hikmaWanti 2021

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 12

Hikmawanti, dkk

DOI : https://doi.org/10.24843/JFU.2021.v10.i01.p01
pISSN: 2301-7716; eISSN: 2622-4607
Jurnal Farmasi Udayana, Vol 10, No 1, Tahun 2021, 01-12

Pengaruh Variasi Metode Ekstraksi Terhadap Perolehan Senyawa


Antioksidan Pada Daun Katuk (Sauropus androgynus (L.) Merr)
Ni Putu Ermi Hikmawanti1*, Sofia Fatmawati, Zainal Arifin1, dan Vindianita1
1
Program Studi Farmasi, Fakultas Farmasi dan Sains, Universitas Muhammadiyah Prof. DR.
HAMKA, Jalan Delima II/IV Jakarta Timur, Indonesia 13460.

E-mail: ermy0907@uhamka.ac.id
Riwayat artikel: Dikirim: 25/11/2020; Diterima: 30/12/2020, Diterbitkan: 1/07/2021

ABSTRACT
S. androgynus (Phyllanthaceae) contains natural antioxidant compounds such as phenolics
and flavonoid derivatives. The successful to obtain the plant metabolite compounds depends on the
extraction method. This study aims to determine the total phenolics and flavonoids content of the
ethanolic extract of S. androgynus leaves obtained from three types of extraction methods, namely
maceration, Soxhletation, and ultrasonic. Determination of total phenolics and flavonoids content
was carried out by colorimetric method using Folin-ciocalteu and AlCl3 10% reagents, respectively.
The absorbance of the reaction was measured using a UV-Vis spectrophotometer. Total phenolics
content is expressed as equivalent to gallic acid, while total flavonoid content is expressed as
equivalent to quercetin. Determination of the extract's antioxidant activity was carried out against
DPPH free radical and expressed by the IC50 (ppm) value. The results showed that the ultrasonic
extraction method produced the best levels of phenolics (42.96 ± 0.51 mgGAE/g), flavonoids (12.05
± 0.36 mgQE/g) and antioxidant activity (IC50 = 81.43 ± 2.63 ppm) in ethanolic extract of S.
androgynus leaves compared to another extraction method (maceration > Soxhletation). Thus, it can
be concluded that the ultrasonic extraction method is an efficient and effective extraction method to
produce high antioxidant compounds in ethanolic extract of S. androgynus leaves.
Keywords: Antioxidant, Extraction, Flavonoids, Phenolics, S. androgynus, Ultrasonic

ABSTRAK
S. androgynus (Phyllanthaceae) mengandung senyawa antioksidan alami seperti fenolik dan
turunannya flavonoid. Keberhasilan memperoleh senyawa metabolit tanaman bergantung pada
metode ekstraksi. Penelitian ini bertujuan menentukan kadar fenolik dan flavonoid dari ekstrak
etanolik daun katuk yang diperoleh dari tiga jenis metode ekstraksi yaitu maserasi, Soxhletasi, dan
ultrasonik. Penentuan kadar senyawa fenolik dan flavonoid dilakukan dengan metode kolorimetri
masing-masing secara berurutan menggunakan reagen Folin-ciocalteu dan AlCl3 10%. Absorbansi
hasil reaksi diukur menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Kadar fenolik total dinyatakan sebagai
kesetaraannya dengan asam galat, sedangkan kadar flavonoid dinyatakan sebagai kesetaraanya
dengan kuersetin. Penentuan aktivitas antioksidan ekstrak dilakukan terhadap radikal DPPH dan
dinyatakan dengan nilai IC50 (ppm). Hasil menunjukan bahwa metode ekstraksi ultrasonik
menghasilkan kadar fenolik (42,96 ± 0,51 mgGAE/g), flavonoid (12,05 ± 0,36 mgQE/g) total dan
aktivitas antioksidan (IC50 = 81,43 ± 2,63 ppm) paling baik pada ekstrak etanolik daun S. androgynus
dibanding dengan metode ekstraksi lain (maserasi > Soxhletasi). Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa metode ekstraksi ultrasonik merupakan metode ekstraksi yang efisien dan efektif
untuk menghasilkan senyawa antioksidan yang tinggi pada ekstrak etanolik daun S. androgynus.
Kata kunci: Antioksidan, Ekstraksi, Fenolik, Flavonoid, S. androgynus, Ultrasonik

1
Hikmawanti, dkk

DOI : https://doi.org/10.24843/JFU.2021.v10.i01.p01
pISSN: 2301-7716; eISSN: 2622-4607
Jurnal Farmasi Udayana, Vol 10, No 1, Tahun 2021, 01-12

1. PENDAHULUAN androgynus yaitu asam fenolat, asam para


hidroksi benzoat, asam ferulat, asam kafeat dan
Antioksidan merupakan bahan yang
asam vanilat. (Djamil & Zaidan, 2016)
digunakan dalam konsentrasi kecil untuk
melaporkan bahwa ekstrak metanol daun S.
menghambat dan/atau mengurangi oksidasi
androgynus mengandung senyawa flavonoid
yang disebabkan oleh suatu oksidan. Salah
dalam bentuk flavonol dan flavon. S.
satunya dengan cara bereaksi dengan radikal
androgynus termasuk dalam kelompok sayuran
melalui donor elektron ataupun hidrogen dan
dari Indonesia yang teridentifikasi sebagai
mengubahnya menjadi suatu produk yang lebih
sumber makanan yang berpotensi kaya akan
stabil (Moharram & Youssef, 2014). Tanaman
flavonoid dan antioksidan (Andarwulan et al.,
merupakan salah satu sumber bahan alam
2010).
dengan potensi antioksidan alami seperti
senyawa fenolik seperti asam fenolat (asam Ekstraksi adalah langkah awal yang
ferulat, asam galat, asam elagat), flavonoid menuntun pada proses isolasi metabolit
(kuersetin, katekin, hesperidin), tanin, sekunder tanaman setelah proses preparasi
antosianin, liginin; karotenoid (beta-karoten, sampel (Khoddami et al. 2013; Stalikas, 2007).
likopen, lutein); vitamin (vitamin A, C, E) dan Pada proses ekstraksi dengan pelarut, ada dua
sebagainya (Moharram & Youssef, 2014; hal yang penting yaitu waktu dan suhu.
Idealnya, peningkatan waktu dan suhu
Altemimi et al., 2017). Sumber antioksidan
meningkatkan kelarutan senyawa aktif dalam
dapat diperoleh dari sayuran hijau, salah pelarutnya. Ada beberapa jenis ekstraksi
satunya Sauropus androgynus (L.) Merr. metabolit tanaman. Ekstraksi dapat terbagi
Tanaman ini, di Indonesia, dikenal dengan menjadi ekstraksi dingin (maserasi, perkolasi)
istilah katuk. Secara empiris, S. androgynus dan ekstraksi panas (soxhletasi, refluks).
telah lama digunakan untuk antipiretik, Berdasarkan perkembangannya, ekstraksi
pelancar air susu ibu (ASI), dan lain sebagainya terbagi menjadi ekstraksi konvensional (seperti
(Petrus, 2013). Kapasitas antioksidan daun S. maserasi, perkolasi, sokletasi) dan non
androgynus yang berkaitan dengan beragam konvensional (seperti ekstraksi yang dibantu
aktivitas farmakologinya juga telah dilaporkan ultrasonik, microwave dan lain sebagainya).
seperti antimikroba, sitotoksik terhadap sel Berdasarkan prosesnya, ekstraksi terbagi atas
kanker, antiinflamasi dan penyembuhan luka ekstraksi bertahap (seperti maserasi) dan
ekstraksi berkesinambungan (seperti sokletasi
(Petrus, 2013; Khoo et al., 2015). S. androgynus
dan refluks). Sampai dengan saat ini metode
juga dilaporkan memiliki aktivitas antiobesitas
maserasi dan sokletasi merupakan metode
(Patonah et al., 2017), afrodisiaka (Andini, klasik yang masih bertahan digunakan dalam
2014; Rusdi et al., 2018) dan peningkat produksi ekstrak yang mengandung senyawa
fertilitas pada tikus jantan (Hikmawanti et al., bioaktif dari sampel bahan alam terutama
2020). Aktivitas farmakologi S. androgynus tumbuhan obat (Azmir et al., 2013) meskipun
tidak lepas dari metabolit sekunder yang telah hadir metode non konvensional yang
terkandung didalamnya. Daun S. androgynus mungkin menjanjikan proses yang lebih efisien
dilaporkan mengandung senyawa bioaktif dengan hasil yang efektif (Khoddami et al.,
seperti fenolik, tanin, flavonoid, antosianin, 2013). Masing-masing metode ekstraksi
fitosterol, dan lain sebagainya (Petrus, 2013). memiliki keunggulan dan kekurangan.
Wijono (2004) melaporkan bahwa senyawa Kekurangan metode maserasi adalah waktu dan
fenolik yang terdeteksi pada daun S. penggunaan pelarut yang lebih banyak
dibanding metode Soxhletasi dan metode

2
Hikmawanti, dkk

DOI : https://doi.org/10.24843/JFU.2021.v10.i01.p01
pISSN: 2301-7716; eISSN: 2622-4607
Jurnal Farmasi Udayana, Vol 10, No 1, Tahun 2021, 01-12

ekstraksi yang dibantu ultrasonik. Selain itu, Indonesia. Etanol (Merck, Darmstadt, Jerman)
metode maserasi juga dianggap kurang efektif sebagai pelarut pengekstraksi. Asam galat dan
karena memiliki efisiensi yang rendah dalam kuersetin sebagai standar, serta DPPH (2,2-
ekstraksi fenolik dibanding metode diphenyl-1-picryl-hydrazyl) (Sigma-Aldrich
konvensiaonal lain (Khoddami et al., 2013). Co., St. Louis, USA).
Meski demikian, ekstraksi dengan maserasi Alat-alat penting yang digunakan
masih banyak digunakan karena relatif lebih meliputi: seperangkat alat maserasi,
aman untuk senyawa kimia yang bersifat seperangkat alat Soxhletasi, seperangkat alat
termolabil dimana proses ekstraksi tidak Ultrasonik Cleaner model 14H (Dentsply
menggunakan panas, dengan proses dan alat Neytech, Burlington, USA), Vacuum Rotary
yang sederhana serta biaya yang relatif lebih Evaporator seri N-1200 BS (EYELA,
murah (Azwanida, 2015). Sedangkan metode Shanghai, Cina), Moisture Analyzer (Mettler
Soxhletasi cukup menggunakan pelarut organik Toledo, Switzerland) dan Spektrofotometer
dalam jumlah yang lebih sedikit jika dibanding UV-Vis Seri UV-1601 (Shimadzu, Kyoto,
dengan maserasi. Namun, metode soxhletasi Jepang).
memerlukan pelarut dengan tingkat kemurnian
yang lebih tinggi sehingga relatif lebih banyak Metode
menghabiskan biaya. Selain itu, metode Pembuatan simplisia daun S. androgynus
soxhletasi juga menggunakan panas yang mana
tidak cocok untuk senyawa yang termolabil Daun S. androgynus segar disortasi basah dan
karena dapat menyebabkan degradasi senyawa kemudian dicuci sampai bersih. Daun yang
(Pandey & Tripathi, 2014). Soxhletasi juga telah ditiriskan kemudian dikering-anginkan
terbatas untuk simplisia kering dan halus dalam terlindung dari cahaya matahari langsung pada
jumlah terbatas (Arceusz et al., 2013; suhu ruang selama ± 3-5 hari. Daun yang telah
Azwanida, 2015; Watson, 2019). Penggunaan kering kemudian ditumbuk menggunakan
metode ekstraksi dengan bantuan ultrasonik mortar. Simplisia kemudian disimpan dalam
dirasa suatu alternatif untuk memberikan solusi wadah kering tertutup baik.
dari kekurangan metode maserasi maupun
Ekstraksi dengan Metode Maserasi
sokletasi untuk menarik senyawa fenolik dan
flavonoid (Khoddami et al., 2013). Ekstraksi daun S. androgynus kering (150,0 g)
dilakukan dengan metode maserasi pada suhu
Proses produksi ekstrak sebagai bahan
ruang menggunakan pelarut etanol 70%
baku dengan mutu yang baik perlu
mengikuti prosedur pada Farmakope Herbal
mempertimbangkan pemilihan metode
Indonesia (Kementerian Kesehatan RI, 2008).
ekstraksi yang tepat. Melalui penelitian ini
Proses ekstraksi dilakukan selama 24 jam
dapat diketahui metode ekstraksi yang paling
sambil sesekali diaduk. Filtrat dipisahkan dari
efisien dan efektif dalam menarik senyawa
residunya dengan menggunakan kertas saring
antioksidan berupa fenolik dan flavonoid dari
Whatmann. Residunya diremaserasi kembali
daun S. androgynus.
sebanyak 3 kali pengulangan dengan pelarut
2. BAHAN DAN METODE yang baru. Filtrat dikumpulkan dan dievaporasi
menggunakan vacuum rotary evaporator pada
Bahan dan Alat 50 °C dan dilanjutkan menggunakan waterbath
Daun S. androgynus segar diperoleh dari pada 50 °C hingga diperoleh ekstrak kental
dan dideterminasi di Unit Konservasi Budidaya (Kementerian Kesehatan RI, 2008).
Biofarmaka (UKBB), Pusat Studi Biofarmaka
Ekstraksi dengan Metode Soxhletasi
Tropika LPPM IPB, Bogor, Jawa Barat,

3
Hikmawanti, dkk

DOI : https://doi.org/10.24843/JFU.2021.v10.i01.p01
pISSN: 2301-7716; eISSN: 2622-4607
Jurnal Farmasi Udayana, Vol 10, No 1, Tahun 2021, 01-12

Daun S. androgynus kering (150,0 g) diidentifikasi pada ekstrak etanol 70% daun S.
diekstraksi dengan menggunakan seperangkat androgynus meliputi fenolik, flavonoid, tanin,
alat Soxhletasi yang telah dirangkai saponin, alkaloid, steroid dan triterpenoid.
sebelumnya mengikuti prosedur pada Identifikasi fenolik menggunakan pereaksi
Farmakope Herbal Indonesia. Serbuk daun FeCl3 3%. Identifikasi flavonoid menggunakan
dibungkus dengan kertas saring dan serbuk Mg dan asam klorida pekat. Identifikasi
ditempatkan dalam Thimble. Pelarut etanol tanin menggunakan pereaksi gelatin 10%.
70% dimasukan ke dalam labu alas bulat yang Identifikasi saponin dilakukan dengan uji buih.
didalamnya telah diisi dengan batu didih. Identifikasi alkaloid menggunakan pereaksi
Ekstraksi berlangsung selama 8 jam. Ekstrak Dragendorff, Mayer dan Bouchardat.
etanol yang diperoleh diuapkan pelarutnya Identifikasi steroid/triterpenoid menggunakan
dengan menggunakan vacuum rotary pereaksi asam asetat anhidrat dan asam sulfat
evaporator pada 50 C dan dilanjutkan dengan pekat.
menggunakan waterbath pada 50 °C hingga
Penentuan Kadar Fenolik Total
diperoleh ekstrak kental (Kementerian
Kesehatan RI, 2008). Penentuan kadar senyawa fenolik total
mengikuti prosedur Yang et al., (2007) dengan
Ekstraksi dengan Metode Ultrasonik
modifikasi menggunakan pereaksi Folin-
Daun S. androgynus (150,0 g) dalam gelas Ciocalteu. Pembuatan kurva kalibrasi
kimia diekstraksi dengan pelarut etanol 70% menggunakan larutan asam galat sebagai
(1:10) b/v. Campuran tersebut dimasukan ke standar dengan rentang konsentrasi 18-66 ppm.
dalam alat ultrasonik dengan frekuensi 50Hz Hubungan konsentrasi asam galat (x) dengan
suhu 40 C selama 45 menit. Filtrat disaring absorbansinya (y) diplot hingga menghasilkan
dengan kertas saring terhadap residunya, persamaan garis linear (y = bx±a). Masing-
kemudian diuapkan dengan menggunakan masing ekstrak etanol daun S. androgynus 1000
vacuum rotary evaporator pada 50 C dan ppm dalam etanol dipipet sebanyak 0,3 mL lalu
dilanjutkan dengan menggunakan waterbath ditambahkan 1,5 mL pereaksi Folin-Ciocalteu
pada 50 °C hingga diperoleh ekstrak kental. (yang telah diencerkan 1:10) dan
dihomogenkan. Larutan diinkubasikan selama
Penentuan Sifat Fisiko-Kimia Ekstrak 3 menit, kemudian ditambahkan 1,2 mL larutan
Ekstrak etanol 70% daun S. androgynus Na2CO3 7,5% dan dicukupkan dengan air
ditetapkan parameter fisiko-kimianya meliputi sampai diperoleh volume total 10 mL.
organoleptis, persentase rendemen ekstrak, dan Campuran diinkubasi kembali selama 60 menit
kadar abu total sesuai prosedur yang tertera pada suhu kamar. Absorbansi larutan ekstrak
pada Farmakope Herbal Indonesia diukur menggunakan spektrofotometer UV-Vis
(Kementerian Kesehatan RI, 2008). Penentuan dengan panjang gelombang maksimum pada
kadar air dilakukan menggunakan alat moisture 756,5 nm di suhu ruang. Absorbansi yang
balance analyzer. diperoleh diplot ke dalam persamaan garis
linear dan kemudian kadar fenolik total
Identifikasi Kandungan Kimia secara dihitung dengan rumus: kadar fenolik dalam
Kualitatif larutan (µg/mL) dikali dengan faktor
pengenceran dan volume larutan (mL) dan
Skrining fitokimia dilakukan secara kualitatif
dibagi dengan bobot ekstrak (g). Kadar
menggunakan pereaksi deteksi berdasarkan
senyawa fenolik total dinyatakan dalam mg
prosedur yang tertera pada Hanani (2015) dan
yang setara dengan asam galat per gram
Farmakope Herbal Indonesia (Kementerian
ekstrak. Pengujian tiap ekstrak dilakukan 5 kali
Kesehatan RI, 2008). Golongan senyawa yang

4
Hikmawanti, dkk

DOI : https://doi.org/10.24843/JFU.2021.v10.i01.p01
pISSN: 2301-7716; eISSN: 2622-4607
Jurnal Farmasi Udayana, Vol 10, No 1, Tahun 2021, 01-12

pengulangan dan dilaporkan dalam rata-rata ± metanol. Larutan dicukupkan dengan methanol
SD. hingga volume total 5 mL. Campuran dalam
tube yang dilapisi dengan kertas aluminium
Penentuan Kadar Flavonoid Total foil, diinkubasi selama 30 menit pada suhu
Penentuan kadar senyawa flavonoid total ruang dengan kondisi gelap. Larutan blanko
mengikuti prosedur pada Chang et al., (2002) dibuat dari 1 mL DPPH yang dicampur dengan
dengan modifikasi. Standard yang digunakan 4 mL methanol. Selanjutnya, serapan diukur
adalah kuersetin. Larutan kuersetin dengan pada panjang gelombang 515,5 nm. Tiap seri
rentang konsentrasi 33-129 ppm digunakan konsentrasi masing-masing sampel diuji triplo.
untuk membuat kurva kalibrasi. Hubungan Hasil dilaporkan dalam rata-rata ± SD.
konsentrasi kuersetin (x) dengan absorbansinya Perhitungan persentase penghambatan radikal
(y) diplot hingga menghasilkan persamaan DPPH menggunakan rumus:
garis linear (y = bx±a). Masing-masing ekstrak Ab − As
etanol daun S. androgynus dalam metanol Inhibition of DPPH (%) = x 100
Ab
dipipet sebanyak 0,5 mL lalu ditambahkan 1,5
mL metanol dan ditambahkan pereaksi 0,1 mL dimana Ab merupakan absorbansi blanko dan
AlCl3 10%, 0,1 mL natrium asetat 1M dan As merupakan absorbansi sampel.
cukupkan dengan aquadest sampai 5 mL. Analisis data
Larutan diinkubasi selama 60 menit pada suhu
kamar. Absorbansi larutan ekstrak diukur Data dianalisis menggunakan analisis
dengan spektrofotometer UV-Vis pada panjang multivariat untuk mengetahui pengaruh metode
gelombang 434 nm. Absorbansi yang diperoleh ekstraksi terhadap perolehan kadar fenolik,
diplot ke dalam persamaan garis linear dan flavonoid dan aktivitas antioksidan ( = 0,05).
kemudian kadar flavonoid total dihitung Hubungan antara variable kadar fenolik,
dengan rumus: kadar flavonoid dalam larutan flavonoid serta antioksidan dianalisis dengan
(µg/mL) dikali dengan faktor pengenceran dan menggunakan uji Korelasi (Pearson test).
volume larutan (mL) dan dibagi dengan bobot Pengaruh dari hubungan tersebut selanjutnya
ekstrak (g). Kadar senyawa flavonoid total dianalisis dengan menggunakan regresi
dinyatakan dalam mg yang setara dengan berganda ( = 0,05).
kuersetin per gram ekstrak. Pengujian tiap
ekstrak dilakukan 5 kali pengulangan dan 3. HASIL
dilaporkan dalam rata-rata ± SD. Hasil penentuan fisiko-kimia ekstrak
Pengujian Aktivitas Antioksidan etanol 70% daun S. androgynus dari variasi
metode ekstraksi dapat dilihat pada Tabel 1.
Pengujian aktivitas antioksidan ekstrak etanol Berdasarkan hasil pada Tabel 1., persentase
70% daun S. androgynus dilakukan dengan rendemen ekstrak terhadap simplisia yang
metode DPPH mengikuti prosedur (Wan et al.,
diekstraksi paling tinggi ditemukan pada
2011) dengan modifikasi. Kuersetin digunakan
ekstrak yang dihasilkan dari metode ultrasonik
sebagai pembanding. Ekstrak dilarutkan dalam
methanol dan diencerkan menjadi 5 variasi yaitu sebesar 36,29% (Ultrasonik > Maserasi >
konsentrasi, yaitu 20, 40, 60, 80, dan 100 ppm. Soxhletasi).
Larutan kuersetin dilarutkan dalam methanol Berdasarkan hasil pada Tabel 1., kadar
dan diencerkan menjadi 2, 4, 6, 8, dan 10 ppm. abu yang dihasilkan oleh semua ekstrak adalah
Masing-masing variasi konsentrasi dari larutan sekitar 6,22-6,76%. Kadar abu ditetapkan untuk
ekstrak atau kuersetin dipipet 0,2 mL dan memberikan gambaran kandungan mineral
ditambahkan 1 mL DPPH 0,5 mM dalam
yang berasal dari tanaman ataupun dari luar
5
Hikmawanti, dkk

DOI : https://doi.org/10.24843/JFU.2021.v10.i01.p01
pISSN: 2301-7716; eISSN: 2622-4607
Jurnal Farmasi Udayana, Vol 10, No 1, Tahun 2021, 01-12

tanaman (Departemen Kesehatan RI, 2000). Penentuan menggunakan moisture analyzer


Nilai kadar air masing-masing ekstrak merupakan cara yang efisien untuk pengukuran
diperoleh sebesar 2,08-2,89%. Persentase kadar dengan jumlah sampel yang cukup banyak
air ditetapkan untuk memberikan gambaran dalam waktu analisis yang singkat.
batas maksimal banyaknya air yang terkandung Hasil identifikasi kandungan kimia
dalam ekstrak terutama untuk bahan yang ekstrak etanol 70% daun S. androgynus pada
menyerap kelembaban dengan cepat. Tabel 2., menunjukan keberadaan senyawa
Keberadaan air dalam bahan yang tinggi alkaloid, fenolik, flavonoid, tanin, saponin, dan
menjadikannya tempat tumbuh yang baik untuk steroid.
mikroba (World Health Organization, 1998).

Tabel 1. Karakteristik fisiko-kimia ekstrak etanol 70% daun S. androgynus dari tiga metode ekstraksi
yang berbeda
Metode Ekstraksi
Karakteristik Fisiko-Kimia
Maserasi Soxhletasi Ultrasonik
Organoleptis
- Warna Coklat kehitaman Coklat kehitaman Hijau kecoklatan
- Bentuk Ekstrak kental Ekstrak kental Ekstrak kental
- Bau Khas Khas Khas
- Rasa Agak pahit Agak pahit Agak pahit
Rendemen Ekstrak (%, b/b) ± SD 35,34 ± 3,09 24,96 ± 1,34 36,29 ± 3,56
Kadar Abu Total (%, b/b) ± SD 6,76 ± 0,79 6,52 ± 0,83 6,22 ± 1,85
Kadar Air (%, b/b) ± SD 2,08 ± 0,65 2,89 ± 0,56 4,42 ± 0,88

Tabel 2. Hasil identifikasi kandungan kimia ekstrak etanol 70% daun S. androgynus yang diekstraksi
dengan tiga metode ekstraksi yang berbeda

Senyawa Kimia yang Diidentifikasi


Metode Ekstraksi
Alkaloid Flavonoid Fenolik Saponin Tanin Terpenoid Steroid
Maserasi + + + + + - +
Soxhletasi + + + + + - +
Ultrasonik + + + + + - +

Rentang konsentrasi asam galat yang r mendekati angka 1 menunjukan bahwa


digunakan pada penentuan kurva baku asam persamaan garis tersebut linear. Hasil
galat adalah 18-66 ppm. Kurva Kalibrasi penentuan kadar fenolik total dan flavonoid
Asam Galat menghasilkan persamaan garis total dari masing-masing ekstrak daun S.
linear y = 0,0093x + 0,1824 dengan nilai r = androgynus yang diekstraksi dengan tiga
0,99. Sedangkan, rentang konsentrasi jenis metode ekstraksi dapat dilihat pada
penentuan kurva baku kuersetin adalah 33- Gambar 1. dan Gambar 2. Berdasarkan
129 ppm. Kurva Kalibrasi Asam Galat hasil tersebut dapat terlihat bahwa, metode
menghasilkan persamaan garis linear y = ekstraksi yang dibantu dengan ultrasonik
0,0042x + 0,1897 dengan nilai r = 0,99. Nilai memberikan hasil perolehan senyawa

6
Hikmawanti, dkk

DOI : https://doi.org/10.24843/JFU.2021.v10.i01.p01
pISSN: 2301-7716; eISSN: 2622-4607
Jurnal Farmasi Udayana, Vol 10, No 1, Tahun 2021, 01-12

fenolik dan flavonoid yang lebih tinggi dengan nilai +0,682 (>0,5) yang artinya,
dibandingkan metode lainnya semakin tinggi kadar fenolik ada
(Ultrasonik>Maserasi>Soxhletasi). kecenderungan semakin tinggi pula kadar
flavonoid, dan sebaliknya. Sedangkan antara
Grafik pada Gambar 3. menunjukan
fenolik dan flavonoid terhadap aktivitas
potensi antioksidan dari ekstrak etanol 70%
antioksidan (nilai IC50) memiliki korelasi
daun S. androgynus yang diekstrak dengan
yang lemah (masing-masing secara berturut-
metode ultrasonik (IC50 = 81,43 ppm)
turut -0,923 dan -0,911). Nilai signifikansi
terhadap radikal DPPH dibandingkan
hasil korelasi fenolik, flavonoid dan nilai
metode lainnya (Ultrasonik > Maserasi >
IC50 menunjukan bahwa ketiganya
Soxhletasi). Berdasarkan hasil uji
berkorelasi secara nyata (sig. 0,000 < 0,05).
multivariat, diperoleh bahwa ketiga metode
Hasil uji regresi berganda menunjukan
ekstraksi punya pengaruh yang signifikan
bahwa hubungan antara IC50 dengan fenolik
terhadap kadar fenolik, flavonoid dan
dan flavonoid adalah kuat (R = 0,931>0,5).
aktivitas antioksidan (nilai IC50) dengan nilai
Hasil uji F diperoleh nilai F=29,195 dengan
signifikansi 0,000 (>0,05). Pada uji Pearson
nilai signifikasi 0,000<0,05 yang berarti
Correlation menunjukan bahwa hasil
bahwa kadar fenolik dan flavonoid secara
penafsiran korelasi diperoleh hasil bahwa
bersama-sama berpengaruh terhadap
antara fenolik dan flavonoid memiliki
aktivitas antioksidan (nilai IC50).
hubungan (korelasi) positif yang kuat

50
Kadar Fenolik Total (mgGAE/g)

45 42,96
40
35
30 25,42 24,93
25
20
15
10
5
0
Maserasi Soxhletasi Ultrasonik
Metode Ekstraksi

Gambar 1. Grafik perbedaan kadar fenolik total ekstrak etanol 70% daun S. androgynus yang
diekstraksi dengan metode ekstraksi berbeda. Pengujian tiap ekstrak dilakukan 5 kali pengulangan
dan dilaporkan dalam rata-rata ± SD

7
Hikmawanti, dkk

DOI : https://doi.org/10.24843/JFU.2021.v10.i01.p01
pISSN: 2301-7716; eISSN: 2622-4607
Jurnal Farmasi Udayana, Vol 10, No 1, Tahun 2021, 01-12

14
Kadar Flavonoid Total (mgQE/g) 12,05
12

10
8,82

8 7,17

0
Maserasi Soxhletasi Ultrasonik
Metode Ekstraksi

Gambar 2. Grafik perbedaan kadar flavonoid total ekstrak etanol 70% daun S. androgynus yang
diekstraksi dengan metode ekstraksi berbeda. Pengujian tiap ekstrak dilakukan 5 kali pengulangan
dan dilaporkan dalam rata-rata ± SD

95
92,34
90,65
90
Nilai IC50 (ppm)

85
81,43

80

75

70
Maserasi Soxhletasi Ultrasonik
Metode Ekstraksi

Gambar 3. Grafik perbedaan nilai IC50 ekstrak etanol 70% daun S. androgynus yang diekstraksi
dengan metode ekstraksi berbeda. Pengujian tiap ekstrak dilakukan 5 kali pengulangan dan
dilaporkan dalam rata-rata ± SD

8
Hikmawanti, dkk

DOI : https://doi.org/10.24843/JFU.2021.v10.i01.p01
pISSN: 2301-7716; eISSN: 2622-4607
Jurnal Farmasi Udayana, Vol 10, No 1, Tahun 2021, 01-12

4. PEMBAHASAN lainnya karena dianggap sebagai metode


yang sederhana dan reproduksibel serta
Ekstraksi yang dibantu dengan dapat digunakan secara luas untuk
ultrasonik dilakukan dengan frekuensi menentukan senyawa fenolik secara
radiasi ultrasonik >20 kHz. Sonikasi kuantitatif dari bahan dan ekstrak tanaman.
menghasilkan gelombanng suara yang Metode ini bergantung pada transfer
menyebabkan gelembung kavitasi pada elektron dari medium alkali dari senyawa
jaringan bahan. Hal ini mengakibatkan fenolik terhadap
terjadinya kerusakan pada dinding sel yang fosfomolibdat/fosfotungstat untuk
kemudian menyebabkan isi sel berupa membentuk kompleks biru
metabolit tanaman keluar (Khoddami et (PMoW11O40)4−) yang ditentukan secara
al., 2013). Hal ini yang menyebabkan spektroskopi sekitar 760 nm. Asam galat
metode tersebut mampu menghasilkan digunakan sebagai standard. Kadar fenolik
metabolit aktif yang lebih banyak total kemudian disetarakan dengan mg dari
terekstraksi. Etanol sebagai pelarut asam galat tiap gram atau kilogram atau
pengekstraksi memiliki kemampuan liter dari ekstrak (Dai & Mumper, 2010).
mengekstraksi polifenol, tannin, Flavonoid merupakan suatu turunan
poliasetilena, flavonol, terpenoid, sterol fenolik dengan sistem cincin aromatis
dan alkaloid (Azmir et al., 2013; Pandey & terkonjugasi sehingga mampu
Tripathi, 2014). Pelarut pengekstraksi memberikan serapan pada sinar UV.
yang umumnya digunakan untuk ekstraksi Kuersetin digunakan sebagai standard dan
polifenol dan fenolik sederhana adalah merupakan salah satu kelompok flavonol
alkohol (methanol, etanol dan propanol), dengan gugus hidroksil yang tersubstitusi
air, aseton dan etil asetat (Stalikas, 2007). pada karbon nomor 5 dan 7 pada cincin
Sedangkan flavonoid umumnya aromatis A serta karbon nomor 3 pada C
diekstraksi dengan metanol, etanol, aseton heterosiklik, dan gugus keto yang
air atau campuran pelarut tersebut tersubstitusi pada karbon nomor 4 pada
menggunakan ekstraksi panas seperti cincin C heterosiklik. Hidroksil pada
refluks atau Soxhletasi. Perbedaan hasil karbon nomor 3 atau 5 serta keto pada
yang diperoleh dalam tiap pelarut tersebut posisi karbon nomor 4 inilah yang dengan
tergantung dari jenis dan sifat dari senyawa AlCl3 akan membentuk kompleks kuning
fenolik pada tanaman (Khoddami et al., cerah yang stabil pada sinar
2013). tampak/visible) (Hanani, 2015).
Penentuan kadar fenolik dan Semua teknik ekstraksi memiliki
flavonoid daun S. androgynus dilakukan kesamaan tujuan, yaitu untuk mengekstrak
dengan metode kolorimetri menggunakan senyawa bioaktif yang ditargetkan dari
spektrofotometer UV-Vis. Fenolik sampel tanaman, untuk meningkatkan
merupakan suatu senyawa dengan jumlah selektivitas, meningkatkan kepekaan
terbesar di alam yang sering ditemukan di bioassay dengan meningkatkan
tumbuhan. Penentuan kadar fenolik dari konsentrasi senyawa yang ditargetkan,
sampel bahan alam dapat dilakukan serta untuk menyediakan metode yang ajeg
dengan berbagai metode seperti Folin- dan dapat direproduksi dari matriks sampel
Denis, Folin-ciocalteu, titrasi (Azmir et al., 2013). Ekstraksi yang
permanganat, kolorimetri dengan garam dibantu dengan ultrasonik mampu
besi dan serapan UV. Namun, metode menghasilkan senyawa fenolik (termasuk
Folin-ciocalteu merupakan metode yang flavonoid) yang lebih tinggi karena sampel
paling sering dipilih dibanding metode kontak dengan pelarut secara kontinu
9
Hikmawanti, dkk

DOI : https://doi.org/10.24843/JFU.2021.v10.i01.p01
pISSN: 2301-7716; eISSN: 2622-4607
Jurnal Farmasi Udayana, Vol 10, No 1, Tahun 2021, 01-12

dengan prosedur yang cepat, mudah, dan kerja sebagai antioksidan, salah satunya
dapat dioperasikan dengan cepat dalam dengan peredaman radikal secara
berbagai pelarut untuk sediaan skala besar langsung. Flavonoid akan dioksidasi oleh
yang sesuai tujuan industri dibandingkan radikal, menghasilkan radikal yang lebih
dengan metode konvensional seperti stabil (kurang reaktif). Dengan kata lain,
maserasi (Khoddami et al., 2013). flavonoid menstabilkan ROS dengan
DPPH merupakan suatu radikal bereaksi dengan radikal. Hal ini terjadi
bebas. Pengujiannya didasarkan pada karena tingginya reaktivitas dari gugus
pengukuran kapasitas peredaman oleh hidroksil dari flavonoid (Nijveldt et al.,
suatu antioksidan yang diukur pada 2001).
panjang gelombang sekitar 515-517 nm. Metode ekstraksi yang dibantu
Aktivitas antioksidan dihitung dengan ultrasonik terbukti mampu menghasilkan
menentukan penurunan absorbansi produk ekstrak dengan rendemen ekstrak dan
pada konsentrasi yang berbeda dan kandungan senyawa antioksidan yang
dibandingkan dengan absorbansi blanko tinggi dari daun S. androgynus. Namun,
(tanpa bahan uji). Metode ini merupakan dirasa masih perlu dilakukan optimasi
metode yang sederhana, akurat, valid, dengan parameter variasi waktu, frekuensi,
sensitif, dan relatif murah serta rasio bahan pelarut, suhu serta variasi
reproduksibel. Kelemahan dari metode ini pelarut menggunakan ekstraksi ultrasonik
yaitu radikal DPPH berinteraksi juga untuk menghasilkan senyawa antioksidan
dengan radikal lainnya (alkil), dan sensitif berupa fenolik dan flavonoid yang paling
pada beberapa basa Lewis. Selain itu, baik pada daun S. androgynus.
metode ini juga memerlukan pelarut
organik dalam pengujiannya. Keberadaan 5. KESIMPULAN
oksigen dapat bereaksi dengan DPPH
secara langsung dengan kondisi tanpa Berdasarkan penelitian yang telah
perlindungan cahaya yang kemudian dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
menyebabkan penurunan serapan (Singh & metode ekstraksi yang diujikan
Singh, 2008). berpengaruh terhadap perolehan senyawa
Fenolik mampu meredam reactive antioksidan dari daun S. androgynus.
oxygen species (ROS) meliputi spesies Metode ekstraksi ultrasonik merupakan
oksigen radikal dan non radikal seperti metode ekstraksi yang relatif efektif serta
O2, HO, NO, H2O2, 1O2, HOCl, dan efisien dari segi biaya, waktu, penggunaan
energi, bahan dan pelarut pengekstraksi
juga radikal bebas RO dan ROO yang
dibanding dengan metode konvensional.
umumnya sebagai pengoksidasi. Ada dua
mekanisme antioksidan, yaitu (1) 6. UCAPAN TERIMAKASIH
kemampuan gugus fungsi fenol untuk
mendonorkan atom Hidrogen ke radikal Ucapan terimakasih tim penulis
bebas. Mekanisme ini disebut dengan sampaikan kepada Dr. apt. Hadi Sunaryo,
mekanisme transfer atom hydrogen M.Si selaku Dekan Fakultas Farmasi dan
(hydrogen-atom transfer, HAT); (2) Sains, Universitas Muhammadiyah Prof.
Transfer elektron tunggal (single-electron DR. HAMKA atas izin dan dukungan
transfer, SET) dari antioksidan fenolik fasilitas di Laboratorium Terpadu. Ucapan
(AROH) menjadi radikal bebas (R dengan terimakasih juga tim penulis sampaikan
membentuk kation radikal yang stabil kepada Lembaga Penelitian dan
(ArOH) (Quideau et al., 2011). Pengembangan Universitas
Flavonoid memiliki beberapa mekanisme Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA
10
Hikmawanti, dkk

DOI : https://doi.org/10.24843/JFU.2021.v10.i01.p01
pISSN: 2301-7716; eISSN: 2622-4607
Jurnal Farmasi Udayana, Vol 10, No 1, Tahun 2021, 01-12

selaku pemberi dana Hibah Penelitian phenolics: Extraction, analysis and


Internal Skema Penelitian Dasar Keilmuan their antioxidant and anticancer
Batch II tahun 2019. properties. Molecules, 15(10), 7313–
7352.
7. DAFTAR PUSTAKA Departemen Kesehatan RI. (2000).
Parameter Standar Umum Ekstrak
Altemimi, A., Lakhssassi, N., Baharlouei,
Tumbuhan (p. 76). p. 76. Jakarta:
A., & Watson, D. G. (2017).
Ministry of Health, Indonesia.
Phytochemicals: Extraction,
Djamil, R. ., & Zaidan, S. (2016). Isolasi
Isolation, and Identification of
Senyawa Flavonoid dari Ekstrak
Bioactive Compounds from Plant
Metanol Daun Katuk (Sauropus
Extracts. Plants, 6(42), 1–23.
androgynus (L.) Merr),
Andarwulan, N., Batari, R., Sandrasari, D.
Euphorbiaceae. Jurnal Ilmu
A., Bolling, B., & Wijaya, H. (2010).
Kefarmasian Indonesia, 14(1), 57–
Flavonoid content and antioxidant
61.
activity of vegetables from
Hanani, E. (2015). Analisis Fitokimia (In
Indonesia. Food Chemistry, 121(4),
Bahasa). Jakarta: Buku Kedokteran
1231–1235.
EGC.
Andini, D. (2014). Potential Of Katuk Leaf
Hikmawanti, N. P. E., Rusdi, N. K., &
(Sauropus androgynus L. Merr) As
Yulida, S. (2020). Evaluation of
Aphrodisiac. Journal Majority, 3(7),
sperm quality in male rats treated
16–21.
with Sauropus androgynus (L.)
Arceusz, A., Wesolowski, M., &
Merr. leaf fractions. Pharmaciana,
Konieczynski, P. (2013). Methods
10(2), 193–200.
for Extraction and Determination of
Kementerian Kesehatan RI. (2008).
Phenolic Acids in Medicinal Plants :
Farmakope Herbal Indonesia (FHI)
A Review. Natural Product
(Ed. 1). Jakarta: Kementerian
Communications, 8(12), 1821–1829.
Kesehatan RI.
Azmir, J., Zaidul, I. S. M., Rahman, M. M.,
Khoddami, A., Wilkes, M. A., & Roberts,
Sharif, K. M., Mohamed, A., Sahena,
T. H. (2013). Techniques for analysis
F., … Omar, A. K. M. (2013).
of plant phenolic compounds.
Techniques for extraction of
Molecules, 18(2), 2328–2375.
bioactive compounds from plant
Khoo, H. E., Azlan, A., & Ismail, A. (2015).
materials: A review. Journal of Food
Sauropus androgynus Leaves for
Engineering, 117(4), 426–436.
Health Benefits: Hype and the
Azwanida, N. N. (2015). Review on the
Science. The Natural Products
Extraction Methods Use in Medicinal
Journal, 5, 115–123.
Plants, Principle, Strength and
Moharram, H. A. ., & Youssef, M. M.
Limitation. Medicinal and Aromatic
(2014). Methods for Determining the
Plants, 4(3), 1–6.
Antioxidant Activity : A Review.
Chang, C.-C. ., Yang, M.-H. ., Wen, H.-M.
Alexandria Journal of Food Science
., & Chern, J.-C. (2002). Estimation
and Technology, 11(1), 31–42.
of Total Flavonoid Content in
Nijveldt, R. J., Van Nood, E., Van Hoorn,
Propolis by Two Complementary
D. E. C., Boelens, P. G., Van Norren,
Colorimetric Methods. Journal of
K., & Van Leeuwen, P. A. M. (2001).
Food and Drug Analysis, 10(3), 178–
Flavonoids: A review of probable
182.
mechanisms of action and potential
Dai, J., & Mumper, R. J. (2010). Plant
11
Hikmawanti, dkk

DOI : https://doi.org/10.24843/JFU.2021.v10.i01.p01
pISSN: 2301-7716; eISSN: 2622-4607
Jurnal Farmasi Udayana, Vol 10, No 1, Tahun 2021, 01-12

applications. The American Journal 40–45.


of Clinical Nutrition, 74, 418–425. Watson, R. R. (Ed.). (2019). Polyphenols in
Pandey, A., & Tripathi, S. (2014). Concept Plants: Isolation, Purification and
of standardization, extraction and pre Extract Preparation (2nd ed.).
phytochemical screening strategies London: Academic Press Elsevier.
for herbal drug. Journal of Wijono, S. H. (2004). Isolasi dan
Pharmacognosy and Identifikasi Asam Fenolat pada Daun
Phytochemistry, 2(5), 115–119. Katu (Sauropus androgynus (L.)
Patonah, Susilawati, E., & Riduan, A. Merr). Makara, Kesehatan, 8(1), 32–
(2017). Aktivitas Antiobesitas 36.
Ekstrak Daun Katuk (Sauropus World Health Organization. (1998). Quality
androgynus L. Merr) Pada Model control methods for medicinal plant
Mencit Obesitas. Pharmacy, 14(02), materials. Geneva, Switzerland:
137–152. World Health Organization.
Petrus, A. J. A. (2013). Sauropus Yang, J., Paulino, R., Janke-Stedronsky, S.,
androgynus (L.) Merrill - a & Abawi, F. (2007). Free-radical-
potentially nutritive functional leafy- scavenging activity and total phenols
vegetable. Asian Journal of of noni (Morinda citrifolia L.) juice
Chemistry, 25(17), 9425–9433. and powder in processing and
Quideau, S., Deffieux, D., Douat-casassus, storage. Food Chemistry, 102(1),
C., & Pouysøgu, L. (2011). Natural 302–308.
Products Plant Polyphenols :
Chemical Properties , Biological
Activities , and Synthesis **. Angew.
Chem. Int., 50, 586–621.
Rusdi, N. K., Hikmawanti, N. P. E.,
Maifitrianti., Ulfah, Y. S., & Annisa,
A. T. (2018). Aktivitas Afrodisiaka
Fraksi dari Ekstrak Etanol 70% Daun
Katuk (Sauropus androgynus (L.)
Merr) Pada Tikus Putih Jantan.
Pharmaceutical Sciences and
Research (PSR), 5(3), 123–132.
Singh, S., & Singh, R. P. (2008). In vitro
methods of assay of antioxidants: An
overview. Food Reviews
International, 24(4), 392–415.
Stalikas, C. D. (2007). Extraction,
separation, and detection methods for
phenolic acids and flavonoids. J. Sep.
Sci., 30, 3268–3295.
Wan, C., Yu, Y., Zhou, S., Liu, W., Tian, S.,
& Cao, S. (2011). Antioxidant
activity and free radical-scavenging
capacity of Gynura divaricata leaf
extracts at different temperatures.
Pharmacognosy Magazine, 7(25),
12

Anda mungkin juga menyukai