Bahan Narsum Geoteknik SMKP_DH

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 35

IMPLEMENTASI ASPEK GEOTEKNIS DALAM

SISTEM MANAGEMENT KESELAMATAN PERTAMBANGAN


Dwinanto Herlambang
Subkoordinator Keselamatan Pertambangan Mineral

DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL DAN BATUBARA


DIREKTORAT JENDERAL MINERAL DAN BATUBARA
DIREKTORAT JENDERAL
MINERAL DAN BATUBARA KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
PERTAMBANGAN

Usaha Pertambangan adalah kegiatan dalam rangka pengusahaan


Mineral atau Batubara yang meliputi tahapan kegiatan Penyelidikan
Umum, Eksplorasi, Studi Kelayakan, Konstruksi, Penambangan,
Pengolahan dan/atau Pemurnian, Pengangkutan dan Penjualan, serta
pascatambang.
FAKTA
Pertambangan: Padat risiko

Kecelakaan Berakibat Cidera Berat


dan Mati masih terjadi

Telah banyak perubahan dalam


proses dan teknologi pertambangan

Pertambangan: Ada risiko


ketidakpastian
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DI DUNIA

AS/NZS
SMK3 4801: 2001
APOSHO
ILO OSH 2001 STANDAR
2000

OHSAS
18001:2007
DR 96311
Company

BS 8800 Safety Map

SA 8000 ISRS VPP OSHA


@SDKP Minerba
ELEMEN SMKP MINERBA
Kebijakan

SMKP Minerba,
merupakan bagian dari sistem Tinjauan Manajemen dan
Peningkatan Kinerja
Perencanaan
yang ada di perusahaan
secara keseluruhan,
membantu perusahaan untuk
pelaksanaan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3)
Pertambangan dan Dokumentasi Organisasi dan Personel
Pelaksanaan Keselamatan
Operasional (KO)
Pertambangan

Pemantauan, Evaluasi,
Implementasi
dan Tindak Lanjut
5
LATAR BELAKANG SMKP MINERBA
Dasar Hukum
✓ UU No. 1 Tahun 1970
✓ UU No. 13 Tahun 2003
✓ UU No. 3 Tahun 2020 dan UU 4 Tahun 2009
✓ PP No. 19 Tahun 1973
✓ PP No. 55 Tahun 2010 SMKP MINERBA
✓ PP No. 50 Tahun 2012
✓ Permen ESDM No. 26 Tahun 2018
✓ Permen ESDM No. 7 Tahun 2020 d/h Permen ESDM 11 Tahun 2018
✓ Kepmen ESDM No 1827.K/30/MEM/2018
✓ Kepmen ESDM No 1806.K/30/MEM/2018
✓ Kepdirjen Minerba No 308.k/30/DJB/2018
✓ Kepdirjen Minerba No 309.k/30/DJB/2018
✓ Kepdirjen Minerba No 185.k/37.04/DJB/2019
Karakteristik Pertambangan
Konsep Akademis
✓ Padat Modal
Pengelolaan KP
✓ Padat Teknologi
✓ Risiko Besar & Spesifik Membangun Budaya KP
✓ Dinamis (Hazard & Risiko Berpindah)
DASAR HUKUM SMKP MINERBA @SDKP Minerba

UUD 1945 UUD 1945


Pasal 27 (2) Pasal 33 (2 & 3)

UU Minerba
UU Keselamatan Kerja UU Ketenagakerjaan UU No.4 /2009, Pasal 96 & 141 dan
UU No.1/1970 UU No.13 /2003, Pasal 86 & 87 UU No.3 /2020

Penerapan SMK3
Binwas Minerba
PP No. 50 / 2012 Pasal 4 (2) & 19
PP No.55 /2010, Pasal 16, 26 & 27

PP Keselamatan Kerja
Permen ESDM No. 26/2018 tentang Pelaksanaan Kaidah Pertambangan yang
PP No.19/1973 Baik dan Pengawasan Pertambangan Minerba
Permen ESDM No. 7/2020 tentang Wilayah, Perizinan dan Laporan pada
Kegiatan Usaha Pertambangan Minerba

Kepmen ESDM No. 1806.K/2018 tentang RKAB dan Pelaporan


KepMen ESDM No. 1827.K/2018 tentang Pedoman Kaidah Teknik Pertambangan Yang Baik

Kepdirjen Nomor 308/30/DJB/2018 tentang Juknis KTT/PTL, Pengawas Operasional, Pengawas Teknis, dll
Kepdirjen Nomor 309/30/DJB/2018 tentang Bahan Peledak dan Peledakan dan Tangki Bahan Bakar Cair
Kepdirjen Nomor 185/37/04/DJB/2019 tentang Keselamatan Pertambangan dan SMKP Minerba
ASPEK GEOTEKNIK
PADA SMKP?

8
KEPDIRJEN MINERBA
185.K/37.04/DJB/2019
Petunjuk Teknis Keselamatan
Pertambangan dan
SMKP Minerba

#SMKP Menjadi lebih baik


ELEMEN 1: KEBIJAKAN

1. Terdapat visi, misi, dan tujuan Pemegang IUP, IUPK, IUP Operasi
Produksi khusus untuk Pengolahan dan/atau Pemurnian, IPR, atau IUJP
terkait aspek Keselamatan Pertambangan.
2. Komitmen dalam melaksanakan Keselamatan Pertambangan, yang
mencakup:
a. peningkatan berkelanjutan dalam upaya untuk mencegah
kecelakaan, Penyakit Akibat Kerja, kejadian akibat penyakit
tenaga kerja, dan kejadian berbahaya, serta dalam upaya untuk
mencegah kerusakan aset dan terhentinya produksi, menciptakan
kegiatan operasional tambang yang aman, efisien, dan produktif
serta mewujudkan budaya Keselamatan Pertambangan;
b. pematuhan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang
Keselamatan Pertambangan serta persyaratan lainnya yang terkait;
dan
c. dorongan untuk melibatkan Pekerja dalam pengelolaan
Keselamatan Pertambangan.
10
SUB ELEMEN 1.2: ISI KEBIJAKAN

Isi kebijakan harus diturunkan menjadi program Keselamatan Pertambangan


Perusahaan dalam membuat dan menetapkan program
Program Keselamatan Pertambangan ditetapkan dan
keselamatan kerja Pertambangan didasarkan pada:
disahkan oleh Komite Keselamatan Pertambangan.
1) peraturan perundang-undangan dan standar terkait yang
berlaku;
2) persyaratan lainnya yang terkait; Komite Keselamatan Pertambangan siapa saja?
3) kebijakan perusahaan; a) ketua yang dijabat oleh KTT, PTL, atau PJO sesuai
4) hasil Manajemen Risiko terhadap seluruh proses, kegiatan, kewenangannya;
dan area kerja; b) wakil ketua;
5) evaluasi kinerja program keselamatan kerja Pertambangan
c) sekretaris yang dijabat oleh pengelola Keselamatan
6) hasil pemeriksaan terhadap kecelakaan dan Kejadian
Pertambangan tertinggi di pemegang IUP, IUPK,
Berbahaya; dan
IUP Operasi Produksi khusus untuk Pengolahan
7) ketersediaan sumber daya, antara lain manusia, finansial,
peralatan. dan/atau Pemurnian, IPR, dan IUJP; dan
d) anggota
Perusahaan melakukan pengukuran pencapaian program yang
ditetapkan dengan menggunakan parameter tertentu sebagai
dasar penilaian keberhasilan program Keselamatan
Pertambangan.

11
ELEMEN 2: PERENCANAAN

1 5

PERENCANAAN
Penelaahan Rencana Kerja dan
Awal Anggaran KP

4
2
Manajemen Penetapan
Risiko Tujuan, Sasaran dan
Program
Identifikasi Kepatuhan
Terhadap Ketentuan
Perundang-undangan

3
Perencanaan Adalah Merupakan Tindak Lanjut Dan Penjabaran Dari Kebijakan
Keselamatan Pertambangan Yang Telah Ditetapkan
ELEMEN 2: PERENCANAAN – MANAJEMEN RISIKO

Proses Manajemen Risiko Yang Dilakukan


Pemegang IUP, IUPK, IUP OPERASI
PRODUKSI KHUSUS UNTUK
PENGOLAHAN DAN/ATAU PEMURNIAN,
IPR, DAN IUJP Meliputi 5 (Lima) Kegiatan,
Terdiri Atas:
a. Komunikasi Dan Konsultasi Risiko
b. Penetapan Konteks
c. Identifikasi Bahaya
d. Penilaian Dan Pengendalian Risiko
e. Pemantauan Dan Peninjauan
ELEMEN 2: PERENCANAAN – MANAJEMEN RISIKO

Komunikasi dan Konsultasi


Komunikasi dan konsutasi merupakan proses yang terus menerus dan berulang untuk menyediakan,
menyebarluaskan, atau mendapatkan informasi dan untuk terlibat dalam dialog dengan para pemangku
kepentingan terkait dengan manjemen risiko.

Komunikasi dan Konsultasi Dilakukan Sebelum Dan Selama Proses Manajemen Risiko Dilaksanakan

Tata Cara

Pelaksanaan Rapat Dengan Para Pemangku Kepentingan

Penyampaian Informasi Melalui Papan Pengumuman

Email, Sosial Media, Aplikasi atau Sarana Komunikasi

Menyediakan Kotak Saran

Saluran Khusus Untu Menerima Masukkan Dari Semua


Pemangku Kepentingan.
MANAJEMEN RISIKO
PENETAPAN KONTEKS RISIKO

Penetapan konteks risiko terkait


dengan pemantauan batasan-
batasan risiko yang akan dikelola dan
menentukan lingkup proses
manajemen risiko selanjutnya,
berupa faktor internal dan faktor
eksternal
MANAJEMEN RISIKO
IDENTIFIKASI BAHAYA
Pemegang IUP, IUPK, IUP Operasi Produksi
khusus untuk Pengolahan dan/atau
Pemurnian, atau IPR mengidentifikasi
sumber-sumber bahaya, area yang terpapar
oleh bahaya, dan konsekuensi yang potensial

Proses yang dilakukan disini harus mampu


mengidentifikasi semua sumber, tindakan dan
kondisi yang ada dalam semua proses
perusahaan yang dapat menimbulkan bahaya
terhadap kecelakaan maupun penyakit akibat
kerja.
ELEMEN 2: PERENCANAAN – MANAJEMEN RISIKO

d. Penilaian dan Pengendalian Risiko


Penilaian Risiko Dilakukan Melalui Proses Evaluasi Risiko Untuk
Penilaian Risiko Menentukan Risiko Dapat Diterima Atau Tidak Dengan Metodologi:

a) Memperhatikan Ruang Lingkup, Sifat Dan Waktu


Untuk Memastikan Metode Yang Digunakan
Bersifat Proaktif; Dan

b)Menyediakan Cara Untuk Melakukan Identifikasi


Bahaya, Penentuan Nilai Risiko, Penentuan
Kriteria, Dan Prioritas Risiko, Penentuan
Pengendalian Yang Sesuai, Dan
Pendokumentasiannya.
ELEMEN 2: PERENCANAAN – MANAJEMEN RISIKO

d. Penilaian dan Pengendalian Risiko


Tujuan Dari Penilaian Risiko Adalah Untuk Menghasilkan Output Yang Dapat Digunakan
Penilaian Risiko Untuk Mengembangkan Strategi Yang Tepat Dalam Mengelola Risiko

Untuk Dapat Melakukan Penilaian Risiko (Analisis Dan Evaluasi) Yang Lebih Akurat Maka Proses Penilaian Risiko
Tidak Hanya Dilakukan Oleh Bagian K3 Atau Seorang Spesialis Dalam Bidang K3 Saja Atau Bahkan Hanya
Dilakukan Oleh Konsultan Eksternal Tetapi Proses Penilaian Risiko Harus Melibatkan Beberapa Pihak Yang
Dilakukan Dalam Sebuah Diskusi Kelompok Yang Terdiri Dari:

• Perwakilan dari karyawan yang melaksanakan tugas yang


• Seorang Fasilitator Yang Sudah Familiar Dan Memahami
terkait seperti Operator atau Mekanik; Metode Penilaian Risiko Yang Akan Digunakan.

• Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pertambangan;

• Dan Jika Diperlukan Termasuk Orang Yang Memiliki


• Bagian Keselamatan Operasi (KO) Pertambangan
Keahlian Teknis Yang Sesuai Dengan Pekerjaan Tersebut
• Seorang Supervisor atau Pengawas Operasional yang Misalnya Seorang Ahli Geologi (Geologis), Mechanical
memimpin atau mengawasi pelaksanaan pekerjaan yang Engineer Dan Lain - Lain .

terkait secara langsung;


ELEMEN 2: PERENCANAAN – MANAJEMEN RISIKO

d. Penilaian dan Pengendalian Risiko

Pengendalian Risiko
1 Rekayasa antara lain : Eliminasi, Subtitusi dan Isolasi
Berdasarkan Hasil Penilaian
Risiko, Pemegang IUP, IUPK,
IUP Operasi Produksi
Khusus Untuk Pengolahan Administrasi antara lain : Rambu Peringatan, Pemilihan
2 Pekerja, rotasi kerja, pembatasan jam kerja, serta
Dan/Atau Pemurnian, IPR,
pemilihan perusahaan jasa pertambangan.
Dan IUJP Menetapkan,
Menerapkan, Dan
Mendokumentasikan
Langkah-langkah Praktik Kerja, Seperti Prosedur Kerja Baku (Standard
3 Operating Procedure), Instruksi Kerja (Work
Pengendalian Terhadap
Risiko Tersebut Dengan Instruction), Dan Pelatihan (Training); Dan
Mengikuti Hierarki
Pengendalian Risiko 4
Alat Pelindung Diri (APD)
Sebagai Berikut:
ELEMEN 2: PERENCANAAN – MANAJEMEN RISIKO

e. Pemantauan dan Peninjauan

Pemegang IUP, IUPK, IUP Operasi Produksi Khusus Untuk


Pengolahan Dan/Atau Pemurnian, Atau IPR:
• Menetapkan Cara Untuk Melakukan Pemantauan Dan
Peninjauan Terhadap Setiap Proses Manajemen Risiko;
• Mengkomunikasikan Setiap Hasil Dari Pemantauan Dan
Peninjauan Terhadap Proses Manajemen Risiko Kepada
Seluruh Pihak Yang Terkait;
• Memastikan Pengendalian Risiko Yang Dilakukan Telah
Memadai; Dan
• Melaksanakan Pemantauan Dan Peninjauan Secara
Berkala Atau Apabila:
- Terjadi Kecelakaan
- Kejadian Berbahaya;
- Terjadi Kejadian Akibat Penyakit Tenaga Kerja
- Terjadi Penyakit Akibat Kerja
- Terjadi Perubahan Peralatan, Instalasi, Dan/Atau
Proses Serta Kegiatan Pemegang Izin; Dan/Atau
- Ada Proses Serta Kegiatan Baru.
SISTEM MANAJEMEN GEOTEKNIK DI DUNIA
A framework for managing geotechnical risk across multiple operations (Rio Tinto)
SUB ELEMEN 3.5: PENUNJUKAN PENGAWAS OPERASIONAL DAN PENGAWAS TEKNIK
a. KTT atau PTL dalam melakukan tugasnya dibantu oleh pengawas operasional dan
pengawas teknis;
b. KTT atau PTL mengangkat pengawas operasional dengan menerbitkan Surat Penunjukan
Pengawas Operasional, yang memenuhi syarat ketentuan peraturan perundang-
undangan dan memiliki Kartu Pengawas Operasional yang disahkan oleh KaIT atau
Kepala Dinas atas nama KaIT;
c. pengawas operasional mempunyai tugas dan tanggung jawab:
• bertanggung jawab kepada KTT atau PTL untuk keselamatan dan kesehatan semua
Pekerja yang menjadi bawahannya;
• melaksanakan inspeksi, pemeriksaan, dan pengujian;
• bertanggung jawab kepada KTT atau PTL atas keselamatan, kesehatan, dan
kesejahteraan dari semua orang yang ditugaskan kepadanya; dan
• membuat dan menandatangani laporan pemeriksaan, inspeksi, dan pengujian; 22
SUB ELEMEN 3.6 PENUNJUKAN TENAGA TEKNIS PERTAMBANGAN YANG BERKOMPETEN

a. KTT atau PTL menunjuk Tenaga Teknis Pertambangan yang Berkompeten;


b. Tenaga Teknis Pertambangan yang Berkompeten juga mencakup juru ledak, juru ukur,
juru las, juru bor, juru derek, juru rawat/paramedis, juru langsir, petugas proteksi radiasi,
ahli listrik, petugas/juru ventilasi dalam hal kegiatan penambangan dilakukan dengan
metode penambangan bawah tanah, petugas pertolongan pertama pada
kecelakaan/first aider, petugas pemadam kebakaran, anggota tim tanggap darurat,
petugas industrial hygiene, loading/berthing master, petugas bahan kimia, rigger,
operator pesawat angkat/angkut, petugas gudang bahan peledak; dan
c. KTT atau PTL membuat daftar tenaga teknis Pertambangan yang standar kompetensi
kerjanya belum ditetapkan oleh Pemerintah*, serta melakukan pengujian kompetensi
terhadap tenaga teknis Pertambangan yang bersangkutan.

* Standard kompetensi kerja bidang geoteknik tambang, sehingga penetapan oleh KTT berdasarkan
pengalaman kerja/portofolio yang relevan (3 tahun)
23
SUB ELEMEN 4.6 PENETAPAN SISTEM PERANCANGAN DAN REKAYASA

Menyusun
Prosedur
Operasi/
Kerja Menetapkan

Mensosialisasikan
Tahapan Perancangan & Rekayasa
SPIP
Menerapkan

Perubahan & Modifikasi


Perancangan & Rekayasa
Mendokumentasikan
SUB ELEMEN 4.6 PENETAPAN SISTEM PERANCANGAN DAN REKAYASA
Perancangan dan Rekayasa
• Prosedur Perancangan dan Rekayasa sarana, prasarana, instalasi, peralatan
pertambangan dan penambangan
• Petugas yang kompeten untuk melakukan verifikasi
• Orang yang bertanggungjawab memberikan persetujuan
Perubahan
• Prosedur perubahan dan modifikasi perancangan dan rekayasa
• Petugas yang memiliki kompetensi untuk melakukan identifikasi dan tinjauan ulang
Perencanaan dan Operasional
Tambang Permukaan

• KTT menjamin kestabilan lereng penambangan,


penimbunan, dan lokasi fasilitas lainnya telah
diperhitungkan dalam perencanaan tambang.
• Jika ditemukan kondisi tidak aman yang tidak teridentifikasi
sebelumnya, maka dilakukan perencanaan ulang agar
tetap memenuhi standar aman dan disetujui oleh KTT.
• Tinggi, lebar, dan kemiringan teras dibuat dengan baik dan
aman dengan membuat kajian kestabilan lereng untuk
keselamatan operasional aktivitas penambangan.

26 Direktorat Teknik dan Lingkungan 8/1/2023


Sub Elemen 5.2.
Inspeksi Pelaksanaan Keselamatan Pertambangan
a. menyusun, menetapkan, mensosialisasikan, menerapkan, dan mendokumentasikan
prosedur inspeksi, yang meliputi kegiatan perencanaan inspeksi, persiapan inspeksi,
pelaksanaan inspeksi, rekomendasi dan tindak lanjut hasil inspeksi, evaluasi kegiatan
inspeksi, dan laporan dan penyebarluasan hasil inspeksi KP.
b. menentukan objek inspeksi, jadwal pelaksanaan inspeksi, petugas inspeksi, metode
inspeksi (inspeksi silang dan inspeksi bersama), dan biaya pelaksanaan inspeksi.
c. menyiapkan paling sedikit meliputi prosedur, standar, dan check list yang berlaku dan
berhubungan terhadap objek yang akan diinspeksi, alat ukur dan alat uji, buku catatan,
dan kamera dalam kegiatan inspeksi KP.
d. KTT, PTL, atau petugas yang ditunjuk dalam setiap gilir kerja memeriksa setiap area kerja
dan jalan perlintasan yang digunakan, sarana, prasana, instalasi, dan peralatan
Pertambangan, dan tempat yang dinilai berbahaya, dalam pelaksanaan inspeksi.
Sub Elemen 5.2.
Inspeksi Pelaksanaan Keselamatan Pertambangan
d. memberikan rekomendasi temuan valid yang telah diverifikasi dengan mengacu
kepada hierarki pengendalian risiko.
e. melakukan pemantauan terhadap setiap rekomendasi dan memastikan
rekomendasi telah ditindaklanjuti dengan baik dan tepat waktu, serta melakukan
evaluasi secara menyeluruh terhadap setiap tahapan kegiatan inspeksi dan hasil
dari pelaksanaan tindak lanjut.
f. mendokumentasikan hasil inspeksi dan pemenuhan tindak lanjut, serta
mensosialisasikan kepada seluruh pekerja sebagai bentuk edukasi.
Inspeksi Kestabilan Lereng

Sumber : PT Borneo Indobara


Kurang Perencanaan Inspeksi Kestabilan Lereng?

30
8/1/2023
Lesson Learned !!

31
ELEMEN 6: HIRARKI DOKUMENTASI (UMUM)

KEBIJAKAN,
LEVEL 1
MANUAL

PROSEDUR
LEVEL 2

INSTRUKSI KERJA, DOKUMEN TEKNIS, STANDAR,


LEVEL 3 GAMBAR DLL.

FORMULIR, CHECKLIST
LEVEL 4

Catatan: jumlah tingkatan dokumentasi dalam SMKP boleh menyesuaikan kebutuhan organisasi
LEVEL 4 DOKUMEN : FORMULIR, CHECKLIST

Sumber:
Queensland Goverment

33
ELEMEN 7: TINJAUAN MANAJEMEN & PENINGKATAN KINERJA

Analysis of Indonesia Mineral and Coal Mining Safety Management System Policy Using Soft System Methodology.
Dean Andreas Simorangkir. and Yudo Anggoro.
Published at Jurnal Manajemen Teknologi (ISSN: 1412-1700 Volume 17 Number 2 2018, accredited by DGHE, SK No. 60/E/KPT/2016). Available at
http://journal.sbm.itb.ac.id/index.php/mantek/article/download/2604/pdf_54
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai