Bab 4 Modul Ajar PAI Kelas 6
Bab 4 Modul Ajar PAI Kelas 6
Bab 4 Modul Ajar PAI Kelas 6
MODUL AJAR
BAB 4: HUKUM HALAL DAN HARAM
PENYUSUN :
NIP :
KELAS/SEMESTER : VI / GANJIL
FASE :C
MODUL AJAR
KURIKULUM MERDEKA
INFORMASI UMUM
IDENTITAS MODUL
Nama Penyusun : Kelas / Semester : VI/Ganjil
Satuan Pendidikan : Alokasi Waktu : 16 JP
Mata Pelajaran : PAI Fase : C
Elemen Mapel : Fikih
KOMPETENSI AWAL
Menjelaskan definisi halal dan haram
Menyebutkan dasar hukum halal dan haram
Menjelaskan sebab-sebab halal dan haram
Membuat paparan tentang hukum halal dan haram
Menerapkan ketentuan halal dan haram dalam kehidupan sehari-hari
KOMPETENSI INTI
I. TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta didik mampu menjelaskan definisi halal dan haram
Peserta didik mampu menyebutkan dasar hukum halal dan haram
Peserta didik mampu menjelaskan sebab-sebab halal dan haram
Peserta didik mampu membuat paparan tentang hukum halal dan haram
Peserta didik mampu menerapkan ketentuan halal dan haram dalam kehidupan sehari-hari
Pertemuan Ke-1
Pendahuluan (10 Menit)
1. Guru membuka pelajaran dengan salam dan berdoa, memperhatikan kesiapan peserta didik,
memeriksa kehadiran, kerapihan pakaian, kerapihan posisi, dan tempat duduk peserta didik.
2. Mengatur posisi duduk peserta didik dan mengondisikan kelas agar proses pembelajaran
berlangsung menyenangkan.
3. Guru menyampaikan tujuan yang ingin dicapai dalam proses pemebelajaran
4. Guru mempersiapan segala peralatan yang akan digunakan pembelajaran
5. Guru melakukn apersepsi dapat mengajak peserta didik mengingat objek-objek mengesankan yang
pernah mereka lihat dan dan menanyakan hal-hal penting yang mereka ingat dari objek yang
menarik.
Apersepsi
Kegiatan apersepsi dilakukan dengan mengajukan pertanyaan tentang hukum dalam Islam, dan
dilanjutkan pengenalan konsep halal dan haram secara umum.
Kegiatan Defenisi Halal dan Haram
Inti Peserta didik secara individu membaca materi pelajaran yang terdapat pada buku
(90 Menit) siswa tentang defenisi halal dan haram.
Peserta didik dibagi menjadi 4 kelompok, masing-masing kelompok mendiskusikan
tentang defenisi halal dan haram.
Peserta didik mempresentasikah hasil diskusi di depan kelas
Guru memberikan penguatan tentang hukum halal dan haram.
Peserta didik secara individu melakukan kegiatan pada kolom aktivitasku,
menentukan contoh penerapan makna haram yang berarti suci, terpelihara, dan
terlindungi.
Setelah menyelesaikan aktivitasku, peserta didik sharing tentang hasil aktivitasku
kepada teman lainnya untuk mendapatkan perbaikan.
ASESMEN / PENILAIAN
KURIKULUM MERDEKA
A. ASESMEN/PENILAIAN
1. Rubrik Penilian Pertemuan 1
a. Karakterku
Peserta didik diminta memberikan respon setuju (S), tidak setuju (TS), tidak tahu (TT)
serta alasannya terhadap beberapa pernyatan, dengan ketentuan masing-masing
pernyataan diberi skor 20 x 5 = 100
b. Unjuk Kerja
Peserta didik diminta membuat paparan atau presentasi tentang hukum halal dan
haram, dengan ketentuan :
Kelengkapan cakupan materi diberikan skor 20
Ketepatan konsep diberikan skor 20
Ketepatan konten dengan contoh diberikan skor 20
Kerapian hasil diberikan skor 20
Ketepatan dengan durasi waktu diberikan skor 20
Total skor 100
2. Remedial
Peserta didik yang mengikuti kegiatan perbaikan adalah peserta didik yang belum
mencapai ketuntasan belajar berdasarkan kriteria ketuntasan minimal. Kegiatan perbaikan
dilakukan dengan menjelaskan kembali materi dan bimbingan individual, kemudian
melakukan penilaian pada capaian pembelajaran yang belum dikuasai peserta didik.
A. Refleksi Guru:
1. Apakah kegiatan pembelajaran berlangsung dengan baik?
2. Apa momen paling berkesan saat proses kegiatan pembelajaran?
3. Apa tantangan yang dihadapi saat proses kegiatan pembelajaran?
4. Bagaimana cara mengatasi tantangan tersebut?
2. Segala sesuatu yang mengakibatkan pelakunya mendapat dosa, atau segala sesuatu yang
menjurus kepada keburukan adalah ... haram.
A. definisi C. istilah
B. arti D. hokum
4. Berikut termasuk fungsi hadis dalam hukum halal dan haram ....
A. sebagai bacaan para santri setiap hari
B. memperkuat hukuman pertama dan utama
C. menjelaskan yang dimaksudkan oleh Al-Qur’an
D. ucapan, tindakan, dan persetujuan Nabi saw
6. Konon sebuah restoran dikabarkan membeli daging sapi yang mati tertabrak. Daging tersebut
diolah dengan baik, di tempat yang bersih, alat modern, dan juru masak yang ahli. Kata guru
mengajiku daging tersebut tetap haram bagi umat Islam, karena ....
A. zat asalnya haram
B. sudah diketahui orang banyak
C. juru masaknya tidak membaca doa
D. tertabraknya oleh truk tronton
7. Seorang anak membeli kupon Rp 2000. Kupon tersebut diundi oleh penjualnya. Si anak
mendapat 1 pak buku tulis seharga Rp 25.000. Guru PAI memberi tahu bahwa buku tersebut
hukumnya haram, karena ....
A. diperoleh dengan cara judi C. harga kuponnya terlalu murah
B. harga buku terlalu mahal D. pengundiannya tidak adil
8. Halal dan haram sudah ditetapkan oleh Allah Swt. sikap seorang muslim adalah harus yakin
dan ...
A. percaya bahwa Allah Maha Tahu yang baik dan buruk untuk manusia
B. semangat mengamanatkan hukum halal dan haram dari Allah Swt.
C. tetap teguh pendirian untuk beriman kepada Allah dan Rasul-Nya
D. percaya diri untuk menjaga hukum dan perundang-undangan
10. Berikut ini yang terpenting dilakukan jika membeli produk makanan oleh seorang muslim
adalah ....
A. memperhatikan harga yanng tertera pada kemasan barang
B. memastikan kehalalan dengan logo halal yang resmi
C. kandungan bahan dan penjelasan cara pengolahan
D. merk dan bentuk kemasan yang menarik dan trendi
3. Jelaskan, apa yang bisa menyebabkan seekor ikan mas menjadi haram dimakan?
............................................................................................................................... .....................................................................
..........................................................
b. Haram adalah sesuatu atau kegiatan yang tidak dizinkan,tidak dibolehkan, atau dilarang
untuk digunakan atau dilaksanakan.
Haram adalah sesuatu atau kegiatan yang tidak dizinkan, tidak dibolehkan, atau dilarang
untuk digunakan atau dilaksanakan. Dalam KBBI haram artinya terlarang oleh agama
atau undang-undang
Ada ulama yang mendeinisikan bahwa haram adalah segala sesuatu yang mengakibatkan
pelakunya mendapat dosa, atau segala sesuatu yang menjurus kepada keburukan.
2. Deinisi Khusus
a. Halal adalah segala sesuatu yang diperbolehkan oleh syariat Islam untuk digunakan,
dikonsumsi, atau dilakukan.
b. Haram adalah segala sesuatu yang dilarang oleh syariat Islam untuk digunakan,
dikonsumsi, atau dilakakukan.
“Wahai orang-orang yang beriman Janganlah kamu mengharamkan apa yang baik yang telah
dihalalkan Allah kepadamu, dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang melampaui batas.” (Q.S. al-Maidah/5: 87)
Para ulama meneliti bahwa dalam Al-Qur’an ayat yang berkaitan dengan halal dan haram lebih
dari 30 ayat.
2. Al-Ḥadiṡ
Al-Ḥadiṡ disebut juga al-Sunnah. Al-Sunnah adalah perkataan (sabda), perbuatan, ketetapan
dan persetujuan dari Nabi Muhammad saw. yang dijadikan landasan syariat Islam.
Al-Ḥadiṡ atau al-Sunnah merupakan sumber hukum kedua setelah kitab suci Al-Qur’an dalam
menetapan hukum dan peraturan agama, termasuk masalah halal dan haram.
Al-Ḥadiṡ atau al-Sunnah berfungsi menjelaskan hal-hal yang dimaksudkan oleh Al-Qur’an,
menerangkan hukum-hukum yang tidak tersebut secara jelas dalam Al-Qur’an, dan merinci
hal-hal yang dinyatakan secara umum di dalam Al-Qur’an.
3. Ijtihad
Ijtihad berasal dari kata ijtahada – yajtahidu – ijtihadan, yang merupakan akar kata jahada
yang artinya adalah upaya atau kemampuan.
Secara umum, yang dimaksud dengan ijtihad adalah pengerahan segala upaya, pengetahuan,
kemampuan, terutama kemampuan daya pikir yang dimiliki para Mujtahid untuk menggali dan
menemukan hukum-hukum syariat.
Tidak semua orang bisa melakukan ijtihad dan memberikan fatwa, serta tidak semua
jawabatan atas suatu pertanyaan disebut fatwa. Orang yang bisa melakukan ijtihad hanya para
Ulama yang memiliki syarat mujtahid. Di Indonesia, Ulama yang tergabung dalam Majelis
Ulama Indonesia (MUI), yang bisa berijtihad dan memberi fatwa atas hal-hal yang
dipertanyakan oleh masyarakat tentang boleh tidaknya sesuatu dalam hukum Islam. Fatwa
Ulama yang dikeluarkan oleh Komisi Fatwa MUI lebih banyak berkaitan dengan kehalalan
makanan, minuman, pakaian, obat, atau bahan-bahan yang akan digunakan oleh umat Islam.
Sesungguhnya Dia hanya mengharamkan atasmu bangkai, darah, daging babi,dan (daging)
hewan yang disembelih dengan (menyebut nama) selain Allah. Tetapi barangsiapa terpaksa
(memakannya) bukan karena menginginkan dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada
dosa baginya. Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.
Mengapa babi, darah, dan bangkai Allah haramkan? Tentu Allah Swt. yang Maha Mengetahui
dengan ciptaan-Nya, mana yang baik dan buruk untuk manusia. Allah melarang tentu karena
Dia sayang kepada kita. Apabila setetes benda haram bercampur dengan benda yang halal,
maka semuanya akan menjadi haram. Misalnya, benda apapun yang dicampuri atau tercampur
dengan zat dari babi, maka benda tersebut haram dimakan, diminum, atau pun dipakai oleh
umat Islam.
2. Sifat Asal
Perbuatan dan sikap yang sifatnya buruk, jahat, judi, atau syirik diharamkan oleh Allah. Semua
yang dilakukan bersifat buruk, jahat, judi, atau syirik walau pun dengan niat, cara, dan hasil
sebagus apa pun, tetap haram.
Mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang khamar dan judi. Katakanlah: “Pada
keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya
lebih besar dari manfaatnya”. Dan mereka bertanya kepadamu (tentang) apa yang
(harus)mereka nafkahkan. Katakanlah: “Kelebihan ( dari apa yang diperlukan)”. Demikianlah
Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu memikirkan.” (Q.S al-Baqarah/2 :
219)
3. Proses
Halal atau haramnya seuatu bisa disebabkan oleh prosesnya. Proses pembuatan, pengerjaan,
atau cara mendapatkannya akan menentukan hasilnya, halal atau haram. Kecuali, sesuatu yang
asal zat dan sifatnya haram tidak bisa berubah menjadi halal, walaupun, prosesnya bagus dan
benar.
Misalnya; semua hal atau barang yang berasal atau mengandung unsur babi walaupun dibuat,
diolah, dikemas, dan dikerjakan dengan sebaik apapun tetap hukumnya haram.
Begitu juga, sesuatu yang zat dan sifat asalnya baik jika prosesnya tidak memenuhi syarat-
syarat, hasilnya haram.
Misalnya; membeli gurame bakar dari sebuah restoran. Ikan tersebut dibakar di perapian
bekas membakar daging babi, maka ikan gurame yang semula halal menjadi haram.
Selain proses pembuatan, yang harus diperhatiakan cara mendapatkan. Sesuatu yang zatnya
halal jika diperoleh atau didapatkan dengan cara yang sifatnya buruk atau jahat, maka hasilnya
menjadi haram.
Misalnya; uang yang didapatkan dari menjual daging babi, mencuri, korupsi, atau judi maka
uang tersebut menjadi haram.
Misalnya; ketika kalian makan nasi tidak dihabiskan. Nasi sisa dibuang ke tempat sampah.
Pernahkah kalian berpikir bahwa perbuatan tersebut termasuk haram hukumnya.
Untuk mendapatkan sertiikat halal, suatu produk harus diperiksa oleh Lembaga Pemeriksa
Halal (LPH) seperti Lembaga Pengkajian Pangan Obat- obatan dan Kosmetik (LPPOM-MUI).
Pemeriksaan meliputi bahan, alat, tempat, dan proses pembuatan. Setiap produk apapun yang
sudah bersertiikat halal akan mendapat label halal yang ditempel atau dipasang pada kemasan
atau tempat lain. Inilah yang harus menjadi pilihan umat muslim.
Mengonsumsi dan menggunakan barang yang halal dan meninggalkan barang yang haram
hukumnya wajib.
Abu Bakar r.a mengatakan, bahwa ia pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Setiap
daging yang tumbuh dari sesuatu yang haram, maka neraka tempat terbaiknya.”
Lampiran 3 : Glosarium
Halal, haram, syariat, ijtihat, berkah, ḥadiṡ, dosa, fatwa, konsumsi, zat, sunah, dan proses
.............................................. ……………………………..
NIP. ....................................... NIP. ……………………………….