35761-75676621134-1-PB.docx
35761-75676621134-1-PB.docx
35761-75676621134-1-PB.docx
ABSTRAK
Kata kunci: tanah gambut, pupuk organik cair, kacang tanah, limbah udang
1
The Effect Of Liquid Organic Fertilizer On Shrimp Waste To The Growth And
Yield Of Peanut On Peat Soil
Iponi Asri1), Putu Dupa Bandem2) dan Maulidi2)
1)
Student 2)Faculty of Agriculture
Faculty University of Tanjungpura
ABSTRACT
The aim of this research is to find out the best concentration liquid organic
fertilizer on shrimp waste on peanut on peat soil. The research was conducted from
13 april to 13 july 2019 in Jl. Perdana, Gg. Mufakat 1. The study used a completely
randomized design (CRD) method in which the application of organic fertilizer as a
single factor. The treament were designed in five level of concentration and 5
treatments with 5 replications and each replication consisted of 4 sample plants. The
treatment in question is k1 = 20 ml/ liter of water, k2 = 40 ml/ liter of water, k3 = 60
ml/ liter of water, k4 = 80 ml/ liter of water and k5 = 100 ml/ liter of water. The
observed variables in this study are plant height (cm), root volume (cm 3), the dry
weight of the plant (g), wet stover weight on top of plant (g), wet stover weight on
bottom of plant (g), the number of pods per plant, the dry weight of pods per plant (g)
and dry weight of kernel per plant (g). The results showed that the using of liquid
organic fertilizer on shrimp waste with dose 60 ml/liter can improve to growth and
yield of peanut on peat soil.
Key word : peat soil, liquid organic fertilizer, peanut, shrimp waste.
2
PENDAHULUAN yang kurang baik diantaranya
mempunyai drajat kemasaman (pH)
Kacang tanah (Arachis yang tinggi, kandungan basanya
hypogaea L.) adalah komoditas rendah, kapasitas tukar kationnya
agrobisnis yang bernilai ekonomi tinggi (KTK). Sifat kimia ini yang
cukup tinggi dan merupakan salah satu mengakibatkan ketersediaan unsur
sumber protein dalam pola pangan hara menjadi rendah. salah satu upaya
penduduk Indonesia. Kebutuhan yang dapat dilakukan dalam
kacang tanah dari tahun ke tahun terus peningkatan produktivitas tanah
meningkat sejalan dengan gambut dengan pemberian POC.
bertambahnya jumlah penduduk, Penggunaan pupuk cair
kebutuhan gizi masyarakat, memiliki keunggulan yakni walaupun
diversifikasi pangan, serta sering digunakan tidak merusak tanah
meningkatnya kapasitas industri pakan dan tanaman, pemanfaatan limbah
dan makanan di Indonesia. Namun organik sebagai pupuk dapat
produksi kacang tanah dalam negeri membantu struktur dan kualitas tanah,
belum mencukupi kebutuhan Indonesia karena memiliki kandungan unsur hara
yang masih memerlukan subsitusi (NPK) dan bahan organik lainnya
impor dari luar negeri. Oleh sebab itu (Hadisuwito,2007). Penggunaan POC
pemerintah terus berupaya pada kosentrasi yang rendah belum
meningkatkan jumlah produksi melalui menunjukkan hasil yang optimal,
intensifikasi, perluasan areal tetapi penggunaan POC pada
pertanaman dan penggunaan konsentrasi yang tinggi menunjukkan
pemupukan yang tepat (Adisarwanto, pengaruh yang baik pada pertumbuhan
2007). tinggi tanaman, jumlah daun,luas daun
Berdasarkan data Badan Pusat dan hasil berat segar tanaman. Hal ini
Statistik Kalimantan Barat (2016) berdasarkan hasil penelitian-penelitian
produktifitas kacang tanah pada tahun yang menggunakan POC sebagai
2015 yaitu 11 ku/ha. Produktifitas perlakuan dalam pemupukan tanaman.
tersebut masih rendah jika Berdasarkan hasil survei di
dibandingkan dengan produktifitas pasar Tradisonal kota Pontianak
nasional pada tahun 2015 yaitu 13 (2019) limbah udang yang dihasilkan
ku/ha. Banyaknya manfaat dari kacang 12 pedagang dalam sehari dapat
tanah, dan tingginya permintaan mencapai 120 kg. limbah kulit udang
terhadap komoditas ini maka perlu tersebut tidak dimanfaatkan oleh
adanya peningkatan produksi kacang pedagang sehingga bisa di manfaatkan
tanah. untuk pembuatan pupuk organik baik
Luas tanah gambut di padat maupun cair. Limbah udang
Kalimantan Barat mencapai 1.543.752 memiliki prospek untuk dijadikan
ha dari luas Provinsi 14.880.700 ha bahan pupuk cair karena mengandung
(BPS Kalimantan Barat, 2016). Namun unsur hara makro yang dibutuhkan
dalam kenyataannya pemanfaatan untuk pertumbuhan dan produksi
tanah gambut masih dihadapkan pada tanaman (Nurhasanah dan Heryadi,
beberapa faktor pembatas. salah 2014).
satunya yaitu mempunyai sifat kimia
3
Penelitian ini bertujuan untuk Pemberian kapur untuk menaikkan pH
mencari konsentrasi POC kulit udang pada tanah gambut. Jenis kapur yang
yang terbaik terhadap pertumbuhan digunakan adalah kapur dolomit
dan hasil tanaman kacang tanah pada kemudian diinkubasikan selama 2
tanah gambut. minggu. Sebelum ditanam benih
direndam menggunakan legin selama
24 jam kemudian benih kacang tanah
METODE PENELITIAN langsung ditanam di polybag dengan
kedalaman 2 cm dari permukaan tanah,
Penelitian ini dilaksanakan di Pemberian POC Kulit Udang
Jalan Perdana Gang Mufakat 1, diberikan seminggu setelah tanam
Pontianak. Penelitian ini berlangsung sampai panen dengan interval 1
dari tanggal 13 April 2019 sampai minggu sekali dan konsentrasi sesuai
dengan tanggal 13 Juli 2019. Alat-alat perlakuan, denga cara disiram pada
yang digunakan dalam penelitian media tanaman. Pemupukan urea, SP-
adalah cangkul, parang, sabit, gembor, 36 dan KCl, pupuk dasar yang
gunting, tali rapia, ember, meteran, diberikan pada kacang tanah adalah
palu, gergaji, gelas ukur, timbangan pupuk urea dengan dosis 2,46
digital, timbangan dagang, pH meter, gr/polybag (diaplikasikan 2 kali yaitu
alat dokumentasi, thermohygrometer, pada saat awal tanam dan 2 minggu
Sprayer, alat tulis dan oven. Bahan setelah tanam), SP-36 4 gr/polybag,
yang digunakan dalam penelitian ini dan KCl 2,75 gr/polybag pupuk
adalah tanah gambut, benih, pupuk tersebut diberikan sekaligus pada saat
dasar, POC kulit udang, polybag, tanam. Pemeliharaan meliputi kegiatan
kapur dolomit, pestisida nabati dan penyiraman, penjarangan, penyulaman,
legin. pembumbunan, penyiangan gulma,
Penelitian menggunakan pengendalian terhadap hama dan
metode Rancangan Acak Lengkap penyakit dan panen.
(RAL) dengan satu faktor, yang terdiri Variabel yang diamati dalam
dari 5 perlakuan dengan 5 ulangan dan penelitian ini yaitu volume akar (cm3),
tiap ulangan terdiri dari 4 tanaman tinggi tanaman (cm), berat brangkasan
sampel. Perlakuan yang dimaksud basah bagian bawah (g), berat
adalah k1= 20 ml/liter air, k2= 40 brangkasan basah bagian atas (g), berat
ml/liter air, k3= 60 ml/liter air, k4= 80 kering tanaman, jumlah polong
ml/liter air, k5= 100 ml/liter air. pertanaman (polong), berat polong
Pelaksanaan penelitian dari kering pertanaman (g) dan berat biji
pembuatan POC kulit udang kering pertanaman (g). Selain
difermentasi dengan bahan kulit udang pengamatan pada tanaman, dilakukan
yang sudah diblender halus dicampur juga pengamatan terhadap kondisi
dengan EM4, gula merah, air cucian lingkungan yaitu suhu udara (oC),
beras, air kelapa dan air bersih yang kelembaban (%), curah hujan (mm3)
kemudian ditampung dalam ember, dan pH tanah. Data yang diperoleh di
persiapan media tanam yaitu tanah analisis dengan Uji F taraf 5%.
gambut yang digunakan di bersihkan Apabila hasil Uji F perlakuan
dari sampah serta sisa-sisa tanaman, menunjukkan pengaruh nyata maka
4
dilanjutkan dengan Duncan Multi nyata terhadap tinggi tanaman, volume
Range Test (DMRT). akar, berat kering tanaman dan berat
brangkasan basah bagian bawah.
HASIL DAN PEMBAHASAN Rerata nilai tinggi tanaman 2 MST,
tinggi tanaman 4 MST, volume akar,
A. Hasil Penelitian berat kering tanaman, dan berat
Hasil analisis keragaman brangkasan basah bagian bawah dapat
pemberian POC kulit udang pada dilihat pada Gambar 1, 2, 3, dan 4.
berbagai konsentrasi tidak berpengaruh
25.00
20.03
Tinggi tanaman
Gambar 1. Rerata Tinggi Tanaman 2 MST dan 4 MST Kacang tanah pada Berbagai
Konsentrasi POC Kulit udang
4.50 4.00 5.00 4.31
3.84
Berat kering tanaman (g)
3.00
2.50
2.00 2.00
1.50
1.00 1.00
0.50 0.00
0.00 20 40 60 80 100
20 40 60 80 100
Konsentrasi POC kulit udang ml liter air
Konsentrasi POC kulit udang ml/liter air
5
7.00
5.65 5.88 5.71 5.54
6.00
4.92
5.00
BBB (gram)
4.00
3.00
2.00
1.00
0.00
20 40 60 80 100
konsentrasi POC kulit udang ml/liter air
Gambar 4. Rerata Berat Brangkasan Bagian Bawah Tanaman Kacang tanah pada
Berbagai Konsentrasi POC Kulit udang.
Tabel 1. Uji Duncan Multiple Range Test pengaruh POC Kulit Udang terhadap Berat
Brangkasan Basah Bagian Atas Tanaman (g).
Rp duncan (Beda real pada jarak P=
Konsentrasi POC
Rerata 2 3 4 5 Notasi
(ml/ liter air)
(32,71) (34,34) (35,37) (36,09)
20 95,14 b
40 98,31 3,17 b
80 124,94 29,80 26,63 ab
100 137,87 42,73 39,56 12,93 a
60 138,84 43,70 40,53 13,90 0,97 a
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama
berbeda tidak nyata pada Uji DMRT 5% tanaman.
Hasil Uji DMRT pada yang diberikan POC kulit
Tabel 1 menunjukkan bahwa udang dengan konsentrasi 60
berat brangkasan basah bagian dan 100 ml/liter berbeda nyata
atas tanaman kacang tanah dibandingkan dengan berat
6
brangkasan basah bagian atas ml/liter air. Berat brangkasan
tanaman kacang tanah pada basah bagian atas tanaman
pemberian POC kulit udang kacang tanah yang tertinggi
konsentrasi 20 dan 40 ml/liter ditunjukkan oleh tanaman
air, namun berbeda tidak nyata kacang tanah dengan
dengan berat brangkasan basah pemberian POC kulit udang
bagian atas tanaman kacang konsentrasi 60 ml/liter air yaitu
tanah pada pemberian POC 138,84 g.
kulit udang konsentrasi 80
Tabel 2. Uji Duncan Multiple Range Test Pengaruh POC Kulit Udang terhadap
Jumlah polong pertanaman (polong).
Rp duncan (Beda real pada jarak P=
Konsentrasi POC
Rerata 2 3 4 5 Notasi
(ml/ liter air)
(10,74) (11,27) (11,61) (11,85)
20 17,50 c
40 21,50 4,00 bc
80 30,10 12,60 8,60 ab
100 32,80 15,30 11,30 2,70 a
60 33,20 15,70 11,70 3,10 0,40 a
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama
berbeda tidak nyata pada Uji DMRT 5% tanaman.
Hasil Uji DMRT Tabel tidak nyata dengan jumlah
2 menunjukkan jumlah polong polong pertanaman tanaman
pertanaman tanaman kacang kacang tanah pada pemberian
tanah yang diberi POC kulit POC kulit udang konsentrasi
udang dengan konsentrasi 60 80 ml/liter air. Jumlah polong
dan 100 ml/liter air berbeda pertanaman yang tertinggi
nyata dibandingkan dengan ditunjukkan oleh tanaman
jumlah polong pertanaman kacang tanah dengan
tanaman kacang tanah dengan pemberian POC kulit udang
pemberian POC kulit udang konsentrasi 60 ml/liter air yaitu
pada konsentrasi 20 dan 40 33,20 polong.
ml/liter air, namun berbeda
Tabel 3. Uji Duncan Multiple Range Test Pengaruh POC Kulit Udang terhadap Berat
polong kering pertanaman (g).
Rp duncan (Beda real pada jarak P=
Konsentrasi POC
Rerata 2 3 4 5 Notasi
(ml/ liter air)
(5,79) (6,08) (6,26) (6,39)
20 6,21 c
40 8,54 2,33 bc
80 14,48 8,27 5,94 ab
7
100 14,52 8,31 5,98 0,04 ab
60 16,93 10,72 8,39 2,45 2,41 a
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama
berbeda tidak nyata pada Uji DMRT 5% tanaman.
Hasil Uji DMRT Tabel polong kering pertanaman
3 menunjukkan berat polong tanaman kacang tanah pada
kering pertanaman tanaman pemberian POC kulit udang
kacang tanah yang diberi POC konsentrasi 80 dan 100 ml/liter
kulit udang dengan konsentrasi air. Berat polong kering
60 ml/liter air berbeda nyata pertanaman tanaman kacang
dibandingkan dengan berat tanah yang tertinggi
polong kering pertanaman ditunjukkan oleh tanaman
tanaman kacang tanah dengan kacang tanah dengan
pemberian POC kulit udang pemberian POC kulit udang
pada konsentrasi 20 dan 40 konsentrasi 60 ml/liter air yaitu
ml/liter air, namun berbeda 16,93 g.
tidak nyata dengan berat
Tabel 4. Uji Duncan Multiple Range Test Pengaruh POC Kulit Udang terhadap
Berat biji polong kering pertanaman (g).
Rp duncan (Beda real pada jarak P=
Konsentrasi POC
Rerata 2 3 4 5 Notasi
(ml/ liter air)
(5,794) (6,081) (6,264) (6,392)
20 4,65 c
40 6,37 1,72 bc
80 10,61 5,96 4,24 ab
100 10,79 6,14 4,42 0,18 ab
60 12,82 8,17 6,45 2,21 2,03 a
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama
berbeda tidak nyata pada Uji DMRT 5% tanaman.
Hasil Uji DMRT Tabel 4 dengan berat biji kering pertanaman
menunjukkan berat biji kering tanaman kacang tanah pada pemberian
pertanaman tanaman kacang tanah POC kulit udang dengan konsentrasi
yang diberi POC kulit udang dengan 80 dan 100 ml/liter air. Berat biji
konsentrasi 60 ml/liter air berbeda kering pertanaman tanaman kacang
nyata dibandingkan dengan berat biji tanah yang tertinggi ditunjukkan oleh
kering pertanaman tanaman kacang tanaman kacang tanah dengan
tanah dengan pemberian POC kulit pemberian POC kulit udang
udang pada konsentrasi 20 dan 40 konsentrasi 60 ml/liter air yaitu 12,82
ml/liter air, namun berbeda tidak nyata g.
B. Pembahasan Menunjukkan bahwa
konsentrasi POC kulit udang
8
berpengaruh nyata terhadap berat Menurut Adisarwanto (2000)
brangkasan basah bagian atas, jumlah bahwa pH yang diperlukan
polong pertanaman, berat polong oleh tanaman kacang tanah
kering pertanaman dan berat biji agar dapat tumbuh dan
kering pertanaman namun berpengaruh berkembang dengan baik
tidak nyata terhadap volume akar, berkisar antara 6 sampai 6,5.
tinggi tanaman, berat kering tanaman Ini berarti pH tanah selama
dan berat brangkasan bagian bawah. penelitian cocok untuk
Akar merupakan organ vegetatif utama pertumbuhan tanaman kacang
yang penting bagi tanaman dalam hal tanah sehingga unsur hara
mengambil unsur hara, air, mineral dan menjadi tersedia. Islami dan
nutrisi lainnya dari dalam tanah. Utomo (1995), menyatakan
Menurut Yanuarta (2007), akar bahwa akar membutuhkan hara
berfungsi dalam penyerapan air dan zat mineral yang cukup untuk
cair hara mineral dari media fungsi pertumbuhan dan
yang lain yaitu sebagai penyerap zat- perkembangannya, dimana
zat hara bagi tanaman yang kemudian peningkatan kesuburan tanah
diedarkan keseluruh bagian tanaman. akan menyebabkan akar
Hasil analisis keragaman menunjukkan cenderung memperbanyak
bahwa pemberian POC kulit udang percabangannya. Semakin
memberikan pengaruh tidak nyata banyak cabang-cabang akar
terhadap volume akar. Hal ini yang terbentuk maka semakin
disebabkan pemberian POC kulit besar pula unsur hara yang
udang pada berbagai konsentrasi diserap oleh tanaman sehingga
memberikan pengaruh yang sama atau dapat meningkatkan volume
tidak berbeda dalam meningkatkan akar, tinggi tanaman dan berat
volume akar. Gambar 1 menunjukkan kering tanaman.
bahwa nilai rerata tertinggi volume Menurut Gardner dkk. (1985),
akar tanaman kacang tanah yang diberi bahwa pertumbuhan dan
POC kulit udang konsentrasi 80 perkembangan sistem perakaran
ml/liter air yaitu 4 cm3 walaupun dipengaruhi oleh laju pembelahan dan
berbeda tidak nyata dengan volume pembesaran sel pada perakaran yang
akar pada konsentrasi POC kulit udang dapat meningkatkan volume akar
lainnya. Pemberian POC kulit udang tanaman. Ditambahkan Sutejo dan
sudah efektif memperbaiki sifat kimia Kartasapoetra (1998), bahwa untuk
tanah sehingga menjadi lebih baik, perkembangan sistem perakaran
semakin meningkatnya kemampuan tanaman diperlukan unsur N dan P
tanah mengabsorbsi unsur hara, maka yang merupakan bagian dari
ketersediaan unsur hara yang akan protoplasma dan inti sel. Sebagai
diserap oleh tanaman semakin bagian dari inti sel, unsur tersebut
meningkat pula (Harjowigeno, 1995). sangat penting dalam pembelahan sel
Ketersediaan hara juga dan perkembangan jaringan
dipengaruhi oleh pH tanah. pH meristematik. Tinggi tanaman
tanah selama penelitian merupakan indikator pertumbuhan
berkisar antara 6 sampai 6,5. tanaman. Pertambahan tinggi tanaman
9
merupakan bentuk adanya peningkatan kehilangan air (Lakitan, 1996). Hasil
pembelahan sel dari hasil peningkatan Uji DMRT pada Tabel 1 menunjukkan
fotosintat tanaman (Weidenhoeft, bahwa berat brangkasan basah bagian
2006). Hasil analisis keragaman atas dengan pemberian POC kulit
menunjukan bahwa pemberian POC udang semua konsentrasi (20, 40, 60,
kulit udang memberikan pengaruh 80 dan 100 ml/liter air) memberikan
tidak nyata terhadap Tinggi tanaman. pengaruh nyata. Berat brangkasan
Gambar 3 menunjukkan bahwa nilai basah bagian atas yang tertinggi
rerata tinggi tanaman berkisar 8,12 - ditunjukkan oleh tanaman kacang
20,03 cm. Pemberian berbagai tanah pada pemberian POC kulit udang
konsentrasi POC kulit udang pada konsentrasi 60 ml/liter air yaitu 138,84
tanaman kacang tanah menunjukkan g. Pada gambar 4 menunjukkan bahwa
pertumbuhan tinggi tanaman kacang nilai rerata tertinggi berat brangkasan
tanah sudah efektif, hal ini dapat basah bagian bawah tanaman kacang
dilihat pada Gambar 3 pengukuran tanah berkisar antara 4,92 - 7,49 g. Hal
tinggi tanaman pada minggu ke 4 ini disebabkan nitrogen yang
MST. Semakin tinggi konsentrasi POC terkandung dalam POC kulit udang
kulit udang yang diberikan berperan dalam memacu pembelahan
menunjukkan tinggi tanaman yang jaringan meristem dan merangsang
semakin baik. pertumbuhan akar dan perkembangan
Menurut Sutrisno, (2004) daun yang akibatnya absorbsi unsur
bertambahnya tinggi tanaman hara dan air oleh tanaman sampai batas
dipengaruhi oleh ketersediaan unsur optimumnya yang akan digunakan
hara di dalam tanah yang seimbang, pembelahan, perpanjangan dan
antara lain N, P, dan K, unsur tersebut diferensiasi sel sehingga berpengaruh
mendorong pembelahan sel, terutama terhadap berat brangkasan basah
sel-sel meristem sehingga tanaman bagian atas dan bawah tanaman.
tumbuh tinggi. POC kulit udang Peningkatan berat brangkasan basah
mengandung unsur hara N, P, dan K bagian atas dan bawah tanaman juga
yang dibutuhkan tanaman kacang dipengaruhi oleh kandungan air dalam
tanah untuk pertumbuhannya. Hasil tanaman. Air sangat berperan dalam
fotosintesis pada tanaman kacang turgiditasi sel, sehingga sel-sel akar,
tanah saat fase pertumbuhan vegetatif batang dan daun akan membesar
yang ditranslokasikan dan digunakan (Lahadassy, dkk. 2007).
untuk pertumbuhan akar, batang dan Berat kering tanaman
jumlah daun termasuk menambah merupakan gambaran dari
tinggi tanaman. translokasi hasil fotosintesis
Berat brangkasan basah bagian (fotosintat) keseluruh bagian
atas dan berat brangkasan basah bagian tanaman yang metabolisme
bawah menjadi bahan organik.
merupakan pengukuran variabel Menurut Paelongan dkk,
pertumbuhan tanaman yaitu pada akar, (2004), untuk mengetahui hasil
batang dan daun tanaman yang proses fotosintesis yang terjadi
ditimbang langsung setelah panen, pada tanaman adalah dengan
sebelum tanaman menjadi layu akibat berat kering tanaman. Menurut
10
Tjitrosoepomo (2001), berkisar antara 70% - 85%. Ini
keefektifan proses fotosintesis berarti kondisi lingkungan
pada suatu tanaman dapat selama penelitian mendukung
diketahui melalui pengukuran untuk pertumbuhan dan
berat kering yang terbentuk perkembangan tanaman kacang
selama pertumbuhan, karena tanah.
94% berat kering tanaman Menurut Harjadi
berasal dari fotosintesis. (1988), pertumbuhan tanaman
Tanaman kacang tanah ditunjukkan dengan
yang diberikan POC kulit bertambahnya ukuran dan berat
udang dengan berbagai kering tanaman yang
konsentrasi menghasilkan berat mencerminkan bertambahnya
kering tanaman yang tidak protoplasma yang mungkin
berbeda. Gambar 3 terjadi karena bertambahnya
menunjukkan bahwa nilai ukuran dan jumlah sel dalam
rerata berat kering tanaman tubuh tanaman. Bertambahnya
berkisar antara 3,54 sampai ukuran sel dan berat kering
4,31 g. Diduga penyerapan tanaman disebabkan oleh
energi matahari yang baik pada pembelahan sel di daerah
pemberian POC kulit udang meristematik pucuk dan ujung
mempengaruhi proses akar. Menurut Agustina (2004),
fisiologis tanaman terutama bahwa berat kering tanaman
proses fotosintesis akan sebagian besar ditentukan oleh
meningkat. Hal ini berpengaruh karbohidrat karena sebagian
terhadap fotosintat yang besar dinding sel tersusun dari
dihasilkan dari proses karbohidrat.
fotosintesis yang ditunjukkan Berat kering tanaman
dengan berat kering tanaman. merupakan indikator
Selain itu proses fotosintesis berlangsungnya pertumbuhan
juga dipengaruhi oleh faktor tanaman yang merupakan hasil
lingkungan seperti suhu dan fotosintesis tanaman. Proses
kelembaban udara. Rata-rata fotosintesis yang terjadi pada
suhu harian selama penelitian bagian daun menghasilkan
berkisar antara 27,74 °C – fotosintat yang selanjutnya
28,34 °C Sedangkan rata-rata ditranslokasikan ke seluruh
kelembaban udara harian bagian tanaman termasuk ke
selama penelitian berkisar organ hasil sehingga
antara 78,18 % – 84,25 %. mempengaruhi jumlah polong,
Menurut Pitojo, (2005) bahawa berat polong kering dan berat
suhu untuk pertumbuhan dan biji kering yang dihasilkan oleh
perkembangan tanaman kacang tanaman kacang tanah. Hasil
tanah berkisar antara 25 °C – fotosintat yang
35 °C, sedangkan menurut ditranslokasikan ke organ hasil
Cahyono (2007) bahwa menghasilkan jumlah polong
kelembaban udara harian per tanaman yang berbeda.
11
Jumlah polong yang paling konsentrasi 60 dan 100 ml/liter
banyak dihasilkan oleh air menghasilkan berat polong
tanaman kacang tanah dengan kering tanaman yang paling
pemberian POC kulit udang berat yaitu 16,93 g dan berbeda
konsentrasi 60 ml/liter air yaitu nyata dibandingkan dengan
33,200 polong dan berbeda berat polong kering tanaman
nyata jika dibandingkan dengan dengan pemberian POC kulit
jumlah polong dengan udang konsentrasi 20 dan 40
pemberian POC kulit udang ml/liter air, namun berbeda
konsentrasi 20 ml/liter air tidak nyata dengan berat
namun berbeda tidak nyata polong kering tanaman pada
dengan jumlah polong dengan pemberian POC kulit udang
pemberian POC kulit udang konsentrasi 80 ml/liter air.
konsentrasi 40, 80 dan 100 Berat polong kering
ml/liter air. pertanaman yang berbeda
Berdasarkan hasil berakibat terhadap berat biji
penelitian menunjukkan bahwa kering pertanaman juga
perlakuan pemberian POC kulit berbeda. Hasil Uji DMRT
udang pada variabel Tabel 3 menunjukkan bahwa
pertumbuhan tanaman kacang berat biji kering tanaman
tanah berpengaruh tidak nyata, kacang tanah dengan
Hal ini disebabkan pada awal pemberian POC kulit udang
penanaman benih sampai konsentrasi 60 ml/liter air juga
tanaman berumur 27 HST menghasilkan biji kering yang
curah hujan cukup tinggi paling berat yaitu 12,82 g dan
sehinngga POC yang diberikan berbeda nyata dibandingkan
tidak semua diserap oleh dengan berat biji kering
tanaman kacang tanah, pertanaman dengan pemberian
kemungkinan sebagian POC POC kulit udang konsentrasi
tercuci air hujan sehingga 20 dan 40 ml/liter air, namun
pemberian berbagai konsentrasi berbeda tidak nyata dengan
POC kulit udang yang pemberian POC kulit udang
diberikan pada tanaman kacang konsentrasi 80 dan 100 ml/liter
tanah belum menunjukkan air. Hal ini diduga disebabkan
pertumbuhan yang maksimal. oleh faktor besar polong pada
Jumlah polong per setiap perlakuan berbeda. Pada
tanaman yang berbeda Tabel 4 juga terlihat bahwa
berakibat terhadap berat polong semakin tinggi konsentrasi
kering pertanaman dan berat POC kulit udang yang
biji kering pertanaman juga diberikan menunjukkan adanya
berbeda. Hasil Uji DMRT pada kenaikan nilai rerata berat
Tabel 2 menunjukkan bahwa segar tanaman kacang tanah
berat polong kering tanaman setelah konsentrasi 60 ml/liter
kacang tanah dengan air. Semakin banyak asimilat
pemberian POC kulit udang yang tersedia di jaringan organ
12
hasil, maka biji yang akan penelitian ini dengan
dihasilkan semakin besar dan pemberian POC kulit udang
juga semakin berat (Hakim konsentrasi 60 ml/liter air yaitu
dkk, 1986). 33,20 polong, jika
Pada variabel hasil pada dibandingkan dengan deskripsi
tanaman kacang tanah yang jumlah polong per tanaman
diberi perlakuan POC kulit kacang tanah varietas Takar 2
udang menunjukkan bahwa menurut balitkabi yaitu ± 27
berpengaruh nyata, hal ini polong maka hasil tersebut
disebabkan unsur hara P dan K lebih baik dari deskripsi. Rerata
yang tekandung pada POC berat polong kering pertanaman
kulit udang untuk hasil tertinggi pada penelitian ini
tanaman kacang tanah dengan pemberian POC kulit
tercukupi sehingga udang konsentrasi 60 ml/liter
menghasilkan polong yang air yaitu 0,85 ton jika
cukup baik. Peran unsur P bagi dibandingkan dengan deskripsi
pertumbuhan tanaman adalah berat polong kering kacang
sebagai sumber unsur hara tanah varietas Takar 2 menurut
berbentuk fospor bagi tanaman, balitkabi yaitu 3,0 ton/ha maka
merangsang pertumbuhan akar hasil tersebut masih rendah
yang lebih baik sehingga dibandingkan dengan deskripsi.
tumbuhan bisa kuat, memacu Hal ini karena berat masing-
tanaman supaya pembentukan masing biji berbeda dan
bunga, biji dan buah lebih pengambilannya dilakukan
cepat, mempercepat umur secara acak.
panen, serta meningkatkan
daya tahan tanaman dari KESIMPULAN
serangan hama, penyakit
maupun kekeringan (Soepardi, Berdasarkan hasil penelitian
1983). Adapun peran unsur maka dapat disimpulkan bahwa
hara K adalah memperkuat pemberian POC kulit udang dengan
tumbuh tegak tanaman, konsentrasi 60 ml/liter air dapat
memperbanyak pertumbuhan meningkatkan pertumbuhan dan hasil
pati, memperkuat ketahanan tanaman kacang tanah pada tanah
hasil panen terhadap gambut.
kemungkinan kerusakan saat
pengangkutan dan DAFTAR PUSTAKA
penyimpanan bagi tanaman. Adisarwanto, T. 2007. Meningkatkan
Kalium penting untuk Produksi Kacang Tanah di
perkembangan klorofil, Lahan Sawah dan Lahan
meskipun tidak seperti kering. Penebar Swadaya.
magnesium memasuki susunan Jakarta.
molekulnya (soegiman, 1982). Badan Pusat Statistik Kalimantan
Rerata jumlah polong Barat. 2016. Kalimantan Barat
per tanaman tertinggi pada
13
Dalam Angka. Badan Pusat Tanaman Sawi. Jurnal
Statistik Kalimantan Barat Agrisisitem.
Pontianak. Pontianak Lakitan, Benyamin. 1996. Dasar-
Agustina, L. 2004. Dasar Nutrisi Dasar Fisiologi Tumbuhan .
Tanaman. Rineka Cipta. Jakarta. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Cahyono, B. 2007. Kacang Tanah. Paelongan, Z.P.M., Amjaya dan
Rineka Cipta. Semarang. Elyani. 2004. Pengaruh
Gardner. 1985. Fisiologi Tanaman pemberian mulsa plastik hitam
Budidaya. Susilo, H dan perak dan dosis abu serbuk
Subiyanto (penerjemah). UI katu. Terhadap pertumbuhan
Press : Jakarta. dan hasil tanaman bawang
Hadisuwito, S. 2007. Membuat Pupuk daun (Allium fistulosum L.)
Kompos Cair. Agromedia jurnal Budidaya Pertanian.
Pustaka. Jakarta. Pitoju, S. (2005). “Benih Kacang
Hakim, N. Nyakpa, M.Y. Lubis, A.M. Tanah”. Kanisius: Yogyakarta
Nugroho, S.G. Diha, M.A. Soegiman ,1982, Ilmu tanah
Hong, G.B. dan Bailey, H.H.. Terjemahan, Bratara Karya
1986. Dasar-dasar Imu Tanah. Aksara, Jakarta.
Penerbit Universitas Lampung. Soepardi, G. 1983. Sifat dan ciri
Lampung. tanah. Fakultas Pertanian
Hardjowigeno, S. 1995. Ilmu Tanah. Institut Pertanian Bogor.
Akademika Pressindo. Bogor.
Jakarta. Sutejo, dan M. Kartasapoetra. 1998.
Harjadi. S.R. 1988. Pengantar Pupuk dan Cara Pemupukan.
Agronomi. PT Gramedia Bina Aksara. Jakarta
Pustaka Utama. Jakarta. Tjitrosoepomo, G. 2001. Botani Umum
Islami, T, Dan W, H, Utomo, 1995. Jilid I. Angkasa. Bandung.
Hubungan Tanah, Air dan Weidenhoef, A.C. 2006. Plant
Tanaman. IKIP Nutrition. Chelsea House. New york.
Semarang Press. Semarang
Lahadasyy. J., A.M. Mulyati dan A.H.
Sanaba. 2007. Pengaruh
Konsentrasi Pupuk Organik
Padat Daun Gamal Terhadap
14