0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
254 tayangan31 halaman

Visual Display Terminal (VDT) : Dalam Bekerja

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 31

Visual Display Terminal (VDT)

dalam Bekerja

Kelompok 5
Ergonomi Faal Kerja kelas B
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Jember
Pembahasan

Pengindraan dalam Ergonomi Pengertian VDT dan Komputer


01 04
Sistem Penglihatan

Faktor yang Mempengaruhi


Computer Visual Syndrome
Kemampuan Penglihatan
02 05

Keterbatasan dalam Sistem


Mencegah VDT dalam Ergonomi
Penglihatan
03 06

2
Pengindraan dalam
Ergonomi
Pengantar

Manusia dilengkapi dengan pancaindra, yang memiliki fungsi masing-masing. Yang secara umum,
berfungsi untuk membantu manusia berinteraksi dengan lingkungannya dan berkarya dalam
kehidupannya.

Pengindraan merupakan proses pertama yang dilakukan manusia dalam bekerja. Proses ini
semakin penting untuk dipahami dalam ergonomi karena manusia memiliki kemampuan dan
keterbatasan, yang berbeda-beda antar manusia.

Melalui pancaindra, manusia mampu menerima informasi dari sekitarnya, baik dari rekan kerja,
mesin, alat kerja, papan informasi, atau lingkungannya. Namun pada kondisi aktual, sering kali
manusia tidak dapat menerima informasi tersebut secara baik. Hal ini dapat diakibatkan oleh
beberapa faktor, yaitu:
1) Gangguan pada kemampuan pengindraan
2) Rendahnya kualitas informasi yang diterima
3) Kondisi lingkungan yang tidak mendukung.
4
Sistem Penglihatan

A. Cahaya B. Pengukuran Cahaya


 Dengan adanya cahaya, manusia mampu melihat.  Besaran cahaya dikenal dengan illuminance dengan satuan lux
 Pencahayaan yang buruk pada tempat kerja mengakibatkan (lx) atau foot candle (ft.cd), dapat diukur oleh alat light meter atau
berkurangnya kemampuan mata melihat dengan jelas, dan jika lux meter. Yang kemudian dibandingkan dengan standart yang
dipaksa terus-menerus akan berdampak pada kelelahan mata dan berlaku berdasarkan jenis pekerjaannya untuk menentukan apakah
ketegangan saraf penglihatan. suatu pencahayaan pada tempat kerja tersebut cukup atau tidak.

 Cahaya yang berlebihan, baik langsung dari sumber cahaya  Cahaya yang dipantulkan oleh benda atau meja kerja kemudian
maupun hasil pantulan, dapat mengakibatkan silau. diterima oleh mata, disebut sebagai luminasi, yang dipengaruhi oleh
 cahaya yang secara visual tampak bagi manusia memiliki panjang illuminance, serta kemampuan reflektasi.
gelombang berkisar antara 400-700 nm, dengan spektrum warna
melingkupi ungu, biru, hijau, kuning dan merah (berurut dari
panjang gelombang yang paling pendek).
5
lanjutan
C. Mekanisme Penglihatan

6
Faktor yang
Mempengaruhi
Kemampuan
Penglihatan
Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Penglihatan

A. Ketajaman visual B. Kemampuan Akomodasi Mata C. Usia


 adalah kemampuan mata untuk dapat melihat Mata melakukan akomodasi atau Faktor usia mempengaruhi kemampuan
suatu objek dengan terperinci.
perubahan bentuk lensa untuk sistem penglihatan, yaitu melalui suatu
 Dipengaruhi oleh kondisi objek yang akan dilihat melihat benda dengan fokus. kondisi bahwa pertambahan usia
(jarak, intensitas cahaya yang dipantulkan objek, mempengaruhi kepekaan terhadap
Ketika gambar di retina menjadi
dan kecepatan gerak objek), ketajaman
kabur, sistem penglihatan kontras cahaya dan kekuatan mata untuk
karakteristik mata dan kemampuan akomodasi.
berupaya untuk meningkatkan berakomodasi karena lensa berkurang
 Memiliki beberapa sifat, yaitu meningkat sesuai
ketajaman dengan akomodasi, elastisitasnya, memburuknya fungsi otot,
dengan tingkat pencahayaan, meningkat seiring
dilakukan oleh otot cilicary, yaitu dan berkurangnya kecepatan akomodasi.
dengan tingkat kontras dan menurun sejalan
dengan bertambahnya usia. otot kecil yang melekat pada Hal ini pada akhirnya dapat mengganggu
lensa. performansi dalam bekerja.
metode yang digunakan untuk mengukur
ketajaman visual dengan melakukan tes 8
menggunakan snellen chart.
Keterbatasan dalam
Sistem Penglihatan
A. Kepekaan terhadap Kontras Cahaya

Adalah kepekaan mata untuk membedakan terang/gelap suatu benda terhadap yang ada
atau lingkungannya sehingga masih dapat terdeteksi (Wickens dkk., 2004) .

Kontras dari suatu pola visual biasanya dinyatakan sebagai rasio dari perbedaan antara daerah
terang (L) dan gelap (D). Nilai rasio kontras berbanding lurus dengan sensitivitasnya sehingga
semakin besar nilai rasio kontras, semakin besar pula sensitivitasnya.

Dalam ergonomi, kepekaan terhadap kontras cahaya ini menjadi salah satu pertimbangan penting
dalam perancangan teks, tulisan, dan papan informasi yang baik.

10
lanjutan

B. Kelelahan Mata

 Mata akan berkurang kemampuannya saat lelah.


 pekerjaan melihat objek dari jarak dekat akan memberikan kelelahan mata yang
jauh lebih besar dibandingkan dengan melihat objek dalam jarak yang relatif lebih
jauh.

C. Kemampuan Membedakan Warna

 Setiap benda memiliki ciri khasnya masing-masing yang dapat terlihat dari warna.
 Untuk dapat melihat dengan jelas, diperlukan kondisi pendukung yaitu : warna dapat dilihat
dalam kondisi penerangan yang baik dan kemampuan mata dalam membedakan warna.
Suatu rancangan yang ergonomis harus mengantisipasi adanya kemungkinan
keterbatasan pengguna dalam membedakan warna. Salah satu strateginya adalah dengan
tidak menjadikan warna sebagai satu-satunya pembeda. 11
Pengertian VDT dan
Komputer
Visual Display Terminal adalah bagian dari komputer
yang biasa menyebabkan ketidaknyamanan pada
operator komputer (Siswanto A, 1994)
 Ketidaknyamanan yang biasanya dihasilkan dari VDT
berupa kesilauan (glare).
 Kesilauan dapat disebabkan oleh permukaan yang
mengkilap sehingga pantulan cahaya mengenai mata
operator serta penempatan lampu (sumber penerangan)
yang tidak tepat.

Komputer

berasal dari kata ‘to compute’ yang berarti berhitung. Secara luas, adalah suatu alat hitung dengan konstruksi
elektronika yang mempunyai storage internal (tempat penyimpanan) dan bekerja dengan bantuan sistem operasi
(operating system) menurut program-program yang diberikan kepadanya.

13
Computer Visual
Syndrome
Pengertian

Kelelahan Mata

 menurut Ilmu Kedokteran adalah gejala yang diakibatkan oleh upaya


berlebihan dari sistem penglihatan terutama otot-ototnya yang berada dalam
kondisi kurang sempurna dipaksa bekerja keras untuk memperoleh
ketajaman penglihatan

Computer Vision Syndrome

 adalah kondisi fisik mata yang dirasa kurang nyaman meliputi beberapa gejala
oleh beberapa individu setelah dua jam atau lebih menatap ke layar digital. Hal
ini dikaitkan dengan aktivitas menggunakan perangkat yang memiliki layar
digital dengan jarak pandang dekat dan menengah.

15
Faktor Risiko Computer Vision Syndrome

Faktor Lingkungan Frekuensi berkedip


Pada umumnya dipengaruhi oleh pencahayaan ruangan, Kebanyakan orang berkedip sebanyak 10 – 15 kali
pada lingkungan kerja yang menggunakan VDT (Visual
dalam satu menit. Terjadi penurunan frekuensi
Display Terminal) atau sering juga disebut dengan monitor
berkedip pada individual yang menggunakan
sering menggunakan penerangan yang tinggi. Terdapat
komputer hal ini disebabkan karena konsentrasi
pengaruh antara penerangan yang baik dan buruk
terhadap mata
pada hal yang dilakukan pada komputer.

Jenis Kelamin Usia

Prevalensi mata kering yang merupakan salah satu Produksi air mata mengalami penurunan dengan
meningkatnya usia. Menurut survei The Vision Council,
gejala CVS dua kali lebih sering dialami perempuan ketegangan mata digital yang paling umum terjadi di antara
dibandingkan laki – laki. Hal ini karena penipisan tear orang dewasa berusia 18 hingga 34, tetapi masih sangat
film pada wanita terjadi lebih cepat dibandingkan umum di kalangan mereka yang berusia 35 sampai 54.
ketegangan mata digital biasanya menurun setelah usia 55,
pada pria. kemungkinan karena berkurangnya penggunaan komputer.

16
Faktor Risiko Computer Vision Syndrome

Lama Penggunaan Komputer Waktu di Depan Layar Digital


Studi menunjukan bahwa terdapat hubungan antara tingginya
Menghabiskan hanya dua jam berturut-turut pada perangkat
prevalensi gejala visual terhadap individual yang menggunakan
digital dapat menyebabkan ketegangan mata dan kelelahan.
komputer lebih dari 4 jam dalam sehari. (Rosignol et al, 1987).
Penggunaan komputer tanpa diselingi waktu istirahat dapat
menurunkan kemampuan akomodasi mata sehingga gejala dari
Computer Vision Syndrome ini semakin berat.

Lama Istirahat Setelah Pemakaian Komputer Penggunaan kacamata

Penelitian menunjukan bahwa penggunaan komputer yang Individu dengan masalah penglihatan yang ada seperti
diselingi istirahat menurunkan gejala yang muncul pada mata. astigmatisme, rabun jauh dan presbiopi dipaksa untuk menangani
penggunakan komputer yang diselingi istirahat selama 5 masalah penglihatan mereka yang abnormal sementara pada saat
sampai 10 menit secara teratur memberikan hasil yang lebih bersamaan berfokus pada kompleksitas konten digital dan layar
baik dibandingkan istirahat setiap dua atau tiga jam. monitor.

17
Faktor Risiko Penyebab Computer Vision Syndrome

Penggunaan Lensa Kontak Faktor Komputer


Penggunaan lensa kontak menyebabkan peningkatan Dipengaruhi oleh tiga hal yaitu : posisi monitor,
penguapan lapisan airmata yang diikuti dengan suatu sudut dan jarak penglihatan serta jenis komputer
kompensasi berupa peningkatan osmolaritas dari lapisan air
mata yang pada akhirnya menimbulkan jejas pada
permukaan mata.

Tipografi Display Visual Sinar Biru

CVS dipengaruhi oleh ukuran huruf, warna kontras Berasal dari sinar matahari, Lampu neon, CFL
dan latar, warna tulisan, jenis huruf yang (compact fluorescent light), Lampu LED, layar
digunakan, tinggi huruf, serta lebar spasi pada datar LED televisi, Monitor komputer, ponsel
layar monitor. pintar, dan layar tablet

18
Patofisiologi

Gambar pada layar komputer yang memiliki kontras yang tidak baik, selain itu karakter pada
komputer terbuat dari pixels yang menyebabkan layar terang dibagian tengah dan redup dibagian tepi,
sehingga berakibat mata sulit untuk fokus. Hal ini menyebabkan mata harus meningkatkan kemampuannya
untuk lebih fokus (continuous focusing), peningkatan frekuensi pergerakan bola mata (ocular motility) dan
terjadi peningkatan pergerakan otot (muscular activity). Agar mata dapat kembali untuk fokus, mata akan
menjadi tegang. Hal ini menyebabkan terjadinya peningkatan kerja dari otot ciliaris mata yang
mengakibatkan mata lelah. Mata yang lelah juga mengakibatkan penurunan frekuensi berkedip sehingga
mata menjadi kering ( <5 N= 15/ menit). Dalam usaha untuk mempertahankan agar mata tetap fokus, postur
tubuh yang terus berubah atau postur yang salah dapat menyebabkan ketegangan otot pada leher dan
spinal cervical. Hal ini memicu terjadinya nyeri pada leher dan punggung.

19
Gejala Computer Vision Syndrome

Gejala Astenopia (Mata Gejala yang berkaitan dengan


Tegang) permukaan okuler
terdiri dari mata lelah, mata terasa berat, mata
kering, mata merah, dan nyeri
Astenopia terbagi menjadi dua tipe yaitu
kepala. 1 2 terdiri dari mata berair, mata teriritasi,
mata kering dan akibat penggunaan
lensa kontak.
akomodatif dan muskular.

Gejala Visual Gejala Ekstraokuler

terdiri dari penglihatan kabur, penglihatan


ganda (diplopia) , presbiopia, dan kesulitan
3 4 Yaitu gangguan musculoskeletal diantaranya
adalah nyeri atau kaku pada leher, nyeri
untuk memfokuskan penglihatan. atau kaku pada punggung bawah, kaku
pada pergelangan tangan, tangan maupun
jari – jari.

20
Mencegah VDT
dalam Ergonomi
Faktor Karakteristik Pekerja

A. Kelainan Refraksi B. Usia C. Durasi Kerja


 adalah keadaan bayangan tegas tidak  Berkurangnya kemampuan Waktu kerja bagi seseorang
dibentuk pada retina, dengan keluhan sakit akomodasi mata biasanya pada usia menentukan efisiensi dan
kepala terutama di daerah tengkuk atau dahi, 45–50 tahun. dan kekurangan- produktivitasnya, dan lamanya seseorang
mata berair, cepat mengantuk, mata terasa kekurangan lain pada mata dapat bekerja sehari yang baik pada umumnya
pedas, pegal pada bola mata, dan penglihatan diperbaiki dengan bantuan kacamata.
adalah 6-8 jam.
kabur.
 Untuk orang-orang yang
 untuk mengurangi efek bisa menggunakan Penggunaan komputer yang dianjurkan
menggunakan lensa-lensa bifocal
kacamata khusus dimana lensa yang bagian adalah tidak lebih dari empat jam sehari.
(dapat dipakai melihat jarak jauh dan
atasnya dirancang untuk melihat komputer, dan
jarak dekat) sebaiknya dengan lensa
bagian bawahnya untuk membaca. Juga
sederhana yang didesain untuk
Penggunaan kacamata anti radiasi, serta lensa
jangkauan layar monitor.
kontak generasi baru yang terbuat dari silikon
22
hydrogel
D. Istirahat Mata
Metode 3B Menurut Anshel (1996) Jenis Istirahat Menurut Anshel (1996)
Blink Maxi Break

Breath Mini break

Break Micro break

 Menurut NIOSH, dengan mengambil 5 menit istirahat selama 4 kali sepanjang waktu bekerja. Beristirahat sekitar 2-3
menit setiap 15–20 menit bekerja di depan komputer, atau 5 menit istirahat setelah bekerja selama 30 menit,atau 10
menit istirahat untuk 1 jam berkutat dengan komputer dan seterusnya.
23
 Menurut Stephen, 1999 dengan metode 20 20 20
Faktor Perangkat Kerja
A. Monitor
Jarak dan Posisi Monitor
Menurut OSHA, jarak mata terhadap layar monitor sekurang-kurangnya
01 adalah 20-40 inch atau 50-100 cm. Letakkan monitor lebih rendah dari
garis horizontal mata dengan membentuk sudut lebih kurang 30 derajat
atau sekitar 25 cm

Ukuran Objek
02
Gunakan tampilan huruf yang normal dengan minimal font size 12.
serta gambar yang tidak terlalu kecil.

Tampilan Monitor
03 Disarankan kontras dengan teks atau karakter berwarna gelap
dengan latar belakang layar yang berwarna terang (dark letters on a
light background) (Ankrum, 1996).

Document Holder
04 Penempatan dokumen yang baik adalah di atas keyboard

24
B. Kursi
dilengkapi dengan pijakan kaki yang
dapat diatur kemiringan antara 10-20
derajat dari depan ke belakang dan Memiliki bentuk yang dapat
memiliki ketinggian yang cukup bagi mendistribusikan berat badan
kaki pengguna yang tidak
menyentuh lantai.

Ketinggian kursi dapat disesuaikan


Disokong oleh lima kaki, dapat ketika pengguna berada dalam
dipindahkan dengan mudah kondisi duduk

Mempunyai penyokong punggung


yang dapat disesuaikan serta Tingginya harus mampu menyediakan
penyokong lengan tangan yang ruang yang cukup di bawah meja dan
dapat diatur lebar dan ketinggiannya sudut antara siku dengan tangan tidak
untuk memperoleh posisi yang kurang dari 90 derajat
sebenarnya.

25
C. Meja Komputer
Memiliki ruang yang cukup
untuk lengan tangan sehingga
tangan dapat bekerja dengan
leluasa.

Memiliki ketinggian yang


sesuai sehingga keyboard dan
mouse dapat diletakkan
dengan posisi yang sejajar Memiliki ukuran yang cukup
dengan siku tangan serta untuk meletakkan komputer
monitor dapat diletakkan dan dokumen.
sejajar dengan mata.

26
D. Keyboard dan Mouse

Keyboard dan mouse diletakkan pada ketinggian tertentu sejajar


01 lengan tangan bawah tanpa harus mengangkat siku.

Keyboard dan mouse diletakkan saling berdekatan dan pada


02 ketinggian yang sama.

03 Keyboard diletakkan di depan monitor.

Tangan atau jari diletakkan lurus pada keyboard dan mouse bila
04 perlu gunakan keyboard dengan desain khusus.

Gunakan mousepad yang mempunyai penyangga tangan.


05 Gunakan penyangga dokumen yang diletakkan sejajar dengan
monitor.

27
Jenis Kegiatan Tingkat Pencahayaan Keterangan
Minimal (Lux)

Pekerjaan kasar
dan tidak terus –
100 Ruang penyimpanan & ruang
peralatan/instalasi yang memerlukan
Faktor Lingkungan Kerja
menerus pekerjaan yang kontinyu

Pekerjaan kasar 200 Pekerjaan dengan mesin dan perakitan


dan terus – kasar A. Pencahayaan
menerus
Pekerjaan rutin 300 Ruang administrasi, ruang kontrol,  Pencahayaan yang cukup dan diatur dengan baik merupakan
pekerjaan mesin & salah satu faktor untuk mendapatkan keadaan lingkungan kerja
perakitan/penyusun
yang nyaman dan aman. Kurangnya pencahayaan dapat
Pekerjaan agak 500 Pembuatan gambar atau bekerja
halus dengan mesin kantor, pekerjaan
menyebabkan kelelahan mata.
pemeriksaan atau pekerjaan dengan  Untuk lingkungan kerja yang pekerjanya banyak menggunakan
mesin
komputer, tingkat pencahayaan ruangan harus diatur lebih rendah
dibandingkan standar untuk ruang kantor, tingkat pencahayaan
Pekerjaan halus 1000 Pemilihan warna, pemrosesan teksti, yang sesuai adalah dalam kisaran 20-50 fc atau 200-500 lux
pekerjaan mesin halus & perakitan (OSHA, 1997).
halus

Keadaan Pekerja Tingkat Pencahayaan (lux)


Pekerjaan amat 1500 Mengukir dengan tangan,
halus Tidak menimbulkan pemeriksaan pekerjaan mesin dan
Kegiatan Komputer dengan sumber 300
bayangan perakitan yang sangat halus
dokumen yang terbaca jelas
Kegiatan Komputer dengan sumber 400-500
Pekerjaan terinci 3000 Pemeriksaan pekerjaan, perakitan
Tidak menimbulkan sangat halus dokumen yang tidak terbaca jelas
bayangan Tugas memasukan data 500-700

Tingkat Pencahayaan Lingkungan Kerja menurut KEPMENKES RI. No. 28


Tingkat Pencahayaan Pada Tempat Kerja Dengan Komputer menurut OSHA
1405/MENKES/SK/XI/02
lanjutan

Gambar Posisi Monitor Baik Gambar Posisi Monitor Kurang Baik

Aspek pencahayaan lain yang harus diperhatikan adalah letak sumber cahaya (misalnya lampu) yang salah, hal ini dapat
mengakibatkan mata menjadi silau. Kondisi yang baik adalah mata tidak langsung menerima cahaya dari sumbernya,
sumber cahaya sebaiknya ditempatkan pada bidang tegak lurus terhadap komputer dan sebaiknya disesuaikan sebesar
setengah kali dari pencahayaan ruangan, mengatur cahaya ruangan agar mata tidak fokus secara berlebihan terhadap
layar computer, serta menggunakan glare filter untuk mengurangi cahaya pada layar komputer

29
Faktor Lingkungan Kerja

B. Suhu Udara
 Efisiensi kerja yang optimal yaitu suhu yang sesuai, tidak
dingin dan tidak panas. Bagi orang Indonesia suhu udara
yang dirasa nyaman adalah berada antara 24 °C – 26 °C
serta toleransi 2-3 °C di atas atau di bawah suhu nyaman.
Waktu Kerja Beban Waktu Istirahat Beban Kerja
Kerja 8 Jam / hari  suhu lingkungan yang terlalu tinggi menyebabkan
Ringan Sedang o C Berat
oC oC meningkatnya beban psikis (stress) sehingga akhirnya
Kerja Terus 30 26,7 25 menurunkan konsentrasi dan persepsi kontrol terhadap
75 % 25% 30,6 28 25,9 lingkungan kerja yang selanjutnya menurunkan prestasi
50 % 50% 31,4 29,4 27,9
25 % 75% 32,2 31,1 30,0 kerja. Dan juga dengan suhu yang terlalu tinggi dapat
menimbulkan terjadinya resiko kecelakaan dan kesehatan
kerja.
Nilai Ambang Batas Cuaca Kerja menurut Surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja No.
KEP.51/MEN/1999

30
Thank You

Any question?

Anda mungkin juga menyukai