Lembar Pengesahan
Lembar Pengesahan
Lembar Pengesahan
Nama : Sukmawati
NIM : 14101105020
Program Studi : Farmasi
Judul Penelitian : Optimasi dan Validasi Metode Analisis dalam Penentuan
Kandungan Total Flavonoid pada Ekstrak Daun Gedi Hijau
(Abelmoscus manihot L.) dengan menggunakan
Spektrofotometri UV-Visible.
Komisi Pembimbing : 1. Sri Sudewi, S.Si., M.Sc (Ketua)
2. Prof. Dr. Ir. Julius Pontoh, M.Sc (Anggota)
Nama : Sukmawati
NIM : 14101105020
Program Studi : Farmasi
Judul Penelitian : Optimasi dan Validasi Metode Analisis dalam Penentuan
Kandungan Total Flavonoid pada Ekstrak Daun Gedi Hijau
(Abelmoscus manihot L.) dengan menggunakan Spektrofotometri
UV-Visible.
Yang bersangkutan telah layak untuk melaksanakan seminar usul penelitian pada tanggal
Desember 2017.
Menyetujui,
Komisi Pembimbing
PENDAHULUAN
Gedi atau Abelmoschus manihot (L.) merupakan tumbuhan tropis famili malvaceae,
secara tradisional telah lama dikenal di Sulawesi Utara sebagai tanaman sayuran.
Tumbuhan ini memiliki efek farmakologis untuk membantu penyembuhan berbagai
macam penyakit (Mahamit dan Sukamto, 2010). Masyarakat memanfaatkan daun gedi
yang direbus tanpa diberi bumbu sebagai obat tradisional untuk menurunkan kadar
kolesterol, hipertensi dan juga sebagai antidiabetes. (South et al., 2013)
Kemampuan flavonoid sebagai antioksidan telah banyak diteliti belakangan ini
(Purmorad et al, 2006). Sebagai antioksidan flavonoid memiliki kemampuan untuk
mengubah atau mereduksi radikal bebas dan juga sebagai anti radikal bebas (Zuhra, 2008).
Senyawa flavonoid adalah senyawa polifenol yang mempunyai 15 atom karbon yang
tersusun dalam konfigurasi C6-C3-C6, yaitu dua cincin aromatik yang dihubungkan oleh 3
atom karbon yang dapat atau tidak dapat membentuk cincin ketiga. Flavonoid terdapat
dalam semua tumbuhan hijau sehingga dapat ditemukan pada setiap ekstrak tumbuhan
(Markham, 1988). Golongan flavonoid dapat digambarkan sebagai deretan senyawa C6-
C3-C6, artinya kerangka karbonnya terdiri atas dua gugus C6 (cincin benzena tersubstitusi)
disambungkan oleh rantai alifatik tiga karbon (Robinson, 1995).
Pada monografi simplisia dan ekstrak Tumbuhan Obat Indonesia terdapat beberapa
kelemahan pada teknik analisis yang dipakai. Diantara kelemahan itu adalah tidak adanya
optimasi dalam penyiapan sampel, padahal penyiapan sampel sangat berpengaruh pada
perolehan zat aktif dan hasil analisis yang didapat (Gaedcke et al, 2003). Optimasi metode
analisis adalah cara untuk menoptimalkan metode yang dipakai dalam suatu analisis agar
hasil penelitian yang didapat dapat diandalkan. Berdasarkan hal tersebut maka penulis
tertarik untuk menggunakan optimasi metode sebagai salah satu langkah untuk
mengoptimalkan hasil penelintian dalam penetapan kandungan total flavonoid pada ekstrak
daun gedi hijau (Abelmoscus manihot L.) dengan cara mengoptimasikan volume pelarut,
konsentrasi pelarut dan waktu inkubasi sampel.
Metode yang digunakan di laboratorium kimia analitik harus dievaluasi dan diuji
untuk memastikan bahwa metode tersebut mampu menghasilkan data yang valid dan
sesuai dengan tujuan (Torbeck L.D, 2007). Validasi metode analisis adalah suatu tindakan
penilaian terhadap suatu parameter tertentu, berdasarkan percobaan laboratorium untuk
memastikkan bahwa parameter tersebut memenuhi syarat untuk penggunaannya (Effendy,
2004). Validasi ulang perlu dilakukan karena meskipun validasi sebelumnya menghasilkan
data yang sesuai dengan kriteria penerimaan, dan metode yang dinyatakan valid dalam
kondisi tertentu belum tentu valid pada kondisi lain karena peralatan dan pereaksi yang
digunakan (Alwi, H. 2017). Terdapat beberapa parameter validasi yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu Limit Of Detection (LOD), Limit Of Quantitation (LOQ), persisi,
akurasi dan linearitas.
Analisis kuantitatif flavonoid dapat dilakukan dengan menggunakan
spektrofotometri UV-Vis. Spektrum serapan ultra violet dan serapan tampak merupakan
cara tunggal yang paling bermanfaat untuk mengidentifikasi struktur flavonoid (Markham,
1988).
Hasil penelitian Pine et al. (2010) menyatakan bahwa daun gedi (Abelmoschus
manihot L.) memiliki kandungan flavonoid yang cukup tinggi (23-41%) dan berpotensi
sebagai sumber antioksidan. Aktivitas antioksidan ekstrak etanol daun gedi meningkat
sejalan dengan peningkatan konsentrasi total flavonoid, dan aktivitas tertinggi terdapat
pada ekstrak etanol 96% dengan nilai IC50 sebesar 0,575 mg g-1 (Pine et al., 2010).
Berdasarkan hal-hal diatas mendorong penulis untuk melakukan penelitian tentang
Optimasi dan Validasi metode Analisis dalam Penentuan Kandungan Total Flavonoid pada
Ekstrak daun Gedi Hijau (Abelmoscus manihot L.) dengan menggunakan Spektrofotometri
UV-Vis. Flavonoid mengandung sistem aromatis yang terkonjugasi sehingga dapat
menunjukkan pita serapan kuat pada daerah UV-Vis (Rohyami, 2008).
1. Tempat pengambilan sampel daun gedi hijau (Abelmoscus manihot L.) pada 3
daerah yaitu Manado (Daerah pesisir pantai), Minahasa Utara (Daerah dataran
rendah), dan Tomohon (Daerah dataran tinggi)
2. Optimasi yang dilakukan meliputi optimasi volume pelarut, konsentrasi pelarut dan
waktu inkubasi.
3. Menggunakan 5 parameter dalam validasi metode analisis yaitu persisi, akurasi,
LOD, LOQ dan linearitas.
TINJAUAN PUSTAKA
Abelmoschus manihot (L.) atau yang dikenal dengan nama daerah Gedi adalah
salah satu tumbuhan dari suku Malvaceae umum ditanam di Sulawesi Utara dan Tengah
(Mamahit & N.H., 2010). Dari pengamatan secara mikroskopis didapatkan ciri anatomi
yang khas dari daun gedi yaitu stomata tipe anomositik dengan bentuk sel tetangga
bergelombang, trikoma uniseluler, berkas pengangkutan dengan tipe radial, penebalan
xylem bentuk spiral, rambut kelenjar minyak atsiri dan sel musilago (Rosyida, 2014).
Tinggi tanaman gedi sampai dengan 2 meter, panjang daun 20-40 cm, dan bentuk daun
menjari sebanyak 3-7 helai daun (Morris, 2006). Tanaman gedi diklasifikasikan sebagai
berikut :
8. komputer
4. Larutan
blangko
7. Pengubah analog to
digital
Cermin berotasi
5. Detektor
2.4 Ekstraksi
Ekstraksi atau penyarian adalah peristiwa pemindahan zat aktif yang semula di
dalam sel akan ditarik oleh cairan penyari, sehingga zat aktif berada di dalam cairan
penyari. Penyarian ini menghasilkan suatu ekstrak. Ekstrak adalah sediaan pekat yang
diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani
menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan
(Departemen Kesehatan RI, 1 995).
Maserasi dilakukan dengan merendam serbuk dalam pelarut. Pelarut menembus
dinding sel dan masuk dalam rongga sel yang mengandung zat aktif. Zat aktif akan larut
karena perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif di dalam sel dengan di luar sel, maka
larutan yang terpekat didesak ke luar. Peristiwa ini berulang sehingga terjadi keseimbangan
konsentrasi antara larutan di luar dan di dalam sel (Baraja, 2008).
2.5 Fraksinasi
Validasi metode analisis adalah suatu tindakan penilaian terhadap suatu parameter
tertentu, berdasarkan percobaan laboratorium untuk memastikkan bahwa parameter
tersebut memenuhi syarat untuk penggunaannya (Effendy, 2004). Menurut United States
Pharmacopeia (USP) validasi metode dilakukan untuk menjamin bahwa metode analisis
akurat, spesifik, reprodusible, dan tahan pada kisaran analit yang akan dianalisis. (Rohman,
2007). Validasi metode sangat diperlukan karena beberapa alasan yaitu validasi metode
merupakan elemen penting dalam kontrol kualitas, validasi membantu memberikan
jaminan bahwa pengukuran akan dapat diandalkan (Riyanto, 2014). Menurut USP ada 8
langkah dalam validasi metode analisis yaitu :
Persisi
Akurasi
Batas deteksi
Validasi metode
Batas kuantifikasi
spesifikasi
Kekasaran
ketahanan
METODE PENELITIAN
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan November 2017 sampai Maret 2018 di
Laboratorium Kimia Farmasi, Program studi Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Sam Ratulangi Manado.
Penentuan kandungan
Validasi metode analisis total flavonoid
(Spektrofotometri UV-Vis
a. Alat
Alat-alat ukur analitis yang digunakan untuk penelitian ini ialah
Spektrofotometri UV-VIS (Shimadzu 00780), Komputer pengolah data (Acer
Aspie ES 11), Alat-alat gelas, Vortex (Mixer Hwashin), Blender (Phillips) Rotary
Evaporator (RV 10 digital V), dan corong pisah.
b. Bahan
Bahan-bahan yang dipakai ialah simplisia kering daun Gedi dari 3 tempat
tumbuh yang berbeda yaitu Daerah pesisir pantai (sampel A), Daerah dataran
rendah (sampel B), dan Daerah dataran tinggi (sampel C). Etanol 96% almunium
klorida (AlCl3) (Merck), asam asetat (CH3COOH) (Merck), Kalium asetat
(KCH3COO) (Merck), Larutan kuersetin p.a, pelarut n-heksana (Merck), etil asetat
(Merck), dan aquadest (merck).
Sampel daun Gedi Hijau (Abelmoschus manihot L.) diambil dari tiga tempat yaitu
Daerah pesisir pantai tepatnya di Kota Manado, Dataran rendah tepatnya di Kecamatan
Minahasa Utara dan Dataran tinggi tepatnya di Kota Tomohon. Selanjutnya setiap sampel
daun gedi hijau (Abelmoschus manihot L.) dibuat menjadi bentuk simplisia. Kemudian
setiap sampel dari masing-masing daerah akan diukur kandungan total flavonoid
menggunakan spektrofotometer UV-Vis.
3.4.2 Ekstraksi
Sebanyak 250 gram serbuk simplisia dimasukkan ke dalam maserator 500 mL dan
kemudian ditambahkan etanol 96%. Ekstraksi dilakukan dengan cara maserasi selama 24
jam dengan beberapa kali pengocokan. Ekstrak hasil maserasi kemudian diuapkan dengan
rotary evaporator hingga terbentuk ekstrak kental.
3.4.3 Fraksinasi
Sampel ekstrak daun gedi hijau 0,5 mL dilarutkan dengan etanol p.a ditambahkan
aluminium klorida (AlCl3) dengan beberapa rentang volume 0,5 mL; 0,10 mL; dan 0,15ml
dan beberapa rentang konsentrasi AlCl3 yaitu 2%; 5%; dan 10% kemudian ditambahkan
asam asetat (CH3COOH) pada rentang volume 5mL ;8 mL; dan 12mL dan rentang
konsentrasi asam asetat (CH3COOH) yaitu 5%; 7% dan 12% kemudian ditambahkan 2,80
mL aquadest. Campuran dikocok homogen lalu didiamkan selama beberapa rentang waktu
inkubasi yaitu 30 menit, 35 menit dan 40 menit. Kemudian diukur serapannya
menggunakan spektrofotometri ultraviolet-visible (UV-Vis) pada panjang gelombang
maksimum. Setiap perolehan optimasi diukur pada pengukuran yg berbeda-beda atau
masing-masing dalam penetapan kandungan total flavonoid ekstrak daun gedi hijau
(Abelmoscus manihot L.)
𝐴2 − 𝐴1
% Perolehan kembali = 𝑥 100%
𝐵
Keterangan:
A1 = Kadar analit sebelum penambahan Quarsetin baku
A2 = Kadar analit yang diperoleh setelah penambahan Quarsetin baku
B = Kadar Quarsetin baku yang ditambahkan Presisi
𝑆𝐷
RSD = 𝑥 100%
𝑋̅
Keterangan:
SD = Standar deviasi/simpangan baku
𝑋̅ = Kadar rerata Quarsetin dalam satu sampel
𝑠𝑦𝑓𝑥
𝐿𝑂𝐷 = 3 ×
𝑛
𝑠𝑦𝑓𝑥
𝐿𝑂𝑄 = 10 ×
𝑛
d). Linearitas (kurva baku)
Linieritas dilakukan dengan membuat dipipet larutan baku kuersetin 100
ppm kemudian dibuat larutan baku kerja dengan konsentrasi 2 ppm; 4 ppm; 6
ppm; 8 ppm; 10 ppm; 12 ppm dan 14 ppm. Lalu dipipet 1 ml kemudian
ditambahkan 1 ml aluminium (III) klorida 5%, 1 ml larutan CH3COOH 5%,
Setelah itu diinkubasi selama 30 menit, absorbansi dari larutan pembanding
diukur menggunakan spektrofotometer UV Vis pada panjang gelombang
maksimum. Kurva hubungan antara kadar VS serapan dibuat kemudian
ditentukan persamaan regresi linier serta koefisien kolerasi (x) dan kefisien
kolerasi dari fungsi (Vxo) untuk mengevaluasi lineritas. Berdasarkan nilai
koefisien kolerasi dapat diketahui linieritasnya baik atau tidak. Koefisien
kolerasi dikatakan baik apabila r ≥ 0,998 dan koefisien fungsi regresi (Vxo) ≤
5%.
3.4.5 Penentuan kandungan total Flavonoid ekstrak daun Gedi hijau (Abelmoscus
Manihot L.)
𝑚 𝑌𝑥𝑁𝑥𝑉
Flavonoid Total = ( 𝑔 ) = 𝑊
Keterangan :
Adijuwana., Nur, M.A. 1989. Teknik Spektroskopi dalam Analisis Biologi. Bogor: Pusat
antar Universitas IPB
Alwi, H. 2017. Validasi metode analisis flavonoid dari ekstrak etanol Kasumba turate
(Carthamus tinctorius L.) secara spektrofotometri UV-Vis. Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Allaudin, Makassar.
Baraja. M. 2008. Uji Toksisitas Ekstrak Daun Ficus elstica ex Blume terhadap Artemia
Salina Leach dan Profil Kromatografi Lapis Tipis. Skripsi. Fakultas Farmasi:
Universitas Muhammadiyah, Surakarta.
Chang, C.C, Yang M.H, Wen H.M, Chern JC. Estimation of total flavonoid content in
propolis by two Estimation of total flavonoid content in propolis by two
complementary colorimetric methods. J Food Drug Anal 2002; 10: 178-182
Ditjen POM (1995). Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Depertemen Kesehatan RI.
Effendy. (2004). Kromatografi Cair Kinerja Tinggi dalam bidang Farmasi. Sumatera Utara:
FMIPA USU.
Gaedcke et al, 2003. Herbal medicine products: Scientific and Regulatory basis for
development. Quality Asssurance and Marketing Authorisation, Stuttgart:
Medpharm Scientific Publisher.
Haeria., 2013. Penetapan kadar Flavonoid total dan Uji Daya Antioksidan Ekstrak Etanol
Daun Ungu (Graptophyllum pictum L.) Griff). FIK UIN Alauddin Makassar, Jurnal
Farmasi. 1(1). 3-4.
Ipandi, I., Triyasmono, L,. dan Prayinto, B., 2016. Penentuan Kadar Flavonoid total dan
Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol daun Kajajahi (leucosyke capitella Wedd.).
Program Studi Farmasi Universitas Lambung Mangurat Banjarmasin. Jurnal
Farmasi. Vol. 3 No. 1. Hal. 95-96.
Kopkar S.M. Konsep Dasar Kimia Analitik. Terjemahan oleh Saptoraharjo. UI Press.
Jakarta. 2007.
Mamahit L.P. & Soekarno,N.H., 2010. Satu senyawa organic yang diisolasidari daun gedi
(Albemoschus manihot L. Medik) Asal Sulawesi utara. Chemistry Progress, Vol. 3
No. 1, P. 45.
Marzuki, Asnah. 2012. Kimia Analisis Farmasi. Dua Satu Press, Makassar.
Morris, R. 2006. Plant for A Future: Edible, Medicinal and Useful Plants for A Healthier
Word (online), (www.ptaf.org/database/plants, http://books.google.co.id) [diakses
18 Oktober 2017]
Mulja, M., and Suharman. Analisis Instrumental. Airlangga University Press, Surabaya
Hal. 26-28.
Pine ATD, G Alam and F Attamin. 2010. Standardisasi Mutu Ekstrak Daun Gedi
(Abelmoschus manihot L.) Medik) Dan Uji Efek Antioksidan dengan Metode
DPPH. [diacu 2012 Maret 12] Tersedia dari http://pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/
d1043b1ce802ee8dbcb6f1dbb5626d55.pdf
ITIS Report. 2010. Abelmoschus manihot (L.) Medik. Taxonomi Serial No. 21771.
http://ww.itis.gov/servlet/singleRpt/singleRpt?search_topic=TSN&search_value=2
1771. Download 12 Des. 2010.
Riyanto, Ph.D, 2014. Validasi dan Verifikasi metode uji. CV. Budi Utama. Yogyakarta.
Rohyani, Yuli. 2008. Penentuan flavonoid dari ekstrak metanol daging buah mahkota dewa
(Phaleria macrocarpa Scheff Boerl). Jurnal Sains. Yogyakarta : Universitas Islam
Indonesia. Vol. 5 No.1.
Rosyida, A. 2014. Morfologi, Anatomi, dan Skrinning Fitokimia daun Gedi (Abelmoscus
manihot (L.) Medik). Skripsi thesis, Universitas Airlangga.
Sarker, S. D., Latif, Z. & Gray, A.I., 2006, Natural Products Isolation, second edition,
Humana Press, New Jersey.
South, E., H. Kaempe dan A. Tampi. 2013. Evaluasi Kandungan Total Polifenol dan
Isolasi Senyawa Flavonoid Pada Daun Gedi Merah (Abelmoscus manihot L.).
Chemistry Progress. 6 : 86.
Slimestad, R., et.al., 2005, Flavonoids from black chokeberries, Aronia melanocarpa,
Journal of Food Composition and Analysis, Volume 18, Issue 1, February 2005,
Pages 61-68.
Suryanto, E. 2012. Fitokimia Antioksidan. CV.Putra Media Nusantara, Surabaya.
Zuhra CF, Tarigan JB, Sitohang H. 2008. Aktivitas antioksidan senyawa flavonoid dari
daun katuk (Sauropus androgunus (L) Merr). Jurnal Biologi Sumatera: 7-10.