HIV AIDS Kel 3

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 23

HIV(Human Immunodeficiency

Virus) dan AIDS (Acquired


Immunodeficiency Syndrome)
Disusun Oleh :
Kelompok 3

Anisa Fikri Islami (2019000009)


Anisa Sakinah (2019000010)
Anita Permatasari (2019000011)
Anna Muthia (2019000012)
Definisi HIV dan AIDS
HIV (human immunodeficiency virus) adalah
virus yang menyerang sel-sel yang membantu
tubuh melawan infeksi, membuat seseorang
lebih rentan terhadap infeksi dan penyakit lain.

Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS)


adalah tahap akhir dari infeksi HIV yang terjadi
ketika sistem kekebalan tubuh rusak parah
karena virus
Morfologi virus HIV
DOGMA
• Replikasi merupakan proses pengkopian rangkaian
molekul bahan genetik (DNA atau RNA) sehingga
dihasilkan molekul anakan yang sangat identik.

• Transkripsi merupakan tahapan penting dalam sintesis


protein atau ekspresi gen. Proses transkripsi terjadi
pada nukleus (prokaryotik: nukleoid) di mana DNA
diterjemahkan menjadi kode-kode dalam bentuk basa
nitrogen membentuk rantai RNA yang bersifat single
strain.

• Translasi adalah proses penerjemahan urutan


nukleotida yang ada pada molekul mRNA menjadi
rangkaian asam-asam amino yang menyusun suatu
polipeptida atau protein.
Siklus Hidup Virus
Cara Penularan

Cara seksual
Cara Parenteral
Perinatal
Perjalanan Penyakit
Fase Klinik HIV
Diagnosis

1. Rapid test
2. Tes ELISA
3. Western bolt
4. PCR (polymerase chain reaction)
Penggolongan dan Mekanisme Kerja
Obat HIV
1. Penghambat masuknya virus kedalam sel
2. Reverse Transcriptase Inhibitor (RTI)
a. Analog nukleosida ( NRTI)
b. Analog nukleotida (NtRTI)
c. Non nukleosida (NNRTI)

3. Protease inhibitor (PI)


TATALAKSANA
Paduan ART Lini Pertama
a. Paduan ART lini pertama pada anak usia 5 tahun ke atas dan
dewasa

b. Paduan ART lini pertama pada anak usia kurang dari 5 tahun
Paduan ARV Lini Kedua
a. Paduan ARV lini kedua pada remaja dan dewasa

b. Paduan ART lini kedua pada anak


Paduan ART Lini Ketiga
Komplikasi
 Tuberkulosis
Meningitis TB
Meningitis Kriptokokus
Koinfeksi HIV-Hepatitis B
Koinfeksi HIV-hepatitis C
Efek Samping
ARV Tipe Toksisitas Manajemen
Disfungsi tubulus renalis sindrom fanconi
Menurunnya densitas mineral tulang
AZT dan d4T
Asidosis laktat atau hepato megali dengan
TDF steatosis
Eksaserbasi hepatitis B (hepatic flares) Gunakan alternatif obat
hepatitis lain seperti
entecavir
Anemia atau neutropenia berat, miopati, Dewasa :TDF
lipoatrofi atau lipodistrofi Anak : d4T atau ABC
Intoleransi salura cerna berat Dewasa :TDF
AZT Anak : d4T atau ABC
Asidosis laktat atau hepatomegali dengan Dewasa :TDF
steatosis Anak : ABC, atau LPV/r jika
ABC tidak tersedia
ARV Tipe Toksisitas Manajemen
Neuropati perifer,lipoatrofi atau Dewasa AZT atau TDF
lipodistrofi Anak : AZT atau ABC, pada
d4T asidosis laktat gunakan ABC
Asidosis laktat atau hepatomegali dengan
steatosis, pankretatitis akut
Toksisitas susunan saraf pusat persisten
(seperti mimpi buruk, depresi, NVP
kebingungan, halusinasi, psikosis) Jika ODHA tidak dapat
mentoleransi NNRTI lain,
EFV hepatotoksisitas gunakan LPV/r atau pada
Kejang anak dapat juga digunakan
3 NRTI jika LPV/r tidak
Hipersensitivitas obat tersedia
Ginekomastia pada pria
hepatotoksisitas EFV
Hipersensitivitas obat Jika ODHA dapat
mentoleransi NNRTI lain,
NVP
gunakan LPV/r atau pada
anak dapat digunakan 3
NRTI
ARV Tipe Toksisitas Manajemen

EKG abnormal (pemanjangan interval PR DRV/r


dan QT, torsade de pointes) Jika terdapat kontraindikasi
boosted PI dan ODHA gagal
Pemanjangan interval QT terapi berbasis NNRTI lini
pertama, pertimbangan
Hepatotoksisitas pemakaian integrase
LPV inhibitor.

Pankreatitis

Risiko prematur, lipoatrofi, sindrom


metabolik, dislipidemia, diare
ARV Tipe Toksisitas
Etravirin (ETR) Mual Ruam, reaksi hipersensitivitas, termasuk sindrom
Stevens-Johnson, kadang disertai disfungsi organ
seperti gagal hati

Raltegravir (RAL) Ruam, reaksi hipersensitivitas, termasuk sindrom


StevensJohnson dan toxic epidermal necrolysis,
Mual, diare, nyeri kepala, insomnia, demam
Kelemahan otot dan rabdomiolisis

Darunavir/ Ritonavir (DRV) Ruam, reaksi hipersensitivitas, termasuk sindrom


StevensJohnson dan eritema multiformis
Hepatotoksisitas
Diare, mual, nyeri kepala
Perdarahan pada hemofilia
Hiperlipidemia, peningkatan transaminase,
hiperglikemia, maldistribusi lemak
Daftar Pustaka
1. German Advisory Committee Blood (Arbeitskreis Blut), Subgroup “Assessment of
Pathogens Transmissible by Blood.” (2016). Human Immunodeficiency Virus (HIV).
Transfusion Medicine and Hemotherapy, 43(3), 203–222
2. Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik. 2006. Pedoman Pelayanan
Kefarmasian Untuk Orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Jakarta: Departemen
Kesehatan RI
3. Adnyana, I. K., Andrajati, R., Setiadi, A. P., Sigit, J. I., Sukandar, E.Y. 2008. ISO
Farmakoterapi. PT. ISFI Penerbit: Jakarta
4. WHO (DINISA)
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 87. 2014. Pedoman
Pengobatan Antiretroviral.
6. Kemenkes RI. Petunjuk Teknis Program Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama. 2016. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
7. Kementerian Kesehatan RI. 2018. Laporan Perkembangan HIV AIDS dan Infeksi
Menular Seksual (IMS) Triwulan IV Tahun 2017.Jakarta: Kementerian Kesehatan
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai