askep bp meila
askep bp meila
askep bp meila
Disusun oleh :
Meila,Amd.Kep
199305072024212026
i
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK PADA ANAK A DENGAN
BRONKOPNEUMONIA DI RUANG PICU RSUD ABDOEL WAHAB
SJAHRANIE
SAMARINDA
Disusun oleh :
Meila,Amd.Kep
199305072024212026
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
Oleh :
Meila, Amd.Kep
199305072024212026
Kepala Ruangan
ii
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rah
mat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan karya ilmiah ini yang berjudul "As
uhan Keperawatan Anak A dengan Bronkopneumonia" tepat pada waktunya.
Karya ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas akademik pa
da Program Studi Keperawatan. Kami menyadari bahwa tanpa bantuan, bimbingan, dan duku
ngan dari berbagai pihak, karya ilmiah ini tidak akan terselesaikan dengan baik.
Kami ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ns. Nurdiana A., S. Kep selaku Kepala Ruangan PICU RSUD Abdoel Wahab
Sjahranie Samarinda
2. Ns. Wahyu Oktoviyanti S.Kep., M.M , selaku Asesor Keperawatan Anak
RSUD Abdoel Wahab Sjahranie Samarinda
3. Seluruh pihak di Rumah Sakit yang telah memberikan izin dan fasilitas untuk melakuk
an penelitian ini, serta para tenaga medis yang telah berpartisipasi dalam memberikan i
nformasi dan data yang diperlukan.
Kami berharap karya ilmiah ini dapat memberikan kontribusi positif dan bermanfaat bagi pen
gembangan ilmu keperawatan, khususnya dalam penanganan kasus bronkopneumonia pada an
ak. Kami juga menyadari bahwa karya ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, k
ritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan guna perbaikan di masa yang akan dat
ang.
Akhir kata, semoga karya ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan sem
ua pihak yang berkepentingan.
Meila, Amd.Kep
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................... ii
DAFTAR ISI............................................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................5
C. Tujuan Penelitian....................................................................................5
1. Tujuan Umum.....................................................................................5
2. Tujuan Khusus....................................................................................5
D. Manfaat Penelitian..................................................................................6
1. Bagi Peneliti.......................................................................................6
1. Pengertian Bronkopneumonia..........................................................8
2. Anatomi Fisiologi..........................................................................13
3. Etiologi..........................................................................................13
4. Patofisiologi...................................................................................14
5. Pathway.........................................................................................16
v
DAFTAR ISI
6. Klasifikasi......................................................................................16
7. Manifestasi Klinis..........................................................................17
8. Komplikasi.....................................................................................18
9. Pemeriksaan Penunjang.................................................................19
10. Penatalaksanaan............................................................................20
1. Pengkajian.......................................................................................22
2. Diagnosa Keperawatan...................................................................26
3. Perencanaan Keperawatan..............................................................40
4. Pelaksanaan Keperawatan...............................................................55
5. Evaluasi Keperawatan.....................................................................55
A. Pembahasan.........................................................................................97
1. Pengkajian........................................................................................97
2. Diagnosa Keperawatan....................................................................99
3. Intervensi Keperawatan.................................................................103
4. Implementasi Keperawatan............................................................103
5. Evaluasi Keperawatan...................................................................110
B. Saran...................................................................................................137
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................139
LAMPIRAN-LAMPIRAN
vi
i
BAB I
PENDAHULUAN
psikologi (kognitif dan emosional), dan sosial (Jacob & Sandjaya, 2018).
dimulai dari bayi (0-1 tahun), usia bermain atau toddler (1-3 tahun), pra
sekolah (3-5 tahun), usia sekolah (5-11 tahun), hingga remaja (11-18
tahun). Rentang ini berbeda antara anak satu dengan yang lain mengingat
proses berkembang anak memiliki ciri fisik, kognitif, konsep diri, pola
yang terjadi pada anak usia di bawah lima tahun (balita) adalah kombinasi
gangguan neonatal (bayi baru lahir kurang dari 28 hari), afiksia dan trauma
1
2
tingkat kesehatan masyarakat cukup besar karena sampai saat ini penyakit
ini masih termasuk ke dalam salah satu penyebab yang mendorong tetap
al, 2018).
disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, dan benda asing lainnya (Sukma et
al, 2021).
diperkirakan sekitar
3
menunjukkan bahwa setiap satu jam ada 71 anak di Indonesia yang tertular
pneumonia pada balita sekitar 2.167 jiwa. Kasus pneumonia tertinggi yang
862 jiwa, Kota Bontang sebanyak 309 jiwa, dan Kutai Kartanegara
masalah dan salah satunya adalah bersihan jalan napas tidak efektif
paru dibuktikan dengan nyeri dada dan defisit nutrisi berhubungan dengan
infeksi, maka dari itu sebagai tenaga kesehatan berperan penting dalam
menjaga pola hidup bersih dan sehat, upaya kuratif dilakukan dengan cara
memberikan obat yang sesuai indikasi yang dianjurkan oleh dokter dan
komprehensif.
diberikan obat antibiotik, terapi O2, terapi nebulizer dan secara non
B. Rumusan Masalah
Samarinda
C. Tujuan Penelitian
2. Tujuan Khusus
Sjahranie Samarinda
Sjahranie Samarinda
Sjahranie Samarinda
Samarinda
6
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
dengan bronkopneumonia.
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Bronkopneumonia
ditandai dengan gejala panas yang tinggi, gelisah, dispnea, napas cepat
dan dangkal, muntah, diare, serta batuk kering dan produktif (Arufina
2. Anatomi Fisiologi
1) Nares anterior
8
9
Gambar 2. 1
Anatomi Fisiologi Pernapasan Aatas (Pearce, 2019)
2) Rongga Hidung
3) Faring
4) Laring
al, 2021).
Gambar 2. 2
Laring, trakea, dan bronki beserta cabang-cabangnya
(Pearce, 2019)
5) Trakea
6) Paru-paru
Gambar 2. 3
Kedudukan paru-paru di dalam toraks (Pearce, 2019)
7) Bronkus
dalam cabang
12
8) Alveolus
pada usia 8 tahun, yaitu 300 juta alveoli (Haryani et al, 2020
Gambar 2. 4
Diagram dari akhiran sebuah bronkiolus di dalam
Alveoli (Pearce, 2019)
13
b. Fisiologi Pernapasan
3. Etiologi
terdiri atas reflek glotis dan batuk, adanya lapisan mukus, gerakan silia
setempat.
paru
sehingga terjadi demam, batuk produktif, ronkhi positif dan mual. Bila
cairan atau pus dalam rongga paru) adalah tindak lanjut dari
4. Patofisiologi
kesaluran
15
melalui berbagai cara, antara lain inhalasi langsung dari udara, aspirasi
5. Pathway
Bagan 2. 1
Pathway Penyakit Bronkopneumonia
(Nurarif & Kusuma, 2015); PPNI (2017)
6. Klasifikasi
2021) :
antibiotik.
17
b. Bronkopneumonia berat
diberikan antibiotik.
c. Bronkopneumonia
d. Bukan Bronkopneumonia
antibiotik.
7. Manifestasi Klinis
Erawati, 2016) :
hidung.
8. Komplikasi
a. Atelektasis
b. Empiema
c. Abses paru
d. Infeksi sistemik
e. Endokarditis
f. Meningitis
19
9. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
1) Pemeriksaan darah
2) Pemeriksaan sputum
b. Pemeriksaan radiologi
1) Ronthenogram thoraks
2) Laringoskopi/bronskopi
padat.
10. Penatalaksanaan
bronkopneumonia yaitu :
2014).
c. Fisioterapi Dada
ritmis. Teknik ini sering digunakan dengan dua tangan. Pada anak-
anak tapping dan clapping dapat dilakukan dengan dua atau tiga
d. Terapi Inhalasi
Tahun 2014).
1. Pengkajian
Ghofur, 2016).
a. Usia :
b. Keluhan utama :
nafas.
e. Pemeriksaan fisik :
1) Inspeksi
jelas.
1) Palpasi
cairan atau secret, getaran hanya teraba pada sisi yang tidak
terdapat secret.
24
2) Perkusi
redup.
3) Auskultasi
halus pada posisi yang sakit, dan ronkhi basah pada masa
f. Penegakan diagnosis :
lobus.
h. Riwayat sosial :
keyakinan agama/budaya.
i. Kebutuhan dasar :
3) BAK
4) Kenyamanan
Malgia, sakit
kepala
5) Hygiene
tubuh.
k. Data psikologis :
1) Anak
2) Orang tua
b) Pengalaman sebelumnya
2. Diagnosa Keperawatan
tindakan asuhan
27
keperawatan, sangat perlu untuk didokumentasikan dengan baik.
1) Definisi
2) Penyebab
Fisiologis :
c) Disfungsi neuromuskuler
h) Proses infeksi
i) Respon alergi
Situasional :
a) Merokok aktif
b) Merokok pasif
c) Terpajan poluta
28
a) Subjektif : -
b) Sklerosis multiple
c) Myasthenia gravis
echocardiography [TEE])
f) Cedera kepala
g) Stroke
h) Kuadriplegia
1) Definsi
29
Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat.
2) Penyebab
d) Kecemasan
a) Subjektif : Dispnea
a) Subjektif : Ortopnea
b) Cedera kepala
c) Trauma thoraks
e) Multiple sclerosis
f) Myasthenia gravis
g) Stroke
h) Kuadriplegia
i) Intoksikasi alkohol
1) Definisi
2) Penyebab
a) Ketidakseimbangan ventilasi-perfusi
a) Subjektif : Dispnea
tambahan
c) Asma
d) Pneumonia
e) Tuberkulosis paru
g) Asfiksia
i) Prematuritas
d. Hipertermia (D.0130)
1) Definisi
2) Penyebab
a) Dehidrasi
b) Terpapar
f) Respon trauma
g) Aktivitas berlebihan
h) Penggunaan inkubator
32
a) Subjektif : -
a) Subjektif : -
terasa hangat
a) Proses infeksi
b) Hipertiroid
c) Stroke
d) Dehidrasi
e) Trauma
f) Prematuritas
1) Definisi
metabolisme
2) Penyebab
a) Subjektif : -
rentang ideal
a) Stroke
b) Parkinson
c) Mobius syndrome
d) Cerebral palsy
e) Cleft palate
g) Kerusakan neuromuscular
h) Luka bakar
i) Kanker
j) Infeksi
34
k) AIDS
l) Penyakit Crohn’s
m) Enterokolitis
n) Fibrosis kistik
1) Definisi
2) Penyebab
b) Tirah baring
c) Kelemahan
d) Imobilitas
istirahat
a) Anemia
e) Aritmia
g) Gangguan metabolik
h) Gangguan muskuloskeletal
g. Ansietas (D.0080)
1) Definisi
menghadapi ancaman
2) Penyebab
a) Krisis situasional
c) Krisis maturasional
g) Disfungsi kegagalan
36
j) Penyalahgunaan zat
lain- lain)
tidak berdaya
b) Penyakit akut
c) Hospitalisasi
d) Rencana operasi
f) Penyakit neurologis
1) Definsi
topik tertentu
2) Penyebab
a) Keterbatasan kognitif
a) Subjektif : -
b) Penyakit akut
c) Penyakit kronis
1) Definisi
2) Penyebab
b) Keterbatasan lingkungan
c) Inkonsistensi respon
d) Pengabaian
f) Defiensi stimulus
a) Subjektif : -
a) Subjektif : -
a) Hipotiroidisme
c) Leukimia
e) Demensia
f) Delirium
h) Penyakit kronis
1) Definisi
2) Faktor Risiko
air)
e) Diare
f) Muntah
40
g) Disfungsi ginjal
a) Gagal ginjal
b) Anoreksia nervosa
c) Diabetes melitus
d) Penyakit Chron
e) Gastroenteritis
f) Pankreatitis
g) Cedera kepala
h) Kanker
i) Trauma multipel
j) Luka bakar
3. Perencanaan Keperawatan
hasil:
c) Mengi menurun
d) Wheezing menurun
f) Dispnea menurun
g) Ortopnea menurun
i) Sianosis menurun
j) Gelisah menurun
2) Intervensi Keperawatan:
Observasi
karakteristik)
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
perlu
(D.0005)
c) Dispnea menurun
43
2) Intervensi Keperawatan:
Observasi
b) Monitor sputum
Terapeutik
Edukasi
kontraindikasi
Kolaborasi
44
b) Dispnea menurun
d) Pusing menurun
f) Diaforesis menurun
g) Gelisah menurun
i) PCO2 membaik
j) PO2 membaik
k) Takikardi membaik
l) Ph arteri membaik
m) Sianosis membaik
2) Intervensi Keperawatan:
Observasi
45
Terapeutik
Edukasi
a) Menggigil menurun
c) Kejang menurun
46
d) Akrosianosis menurun
f) Piloereksi menurun
i) Pucat menurun
j) Takikardi menurun
k) Takipnea menurun
l) Bradikardi menurun
n) Hipoksia menurun
r) Ventilasi membaik
2) Intervensi Keperawatan:
Observasi
hipertermia Terapeutik
aksila)
Edukasi
Kolaborasi
perlu
metabolisme (D.0019)
b) Diare menurun
2) Intervensi Keperawatan:
Observasi
Terapeutik
makanan)
Edukasi
Kolaborasi
2) Intervensi Keperawatan:
Observasi
kelelahan
50
aktivitas
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
asupan makanan
c) Diaforesis menurun
d) Konsentrasi membaik
2) Intervensi Keperawatan:
Observasi
berkonsentrasi
Terapeutik
kepercayaan
berirama
Edukasi
52
informasi (D.0111)
hasil :
meningkat
2) Intervensi Keperawatan :
Observasi
Terapeutik
bertanya Edukasi
kesehatan
d) Afek membaik
2) Intervensi Keperawatan :
Observasi
Terapeutik
optimal
Edukasi
(D.0037)
hasil:
2) Intervensi Keperawatan
Observasi
Terapeutik
Edukasi
55
bertahap Kolaborasi
loperamide, difenoksilat)
4. Pelaksanaan Keperawatan
5. Evaluasi Keperawatan
BAB III
atau nilai dari obyek atau kegiatan yang memiliki variasi tertentu yang
1. Bronkopneumonia
dan benda asing. Penyakit ini sering menyerang anak karena anak
belum dapat membentuk kekebalan tubuh sendiri. Pada kasus ini untuk
pasien.
2. Asuhan Keperawatan
BAB IV
a. Pengkajian Keperawatan
1) Anamnesa
Orang tua
mengatakan An. A demam mulai rabu
malam, demam muncul dari sore
hingga malam hari saja. Pagi hingga siang
hari tidak ada demam, dan An. A bermain
seperti biasanya. Di hari
selasa muncul batuk berdahak disertai
sesak, tetapi An. A tidak dapat
mengeluarkan dahaknya secara
mandiri. Kemudian di hari jumat tanggal
An. A di bawa oleh orang tuanya ke rs aws
jam 19.00 Pasien
mendapat obat penurun panas di
IRD. Setelah itu An. A masuk ruangan
rawat inap jam 20.00 WITA.
2) Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Umum
No Pemeriksaan Klien
1 Keadaan Umum Sedang
2 Kesadaran Compos Mentis (GCS: E4M6V5), akral hangat,
nadi teraba kuat
4 Status Gizi Berat badan An. A sesuai dengan usia dan tidak
ada penurunan berat badan saat anak sebelum
masuk rumah sakit maupun saat masuk rumah
sakit.
Berat badan An. A saat ini 11 kg, status gizi
baik TB : 82 cm, BB : 11 kg, LK : 46 cm, LLA
: 9 cm
5 Kulit Baik
6 Kuku Bersih
Pemeriksaan Fisik
No Pemeriksaan Klien
Inspeksi
1 Kepala Kepala :
Bentuk kepala simetris, ubun-ubun tidak
80
Palpasi
1 Leher Kelenjar getah bening tidak teraba, tiroid tidak
teraba, posisi trakea letak ditengah, tidak
ada kelainan
2 Dada Tidak ada nyeri tekan
3 Abdomen Tidak terdapat massa
ataupun tumor, nyeri tekan tidak ada
Auskultasi
1 Paru-paru Suara nafas ronchi
2 Jantung Irama jantung terdengar kuat dan teratur
5 5
81
3) Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan
No Klien
Penunjang
1 Laboratorium Pemeriksaan Lab darah lengkap tanggal 26 juli
2024
Hematologi Lengkap
Hemoglobin 10.6 g/dl
Leukosit 9.09 103/ul
Eritrosit 4.42 106/ul
Hematokrit 29.5 %
Trombosit 254 103/ul
4) Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Terapi
No Klien
1 Inf D5 ½ NS 38 cc/jam
2 Ampicilin Sulbactam 500 mg/6 jam (iv)
5) Data Fokus
No Klien
Data Subjektif
1 Orang tua mengatakan An. A masih batuk berdahak, saat posisi tidur
terlentang An. A merasa sesak, tidak bisa mengeluarkan dahaknya,
serta ada demam
Data Objektif
2 - An. A tampak gelisah
- An. A tidak mampu mengeluarkan dahaknya secara mandiri
- Terdengar suara napas ronchi (+)
- Terdapat retraksi dinding dada
- KU : sedang
- Kesadaran : Composmentis
- TTV
T : 38.1˚C
N : 112x/menit RR : 34x/menit SpO2 : 98%
- Terdengar suara seperti serak saat anaknya bernapas
- An. A nampak penggunaan otot bantu pernapasan
- Pola napas cepat dan dangkal
- Terpasang IV line cairan D5
½ NS 38cc/jam
- An. A tampak rewel
- Suhu tubuh diatas nilai normal
- Kulit tampak merah dan teraba hangat
83
6) Analisa Data
Data Objektif :
- An. A tampak gelisah
- An. A tidak mampu
mengeluarkan dahaknya
secara mandiri
- Terdengar suara napas
ronchi (+)
- Terdapat retraksi dinding
dada
- KU : sedang
- Kesadaran:
Composmentis
- TTV
T : 38.1 ˚C
N : 112x/menit
RR : 43x/menit
SpO2 : 98%
2 Data Subjektif : Hambatan Upaya Pola Napas Tidak
- Orang tua mengatakan Napas Efektif (D.0005)
An. A mengalami sesak
napas
- Orang tua mengatakan
saat posisi tidur
terlentang An. A
semakin merasa sesak
napas
Data Objektif :
- An. A nampak
penggunaan otot bantu
pernapasan
84
Data Objektif :
- An. A tampak rewel
- Suhu tubuh diatas nilai
normal
T : 38.1˚C
- Kulit tampak merah dan
teraba hangat
b. Diagnosa Keperawatan
Daftar Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas pada Klien dengan
Samarinda
No Hari/tanggal ditemukan
Manajamen Jalan
Napas (I.01011)
Observasi
1.1 Monitor pola
napas
86
(frekuensi,
kedalaman,
usaha napas)
1.2 Monitor bunyi
napas
tambahan (mis.
gurgling,
mengi,
wheezing,
ronkhi kering)
1.3 Monitor
sputum
Terapeutik
1.4 Atur posisi
semi-fowler
Berikan minum
hangat
1.5 Lakukan
fisioterapi
dada, jika perlu
1.6 Lakukan
penghisapan
lender kurang
dari 15 detik
1.7 Berikan
oksigen jika
perlu
Edukasi
1.8 Anjurkan
asupan cairan
2000ml/hari,
jika tidak
kontraindikasi
1.9 Ajarkan batuk
efektif
Kolaborasi
1.10 kolaborasi
pemberian
bronkodilator,
ekspektoran,
mukolitik, jika
perlu
2 minggu, Pola Napas Setelah dilakukan Pemantauan
28/7/202 Tidak tindakan keperawatan Respirasi (I.01014)
4 Efektif selama 3x24 jam Observasi
b.d diharapkan pola napas 2.1 Monitor
Hambatan (L.01004) membaik frekuensi, irama,
Upaya dengan kriteria hasil: kedalaman dan
Napas 1. Dispnea upaya napas
(D.0005) menurun 2.2 Monitor pola
2. Penggunaan napas
otot bantu napas 2.3 Monitor
menurun kemampuan
3. Frekuensi napas batuk efektif
dalam membaik
87
2.9 Kolaborasi
pemberian cairan
dan elektrolit
intravena, jika
perlu
3 senin, Pola Napas Setelah dilakukan Pemantauan
29/7/202 Tidak Efektif tindakan keperawatan Respirasi (I.01014)
4 b.d Hambatan selama 3x24 jam Observasi
Upaya Napas diharapkan pola napas 3.1 Monitor
(D.0005) (L.01004) membaik frekuensi, irama,
dengan kriteria hasil: kedalaman dan
1. Dispnea upaya napas
munurun 3.2 Monitor pola
2. Penggunaan napas
otot bantu napas 3.3 Monitor
menurun kemampuan
3. Frekuensi napas batuk efektif
dalam membaik 3.4 Monitor adanya
produksi sputum
3.5 Monitor adanya
sumbatan jalan
napas
3.6 Palpasi
kesimetrisan
ekspansi paru
3.7 Aukultasi bunyi
napas
3.8 Monitor saturasi
oksigen
Terapeutik
3.9 Dokumentasi
hasil pemantauan
Edukasi
3.10 Jelaskan tujuan
dan prosedur
pemantauan
3.11 Informasikan
hasil
pemantauan, jika
perlu
90
d. Pelaksanaan Keperawatan
Implementasi Keperawatan Klien dengan Bronkopneumonia di Instalasi Rawat
Waktu
No Tindakan Keperawatan Evaluasi Tindakan Paraf
Pelaksanaan
Klien
1 minggu,
28/7/2024
19.30
Melakukan pengkajian
kepada orang tua pasien
1.1 Mengidentifikasi 1.1 An. A tidak
kemampuan batuk mampu batuk
mengeluarkan
dahaknya
1.2 Memonitor adanya 1.2 batuk berdahak
20.00 retensi sputum
2.1 Memonitor frekuensi, 2.1 RR : 30 x/menit,
irama, kedalaman dan irama napas tidak
upaya napas teratur, pasien terlihat
sesak
2.7 Mengauskultasi bunyi 2.7 terdengar suara
napas napas tambahan
ronchi (+)
91
Hari /
Diagnosa Keperawatan Evaluasi (SOAP) Paraf
Tanggal
Klien
minggu Bersihan Jalan Napas S:
28 juli Tidak Efektif b.d Spasme - orang tua mengatakan An.
2024 Jalan Napas (D.0001) A masih ada batuk
berdahak
O:
- terdengar suara napas
ronchi (+), KU sedang,
akral teraba hangat, nadi
teraba kuat
- TTV
N : 108x/menit
T : 37.9˚C
RR : 30x/menit
SpO2 : 98%
- Terpasang IV line
39cc/jam cairan D5 ½ NS
A : masalah keperawatan
belum teratasi
P : lanjutkan Intervensi
1.1Identifikasi kemampuan
batuk
1.2 Monitor adanya retensi
sputum
1.3 Monitor tanda dan gejala
infeksi saluran napas
1.4 Monitor input dan output
cairan
1.5 Atur posisi semi-fowler
1.6 Jelaskan tujuan dan
prosedur batuk efektif
SpO2 : 98%
A : masalah keperawatan
belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
2.1 Monitor frekuensi, irama,
kedalaman dan uoaya napas
2.2 Monitor pola napas
2.7 Auskultasi bunyi napas
2.8 Monitor saturasi oksigen
S:
- Ibu mengatakan An. A
batuk sudah tidak
berdahak lagi
O:
- TTV :
N : 119x/menit
T : 36.5˚C
RR : 22x/menit
SpO2 : 98%
- Tidak ada otot bantu
pernapasan
A : masalah
keperawatan teratasi
97
B. Pembahasan
maupun kesenjangan antara teori dan hasil asuhan keperawatan pada klien
dengan Bronkopneumonia yang telah dilakukan sejak 28-juli 2024 s/d 30 juli
1. Pengkajian
dasar tentang klien dan membuat catatan tentang respons kesehatan klien
pada klien yaitu nadi 112 x/menit, respirasi 34 x/menit, saturasi oksigen
98% suhu 38,1˚C, pernapasan ronki.Hal ini sesuai dengan menurut teori
ditandai dengan batuk disertai sesak, demam tinggi, anak tampak gelisah
serta terdapat suara napas tambahan seperti ronki dan wheezing. Selaras
pula dengan teori yang diungkapkan Nurarif dan Kusuma (2015) yaitu
dari hasil penelitian Elsi dan Siska (2021) yang dilakukan pada kedua
sesak napas dan disertai demam tinggi. Penelitian ini sejalan dengan
tertinggi pada gejala klinis sesak (93,7%), diikuti dengan batuk (91,8%)
jumlah nikotin yang melekat pada selaput paru dan lapisan lain dan akan
99
mempermudah infeksi bronkopneumonia pada paru-paru. Sedangkan udara
yang tercemar dengan asap akan berdampak buruk pada kesehatan anak.
kasus yaitu pada klien mengalami demam pada awal sebelum masuk rumah
pernapasan cepat, terdapat suara napas tambahan dan klien tampak gelisah.
2. Diagnosa Keperawatan
jalan napas tidak efektif, pola napas tidak efektif, gangguan pertukaran gas,
napas (D.0001)
dan minor yaitu batuk tidak efektif, ronki, sputum berlebih, dispnea
jalan napas tidak efektif berhubungan dengan spasme jalan napas dapat
tanda mayor dan minor serta dibuktikan yang terjadi pada kedua klien
jalan napas, bersihan jalan napas ini juga disebabkan oleh sputum yang
(D.0005)
mayor dan minor yaitu pada klien didukung data ibu mengatakan
yaitu sekitar 80%-100% dari tanda mayor dan minor serta dibuktikan
mayor dan minor yaitu klien mengalami demam dimana suhu tubuh
berada diatas rentang normal klien (38.1˚C) kulit merah, dan kulit
terjadilah demam.
tanda mayor dan minor serta dibuktikan dengan karena adanya proses
(D.0111)
mempengaruhi defisit pengetahuan pada orang tua klien karena ini kali
3. Intervensi Keperawatan
kesenjangan antara tinjauan kasus dengan panduan SIKI PPNI (2019) dan
monitor tanda dan gejala infeksi saluran napas, terapeutik : atur posisi
maka intervensi yang sesuai pada bersihan jalan napas tidak efektif
oksigen jika perlu, edukasi : anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, ajarkan
105
teknik batuk efektif, kolaborasi : pemberian bronkodilator, ekspektoran,
perlu.
maka intervensi yang sesuai pada pola napas tidak efektif berhubungan
terapeutik :
106
membaik dengan kriteria hasil menggigil menurun, suhu tubuh anak dalam
rentang normal, tidak ada perubahan warna kulit, tidak terjadi kejang.
kolaborasi
kriteria hasil menggigil menurun, suhu tubuh anak dalam rentang normal,
tidak ada perubahan warna kulit, tidak terjadi kejang, dengan intervensi
hasil klien tidak menangis ketika melihat perawat, klien kooperatif dan mau
4. Implementasi Keperawatan
bersihan jalan napas tidak efektif pada kedua klien. Tindakan yang
retensi sputum, memonitor tanda dan gejala infeksi saluran napas, mengatur
dada,
109
dengan penurunan frekuensi napas, retraksi dinding dada menjadi tidak ada,
membaik.
hipertermia pada klien yaitu sesuai dengan intervensi yang telah dibuat
dan elektrolit intravena, jika perlu. Menurut teori Ridha (2014) bahwa
mengalami bronkopneumonia.
ansietas pada klien yaitu sesuai dengan intervensi yang telah dibuat.
dan Iskandar (2021) pencegahan terhadap trauma pada anak salah satunya
karena dapat membantu dalam menurunkan rasa cemas serta takut terhadap
anak.
yang telah direncanakan dengan baik, namun ada beberapa rencana yang
5. Evaluasi Keperawatan
2016).
hari pada klien. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan
spasme jalan napas pada klien teratasi pada hari ke 3 pada tanggal 30 juli
hari pada klien. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hambatan
upaya napas pada klien teratasi pada hari ke 3 pada tanggal 30 juli 2024
Klien setiap per 8 jam sebagian teratasi dan perencanaan tetap dilanjutkan.
teratasi pada hari ke 3 pada tanggal 30 juli 2024. Sesuai dengan kriteria
A. Kesimpulan
1. Pengkajian
tambahan seperti ronki dan wheezing dan klien tampak gelisah. Dari hasil
bronkopneumonia.
2. Diagnosa Keperawatan
diagnosa bersihan jalan napas tidak efektif, pola napas tidak efektif
136
137
3. Intervensi Keperawatan
kebutuhan klien.
4. Implementasi Keperawatan
intervensi yang sudah dibuat, sesuai dengan kebutuhan kedua klien dengan
Bronkopneumonia.
5. Evaluasi Keperawatan
B. Saran
1. Bagi peneliti
dan keluarga agar dampak dari penyakit ini bisa di cegah lebih lanjut.
DAFTAR PUSTAKA
Amin, Kuswardani, Setiawan. "Pengaruh Chest Therapy Dan Infra Red Pada
Bronchopneumonia." Jurnal Fisioterapi Dan Rehabilitasi, 2018: 9-16.
Amila, Jek Amidos Pardedei, Galvani Volta Simanjuntak, Yasinta L.A Nadeak.
"Peningkatan Pengetahuan Orang Tua Tentang Bahaya Merokok Dalam
Rumah Dan Pencegahan ISPA Pada Balita." Jurnal Pengabdian
Masyarakat, 2021: 69.
Muthahharah, Andi Nia. "Intervensi Tepid Sponge Pada Anak Yang Mengalami
Bronkopneumonia Dengan Masalah Hipertermi." Jurnal Media
Keperawatan, 2019: 103-108.
Nawafilaty, Tawaduddin. Elya Umi Hanik. Asah Asih Asuh. Tuban: Mitra Karya,
2018.
PDPI Lampung & Bengkulu. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Juni 14, 2017.
http://klikpdpi.com/index.php?mod=article&sel=7896. (accessed Februari
21, 2023).
PPNI, Tim Pokja SDKI DPP. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta:
Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia, 2017.
141
PPNI, Tim Pokja SIKI DPP. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta:
Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia, 2018.
PPNI, Tim Pokja SLKI DPP. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta:
Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia, 2019.
Rahayu, Suci Fitri. Mariani, Esme Anggeriyane, Sutrisari Sabrina N, Nur Hijrah
Tiala, Sulistiyani Prabu A, Qoriah N, Yofa Anggraini U, Lamria S, Ito
Wardin, Yuniske P, Wa Nuliana, Anis Laela M. Keperawatan Anak.
Padang: PT. Global Eksekutif Teknologi , 2022.
Safitri, Reza Wardana. Roro Lintang Suryani. "Batuk Efektif Untuk Mengurangi
Sesak Nafas Dan Sekret Pada Anak Dengan Diagnosa Bronkopneumonia."
Jurnal Inovasi Penelitian, 2022: 5751-5756.
Yanthi, Dwi. Fitri Annisa, Zulia Putri Perdani, Nurhusna, Yuli Lestari, Eva
Yuliani, Anis Laela Megasari, Anita Apriliawati, Sri Melfa Damanik.
Pengantar Keperawatan Anak. Medan: Yayasan Kita Menulis, 2022.