Khutbahe Sedi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 6

Khutbah I

‫ اَّلِذى َيْعَلُم َما‬،‫ اْلُمْنَتِقِم ِمَّمْن َخاَلَفُه َوَعَصاُه‬،‫اْلَح ْمُد ِلّٰلِه اْلُمْنِعِم َعَلى َمْن َأَطاَعُه َواَّتَبَع ِرَضاُه‬
‫َأ‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬
‫ ْح َمُدُه ُس ْبَح اَنُه‬،‫ اْلُمَتَكِّفُل ِب ْر َز اِق ِع َباِدِه َفَال َيْتُر ُك َحًدا ِمْنُهْم َوَالَيْنَس اُه‬،‫ْظَهَرُه اْلَعْبُد َوَما ْخَفاُه‬
،‫ َأْش َهُد َأْن آل ِإٰلَه ِإَّال اللُه َوْحَدُه َالَش ِرْيَك َلُه َش َهاَدَة َعْبٍد َلْم َيْخ َش ِإَّال اللَه‬.‫َوَتَعاَلى َعَلى َماَأْعَطاُه‬
‫ الّٰلُهَّم َصِّل َوَس ِّلْم َعَلى‬.‫َوَأْش َهُد َأَّن َس ِّيَدَنا ُمَح َّمًدا َعْبُدُه َوَر ُس ْوُلُه اَّلِذي اْخ َتاَرُه اللُه َواْصَطَفاُه‬
‫ َوَعَلى ٰاِلِه َوَصْح ِبِه َوَمْن َواَالُه‬،‫َس ِّيِدَنا ُمَح َّمٍد‬

‫ َواْذُكُر وا آاَل َء اللِه َوَتَحَّدُثوا ِبَفْضِلِه َواَل‬،‫ َوَتَفَّكُرْوا ِفي ِنَع َر ِّبٌكْم َواْش ُكُرْوُه‬، ‫ ِاَّتُقوا اللَه‬، ‫َأُّيَها الَّناُس‬
‫ِم‬
‫َط‬ ‫ َأ‬، ‫ُه َأ ُق اْلَقاِئِل‬
‫ا‬
‫ْي ِن‬ ‫الَّش‬ ‫الل‬
‫ْو ِب ِه ِمَن‬ ‫ُذ‬ ‫ُع‬ ‫ْيَن‬ ‫ َقاَل اللُه َتَعاَلى ِفي اْلُقْر آِن َعِظْيِم َو َو ْصَد‬،‫َتْكُفُرْوُه‬
‫ْل‬ ‫ا‬
‫َأْل‬
،﴾ ‫ ﴿َواَل َتْح َس َبَّن الَّلَه َغاِفاًل َعَّما َيْعَمُل الَّظاِلُموَن ِإَّنَما ُيَؤِّخ ُر ُهْم ِلَيْوٍم َتْش َخ ُص ِفيِه ا ْبَصاُر‬،‫الَّرِج ْيِم‬
‫ َصَدَق اللُه‬،‫ َفِإَّن َدْعَوَة اْلَمْظُلوِم ُمَج اَبٌة‬،‫ َواَّتِق َدْعَوَة اْلَمْظُلوِم‬، ‫َوَقاَل الَّنِبُّي َصَّلى اللُه َعَلْيِه َوَس َّلَم‬
‫اْلَعِظْيِم َوَصَدَق َر ُس ْوُلُه اْلَح ِبْيُب اْلَكِرْيُم َوَنْح ُن َعَلى َذِلَك ِمَن الَّش اِهِدْيَن َوالّش اِكِرْيَن َواْلَح ْمُد للِه‬
‫َأ‬
‫ َّما َبْعُد‬، ‫َر ِّب اْلَعاَلِمْيَن‬

Sidang Jumat yang Dirahmati Allah

Puji dan syukur marilah kita sama-sama panjatkan ke hadirat Allah swt. Dzat yang maha
mencipta dan mengatur segalanya. Dzat yang senantiasa melimpahkan nikmat kepada kita
semua. Termasuk nikmat taufik dan hidayah, sehingga pada kesempatan ini kita berada di
tempat yang mulia ini dalam rangka menunaikan shalat Jumat berjamaah. Semoga setiap
amal yang kita lakukan hingga saat ini menjadi bukti ketaatan kelak bagi kita di hadapan
Allah serta menjadi wasilah meraih rida-Nya.

Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Nabi Besar Muhammad saw. Penghulu para
nabi dan rasul yang diutus menjadi rahmat ke seluruh alam. Shalawat dan salam juga
semoga dicurahkan kepada para sahabatnya, para tabiin, para tabi' tabiin, dan juga kepada
umatnya yang senantiasa memohon pertolongan dari Allah agar bisa mengikuti ajaran-
ajarannya, serta di akhirat bisa mendapatkan syafaatnya.

Hadirin Sidang Jumat yang dimulyakan Allah

Sebelum memasuki khutbah ini, tak lupa khatib berwasiat khususnya kepada diri khatib
sendiri dan umumnya kepada sidang Jumat sekalian, marilah sama-sama meningkatkan
ketakwaan kepada Allah swt. Sebab, takwa menjadi tolok ukur kemuliaan di sisi Allah, takwa
menjadi perisai yang menghalangi kita dari perbuatan-perbuatan yang dilarang, serta takwa
menjadi bekal bagi kita di dunia dalam menghadapi kehidupan kekal di akhirat kelak.
Semoga kita digolongkan Allah sebagai hamba-Nya yang taat dan bertakwa. Amin ya Rabbal
'alamin.

Hadirin sekalian, sebagaimana ayat yang dikutip dalam muqaddimah di atas, Allah sudah
berfirman:

‫َّظ‬ ‫اًل‬ ‫َّل‬ ‫اَل‬ ‫َط‬ ‫َأ‬


‫ ﴿َو َتْح َس َبَّن ال َه َغاِف َعَّما َيْعَمُل ال اِلُموَن ِإَّنَما ُيَؤِّخ ُر ُهْم ِلَيْوٍم‬،‫ُعْوُذ ِباللِه ِمَن الَّش ْي اِن الَّرِج ْيِم‬
‫َأْل‬
‫﴾َتْش َخ ُص ِفيِه ا ْبَصاُر‬،

Artinya, "Janganlah sekali-kali engkau mengira bahwa Allah lengah terhadap apa yang orang-
orang dzalim perbuat. Sesungguhnya Dia menangguhkan mereka sampai hari ketika mata
(mereka) terbelalak," (QS. Ibrohim [14]: 42).

Melalui ayat di atas, Allah memberi peringatan bahwa kita harus berhati-hati dalam setiap
tindakan dan perbuatan kita. Sebab, khawatir apa yang kita lakukan itu termasuk perbuatan
dzalim. Sementara perbuatan dzalim akan dipertangungjawabkan kelak di hadapan Allah.
Ingatlah bahwa Allah tidak lalai mencatat perbuatan yang dilakukan hamba-Nya, termasuk
perbuatan dzalim.

Terlebih perbuatan dzalim bukan saja kepada sesama manusia, tetapi juga kepada diri
sendiri dan kepada sesama makhluk. Sementara tingkatan perbuatan dzalim itu, ada yang
diharapkan akan diampuni oleh Allah, ada yang tidak akan diampuni oleh Allah, dan ada
yang ditangguhkan ampunannya oleh Allah. Lebih jelasnya mari kita perhatikan pernyataan
yang disampaikan oleh Anas bin Malik sebagaimana yang dikutip oleh Syekh Zainudddin al-
Malaibari dalam kitab Irsyadul Ibad halaman 80.

Kedzaliman yang tidak akan diampuni oleh Allah adalah kedzaliman berupa kesyirikan atau
menyekutukan Allah. Kedzaliman tersebut tidak akan diampuni Allah sehingga benar-benar
taubat kepada-Nya serta menghentikan kesyirikannya.

Selanjutnya, kedzaliman yang akan diampuni Allah yaitu kedzaliman seorang hamba kepada
dirinya sendiri akibat maksiat dan perbuatan dosa yang langsung kepada Tuhannya. Itu
kedzaliman yang ada harapan diampuni Allah meskipun ia tidak bertaubat selama suka
mengerjakan kebaikan. Sebab, perlu diketahui manfaat kebaikan adalah menjadi kafarat atau
penebus dosa-dosa kecil yang sudah lalu. Namun, demi harapan yang lebih besar meraih
ampunan Allah adalah bertaubat kepada-Nya.

Berikutnya, kedzaliman yang ditangguhkan ampunannya yaitu kedzaliman yang dilakukan


kepada sesama manusia. Nah, itu kedzaliman tidak akan diampuni oleh Allah sehingga orang
yang melakukannya meminta maaf kepada orang yang didzaliminya. Sebaliknya, jika ia tidak
meminta maaf dan diselesaikan di dunia, maka kedzaliman itu akan jadi hutang di akhirat.

Oleh sebab itu, kita mesti takut melakukan kedzaliman, baik kepada diri sendiri, kepada
sesama makhluk, ataupun kepada sesama manusia. Sebab, semuanya akan diperhitungkan
dan dipertangungjawabkan di akhirat.

Sementara kedzaliman yang dilakukan kepada sesama manusia, sebagaimana yang


dijelaskan oleh az-Zhauhiri dalam kitab al-Kabair, ada tiga bentuk: kedzaliman seorang
hamba yang menyangkut harta seperti memakan harta dan hak orang lain; (2) kedzaliman
yang berupa penganiayaan seperti membunuh, memukul, melukai anggota tubuh dan
sebagainya; (3) kedzaliman yang merusak martabat sesama, seperti menghina, mencaci,
menuduh tanpa dasar, membuli, nyinyir, dan sebagainya

Larangan ketiga bentuk kedzaliman itu sudah ditegaskan Allah dalam Al-Quran:

‫َتْقُتُلوا‬ ‫ِمْنُكْم َواَل‬ ‫اَّل َأ ُك‬ ‫ُك ْل‬ ‫اَل ْأُكُل َأ َلُك‬ ‫َّل‬ ‫َأ‬
‫َيا ُّيَها ا ِذيَن آَمُنوا َت وا ْمَوا ْم َبْيَن ْم ِبا َباِطِل ِإ ْن َت وَن ِتَأَج اَر ًة َعْن َتَر اٍض‬
‫َر ِح يًما‬ ‫ْنُفَس ُكْم ِإَّن الَّلَه َكاَن ِبُكْم‬

Artinya, "Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan harta sesamamu
dengan cara yang batil (tidak benar), kecuali berupa perniagaan atas dasar suka sama suka di
antara kamu. Janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha
Penyayang kepadamu," (QS. an-Nisa' ['4]: 29).

‫َأ‬ ‫َأ‬
‫ َيا ُّيَها اَّلِذيَن آَمُنوا اَل َيْس َخ ْر َقْوٌم ِمْن َقْوٍم َعَس ى ْن َيُكوُنوا َخ ْيًر ا ِمْنُهْم‬: ‫َوَقاَل‬

Artinya, "Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang
lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik daripada mereka (yang
mengolok-olok)," (QS. al-Hujurat [49]: 11).

Sidang Jumat yang berbahagia

Adapun balasan bagi orang yang dzalim dan merampas hak orang lain sudah banyak
dijelaskan dalam Al-Quran dan hadis, di antaranya:

Pertama, amal kebaikannya diserahkan kepada orang uang didzalim. Dalam salah satu hadis,
Rasulullah saw. menyatakan bahwa orang yang dzalim termasuk orang yang muflis alias
bangkrut di akhirat. Maksud bangkrut di sini adalah amal-amal kebaikannya habis karena
diserahkan kepada orang yang didzalimnya. Hal ini sebagaimana hadis yang diriwayatkan
oleh at-Tirmidzi yang diterima oleh sahabat Abu Hurairah.

،‫ َوَيْأِتي َقْد َش َتَم ِع ْرَض َهَذا‬،‫ِإَّن اْلُمْفِلَس ِمْن ُأَّمِتي َمْن َيْأِتي َيْوَم اْلِقَياَمِة ِبِصَياٍم َوَصاَل ٍة َوَز َكاٍة‬
‫َأ‬
‫ َفِإْن َفِنَيْت‬،‫ َوَهَذا ِمْن َح َس َناِتِه‬،‫ َفَيُقُّص َهَذا ِمْن َح َس َناِتِه‬،‫ َفُيْقَعُد‬،‫ َو َكَل َماَل َهَذا‬،‫َوَقَذَف َهَذا‬
‫ ُثَّم ُطِرَح ِفي‬،‫ ُأِخ َذ ِمْن َخ َطاَياُهْم َفُطِرَح ْت َعَلْيِه‬،‫َح َس َناُتُه َقْبَل َأْن َيْقِضَي َما َعَلْيِه ِمَن اْلَخ َطاَيا‬
‫الَّناِر‬

Artinya, "Sesungguhnya orang yang bangkrut dari umatku adalah orang yang datang pada
hari Kiamat membawa amal puasa, shalat, dan zakat. Namun, ia datang setelah mencaci
kehormatan si ini, menuduh si ini, dan makan harta si ini. Maka ia pun didudukkan. Lalu si ini
dibalas dari kebaikan-kebaikannya. Si itu dibalas dari kebaikan-kebaikannya. Setelah habis
kebaikan-kebaikannya sebelum melunasi kesalahan-kesalahannya, maka diambillah
kesalahan-kesalahan mereka lalu ditimpakan kepadanya. Akhirnya, ia dihempaskan ke dalam
neraka," (HR. At-Tirmidzi).

Kedua, diberi balasan yang serupa dengan bentuk kedzalimannya. Dalam hadis riwayat Imam
Ahmad disebutkan, ketika ada orang yang mengambil sejengkal tanah di dunia, maka di
akhirat ia akan diberi balasan menggali sejengkal tanah sampai tujuh lapis bumi.
Selanjutnya, tanah itu akan dikalungkan kepadanya hingga hari Kiamat sampai diputuskan
perkaranya di antara semua manusia. Demikian seperti yang disabdakan Nabi saw.

‫َأ‬ ‫َأ‬ ‫َأْل‬ ‫َأ‬


‫ ُثَّم‬، ‫ َكَّلَفُه اللُه َعَّز َوَج َّل ْن َيْحِفَرُه َحَّتى َيْبُلَغ آِخ َر َس ْبِع َر ِضيَن‬، ‫ُّيَما َر ُج ٍل َظَلَم ِشْبًر ا ِمَن ا ْر ِض‬
‫ْل‬ ‫َل‬ ‫َط‬
‫ُي َّوَقُه ِإ ى َيْوِم ا ِقَياَمِة َحَّتى ُيْقَضى َبْيَن الَّناِس‬

Artinya, "Manusia yang mendzalim sejengkal tanah, maka Allah akan menuntutnya untuk
menggali sejengkal tanah itu sampai ujung tujuh lapis bumi, hingga hari Kiamat serta
diputuskan perkaranya di antara semua manusia," (HR. Ahmad).

Sidang Jumat yang Dirahmati Allah


Ketiga, diancam dengan doa buruk orang yang didzalim. Ingatlah orang yang didzalim
termasuk salah satu di antara tiga golongan yang mustajab doanya, meskipun orang itu
termasuk orang jahat atau non-Muslim, sebagaimana yang telah disebutkan dalam hadis
Nabi saw. yang diterima sahabat Abu Hurairah.

‫ َفِإَّن َدْعَوَة اْلَمْظُلوِم ُمَج اَبٌة‬،‫َواَّتِق َدْعَوَة اْلَمْظُلوِم‬

Artinya, "Takutlah kamu terhadap doa orang yang didzalimi. Sebab, doa orang yang didzalim
itu mustajab (cepat terkabut)," (HR. Malik).

Keempat, tuntutan dan persidangan di Padang Mahsyar. Pada waktu itu, ahli neraka tidak
akan masuk neraka, serta ahli surga tidak akan masuk surga sebelum dirinya bebas dari
segala sangkutan, kedzaliman, dan hak kepada sesama manusia. Selanjutnya, ahli neraka
tidak akan masuk neraka selama ia masih memiliki hak pada ahli surga. Begitu pula ahli surga
tidak akan masuk surga selama masih memiliki hak pada ahli neraka. Hal ini seperti yang
digambarkan oleh Rasulullah saw. dalam hadis berikut:

،‫َحَّتى َأُقَّصُه ِمْنُه‬ ،‫ َوَلُه ِع ْنَد َأَحٍد ِمْن َأْهِل اْلَجَّنِة َح ٌّق‬، ‫ َأْن َيْدُخ َل الَّناَر‬،‫اَل َيْنَبِغي َأِلَحٍد ِمْن َأْهِل الَّناِر‬
،‫َحَّتى َأُقَّصُه ِمْنُه‬ ،‫ َوَأِلَحٍد ِمْن َأْهِل الَّناِر ِع ْنَدُه َح ٌّق‬،‫َواَل َيْنَبِغي َأِلَحٍد ِمْن َأْهِل اْلَجَّنِة َأْن َيْدُخ َل اْلَج َّنَة‬
‫َحَّتى الَّلْطَمُة‬

Artinya, "Tidak pantas seorang ahli neraka masuk neraka, sementara ia masih memiliki hak
pada ahli surga. Begitu pun ahli surga tidak akan masuk surga, sementara ia masih memiliki
hak pada ahli neraka, sampai Kami memutuskan perkaranya meskipun bentuk haknya
berupa satu tamparan," (HR. Ahmad).

Pantas Allah berfirman dalam Al-Quran:

‫ َوَمْن َيْعَمْل ِمْثَقاَل َذَّر ٍة َش ًّر ا َيَرُه‬، ‫َفَمْن َيْعَمْل ِمْثَقاَل َذَّر ٍة َخ ْيًر ا َيَرُه‬

Artinya, "Siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah (biji sawi), dia akan melihat
(balasan)-nya. Siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah, dia akan melihat (balasan)-
nya," (QS. az-Zalzalah [99]: 7-8).

Pada hari itu akan disampaikan kepada mereka, "Siapa saja yang masih memiliki hak, maka
diharuskan datang kepada pemiliknya". Bahkan, saat itu seorang hamba sepertinya merasa
senang jika masih ada hak pada anak atau saudaranya. Sebab, pada hari Kiamat tidak ada
hubungan nasab. Meskipun saat di dunia saling mengenal, tetapi pada hari itu keadaan
mereka tidak saling sapa. Lebih berat lagi, sebagaimana yang diceritakan hadis, disebutkan
tuntutan di akhirat bukan saja datang dari sesama manusia, tetapi juga sesama makhluk
seperti hewan yang pernah disiksa. Lebih lengkapnya, silahkah lihat kitab Fathul Bari, jilid 13,
halaman 457.

Hadirin sidang Jumat, berbeda halnya dengan dosa kepada Allah. Dosa apa saja yang
dikehendaki Allah, akan diampuni. Dan dosa apa saja yang dikehendaki-Nya tidak diampuni
akan dibiarkan hingga dibiarkan perkaranya agar tidak ada satu hamba pun yang pada hari
itu yang didzalimi.

Sebab, setiap hak akan diberikan kepada pemiliknya. Semua kebaikan dan keburukan akan
dibalas oleh Allah. Tidak ada satu kebaikan dan kedzaliman pun yang dilupakan. Pantas Allah
berfirman dalam Al-Quran sebagaimana yang telah disebutkan di atas, "Janganlah sekali-kali
engkau mengira bahwa Allah lengah terhadap apa yang orang-orang zalim perbuat.
Sesungguhnya Dia menangguhkan mereka sampai hari ketika mata (mereka) terbelalak,"
(QS. Ibrahim [14]: 42).

Semoga kita semua termasuk orang yang mendapat pertolongan Allah untuk menjauhi
segala perbuatan dzalim. Amin ya mujibas sa'ilin.

،‫ َوَنَفَعِنْي َوِإَّياُكْم ِبَما ِفْيِه ِمَن ْاآلَياِت َوالِّذْكِر اْلَح ِكْيِم‬،‫َباَر َك اللُه ِلْي َوَلُكْم ِفي اْلُقْر آِن اْلَعِظْيِم‬
‫َأ‬ ‫َأ‬
‫ ُقْوُل َقْوِلْي َهَذا َو ْس َتْغِفُر اللَه اْلَعِظْيَم ِلْي‬، ‫ ِإَّنُه ُهَو الَّس ِمْيُع اْلَعِلْيُم‬،‫َوَتَقَبَّل اللُه ِمِّنْي َوِمْنُكْم ِتَالَوَتُه‬
‫ْل‬ ‫ْل‬ ‫ْل‬
‫َوَلُكْم َوِلَس اِئِر ا ُمْس ِلِمْيَن َوا ُمْس ِلَماِت َفاْس َتْغِفُرْوُه ِإّنُه ُهَو ا َغُفْوُر الّر ِح ْيِم‬

Khutbah II
‫َأ‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬
‫ ْش َهُد ْن َال ِإَلَه ِإَّال اللُه َوْحَدُه‬. ‫َاْلَح ْمُد ِلَّلِه اَّلِذْي َمَر َنا ِبْاِالِّتَح اِد َوْاِالْعِتَصاِم ِبَحْبِل اللِه اْلَمِتْيِن‬
. ‫ َاْلَمْبُعْوُث َر ْح َمًة ِلْلَعاَلِمْيَن‬،‫ َوَأْش َهُد َأَّن ُمَح َّمًدا َعْبُدُه َوَر ُس ْوُلُه‬. ‫ ِإَّياُه َنْعُبُد َوِإَّيُاه َنْس َتِعْيُن‬،‫َالَش ِرْيَك َلُه‬
‫ ِاَّتُقوا اللَه َما اْس َتَطْعُتْم َوَس اِرُعْوا ِإَلى‬. ‫َالَّلُهَّم َصِّل َعَلى َس ِّيِدَنا ُمَح َّمٍد َوَعَلى آِلِه َوَأْصَح اِبِه َأْج َمِعْيَن‬
‫َأ‬
‫ َيا ُّيهَا اَّلِذْيَن َءاَمُنْوا َصُّلْوا َعَلْيِه‬، ‫ ِإَّن اللَه َوَمَالِئَكَتُه ُيَصُّلْوَن َعَلى الَّنِبِّي‬. ‫َمْغِفَر ِة َر ِّب اْلَعاَلِمْيَن‬
‫ َوَصَّلى الله َعَلى َس ِّيَدَنا َوَمْواَل َنا ُمَح َّمٍد َوَعَلى آِلِه َوَصْح ِبِه َوَس َّلَم‬.. ‫َوَس ِّلُمْوا َتْس ِلْيًم ا‬

‫َالَّلُهَّم اْغِفْر ِلْلُمْؤِمِنْيَن َواْلُمْؤِمَناِتَواْلُمْس ِلِمْيَن َو اْلُمْس ِلَماِت َاَالْحَياِء ِمْنُهْم َواَاْلْمَواْت ِإَّنَك َس ِمْيٌع‬
‫ الَّلُهَّم ِإَّنا َنُعوُذ ِبَك ِمْن‬. ‫َقِرْيٌب ُمِج ْيُب الَّدَعَواِت َوَيا َقاِضَي اْلَح اَج اِت ِبَر ْح َمِتَك َيا َاْر َح َم الَّر ِح ِمْيَن‬
‫َعَذاِب َج َهَّنَم َوَنُعوُذ ِبَك ِمْن َعَذاِب اْلَقْبِر َوَنُعوُذ ِبَك ِمْن ِفْتَنِة اْلَمِس يِح الَّدَّج اِل َوَنُعوُذ ِبَك ِمْن ِفْتَنِة‬
‫ الَّلُهَّم ِإَّنا َنُعوُذ ِبَك ِمْن اْلَهِّم َواْلَحَز ِن َوَنُعوُذ ِبَك ِمْن اْلَعْج ِز َواْلَكَس ِل َو َنُعوُذ ِبَك‬، ‫اْلَمْحَيا َواْلَمَماِت‬
‫ َر َّبَنا آِتَنا ِفي الُّدْنَيا َح َس َنًة َوِفي‬، ‫ِمْن اْلُجْبِن َواْلُبْخ ِل َوَنُعوُذ ِبَك ِمْن َغَلَبِة الَّدْيِن َوَقْهِر الِّر َج اِل‬
‫اآلِخ َر ِة َح َس َنًة َوِقَنا َعَذاَب الَّناِر‬
‫ْأ‬
‫ِع َباَد اللِه‪ِ ،‬إَّن اللَه َي ُمُر ُكْم ِباْلَعْدِل َوْاِإلْح َس اِن َوِإيَتآِئ ِذي اْلُقْر َبى َوَيْنَهى َعِن اْلَفْح َش آِء َواْلُمنَكِر‬
‫َواْلَبْغِي َيِعُظُكْم َلَعَّلُكْم َتَذَّكُرْوَن ‪َ .‬فاْذُكُر وا اللَه اْلَعِظْيَم َيْذُكْر ُكْم َواْدُعْوُه َيْس َتِج ْب َلُكْم َوَلِذْكُر اللِه‬
‫َأ‬
‫ْكَبُر‬

Anda mungkin juga menyukai