Bab 12 Manajemen

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11

12 MOTIVASI KARYAWAN DAN

KEPEMIMPINAN

Bab ini menerangkan secara umum mengenai motivasi karyawan dan kepemimpinan. Motivasi
karyawan dan kepemimpinan yang efektif adalah dua elemen krusial dalam mencapai
keberhasilan organisasi. Motivasi karyawan merujuk pada dorongan yang memengaruhi kinerja,
kepuasan, dan loyalitas individu terhadap perusahaan. Karyawan yang merasa termotivasi
cenderung lebih produktif, kreatif, dan berkomitmen untuk mencapai tujuan organisasi.

Di sisi lain, kepemimpinan berperan sebagai pemandu yang membentuk arah dan budaya kerja
tim. Pemimpin yang baik tidak hanya memberikan arahan, tetapi juga menciptakan lingkungan
yang mendukung pertumbuhan dan pengembangan karyawan. Melalui komunikasi yang terbuka
dan umpan balik yang konstruktif, pemimpin dapat meningkatkan motivasi tim.

Setelah mengkaji bab ini secara menyeluruh, diharapkan mahasiswa mahasiswi mampu
memahami hal hal berikut:

1. Pemahaman Teori: Memahami berbagai teori motivasi dan kepemimpinan yang dapat
diterapkan dalam konteks organisasi.
2. Keterampilan Praktis: Mengembangkan keterampilan komunikasi dan interpersonal
yang efektif untuk memimpin dan memotivasi tim.
3. Analisis Kasus Nyata: Mempelajari contoh kasus nyata untuk memahami dinamika
motivasi dan kepemimpinan dalam organisasi.
4. Strategi Penerapan: Mempelajari cara merancang dan menerapkan strategi motivasi
yang sesuai dengan kebutuhan karyawan.
5. Pengembangan Diri: Menemukan cara untuk mengembangkan kemampuan
kepemimpinan pribadi dan gaya kepemimpinan yang autentik.
6. Kesadaran Budaya: Memahami pengaruh budaya organisasi terhadap motivasi dan
kepemimpinan.
7. Manajemen Konflik: Belajar cara mengatasi konflik dan membangun hubungan yang
harmonis dalam tim.
8. Inovasi dan Kreativitas: Menyadari pentingnya motivasi dalam mendorong inovasi dan
kreativitas di tempat kerja.
9. Etika dan Tanggung Jawab Sosial: Memahami aspek etika dalam kepemimpinan dan
bagaimana pemimpin dapat berkontribusi terhadap tanggung jawab sosial.
10. Evaluasi Kinerja: Mempelajari metode untuk mengevaluasi dan meningkatkan kinerja
karyawan melalui motivasi yang tepat.
A. MOTIVASI KARYAWAN DAN KEPEMIMPINAN

a. Pengertian Motivasi Karyawan dan Kepemimpinan

Dalam era globalisasi sekarang ini untuk menjalakan roda organisasi, motivasi kerja dan
efektifitas kinerja suatu organisasi sangat ditentukan oleh peran kepemimpinan, sebab
kepemimpinan merupakan aktifitas untuk mempengaruhi orang-orang supaya diarahkan untuk
mencapai tujuan organisasi. Pemimpin merupakan faktor utama dalam meningkatkan kreatifitas
kinerja para karyawan, disamping itu juga pemimpin merupakan mobilitas penggerak tujuan
yang akan dicapai dan akan memberikan bimbingan serta motivasi dalam suatu pekerjaan.

Peranan kepemimpinan dalam memotivasi kinerja karyawan merupakan salah satu unsur
yang terpenting dalam suatu organisasi dimana organisasi adalah tempat manusia berkumpul,
bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Semakin banyak individu yang terlibat
didalamnya semakin kompleks pula organisasi itu. Sementara itu dalam pelaksanaan suatu
kegiatan di dalam organisasi selalu terlihat adanya pelimpahan tugas dari seorang pimpinan
kepada bawahannya.

Pelimpahan tugas ini dimaksudkan untuk mempermudah dan mempercepat proses penyelesaian
segala kegiatan organisasi tersebut. Untuk melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh
pimpinan kepada para bawahan karyawan harus dapat menyelesaikan tugas dengan baik dalam
arti harus disertai kecakapan, disiplin serta tanggung jawab yang tinggi. Apabila keadaan ini
dapat tercipta maka tentunya akan mempengaruhi hasil kinerja para karyawan. Untuk mencapai
tujuan organisasi diharapkan seorang pemimpin harus mempunyai peranan di dalam menentukan
maju mundurnya suatu organisasi.

Peranan pemimpin dalam suatu organisasi yakni dapat menggairahkan kerja para karyawan
dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya sehingga tujuan dari pada
organisasi tersebut akan dapat tercapai dengan baik. Motivasi mempunyai hubungan yang sangat
erat dan sangat penting bagi seorang pemimpin organisasi untuk menggerakkan, mengarahkan
dan mengatur segala potensi yang ada pada diri karyawan untuk mencapai titik optimal sesuai
dengan kemampuan dari karyawan tersebut. Bagi seorang pemimpin dalam mengerakkan para
karyawan guna mencapai hasil yang tinggi dibutuhkan suatu modal pendekatan yang manusiawi
untuk menghasilkan kinerja yang baik.

b. Peran seorang pemimpin dalam organisasi

Peran seorang pemimpin dalam suatu organisasi merupakan ujung tombak keberhasilan kinerja
organisasi, seiring dengan banyaknya tuntutan dan digulirkannya reformasi birokrasi maka
seorang pemimpin dituntut untuk memiliki keahlian serta visi ke depan dan profesional dalam
menciptakan manajemen sistem kinerja yang mampu membangkitkan motivasi kerja para
bawahannya. Peran pemimpin dalam menciptakan sistem kinerja yang dapat membangkitkan
semangat dan motivasi karyawan untuk memiliki loyalitas terhadap tugas dan tanggungjawab
yang diberikan kepadanya.
Kepemimpinan seorang pemimpin harus mampu membangun hubungan pribadi yang baik antara
mereka yang dipimpin dan mereka yang memimpin, sehingga rasa saling menghormati, saling
percaya, saling membantu dan rasa persatuan bisa timbul. Seorang pemimpin harus dapat
berpikir secara sistematis dan teratur, memiliki pengalaman dan pengetahuan dan dapat
menyusun rencana tentang apa yang akan dilakukan. Kepemimpinan yang lemah tentu bisa
menghambat kegiatan operasional, dan sebaliknya kepemimpinan yang kuat mendorong
pencapaian bawahan dan kegiatan dalam mencapai tujuan (Muafi, 2019). Kepemimpinan adalah
seseorang yang dapat menentukan strategi, mampu membuat rencana, dan bisa menjadi
motivator bagi bawahan sehingga mereka dapat menghasilkan kinerja yang efektif dan efisien
(Purwadi, 2020). Kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi orang lain dalam suatu
kelompok guna mencapai tujuan tertentu (Widodo, 2020).

Kepemimpinan merupakan kekuatan aspirasional, kekuatan semangat, dan kekuatan moral yang
kreatif, yang mampu mempengaruhi para anggota untuk mengubah sikap, sehingga mereka
menjadi conform dengan keinginan pemimpin (Syaleh, 2019). Pemimpin berperan dalam
meningkatkan kemampuan, komitmen, keterampilan pemahaman nilai-nilai pada organisasi serta
kerjasama tim untuk memperbaiki kinerja dalam organisasi apabila pimpinan mampu
menerapkan kepemimpinan yang tepat, maka karyawan akan merasa puas yang pada akhirnya
mampu memperbaiki kinerjanya (Utama, 2019).

Motivasi karyawan dengan pola pikir melakukan pekerjaan karena mereka diperintahkan oleh
atasan dan mau melakukan pekerjaan jika terus dimonitor atau dipantau oleh pimpinan saat
bekerja karena kesadaran diri atau atas inisiatif sendiri juga masih merupakan faktor yang
mempengaruhi pelaksanaan tugas sehari-hari Motivasi disajikan dengan kekuatan yang
menyebabkan perilaku yang mengarah pada pemenuhan tujuan yang ditetapkan (Krstic, 2018).

Motivasi didefinisikan sebagai seperangkat kekuatan energik yang datang dari dalam dan luar
diri pekerja, memprakarsai pekerjaan terkait bisnis, dan menentukan arah, intensitas, dan
kepastian (Nizamuddin, 2018). Motivasi kerja adalah proses psikologis yang menentukan (atau
memberi energi) arah, intensitas, dan kegigihan tindakan dalam aliran pengalaman yang
berkelanjutan yang mencirikan orang tersebut tentang dirinya kerja (Saragih, 2020). Proses
aktivitas manusia yang menginspirasi, diarahkan untuk memenuhi tujuan-tujuan tertentu disebut
motivasi (Krstic, 2018)

Motivasi kerja adalah serangkaian kekuatan internal dan eksternal yang menyebabkan pekerja
memilih cara tindakan dan mengarahkan ke tertentu perilaku (Irwandy, 2017). Motivasi sering
dapat digunakan sebagai alat untuk memprediksi perilaku dan sangat bervariasi di antaranya
individu, harus sering digabungkan dengan kemampuan dan faktor lingkungan yang
mempengaruhi kinerja dan perilaku karyawan (Lily, 2017).

Menurut (Griffin & Moorhead, 2013), saat ini, secara virtual semua orang praktisi dan sarjana
punya definisi motivasi tersendiri. Biasanya kata-kata berikut ini dimasukkan dalam definisi:
hasrat, keinginan, harapan, tujuan, sasaran, kebutuhan, dorongan, motivasi dan insentif. Herzberg
dan synderman (1959), dewasa ini mengembangkan teori isi yang dikenal sebagai teori motivasi
dua-faktor. Kedua faktor tersebut disebut dissatisfier satisfier, motivator hygiene, atau faktor
ekstrinsik-interistik, bergantung pada pembahasan dari teori. Penelitian awal yang memancing
munculnya teori ini memberikan dua kesimpulan spesifik. Pertama, adanya serangkaian kondisi
ekstrinsik, konteks pekerjaan yang menimbulkan ketidakpuasan antarkaryawan ketika kondisi
tersebut tidak ada. Jika kondisi tersebut ada, kondisi tersebut tidak selalu memotivasi karyawan.

B. FAKTOR - FAKTOR MOTIVASI KERJA DISSATISFER ATAU HYGIENE

Faktor-faktor tersebut diantaranya:

a) Gaji

b) Keamanan pekerjaan

c) Kondisi kerja

d) Status

e) Prosedur perusahaan

f) Kualitas pengawasan teknis

g) Kualitas hubungan interpersonal antar rekan kerja, dengan atasan dan dengan bawahan.

C. KOMPONEN INDIKATOR MOTIVASI KERJA

Berikut komponen indikator motivasi kerja menurut (Sastrohadiwiryo, 2003) sebagai berikut :

1) Kinerja yaitu keinginan seseorang untuk bekerja dan kebutuhan dapat mendorongnya
mencapai sasaran

2) Penghargaan yaitu penghargaan atau pengakuan atas suatu kinerja yang telah dicapai
seseorang akan menjadi peransang yang kuat dan kepuasan batin karyawan karena telah berhasil
menyelesaikan pekerjaannya.

3) Tantangan yaitu adanya tantangan merupakan perangsang yang kuat bagi manusia untuk
mengatasinya dan penyelesaian masalah yang dihadapi karyawan

4) Tanggung jawab yaitu adanya rasa memiliki akan menimbulkan motivasi untuk turut merasa
tanggung jawab dan rasa tanggung jawab dapat memicu karyawan dalam mengatasi
permasalahan yang dihadapi.

5) Keterlibatan terdiri dari rasa ikut terlibat dalam suatu proses pengambilan keputusan dapat
disebut dengan kotak saran yang dijadikan masukan untuk manajemen perusahaan, merupakan
perangsang yang kuat untuk karyawan juga Saling menghargai antar karyawan merupakan cara
untuk bersosialisasi di lingkungan kerja.

6) Pengembangan dimana terdiri dari adaptasi karyawan di lingkungan kerja, tingkatan


partisipasi karyawan dalam memberikan inovasi pada perusahaan dan sikap saling bekerja sama
antar karyawan.
7) Kesempatan yaitu kesempatan untuk maju dalam jenjang karir yang terbuka juga harapan
kerja yang lebih baik.

Pendapat lain mengemukakan bahwa indikator motivasi terdiri dari :

(1) Kerja keras,

(2) Orientasi masa depan,

(3) Tingkat cita-cita yang tinggi,

(4) Orientasi tugas dan keseriusan tugas,

(5) Usaha untuk maju,

(6) Ketekunan bekerja,

(7) Hubungan dengan rekan kerja,

(8) Pemanfaatan waktu (Mangkunegara, 2017)

Kinerja digunakan oleh manajemen untuk melakukan penilaian berkala operasional efektivitas
organisasi dan karyawan berdasarkan standar, target dan target yang telah ditentukan kriteria
(Muizu, 2019). Kinerja karyawan dalam suatu organisasi ditentukan oleh sikap dan perilaku
karyawan untuk pekerjaan mereka dan orientasi karyawan dalam melaksanakan pekerjaan
(Nizamuddin, 2018). Kinerja adalah hasil atau keseluruhan tingkat kesuksesan seseorang selama
periode tertentu dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti
standar kerja, target atau kriteria target (Purwadi, 2020).

Kinerja sebagai hasil dari pekerjaan yang terkait dengan tujuan organisasi seperti kualitas,
efisiensi, dan kriteria efektivitas lainnya (Muafi, 2019). itu penilaian kinerja adalah alat yang
berguna tidak hanya untuk mengevaluasi pekerjaan karyawan, tetapi juga untuk mengembangkan
dan memotivasi karyawan (Palinggi, 2020). Pendapat Irwandy (2017) memberikan batasan
bahwa kinerja adalah kuantitas dan kualitas pekerjaan atau layanan yang diberikan oleh unit
kerja secara keseluruhan.

Konsep kinerja merujuk pada tingkat pencapaian karyawan atau organisasi terhadap persyaratan
pekerjaan. Stoner (1995:113) berpendapat bahwa kinerja adalah prestasi yang ditunjukan oleh
karyawan. Ini merupakan hasil yang dicapai dalam melaksanakan tugas yang dibebankan
berdasarkan kecakapan, pengalaman, kesungguhan, serta waktu yang tersedia. Sedangkan
Bernardin & Russel (1998: 239) menjelaskan bahwa kinerja adalah catatan outcome yang
dihasilkan dari fungsi pekerjaan tertentu atau kegiatan selama satu periode waktu tertentu. Dari
penjelasan di atas, dipahami bahwa kinerja merupakan prestasi yang dicapai oleh karyawan
berdasarkan standar dan ukuran yang telah ditetapkan.
Motivasi karyawan dan kepemimpinan adalah dua aspek yang saling terkait dalam mencapai
tujuan organisasi. Berikut adalah beberapa elemen utama dari masing-masing:

Motivasi Karyawan

1. Motivasi Intrinsik: Karyawan termotivasi oleh kepuasan pribadi dari pekerjaan yang
dilakukan, seperti rasa pencapaian dan minat terhadap tugas.
2. Motivasi Ekstrinsik: Ini termasuk imbalan luar seperti gaji, bonus, tunjangan, dan
pengakuan dari atasan atau rekan kerja.
3. Kebutuhan untuk Pengakuan: Karyawan sering kali merasa termotivasi ketika
mendapatkan pengakuan atas kontribusi mereka.
4. Kesempatan untuk Berkembang: Peluang untuk pelatihan dan pengembangan
keterampilan dapat meningkatkan motivasi.
5. Keseimbangan Kerja-Hidup: Lingkungan kerja yang mendukung keseimbangan antara
pekerjaan dan kehidupan pribadi juga dapat meningkatkan motivasi.

Kepemimpinan

1. Kepemimpinan Transformasional: Pemimpin yang menginspirasi dan memotivasi


karyawan untuk mencapai tujuan bersama dan berinovasi.
2. Kepemimpinan Transaksional: Berfokus pada pertukaran antara pemimpin dan
pengikut, di mana imbalan diberikan untuk kinerja yang baik.
3. Kepemimpinan Partisipatif: Melibatkan karyawan dalam pengambilan keputusan, yang
dapat meningkatkan rasa kepemilikan dan keterlibatan.
4. Kepemimpinan Situasional: Menyesuaikan gaya kepemimpinan berdasarkan situasi dan
kebutuhan karyawan.
5. Komunikasi yang Efektif: Pemimpin yang mampu berkomunikasi dengan jelas dan
terbuka dapat membangun kepercayaan dan meningkatkan motivasi karyawan.

Kombinasi dari motivasi yang tepat dan gaya kepemimpinan yang efektif dapat menghasilkan
lingkungan kerja yang produktif dan memuaskan bagi karyawan.

Untuk dapat bersaing dengan industri yang sejenis lainnya, perusahaan harus mempunyai
keunggulan kompetitif yang sangat sulit ditiru, yang diperoleh dari karyawan yang produktif,
inovatif, kreatif selalu bersemangat dan loyal. Karyawan yang memenuhi kriteria seperti itu
hanya akan dimiliki melalui penerapan konsep dan teknik manajemen sumber daya manusia
yang tepat dengan semangat kerja yang tinggi serta pemimpin yang efektif dan lingkungan kerja
yang mendukung. Faktor-faktor yang dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja karyawan,
diantaranya motivasi dan kepuasan kerja, Robbins

(2001:528). Motivasi kerja karyawan dalam suatu organisasi dapat dianggap sederhana dan dapat
pula menjadi masalah yang kompleks, karena pada dasarnya manusia mudah untuk

dimotivasi dengan memberikan apa yang menjadi keinginannya. Bila seseorang termotivasi, ia
akan berusaha berbuat sekuat tenaga untuk mewujudkan apa yang diinginkannya. Namun belum
tentu upaya yang keras itu akan menghasilkan produktivitas yang diharapkan, apabila tidak
disalurkan dalam arah yang dikehendaki organisasi. Motivasi menjadi sangat penting dalam
pencapaian kinerja karyawan.

Kepemimpinan memiliki peran penting dalam organisasi, dimana pimpinan bertugas untuk
mengawasi serta mengontrol jalannya suatu organisasi. Sehingga peran pemimpin disini sangat
krusial yang menjamin serta memastikan organisasi berjalan dengan baik dan mencapai tujuan
yang ditargetkan. Nimran (2004:64) dalam Brahmasari dan Suprayetno (2008:126)
mengemukakan bahwa kepemimpinan atau Leadership adalah merupakan suatu proses
mempengaruhi perilaku orang lain agar berperilaku seperti yang akan dikehendaki. Pada
umumnya setiap pemimpin selalu mengharapkan dan mengusahakan agar bawahannya

mempunyai kemampuan dan kemauan untuk melaksanakan serta menyelesaikan tugas yang
diemban dengan baik, agar sesuai target tertentu yang telah ditetapkan. Kinerja suatu organisasi
menjadi sangat penting dalam pencapaian tujuan organisasi.

kinerja organisasi itu sendiri ditentukan oleh kinerja setiap individu dalam hal ini karyawan
dalam menjalankan tugas dan pekerjaan. Menurut Byars (1984) dalam Suharto dan Cahyono
(2005:14), kinerja diartikan sebagai hasil dari usaha seseorang yang dicapai dengan adanya
kemampuan dan perbuatan dalamsituasi tertentu. Karyawan sebagai individu dalam organisasi
wajib menjalankan segala tugas dan pekerjaan yang dibebankan, untuk mewujudkan semua itu
dibutuhkan kemampuan (ability) dan keahlian (skill) dari setiap karyawan serta adanya motivasi
yang kuat yang memacu semangat kerja karyawan.

Motivasi kerja

Robbin (2002:55) dalam Brahmasari dan Suprayetno (2008:125) mengemukakan bahwa


motivasi adalah keinginan untuk melakukan sebagai kesediaan untuk mengeluarkan tingkat
upaya yang tinggi untuk tujuan organisasi, yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu untuk
memenuhi suatu kebutuhan individual. Seorang individu melakukan sesuatu atas dasar keinginan
serta adanya dorongan untuk memenuhi kebutuhan. Motivasi sebagai dorongan seorang individu
menjadi sangat penting, tanpa adanya dorongan tersebut maka individu tersebut tidak termotivasi
untuk melaksanakan tugas dan pekerjaan yang dibebankan.

Abraham Maslow (1943) mengemukakan bahwa pada dasarnya setiap manusia. memiliki
kebutuhan pokok. Maslow berpendapat bahwa kondisi manusia berada pada kondisi mengejar
yang berkesinambungan, jika satu kebutuhan terpenuhi, langsung kebutuhan tersebut diganti oleh
kebutuhan lain.

● Kebutuhan Aktualisasi

● Kebutuhan Aktualisasi
● Kebutuhan Harga Diri

● Kebutuhan Harga Diri

● Kebutuhan Sosial

● Kebutuhan Sosial

● Kebutuhan Keamana

● Kebutuhan Keamanan

● Kebutuhan Fisik

● Kebutuhan Fisik

D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Kerja

Menurut Mangkunegara (2004:65) bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi perilaku manusia,
yaitu: Pertama, Motivasi Intrinsik yang dapat pula dibangkitkan dari dalam atau sering disebut
motivasi internal. Adapun faktor instrinsik terdiri dari upah, keamanan kerja, kondisi kerja, status
prosedur perusahaan dan lain sebagainya: Kedua, Motivasi Ekstrinsik, yang dibangkitkan karena
mendapatkan rangsangan dari luar merupakan motivasi eksternal. Faktor ekstrinsik adalah
prestasi, pengakuan, tanggung jawab, kemajuan, pekerjaan itu sendiri, kemungkinan untuk
berkembang, peraturan, kebijakan perusahaan, interaksi antara karyawan, danlain sebagainya.

Motivasi yang dibangkitkan karena mendapatkan rangsangan dari luar merupakan motivasi
eksternal, berupa peraturan, kebijakan perusahaan, interaksi antara karyawan, dan lain
sebagainya. Motivasi dapat pula dibangkitkan dari dalam atau sering disebut motivasi internal.
Sasaran yang ingin dicapai berada dalam individu itu sendiri. Faktor-faktor dilingkungan
karyawan seperti aturan, kebijakan, corak hubungan dengan atasan, rekan dan bawahan dapat
mempengaruhi motivasi karyawan, ini berarti bahwa faktor-faktor tersebut perlu mendapat
perhatian jika memang memberikan pengaruh negatif terhadap motivasi, termasuk juga
pengaturan penggajian dan insentifnya.

E. Kepemimpinan

Terry (Thoha, 2001:227) mengatakan bahwa kepemimpinan dapat diartikan sebagai sebuah
aktivitas untuk mempengaruhi orang-orang agar diarahkan mencapai suatu tujuan organisasi.
Lebih lanjut Thoha (2001:2) mengemukakan bahwa seorang pemimpin apapun wujudnya,
dimanapun letaknya akan selalu mempunyai beban untuk

mempertanggungjawabkan kepemimpinannya. Namun teori ini masih mempunyai beberapa


kelemahan, diantaranya yaitu bila pemimpin fleksibel dalam gaya kepemimpinan atau bila
mereka dapat dilatih untuk mengubah gaya mereka, dapat dianggap mereka akan efektif dalam
berbagai situasi kepemimpinan. Bila sebaliknya pemimpin relatif kaku dalam gaya
kepemimpinan, mereka akan bekerja dengan efektif hanya dalam situasi yang cocok dengan gaya
mereka atau yang dapat disesuaikan agar cocok dengan gaya mereka. Tetapi dalam kenyataannya
cukup sulit bagi seorang pemimpin untuk mengubah gaya kepemimpinannya yang membuat
mereka sukses. Sebenarnya kebanyakan pemimpin tidak fleksibel. Mencoba untuk mengubah
gaya seorang pemimpin agar cocok dengan situasi yang tidak dapat diperkirakan atau
berfluktuasi tidak efisien dan tidak berguna, karena gaya yang relatif kaku dan karena tidak ada
satu gayapun yang cocok untuk setiap situasi, prestasi kerja kelompok yang efektif hanya dapat
dicapai dengan mencocokkan pemimpin dengan situasi agar cocok dengan pemimpin.

F. Kinerja Karyawan

Handoko (2001:143) mengatakan bahwa Kinerja merupakan keadaan emosional yang


menyenangkan atau tidak menyenangkan. Hal ini akan tampak dari sikap positif karyawan
terhadap segala sesuatu yang dihadapi di lingkungan kerja. Kinerja berhubungan erat dengan
sikap dari karyawan terhadap pekerjaannya, situasi kerja, kerjasama antara pimpinan dengan
karyawan, dan antar sesama karyawan. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja sebagai
hasilinteraksi manusia dengan lingkungan kerja.

Menurut Robbins (2006:121), kinerja merupakan pengukuran terhadap hasil kerja yang
diharapkan berupa sesuatu yang optimal. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja adalah ilkim
organisasi, kepemimpinan, kualitas pekerjaan, kemampuan kerja, inisiatif, motivasi, daya tahann,
kuantiatas pekerjaan, disiplin kerja.

G. Hubungan Motivasi kerja dengan Kinerja Karyawan

Motivasi adalah suatu keahlian dalam mengarahkan karyawan dan organisasi agar mau bekerja
secara berhasil, sehingga keinginan para karyawan dan tujuan organisasi sekaligus tercapai. Agar
karyawan dapat bekerja lebih optimal, maka pimpinan harus memberikan motivasi kepada
karyawannya, sehingga berdampak pada peningkatan kinerjanya. Hal ini sesuai pernyataan
Handoko (2003) bahwa motivasi merupakan salah satu yang dapat mempengaruhi kinerja
seseorang. Pemberian motivasi kepada karyawan dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu
adanya motivasi positif seperti pemberian hadiah, bonus, penghargaan maupun kenaikan pangkat
dan motivasi negatif, seperti pemberian peringatan/hukuman bagi karyawan yang melakukan
kesalahan, skors terhadap karyawan yang melanggar peraturan dan sanksi dikeluarkan dari
organisasi bila terbukti melakukan kesalahan yang fatal.

H. Hubungan Kepemimpinan dengan Kinerja Karyawan

Kepemimpinan juga mempengaruhi kinerja karyawan dalam perusahaan. Menurut Cahyono dan
Suharto (2005), kepemimpinan merupakan variabel yang sangat penting dalam mempengaruhi
dalam perusahaan, kepemimpinan yang baik adalah dimana dalam memberi pengaruh, informasi,
pengambilan keputusan dan dalam memberi motivasi bertujuan untuk meningkatkan atau
memajukan perusahaan dan tidak merugikan karyawan, karena kepemimpinan yang baik akan
menciptakan suasana yang menyenangkan dan dapat menumbuhkan serta meningkatkan kinerja
karyawan.

RANGKUMAN

Motivasi Karyawan

1. Definisi: Faktor yang mendorong individu untuk berkontribusi secara optimal.


2. Faktor Pendorong:
○ Kebutuhan dasar (gaji, keamanan kerja).
○ Penghargaan dan pengakuan.
○ Peluang pengembangan diri.
3. Teori Motivasi:
○ Hierarki Kebutuhan Maslow.
○ Teori Dua Faktor Herzberg.
4. Dampak: Memengaruhi kinerja, kepuasan kerja, dan retensi karyawan.

Kepemimpinan

1. Peran: Menciptakan lingkungan kerja yang mendukung motivasi.


2. Ciri Pemimpin yang Efektif:
○ Komunikasi yang jelas.
○ Membangun kepercayaan.
○ Pemberdayaan karyawan.
3. Gaya Kepemimpinan:
○ Transformasional: Fokus pada visi dan pengembangan tim.
○ Situasional: Menyesuaikan gaya berdasarkan kebutuhan tim.
4. Dampak: Meningkatkan keterlibatan, produktivitas, dan kepuasan karyawan.

Hubungan antara Motivasi dan Kepemimpinan

● Kepemimpinan yang baik meningkatkan motivasi karyawan.


● Motivasi yang tinggi berkontribusi pada pencapaian tujuan organisasi.

DAFTAR PUSTAKA

Muizu, W. O. Z., & Sari, D. 2019. Improving Employee Performance Through Organizational
Culture, Leadership, And Work Motivation: Survey On Banking

Organizations In Southeast Sulawesi. Jurnal Bisnis Dan Manajemen.


https://doi.org/10.24198/jbm.v20i1.266

Palinggi, Y., & Mawardi. 2020. The Effect Of Headmaster Leadership Style Towards
Vocational High School Teachers' Work Satisfaction, Work Motivation And Performance In
East Kalimantan, Indonesia. Russian Journal of Agricultural and Socio-Economic Sciences.
https://doi.org/10.18551/rjoas.2020-06.14

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta

Syaleh, H. 2019. Pengaruh Kepemimpinan dan Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai Dinas
Prasarana Jalan dan Jembatan Wilayah Bukittinggi. Jurnal Benefita.
https://doi.org/10.22216/jbe.v4i2.2697

Wicaksono, W. D., & Hermani, A. (2017). Pengaruh Kepemimpinan dan Kompensasi


terhadap Motivasi Kerja Karyawan Public Departement Biro Perjalanan anTour & Travel.
Jurnal Administrasi Bisnis, 6(3).

Wijaya, J. I., Hamid, D., & Utami, H. N. (2017). Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap
Motivasi dan Kepuasan Kerja (Studi pada Kasubag di Lingkungan Universitas Brawijaya
Malang). Jurnal Ilmu Administrasi, 11(2), 34-47.

https://jurnal.stiemuhcilacap.ac.id/index.php/je511/article/view/106/70

Anda mungkin juga menyukai