KTI - Siti Rahmi Damyanti
KTI - Siti Rahmi Damyanti
KTI - Siti Rahmi Damyanti
Oleh :
Oleh :
i
SURAT PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa Proposal Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini adalah hasil
karya sendiri dan bukan merupakan jiplakan atau tiruan dari Proposal Karya
Tulis Ilmiah orang lain untuk memperoleh gelar dari berbagai jenjang
Yang Menyatakan
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
UNTUK DI UJI
19 Februari 2024
Oleh
Pembimbing
Pembimbing Pendamping
Mengetahui
Ketua Program Studi D-III Keperawatan
Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kalimantan Timur
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Ibu Hamil Post Sectio Caesarea Di RSUD Dr.
PANITIA PENGUJI
Ketua Penguji:
Penguji Anggota:
Mengetahui
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1. Data Diri
4. Suku/Bangsa : Bugis/Indonesia
5. Agama : Islam
7. Email : yrahmi807@gmail.com
2. Riwayat Pendidikan
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas berkat
Tulis Ilmiah yang berjudul “Asuhan Keperawatan pada Pasien Ibu Hamil Post
RSUD Dr. Kanujoso Djatiwibowo Tahun 2024”. Proposal ini di susun dalam
Kalimantan Timur.
Proposal Karya Tulis Ilmiah ini dapat tersusun atas upaya maksimal yang
dapat saya berikan sebagai penulis serta arahan pembimbing, dan keterlibatan
berbagai pihak yang telah membantu saya dalam penulisan proposal ini. Bersama
kepada:
2. dr. Edy Iskandar, Sp.PD., FINASIM., MARS selaku Direktur RSUD Dr.
3. Ns. Andi Lis Arming Gandili, M.Kep selaku Ketua Jurusan Keperawatan
vi
4. Ns. Tini, S.Kep.,M.Kep selaku Ketua Program Studi D-III Keperawatan Sa-
Kalimantan Timur.
Tulis Ilmiah.
8. Superhero saya yaitu Bapak ABD. Haris yang sangat membantu, mendukung
9. Wonder women saya sekaligus malaikat terbaik yang pernah ada di hati
keluarga besar Haris Familly, yaitu Ibu Djumariah yang sangat membantu
Sukran, Ka basit, Abang Adrian, dan Ka Eri terimakasih atas support dan
membutuhkan bantuan.
vii
11. Teman-teman yang terlibat dalam perkuliahan saya yang tidak bisa saya se-
mahasiswi keperawatan, hingga berjalan sampai pada saat ini itu juga berkat
Semoga Proposal Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini dapat memberikan manfaat
dan sebagai sumbangsih pemikiran khususnya untuk para pembaca dan tidak
lupa penulis mohon maaf apabila dalam penyusunan Proposal karya tulis
ilmiah (KTI) ini terdapat kesalahan baik dalam kosa kata ataupun isi dari
keseluruhan karya tulis ilmiah ini. Penulis sadar bahwa Proposal karya tulis
ilmiah ini masih jauh dari kata sempurna dan untuk itu kritik dan saran sangat
Penulis
viii
ABSTRAK
Pendahuluan: Persalinan dan kelahiran merupakan proses fisiologi yang menyertai kehidupan
hampir setiap wanita. Namun, tidak jarang proses persalinan mengalami hambatan dan harus
dilakukan dengan tindakan pembedahan (Sectio caesarea), karena pertimbangan medis untuk
menyelamatkan ibu dan janinnya. Prevalensi data yang dikumpulkan menurut World Health
Organization (WHO) tahun 2021, yaitu 41,3% wanita yang melakukan tindakan sectio
caesarea dan sisanya persalinan pervaginam. Tujuan penelitian ini mempelajari dan
memahami Asuhan Keperawatan Post Sectio Caesarea di RSUD Dr. Kanujoso Djatiwibowo
Balikpapan.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dalam bentuk studi kasus
untuk mengeksplorasi masalah Asuhan Keperawatan Pada Pasien Ibu Nifas Post Sectio
Caesarea Dengan Masalah Keperawatan Nyeri Akut Di RSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo.
Pendekatan yang digunakan adalah asuhan keperawatan yang meliputi pengkajian,
menegakkan diagnosis keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dengan
berdasarkan SDKI, SLKI, SIKI dan melakukan terapi relaksasi tarik nafas selama 5-7 kali dan
diselangi istirahat sebanyak 4 kali bila rasa nyeri itu timbul. Intensitas nyeri diukur
menggunakan skala wong baker face pain scale sebelum dan setelah intervensi.
Hasil dan pembahasan: Berdasarkan hasil pengkajian klien ditegakkan 3 diagnosa yaitu nyeri
akut, resiko infeksi, dan menyusui efektif pada klien. Dengan dilakukan pelaksanaan rencana
keperawatan dan terapi relaksasi tarik nafas dalam selama 3 hari perawatan dimana hasil rata-
rata skala nyeri sebelum intervensi adalah 6 dan menurun menjadi 4 setelah intervensi pada
hari ketiga.
Kesimpulan dan Saran: Dari penerapan intervensi keperawatan didapatkan respon klien
terhadap sectio setelah dilakukan pengkajian, penegakkan diagnosa, intervensi, implementasi,
hingga evaluasi serta satu intervensi utama efektif untuk dilakukan dan diharapkan dapat
menjadi acuan bagi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pasien post sectio secara
professional dan komprehensif.
Kata Kunci: Asuhan Keperawatan Ibu Nifas Post Sectio Caesarea, Teknik Relaksasi Tarik
Nafas Dalam.
iv
ABSTRACT
Inroduction: Labor and birth are physiological processes that accompany the lives of almost
every woman. However, it is not uncommon for the birthing process to experience obstacles
and must be carried out surgically (Sectio caesarea), due to medical considerations to save the
mother and fetus. Prevalence data collected according to the World Health Organization
(WHO) in 2021, namely 41.3% of women who had a caesarean section and the rest had vaginal
births. The aim of this research is to study and understand Post Sectio Caesarea Nursing Care
at RSUD Dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan.
Method: This research uses a descriptive analytical method in the form of a case study to
explore the problem of nursing care for post-partum post-section caesarean women with acute
pain nursing problems at RSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo. The approach used is nursing care
which includes assessment, establishing a nursing diagnosis, planning, implementation and
evaluation based on the SDKI, SLKI, SIKI and carrying out relaxation therapy, inhale 5-7 times
and rest 4 times if pain occurs. Pain intensity was measured using the Wong Baker Face Pain
Scale before and after intervention.
Results and discussion: Based on the results of the client's assessment, 3 diagnoses were
made, namely acute pain, risk of infection, and effective breastfeeding for the client. By
implementing the nursing plan and deep breathing relaxation therapy for 3 days of treatment,
the average pain scale result before the intervention was 6 and decreased to 4 after the
intervention on the third day.
Conclusions and Suggestions: From the application of nursing interventions, the client's
response to section is obtained after assessment, diagnosis, intervention, implementation, and
evaluation and one main intervention is effective and is expected to be a reference for nurses
in providing nursing care for post-section patients in a professional and professional manner.
comprehensive.
Keywords: Nursing Care for Postpartum Women Post Sectio Caesarea, Deep Breathing
Relaxation Technique.
v
DAFTAR ISI
SURAT PERNYATAAN................................................................................................ ii
LEMBAR PERSETUJUAN ......................................................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................................... iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ....................................................................................... v
KATA PENGANTAR ................................................................................................... vi
DAFTAR ISI .................................................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ......................................................................................................... vii
DAFTAR BAGAN ....................................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................. 4
1.3 Tujuan Studi Kasus ........................................................................................................... 4
1.4 Manfaat Studi Kasus ......................................................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................... 7
2.1 Konsep Penyakit................................................................................................................ 7
2.2 Konsep Prosedur Tindakan ............................................................................................. 28
2.3 Konsep Asuhan Keperawatan ......................................................................................... 35
BAB III METODE PENELITIAN............................................................................. 75
3.1 Rencana Studi Kasus ....................................................................................................... 75
3.2 Subjek Studi Kasus.......................................................................................................... 75
3.3 Fokus Studi...................................................................................................................... 76
3.4 Definisi Oprasional Dari Fokus Studi ............................................................................. 77
3.5 Instrument Studi Kasus ................................................................................................... 78
3.6 Metode Pengumpulan Data ............................................................................................. 78
3.7 Langkah Penatalaksanaan Studi Kasus ........................................................................... 78
3.8 Lokasi Dan Waktu Studi Kasus ...................................................................................... 80
3.9 Analilis Dan Penyajian Data ........................................................................................... 80
iv
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................................... 82
4. Hasil Studi Kasus ............................................................................................................ 82
5. Pembahasan ................................................................................................................... 109
BAB V .......................................................................................................................... 116
KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................................... 117
6. Kesimpulan ................................................................................................................... 117
7. Saran.............................................................................................................................. 117
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1...................................................................................................................................... 19
Tabel 2.2...................................................................................................................................... 31
Tabel 2.3...................................................................................................................................... 33
Tabel 2.4...................................................................................................................................... 56
Tabel 4.1...................................................................................................................................... 84
Tabel 4.2...................................................................................................................................... 90
Tabel 4.3...................................................................................................................................... 93
Tabel 4.4...................................................................................................................................... 93
Tabel 4.5...................................................................................................................................... 95
Tabel 4.6...................................................................................................................................... 96
Tabel 4.7...................................................................................................................................... 96
Tabel 4.8.................................................................................................................................... 101
Tabel 4.7...................................................................................................................................... 96
Tabel 4.9.................................................................................................................................... 106
vii
DAFTAR BAGAN
Bagan 2. 1 Pathway Sectio Caesarea .............................................................................. 11
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB I
PENDAHULUAN
dapat melahirkan janinnya melalui jalan lahir. Namun, tidak jarang proses
dengan irisan diperut ibu (laparatomi) dan rahim (histerotomi) dengan tujuan
untuk mengeluarkan fetus atau bayi. Sectio Caesarea dilakukan akibat proses
dilakukan karena dapat beresiko baik kepada ibu atau bayinya (Susilawati et
al., 2023)
(WHO) dalam Global Survey on Maternal and Perinatal Health tahun 2021,
yaitu 41,3% wanita yang melakukan tindakan sectio caesarea dan sisanya
persalinan lama atau lambat, gawat janin, bayi kembar atau karena posisi bayi
1
2
caesarea tertinggi di Jakarta yaitu 31,1% dan terendah di Papua yaitu 6,7%
Salah satu dampak yang paling utama dirasakan oleh pasien sectio
caesarea adalah nyeri. Nyeri yang timbul berasal dari abdomen akibat insisi
yang artinya tingkatan nyeri tiap individu berbeda-beda dalam menilai nyeri
antara ibu dan bayi-nya, inisiasi menyusui dini terganggu, dan juga aktivitas
et al., 2023)
Data Amita dkk (2018), nyeri pada persalinan dengan sectio caesarea
dapat diminimalisir dengan dua metode yaitu dengan cara farmakologis dan
non farmakologis. Salah satu intervensi yang dapat diberikan yaitu dengan
termasuk asuhan keperawatan untuk mengontrol rasa nyeri secara efektif dan
teknik relaksasi nafas dalam, sebagian besar pasien mengalami nyeri dengan
skala intensitas nyeri pada skala 6 atau nyeri sedang. Setelah dilakukan
penurunan skala nyeri dengan skala intensitas 3 atau nyeri ringan. Artinya,
upaya mandiri oleh klien untuk menurunkan nyeri post SC (Lailiyah, 2019)
terjadinya masalah yang bisa timbul pada ibu post sectio caesarea. Perawat
pada ibu post sectio caesarea dan membantu relaksasi otot serta membantu
pernafasan menjadi lebih baik yang merupakan wujud dari proses asuhan
menunjukkan bahwa dari tahun 2020 hingga 2023, sebanyak 450 ibu
menjalani persalinan sectio caesarea. Jumlah ini terus meningkat setiap bulan,
Keperawatan Pada Pasien Ibu Nifas Post Sectio Caesarea Di RSUD Dr.
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Ibu Nifas Post Sectio Caesarea dengan
Djatiwibowo Balikpapan.
tentang Asuhan Keperawatan Pada Pasien Ibu Nifas Post Sectio Caesarea
2024.
5
tahun 2024.
2024.
yang tepat.
keperawatan standar yang dapat diterapkan secara efektif dalam kasus Post
TINJAUAN PUSTAKA
dikenal sebagai bantuan jalan lahir melalui sayatan dinding perut dan dinding
dapat dilakukan karena adanya gangguan yang berkaitan dengan ibu dan bayi
yaitu janin dilahirkan melalui insisi pada dinding perut dan dinding rahim
dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta bobot janin diatas 500 gram
dapat mengeluarkan satu bayi atau lebih dari perut ibu, dengan syarat rahim
7
8
2.1.2 Klasifikasi
a. Sayatan Klasik
memungkinkan ruangan yang lebih besar untuk jalan keluar bayi. Sectio
jenis ini kini jarang digunakan karena lebih berisiko terhadap kelahiran.
Seringkali diperlukan luka insisi yang lebih besar karena bayi sering
b. Sayatan Mendatar
ini sangat umum digunakan pada masa sekarang ini karena dapat
lukanya.
sebelumnya.
9
Bayi yang tidak dapat lahir secara normal atau spontan dapat
cephalo pelvic, rupture uteri yang mengancam, partus lama atau tidak maju,
pre eklamsia, distosia serviks, dan malpresentasi janin. Kondisi ini yang dapat
tidak dapat melakukan aktivitas perawatan diri secara mandiri. Pasien dapat
tindakan insisi juga akan dilakukan pada dinding abdomen, yang akan
10
selesai, daerah insisi akan ditutup, menimbulkan luka post op, yang jika tidak
2.1.4 Pathway
2.1.4 Etiologi
sebagai berikut:
mana ukuran panggul ibu tidak sebanding dengan ukuran kepala janin.
Janin secara alami akan melewati rongga panggul yang dibentuk oleh
Karena itu diagnosa dini amatlah penting, yaitu mampu mengenali dan
tanda persalinan dan satu jam kemudian belum terjadi inpartu. Ketuban
Ketuban pecah dini biasanya terjadi pada hamil aterm di atas 37 minggu
Adanya infeksi yang dapat berasal dari vagina dan serviks dapat
4. Bayi Kembar
tinggi daripada kelahiran satu bayi. Selain itu, bayi kembar pun dapat
Adanya gangguan pada jalan lahir, misalnya jalan lahir yang tidak
pada jalan lahir, tali pusat pendek dan ibu sulit bernapas.
14
b Presentasi Muka
terletak paling rendah ialah muka. Hal ini jarang terjadi, kira-kira 0,27-
0,5 %.
c Presentasi Dahi
Posisi kepala antara fleksi dan defleksi. Dahi berada pada posisi
dengan sendirinya akan menjadi letak muka atau letak belakang kepala.
2) Letak Sungsang
Letak lintang ialah jika letak bayi di dalam Rahim sedemikian rupa
letak lintang sejati (paksi tubuh bayi tegak lurus pada Rahim dan
menjadikan sudut 90°). Pada letak lintang, bahu biasanya berada diatas
pintu atas panggul sedangkan kepala terletak pada salah satu fosa iliaka
dan bokong pada fosa iliaka yang lain. Pada keadaan ini, janin biasa
2. Pemantauan EKG.
4. Elekrolit
5. Hemoglobin/Hematokrit
6. Golongan darah
7. Urinalis
1. Pemberian cairan
cairan per intavena harus cukup banyak dan mengandung elektrolit agar tidak
terjadi hipotermi, dehidrasi, atau komplikasi pada organ tubuh lainnya. Cairan
2. Diet
minuman dengan jumlah yang sedikit sudah boleh dilakukan pada 6 sampai
3. Mobilisasi
dapat dimulai sejak 6 sampai 10 jam setelah operasi, Latihan pernafasan dapat
dilakukan penderita sambil tidur telentang sedini mungkin setelah sadar, Hari
kedua post operasi, penderita dapat didudukkan selama 5 menit dan diminta
duduk selama sehari, belajar berjalan, dan kemudian berjalan sendiri pada
4. Katerisasi
Kandung kemih yang penuh menimbulkan rasa nyeri dan rasa tidak enak
5. Pemberian obat-obatan
sesuai indikasi.
ketopropen sup 2x/24 jam, melalui orang obat yang dapat diberikan tramadol
7. Obat-obatan lain
8. Perawatan luka
Kondisi balutan luka dilihat pada 1 hari post operasi, bila basah dan
9. Pemeriksaan rutin
Pemberian ASI dapat dimulai pada hari post operasi jika ibu memutuskan
nyeri.
18
1. Pengertian Nifas
kandungan kembali seperti sebelum hamil, lama masa nifa yaitu 6-8
kembali ke kondisi sebelum hamil yang terjadi kurang lebih 6-8 minggu.
selama 8 jam pasca persalinan. Setelah itu, ibu boleh miring ke kanan dan
kedua ibu diperbolehkan duduk. Pada hari ke tiga ibu dianjurkan berjalan-
jalan dan pada hari keempat atau hari kelima diperbolehkan pulang.
mempunyai komplikasi.
a Uterus Involusi
b Lokhea
berbau amis atau anyir dengaan volume yang berbeda-beda pada setiap
berikut:
a) Lokhea Rubra
Lokhea ini keluar pada hari pertama sampai hari ke-4 masa
b) Lokhea Sanguinolenta
c) Lokhea Serosa
serum, leukosit, dan robekan atau laserasi plasenta. Keluar pada hari ke-
d) Lokhea Alba
lendir serviks, dan serabut jaringan yang mati, berupa cairan putih.
e) Lokhea Purulenta
pertama setelah partus keadaan vulva dan vagina masih kendur, setelah
d Perubahan Perineum
tekanan kepala bayi dan tapak terdapat robekan jika dilakukan episiotomi
e Perubahan Serviks
alveoli dan harus dikeluarkan dengan efektif dengan cara dihisap oleh
biasanya membutuhkan waktu sekitar 103 hari agar fungsi saluran cerna
Buang air kecil sulit selama 24 jam, urine dalam jumlah besar akan
tempo 6 minggu. Maka hal ini baisanya di perlukan katerisasi pada ibu
karena kondisi organ reproduksi ibu belum berfungsi secara optimal pasca
operasi.
kala III ketika volume darah uterus dikeluarkan. Penurunan terjadi pada
beberapa hari pertama postpartum dan akan kembali normal pada akhir
minggu ke 3 postpartum.
berangsur-angsur hilang.
pernafasan, suhu dan tekanan darah. Denyut nadi normal berkisar antara
peningkatan, tetapi pada masa nifas denyut nadi akan kemabli normal.
biasanya berhubungan dengan suhu dan denyut nadi. Suhu tubuh dapat
mmHg dan untuk diastol antara 60-80 mmHg, setelah persalinan tekanan
24
persalinan.
(2015), yaitu:
1) Fase taking in
hari pertama sampai hari kedua setelah melahirkan, pada fase ini ibu
sedang berfokus terutama pada dirinya sendiri, ibu akan berulang kali
Fase taking hold merupakan periode yang berlangsung antara 3-10 hari
3) Fase letting go
peran barunya sebagai orang tua, fase ini berlangsung 10 hari setelah
melahirkan.
melahirkan normal.
25
akan meningkat sekitar 25%, pada masa nifas masalah diit perlu mendapat
penyembuhan ibu dan untuk memproduksi air susu yang cukup untuk
Pada pasien post sectio caesarea biasanya mulai ambulasi 24-36 jam
Adapun manfaat ambulasi dini pada ibu post sectio caesarea, yaitu:
3) Istirahat
malam 7- 8 jam.
secara spontan dalam 8 jam setelah melahirkan. Ibu diminta untuk buang
air kecil (miksi) 6 jam postpartum. Jika dalam 8 jam postpartum belum
Buang Air Besar (BAB). Biasanya 2-3 hari postpartum masih sulit
buang air besar. Jika pasien belum juga BAB pada hari ketiga maka perlu
5) Aktivitas Seksual
Aktivitas seksual yang dapat dilakukan oleh ibu nifas harus memenuhi
a Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah
merah berhenti dan ibu dapat memasukan satu-satu dua jarinya kedalam
27
vagina tanpa rasa nyeri, maka ibu aman untuk melakukan hubungan
suami istri.
6) Personal Hygiene
Pada ibu pada masa postpartum sangat rentan terhadap infeksi. Oleh
infeksi. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada ibu nifas dalam
a Perawatan Perineum
Apabila setelah buang air kecil atau besar perineum dibersihkan secara
rutin, dengan lembut dari sekitar vulva terlebih dahulu dari depan ke
dengan tangan. Pembalut yang sudah kotor harus diganti paling sedikit 4
kali sehari.
b Perawatan Payudara
puting lemas, tidak keras, dan kering sebagai persiapan untuk menyusui
bayinya.
28
7) Senam Nifas
otot kandung kemih dan usus besar yang agak lamban kerjanya akibat
menggerakan ujung jari dan tumit sedikit demi sedikit, latihan ini cukup
tubuh kekanan tekuk kaki kiri serta letakkan tangan kiri ketempat tidur
yang dioperasi.
8) Keluarga Berencana
selain dapat menurunkan intensitas nyeri, teknik relaksasi nafas dalam juga
(Kesehatan, 2022)
dengan frekuensi lambat serta perlahan, berirama, dan nyaman dengan cara
memejamkan mata saat menarik nafas. Efek dari terapi ini ialah distraksi
dalam pada sistem pernafasan berupa suatu keadaan inspirasi dan ekspirasi
nafas dalam dapat dilakukan secara mandiri, relatif mudah dilakukan dari
terapi, dan dapat mengurangi dampak buruk dari terapi farmakologis bagi
1. Pasien yang mengalami nyeri, nyeri akut dengan tingkat nyeri ringan
2.2.4 Bentuk dan Jenis Prosedur Terapi Relaksasi Tarik Nafas Dalam
bentuk dan jenis prosedur tindakan yaitu Terapi Relaksasi Tarik Nafas Dalam
1) Atur posisi klien agar rileks, tanpa beban fisik. Posisi dapat duduk atau
6) Ulangi sampai 5-7 kali, dengan selingi istirahat singkat setiap 4 kali.
No. Nama Peneliti Tahun Tujuan Penelitian Metode Penelitian Bentuk Hasil Penelitian
Intervensi
1 1. Dwi Ambar 2023 Studi kasus ini bertujuan Studi kasus ini menggunakan metode Terapi Penerapan relaksasi nafas dalam yang
Rahma untuk menggambarkan deskriptif. Studi kasus dilaksanakan relaksasi dilakukan selama 3 hari dapat
2. Laily penerapan relaksasi nafas pada tanggal 11-14 April 2022. tarik nafas menurunkan intensitas skala nyeri
Mualifah dalam untuk menurunkan Fokus studi ini adalah penerapan dalam. pada responden. Penerapan relaksasi
skala nyeri post sectio relaksasi nafas dalam untuk pada hari pertama belum berpengaruh
caesarea. menurunkan skala nyeri pasien post namun pada hari kedua dan ketiga
sectio caesarea. intensitas nyeri yang dirasakan
cenderung menurun. Nyeri sejak hari
pertama 6 kemudian pada hari ketiga
menjadi skala1(1-10). Kesimpulan:
Daristudi kasus penerapan relaksasi
nafas dalam mampu menurukan
intensitas nyeri pada pasien post
sectio caesarea.
2 1. Sari 2023 Mengetahui hasil penerapan Penerapan ini menggunakan metode Terapi Hasil penerapan menunjukkan bahwa
Rohmaniah teknik relaksasi tarik nafas deskriptif studi kasus, dengan jumlah relaksasi kedua responden sebelum dan
2. Anjar dalam terhadap intensitas sampel penerapan 2 responden. tarik nafas sesudah diberikan tehnik relaksasi
Nurrohmah nyeri pada ibu post section Penerapan ini dilakukan selama 2 dalam. nafas dalam mengalami penurunan
3. Lutfaturrohma caesarea. hari dengan frekuensi 3 kali dalam skala nyeri dari kategori sedang
h sehari yang berdurasi 5-10 menit. menjadi ringan.
Kesimpulan: Terdapat pengaruh pada
penerapan tehnik relaksasi nafas
dalam terhadap intensitas nyeri pada
ibu post partum sectio caesarea di
RSUD Kota Salatiga.
33
3 1. Susilawati 2023 Tujuan penelitian adalah Analisa data yang digunakan yaitu Terapi Hasil penelitian menunjukan bahwa
2. Finandita Siti mengetahui pengaruh teknik analisa univariat dengan distribusi relaksasi terdapat pengaruh teknik relaksasi
Utari relaksasi nafas dalam terhadap frekuensi dan presentase setiap tarik nafas nafas dalam terhadap penurunan
Kartaatmadja intensitas nyeri pasien post kategori, analisa bivariat dalam. intensitas nyeri pasien post partum
3. Reni partum sectio caesarea di menggunakan uji Wilcoxon dan Uji sectio caesarea. Kesimpulan pada
Suherman Ruang Rawat Nifas RSUD Mann-Whitney. Hasil uji statistik terapi ini hendaknya dapat
Sekarwangi Cibadak diperoleh nilai P value uji Wilcoxon dipertimbangkan sebagai salah satu
Kabupaten Sukabumi. dan Uji Mann-Whitney 0.000 maka terapi non farmakologi untuk
P<0.05 yang menunjukkan terdapat penurunan intensitas nyeri pasien
pengaruh dan perbedaan teknik post partum sectio caesarea.
relaksasi nafas dalam terhadap
penurunan intensitas nyeri pasien
post partum sectio caesarea.
34
35
2.3.1. Pengkajian
bertujuan untuk mendapatkan data dasar tentang kesehatan klien baik secara fisik,
psikologis, maupun emosional. Data dasar ini digunakan untuk menetapkan status
kesehatan klien, menemukan masalah aktual atau potensial, serta sebagai acuan
dalam memberi edukasi pada klien. Ada dua jenis data yang bisa didapatkan oleh
perawat yaitu data subjektif dan data objektif. Beberapa cara dapat dilakukan untuk
meliput inspeksi, palpasi, perkusi auskultasi, kemudian ada pemeriksaan fisik dan
dapat diidentifikasi.
1. Identitas klien
Meliputi nama, jenis kelamin, umur, alamat, agama, bahasa yang dipakai,
diagnosa medis.
36
2. Keluhan Utama
Pada umumnya pasien post sectio caesar mengeluh nyeri pada daerah luka
3. Riwayat Penyakit
Pada pengkajian riwayat kesehatan, data yang dikaji adalah riwayat kesehatan
mengkaji riwayat kesehatan dahulu hal yang perlu dikaji adalah penyakit yang
pernah diderita pasien khususnya penyakit kronis, menular, dan menahun seperti
kelainan letak bayi (letak sungsang dan letak lintang), faktor plasenta (plasenta
previa, solution plasenta, plasenta accrete, vasa previa), kelainan tali pusat
(prolapses tali pusat, telilit tali pusat), bayi kembar (multiple pregnancy), pre
eklampsia, dan ketuban pecah dini yang nantinya akan membantu membuat rencana
memiliki riwayat penyakit kronis, menular, dan menahun seperti penyakit jantung,
4. Riwayat Perkawinan
Pada riwayat perkawinan hal yang perlu dikaji ialah menikah sejak usia
berapa, lama pernikahan, berapa kali menikah, status pernikahan saat ini.
37
5. Riwayat Obsterti
nifas yang lalu, berapa kali ibu hamil, penolong persalinan, dimana ibu bersalin,
cara bersalin, jumlah anak, apakah pernah abortus, dan keadaan nifas yang lalu.
7. Riwayat KB
program KB, jenis kontrasepsi, apakah terdapat keluhan dan maalah dalam
penggunaan kontrasepsi tersebut, dan setelah masa nifas ini akan menggunakan alat
kontrasepsi apa.
1) Pola Persepsi
Setiap pola fungsi kesehatan pasien terbentuk atas interaksi antara pasien dan
Pasien tetap bersabar dan berdoa agar rasa sakit yang sedang dialami segera
sembuh.
38
3) Pola Nutrisi
Pengkajian pola fungsi kesehatan terdiri dari pola nutrisi dan metabolisme
menyusui bayinya.
4) Pola Aktivitas
Pola akivitas biasanya pada pasien post sectio caesarea mobilisasi dilakuakn
secara bertahap meliputi miring kanan dan kiri pada 6-8 jam pertama, kemudian
latihan duduk dan latihan berjalan. Pada hari ketiga optimalnya pasien sudah dapat
dipulangkan.
5) Pola Eliminasi
Pra eliminasi biasanya terjadi konstipasi karena pasien post sectio caesarea
Pola istirahat dan tidur biasasnya terjadi perubahan yang disebabkan oleh
kehadiran sang bayi dan rasa nyeri yang ditimbulkan akibat luka pembedahan.
7) Pola Reproduksi
orang sekitar tetap baik atau mengalami gangguan disebabkan tidak melahirkan
dilakukan.
selama dirumah sakit. Untuk mengetahui skala nyeri yang dialami oleh pasien harus
yaitu:
terjadinya nyeri.
b Q: quality of pain seperti apa rasa nyeri yang dirasakan, seperti menusuk, atau
berdenyut.
c R: region, radiation, relief dimana rasa sakit terjadi, apakah rasa sakit
d S: severity (scale) of pain yaitu seberapa rasa sakit yang dirasakan, bisa
berdasarkan skala nyeri atau pasien dapat menerangkan seberapa sakit hingga
buruk pada malam hari atau siang hari ataupun pada saat beraktivitas.
ujung kepala sampai ujung kaki (head to toe) untuk menemukan tanda klinis dari
1) Pada pemeriksaan kepala meliputi bentuk kepala, kulit kepala, apakah ada
lesi atau benjolan, dan kesan wajah, biasanya terdapat chloasma gravidarum
perdarahan.
3) Pada pemeriksaan hidung meliputi tulang hidung dan posisi septum nasi,
sumbatan jalan nafas, apakah ada perdarahan atau tidak, apakah ada polip dan
purulent.
vena jugularis. Pada ibu post partum biasanya terjadi pemebesaran kelenjar
6) Pada pemeriksaan mulut dan orofaring meliputi keadaan bibir, keadaan gigi,
(melakukan perkusi pada semua lapang paru mulai dari atas klavikula
meliputi bentuk simetris, kedua payudara tegang, ada nyeri tekan, kedua
puting susu menonjol, areola hitam, warna kulit tidak kemerahan, ASI belum
9) Pada pemeriksaan jantung meliputi inspeksi dan palpasi (amati ada atau tidak
pulsasi, amati peningkatan kerja jantung atau pembesaran, amati ictus kordis),
klien terhadap kehidupan yang dialaminya baik yang berlangsung aktual maupun
Kriteria mayor adalah tanda dan gejala yang ditemukan sekitar 80%-100%
untuk validasi diagnosa. Sedangkan kriteria mayor adalah tanda dan gejala yang
Kondisi atau situasi yang berkaitan dengan suatu masalah yang dapat
keperawatan.
Berikut ini merupakan uraian dari masalah yang timbul bagi klien post section
2016):
1) Definisi
lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3
bulan.
2) Penyebab
3) Batasan karakteristik
a Data mayor
b Data minor
a. Kondisipembedahan
b. Cederatraumatis
c. Infeksi
d. Sindromkoronerakut
44
e. Glaukoma
1) Definisi
2) Faktor resiko
c Malnutrisi
a) Gangguan peristaltik
c) Perubahan sekresi pH
g) Merokok
a) Penurunan hemoglobin
b) Imununosupresi
c) Leukopenia
45
3) Batasan karakteristik
a Data mayor :
b Data minor :
a AIDS
b Luka bakar
d Diabetes mellitus
e Tindakan invasif
i Kanker
j Gagal ginjal
k Imonusupresi
l Lymphedema
46
m Leukositopenia
1) Definisi
2) Penyebab
a Gangguan musculoskeletal
b Gangguan neoromuskuler
c Kelemahan
e Penurunan motivasi/minat
a Data mayor :
b Data minor :
a Stroke
c Depresi
d Arthritis reumatoid
e Retardasi mental
f Delirium
g Demansia
h Gangguan amnestik
d Ansietas (D.0080)
1) Definisi
yang tidak jelas dan spesifik akibat antisipasi yang memungkinkan individu
2) Penyebab
a Krisis situasional
c Krisis maturasional
j Penyalahgunaan zat.
3) Bentuk Karakteristik
a Data mayor
b Data minor
berdaya.
bergetar, kontak mata buruk, sering berkemih, berorientasi pada masa lalu.
4) Kondisi Klinis
b Penyakit akut
c Hospitalisasi
d Rencana oprasi
f Penyakit neorologis
49
1) Definisi
Keterbatasan dalam gerakan fisik dari satu atau lebih ekstremitas secara
mandiri.
2) Penyebab
b. Perubahan metabolisme
f. Keterlambatan perkembangan
g. Kekuatan sendi
h. Kontraktur
i. Malnutrisi
j. Gangguan muskuloskeletal
k. Gangguan neuromuskular
o. Nyeri
q. Kecemasan
r. Gangguan kognitif
t. Gangguan sensoripresepsi
a Data Mayor :
b Data Minor :
lemah.
4) Kondisi Klinis
a. Stoke
c. Fraktur
d. Osteoarthirtis
e. Ostemalasia
f. Keganasan
g. Post oprasi
51
1) Definisi
Pola pemberian lingkungan bagi anak atau anggota keluarga yang cukup
2) Bentuk karakteristik
a Data mayor :
orang tua.
b) Objektif : Tampak adanya dukungan emosi dan pengertian pada anak atau
anggota keluarga.
b Data Minor :
c Kondisi klinis
1) Definisi :
keluarga dan bayi) yang ditunjukkan dengan perkembangan bayi yang optimal
52
2) Bentuk Karakteristik :
a. Data Mayor :
b. Data Minor :
bayi.
3) Kondisi klinis
1) Definisi :
Pemberian ASI secara langsung dari payudara kepada bayi dan anak yang
2) Penyebab :
a. Fisilogis
d) Puting menonjol
53
e) Bayi aterm
b. Situasional
a) Rawat gabung
c) Faktor budaya
3) Bentuk Karakteristik :
a. Data Mayor :
b) Objektif : Bayi melekat pada payudara ibu dengan benar, Ibu mampu
memposisikan bayi dengan benar, Miksi bayi lebih dari 8 kali dalam 24
b. Data Minor :
4) Kondisi Klinis :
1) Definisi :
2) Penyebab
a. Fisiologis
f) Payudara bengkak
h) Kelahiran kembar
b. Situasional
menyusui
d) Faktor budaya
3) Bentuk Karakteristik
a. Data Mayor :
55
b) Objektif : Bayi tidak mampu melekat pada payudara ibu, ASI tidak
b. Data Minor
b) Objektif : Intake bayi tidak adekuat, Bayi menghisap tidak terus menerus,
Bayi menangis saat disusui, Bayi rewel dan menangis terus dalam jam-jam
4) Kondisi Klinis
a. Abses payudara
b. Masititis
Intervensi keperawatan merupakan segala bentuk terapi yang dikerjakan oleh perawat yang
didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk mencapai peningkatan, pencegahan dan pemulihan
56
ringan hingga 4 Mampu menyatakan rasa nyaman pada saat nyeri berkurang. 1.6.Identifikasi pengaruh
berat yang 1 2 3 4 5 nyeri pada kualitas
berlangsung hidup
kurang dari 3 1.7.Monitor keberhasilan
bulan. terapi komplementer
yang sudah diberikan.
1.8.Monitor efek samping
pengaruh analgetik.
Terapeutik
2.1.Berikan teknik non
farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
(mis. Teknik relaksasi
tarik nafas, TENS,
hypnosis, akupresur,
terapi musik,
biofeedback, pijat
terapi, aroma terapi,
teknik imajinasi
terbimbing, kompres
hangat/dingin, terapi
bermain).
2.2.Kontrol lingkungan
yang memperberat rasa
nyeri (mis. Suhu ruang,
pencahayaan,
kebisingan).
2.3.Fasilitas istirihat dan
tidur.
57
2.4.Pertimbangkan jenis
dan sumber nyeri
dalam pemilihan
strategi meredakan
nyeri.
Edukasi
3.1.Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri.
3.2.Jelaskan strategi
meredaka nyeri.
3.3.Anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri.
3.4.Anjurkan
menggunakan
analgetik secara tepat.
3.5.Ajarkan teknik non
farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri.
Kaloborasi
4.1.Kaloborasi pemberian
analgetik (jika perlu).
Diagnosa Perencanaan Keperawatan
Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
58
Beriko Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat 2.1.Batasi pengunjung.
mengalami menurun meningk 2.2.Berikan perawatan
peningkatan at kulit pada area edema.
terserang 1 Beriko mengalami peningkatan terserang 2.3.Cuci tangan sebelum
organisme organisme patogenik. dan sesudah kontak
patogenik dengan pasien dan
1 2 3 4 5
lingkungan pasien
2 Kemampuan mengidentifikasi faktor resiko meningkat.
2.4.Pertahankan teknik
aseptik pada pasien
1 2 3 4 5 beresiko tinggi.
3 Kemampuan melakukan strategi control resiko meningkat. Edukasi
3.1.Jelaskan tanda dan
1 2 3 4 5 gejala infeksi
4 Kemampuan mengubah perilaku meningkat. 3.2.Ajarkan cara mencuci
1 2 3 4 5 tangan yang benar
5 Komitmen terhadap strategi meningkat. 3.3.Ajarkan etika batuk
1 2 3 4 5 3.4.Ajarkan cara
memeriksa kondisi
6 Kemampuan memodifikasi gaya hidup. luka atau luka oprasi
1 2 3 4 5 3.5.Ajarkan meningkatkan
7 Kemampuan menghindari faktor resiko meningkat. asupan nurtrisi
1 2 3 4 5 3.6.Anjurkan
8 Kemampuan mengenali perubahan status kesehatan meningkat. meningkatkan asupan
1 2 3 4 5 cairan
9 Kemampuan beradptasi dengan skrining resiko meningkat. Kaloborasi
1 2 3 4 5 4.1.Kaloborasi pemberian
10 Penggunaan fasilitas kesehatan meningkat. imunisasi (jika perlu)
1 2 3 4 5
11 Penggunaan sistem pendukung meningkat.
1 2 3 4 5
59
12 Pemantauan perubahan status kesehatan meiningkat.
1 2 3 4 5
13 Imunisasi meningkat.
1 2 3 4 5
60
1 2 3 4 5 2.2.Siapkan keperluan
6 Minat melakukan perawatan diri meningkat. pribadi (mis. Parfume,
sikat gigi, dan sabun
1 2 3 4 5 mandi).
7 Mempertahankan kebersihan diri meningkat. 2.3.Damping dalam
1 2 3 4 5 melakukan perawatan
8 Mempertahankan kebersihan mulut meningkat. diri sampai mandiri.
2.4.Fasilitasi untuk
1 2 3 4 5 menerima keadaan
ketergantungan.
2.5.Fasilitasi kemandirian,
bantu jika tidak mampu
melakukan perawaran
diri.
2.6.Jadwalkan rutinitas
perawatan diri.
Edukasi
3.1.Anjurkan melakukan
perawatan diri secara
konsisten sesuai
kemampuan.
Perencanaan Keperawatan
Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
4. Ansietas Tingkat ansietas (L.09093) Terapi Relaksasi (I.09326)
Observasi
(D.0080) Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x8 jam 1.1.Identifikasi penurunan
diharapkan tingkat ansietas menurun. tingkat energi,
Pengertian : Kriteria hasil : ketidakmampuan
61
Kondisi Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat berkonsentrasi, atau
emosional dan menurun meningkat gejala lain yang
pengalaman 1 Verbalisasi kebingungan. mengganggu
subjektif 1 2 3 4 5 kemampuan kognitif.
individu 2 Verbalisasi khawatir akibat kondisi yang dihadapi. 1.2.Identifikasi teknik
terhadap objek relaksasi yang pernah
1 2 3 4 5
yang tidak jelas efektif digunakan
3 Perilaku gelisah.
dan spesifik 1.3.Identifikasi kesedian,
akibat antisipasi 1 2 3 4 5 kemampuan, dan
yang 4 Perilaku tegang penggunaan teknik
memungkinkan 1 2 3 4 5 sebelumnya
individu 5 Keluhan pusing. 1.4.Periksa ketegangan
melakukan 1 2 3 4 5 otot, frekuensi nadi,
tindakan untuk tekanan darah, dan
6 Anoreksia.
menghadapi suhu sebelumnya dan
1 2 3 4 5
ancaman. sesudah latihan.
7 Palpitasi. 1.5.Monitor respon
1 2 3 4 5 terhadap terapi
8 Frekuensi pernafasan. relaksasi.
1 2 3 4 5 Terapeutik
9 Frekuensi nadi. 2.1.Ciptakan lingkungan
1 2 3 4 5 tenang tanpa
10 Tekanan darah. gangguan dengan
1 2 3 4 5 pencahayaan dan suhu
11 Diaphoresis. ruang nyaman, jika
1 2 3 4 5 perlu
12 Tremor. 2.2.Berikan informasi
1 2 3 4 5 tertulis tentang
13 Pucat. persiapan dan
1 2 3 4 5
62
prosedur teknik
Memburuk Cukkup Sedang Cukup Membaik relaksasi.
memburuk membaik 2.3.Gunakan pakaina
14 Konsentrasi. longgar.
1 2 3 4 5 2.4.Gunakan nada suara
15 Pola tidur lembut dengan irama
1 2 3 4 5 lambat dan berirama.
2.5.Gunakan relaksasi
16 Perasaan keberdayaan. sebagai strategi
1 2 3 4 5 penunjang dengan
17 Kontak mata analgetik atau
1 2 3 4 5 tindakan medis lain,
18 Pola berkemih jika perlu.
1 2 3 4 5 Edukasi
3.1.Jelaskan tujuan,
19 Orientasi
manfaat, batasan dan
1 2 3 4 5
jenis relaksasi yang
tersedia (mis. Musik,
meditasi, nafas dalam,
relaksasi otot progresif.
3.2.Jelaskan secara rinci
intervensi relaksasi
yang dipilih.
3.3.Anjurkan mengambil
posisi nyaman.
3.4.Anjurkan rileks dan
merasakan sensasi
relaksasi.
3.5.Anjurkan sering
mengulangi atau
63
melatih teknik yang
dipilih
3.6.Demonstrasikan dan
latih teknik relaksasi
(mis. Nafas dalam,
peregangan, atau
imajinasi terbimbing.
64
Diagnosa Perencanaan Keperawatan
Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
65
pasien dalam
meningkatkan
pergerakan.
Edukasi
3.1 Jelaskan tujuan dan
prosedur mobilisasi
3.2 Anjurkan melakukan
mobilisasi dini
3.3 Anjurkan mobilisasi
sederhana yang harus
dilakukan (mis. duduk
di tempat tidur, duduk
di sisi tempat
tidur,pindah daritempat
tidur ke kursi).
Diagnosa Perencanaan Keperawatan
Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
66
anggota 1 Bounding attacment 2.1 Dukung ibu menerima
keluarga dan melakukan
(suami-istri, perawatan pre natal
1 2 3 4 5
anggota secara teratur dan
2 Perilaku positif menjadi orang tua
keluarga dan sedini mungkin
1 2 3 4 5
bayi) yang 2.2 Lakukan kunjungan
ditunjukkan 3 Interaksi perawatan bay. rumah sesuai dengan
dengan Verbalisasi kepuasan memiliki bayi tingkat risiko
perkembangan 1 2 3 4 5 2.3 Fasilitasi orang tua
bayi yang 4 Memberi peringatan kepada anak atau anggota keluarga dalam memiliki
optimal 1 2 3 4 5 harapan yang realistis
5 Kebutuhan fisik anak dan anggota keluarga terpenuhi sesuai tingkat
1 2 3 4 5 kemampuan dan
perkembangan anak
6 Kebutuhan emosi anak dan anggota keluarga terpenuhi
2.4 Fasilitasi orang tua
1 2 3 4 5 dalam menerima
7 Keinginan meningkatkan peran menjadi orang tua. transisi peran
1 2 3 4 5 2.5 Berikan bimbingan
8 Verbalilasasi kepuasan dengan lingkungan rumah. antisipasi yang
1 2 3 4 5 diperlukan sesuai
9 Anak atau keluarga verbalilasi harapan yang realistis. dengan tahapan usia
1 2 3 4 5 perkembangan anak
10 Simulasi visual. 2.6 Fasilitasi orang tua
1 2 3 4 5 dalam mendapatkan
11 Simulasi taktil. dukungan, dan
1 2 3 4 5 berpartisipasi dalam
12 Simulasi pendengaran. parent group programs
1 2 3 4 5 2.7 Fasilitasi orang tua
dalam
mengembangkan dan
67
memelihara sistam
dukungan sosial
2.8 Sediakan media untuk
mengembangkan
keterampilan sosial
dan koping
2.9 Fasilitasi mengatur
penitipan anak, jika
perlu
2.10 Fasilitasi
penggunaan
kontrasepsi
Edukasi
3.1 Anjurkan orang tua
untuk menanggapi
isyarat bayi.
Diagnosa Perencanaan Keperawatan
Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
68
dan anak yang 2 Kemampuan ibu memposisikan bayi dengan benar . 2.1 Fasilitasi ibu
dapat 1 2 3 4 5 melakukan IMD
memenuhi 3 Miksi bay lebih dari 8 kali/24 jam. (inisiasi menyusu dini)
kebutuhan 1 2 3 4 5 2.2 Fasilitasi ibu untuk
nutrisi 4 Berat badan bayi. rawat gabung atau
1 2 3 4 5 rooming in
2.3 Gunakan sendok dan
5 Tetesan atau pancaran ASI.
cangkir jika bayi belum
1 2 3 4 5 bisa menyusu
6 Suplai ASI adekuat. 2.4 Dukung ibu menyusui
dengan mendampingi
1 2 3 4 5 ibu selama kegiatan
7 Puting tidak lecet setelah 2 minggu melahirkan. menyusui berlangsung
1 2 3 4 5 2.5 Diskusikan dengan
8 Kepercayaan diri ibu. keluarga tentang ASI
eksklusif
1 2 3 4 5
2.6 Siapkan kelas menyusui
9 Bayi tidur setelah menyusui.
pada masa prenatal
1 2 3 4 5 minimal 2 kali dan
10 Payudara ibu kosong setelah menyusui. periode pascapartum
1 2 3 4 5 minimal 3 kali
11 Intake bayi Edukasi
3.1 Jelaskan manfaat
1 2 3 4 5
menyusui bagi ibu dan
12 Hisapan bayi bayi
3.2 Jelaskan pentingnya
1 2 3 4 5 menyusui di malam
13 Lecet pada puting hari untuk
69
1 2 3 4 5 mempertahankan dan
meningkatkan produksi
ASI
3.3 Jelaskan tanda-tanda
bayi cukup ASI (mis:
berat badan meningkat,
BAK lebih dari 10
kali/hari, warna urine
tidak pekat)
3.4 Jelaskan manfaat rawat
gabung (rooming in)
3.5 Anjurkan ibu menyusui
sesegera mungkin
setelah melahirkan
3.6 Anjurkan ibu
memberikan nutrisi
kepada bayi hanya
dengan ASI
3.7 Anjurkan ibu menyusui
sesering mungkin
setelah lahir sesuai
kebutuhan bayi
3.8 Anjurkan ibu menjaga
produksi ASI dengan
memerah, walaupun
kondisi ibu atau bayi
terpisah
70
Perencanaan Keperawatan
Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
8. Menyusui Dukungan Keluarga (L.13112) Edukasi Menyusui (I.12393)
Tidak Efektif Observasi
(D.0029) Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x8 jam 1.1 Identifikasi kesiapan
diharapkan dukungan keluarga membaik. dan kemampuan
Pengertian : Kriteria hasil : menerima informasi
1.2 Identifikasi tujuan atau
Kondisi Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat keinginan menyusui
dimana ibu menurun meningkat Terapeutik
dan bayi 1 Anggota keluarga verbalisasi keinginan untuk 2.1 Sediakan materi dan
mengalami mendukung anggota keluarga yang sakit . media pendidikan
ketidakpuasan 1 2 3 4 5 kesehatan
atau 2 Menanyakan kondisi pasien. 2.2 Jadwalkan pendidikan
kesukaran 1 2 3 4 5 kesehatan sesuai
pada proses 3 Mencari dukungan sosial bagi anggota keluarga yang sakit. kesepakatan
menyusui. 1 2 3 4 5 2.3 Berikan kesempatan
4 Mencari dukungan spiritual bagi anggota keluarga yang sakit. untuk bertanya
1 2 3 4 5 2.4 Dukung Ibu
5 Bekerja sama dengan anggota keluarga yang sakit dalam mentukan meningkatkan
perawatan. kepercayaan diri dalam
1 2 3 4 5 menyusui
2.5 Libatkan sistem
6 Bekerjasama dengan penyedia layanan kesehatan dalam pendukung: suami,
menentukan peawatan. keluarga, tenaga
1 2 3 4 5 kesehatan dan
masyarakat
Edukasi
3.1 Berikan konseling
menyusui
71
3.2 Jelaskan manfaat
menyusui bagi ibu dan
bayi
3.3 Ajarkan 4 (empat)
posisi menyusui dan
perlekatan ( lacth on)
dengan benar
3.4 Ajarkan perawatan
payudara antepartum
dengan mengkompres
dengan kapas yang
telah diberikan minyak
kelapa
3.5 Ajarkan perawatan
payudara postpartum
(mis. memerah ASI,
pijat payudara, pijat
oksitosin)
72
73
3) Implementasi Keperawatan
4) Evaluasi Keperawatan
METODE PENELITIAN
SLKI.
individu dengan kasus yang akan diteliti secara rinci dan mendalam. Adapun
subyek penelitian yang akan diteliti adalah klien dengan diagnosa section caesarea.
1. Kriteria Inklusi
75
76
3) Pasien berusia 20-35 Tahun yang dirawat di RSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo.
2. Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi adalah sampel yang tidak memenuhi syarat dari kriteria
inklusi:
Studi kasus ini berfokus pada pengelolaan asuhan keperawatan pada 1 pasien
dengan menekankan pada prosedur intervensi penerapan terapi relaksasi tarik nafas
dalam dengan masalah keperawatan nyeri akut pada pasien post oprasi section
caesarea.
77
Sectio caesarea merupakan salah satu cara melahirkan janin yang dikenal
sebagai bantuan jalan lahir melalui sayatan dinding perut dan dinding rahim yang
dilakukan dengan pembedahan untuk mengeluarkan satu bayi atau lebih. Untuk
tindakan tersebut dapat dilihat dari diagnosa medis dan laporan medik yang didapat
dalam catatan rekam medik pasien. Adapun masalah keperawatan yang timbul pada
ibu hamil post section caesarea yaitu nyeri akut post oprasi yang dapat diterapkan
intensitas nyeri pada ibu hamil post SC. Tindakan teknik relaksasi tarik nafas dalam
ini dapat dilakukan pada saat rasa nyeri itu timbul dengan Skala Nyeri sedang hingga
berat dan dapat dilakukan sebanyak 5-7 kali dalam waktu 5-10 menit.
Suatu tindakan yang dilakukan oleh perawat dan diberikan langsung kepada
pasien dengan post oprasi section caesarea. Dalam tatanan pelayaran kesehatan
masalah pada pasien dengan kasus post oprasi section caesarea. Meliputi pengkajian
antara lain:
1. Wawancara yaitu hasil anamnesa berisi tentang identitas klien, keluhan utama,
riwayat penyakit sekarang dahulu, keluarga dan lain-lain. Sumber data yang
pasien ibu post section caesarea dengan masalah keperawatan nyeri akut di
studi kasus sesuai dengan kriteria inklusi untuk dilakukan asuhan keperawatan
pada post section caesarea dengan masalah keperawatan nyeri akut di RSUD
9. Mahasiswa melakukan bina hubungan saling percaya kepada klien yang telah
ditemukan.
wawancara.
menegakkan diagnosa.
sectio caesarea dengan masalah kepeawatan nyeri akut di RSUD dr. Kanujoso
Djatiwibowo Balikpapan.
80
13. Mahasiswa melakukan tindakan asuhan keperawatan pada pasien post section
Djatiwibowo Balikpapan.
14. Mahasiswa melakukan evaluasi asuhan keperawatan pada pasien post section
Djatiwibowo Balikpapan.
dimiliki untuk merawat subyek dan memiliki fasilitas yang memadai. Dengan lama
waktu sejak klien pertama kali masuk rumah sakit sampai pulang dan atau klien yang
dirawat minimal 3 hari. Jika sebelum 3 hari klien sudah pulang, maka perlu
Analisa data adalah proses mengolah data menjadi informasi baru yang
didapatkan dengan cara wawancara dan observasi. Analisa data dilakukan pada saat
peneliti berada di lahan penelitian. Nantinya data yang didapat berupa data subjektif
dan data objektif. Teknik analisis data dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan
data-data dari penelitian yang diperoleh dari hasil wawancara mendalam yang
dilakukan untuk menjawab rumusan masalah. Kemudian dengan cara observasi oleh
81
Data yang dikumpulkan tersebut dapat berupa data subjektif dan data objektif
Data subjektif adalah data yang didapatkan dari klien berupa suatu pendapat terhadap
situasi atau kejadian. Sedangkan data objektif adalah data yang dapat diobservasi dan
dan meraba) selama pemeriksaan fisik dari data tersebut, selanjutnya peneliti
klien.
BAB IV
Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian dan pembahasan studi kasus tentang
Asuhan Keperawatan Pada Ibu Nifas Post Sectio Caesarea di RSUD DR. Kanujoso
Djatiwibowo Balikpapan, dengan jumlah pasien sebanyak 1 orang ibu dan diuraikan
sebagai berikut:
terletak di Jalan MT. Haryono No. 656 Ringroad Balikpapan 76126 Telp : (0542) 873901
Fax : (0542) 873836. RSUD Dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan atau dahulu dikenal
dengan Rumah Sakit Umum Balikpapan ini dibuka tanggal 12 September 1949. RSUD
instalasi rawat jalan, instalasi rawat inap, fisioterapi, radiologi, instalasi bedah dan UGD
24 jam. Dalam penelitian ini peneliti melakukan penelitian di Ruang Mawar dari tanggal
23 Mei – 26 Mei 2024. Ruang Mawar ditetapkan sebagai instalasi rawat inap ibu dan anak
untuk kelas 1 dan 2, dengan batasan-batasan sebagai berikut: sebelah timur berbatasan
dengan ruang Dokter, sebelah barat berbatasan dengan ruang rawat inap khusu stroke,
sebelah utara berbatasan dengan Kemuning, serta sebelah selatan berbatasan dengan
halaman parkir. Dalam ruangan Mawar terdapat 12 kamar dengan 24 tempat tidur yang
masing-masing kamar berisikan 2 tempat tidur dan kamar mandi didalam ruangan,
82
83
dilanjutkan dengan ruang khusus penyimpanan ASI dan tempat untuk memandikan
nantinya akan membantu untuk penentuan masalah keperawatan dan kebutuhan pada
klien. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti pada Klien Ibu Nifas Post
1) Identitas
Tabel 4.1 Pengkajian Keperawatan Klien Ibu Nifas Post Sectio Caesarea di RSUD dr.
Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan Tahun 2024
1. Identitas Klien
No Data Klien Klien
1. Nama Ny. NM
2. No RM 00895028
3. Tanggal lahir/Umur 13/03/1997 (27 Tahun)
4. Jenis Kelamin Perempuan
5. Suku/Bangsa Banjar
6. Agama Islam
7. pendidikan S1 Pendidikan Matematika
8. Pekerjaan Guru
9. Sumber Biaya BPJS
10. Alamat Jl. Menur RT. 10 Bukit Raya Samboja
11. Masuk RS 22 Mei 2024, Jam (13.00)
12. Tanggal Pengkajian
23 Mei 2024, Jam (08.00)
13. Di Rawat di Ruang Rawat Inap Mawar Kelas 1
14. Diagnosa G1P0A0 + hamil 37-38 minggu+blm inp+letak
lintang+Ooligohidramnion
2. Identitas Penanggung Jawab
1. Nama Riki Setiawan
2. Umur 28 Thn
3. Jenis kelamin Laki-laki
4. Agama Islam
5. Pendidikan S1 Ekonomi
6. Pekerjaan Karyawan Swasta
7. Alamat Jl. Menur RT. 10 Kelurahan Bukit Raya, Kecamatan
Samboja
8. Hubungan dengan klien Suami
Berdasarkan tabel diatas terdapat hasil pengkajian pasien. Tanggal 23 Mei
2024 pukul 08.00 WITA, pasien berjenis kelamin perempuan berumur 27 tahun
dengan diagnosa medis kehamilan 37-38 minggu G1P0A0 belum inpartus, rencana
Balikpapan pada tanggal 22 Mei 2024 pukul 13.30 WITA dengan tercatat rujukan
85
dari RSASIH untuk dilakukan tindakan sectio caesarea di RSUD dr. Kanujoso
2) Riwayat Kesehatan
No Pengkajian Klien
1 Keluhan Utama/alasan Masuk RS Nyeri luka post oprasi
2 Riwayat Penyakit Sekarang Klien mengakatakan pada tanggal 22 Mei 2024 klien
melakukan pemeriksaan USG di RSASI Sepinggan
dan klien memiliki mata -9 kanan kiri, terdapat hasil
USG letak lintang pada bayi, tidak ada tanda-tanda
melahirkan dan jadwal klien sudah lewat dari tafsiran
melahirkan. Pada dokter spesialis kandungan
diberikan rujukan ke RSUD dr. Kanujoso
Djatiwibowo untuk dilakukan tindakan Sc pada
tanggal 23 Mei 2024 jam 09.30 dan pada jam 12.00
klien mengatakan diantar oleh suami dan keluarganya
ke RSUd dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan dan
ke IGD RSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo umtuk di
daftarkan ke ruangan rawat inap. Klien mengatakan
masuk ke ruangan Mawar kelas 1 pada jam 13.00
Pada tanggal 23 Mei 2024 Klien mengatakan masuk
ke ruang oprasi pada jam 09.30 dan keluar dari ruang
oprasi jam 11.00 dan belum dapat menggerakan kaki,
nyeri belum terasa. Pada jam 14.00 klien mengatakan
rasa nyeri bagian perut mulai terasa dan rasa sakit itu
makin begitu nyeri apabila banyak bergerak.
TD: 130/79 mmhg, Nadi: 100 Suhu: 36.6C, RR:
21x/menit.
Paliatif: luka post op
Quality: seperti diiris-iris
Region: bagian perut
Skala: 6
Timing: hilang timbul
3. Riwayat Penyakit Dahulu Klien mengatakan sebelumnya tidak pernah dirawat di
Rumah Sakit, klien mangatakan tidak ada riwayat
penyakit kronik dan akut, maupun alergi, dari data
rekam medik, klien tidak ada riwayat penyakit
sebelumnya.
4. Riwayat Penyakit Keluarga Klien mengatakan dari keluarga tidak memiliki riwat
penyakit keturunan dan penyakit yang tidak
diturunkan, dari data rekam medik, klien tidakada
riwayat penyakit keluarga.
5. Riwayat Kehamilan dan Persalinan Klien mengatakan tidak ada riwayat kehamilan dan
persalinan sebelumnya, dari data rekam medik, klien
tidak ada riwayat kehamilan sebelumnya dan ini
kehamilan dan persalinan pertama, dengan diagnosa
G0P1A0.
86
pasien. Tanggal 23 Mei 2024 pukul 08.15 WITA, pasien direncanakan tindakan
sectio caesarea karena pada mata kanan kiri -9, tidak ada tanda-tanda melahirkan,
posisi bayi letak lintang. Pasien tidak melaksanakan KB diawal penikahan, pasien
setelah persalinan selesai, pada masa kehamilan pasien mengalami mual dan
mendapatkan obat rutin tablet penambah darah, pada masa kehamilan pasien
4. Pola Personal Hygine Klien mengatakan mandi sehari 2 kali, dengan frekuensi
sering, klien mengatakan melakukan oral hygine atau sikat
gigi 2 kali sehari, keramas ataucuci rambut setiap 2 hari
sekali, potong kuku setiap 5 hari sekali, dan Kulit klien
tampak lembab dan halus, gigi bersih, lidah bersih, rambut
kokoh tidak rontok dan tidak berketombe, kuku tampak
bersih dan tidak panjang.
5. Pola Istirahat dan tidur Klien mengatakan sebelum persalinan lama waktu tidur 8
jam setiap harinya, jarang tidur siang, rutinitas sebelum
tidur berdoa, tidak ada masalah dalam hal istirahat, klien
mengtakan dengan kondisi yang sekarang sedikit
terganggu waktu tidur karena adanya rasa nyeri jaitan, dan
Klien tampak berbaring ditempat tidur, klien tampak
meringis kesakitan saat menggerakkan badannya, dan
klien tampak keterbatasan bergerak.
6. Pola aktivitas dan Latihan Klien mengatakan kegiatan dalam pekerjaan sebagai
profesi guru, dengan waktu bekerja pagi sampai sore,
dengan durasi 10 jam, klien mengatakan jarang
berolahraga, klien mengatakan kegiatan waktu luang
digunakan untuk beristirahat, klien mengatakan tidak ada
keluhan dalam kegiatan, klien mengatakan sedikit
kesulitan dalam melakukan aktivitas dengan kondisi yang
sekarang, dan Klien tampak sulit untuk melakukan
aktivitas, klien tampak melakukan latihan untuk bergerak
secara perlahan.
7. Pola Kebiasaan yang Klien mengatakan tidak merokok, tidak meminum
mempengaruhi kesehatan minuman keras, dan tidak mengonsumsi zat-zat berbahaya,
klien juga mengatakan tidak ada ketergantungan obat-
obatan, dan Klien tampak kooperatif pada saat perawatan
di RS.
8. Kemanan Klien mengatakan ANC teratur, klien mengatakan
mengikuti nasehat dan petunjuk tenaga kesehatan, tablet
penambah darah diminum secara teratur, tidak ada nyeri
pungggung, dan melakukan perawatan diri dengan baik
saat hamil, 2-3 kali sehari, dan Klien tampak kooperaratif
saat perawatan di Rs, terpasang pagar tempat tidur di kiri
klien.
9. Sensori Klien mengatakan tidak pernah kesemutan pada kaki dan
tangan, klien mengatakan mengalami baal pada
ekstremitas, dan Klien tampak meringis, Skala nyeri 5,
Klien menggunakan kacamata, klien tidak mengalami
penurunan sensori, klien dapat melihat keberadaan
perawat, indra penciuman klien tidak mengalami
penurunan, klien dapat mencium aroma makan, klien tidak
mengalami alat bantu dengar, klien mampu mendengar
suara perawat dan pupil simetris.
10. Cairan dan Elektrolit Klien mengatakan minum cairan perhari kurang lebih 7-8
gelas (1.700cc), klien mengatakan tidak memiliki
kebiasaan minum teh, kopi, dan Klien terpasang infus RL
100cc dengan tetesan 20/menit, turgor kulit elastis.
89
11. Fungsi Neurologi Klien mengatakan tidak cemas, klien tidak setres,
kesadaran composmentis, orientasi baik, kemampuan
berfikir baik, klien dapat menyebutkan keberadaannya,
ingatan klien baik, dan Klien tidak gelisah, dan terlihat
rileks.
12 Fungsi Endokrin klien mengatakan tidak menggunakan insulin dan klien
tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
13. Kaloborasi dengan dokter obat yang klien peroleh 23 Mei 2024.
-RL 500cc
-Cefozolin 1gr
-Vitamin C 2x200
-Dexametasone 2x1
-Profenid sup 2x1
24 Mei 20224
-Asamnefenamat 500mg 3x1
Berdasarkan pada tabel diatas terdapat pengkajian riwayat sehari-hari.
Tanggal 23 Mei 2024 pukul 08.20 WITA. Pasien melakukan kegiatan sehari-hari
seperti biasanya dan tidak mengalami perubahan yang begitu drastis dalam
4) Riwayat Psikososial
No. Data Klien
1. Respon ibu terhadap kelahiran Klien mengatakan bahwa klien menghargai dirinya dan
bayinya. bayinya yang sudah dilahirkan dengan cara caesar, klien
mengatakan sangat bahagia dan bersyukur karena sudah
diberikan buah hati yang sehat, Klien tampak tersenyum
bahagia, tampak mampu mengurus dan menggendong
bayinya.
2. Respon anggota lain terhadap Klien mengatakan bahwa suami dan keluarga merasakan
kelahiran bayinya. kebahagian karena bayinya telah terlahir dengan kondisi
yang sehat, dan Suami dan keluarganya tampak menerima
dengan baik dan menyambut bayinya dengan rasa haru dan
bahagia.
3. Kesiapan mental untuk Klien mengatakan secara mental sudah cukup siap untuk
menjadi ibu. menjadi ibu, siap untuk memberi asi yang cukup, siap
untuk mengasih dan menyayangi bayinya dengan tulus dan
Klien tampak mampu memberikan asi yang cukup
terhadap bayinya.
4. Rencana perawatan bayi Klien mengatakan perawatan bayi akan dilakukan sendiri
dan di dampingi oleh orang tua, dan Klien tampak mampu
melakukan perawatan bayinya.
5. Sefl Care. Klien mengatakan melakukan dan memahami perawatan
(Breast Care, Perineal Care, payudara, dan memperlancar pengeluaran ASI, klien
Nutrisi, Senam Nifas, KB, mengatakan memahami melakukan perawatan vagina,
klien mengatakan melakukan mengonsumsi makanan-
90
Menyusui, Merawat bayi, makanan yang bergizi, klien mengatakan tidak melakukan
Perawatan tali pusat). program olahraga senam nifas, klien mengatakan
memahami dan mengerjakan penggunaan KB, klien
mengatakan memahami dan mengerjakan untuk menyusui
bayinya, klien mengatakan perawatan bayia sementara
dilakukan oleh perawat dan akan dilakukan sendiri jika
sudah keluardari RS, klien mengatakan memahami dan
melakukan perawatan tali pusat, dan Klien tampak
kooperatif terhadap self care.
Berdasarkan tabel di atas terdapat pengkajian psikososial. Tanggal 23-25
Mei 2024, pasien menerima kondisi yang dia alami, menerima dan menunggu
kehadiran bayinya, suami dan keluarga pasien sangat menerima kehadiran bayi
yang ditunggu-tunggu. Pasien sangat siap dalam menjalankan tugas atau peran ibu
untuk bayinya, pasien juga akan melakukan perawatan atau menjaga dan merawat
bayinya akan dibantu oleh orang tuanya, pasien kooperatif dalam menjalankan self
Tabel 4.2 Hasil Pemerikasaan By.Ny. N dengan Ibu Nifas Post Sectio Caesarea di RSUD
dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan Tahun 2024
4. Pemeriksaan reflek Refleks bayi baik, bayi dapat membuka mulut saat bibir bayi
primitive disentuh dengan putting ibu, bayi dapat menghisap saat menyusu,
bayi dapat menggenggam saat telapak tangan disentuh, bayi
terkejut jika kaget, bayi merespon saat disentuh telapak kakinya.
5. Oksigenasi Bentuk dada normal, ekspensi dada bayi simetris, bayi tidak
menggunakan otot bantu pernafasan, bayi tidak menggunakan
pernafasan cuping hidung, suara nafas veskuler, tidak ada ronchi,
tidak ada wheezing, CRT < 3 detik, RR: 30x/menit, jantung
S1&S2 normal, Nadi: 140x/menit.
6. Nutrisi Bayi tidak anorexia, bising usus 4x/menit, BB: 3740 gram, PB:
49cm, LILA: 10cm, mukosa bibir lembab, tidak ada kesulitan
menghisap, konjungtiva tidak anemis.
7. Eliminasi Bayi tampak tenang dan popok sudah di ganti, BAB dan BAK
bayi tidak ada darah.
8. Keamanan Bayi menangis karena haus dan lapar.
9. Sesnsori Pupil simetris.
10. Cairan dan elektrolit Turgor kulit elastis.
11. Fungsi neurologi Terdapat reflek babinsik.
12. Fungsi endokrin Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
13. Kaloborasi dengan Kamis 23 Mei 2024
dokter -Vit K 1mg
-Vaksin Hepaitis B 1,0 ml
Kamis, 26 Mei 2024
-vaksin polio 2 tetes
14. Stimulasi fokal Bayi baru lahir jam 09.30 pagi, BB: 3740 gram, tali pusat masih
basah.
15. Stimulus konstektual Tali pusat tampak masih basah.
16. Stimulasi residual Daridatarekam medik, ibu di diagnosa G0P1A0
Tabel 4.2
Hasil Pemerikasaan Fisik Klien Ny. N dengan Ibu Nifas Post Sectio Caesarea di RSUD dr.
Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan Tahun 2024
Kekuatan otot:
5 5
5 5
Tabel 4.3 Hasil Pemeriksaan Pemeriksaan diagnostik Klien Ny. N dengan Ibu Nifas
Post Sectio Caesarea di RSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan Tahun 2024
darah lengkap yang diperoleh pada klien ditemukan adanya peningkatan jumlah
leukosit. Pemeriksaan diagnostik dengan darah lengkap pada bayi juga diperoleh
peningkatan leukosit.
Tabel 4.4 Data Fokus Keperawatan Klien Ny. N dengan Ibu Nifas Post Sectio Caesarea di
RSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan Tahun 2024
Data Fokus
DS 1. Klien mengatakan kembali keruangan rawat inap dari ruangan operasi jam 11.00
dan kaki masih belum di gerakkan, nyeri belum terasa.
2. Klien mengatakan baal (keram) pada kaki.
3. Klien mengatakan saat ini nyeri belum terasa, kaki terasa baal, kaki tidak dapat di-
gerakkan.
4. Pada jam 14.00 klien mengatakan nyeri sudah timbul, kaki mulai dapat digerakkan.
5. Klien mengatakan nyerinya karena luka post oprasi dan efek bius yang sudah habis.
6. Klien mengatakan nyeri jika banyak bergerak, saat ini belum dapat bergerak miring
kanan atau kiri.
7. Klien mengatakan belum pernah dioprasi caesar sebelumnya, tetapi pernah
mengunjungi temannya yang pernah melakukan oprasi caesar.
94
dengan masalah yang diperoleh pada pengkajian klien begitu juga dengan data
3. Analisa Data
Tabel 4. 5 Analisa Data Keperawatan Klien Ny. N dengan Ibu Nifas Post Sectio Caesarea di
RSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan Tahun 2024
4. Diagnosa Keperawatan
Tabel 4.6 Diagnosa Keperawatan Klien Ny. N dengan Ibu Nifas Post Sectio Caesarea di
RSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan Tahun 2024
5. Intervensi Keperawatan
Tabel 4.7 Intervensi Keperawatan Klien Ny.N dengan Ibu Nifas Post Sectio Caesarea di
RSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan Tahun 2024
25 Mei 2024 Menyusui Efektif d.d Status Menyusui Promosi ASI Ekslusif
Payudara membesar, (L.11103) (I.03135)
Alveoli mulai terisi
ASI. (D.0028) Tujuan: Setelah dilakukan Observasi
asuhan keperawatan 3.1 Identifikasi
selama 3x12 jam kebutuhan laktasi
diharapkan status bagi ibu pada
menyusui membaik anternatal, intranatal,
dengan Kriteria hasil: dan postanatal.
a. Perlekatan pada Terapeutik
payudara ibu (5) 3.2 Fasilitasi ibu
meningkat. melakukan IMD
b. Kemampuan ibu (inisiasi menyusu
mempsosikan bayi (5) dini).
meningkat. 3.3 Fasilitasi ibu untuk
c. Tetesan/pancaran ASI rawat gabung atau
(5) meningkat. rooming in.
99
Tim Pokja SLKI (2019) dan Tim Pokja SIKI (2018) dan akan diberikan kepada
pasien NY. N selama masa perawatan sesuai dengan diagnosa keperawatan yang
ditegakkan.
101
6. Implementasi
Tabel 4.8 Implementasi Keperawatan Klien Ny. N dengan Ibu Nifas Post Sectio Caesarea
di RSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan Tahun 2024
102
103
103
104
104
105
Tabel Implementasi Intervensi Tindakan Rekasasi Tarik Nafas Dalam Dengan Pasien Ibu
Nifas Post Sectio Caesarea
No Waktu Tindakan Evaluasi Tindakan Keperawatan Paraf
1. 23 Mei 2024
16.00
Sebelum: Ny. N mampu melakukan tindakan secara
mandiri pada saat menggerakkan atau berpindah posisi,
dan mampu mengalihkan rasa nyeri dengan tindakan
reklasai yang diberikan.
105
106
3. 25 Mei 2024 Sebelum: Ny. N mengeluh nyeri menurun dan rasa nyeri
yang dirasakan dapat tertahankan.
08.00
Sesudah: Ny. N mampu mengontrol nyerinya
menggunakan teknik relaksasi tarik nafas dalam dengan
intensitas hilang timbul dan berskala nyeri 4.
berdasarkan dari rencana atau intervensi yang telah dibuat agar kriteria hasil dapat
7. Evaluasi
Tabel 4.9 Evaluasi Keperawatan Klien Ny. N dengan Ibu Nifas Post Sectio Caesarea di RSUD
dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan Tahun 2024
106
107
107
108
108
109
5. Pembahasan
Pada Karya Tulis Ilmiah ini peneliti akan membahas mengenai adanya kesesuaian
maupun kesenjangan antara teori dan hasil asuhan keperawatan pada pasien NY. N
dengan diagnosa medis Sectio Caesarea di ruang mawar RSUD Dr. Kanujoso Djatiwi-
5.1 Pengkajian
terhadap klien dan harus menganalisis temuan secara kritis untuk memastikan bahwa
perawat membuat keputusan klinis yang berpusat pada pasien dengan pemberian asuhan
keperawatan yang aman. Pengkajian keperawatan berfokus pada respon pasien terhadap
penyakitnya.
Pengkajian pada pasien Ny. N dengan usia 27 tahun dilakukan pada tanggal 23-
25 Mei 2024. Ditemukan pengkajian pasien yaitu G0P1A0 usia kehamilan 37-38
minggu, belum inpartu, letak lintang, Ooligohidromnion kehamilan anak pertama, yang
109
110
Balikpapan pada tanggal 23 Mei 2024 jam 09.00 pagi, klien dilakukan tindakan Sectio
yang dirasakan karena adanya luka post oprasi, yang terasa seperti di iris-iris di bagian
perut, dengan skala nyeri 6, dan terasa hilang timbul. Pada pemeriksaan ditemukan
status obstertrik dengan tinggi pundus uteri 2 jari dibawah pusat. Kondisi uterus keras,
tidak terdapat luka jaitan pereneum, klien mengalami pengeluaran loachea sekitar 20cc,
(4.00-10.00) seperti penelitian (Rathi M. Dkk, 2016) Pada ke-32 sampel penelitian ini,
nilai mean kadar Hb pra 12,4 g/dL dan kadar Hb pasca 11,5 g/dL dengan selisih sebesar
0,9 g/dL. Rerata penurunan kadar hemoglobin pada ibu-ibu hamil masih dalam batas
normal, dan untuk Leukosit pra 12.83 ul dan kadar leukosit pasca oprasi 19.00 ul, drastis
meningkat, dan leukosit pada pasca oprasi dapat menyebabakan resiko infeksi bila tidak
5.2 Diagnosa
Mengacu pada standar Tim Pokja SDKI DPP PPNI (2017), terdapat 10 diagnosa
keperawatan yang muncul pada kasus Post Sectio Caesarea yaitu nyeri akut, resiko
infeksi, defisit perawatan diri, gangguan mobiltas fisik, kesiapan peningkatan menjadi
orang tua, pencapaian peran menjadi orang tua, dan menyusui efektif. Dengan
110
111
Di dapatkan nyeri pada pengkajian klien satu keluhan subjektifnya yaitu klien
mengeluh nyeri post operasi sectio caesarea didaerah abdomen dan nyeri bertambah
parah jika bergerak, keluhan objektif provoktif saat bergerak, qualitas seperti diiris-iris,
skala nyeri 6, timing hilang timbul, dan klien terlihat meringis menahan nyeri. Pendapat
penulis mengenai nyeri terjadi setelah proses pembedahan (sectio caesarea) dan aki-
batnya terjadinya luka hal ini sesuai antara teori dan fakta. Namun yang membedakan
adalah skala dalam menghadapi nyeri. Menurut peneliti doagnosa dapat ditegakkan ka-
rena memenuhi validasi penegakkan diagnosa keperawatan pada SDKI (PPNI, 2017),
yaitu sekitar 80-100% dari tanda mayor dan minor serta dibuktikan bahwa adanya dari
objektif adanya luka post oprasi sectio dibagian abdomen, perban tapak kering, dan
terdapat hasil pemeriksaan leukosit meningkat drastis 19.13 ul. Menurut peneliti,
diagnosa resiko infeksi berhubngan dengan prosedur invasif dapat ditegakkan karena
memenuhi validasi penegakkan diagnosa keperawatan pada SDKI (PPNI, 2017), yaitu
sekitar 80-100% dari tanda mayor dan minor serta dibuktikan data dari adanya ruam
c. Menyusui Efektif d.d Payudara membesar, Alveoli mulai terisi ASI. (D.0028)
Berdasarkan hasil pengkajian ditemukan data subjektif klien mengatakan ASI su-
dah keluar. Data objektif terdapat pembesaran payudara, dan alveoli terisi. Menurut
111
112
peneliti, diagnosa menyususi efektif ditandai dengan payudara membesar, alveoli mulai
pada SDKI (PPNI, 2017), yaitu sekitar 80-100% dari tanda mayor dan minor serta
5.3 Intervensi
Intervensi Keperawatan yang di lakukan pada klien sesuai dengan diagnosa yang
di tegakan. Untuk intervensi pasien yaitu nyeri akut, resiko infeksi, menyusui efektif.
Perencanaan asuhan keperawatan yang akan dilakukan pada klien dengan masalah
keperawatan nyeri akut berhubungan agen pencedera fisiologis pasca oprasi (D.0077)
berdasarkan kiteria hasil yaitu Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama
3 x 12 jam mampu kontrol nyeri (L.14128) dengan Kriteria Hasil : Mampu mengontrol
nyeri) Melaporkan bahwa nyeri berkurang (skala nyeri 4), Mampu mengenali nyeri
(skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri), menyatakan rasa nyaman setelah nyeri
identifikasi penyebab dan karakteristik nyeri, skala nyeri, identifikasi faktor nyeri yang
nyeri, identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri, identifikasi pengaruh nyeri
pada kualitas hidup, monitor kebiasaan terapi komplementer yang sudah diberikan,
monitor efek samping pengaruh analgetik. Terapeutik: Berikan teknik non farmakalogis
teknik relaksasi tarik nafas dalam, kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri.
112
113
pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan nyeri.
Edukasi: Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri, Jelaskan strategi meredakan
secara tepat, Anjurkan teknik non farmakologis (teknik relaksasi tarik nafas dalam)
untuk mengurangi rasa nyeri. Kaloborasi: Kaloborasi pemberian analgetik, jika perlu.
Intervensi keperawatan yang disusun pada pasien post sectio caesarea dengan
resiko (L.14128) teratasi dengan kriteria hasil: Kemampuan mencari informasi tentang
melakukan strategi kontrol resiko meningkat. Dengan begitu maka rencana tindakan
pengunjung, berikan perawatan kulit pada area edema, cuci tangan sebelum dan sesudah
kontak dengan pasien dan lingkungan pasien, pertahankan teknik aseptik pada pasien
beresiko tinggi. Edukasi: Jelaskan tanda dan gejala infeksi, ajarkan cara mencuci tangan
yang benar, ajarkan etika batuk, ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau luka oprasi,
Intervensi keperawatan yang disusun pada pasien post sectio caesarea dengan
muali terisi ASI (D.0028) yaitu setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 12 jam
113
114
diharapkan status menyusui meningkat (L.11103) dengan kriteria hasil: Perlekatan pada
ibu pada anternatal, intranatal, dan postanatal. Terapeutik: Fasilitasi ibu melakukan IMD
(inisiasi menyusu dini), fasilitasi ibu untuk rawat gabung atau rooming in, gunakan
sendok dan cangkir jika bayi belum bisa menyusui, dukung ibu menyusui dengan
tentang ASI eksklusif, siapkan kelas menyusui pada masa prenatal minimal 2 kali dan
periode pascapartum minimal 3 kali. Edukasi: Jelaskan manfaat menyusui bagi ibu dan
meningkatkan produksi ASI, jelaskan tanda-tanda bayi cukup ASI (mis: berat badan
meningkat, BAK lebih dari 10 kali/hari, warna urine tidak pekat), jelaskan manfaat
rawat gabung (rooming in), anjurkan ibu menyusui sesegera mungkin setelah
melahirkan, anjurkan ibu memberikan nutrisi kepada bayi hanya dengan ASI, anjurkan
ibu menyusui sesering mungkin setelah lahir sesuai kebutuhan bayi, anjurkan ibu
menjaga produksi ASI dengan memerah, walaupun kondisi ibu atau bayi terpisah.
5.4 Implementasi
telah disusun. Penatalaksanaan pada pasien dengan sectio caesaraea yang akan
memantau perkembangan klien pada nyeri post op, luka pada abdomen, dan cara
114
115
menyusui, sehingga dalam tinjauan kasus implementasi dilakukan pada pasien Ny. N
Implementasi yang dilakukan pada pasien Ny. N dengan diagnosa nyeri akut yaitu
skala nyeri, mengidentifikasi respon terahdap nyeri, dan berikan teknik non
farmakologis yaitu tekntik relaksasi tarik nafas dalam, serta kaloborasikan pemberian
Dalama implementasi yang dilakukan pada pasien Ny. N dengan diagnosa resiko
infeksi yaitu dengan memonitor tanda dan gejala, membatasi pengunjung, memberikan
perawatan area edema, mencuci tangan sebelum dan sesudah kondtang dengan pasien
mengidentifikasi kebutuhan laktasi bagi ibu pada antrenatal, intranatal dan postanatal,
Diuraikan diatas penulis beramsusi bahwa pasien Ny. N tidak melakukan semua
kebutuhan klien.
115
116
5.5 Evaluasi
kesehatan pada pasien dengan tujuan yang telah diformulasikan dengan kenyataan yang
dialami oleh pasien, dengan melibatkan pasien dan tenaga kesehatan lainnya (Ballsy et
al., 2021).
Hasil evaluasi yang dilakukan pada pasien Ny. N dengan diagnosa keperawatan
pertama nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fosiologis pasca oprasi, dapat
teratasi di hari ke-3 di tanggal 25 Mei 2024. Sesuai dengan yang diharapakan keluhan
Hasil evaluasi yang dilakuka pada pasien Ny. N dengan diagnosa keparawatan
kedua resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif, dapat teratasi pada hari ke-
3 pada tanggal 25 Mei 2024. Sesuai dengan yang diharapkan kemampuan mencari
Hasil evaluasi yang dilakukan pada pasien Ny. N dengan diagnosa keperawatan
ketiga menyusui efektif ditandai dengan pembesaran payudara, alveoli mulai terisi ASI,
dapat teratasi di hari ke-3 pada tanggal 25 Mei 2024. Sesuai dengan yang diharapkan
116
117
BAB V
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada BAB V maka kesimpulan dan
6. Kesimpulan
pelayanan primer yang sesuai dengan tiga diagnosa penyakit. Berdasarkan diagnosis
pasien , perawatan pengobatan diberikan sesuai dengan diagnosis dan kebutuhan pasien.
Intervensi yang ditawarkan berupa penggunaan teknik tarik nafas dalam, berhasil untuk
dilakukan dan dapat mengatasi masalah keperawatan utama pada pasien. Pelaksanaan
perawatan dilakukan selama tiga hari , dan hasil evaluasi menunjukkan kondisi pasien
7. Saran
Hasil penelitian yang dilakukan diharapkan dapat menjadi acuan dan menjadi
bahan pembanding pada peneliti selanjutnya dalam melakukan penelitian pada klien
Studi kasus yang peneliti lakukan tentang asuhan keperawatan pada ibu nifas post
sectio caesarea di ruang Mawar RSUD Dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan dapat
menjadi acuan bagi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan secara professional
117
118
dan komprehensif. Peneliti juga memberikan saran agar perawat ruangan melakukan
pengkajian secara komprehensif dan memberikan promosi kesehatan Ibu Post Sectio
Caesarea pada Klien dan Keluarga agar dampak dari tindakan ini bisa diatasi lebih
lanjut.
Hasil penelitian yang peneliti lakukan dapat menambah keluasan ilmu khususnya
keperawatan dalam melakukan asuhan keperawatan pada pasien ibu nifas post sectio
caesarea dan juga memacu pada peneliti selanjutnya sebagai bahan pembandingan
dalam melakukan penelitian pada pasien ibu nifas post sectio caesarea.
118
119
DATAR PUSTAKA
Isnaeni, Ana Pertiwi, And Iriantom, A. and A. (2019). Pengaruh Pemberian Terapi
Relaksasi Abdominal Breathing terhadap Nyeri Post Sectio Caesarea dengan Spinal
Anastesi di PKU Muhammadiyan Gamping. Jurnal Kesehatan Poltekkes Kemenkes
Yogyakarta, 6(6), 9–33. http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/1134/4/4. Chapter 2.pdf
Lailiyah, S. R. (2019). Efektifitas Teknik Relaksasi Nafas Dalam dan Pijatan Effleurage
terhadap penurunan skala nyeri pada post sectio caesarea. NURSING UPDATE :
Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan P-ISSN : 2085-5931 e-ISSN : 2623-2871, 1(1), 61–
69. https://doi.org/10.36089/nu.v1i1.37
Nurmawati, S., Analysis, G., Russell, T., Vélaz de Medrano, C., Vaillan, D., Perrenoud,
P., Desarrollo, E. L., Del, P., La, P., La, H. D. E., ABS, Fayyaz, A., Muhamad, N.,
Sulong, A. B., Song, Y. A., Park, S. J. S. S., Chae, S. W., Di, O., Of, C., … Du, Q.
(2018). Asuhan keperawatan pada Ibu Hamil Post Sectio Caesare. Gender and
Development, 120(1), 1.
http://www.uib.no/sites/w3.uib.no/files/attachments/1._ahmed-
affective_economies_0.pdf%0Ahttp://www.laviedesidees.fr/Vers-une-
anthropologie-critique.html%0Ahttp://www.cairn.info.lama.univ-
amu.fr/resume.php?ID_ARTICLE=CEA_202_0563%5Cnhttp://www.cairn.info.
Pikhospital, R. S. P. I. K. (2023). Skala nyeri Nyeri itu suatu pengalaman dan emosi
sensori yang tidak menyenangkan yang terjadi karena adanya kerusakan jaringan.
Respon terhadap nyeri dapat sangat bervariasi antara orang yang satu dengan yang
lain pada orang yang sama dalam waktu yang ber. 1.
https://www.pikhospital.co.id/info/80/skala-nyeri
119
120
Susilawati, Utari Kartaatmadja, F. S., & Suherman, R. (2023). Pengaruh Teknik Relaksasi
Nafas Dalam Terhadap Intensitas Nyeri Pasien Post Partum Sectio Caesarea Di
Ruang Rawat Nifas Rsud Sekarwangi Sukabumi. Media Informasi, 19(1), 2.
https://doi.org/10.37160/bmi.v19i1.53
Wahidmurni. (2023). Definisi Keperawatan Pada Ibu Hamil Post Sectio Caesarea. 2588–
2593.
World Health Organization, 2021. (2021). prevalensi data sectio caesarea Who, 2021.
https://www.who.int/home/search-results
120
121
Lampiran 1
121
122
Lampiran 2, 3, dan 4
122
123
Lampiran 5
123
124
Lampiran 6
124
125
Lampiran 7
125
126
Lampiran 8 dan 9