hikmaWanti 2021
hikmaWanti 2021
hikmaWanti 2021
DOI : https://doi.org/10.24843/JFU.2021.v10.i01.p01
pISSN: 2301-7716; eISSN: 2622-4607
Jurnal Farmasi Udayana, Vol 10, No 1, Tahun 2021, 01-12
E-mail: ermy0907@uhamka.ac.id
Riwayat artikel: Dikirim: 25/11/2020; Diterima: 30/12/2020, Diterbitkan: 1/07/2021
ABSTRACT
S. androgynus (Phyllanthaceae) contains natural antioxidant compounds such as phenolics
and flavonoid derivatives. The successful to obtain the plant metabolite compounds depends on the
extraction method. This study aims to determine the total phenolics and flavonoids content of the
ethanolic extract of S. androgynus leaves obtained from three types of extraction methods, namely
maceration, Soxhletation, and ultrasonic. Determination of total phenolics and flavonoids content
was carried out by colorimetric method using Folin-ciocalteu and AlCl3 10% reagents, respectively.
The absorbance of the reaction was measured using a UV-Vis spectrophotometer. Total phenolics
content is expressed as equivalent to gallic acid, while total flavonoid content is expressed as
equivalent to quercetin. Determination of the extract's antioxidant activity was carried out against
DPPH free radical and expressed by the IC50 (ppm) value. The results showed that the ultrasonic
extraction method produced the best levels of phenolics (42.96 ± 0.51 mgGAE/g), flavonoids (12.05
± 0.36 mgQE/g) and antioxidant activity (IC50 = 81.43 ± 2.63 ppm) in ethanolic extract of S.
androgynus leaves compared to another extraction method (maceration > Soxhletation). Thus, it can
be concluded that the ultrasonic extraction method is an efficient and effective extraction method to
produce high antioxidant compounds in ethanolic extract of S. androgynus leaves.
Keywords: Antioxidant, Extraction, Flavonoids, Phenolics, S. androgynus, Ultrasonic
ABSTRAK
S. androgynus (Phyllanthaceae) mengandung senyawa antioksidan alami seperti fenolik dan
turunannya flavonoid. Keberhasilan memperoleh senyawa metabolit tanaman bergantung pada
metode ekstraksi. Penelitian ini bertujuan menentukan kadar fenolik dan flavonoid dari ekstrak
etanolik daun katuk yang diperoleh dari tiga jenis metode ekstraksi yaitu maserasi, Soxhletasi, dan
ultrasonik. Penentuan kadar senyawa fenolik dan flavonoid dilakukan dengan metode kolorimetri
masing-masing secara berurutan menggunakan reagen Folin-ciocalteu dan AlCl3 10%. Absorbansi
hasil reaksi diukur menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Kadar fenolik total dinyatakan sebagai
kesetaraannya dengan asam galat, sedangkan kadar flavonoid dinyatakan sebagai kesetaraanya
dengan kuersetin. Penentuan aktivitas antioksidan ekstrak dilakukan terhadap radikal DPPH dan
dinyatakan dengan nilai IC50 (ppm). Hasil menunjukan bahwa metode ekstraksi ultrasonik
menghasilkan kadar fenolik (42,96 ± 0,51 mgGAE/g), flavonoid (12,05 ± 0,36 mgQE/g) total dan
aktivitas antioksidan (IC50 = 81,43 ± 2,63 ppm) paling baik pada ekstrak etanolik daun S. androgynus
dibanding dengan metode ekstraksi lain (maserasi > Soxhletasi). Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa metode ekstraksi ultrasonik merupakan metode ekstraksi yang efisien dan efektif
untuk menghasilkan senyawa antioksidan yang tinggi pada ekstrak etanolik daun S. androgynus.
Kata kunci: Antioksidan, Ekstraksi, Fenolik, Flavonoid, S. androgynus, Ultrasonik
1
Hikmawanti, dkk
DOI : https://doi.org/10.24843/JFU.2021.v10.i01.p01
pISSN: 2301-7716; eISSN: 2622-4607
Jurnal Farmasi Udayana, Vol 10, No 1, Tahun 2021, 01-12
2
Hikmawanti, dkk
DOI : https://doi.org/10.24843/JFU.2021.v10.i01.p01
pISSN: 2301-7716; eISSN: 2622-4607
Jurnal Farmasi Udayana, Vol 10, No 1, Tahun 2021, 01-12
ekstraksi yang dibantu ultrasonik. Selain itu, Indonesia. Etanol (Merck, Darmstadt, Jerman)
metode maserasi juga dianggap kurang efektif sebagai pelarut pengekstraksi. Asam galat dan
karena memiliki efisiensi yang rendah dalam kuersetin sebagai standar, serta DPPH (2,2-
ekstraksi fenolik dibanding metode diphenyl-1-picryl-hydrazyl) (Sigma-Aldrich
konvensiaonal lain (Khoddami et al., 2013). Co., St. Louis, USA).
Meski demikian, ekstraksi dengan maserasi Alat-alat penting yang digunakan
masih banyak digunakan karena relatif lebih meliputi: seperangkat alat maserasi,
aman untuk senyawa kimia yang bersifat seperangkat alat Soxhletasi, seperangkat alat
termolabil dimana proses ekstraksi tidak Ultrasonik Cleaner model 14H (Dentsply
menggunakan panas, dengan proses dan alat Neytech, Burlington, USA), Vacuum Rotary
yang sederhana serta biaya yang relatif lebih Evaporator seri N-1200 BS (EYELA,
murah (Azwanida, 2015). Sedangkan metode Shanghai, Cina), Moisture Analyzer (Mettler
Soxhletasi cukup menggunakan pelarut organik Toledo, Switzerland) dan Spektrofotometer
dalam jumlah yang lebih sedikit jika dibanding UV-Vis Seri UV-1601 (Shimadzu, Kyoto,
dengan maserasi. Namun, metode soxhletasi Jepang).
memerlukan pelarut dengan tingkat kemurnian
yang lebih tinggi sehingga relatif lebih banyak Metode
menghabiskan biaya. Selain itu, metode Pembuatan simplisia daun S. androgynus
soxhletasi juga menggunakan panas yang mana
tidak cocok untuk senyawa yang termolabil Daun S. androgynus segar disortasi basah dan
karena dapat menyebabkan degradasi senyawa kemudian dicuci sampai bersih. Daun yang
(Pandey & Tripathi, 2014). Soxhletasi juga telah ditiriskan kemudian dikering-anginkan
terbatas untuk simplisia kering dan halus dalam terlindung dari cahaya matahari langsung pada
jumlah terbatas (Arceusz et al., 2013; suhu ruang selama ± 3-5 hari. Daun yang telah
Azwanida, 2015; Watson, 2019). Penggunaan kering kemudian ditumbuk menggunakan
metode ekstraksi dengan bantuan ultrasonik mortar. Simplisia kemudian disimpan dalam
dirasa suatu alternatif untuk memberikan solusi wadah kering tertutup baik.
dari kekurangan metode maserasi maupun
Ekstraksi dengan Metode Maserasi
sokletasi untuk menarik senyawa fenolik dan
flavonoid (Khoddami et al., 2013). Ekstraksi daun S. androgynus kering (150,0 g)
dilakukan dengan metode maserasi pada suhu
Proses produksi ekstrak sebagai bahan
ruang menggunakan pelarut etanol 70%
baku dengan mutu yang baik perlu
mengikuti prosedur pada Farmakope Herbal
mempertimbangkan pemilihan metode
Indonesia (Kementerian Kesehatan RI, 2008).
ekstraksi yang tepat. Melalui penelitian ini
Proses ekstraksi dilakukan selama 24 jam
dapat diketahui metode ekstraksi yang paling
sambil sesekali diaduk. Filtrat dipisahkan dari
efisien dan efektif dalam menarik senyawa
residunya dengan menggunakan kertas saring
antioksidan berupa fenolik dan flavonoid dari
Whatmann. Residunya diremaserasi kembali
daun S. androgynus.
sebanyak 3 kali pengulangan dengan pelarut
2. BAHAN DAN METODE yang baru. Filtrat dikumpulkan dan dievaporasi
menggunakan vacuum rotary evaporator pada
Bahan dan Alat 50 °C dan dilanjutkan menggunakan waterbath
Daun S. androgynus segar diperoleh dari pada 50 °C hingga diperoleh ekstrak kental
dan dideterminasi di Unit Konservasi Budidaya (Kementerian Kesehatan RI, 2008).
Biofarmaka (UKBB), Pusat Studi Biofarmaka
Ekstraksi dengan Metode Soxhletasi
Tropika LPPM IPB, Bogor, Jawa Barat,
3
Hikmawanti, dkk
DOI : https://doi.org/10.24843/JFU.2021.v10.i01.p01
pISSN: 2301-7716; eISSN: 2622-4607
Jurnal Farmasi Udayana, Vol 10, No 1, Tahun 2021, 01-12
Daun S. androgynus kering (150,0 g) diidentifikasi pada ekstrak etanol 70% daun S.
diekstraksi dengan menggunakan seperangkat androgynus meliputi fenolik, flavonoid, tanin,
alat Soxhletasi yang telah dirangkai saponin, alkaloid, steroid dan triterpenoid.
sebelumnya mengikuti prosedur pada Identifikasi fenolik menggunakan pereaksi
Farmakope Herbal Indonesia. Serbuk daun FeCl3 3%. Identifikasi flavonoid menggunakan
dibungkus dengan kertas saring dan serbuk Mg dan asam klorida pekat. Identifikasi
ditempatkan dalam Thimble. Pelarut etanol tanin menggunakan pereaksi gelatin 10%.
70% dimasukan ke dalam labu alas bulat yang Identifikasi saponin dilakukan dengan uji buih.
didalamnya telah diisi dengan batu didih. Identifikasi alkaloid menggunakan pereaksi
Ekstraksi berlangsung selama 8 jam. Ekstrak Dragendorff, Mayer dan Bouchardat.
etanol yang diperoleh diuapkan pelarutnya Identifikasi steroid/triterpenoid menggunakan
dengan menggunakan vacuum rotary pereaksi asam asetat anhidrat dan asam sulfat
evaporator pada 50 C dan dilanjutkan dengan pekat.
menggunakan waterbath pada 50 °C hingga
Penentuan Kadar Fenolik Total
diperoleh ekstrak kental (Kementerian
Kesehatan RI, 2008). Penentuan kadar senyawa fenolik total
mengikuti prosedur Yang et al., (2007) dengan
Ekstraksi dengan Metode Ultrasonik
modifikasi menggunakan pereaksi Folin-
Daun S. androgynus (150,0 g) dalam gelas Ciocalteu. Pembuatan kurva kalibrasi
kimia diekstraksi dengan pelarut etanol 70% menggunakan larutan asam galat sebagai
(1:10) b/v. Campuran tersebut dimasukan ke standar dengan rentang konsentrasi 18-66 ppm.
dalam alat ultrasonik dengan frekuensi 50Hz Hubungan konsentrasi asam galat (x) dengan
suhu 40 C selama 45 menit. Filtrat disaring absorbansinya (y) diplot hingga menghasilkan
dengan kertas saring terhadap residunya, persamaan garis linear (y = bx±a). Masing-
kemudian diuapkan dengan menggunakan masing ekstrak etanol daun S. androgynus 1000
vacuum rotary evaporator pada 50 C dan ppm dalam etanol dipipet sebanyak 0,3 mL lalu
dilanjutkan dengan menggunakan waterbath ditambahkan 1,5 mL pereaksi Folin-Ciocalteu
pada 50 °C hingga diperoleh ekstrak kental. (yang telah diencerkan 1:10) dan
dihomogenkan. Larutan diinkubasikan selama
Penentuan Sifat Fisiko-Kimia Ekstrak 3 menit, kemudian ditambahkan 1,2 mL larutan
Ekstrak etanol 70% daun S. androgynus Na2CO3 7,5% dan dicukupkan dengan air
ditetapkan parameter fisiko-kimianya meliputi sampai diperoleh volume total 10 mL.
organoleptis, persentase rendemen ekstrak, dan Campuran diinkubasi kembali selama 60 menit
kadar abu total sesuai prosedur yang tertera pada suhu kamar. Absorbansi larutan ekstrak
pada Farmakope Herbal Indonesia diukur menggunakan spektrofotometer UV-Vis
(Kementerian Kesehatan RI, 2008). Penentuan dengan panjang gelombang maksimum pada
kadar air dilakukan menggunakan alat moisture 756,5 nm di suhu ruang. Absorbansi yang
balance analyzer. diperoleh diplot ke dalam persamaan garis
linear dan kemudian kadar fenolik total
Identifikasi Kandungan Kimia secara dihitung dengan rumus: kadar fenolik dalam
Kualitatif larutan (µg/mL) dikali dengan faktor
pengenceran dan volume larutan (mL) dan
Skrining fitokimia dilakukan secara kualitatif
dibagi dengan bobot ekstrak (g). Kadar
menggunakan pereaksi deteksi berdasarkan
senyawa fenolik total dinyatakan dalam mg
prosedur yang tertera pada Hanani (2015) dan
yang setara dengan asam galat per gram
Farmakope Herbal Indonesia (Kementerian
ekstrak. Pengujian tiap ekstrak dilakukan 5 kali
Kesehatan RI, 2008). Golongan senyawa yang
4
Hikmawanti, dkk
DOI : https://doi.org/10.24843/JFU.2021.v10.i01.p01
pISSN: 2301-7716; eISSN: 2622-4607
Jurnal Farmasi Udayana, Vol 10, No 1, Tahun 2021, 01-12
pengulangan dan dilaporkan dalam rata-rata ± metanol. Larutan dicukupkan dengan methanol
SD. hingga volume total 5 mL. Campuran dalam
tube yang dilapisi dengan kertas aluminium
Penentuan Kadar Flavonoid Total foil, diinkubasi selama 30 menit pada suhu
Penentuan kadar senyawa flavonoid total ruang dengan kondisi gelap. Larutan blanko
mengikuti prosedur pada Chang et al., (2002) dibuat dari 1 mL DPPH yang dicampur dengan
dengan modifikasi. Standard yang digunakan 4 mL methanol. Selanjutnya, serapan diukur
adalah kuersetin. Larutan kuersetin dengan pada panjang gelombang 515,5 nm. Tiap seri
rentang konsentrasi 33-129 ppm digunakan konsentrasi masing-masing sampel diuji triplo.
untuk membuat kurva kalibrasi. Hubungan Hasil dilaporkan dalam rata-rata ± SD.
konsentrasi kuersetin (x) dengan absorbansinya Perhitungan persentase penghambatan radikal
(y) diplot hingga menghasilkan persamaan DPPH menggunakan rumus:
garis linear (y = bx±a). Masing-masing ekstrak Ab − As
etanol daun S. androgynus dalam metanol Inhibition of DPPH (%) = x 100
Ab
dipipet sebanyak 0,5 mL lalu ditambahkan 1,5
mL metanol dan ditambahkan pereaksi 0,1 mL dimana Ab merupakan absorbansi blanko dan
AlCl3 10%, 0,1 mL natrium asetat 1M dan As merupakan absorbansi sampel.
cukupkan dengan aquadest sampai 5 mL. Analisis data
Larutan diinkubasi selama 60 menit pada suhu
kamar. Absorbansi larutan ekstrak diukur Data dianalisis menggunakan analisis
dengan spektrofotometer UV-Vis pada panjang multivariat untuk mengetahui pengaruh metode
gelombang 434 nm. Absorbansi yang diperoleh ekstraksi terhadap perolehan kadar fenolik,
diplot ke dalam persamaan garis linear dan flavonoid dan aktivitas antioksidan ( = 0,05).
kemudian kadar flavonoid total dihitung Hubungan antara variable kadar fenolik,
dengan rumus: kadar flavonoid dalam larutan flavonoid serta antioksidan dianalisis dengan
(µg/mL) dikali dengan faktor pengenceran dan menggunakan uji Korelasi (Pearson test).
volume larutan (mL) dan dibagi dengan bobot Pengaruh dari hubungan tersebut selanjutnya
ekstrak (g). Kadar senyawa flavonoid total dianalisis dengan menggunakan regresi
dinyatakan dalam mg yang setara dengan berganda ( = 0,05).
kuersetin per gram ekstrak. Pengujian tiap
ekstrak dilakukan 5 kali pengulangan dan 3. HASIL
dilaporkan dalam rata-rata ± SD. Hasil penentuan fisiko-kimia ekstrak
Pengujian Aktivitas Antioksidan etanol 70% daun S. androgynus dari variasi
metode ekstraksi dapat dilihat pada Tabel 1.
Pengujian aktivitas antioksidan ekstrak etanol Berdasarkan hasil pada Tabel 1., persentase
70% daun S. androgynus dilakukan dengan rendemen ekstrak terhadap simplisia yang
metode DPPH mengikuti prosedur (Wan et al.,
diekstraksi paling tinggi ditemukan pada
2011) dengan modifikasi. Kuersetin digunakan
ekstrak yang dihasilkan dari metode ultrasonik
sebagai pembanding. Ekstrak dilarutkan dalam
methanol dan diencerkan menjadi 5 variasi yaitu sebesar 36,29% (Ultrasonik > Maserasi >
konsentrasi, yaitu 20, 40, 60, 80, dan 100 ppm. Soxhletasi).
Larutan kuersetin dilarutkan dalam methanol Berdasarkan hasil pada Tabel 1., kadar
dan diencerkan menjadi 2, 4, 6, 8, dan 10 ppm. abu yang dihasilkan oleh semua ekstrak adalah
Masing-masing variasi konsentrasi dari larutan sekitar 6,22-6,76%. Kadar abu ditetapkan untuk
ekstrak atau kuersetin dipipet 0,2 mL dan memberikan gambaran kandungan mineral
ditambahkan 1 mL DPPH 0,5 mM dalam
yang berasal dari tanaman ataupun dari luar
5
Hikmawanti, dkk
DOI : https://doi.org/10.24843/JFU.2021.v10.i01.p01
pISSN: 2301-7716; eISSN: 2622-4607
Jurnal Farmasi Udayana, Vol 10, No 1, Tahun 2021, 01-12
Tabel 1. Karakteristik fisiko-kimia ekstrak etanol 70% daun S. androgynus dari tiga metode ekstraksi
yang berbeda
Metode Ekstraksi
Karakteristik Fisiko-Kimia
Maserasi Soxhletasi Ultrasonik
Organoleptis
- Warna Coklat kehitaman Coklat kehitaman Hijau kecoklatan
- Bentuk Ekstrak kental Ekstrak kental Ekstrak kental
- Bau Khas Khas Khas
- Rasa Agak pahit Agak pahit Agak pahit
Rendemen Ekstrak (%, b/b) ± SD 35,34 ± 3,09 24,96 ± 1,34 36,29 ± 3,56
Kadar Abu Total (%, b/b) ± SD 6,76 ± 0,79 6,52 ± 0,83 6,22 ± 1,85
Kadar Air (%, b/b) ± SD 2,08 ± 0,65 2,89 ± 0,56 4,42 ± 0,88
Tabel 2. Hasil identifikasi kandungan kimia ekstrak etanol 70% daun S. androgynus yang diekstraksi
dengan tiga metode ekstraksi yang berbeda
6
Hikmawanti, dkk
DOI : https://doi.org/10.24843/JFU.2021.v10.i01.p01
pISSN: 2301-7716; eISSN: 2622-4607
Jurnal Farmasi Udayana, Vol 10, No 1, Tahun 2021, 01-12
fenolik dan flavonoid yang lebih tinggi dengan nilai +0,682 (>0,5) yang artinya,
dibandingkan metode lainnya semakin tinggi kadar fenolik ada
(Ultrasonik>Maserasi>Soxhletasi). kecenderungan semakin tinggi pula kadar
flavonoid, dan sebaliknya. Sedangkan antara
Grafik pada Gambar 3. menunjukan
fenolik dan flavonoid terhadap aktivitas
potensi antioksidan dari ekstrak etanol 70%
antioksidan (nilai IC50) memiliki korelasi
daun S. androgynus yang diekstrak dengan
yang lemah (masing-masing secara berturut-
metode ultrasonik (IC50 = 81,43 ppm)
turut -0,923 dan -0,911). Nilai signifikansi
terhadap radikal DPPH dibandingkan
hasil korelasi fenolik, flavonoid dan nilai
metode lainnya (Ultrasonik > Maserasi >
IC50 menunjukan bahwa ketiganya
Soxhletasi). Berdasarkan hasil uji
berkorelasi secara nyata (sig. 0,000 < 0,05).
multivariat, diperoleh bahwa ketiga metode
Hasil uji regresi berganda menunjukan
ekstraksi punya pengaruh yang signifikan
bahwa hubungan antara IC50 dengan fenolik
terhadap kadar fenolik, flavonoid dan
dan flavonoid adalah kuat (R = 0,931>0,5).
aktivitas antioksidan (nilai IC50) dengan nilai
Hasil uji F diperoleh nilai F=29,195 dengan
signifikansi 0,000 (>0,05). Pada uji Pearson
nilai signifikasi 0,000<0,05 yang berarti
Correlation menunjukan bahwa hasil
bahwa kadar fenolik dan flavonoid secara
penafsiran korelasi diperoleh hasil bahwa
bersama-sama berpengaruh terhadap
antara fenolik dan flavonoid memiliki
aktivitas antioksidan (nilai IC50).
hubungan (korelasi) positif yang kuat
50
Kadar Fenolik Total (mgGAE/g)
45 42,96
40
35
30 25,42 24,93
25
20
15
10
5
0
Maserasi Soxhletasi Ultrasonik
Metode Ekstraksi
Gambar 1. Grafik perbedaan kadar fenolik total ekstrak etanol 70% daun S. androgynus yang
diekstraksi dengan metode ekstraksi berbeda. Pengujian tiap ekstrak dilakukan 5 kali pengulangan
dan dilaporkan dalam rata-rata ± SD
7
Hikmawanti, dkk
DOI : https://doi.org/10.24843/JFU.2021.v10.i01.p01
pISSN: 2301-7716; eISSN: 2622-4607
Jurnal Farmasi Udayana, Vol 10, No 1, Tahun 2021, 01-12
14
Kadar Flavonoid Total (mgQE/g) 12,05
12
10
8,82
8 7,17
0
Maserasi Soxhletasi Ultrasonik
Metode Ekstraksi
Gambar 2. Grafik perbedaan kadar flavonoid total ekstrak etanol 70% daun S. androgynus yang
diekstraksi dengan metode ekstraksi berbeda. Pengujian tiap ekstrak dilakukan 5 kali pengulangan
dan dilaporkan dalam rata-rata ± SD
95
92,34
90,65
90
Nilai IC50 (ppm)
85
81,43
80
75
70
Maserasi Soxhletasi Ultrasonik
Metode Ekstraksi
Gambar 3. Grafik perbedaan nilai IC50 ekstrak etanol 70% daun S. androgynus yang diekstraksi
dengan metode ekstraksi berbeda. Pengujian tiap ekstrak dilakukan 5 kali pengulangan dan
dilaporkan dalam rata-rata ± SD
8
Hikmawanti, dkk
DOI : https://doi.org/10.24843/JFU.2021.v10.i01.p01
pISSN: 2301-7716; eISSN: 2622-4607
Jurnal Farmasi Udayana, Vol 10, No 1, Tahun 2021, 01-12
DOI : https://doi.org/10.24843/JFU.2021.v10.i01.p01
pISSN: 2301-7716; eISSN: 2622-4607
Jurnal Farmasi Udayana, Vol 10, No 1, Tahun 2021, 01-12
dengan prosedur yang cepat, mudah, dan kerja sebagai antioksidan, salah satunya
dapat dioperasikan dengan cepat dalam dengan peredaman radikal secara
berbagai pelarut untuk sediaan skala besar langsung. Flavonoid akan dioksidasi oleh
yang sesuai tujuan industri dibandingkan radikal, menghasilkan radikal yang lebih
dengan metode konvensional seperti stabil (kurang reaktif). Dengan kata lain,
maserasi (Khoddami et al., 2013). flavonoid menstabilkan ROS dengan
DPPH merupakan suatu radikal bereaksi dengan radikal. Hal ini terjadi
bebas. Pengujiannya didasarkan pada karena tingginya reaktivitas dari gugus
pengukuran kapasitas peredaman oleh hidroksil dari flavonoid (Nijveldt et al.,
suatu antioksidan yang diukur pada 2001).
panjang gelombang sekitar 515-517 nm. Metode ekstraksi yang dibantu
Aktivitas antioksidan dihitung dengan ultrasonik terbukti mampu menghasilkan
menentukan penurunan absorbansi produk ekstrak dengan rendemen ekstrak dan
pada konsentrasi yang berbeda dan kandungan senyawa antioksidan yang
dibandingkan dengan absorbansi blanko tinggi dari daun S. androgynus. Namun,
(tanpa bahan uji). Metode ini merupakan dirasa masih perlu dilakukan optimasi
metode yang sederhana, akurat, valid, dengan parameter variasi waktu, frekuensi,
sensitif, dan relatif murah serta rasio bahan pelarut, suhu serta variasi
reproduksibel. Kelemahan dari metode ini pelarut menggunakan ekstraksi ultrasonik
yaitu radikal DPPH berinteraksi juga untuk menghasilkan senyawa antioksidan
dengan radikal lainnya (alkil), dan sensitif berupa fenolik dan flavonoid yang paling
pada beberapa basa Lewis. Selain itu, baik pada daun S. androgynus.
metode ini juga memerlukan pelarut
organik dalam pengujiannya. Keberadaan 5. KESIMPULAN
oksigen dapat bereaksi dengan DPPH
secara langsung dengan kondisi tanpa Berdasarkan penelitian yang telah
perlindungan cahaya yang kemudian dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
menyebabkan penurunan serapan (Singh & metode ekstraksi yang diujikan
Singh, 2008). berpengaruh terhadap perolehan senyawa
Fenolik mampu meredam reactive antioksidan dari daun S. androgynus.
oxygen species (ROS) meliputi spesies Metode ekstraksi ultrasonik merupakan
oksigen radikal dan non radikal seperti metode ekstraksi yang relatif efektif serta
O2, HO, NO, H2O2, 1O2, HOCl, dan efisien dari segi biaya, waktu, penggunaan
energi, bahan dan pelarut pengekstraksi
juga radikal bebas RO dan ROO yang
dibanding dengan metode konvensional.
umumnya sebagai pengoksidasi. Ada dua
mekanisme antioksidan, yaitu (1) 6. UCAPAN TERIMAKASIH
kemampuan gugus fungsi fenol untuk
mendonorkan atom Hidrogen ke radikal Ucapan terimakasih tim penulis
bebas. Mekanisme ini disebut dengan sampaikan kepada Dr. apt. Hadi Sunaryo,
mekanisme transfer atom hydrogen M.Si selaku Dekan Fakultas Farmasi dan
(hydrogen-atom transfer, HAT); (2) Sains, Universitas Muhammadiyah Prof.
Transfer elektron tunggal (single-electron DR. HAMKA atas izin dan dukungan
transfer, SET) dari antioksidan fenolik fasilitas di Laboratorium Terpadu. Ucapan
(AROH) menjadi radikal bebas (R dengan terimakasih juga tim penulis sampaikan
membentuk kation radikal yang stabil kepada Lembaga Penelitian dan
(ArOH) (Quideau et al., 2011). Pengembangan Universitas
Flavonoid memiliki beberapa mekanisme Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA
10
Hikmawanti, dkk
DOI : https://doi.org/10.24843/JFU.2021.v10.i01.p01
pISSN: 2301-7716; eISSN: 2622-4607
Jurnal Farmasi Udayana, Vol 10, No 1, Tahun 2021, 01-12
DOI : https://doi.org/10.24843/JFU.2021.v10.i01.p01
pISSN: 2301-7716; eISSN: 2622-4607
Jurnal Farmasi Udayana, Vol 10, No 1, Tahun 2021, 01-12