0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
2 tayangan18 halaman

Lp Nana Nutrisi

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1/ 18

LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN DASAR MANUSIA DENGAN GANGGUAN


PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI

Disusun Oleh :

NANA NADIA (037SYE22)

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA


BARAT SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI
MATARAM PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
JENJANG D.3

MATARAM

2023
LEMBAR PENGESAHAN
KEBUTUHAN DASAR MANUSIA DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN
KEBUTUHAN NUTRISI

Disusun Oleh :

NANA NADIA
037SYE22

Laporan Pendahuluan telah dikonsultasikan dan disetujui.

Mengetahui

Pembimbing pendidikan Pembimbing Klinik

Melati Inayati AB, Ners., M.kep Rina Fitria, S.Kep., Ners


BAB I

I. MASALAH KEPERAWATAN DASAR


Gangguan kebutuhan nutrisi terdiri atas kekurangan dan kelebihan nutrisi, obesitas,
malnutrisi, diabetes melitus, hipertensi, jantung koroner, kanker, dan anoreksia.
Gangguan kebutuhan nutrisi merupakan asupan nutrisi tidak mencukupi untuk memenuhi
kebutuhan metabolik (Wilkinson, 2014).
Kebutuhan nutrisi merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam membantu proses
pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dan anak, menginat manfaat nutrisi dalam
tubuh dapat membantu proses pertumbuhan dan perkembangan anak, serta mencegah
terjadinya berbagai penyakit akibat kurang nutrisi dalam tubuh seperti kekurangan energi
dan protein, anemia, defisiensi, yodium, defisiensi seng ( Zn) defesiensi vitamin A,
definisi thiamin, defisiensi kalium dan lain – lain yang dapat menghambat proses tumbuh
kembang anak ( Anik Maryunani, 2014 ).
Kebutuhan nutrisi bagi setiap orang berbeda – beda, ynag berhubungan dengan
perbedaan yang terdapat dalam bidang genetik dan metabolik. Namun, bagi semua bayi
dan anak – anak, tujuan dasar dari pada pemenuhan kebutuhan akan nutrisi tersebut
meliputi pencapaian pertumbuhan yang memuaskan serta penghindaran terjadinya
penyakit yang akut atau kronik, disamping menompang perkembangan kemampuan fisik
dan mental dan seharusnya juga menyediakan cadangan untuk menghadapi sesuatu
ketegangan.

II. LANDASAN TEORI


A. Konsep Fisiologis
Sistem digesti menyiapkan makanan agar dapat dikonsumsi oleh sel. Ada 5 aktifitas
dasar dalam pencernaan yaitu :
1. Ingesti
Ingesti atau makan adalah memasukkan makanan dalam tubuh.
2. Peristalsis
Peristalsis adalah perpindahan makanan disepanjang saluran pencernaan.
3. Digesti
Digesti adalah pemecahan makanan melalaui proses mekanik dan kimiawi.
4. Absorpsi
Absorpsi adalah penyerapan hasil perencanaan makanan dari saluran pencernaan ke
vaskuler ( pembuluh darah ) dan pembuluh limfe ( getah bening )
5. Defekasi
Defekasi adalah eliminasi ( pembuangan ) yang tak dapat dicerna keluar tubuh.
B. Definisi Nutrisi
Nutrisi adalah proses tersedianya energi dan bahan kimia dari makanan yang
penting untuk pembentukan, pemeliharaan dan penggantian sel tubuh (Harnanto dan
Rahayu, 2016). Nutrisi adalah zat-zat yang terdapat dalam makanan baik yang berasal
dari zat kimia organik atau anorganik yang diperlukan oleh tubuh agar tubuh dapat
berfungsi dengan baik. Pemenuhan kebutuhan nutrisi tidak hanya untuk menghilangkan
rasa lapar namun juga mempunyai banyak fungsi. Fungsi umum dari nutrisi yaitu
sebagai sumber energi, mengganti sel-sel yang rusak, memelihara jaringan tubuh,
mempertahankan vitalitas tubuh dan lain sebagainya.
Nutrien akan diabsorbsi ketika berada di saluran pencernaan kemudian
didistribusikan ke sel-sel tubuh. Di dalam sel-sel tubuh, nutrien akan digunakan untuk
sumber energi, proses fungsional sel itu sendiri dan sistesis protein. Maka dari itu
intake nutrisi pada tubuh harus adekuat. Hal ini berarti nutrisi yang dimakan harus
mengandung nutrien yang seimbang meliputi karbohidrat, lemak, protein, vitamin,
mineral, dan air. Makanan yang masuk ke dalam tubuh hingga dikeluarkan dari tubuh
dalam bentuk sampah metabolisme terjadi melalui proses pencernaan. Gangguan pada
proses pencernaan dapat menyebabkan individu mengalami ganguan nutrisi.
C. Karakteristik Kebutuhan Nutrisi
Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi dibagi menjadi beberapa kategori yaitu:
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
2. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh
Karakteristik status nutrisi ditentukan dengan :
1. Body mass index
2. Merupakan ukuran dari gambaran berat badan seseorang dengan tinggi badan, BMI
dihubungkan dengan total lemak dalam tubuh dan sebagai panduan untuk mengkaji
kelebihan berat badan (over weight) dan obesitas.
3. Ideal body weight
Merupakan perhitungan berat badan optimal dalam fungsi tubuh yangsehat. Berat
badan ideal adalah jumlah tinggi dalam sentimeter dikurangi10% dari jumlah itu.
D. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kebutuhan Nutrisi
Faktor yang menurunkan kebutuhan nutrisi:
1. Terjadi penurunan laju pertumbuhan seperti pada lansia.
2. Hipotermi.
3. Penurunan BMR (basal metabolisme rate).
4. Jenis kelamin. Secara umum kebutuhan nutrisi pada perempuan lebihrendah
dibandingkan laki-laki hal ini dikarenakan perempuan mempunyaiBMR yang lebih
rendah dibandingkan laki-laki.
5. Gaya hidup pasif.
6. Bedrest.
Beberapa hal yang dapat mempengaruhi pemenuhan nutrisi pada seseorang adalah
sebagai berikut:
1. Status Kesehatan
Seseorang yang memiliki nafsu makan yang baik menandakan memiliki tubuh yang
sehat pula. Seseorang yang mengalami anoreksia (kurang nafsu makan) biasanya
disebabkan oleh gejala suatu penyakit atau efek samping obat tertentu. Pemenuhan
kebutuhan nutrisi merupakan bagian penting penyembuhan dari setiap penanganan
medis.
2. Status Sosiol ekonomi
Status sosioekonomi berhubungan dengan biaya makanan yang berubahubah
(semakin tinggi) dan kemampuan seseorang berbelanja (makanan)tergantung dari
uang yang tersedia.
3. Kultur dan Agama
Pola kultur, etnik, dan agama tertentu seseorang memiliki beberapa batasan-batasan
mengenai jumlah makanan yang dapat dimakan. Makanan tertentu hanya dapat
diberikan dalam waktu yang telah disesuaikan.
4. Pilihan Pribadi
Adanya pilihan makanan yang disukai maupun yang tidak disukai dapat berpengaruh
kuat terhadap diet. Beberapa pilihan pribadi klien juga dipengaruhi oleh simbol
status, misalnya seseorang yang makan makanan mewah merasa memiliki status
sosial tinggi daripada seseorang yang makan makanan sederhana. Perawat perlu
mempertimbangkan pilihan makanan klien ketika merencanakan diet terapeutik.
5. Faktor Psikologis
Klien memerlukan motivasi untuk makan-makanan yang seimbang danmemiliki
persepsi masing-masing tentang diet. Adanya tekanan dan stressor mempengaruhi
keinginan klien untuk makan atau lebih memilih-milih makanan.
6. Alkohol dan Obat-obatan
7. Konsumsi alkohol dapat menyebabkan defisiensi nutrisi dikarenakan alkohol
menekan nafsu makan, menggantikan bagian dari makanan, dan lebih menghabiskan
banyak uang sehingga hanya mampu membeli sediki tmakanan. Obat-obatan dapat
menekan nafsu makan sehingga menurunkan asupan zat gizi, menghabiskan zat gizi
yang tersimpan, dan mengganggu absorbsi zat gizi.Secara umum gangguan
kebutuhan nutrisi terdiri atas kekurangan dan kelebihannutrisi, obesitas, malnutrisi,
DM, hipertensi, jantung koroner, kanker, anorexianervosa.
8. Kekurangan nutrisi
Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalamkeadaan tidak
berpuasa (normal) atau resiko penurunan berat badan akibatketidakmampuan asupan
nutrisi untuk kebutuhan metabolismTanda klinis :
a) Berat badan 10-20% dibawah normal
b) Tinggi badan dibawah ideal
c) Lingkar kulit triseps lengan tengah kurang dari 60% ukuran standart
d) Adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot
e) Adanya penurunan albumin serum
f) Adanya penuruan transferin
Kemungkinan penyebab :
a) Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna kalori
akibatpenyakit infeksi atau kanker.
b) Disfagia karena adanya kelainan persyarafan
c) Penurunan absorpsi nutrisi akibat penyakit
d) Nafsu makan menurun
E. Tahapan-tahapan Kebutuhan Nutrisi
1. Protein (Telur, Daging ayam, Daging Sapi, Ikan, Udang, susu, kacang kedelai)
2. Karbohidrat (Nasi, Kacang merah, Ubi, Buah mangga, Kurma, Gandum
3. Lemak (Ikan, Telur, Alpukat, Tahu, Susu kedepan)
4. Serat salah (Jagung, Alpukat, kacang-kacangan, Brokoli, Tomat, Beras Merah
5. Vitamin dan mineral (Susu, Kacang-kacangan, Cabai, Brokoli, Ikan laut
6. Air ( Tomat, Bayam, Semangka,
F. Masalah yang timbul pada gangguan kebutuhan nutrisi
1. Kekurangan nutrisi
2. Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam keadaan tidak
berpuasa ( normal ) atau resiko penurunan berat badan akibat ketidakmampuan
asupan nutrisi untuk kebutuhan metabolism tanda klinis :
a) Berat badan 10-20% dibawah normal
b) Tinggi badan dibawah ideal
c) Lingkar kulit triseps lengan tengah kurang dari 60% ukuran standart
d) Adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot
e) Adanya penurunan transferrin
f) Adanya penurunan albumin serum
Kemungkinan penyebab :
a) Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna kalori akibat
penyakit infeksi atau kanker
b) Disfagia karena adanya kelainan persyarafan
c) Penurunan absorpsi nutrisi akibat penyakit
d) Nafsu makan menurun
3. Kelebihan nutrisi
Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami sesorang yang mempunyai
resiko peningkatan berat badan akibat asupan kebutuhan metabolisme secara
berlebihan. Tanda klinis :
a) Berat badan lebih dari 10% berat ideal
b) Obesitas ( lebih dari 209 berat ideal )
c) Lipatan kulit trisep lebih dari 15 mm pada pria dan 25 mm pada Wanita
d) Adanya jumlah asupan berlebihan aktivitas menurun atau monoton.
Kemungkinan penyebab :
a) Perubahan pola makan
b) Penurunan fungsi pengecapan dan penciuman.
4. Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai lebih dari
20% berat badan normal, status nutrisi adalah melebihi kebutuhan asupan klori dan
penurunan dalam penggunan kalori.
5. Malnutrisi
Malnutrsi adalah masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat gizi pada
tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat gizi yang tidak
sesuai dengan kebutuhan tubuh. Umumnya adalah berat bada rendah dengan asupan
makanan yang cukup atau asupan kurang dari kebutuhan tubuh, adanya kelemahan
otot dan penurunan energi, pucat pada kulit, membra mukosa, konjungtiva dan lain-
lain.
6. Diabetes Meletus
DM merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai dengan adanya gangguan
metabolism karbohidrat akibat kekurangan insulin atau penggunaan karbohidrat
secara berlebihan.
7. Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh berbagai
masalaah pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab dari adanya obesitas, serta
asupan kalsium, nutrium, dan gaya hidup yang berlebihan.
8. Penyakit Jantung coroner
Penyakit Jantung coroner merupakan gangguan nutrisi yang sering disebabkan oleh
adanya peningkatan kolesterol darah dan merokok. Saat ini, penyakit jantung
coroner sering dialami karena adanya perilaku atau gaya hidup yang tidak sehat,
obesitas dan lain-lain.
9. Kanker
Kanker merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang disebabkan oleh
pengonsumsian lemak secara berlebihan.
10. Anoreksia nervosa
Anoreksia merupakan penurunan berat badan secara mendadak dan berpekanjangan,
ditandai dengan adanya konstipasi, pembengkakan badan, nyeri abdomen,
kedinginan, letargi dan dan kelebihan energi.
Pathway
BAB II
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Fokus pengkajian
1. Pengkajian keperawatan
Meliputi pengkajian khusus masalah nutrisi dan pengkajian fisik secara umum
yang berhungan dengan kebutuhan nutrisi, diaantaranya:
a. Riwayat makanan: meliputi pola makan, tipe makanan yang dihindari,
makanan yang lebih disukai.
b. Kemampuan makan: meliputi kemampuan mengunyah, menelan, makan
sendiri atau dibantu.
c. Pengetahuan tentang nutrisi
d. Nafsu makan, jumlah asupan
e. Tingkat aktivitas
f. Konsumsi obat obat tertentu/dalam pengobatan tertentu
Pengkajian status nutrisi meliputi: anthropometric measurement (A),
Biochemical data (B), clinical sign (C), dan dietary history (D).
1. Anthropometric Measurement (A)
Antropometri adalah suatu sistem pengukuran ukuran dan susunan tubuh dan
bagian khusus tubuh. Pengukuran antropometrik yang membantu dalam
mengidentifikasi masalah nutrisi termasuk :
a. Tinggi badan dan berat badan
b. Pengukuran tinggi badan dan berat badan klien harus diperoleh ketika
masuk rumah sakit atau lingkungan pelayanan kesehatan. Apabila
memungkinkan, klien harus ditimbang pada waktu yang sama setiap hari,
pada skala yang sama, dan dengan pakaian atau linen yang sama
c. Lingkar pergelangan tangan
1) Digunakan untuk memperkirakan kerangka tubuh klien.
2) Ukuran kerangka adalah tinggi badan dibagi lingkar pergelangan
tangan, hasilnya dihitung nilai r
3) r = {tinggi badan (cm): lingkar pergelangan tangan (cm)}.
4) Wanita: nilai r > 11,0 (kecil); nilai r 10,1 sampai 11,0 (sedang), dan
nilai r < 10,1 (besar).
5) Laki-laki: nilai r > 10,4 (kecil), nilai r 9,6 sampai 10,4 (sedang), dan <
9,6 (besar).
d. Lingkar lengan bagian tengah atas (mid-upper arm circumference, MAC)
1) Memperkirakan massa otot skelet.
2) Lengan non dominan klien direlaksasikan, dan lingkarnya diukur
pada titik tengah, antara ujung dari prosesus akromial skapula dan
prosesus olekranon ulna.
e. Lipatan kulit tricep (triceps skinfold, TSF)
1) Digunakan untuk memperkirakan isi lemak dari jaringan subkutan.
2) TSF adalah pengukuran yang paling umum
3) Dengan ibu jari dan jari tengah, lipatan panjang dari kulit dan
lemak yang dipegang kira-kira 1 cm dari titik tengah MAC. Jepitan dari
jangka lengkungan lipatan kulit standar ditempatkan pada sisi lain dari
lipatan lemak. Pengukuran rata-rata diambil dari ketiga catatan. Area
anatomi lain untuk pengukuran lipatan kulit termasuk bisep, skapula, dan
otot abdominal.
f. Lingkar otot lengan bagian tengah atas mid-upper arm muscle circumference
MAMC adalah perkiraan dari masa otot skelet, dihitung dari
pengukuran antropometrik MAC dan TSF.
MAMC = MAC – (TSF x 3,14).
Nilai untuk MAC, TSF, dan MAMC dibandingkan dengan standar dan
dihitung sebagai suatu persentase standar.
Tabel 1. Standar ukuran Anthropometri berdasarkan kelompok umur
Rata – rata
Tempat pengukuran Umur Laki – laki Perempuan
Pengukuran lingkar lengan atas 18 – 24 th 30,9 cm 27,0 cm
25 – 34 th 32,3 cm 28,6 cm
35 – 44 th 32,7 cm 30,0 cm
45 – 54 th 32,1 cm 30,7 cm
55 – 64 th 31,5 cm 30,7 cm
65 – 74 th 30,5 cm 30,1 cm
Pengukuran lipat kulit trisep 18 – 24 th 11,2 cm 19,4 cm
25 – 34 th 12,6 cm 21,9 cm
35 – 44 th 12,4 cm 24,0 cm
45 – 54 th 12,4 cm 25,4 cm
55 – 64 th 11,6 cm 24,9 cm
65 – 74 th 11,8 cm 23,3 cm

2. Biochemical Data (B)


a. Tes laboratorium
b. Tes laboratorium biasanya digunakan untuk memelajari status nutrisi termasuk
ukuran protein plasma, seperti albumin, transferin, retinol yang mengikat
protein, total kapasitas ikatan zat besi, dan hemoglobin. Waktu respons untuk
perubahan dalam protein ini sebagai hasil jarak pemberian makan dari jam
ke minggu. Kebanyakan protein plasma memiliki waktu paruh >7 hari dan
tidak akan merefleksikan perubahan kurang dari seminggu.
c. Tes lain
Tes lain digunakan untuk menentukan status nutrisi termasuk ukuran imunitas,
seperti penundaan sensitivitas kutaneus, dan ukuran metabolisme protein,
seperti studi 24 jam nitrogen urea urine dan keseimbangan nitrogen.
3. Cinical Sign (C)
Klien dengan masalah nutrisi akan memperlihatkan tanda-tanda klinik
yang jelas. Tanda-tanda abnormal tersebut bukan saja pada organ-organ
fisiknya, tetapi juga fungsi fisiologisnya.
4. Dietary history (D)
a. Kebiasaan asupan makanan dan cairan: pilihan, alergi, masalah, dan area
yang berhubungan lainnya, seperti kemampuan klien untuk memperoleh
makanan.
b. Tingkat aktivitas: untuk menentukan kebutuhan energi dan
membandingkannya dengan asupan makanan.
c. Faktor yang memengaruhi pola diet dan status nutrisi:
1) Status kesehatan: nafsu makan, anoreksia, dukungan nutrisi
2) Kultur dan agama: jenis makanan dan diet, jumlah, kebiasaan
makanan etnik
3) Status sosial ekonomi: kecukupan ekonomi untuk menunjang
harga makanan
4) Pilihan pribadi: kesukaan terhadap diet, makanan favorit atau
yang dihindari, makanan mewah (simbol status)
5) Faktor psikologis: motivasi untuk makan makanan yang seimbang,
persepsi tentang diet, makanan mempunyai nilai simbolik
(susu/kelemahan, daging/kekuatan).
6) Alkohol dan obat-obatan: alkohol dan obat berlebihan berdampak pada
defisiensi nutrisi, memengaruhi organ gastrointestinal, menekan nafsu
makan, menghabiskan zat gizi yang tersimpan, dan mengurangi
absorbsi zat gizi di dalam intestinal.
7) Kesalahan informasi dan keyakinan terhadap makanan: mitos
terhadap makanan, minat terhadap makanan, tekanan sebaya, keinginan
untuk mengontrol pilihan diet. Keyakinan terhadap makanan sering salah
(yogurt lebih bernutrisi dari susu, kerang meningkatkan potensi
seksual, madu lebih menyehatkan daripada gula).
d. Catatan makanan dalam 24 jam, frekuensi makan yang membantu
untuk menyusun pola makanan sepanjang waktu.

B. Diagnosa Keperawatan
1. Berat Badan Lebih berhubungan dengan konsumsi gula berlebih
2. Risiko Defisit Nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna makanan
3. Defisit Perawatan Diri berhubungan dengan gangguan neuromuskuler
4. Risiko Perfusi Serebral Tidak Eektif berhubungan dengan penyakit stroke

C. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan adalah segala treatment yang dikerjakan oleh perawat yang
didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk mencapai luaran (outcome)
yang diharapkan
DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN/KRITERIA INTERVENSI
(SDKI) HASIL(SLKI) (SIKI)
Berat Badan Lebih Setelah dilakukan tindakan Manajemen Berat Badan (1.03097)
berhubungan dengan konsumsi keperawatan selama 3x24 jam Observasi
gula berlebih diharapkan Berat Badan membaik 1. Identifikasi kondisi kesehatan
dengan kriteria hasil : pasien yang dapat
1. Berat badan membaik mempengaruhi berat badan
2. Tebal lipatan kulit Terapeutik
membaik 1. Hitung berat badan ideal pasien
3. Indeks massa tubuh 2. Hitung persentase lemak dan
membaik otot pasien
3. Fasilitasi menentukan target
berat badan yang realistis
Edukasi
1. Jelaskan hubungan antara
asupan makanan, aktivitas fisik,
penambahan berat badan dan
penurunan berat badan
2. Jelaskan factor risiko berat
badan lebih dan berat badan
kurang
3. Anjurkan mencatat berat badan
setiap minggu, jika perlu
4. Anjurkan mlakukan pencatatan
asupan makan, aktivitas fisik
dan perubahan berat badan
Konseling Nutrisi (1.03094)
Observasi
1. Identifikasi kebiasaan makan
dan perilaku makan yang akan
diubah
2. Identifikasi kemajuan modifikasi
diet secara regular
3. Monitor intake dan output
cairan, nilai hemoglobin,
tekanan darah, kenaikan berat
badan dan kebiasaan membeli
makanan
Terapeutik
1. Bina hubungan terapeutik
2. Sepakati lama waktu pemberian
konseling
3. Tetapkan tujuan jangka pendek
dan jangka panjang yang
realistis
4. Gunakan standar nutrisi sesuai
program diet dalam
mengevaluasi kecukupan asupan
makanan
5. Pertimbangkan factor-faktor
yang mempengaruhi pemenuhan
kebutuhan gizi
Edukasi
1. Informasikan perlunya
modifikasi diet
2. Jelaskan program gizi dan
persepsi pasien terhadap diet
yang diprogramkan
Kolaborasi
1. Rujuk pada ahli gizi, jika perlu
Promosi Latihan Fisik (1.05183)
Observasi
1. Identifikasi keyakinan kesehatan
tentang latihan fisik
2. Identifikasi pengalaman
olahraga sebelumnya
3. Identifikasi motivasi individu
untuk memulai atau melanjutkan
program olahraga
4. Identifikasi hambatan untuk
berolahraga
5. Monitor kepatuhan menjalankan
program latihan
6. Monitor respons terhadap
program latihan
Terapeutik
1. Motivasi mengungkapkan
perasaan tentang
olahraga/kebutuhan berolahraga
2. Motivasi memulai atau
melanjutkan olahraga
3. Fasilitasi dalam mengidentifikasi
model peran positif untuk
mempertahankan program
latihan
4. Fasilitasi dalam
mengembangkan program
latihan yang sesuai untuk
memenuhi kebutuhan
5. Fasilitasi dalam menetapkan
tujuan jangka pendek dan
panjang program latihan
6. Fasilitasi dalam menjadwalkan
periode regular latihan rutin
mingguan
7. Fasilitasi dalam
mempertahankan kemajuan
program latihan
8. Lakukan aktivitas olahraga
bersama pasien, jika perlu
9. Libatkan keluarga dalam
merencanakan dan memelihara
program latihan
10. Berikan umpan balik positif
terhadap setiap upaya yang
dijalankan pasien

Edukasi
1. Jelaskan manfaat kesehatan dan
efek fisiologis olahraga
2. Jelaskan jenis latihan yang
sesuai dengan kondisi kesehatan
3. Jelaskan frekuensi, durasi, dan
intensitas program latihan yang
diinginkan
4. Ajarkan latihan pemanasan dan
pendinginan yang tepat
5. Ajarkan teknik menghindari
cedera saat berolahraga
6. Ajarkan teknik pernapassan
yang tepat untuk
memaksimalkan penyerapan
oksigen selama latihan fisik
Kolaborasi
1. Kolaborasi dengan rehabilitas
medis atau ahli fisiologi
olahraga, jika perlu
Risiko Defisit nutrisi Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nutrisi (1.03119)
berhubungan dengan keperawatan selama 3x24 jam Observasi
ketidakmampuan mencerna diharapkan Status Nutrisi 1. Identifikasi status nutrisi
makanan membaik dengan kriteria hasil : 2. Identifikasi alergi dan intoleransi
1. Porsi makanan yang makanan
dihabiskan meningkat 3. Identifikasi makanan yang di
2. Kekuatan otot pengunyah sukai
meningkat 4. Monitor asupan makanan
3. Kekuatan otot menelan 5. Monitor berat badan
meningkat 6. Monitor hasil pemeriksaan
4. Serum albumin laboratorium
5. Verbalisasi keinginan untuk Terapeutik
meningkatkan nutrisi 1. Lakukan oral hygiene sebelum
meningkat makan, jika perlu
6. Pengetahuan tentang pilihan 2. Berikan makanan tinggi serat
makanan yang sehat untuk mencegah konstipasi
meningkat 3. Berikan makanan tinggi kalori
7. Pengetahuan tentang pilihan dan tinggi protein
minuman yang sehat Edukasi
meningkat 1. Anjurkan posisi duduk, jika
8. Pengetahuan tentang standar mampu
asupan nutrisi yang tepat 2. Ajarkan diet yang di programkan
meningkat Kolaborasi
9. Penyiapan dari penyimpanan 1. Kolaborasi pemberian medikasi
meningkat makanan yang sebelum makan (mis. Pereda
aman meningkat nyeri, antiemetic)
10. Sikap terhadapp 2. Kolaborasi dengan ahli gizi
makanan/minuman sesuai untuk menentukan jumlah kalori
dengan tujuan kesehatan dan jenis nutrient yang di
meningkat butuhkan, jika perlu
11. Perasaan cepat kenyang
menurun Promosi Berat Badan (1.03136)
12. Nyeri abdomen menurun Observasi
13. Sariawan menurun 1. Identifikasi kemungkinan
14. Rambut rontok menurun penyebab BB kurang
15. Diare menurun 2. Monitor adanya mual dan muntah
16. Berat badan membaik 3. Monitor jumlah kalori yang
17. Indeks massa tubuh membaik dikonsumsi sehari-hari
18. Frekuensi makan membaik 4. Minitor berat badan
19. Nafsu makan membaik 5. Monitor albumin, limfosit, dan
20. Bising ususng membaik elektrolit serum
21. Tebal tipatan kulit trisep
membaik Terapeutik
22. Membrane mukosa membaik 1. Berikan perawatan mulut sebelum
pemberian makan, jika perlu
2. Sediakan makanan yang tepat
sesuai kondisi pasien (mis.
Makanan dengan tekstur halus,
makanan yang diblender, makanan
cair yang diberikan melalui NGT
atau gastrostoml, total parental
nutrition sesuai indikasi)
3. Hidangkan secara menarik
4. Berikan suplemen, jika perlu
5. Berikan pujian pada
pasien/keluarga untuk peningkatan
yang dicapai
Edukasi
1. Jelaskan jenis makanan yang
bergizi tinggi, namun tetap
terjangkau
2. Jelaskan peningkatan asupan kalori
yang dibutuhkan
Defisit Perawatan Diri Setelah dilakukan tindakan Dukungan perawatan Diri
berhubungan dengan gangguan keperawatan selama 3x24 jam
neuromuskuler diharapkan keperawatan diri Observasi
meningkat dengan kriteria hasil:
1. Identifikasi kebiasaan aktivitas
1. Kemampuan mandi meningkat
perawatan diri sesuai usia
2. Melakukan perawatan diri
2. Monitor tingkat kemandirian
meningkat
3. Minat melakukan perawatan diri 3. Identifikasi kebutuhan alat bantu
meningkat kebersihan diri, berpakaian, berhias, dan
4. Mempertahankan kebersihan
makan
diri meningkat
5. Mempertahankan kebersihan Terapeutik
mulut meningkat
1. Sediakan lingkungan yang terapeutik
(mis, suasana hangat, rileks)

2. Siapkan Keperluan pribadi (mis, sikat


gigi dan sabun mandi

3. Dampingi dalam melakukan perawatan


diri sampai mandiri

4. Fasilitasi untuk menerima keadaan


ketergantungan

5. Fasilitasi kemandirian, bantu jika tidak


mampu melakukan perawatan diri

6. Jadwalkan rutinitas perawatan diri

Edukasi

1. Anjurkan melakukan perawatan diri


secara konsisten sesuai kemampuan

Risiko perfusi Selebral Tidak setelah dilakukan tindakan Pemantauan Tekanan Intrakranial
efektif berhubungan dengan keperawatan selama 3x24 jam Observasi
stroke diharapkan serius selebral 1. Identifikasi penyebab
membaik dengan kriteria hasil: peningkatan tekanan Intrakranial
1. Tingkat kesadaran membaik (mis, lesi, gangguan
2. Nilai tekanan darah metabolisme, hipertensi)
membaik 2. Monitor peningkatan tekanan
3. Refleks saraf membaik darah
3. Monitor pelebaran tekanan nasi
4. Monitor penurunan frekuensi
jantung
5. Monitor ireguleritas irama
napas
6. Monitor penurunan tingkat
kesadaran
7. Monitor perlambatan respon
pupil
8. Monitor kadar C02 dan
pertahankan dalam rentang yang
diindikasikan
9. Monitor tekanan perfusi
selebral
10. Monitor jumlah, kecepatan,
dan karakteristik drainase cairan
serebrospinal
11. Monitor efek stimulus
lingkungan terhadap TIK

Terapeutik
1. Ambil sampai drainase cairan
serebrospinal
2. Kalibrasi transduser
3. Pertahankan sterilitas sistem
pemantauan
4. Pertahankan posisi kepala dan
leher netral
5. Bilas sistem pemantauan, jika
perlu
6. Atur interval pemantauan
sesuai kondisi pasien
7. Dokumentasikan hasil
pemantauan

Edukasi
1. Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
2. Informasikan hasil pemantauan
jika perlu

D. Evaluasi Keperawatan
Tahap penilaian dan evaluasi adalah perbandingan yang sistematis dan terencana
tentang indakan pasien dengan tujuan yang ditetapkan, dilakukan dengan cara
berkesinambungan dengan melibatkan pasien dan tenaga indakan lainnya. Penilaian dalam
keperawatan merupakan kegiatan dalam melaksanakan rencana indakan yang telah
ditentukan, untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan secara optimal dan mengukur hasil dari
proses keperawatan. Penilaian keperawatan adalah mengukir keberhasilan dari rencana dan
pelaksanaan indakan keperawatan yang dilakukan dalam memenuhi kebutuhan pasien. Dari
satu permasalahan yang ditemui oleh penulis saat pengkajian, kemudian disusun
perencanaan indakan untuk menyelesaikan masalah tersebut, selanjutnya diimplementasikan
secara langsung kepada pasien. Pada tahap ini penulis akan membahas tentang apakah tujuan
dan criteria hasil asuahan keperawatan yang telah dicapai, dan bila ternyata pencapaian tidak
sesuai dengan yang diharapkan maka kemungkinannya adalah mengakaji ulang rencana
asuhan keperawtan dan memodifikasi asuhan keperawatan tersebut dengan melihat situasi
dan kondisi psaien.
DAFTAR PUSTAKA

Harnanto, A. M. dan S. Rahayu. 2016. Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan: Kebutuhan Dasar
Manusia II. Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan http://bppsdmk.kemkes.go.id/

Tim Penyusun. 2017. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia : Surabaya

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. Edisi 1. Dewan
Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia : Jakarta

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2019. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Edisi 1. Dewan
Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia : Jakarta

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Edisi 1. Dewan
Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia : Jakarta

Maryunani, Anik. 2015. Kebutuhan Dasar Manusia. Bogor: In Media

Anda mungkin juga menyukai