Larutan
Larutan
Larutan
Larutan
Larutan Jenuh
Kelarutan minyak atsiri dalam air akan turun bila kedalam air
6. Kelarutan.
Zat yang mudah larut memerlukan sedikit pelarut , zat
yang sukar larut memerlukan banyak pelarut. Kelarutan zat
anorganik yang digunakan dalam farmasi umumnya adalah :
Kecepatan kelarutan dipengauhi oleh :
Larut 10 sampai 30
15. Pepsin, tidak larut dalam air tapi larut dalam HCl encer.
Pembuatan : pepsin disuspensikan dengan air 10 X nya
Pembuatan :
Komponen basa dilarutkan dalam 2/3 bagian air yang tersedia.
Misalnya NaHCO3 digerus tuang kemudian masuk botol.
Komponen asam dilarutkan dalam 1/3 bagian air yang tersedia.
2/3 bagian asam masuk basa, gas dibuang seluruhnya. Sisa
asam dituang hati-hati lewat tepi botol, segera tutup dengan
sampagne knop sehingga gas yang terjadi tertahan.
Potio Effervescent
Potio Effervescent adalah saturatio yang CO2nya lewat jenuh.
Pembuatan :
Langkah 1 dan 2 sama dengan pada saturatio.
Langkah ke 3 Seluruh bagian asam dimasukkan kedalam basa
dengan hati-hati, segera tutup dengan sampagne knop.
Adalah sediaan berupa larutan steril, jernih, bebas zarah asing, isotonus,
digunakan untuk membersihkan mata.dapat ditambahkan zat dapar dan zat
pengawet.
Kolirium dibuat dengan melarutkan obat dalam air, saring hingga
jernih,masukkan kedalam wadah, tutup dan sterilkan.
Penyimpanan : Dalam wadah kaca atau plastik tertutup kedap.
Pada etiket harus tertera :
Masa penggunaan setelah tutup dibuka.
“ Obat cuci mata”
Kolirium yang tidak mengandung zat pengawet hanya boleh digunakan paling
lama 24 jam setelah botol dibuka tutupnya. Kolirium yang mengandung
pengawet dapat digunakan paling lama tujuh hari setelah botol dibuka
tutupnya
COLYRIUM
2. Guttae Ophtalmicae
Tetes mata adalah larutan steril bebas partikel asing merupakan sediaan
yang dibuat dan dikemas sedemikian rupa hingga sesuai digunakan pada
mata. Tetes mata juga tersedia dalam bentuk suspensi, partikel halus dalam
bentuk termikronisasi agar tidak menimbulkan iritasi atau goresan pada
kornea.
Hal –hal yang perlu diperhatikan pada pembuatan obat tetes mata :
Nilai isotonisitas.
Secara ideal obat tetes mata harus memiliki nilai isotonis
sama dengan larutan NaCl 0,9 % b/v. Tetapi mata masih dapat tahan
terhadap nilai isotonis rendah yang setara dengan larutan NaCl 0,6 % b/v
dan tertinggi yang setara dengan larutan NaCl 2, 0 % b/v.
GUTAE OPTHALMICAE
Pendaparan
Salah satu maksud pendaparan larutan obat mata adalah untuk mencegah
kenaikan pH yang disebabkan oleh pelepasan lambat ion hidroksil oleh wadah
kaca. Hal tersebut dapat mengganggu kelarutan dan stabilitas obat. Selain itu
penambahan dapar juga dimaksudkan untuk menjaga stabilitas obat tertentu
misalnya : garam – garam alkaloid.
Air mata normal memiliki pH 7,4 secara ideal obat tetes mata memiliki pH seperti
pada air mata, tetapi karena beberapa bahan obat tidak stabil (tidak larut/ rusak/
mengendap) pada pH tersebut maka sebaiknya obat tetes mata di dapar pada pH
sedekat mungkin dengan pH air mata supaya tidak terlalu merangsang mata.
Pada larutan yang digunakan pada mata, terlebih pada mata yang luka sterilitas
adalah yang paling penting, untuk mencegah terjadinya infeksi lebih lanjut.
Wadah larutan obat mata harus tertutup rapat dan disegel untuk
menjamin sterilitas pada pemakaian pertama. Larutan harus
mengandung zat atau campuran zat yang sesuai untuk mencegah
pertumbuhan atau memusnahkan bakteri yang mungkin masuk pada
waktu wadah dibuka pada saat digunakan.
Obat dilarutkan kedalam cairan pembawa berair yang mengandung salah satu
zat pengawet dan disterilkan menggunakan bakteri filter masukkan kedalam
wadah secara tehnik aseptis dan tutup rapat
Obat dilarutkan kedalam cairan pembawa berair yang mengandung salah satu
zat pengawet, dijernihkan dengan cara penyaringan, masukkan kedalam
wadah, tutup rapat dan sterilkan dengan penambahan bakterisid , dipanaskan
pada suhu 98- 100oC selama 30 menit.
3. Gargarisma
Gargarisma atau obat kumur mulut adalah sediaan berupa larutan
umumnya dalam keadaan pekat yang harus diencerkan dahulu
sebelum digunakan. Dimaksudkan untuk digunakan sebagai
pencegahan atau pengobatan infeksi tenggorokan.
Penandaan.
Petunjuk pengenceran sebelum digunakan
“ Hanya untuk kumur, tidak ditelan “
Contoh : Betadin Gargle.
GARGLE
4&5. Litus oris dan Guttae Oris
4. Litus Oris.
Oles Bibir adalah cairan agak kental dan pemakaiannya secara
disapukan dalam mulut.
Contoh : Larutan 10 % borax dalam gliserin.
5. Guttae Oris
Tetes mulut adalah obat tetes yang digunakan untuk mulut dengan
cara mengencerkan lebih dahulu dengan air untuk dikumur-
kumurkan, tidak untuk ditelan.
LITUS ORIS
6. Guttae Nasales
Tetes hidung adalah obat yang digunakan untuk hidung dengan cara
meneteskan obat ke dalam rongga hidung, dapat mengandung zat
pensuspensi, pendapar dan pengawet. Minyak lemak atau minyak
mineral tidak boleh digunakan sebagai cairan pembawa.
7. GUTTAE AURICULARES
8. Inhalationes
Sediaan yang dimaksudkan untuk disedot oleh hidung atau
mulut, atau disemprotkan dalam bentuk kabut kedalam saluran
pernafasan. Tetesan butiran kabut harus seragam dan sangat
halus sehingga dapat mencapai bronkhioli.
9. Injectiones / Obat suntik
Enema diberikan dalam jumlah variasi tergantung pada umur dan keadaan
penderita. Umumnya 0,5 sampai 1 liter, tetapi ada juga yang diperpekat
dan diberikan sebanyak 100 – 200 ml.
ENEMA
11. Douche
Adalah larutan dalam air yang dimasukkan dengan suatu alat
ke dalam vagina, baik untuk pengobatan maupun untuk
membersihkan. Karenanya larutan ini mengandung bahan obat
atau antiseptik.