mencapai tujuan sosial yang
lebih luas daripada hanya sekumpulan aturan yang kaku. Hukum harus memenuhi kebutuhan
sosial seiring perkembangan masyarakat.
4. Pound menekankan betapa pentingnya menjaga keseimbangan antara stabilitas hukum dan
kemampuan untuk berubah, karena hal ini diperlukan agar hukum dapat tetap relevan tanpa
mengorbankan kepastian hukum. Pendekatan Pound tentang hukum dan transformasi
masyarakat menunjukkan bahwa hukum adalah fenomena yang selalu berubah karena nilai,
kebutuhan, dan tuntutan masyarakat berubah.
Dengan demikian, pemberlakuan PPKM merupakan kebijakan Pemerintah dalam mencegah,
mengendalikan, serta memutus penyebaran Covid-19 yang semakin meningkat di Indonesia.
Kebijakan penerapan PPKM merupakan solusi dalam penanganan kasus pandemi covid-19
sebagaimana pemikiran Roscoe Pound yang berpendapat bahwa hukum sebagai alat untuk
menyelesaikan konflik atau masalah yang sedang terjadi dalam masyarakat, sebagaimana filosofi
hukum yang sejalan dengan pemikiran Pound bahwa hukum yang menjadi instrumen/alat untuk
mengarahkan masyarakat menuju pada sasaran yang hendak dicapai atau alat untuk mencapai
suatu tujuan, serta sebagai instrumen/alat untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan
masyarakat.
Sumber Referensi:
- BMP HKUM4103 Filsafat Hukum dan Etika Profesi Modul 4 Hukum dan Keadilan
- https://journal.forikami.com/index.php/praxis/article/download/534/329/4174#:~:text=me
ngorbankan%20kepastian%20hukum.-
,Pendekatan%20Pound%20tentang%20hukum%20dan%20transformasi%20masyarakat%20
menunjukkan%20bahwa%20hukum,kebutuhan%2C%20dan%20tuntutan%20masyarakat%20
berubah.&text=DAFTAR%20REFERENSI%20Antoni.,Manda%20Maju.
-
2. Kasus
Bukan rahasia lagi fenomena kasus rakyat jelata yang terjerat hukum karena kasus sepele dan kecil
sudah berlangsung sejak lama di Indonesia. Apapun itu bentuk kasusnya memang harus diproses
secara ketat, namun tidak sedikit hukum yang diberlakukan untuk rakyat kecil kadang dipandang
tidak tepat sasaran, diantaranya yang menjerat orang-orang sudah lanjut usia dan melakukannya
terpaksa karena himpitan ekonomi. Tidak sedikit tuduhan pidana serta kerugian yang ditimbulkan
sangatlah ringan, namun faktanya mereka tetap diproses dan berujung kepada hukuman penjara.
Salah satu contoh adalah kasus yang menimpa nenek saulina Boru Sitorus di Medan, pada 29
Januari 2018 nenek berumur 92 tahun tersebut divonis hukuman penjara 1 bulan 14 hari karena
terbukti melakukan perusakan akibat menebang pohon durian berdiameter lima inci milik
kerabatnya yang berada di tanah wakaf di Dusun Panamean Desa Sampuara, Uluan, Toba Samosir
Sumatera Utara.
Tak terima kerabatnya melaporkan ke polisi. Kasus ini, semakin menyedot perhatian karena anak-
anak dari nenek Saulina ikut didakwa. Bahkan hakim dinilai terlalu dini memutuskan bahwa tanah
tersebut milik pelapor. Keenam anaknya divonis hukuman masing-masing 4 bulan 10 hari. Padahal
menurut pengakuan Saulina seperti dikutip dari kompas.com dirinya dan anak-anak pernah
meminta maaf kepada pelapor, namun upaya damai tidak tercapai karena mereka tidak sanggup
menuruti nominal pelapor yang mecapai ratusan juta.
Sumber: bangka.tribunnews.com

Pertanyaan:
Berdasarkan kasus diatas, analisislah apakah hukum yang dijatuhkan oleh majelis hakim terhadap
nenek Saulina dan keluarganya sudah sesuai dengan cita hukum (recht idee) yang idealnya berlaku
di Indonesia yang notabene adalah negara hukum? Jelaskan!
Jawaban:
Berdasarkan kerangka cita hukum (recht idee) Pancasila, tujuan hukum bagi bangsa Indonesia
adalah untuk memberikan pengayoman kepada masyarakat, yakni melindungi manusia secara
pasif (negatif) dengan mencegah tindakan sewenang-wenang, dan secara aktif (positif) dengan
menciptakan kondisi masyarakat yang manusiawi yang memungkinkan proses kemasyarakatan
berlangsung secara wajar sehingga secara adil tiap manusia memperoleh kesempatan yang luas
dan sama untuk mengembangkan seluruh potensi kemanusiaannya secara utuh. Termasuk juga
untuk memelihara dan mengembangkan budi pekerti kemanusiaan serta cita-cita moral rakyat
yang luhur berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

Hingga saat ini belum terdapat hukum positif yang memberikan perlindungan khusus kepada
seorang lansia yang berkonflik dengan Hukum. Diperlukan segera pembaharuan hukum yang
dapat melindungi para pelaku tindak pidana terkhusus kepada yang telah berusia lanjut sebagai
bentuk wujud kemanusiaan. Dalam pandangan sosiologi hukum, kasus nenek Saulina Boru Sitorus
adalah perkara kecil dengan nilai material yang kecil, pun demikian dilakukan oleh kelompok sosial
yang marginal, warga miskin yang awam tentang hukum, oleh sebab itu hadirnya hukum negara
bukannya melahirkan keadilan hukum, justru sebaliknya menimbulkan ketidakadilan hukum. Oleh
karena itu kasus hukum yang menimpa masyarakat miskin sebaiknya lebih menggunakan
pendekatan yang lebih sosiologis dan humanis. Penyelesaian kasus ini yang dikenal dalam dunia
akademik-teoritik sebagai prinsip restorative justice, yakni keadilan yang diperoleh di luar
pengadilan hukum positif, melalui proses pemulihan dengan saling memaafkan dan penyelesaian
secara kekeluargaan yang damai antara pelaku dengan pihak korban

Alternatif pertanggungjawaban pidana bagi pelaku tindak pidana lansia di masa mendatang
adalah dalam hal tindak pidana ringan diupayakan penyelesaian perkara di luar pengadilan. Dapat
pula dengan pemberian sanksi tindakan berupa pembinaan moral. Apabila hakim harus
menjatuhkan sanksi pidana karena tidak ada pilihan lain, maka maksimum pidana pokok dari
tindak pidana dikurangi sepertiganya.

Sumber Referensi:

- BMP HKUM4103 Filsafat Hukum dan Etika Profesi Modul 4 Hukum dan Keadilan.

Anda mungkin juga menyukai