0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
92 tayangan76 halaman

Presentation ESOPHAGUS

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 76

TUMOR ESOPHAGUS, LAMBUNG

DAN USUS HALUS

 dr. Juni Mitra, SpB (K) BD


ACHALASIA

 Achalasia adalah penyakit gangguan


motilitas esofagus
 Degenerasi neuron myenteric yang
menginervasi LES dan corpus esofagus
 patogenesis:
 autoimun?
 Viral?
 Familial?
Gambaran klinis
 Pasien antara usia 25 dan 60 tahun
 Distribusi jenis kelamin yang sama laki-
laki-dan perempuan
 Disfagia untuk makanan padat dan cair
adalah gejala yang paling umum, yang
dialami oleh lebih dari 90% dari pasien
 Regurgitasi adalah gejala yang paling
umum kedua, terjadi pada sekitar 60%
pasien
 regurgitasi nokturnal isi kerongkongan
dapat menyebabkan batuk malam hari dan
aspirasi
 Terjadi penurunan berat badan pada
penyakit stadium akhir
 Nyeri dada dilaporkan dalam 20% sampai
60% dari pasien
 Heartburn dilaporkan 30% pasien
akalasia.
 Mungkin terkait dengan iritasi pada lapisan
esofagus oleh makanan yang tertahan,
produk sampingan asam dan hasil
metabolisme bakteri.
Diagnosis
 CXR mungkin menunjukkan gambaran
udara-cairan
 Barium cukup melebar, Temuan klasik
adalah spt paruh burung
 Endoskopi atas adalah test diagnostik
berikutnya pada pasien dengan disfagia
atau dicurigai akalasia
 Temuan dapat meliputi:
◦ Dilatasi esofagus dengan tertahannya makanan dan sekresi cairan
◦ Normal pada 44% dari pasien dengan akalasia

 Kesulitan melintasi GEJ curiga


pseudoachalasia karena infiltrasi
neoplastik esofagus distal
Diagnosa
 Manometri esofagus memiliki sensitivitas
tertinggi untuk diagnosis akalasia:
◦ Aperistalsis esofagus distal
◦ Tidak ada relaksasi LES
◦ hipertensi LES
 Varian manometric dari akalasia :
◦ Yang paling dikenal adalah akalasia kuat
◦ Adanya normal kontraksi esofagus dengan amplitudo
tinggi dengan tidak relaksasinya LES
 Varian manometric dari akalasia :
◦ akalasia kuat dapat mewakili tahap awal dari akalasia

 Penyakit Chagas adalah infeksi yang


disebabkan oleh parasit Trypanosoma
cruzi yang dapat menyebabkan akalasia
sekunder
 Ca esophagus mirip akalasia melalui
obstruksi mekanik GEJ
Terapi
 Mengurangi tekanan basal LES
 Pilihan pengobatan :
 Terapi medis
 Injeksi toksin botulinum
 Dilatasi pneumatik
 Myotomy bedah
Terapi medical
 Tidak nyaman, kurang efektif, dan sering
dikaitkan dengan efek samping
 Untuk pasien yang menunggu atau tidak
dapat mentoleransi modalitas pengobatan
yang lebih invasif
 Terapi farmakologis menurunkan tekanan
LES dengan relaksasi otot polos
 Nitrat
◦ efek vasodilatasi sistemik dan sakit kepala
 Antagonis saluran kalsium memiliki profil efek
samping yang lebih baik bila dibandingkan
dengan nitrat
◦ 30% dari pasien melaporkan efek samping termasuk edema perifer,
hipotensi, dan sakit kepala
Toxin Botulinum
 Disuntikkan ke dalam LES merangsang
neuron asetilkolin yang menghasilkan
tonus otot basal LES
 Relatif sedikit efek samping
 Suntikan berulang, tingkat respons lebih
rendah dari injeksi awal
Dilatasi Pneumatik
 Dilatasi pneumatik tetap menjadi salah
satu terapi lini pertama yang paling efektif
untuk akalasia
 Kekambuhan jangka panjang 50% pada
10 tahun
 Komplikasi :
Gastroesophageal reflux 25-35%
Perforasi esofagus 3%
Surgical
 Tingkat keberhasilan lebih dari 90%
dengan ranap rumah sakit rata-rata hanya
beberapa hari
 Paparan asam merupakan komplikasi
bedah untuk akalasia
 Bahkan dengan myotomy, pasien tetap
memiliki beberapa tingkat disfagia sebagai
konsekuensi dari disfungsi peristaltik
esofagus
Surgical
 Kekambuhan disfagia pasca operasi lambat
disebabkan tekanan tinggi berulang pada
LES atau striktur akibat reflux asam
 Laparoskopi Heller myotomy
menunjukkan hasil yang sangat baik,
dengan 98% dari pasien melaporkan
perbaikan gejala pada 5,3 tahun
Komplikasi
 Obstruksi fungsional karena nonrelaxing
LES
 Malnutrisi progresif
 Aspirasi.
 Divertikula epiphrenic.
 Cancer.
◦ karsinoma sel skuamosa paling umum
◦ Prevalensi keseluruhan kanker kerongkongan di akalasia adalah
sekitar 3%
 Karsinoma sel skuamosa paling umum
 Prevalensi keseluruhan kanker esophagus
di akalasia adalah sekitar 3% dengan
kejadian sekitar 197 kasus per 100.000
orang per tahun
Esophageal Diverticula
 Paling sering diverticula karena gangguan
motorik primer atau kelainan dari UES
atau LES.
 Dapat terjadi di beberapa tempat di
Esophageal Diverticula

sepanjang esophagus.
 Tiga tempat yang paling umum terjadinya
adalah pharyngoesophageal (zenker),
peribronchial (midesophageal), dan
epiphrenic.
 True diverticula mengenai semua lapisan
dinding esofagus, termasuk mukosa,
submukosa, dan muskularis
 Divertikulum palsu terdiri dari mukosa
dan submukosa.
 Pulsion diverticula adalah diverticula palsu
karena tekanan intraluminal tinggi yang
dihasilkan dari gangguan motilitas normal
Divertikel Esophagus
 Diverticulum Zenker dan Divertikulum
epiphrenic termasuk kategori palsu,
pulsion divertikulum.
 Traksi atau true divertikula akibat
inflamasi eksternal kelenjar getah bening
mediastinum yang melekat ke esophagus
Pharyngoesophageal (Zenker's)
Diverticulum
 Paling sering.
 Pada pasien yang lebih tua dekade 7
 Ditemukan herniasi pada segitiga Killian ,
antara serat miring dari otot
thyropharyngeus dan serat horizontal
otot cricopharyngeus
Gejala dan Diagnosa
 Rasa Lengket di tenggorokan.
 Batuk yang mengganggu, air liur
berlebihan, dan disfagia intermiten sering
tanda-tanda penyakit progresif
 Regurgitasi berbau busuk
 Halitosis, perubahan suara, nyeri
retrosternal, dan infeksi saluran
pernapasan terutama usia lanjut.
 Aspirasi pneumonia.
 Abses paru
Diagnosis
 Diagnosis dibuat dengan barium
esophagografi
 Manometri esofagus atau endoskopi tidak
diperlukan untuk membuat diagnosis
divertikulum Zenker ini.
Terapi
 Pembedahan atau endoskopi : gold
standard
 Open repair meliputi:
◦ myotomy proksimal dan distal otot thyropharyngeus dan
cricopharyngeus
◦ diverticulectomy atau diverticulopexy
Diffuse Esophageal Spasme
 Gangguan hipomotilitas esofagus
 Paling sering pada wanita
 Patologi dasar terkait dengan kelainan
motorik esophagus 2/3 distal
 Kontraksi esofagus yang berulang-ulang,
simultan, dan amplitudo tinggi
Gejala
 Nyeri dada dan disfagia
 Gejala-gejala ini mungkin berhubungan
dengan makan atau olahraga dan dapat mirip
angina
 Pasien akan mengeluh tekanan meremas di
dada yang dapat menyebar ke rahang, lengan,
dan punggung atas
 Sering pada stres emosional tinggi
 Regurgitasi isi esofagus dan air liur,refluks
asam -
Diagnosa
 Esophagografi dan Manometric Esophagus
Terapi
 Terutama non bedah, dan intervensi
farmakologis atau endoskopi lebih disukai
 Pembedahan pada pasien dengan episode
berulang disfagia dan nyeri dada yang tidak
respon pengobatan
Barrett's Esophagus
 Barrett's Esophagus :
◦ Perubahan epitel kolumnar menjadi epitel
skuamosa berlapis yang terdapat di esofagus
distal akibat refluk asam lambung.
 Kronis gastroesophageal :
◦ Epitel skuamosa rusak
◦ Metaplasia kolumnar
 10% pasien dengan GERD berkembang
esophagus Barret.
 40 kali lipat resiko untuk menjadi kanker
esophagus.
Gejala
 Banyak pasien asymptomatik
 Pasien datang dengan gejala GERD, mulas,
regurgitasi, rasa asam atau pahit di mulut,
bersendawa berlebihan, dan gangguan
pencernaan.
Diagnosa
 Diagnosis BE dibuat dengan endoskopi
dan pemeriksaan patologi
Diagnosis dan Terapi
 Surveilan endoskopi tiap tahun
 Untuk displasia ringan, endoskopi tiap 6
bulan untuk tahun pertama dan kemudian
tahunan
 Pembedahan membuat LES kompeten
dan mengembalikan barrier refluks
 Regresi metaplasia menjadi mukosa
normal hingga 57% pada pasien yang
menjalani operasi antireflux
 reseksi esofagus hanya disarankan untuk
pasien high grade displasia
 40% risiko untuk adenokarsinoma dalam
fokus high grade displasia
Leiomyoma

 Leiomioma merupakan 60% dari semua


tumor jinak esofagus.
 Pria lebih sering daripada wanita dan
cenderung pada dekade 4 dan 5.
 Lebih dari 80% ditemukan pd 2/3 distal
dari esophagus.
 Biasanya soliter dan intramural,
menyebabkan gejala ketika membesar.
 Dikelompokan sebagai tumor stroma
gastrointestinal (GIST)
 GIST adalah tumor mesenchymal paling
umum dari saluran pencernaan dan bisa
jinak atau ganas
 Hampir semua tumor GIST terjadi dari
mutasi onkogen c-KIT(CD117).
Gejala dan Diagnosis
 Banyak Leiomioma tidak menunjukkan
gejala
 Disfagia dan rasa sakit adalah gejala yang
paling umum dan dapat terjadi bahkan dari
tumor kecil
 Rontgen dada biasanya tidak membantu
Barium esophagogram, leiomioma
memiliki penampilan yang khas.
 Pada endoskopi tampak kompresi
ekstrinsik dan mukosa utuh
 Diagnosis juga dapat dilakukan dengan
USG endoskopik (EUS), yang akan
menunjukkan massa hypoechoic di
submukosa atau muskularis propria
Terapi
 Konservatif pada pasien dengan tumor
kecil (<2 cm), tumor tanpa gejala atau
kondisi komorbiditas signifikan lainnya.
 Pada sebagian besar pasien, reseksi bedah
dianjurkan.
CARCINOMA OF THE
ESOPHAGUS
 Paling cepat berkembang di negara-negara
barat
 AS, adenokarsinoma esofagus tercatat
70% dari pasien dengan kanker
kerongkongan
Faktor resiko
 Dari sel skuamosa mukosa esophagus dan
ditemukan 70% pada 2/3 atas dan tengah
esofagus.
 Merokok dan alkohol meningkat 5 kali lipat
 Nitrosamin dalam acar dan makanan yang diasap.
 Konsumsi jangka lama minuman panas.
 Tertelan zat kimia cair, akalasia, bulimia, tylosis,
sindrom Plummer-Vinson, radiasi eksternal, dan
divertikula esofagus.
 Tingkat kelangsungan hidup 5 tahun bervariasi
70% dengan lesi polipoid dan 15% dengan tumor
lanjut.
Gejala
 kanker stadium awal mungkin tanpa gejala
atau mirip GERD
 Kebanyakan pasien kanker esophagus
datang dengan disfagia dan penurunan
berat badan
 Distensibility esofagus, massa dapat
menghambat dua pertiga dari lumen
sebelum gejala disfagia muncul..
Gejala
 Tersedak, batuk, dan aspirasi dari fistula
trakeo, serta suara serak dan kelumpuhan
pita suara dari invasi langsung ke saraf
adalah tanda-tanda penyakit lanjut
 Metastasis sistemik ke hati, tulang, dan
paru-paru dapat diikuti kuning, nyeri yang
berlebihan, dan gangguan pernafasan.
Diagnosis
 Radiologi
 Prosedur endoskopi
 Teknik bedah minimal invasif
.
Esophagogram
 Temuan klasik lesi apple-core pada pasien
dengan kanker esophagus
 Esophagogram tidak spesifik untuk kanker,
Terapi
 Chemotherpay

 Radiation therapy

 Chemo-radiotherapy

 Surgical resection
Tumor Lambung
Benign Benign
 Polyps  Polyps
◦ Hyperplastic ◦ Hyperplastic
◦ Fundic gland ◦ Fundic gland
◦ Neoplastic ◦ Neoplastic
◦ Multiple ◦ Multiple
 Tumors  Tumors
◦ Leiomyomas ◦ Leiomyomas
◦ Lipomas ◦ Lipomas
◦ Heterotopic pancreas ◦ Heterotopic pancreas
GASTRIC POLYPS

 Hyperplastic polyps
Benign
 Polyps
◦ Hyperplastic
◦ Fundic gland
◦ Neoplastic
◦ Multiple
 Tumors
◦ Leiomyomas
◦ Lipomas
◦ Heterotopic pancreas
GASTRIC POLYPS
 Fundic Gland
◦ Lesi kecil di fundus
 Hyperplasia normal kelenjar fundus
◦ Sering dihubungkan dengan FAP
 Penting sebagai penanda penyakit lain
GASTRIC POLYPS
 Neoplastic polyps
◦ Types
 Tubular
 Villous (often larger - > 2cm - and malignant)
◦ Macroscopically
 Sering di antrum
 Pedunculated dengan potensial malignant
 Solitary, besar dan ulcerasi
◦ Terapi
 removal endoskopi jika tidak ada keganasan diidentifikasi
 Eksisi pada fokus ganas
GASTRIC POLYPS
 Multiple gastric polyps
◦ Jarang
 Adenomatous and hyperplastic polyps
 20% insiden adenocarcinoma
◦ Terapi
 Pada corpus and antrum – distal gastrectomy
 Total gastrectomy
◦ Kadang dihubungkan dengan Polyposis syndromes
 FAP
 Gardner
 Peutz-Jeghers
 Cowden
 Cronkhite Canada
GASTRIC LEIOMYOMA
 Insidens 16% at autopsy
 Patologi
◦ Muncul dari smooth muscle GIT tract
 Susah dibedakan dari GIST
◦ 75% benign
 Perbedaannya pada mitotic index
 Penonjolan lesi besar dengan ulkus sentral
 Biasanya dengan perdarahan
 Pengobatan eksisi lokal dengan batas 2-3
cm
GASTRIC LIPOMA
 Lesi subcutaneus jarang
◦ Asymptomatic
◦ Pada routine endoscopy
◦ Tak perlu terapi
ADENOCARCINOMA
OF THE STOMACH
 Penurunan insiden di dunia Barat
◦ HP terkait ok gastriti atrofi kronis
◦ Juga terkait dg :
 Rendah makan sayur dan buah
 Diet tinngi karbohidrat
 Lebih banyak laki-laki( 3 : 1 )
 Histologi
◦ Sering adenocarcinoma
◦ Squamous cell carcinoma dari oesophagus
 Pada fundus and cardia
ADENOCARCINOMA
OF THE STOMACH
 Tipe Histologi :
◦ Ulcerated carcinoma (25%)
 Ulkus dalam dengan tepi yang dangkal
 Biasanya melalui semua lapisan lambung
◦ Polipoid carcinoma (25%)
 Intraluminal tumors, besar
 Metastasis lambat
◦ Superficial spreading carcinomas (15%)
 Terbatas pada mucosa dan sub-mucosa
 Metastasis 30% pada saat diagnosi
 Gejala dan tanda :
◦ Rasa tak nyaman sukar dibedakan dari
dispepsia.
◦ Anorexia
 Penurunan BB
◦ Pada std akhir :
 Epigastric mass
 Haematemesis
◦ Metastasis
 Vircho node in neck
 Blumer shelf in rectum
 Pembedahan tindakan terbaik
◦ Std lanjut pembedahan sia-sia
◦ Paliatif kontroversi pada :
 Haemorrhage
 Gastric outlet
Gastrectomy :
 Splenectomy sering dilakukan ok invasi lsg
 Distal partial gestrectomy tumor antrum.
 Total gastrectomy pd tumor lebih prox.
 Prognosis overall 12% 5 year survival
◦ 90% untuk stage I .
GASTRIC LYMPHOMA
 5% dari primary gastric neoplasma
 2 different types of lymphoma
◦ Lymphoma sistemik yang mengenai lambung
(32%)
◦ Bagian dari GIT (MALT Tumors)
 10 – 20% lymphomas muncul di abdomen
 50% berasal dari lambung
GASTRIC LYMPHOMA
Primary MALT
 Pada saat datang :
◦ >10 cm (50%)
◦ > 1 focus (25%)
◦ Ulcerated (30 – 50%)
 Metastasis sama dengan gastric carcinoma
 Terapi :
◦ Pembedahan pada pasien tanpa invasi sistemik
 Wajib pada high grade lesions
 Tidak selalu pada low grade lesions
 Total gastrectomy dan en-block pada organ yang terlibat
Pertahankan duodenum dan oesophagus
◦ Reseksi Paliatif pada penyebaran ke intra-
abdomen
 Baik untuk perdarahan, obstruksi dan perforasi
◦ Kombinasi Radiasi dan Kemoterapi pada sebagian
besar pasien.
GASTRIC SARCOMA
 1 – 3 % dari gastric malignancies
 Termasuk :
◦ Leiomyosarcoma
◦ Leiomyoblastoma
◦ GIST
Duodenum
Benign
 Brunners gland adenoma
 Leiomyoma
 Carcinoid
 Heterotopic gastric mucosa
 Villous adenoma
Malignant
 Peri-ampullar adeno CA
◦ Duodenum
◦ Cholangio
◦ Pancreatic head
 Leiomyosarcomas
 Lymphomas
DUODENUM
Benign tumors
 Brunners gland adenomas
◦ Small submucosal
 Sessile and pedunculated variants
◦ Posterior wall junction D1 & D2
◦ Keluhan ok perdarahan dan obstruksi.
 Leiomyoma
◦ Asymptomatic
 Carcinoid
◦ Paling active (gastrin, SS and serotonin)
◦ Simple excision
 Heterotopic gastric mucosa
◦ Multiple small mucosal lesions
◦ Klinis ringan
 Villous adenoma
◦ Perdarahan saluran cerna
◦ Obstruksi ampulla dengan jaundice
◦ Resiko keganasan tinggi (50%)
◦ Endoscopic snaring or local excision
DUODENUM
Malignant tumors
 Lokasi pada descending duodenum
 Symptoms
◦ Nyeri ,obstruksi, perdarahan dan jaundice
◦ Lebih cepat dari caput pancreas
 Treatment
◦ Pancreatico-duodenectomy pada lesi kecil
 Prognosa lebih baik dari ca pancreas
◦ Palliative bypass procedures jika resectable
◦ Radiotherapy untuk penyakit lanjut
DUODENAL DIVERTICULAE
 Incidence
◦ 20% saat autopsy
◦ 5 – 10% pada pemeriksaan upper GIT
 Pulsion diverticulae
◦ 90% pada pinggir medial duodenum
◦ Soliter dan 2.5 cm dari ampulla
◦ Dengan gallstones and gallbladder disease
 Pseudo-diverticluae
◦ D1 duodenum
 Gejala :
◦ Nyeri berulang post-prandial dan dyspepsia
 Komplikasi :
◦ Perdarahan dan perforasi
◦ Panceatitis
◦ Jaundice
 Surgery :
◦ Dissection, removal and closure (even with
perforation)
◦ Invasi Bilier : cholidochoduodenostomy
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai