Hukum Kepailitan & Pkpu

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 16

HUKUM KEPAILITAN

&
PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG
(PKPU)

Oleh:
HARRY PONTO, S.H., LL.M.
Prinsip-prinsip Umum Hukum Kepailitan

Kalau hanya ada 1 kreditur dan debitur


tidak membayar, kreditur yang
bersangkutan dapat langsung
menggugat. Seluruh harta debitur
menjadi sumber pelunasan utang.

Maksud & Tujuan UUK

Permasalahan timbul kalau kreditur


lebih dari 1, Akan terjadi ketidakadilan
terhadap kreditur yang datang
belakangan.
Prinsip Dasar Penyelesaian Utang dalam UUK

1. Guna menghindari ketidakadilan, timbul lembaga kepailitan yang


mengatur tata cara yang adil mengenai pembayaran tagihan-tagihan
para kreditur dengan berpedoman pada Pasal 1131 s/d 1149
KUHPerdata. Pasal 1131 KUHPer : Semua harta menjadi jaminan
pembayaran utang. Pasal 1132 KUHPer: pada dasarnya pembagian
kekayaan debitur harus dilakukan secara pari passu pro rata parte,
kecuali ada hak yang didahulukan.

2. KUHPerdata mengatur prioritas antara pada kreditur dalam rangka


penyelesaian pembayaran utang kalau lebih dari 1 kreditur.

3. UUK mengatur pelaksanaan KUHPerdata jika debitur pailit.

4. Kepailitan: sita umum atas semua kekayaan Debitor pailit yang


pengurusan dan pemberesannya dilakukan oleh Kurator dibawah
pengawasan Hakim Pengawas (Ps. 1 ayat 1 UUK).
Sejarah Pengaturan Kepailitan Di Indonesia

1. Failliessements-verordening, Staatsblad
1905:217 Jo. Staatblad 1906:348
2. Perpu No. 1 th 1998 – Perubahan atas UU
Kepailitan, yang menjadi Undang-undang
berdasarkan UU No. 4 th 1998.
3. UU No. 37 th 2004 tentang Kepailitan & PKPU:
Mencabut dan menyatakan tidak berlaku lagi
Failliessements-verordening dan UU No. 4 th
1998 (Ps. 307).
Syarat-syarat Pailit
Pengadilan Niaga berwenang menyatakan debitur pailit
jika Pasal 2 ayat (1) UUK terpenuhi, yaitu:

1. Debitur mempunyai 2 kreditur atau lebih;

2. Debitur tidak membayar setidaknya 1 utang yang


telah jatuh tempo dan dapat ditagih.
Pengertian Debitor, Kriditor & Utang
DEBITOR  Orang yang mempunyai utang karena perjanjian atau
Undang-undang yang pelunasannya dapat ditagih dimuka
Pengadilan (Pasal 1 angka 3);

KREDITOR  Orang yang mempunyai piutang karena perjanjian atau


Undang-undang yang dapat ditagih dimuka Pengadilan (Pasal 1
angka 2);

UTANG  Kewajiban yang dinyatakan atau dapat dinyatakan dalam


jumlah uang baik dalam mata uang Indonesia maupun mata uang
asing, baik secara langsung maupun yang akan timbul dikemudian
hari atau kontinjen yang timbul karena perjanjian atau Undang-
undang yang wajib dipenuhi oleh debitor dan bila tidak dipenuhi
memberi hak kepada kreditor untuk mendapat pemenuhannya dari
harta kekayaan debitor (Pasal 1 angka 6).
Pengertian Utang yang telah Jatuh Tempo &
Dapat di Tagih
Kewajiban untuk membayar utang yang telah
jatuh tempo:

1. Karena telah diperjanjikan;


2. Percepatan waktu penagihan (akselerasi);
3. Pengenaan Sanksi atau denda;
4. Karena Putusan Pengadilan, Arbitrase.
Debitor Sendiri (Pasal 2 ayat 1)

Kreditor (Pasal 2 ayat 1)

Kejaksaan, untuk kepentingan umum


(Pasal 2 ayat 2)

Bank Indonesia, jika debitor adalah bank


(Pasal 2 ayat 3)

Pemohon Pailit Badan Pengawas Pasar Modal, jika debitor


perusahaan efek, bursa efek, lembaga kliring
& penjaminan, lembaga penyimpanan dan
penyelesaian
(Pasal 2 ayat 4)

Menteri Keuangan, jika debitor perusahaan


asuransi, perusahaan reasuransi, dana
pensiun, atau BUMN bergerak untuk
kepentingan umum
(Pasal 2 ayat 5)
Tangkisan Permohonan Pailit

1. Tidak ada Utang

2. Utang belum jatuh tempo

3. Tidak ada kreditur lain


Tangkisan Permohonan Pailit
1. Mengajukan Penundaan Kewajiban
Pembayaran Utang (PKPU)

2. Exceptio non adimpleti contractus


• Karena pihak yang satu tidak melakukan
kewajiban, pihak lain mempunyai hak
menghentikan kewajiban yang belum
dilaksanakan
Berakhirnya Kepailitan
1. Pembatalan oleh Putusan Kasasi atau PK

2. Likuidasi

3. Penutupan / Pencabutan: Hanya terdapat


sedikit atau sama sekali tidak ada aset

4. Perdamaian (homologasi)
PROSES PENGAJUAN PERMOHONAN PAILIT
Sidang Pemeriksaan
paling lambat 20 hari
Permohonan sejak Permohonan Putusan atas
Panitera daftar didaftarkan (Ps. 6 ayat 6) Permohonan harus
diajukan kepada
Permohonan dan buat diucapkan dalam 60 hari
KPN (Ps. 6 ayat 1) tanda terima tertanggal Dengan alasan cukup, setelah pendaftaran
yang sama (Ps. 6 ayat 2) Sidang dapat ditunda (Ps. 8 ayat 5):
sampai 25 hari sejak a. Dalam sidang terbuka
pendaftaran (Ps. 6 ayat 7) untuk umum
b. Bersifat serta merta
Panitera sampaikan (Ps. 8 ayat 7)
permohonan ke KPN
dalam 2 hari setelah
tanggal pendaftaran Sebelum putusan
diucapkan, atas Salinan Putusan
(Ps. 6 ayat 4) disampaikan kepada
permintaan Pemohon
(bukan Debitor) debitor, pemohon,
Pengadilan dapat: kurator dan hakim
Dalam 3 hari setelah pengawas dalam 3 hari
pendaftaran, Pengadilan: 1. Sita jaminan sebagian
atau seluruh aset setelah tanggal Putusan
1. Pelajari permohonan melalui surat kilat tercatat
2. Tentukan hari sidang Debitor; atau
2. Tunjuk kurator (Ps. 9)
(Pasal 6 ayat 5)
sementara untuk
awasi pengelolaan
usaha Debitor ,
Penggilan sidang pembayaran kepada
dilakukan 7 hari sebelum Kreditor, & Permohonan Kasasi dalam
sidang pertama pengurusan kekayaan 8 hari sejak Putusan
(Ps. 8 ayat 2) Debitor (Ps. 10 ayat 1) diucapkan (Ps. 11 ayat 2)
PROSES PENGAJUAN KASASI
Permohonan Kasasi: Sidang pemeriksaan
1. Pemohon: Debitor, Kreditor pihak paling lambat 20 hari
pada sidang tingkat pertama, sejak Permohonan
diterima MA PK dapat diajukan
Kriditor lain
(Ps. 13 ayat 2) jika:
(Ps. 11 ayat 3)
1. Memori Kasasi wajib disampaikan
1. Ada Novum
saat daftar (Ps. 12 ayat 1)
(waktu
2. Panitera beri tanda-terima sesuai Putusan MA paling perkara
tanggal daftar (Ps. 11 ayat 4) lambat 60 hari sejak diperiksa suda
permohonan diterima ada, tapi
MA & diucapkan dalam belum
Panitera wajib kirim permohonan & sidang terbuka untuk ditemukan)
Memori Kasasi ke Termohon dalam 2 umum
hari setelah tanggal daftar (Ps. 12 ayat (Ps. 10 ayat 3 & 4) 2. Kekeliruan
2) Permohonan didaftarkan
yang nyata

Panitera MA wajib (Pasal 295 ayat 2)


Termohon dapat ajukan Kontra sampaikan Putusan ke
Memori dalam 7 hari sejak Termohon Panitera PN dalam 3
terima Memori Kasasi (Ps. 12 ayat 3) hari sejak diucapkan
MA wajib (Ps. 13 ayat 6)
pelajari
Permohonan
Panitera wajib sampaikan berkas dan tetapkan
perkara ke MA dalam 14 hari sejak Juru sita PN wajib sampaikan
hari sidang
Permohonan didaftarkan slainan Putusan dalam 2 hari
dalam 2 hari
(Ps. 12 ayat 4) sejak diterima ke Pemohon,
sejak terima
Termohon, Kurator & Hakim
Permohonan
Pengawas (Ps. 13 ayat 7)
(Ps. 13 ayat 1)
PROSES PENINJAUAN KEMBALI

Terdapat Novum:
Termohon dapat ajukan
Dalam 180 hari sejak Jawaban dalam 10 hari sejak
Putusan berkekuatan Permohonan didaftar
hukum tetap Permohonan diajukan ke (Ps. 297 ayat 3)
(Ps. 296 ayat 1) Panitera (Ps. 296 ayat 3)
Permohonan PK disertai bukti pendukung
dan salinan untuk Termohon
Terdapat Kekeliruan Panitera wajib sampaikan
(Ps. 297 ayat 1)
yang nyata: jawaban ke Panitera MA
dalam 12 hari sejak
Dalam 30 hari sejak Permohonan didaftar
Putusan berkekuatan Panitera beri tanda tetima (Ps. 297 ayat 4)
hukum tetap sesuai tanggal daftar
(Ps. 296 ayat 2) (Ps. 296 ayat 4)
Putusan paling lambat 30
hari sejak Permohonan
diterima MA & diucapkan
Dalam 2 hari sejak
dalam sidang terbuka untuk
Permohonan didaftar,
umum
Panitera sampaikan:
(Ps. 298 ayat 1 & 2)
1. Permohonan ke
Panitera MA (Ps. 296
MA wajib sampaikan salinan
ayat 5)
Putusan kepada para pihak
dalam 32 hari sejak
2. Salinan Permohonan ke
Permohonan diterima
Termohon
panitera MA
(Ps. 297 ayat 2)
(Ps. 298 ayat 3)
Proses Pengajuan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU)
Permohonan PKPU:
1. Pemohon: Debitor, Kreditor
(Ps. 222 ayat 1); pihak tsb Pengadilan akan:
Dalam 21 hari sebelum sidang, Pengurus
dalam Ps. 2 ayat 2, 5 & Ps. 5 1. Tunjuk hakim pengawas
umumkan Putusan di Berita Negara dan minimal
(Ps. 223) 2. Angkat 1 atau lebih
2 di Surat Kabar yang ditunjuk oleh Hakim
2. Alasan: Debitor tidak pengurus (Ps. 225 ayat 2 &
Pengawas yang juga berisi:
dapat/perkirakan dengan 3)
1. Undangan untuk hadiri sidang
maksud ajukan rencana 3. Panggil Debitor dan
2. Tempat, tanggal dan waktu sidang
perdamaian (Ps. 222 ayat 2 & Kreditor ke sidang,
3. Nama Hakim pengawas
3) diselenggarakan paling
4. Nama alamat pengurus
3. Tanda tangan Permohonan lambat hari ke-45 setelah
5. Rencana Perdamaian (homologasi) jika ada
oleh Pemohon & Advokat (Ps. putusan PKPU sementara
(Ps. 226)
224 ayat 1), ditujukan ke (Ps. 224 ayat 4)
ketua PN (Ps. 6 ayat 1)

Rencana Perdamaian
ditolak
Panitera daftar Permohonan dan Pada sidang:
buat tanda terima tertanggal 1. Pengadilan dengan Debitor,
Hakim Pengawas, Pengurus PKPU tetap atau
yang sama (Ps. 6 ayat 2) Pailit
dan Kreditor (Ps. 228 ayat 1) perpanjangan ditolak
2. Pemungutan suara dilakukan
jika rencana perdamaian
Panitera sampaikan permohonan Waktu 270 hari terlewati
(homologasi) dilampirkan (Ps.
ke KPN dalam 2 hari setelah 228 ayat 2)
tanggal pendaftaran (Ps. 6 ayat 4) 3. Menyatakan Debitor Pailit,
jika tidak hadiri sidang (Ps.
Catatan:
224 ayat 5)
1. PKPU Sementara dan Tetap max 270 hari
Pengadilan harus kabulkan (Ps. 228 ayat 6)
PKPU sementara dalam: 2. Syarat PKPU tetap berikut perpanjangan:
1. 3 hari sejak pendaftaran, lebih dari ½ jumlah kreditor konkuren yang
jika pemohon adalah Rencana Perdamaian: mewakili sedikitnya 2/3 jumlah utang yang
Debitor (Ps. 225 ayat 2) 1. Pemungutan suara dilakukan hadir setuju; dan ketentuan yang sama
2. 20 hari sejak pendaftaran, bila Ps. 268 telah terpenuhi untuk kreditor separatis (Ps. 229 ayat 1)
jika pemohon adalah 2. Jika tidak, Kreditor tentukan 3. Syarat rencana perdamaian diterima sama
kreditor (Ps. 225 ayat 3) PKPU tetap (Ps. 228 ayat 4) dengan syarat PKPU tetap (Ps. 281 ayat 1)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai