BENTUK & UKURAN BUMI,

SISTEM KOORDINAT,
DATUM,
Dan PROYEKSI PETA
Kosasih Prijatna

Kelompok Keahlian Geodesi

Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian
Institut Teknologi Bandung
 Bagian Pertama

BENTUK & UKURAN BUMI

dan
SISTEM KOORDINAT
TIMELINE BENTUK BUMI
BENTUK BUMI: perspektif sejarah

Bidang datar
Homer : sekitar 900 SM

Bola
Phytagoras : sekitar 600 SM

Ellipsoid
French Royal Academy of Science
(1734 1741 M)
Kosasih Prijatna, 2005
ERATOSTHENES (c. 250 BC)
 360
keliling s

s
radius

Menurut
Eratosthenes :

712

s 4400 stadia

1 stadia 160 meter

DIMENSI BUMI: perspektif sejarah

Radius Bola Bumi :

Eratosthenes (230 SM) : 6317 km

Posidonius (100 SM) : 5675 km

Khalifah Al-Mamum (900 M) : 7000 km

Snellius (1600 M) : 6160 km

Sekarang : 6371 km

Kosasih Prijatna, 2005

 TOPOGRAFI, GEOID & ELLIPSOID

Gauss, Listing, Helmert mengajukan

konsep bentuk pendekatan untuk
topografi permukaan bumi: GEOID

Geoid adalah bidang ekipotensial

gayaberat bumi

Realisasi: geoid dianggap berimpit

dengan mean sea level (MSL)

Ellipsoid = pendekatan untuk geoid

Kosasih Prijatna, 2005

 E L L I P S O I D
Kutub Utara

b
Rotational Biaxial
a
Ellipsoid

ekuator

Parameter-parameter bentuk dan dimensi ellipsoid :

Sumbu pendek : b
Sumbu panjang : a
Pegepengan : f = (a-b)/a
Kosasih Prijatna, 2005
Dimensi ellipsoid
G E O I D
BENTUK dan UKURAN BUMI
PENAMPANG EKUATORIAL
dari bumi (geoid global).
Pada gambar ini, perbedaan
dengan ellipsoid diperbesar
sekitar 10000 kali;
a adalah sumbu panjang
ellipsoid referensi,
Sekitar 6378 km.

Ref. Vanicek & Krakiwsky, 1986

Hasanuddin Z. Abidin, 2001

BENTUK dan UKURAN
BUMI
PENAMPANG MERIDIAN NOL
dari bumi (geoid global).
Pada gambar ini, perbedaan
dengan ellipsoid diperbesar
sekitar 10000 kali;
a adalah sumbu panjang
ellipsoid referensi,
Sekitar 6357 km.

Ref. Vanicek & Krakiwsky, 1986

Hasanuddin Z. Abidin, 2001

 Beberapa Ellipsoid
Thn. Nama Referensi
a (m) b (m) 1/f

1830 Airy 6377563 6356257 299.325

1830 Everest 6377276 6356075 300.802
1841 Bessel 6377397 6356079 299.153
1866 Clarke 6378206 6356584 294.978
1907 Helmert 6379200 6356818 298.300
1909 Hayford 6378388 6356912 297.000
1927 NAD-27 6378206.4 6356912 294.9786982
1948 Krassovsky 6378245 6356863 298.300
1960 WGS-60 6378165.0 6356783.3 298.3
1966 WGS-66 6378145 6356760 298.25
1967 GRS-67 6378160.0 6356774.5 298.247167427
1972 WGS-72 6378135.0 6356751 298.26
1980 GRS-80 6378137.0 6356752 298.257222101
1984 WGS-84 6378137.0 6356752 298.257223563

Kosasih Prijatna, 2005

Perbedaan antar
Model Bumi
Deviasi maks. (m)

Topografi - geoid 10000

Geoid ellipsoid (geosentrik) 100

Ellipsoid bola (geosentrik) 10000

Hasanuddin Z. Abidin, 2001

 SISTEM KOORDINAT

Posisi suatu titik dapat dinyatakan secara kuantitatif maupun

secara kualitatif.

Secara kuantitatif posisi suatu titik dinyatakan dengan koordinat,

baik dalam 1D, 2D, 3D, ataupun 4D.
Koordinat tidak hanya memberikan deskripsi kuantitatif tentang
posisi, tetapi juga pergerakan (trayektori) suatu titik.

Untuk menjamin adanya konsistensi dan standarisasi, perlu ada

suatu sistem dalam menyatakan koordinat sistem koordinat.

Sistem koordinat memudahkan pendeskripsian, perhitungan,

dan analisa, baik yang sifatnya geometrik maupun dinamik.

Hasanuddin Z. Abidin, 1997

 Sistem-sistem
Koordinat
y

P P
yP P
0
x
0 P xP
Sistem Koord. Geodetik Sistem Koord. Proyeksi
Z

P
P
h
ZP
Y

XP
YP
X
Sistem Koord. Geodetik Sistem Koord. Kartesia 3-D
 3-dimension
Z

Y
 Z Axis
Earths
Rotation
Axis
P

ZP
(0,0,0)
Y Axis
YP
 SISTEM KOORDINAT
Z GEODETIK
Parameter sistem koordinat :
Kutub Q
Lokasi titik nol sistem koordinat
Pusat hQ
Orientasi sumbu-sumbu koordinat
ellipsoid
ZQ Besaran yang digunakan untuk
mendefinisikan posisi titik pada
sistem koordinat tersebut
Y
Q Koordinat kartesian :
Q XQ
X (XQ , YQ , ZQ )
YQ
Koordinat geodetik :
(Q , Q ,hQ )

XQ (N hQ ) cos Q cos Q
= lintang geodetik
YQ (N hQ ) cos Q sin Q
= bujur geodetik
ZQ [N(1 e 2 ) hQ ] sin Q h = tinggi geodetik
N = jari-jari lengkung normal Hasanuddin Z. Abidin, 1997
Geoid, Ellipsoid dan
Tinggi Ortometrik
topografi
H
h
geoid (MSL)
N

ellipsoid

h = tinggi geodetik
H = tinggi ortometrik H=h-N
N = undulasi geoid

Kosasih Prijatna, 2005

GEOID INDONESIA dari
EGM-96

Kosasih Prijatna, 2005

Prinsip Penentuan Posisi
dengan GPS
Prinsip Penentuan Posisi
dengan GPS
Prinsip Penentuan Posisi
dengan GPS
Prinsip Penentuan Posisi
dengan GPS
Prinsip Penentuan Posisi
dengan GPS
Pada penentuan posisi dengan GPS,
diukur jarak-jarak dari empat satelit ke
titik P di permukaan bumi. Adapun
keempat persamaan jarak tersebut dapat
ditulis sebagai :
Konversi dari (X,Y,Z)
(,,h)

XQ (N hQ ) cos Q cos Q
YQ (N hQ ) cos Q sin Q
2
ZQ [N(1 e ) hQ ] sin Q

N = jari-jari lengkung normal

 Basic Positioning: Today

6-10 m

C/A Code on L1
Before May 2000:
25-100 m
USC-USDC (20
 Basic Positioning: Tomorrow

Better resistance to
interference

1-5 m Eliminates need for cos

DGPS in many non-safe
applications

C/A Code on L1
L2C Code on L2
New Code on L5 USC-USDC (2002)
APPLICATION: 3-D Crustal Motion GLOBAL POSITIONING
Tectonic motion
Ocean tides SYSTEM
Solid earth tides
Subsidence
Glacial isostatic adjustment
Monument stability
GPS Satellite
Orbits
Clocks

GPS Receiver
Propagation Clocks
Ionosphere Multipath
Troposphere Antenna phase
(wet & dry) center variation
 Precise Real-Time GPS:
Requirements
l Reliable communication channels (dedicated lines, spread-
spectrum radio, wireless Internet, satellite, FM sub-carriers, )

csubarya@bakosurtanal.go.id
Velocities Field in Indonesia

csubarya@bakosurtanal.go.id
csubarya@bakosurtanal.go.id
 Bagian Kedua

DATUM GEODETIK
 DATUM GEODETIK

Datum geodetik mendefinisikan :

bentuk dan ukuran ellipsoid referensi
lokasi titik pusat ellipsoid
orientasi (relatif) terhadap bumi
Orientasi sumbu putar ellipsoid secara klasik didefinisikan
sejajar terhadap sumbu putar (rata-rata) bumi.
Lokasi titik pusat ellipsoid :
tidak berimpit dengan pusat massa bumi (lokal)
geosentrik (global)
Secara kesepakatan (konvensi), meridian Greenwich
ditetapkan sebagai bujur nol.
SEBELUM ERA SATELIT .
. . . . . .
 DATUM GEODETIK
(Geosentrik)

Datum Geodetik mendefinisikan ellipsoid referensi (X,Y,Z)

dan hubungannya dengan Bumi (CTS), (XE,YE,ZE)
Hasanuddin Z. Abidin, 2001
8 Parameter Datum
Geodetik
(Geosentrik)
a dan f mendefiniskan bentuk dan ukuran
ellipsoid referensi,

Xo, Yo, Zo mendefiniskan koordinat

titik pusat ellipsoid terhadap pusat Bumi.

ex, ey, ez mendefiniskan arah-arah sumbu

X, Y, dan Z ellipsoid dalam ruang terhadap
sumbu-sumbu Bumi.

Hasanuddin Z. Abidin, 2001

WORLD GEODETIC SYSTEM
(WGS)
WGS-84 adalah - dari
salah satu realisasi 1984
CTS
Pertama kali WGS-84 direalisasikan dengan memodifikasi
kerangka referensi yang digunakan oleh sistem satelit Doppler
WGS-84 didefinisikan dan dipelihara oleh Defence Mapping
Agency Amerika Serikat sebagai datum geodetik global
WGS-84 adalah sistem referensi untuk koordinat satelit GPS
(Broadcast Ephemeris)
WGS-84 Digunakan oleh GPS sejak tahun 1987. Sebelumnya
digunakan WGS-72
Parameter ellipsoid WGS-84 :

Hasanuddin Z. Abidin, 2001

SISTEM KOORDINAT WGS-
84

Hasanuddin Z. Abidin, 2001

 Datum Peta di
INDONESIA
Era kolonial Belanda sampai awal 1970-an :
untuk Jawa dan Nusa Tenggara digunakan datum Genuk
di wilayah lainnya : datum masing-masing.
Di Indonesia terdapat banyak datum (lokal) !

Era 1974 1995 (Bakosurtanal) :

untuk seluruh Indonesia : Datum Indonesia 74 (DI 74)
titik datum berlokasi di Padang.
Di Indonesia terdapat satu datum (lokal) !

Era 1995 sekarang (Bakosurtanal) :

untuk seluruh Indonesia : Datum Geodesi Nasional 95 (DGN 95)
identik dengan WGS 84 (datum GPS)
Di Indonesia terdapat satu datum (global) !
 DATUM TOPOSENTRIK
DATUM (LOKAL)
TOPOSENTRIK
(LOKAL)
DATUM BESSEL
DATUM BESSEL GUNUNG SEGARA
BUKIT RIMPAH DATUM BESSEL
MONCONGLOWE

DATUM BESSEL DATUM HAYFORD

GENUK T21 SORONG

Ref. : Hafzal Hanief

(2002)
 Bagian Ketiga

PROYEKSI PETA
 PROYEKSI PETA
Proyeksi peta adalah model matematik untuk mengkonversi
posisi tiga-dimensi suatu titik di permukaan bumi ke representasi
posisi dua-dimensi di bidang peta (bidang datar).

Efek dari pengkonversian tersebut adalah terjadinya distorsi

pada aspek-aspek geometri permukaan bumi : luas, bentuk,
jarak, dan arah.

Setiap model proyeksi peta mempunyai kelemahan & kelebihan.

Tidak ada model proyeksi peta terbaik. Apabila satu atau dua
jenis distorsi diminimalkan, maka distorsi lainnya akan membesar.
Beberapa model proyeksi peta telah didesain optimal agar semua
jenis distorsi magnitudenya tidak terlalu besar.
Pembuat peta harus memilih model proyeksi peta yang sesuai
dengan kebutuhannya, dalam arti meminimalkan distorsi fitur-fitur
yang sekiranya penting.
Kosasih Prijatna, 2005
 PROYEKSI PETA

Flat Map
Cartesian coordinates: x,y
(Easting & Northing)

Curved Earth
Geographic coordinates: f,
(Latitude & Longitude)
Geographic and
Projected
Coordinates

(f, ) (x, y)
Map Projection
Shortest distance between two points????
Canada twice area of US
Greenland biggest island

Which is correct?

Canada same area as US

Australia biggest island
KELAS-KELAS PROYEKSI
PETA
Model Fisik Sifat distorsi
Proyeksi Silinder Konform
Menyinggung Sudut & bentuk tetap
Memotong
Ekivalen
Proyeksi Kerucut Luas tetap
Menyinggung
Memotong Ekidistan
Jarak tetap
Proyeksi Planar
Menyinggung Azimuthal
Memotong Arah tetap

Kosasih Prijatna, 2005

Prinsip dasar
Proyeksi Peta
 Bidang Proyeksi dan
Orientasinya
Normal Miring Transversal

Planar

Kerucut

Silinder
Tahapan Proyeksi
Peta

Hasanuddin Z. Abidin, 2000

Cylindrical Transverse Cylindrical Oblique Secant Cylindrical
Cylindrical

Conical Secant Conical Planar Secant Planar

PROYEKSI MERCATOR

Source: Longley et al. 2001

 PROJECTION
(Northern
Hemisphere)
Polar Axis North Standard
Central Meridian Parallel
South Standard
Parallel
Parallel of
Grid Origin
(Base Parallel)

http://ngs.ky.gov/pdf-ppt/BB/KySingleZone.ppt
 Transverse
Mercator (UTM)
Coordinate System
UTM system is transverse-secant cylindrical projection, dividing the surface of the
Earth into 6 degree zones with a central meridian in the center of the zone. each one
of zones is a different Transverse Mercator projection that is slightly rotated to use a
different meridian. UTM zone numbers designate 6 degree longitudinal strips
extending from 80 degrees South latitude to 84 degrees North latitude. UTM is a
conformal projection, so small features appear with the correct shape and scale is
the same in all directions. (all distances, directions, shapes, and areas are reasonably
accurate ). Scale factor is 0.9996 at the central meridian and at most 1.0004 at the
edges of the zones.
UTM coordinates are in meters, making it easy to make accurate calculations of short
distances between points (error is less than 0.04%)
Used in USGS topographic map, and digital elevation models (DEMs)
Although the distortions of the UTM system are small, they are too great for some
accurate surveying. zone boundaries are also a problem in many applications,
because they follow arbitrary lines of longitude rather than boundaries between
jurisdictions.
 Cylindrical
(Mercator)
Projection

CM: central meridian

AB: standard meridian
DE: standard meridian

-108
-102
-105
UTM Zone Numbers
 false easting

KOORDINAT SEMU
E = X + 500000 m
N=Y+0m (belahan bumi utara)
Y + 10000000 m (belahan bumi selatan)

false northing
equator 0 mN or
10,000,000 mS
Zona UTM di Indonesia
Mercator - 3o
(TM-3o)

CM: central meridian

AB: standard meridian
DE: standard meridian

102o
105o
103.5o
 Tataletak Zone
TM-3o (BPN)
Nomor Zone
TM-3o 46.2 47.1 47.2 48.1 48.2 49.1 49.2 50.1 50.2 51.1 51.2 52.1 52.2 53.1 53.2 54.1 54.2

Nomor Zone
U T M 46 47 48 49 50 51 52 53 54

Koordinat semu :
E = X + 200000 m
N = Y + 1500000 m
Hal-hal yang Harus
Diperhatikan
Dalam bekerja dengan koordinat titik-titik, harus
diketahui dengan pasti hal-hal sebagai berikut :

Posisi horisontal :
Datum geodetik yang dijadikan sebagai acuan
Ellipsoid referensi yang digunakan
Sistem proyeksi peta

Posisi vertikal :
Sistem tinggi yang dipakai
Bidang referensi tinggi yang digunakan
Ellipsoid referensi yang digunakan (tinggi geodetik)

Kosasih Prijatna, 2005

SELESAI