Manajemen Pendidikan
Manajemen Pendidikan
Manajemen Pendidikan
Jabatan akademik :
Guru Besar bidang ilmu administrasi pendidikan
Tugas Profesi
Asesor Sertifikasi Guru dalam Jabatan
Instruktur Diklat Profesi Guru
Tim Penilai Nasional Kepangkatan Fungsional Guru IVa Keatas
Instruktur Diklat Kepala Sekolah/ KTI
2
Tujuan Instruksional Umum
Menyusun kontrak perkuliahan untuk satu
semester
4
KOMPONEN KONTRAK PERKULIAHAN
1. Manfaat Mata Kuliah
2. Deskripsi Mata Kuliah
3. Tujuan Instruksional
4. Organisasi Materi
5. Strategi Perkuliahan
6. Materi / Bahan Bacaan
7. Tugas- tugas
8. Kriteria Penilaian
9. Jadwal Kuliah :
• Topik Bahasan
• Bahan Bacaan
5
RANGKUMAN
6
PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN ISLAM
PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT PTIQ JAKARTA
SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) TAHUN 2014
7
B. Tujuan Mata Kuliah :
Mahasiswa dapat menyusun, definisi-
definisi konseptual dari teori-teori yang
dikaji, menyusun instrument pengumpulan
data dan dapat menjelaskan fenomena-
fenomena yang terjadi dalam masyarakat.
8 UTS
16 UAS
12
E. Daftar Pustaka
Anderson, The Social Contect of Education Planning.
Blaine R. Worthen & James R. Sanders. 1987. Educational Evaluation. New York: Longman.
Edward T. Swan. Let’s Put More Quality into, TQM. Contemporary Education, vol. 67. No. 2. 1996
Frederick C. Rau. Quality Opportunities in Education. Contemporary Education, vol. 67. No. 2. 1996
Furter Pierre, The Planner and Lifelong Education, Unesco: International Institute for Educational
Planning
Gamble Paul R & John Blackwell, 2002. Knowledge Management, Printed and Bound in Great Britain
by Biddles Ltd.
Iman Barnadib. Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta: Ghalia Indonesia.
James R. Sanders. Chair. 1994. The Program Evaluation Standars. California: SAGE Publication,
Inc.
Jerry Summers. Quality Standars for schools. Contemporary Education, vol. 67. No. 2. 1996
Jossey, Boss. Educational Administration: A Project of the American Educational Research
Association, 1999. San Fransisco. Publishers.
Mulyasa E, (2002). Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Penerbit PT. Remaja Rosdakarya
Newell A. Clarence, 1978. Human Behavior in Educational Administration. Prentice Hall, Inc.
Englewood Cliffs, New Jersey. London.
Oliva, F. Peter, 1984. Supervision for today’s school. Longman, NewYork and London
Rank W. banghart & Albert Trull, Educational Planning. Jr The Mac Millan Company. New York. 2002
Satinder Dhiman & Daniel Seymour. Leading The Quality Revolution: Same Key Challenges.
Contemporary Education. Vol. 67. No.2. 1996.
Wayne K. Hoye Cecil G. Educational Administration Theory, Research and Practice. Miskel. Mc.
Graw-Hill 2001.
Wirawan, 2013, Kepemimpinan Konsep dan Teori Dalam Penelitian, Jakarta: PT. Raja Gravindo
13
Persada.
F. Komponen Penilaian/Nilai
14
Penugasan
I Individu
a. Membahas setiap pokok bahasan mulai urutan nomor 3
s.d nomor 15 dibagi menurut urutan absensi.
b. Pembahasan dengan menggunakan konsep teori dari
berbagai sumber yang menggunakan catatan sumber
(body note). Minimal menggunakan 3 (tiga) sumber
pustaka.
c. Bentuk makalah ilmiah.
Terdiri dari: I Pendahuluan
(Peran dan Fungsi Topik Bahasan)
II Pembahasan
(Pengertian dan Unsur-Unsur
Pembahasan)
III Penutup
- Glosarium
- Daftar Pustaka
d. Penyelesaian tugas pada pertemuan ke-3. 15
II Kelompok
a.Kelompok dibagi menjadi 12 kelompok,
setiap kelompok maksimal 3 orang.
b.Tugas kelompok survey lapangan sesuai
dengan topik pembahasan.
c. Tempat survey Sekolah, Dinas Pendidikan,
dan Yayasan Pendidikan.
d.Buat instrumen pengumpulan data
- Protokol Observasi
- Protokol Wawancara
e. Dibuat laporan pengumpulan data
lapangan (dilengkapi foto-foto dan
lampiran).
f. Tugas selesai s.d pertemuan ke-8.
16
ISU-ISU MENJADI
SOROTAN
PENDIDIKAN
17
Pendidikan dan masa depan
Sepuluh kesalahan dalam pengelolaan
pendidikan nasional pada era orde baru
sekarang telah melahirkan buahnya
yang pahit, yakni:
1. Generasi muda yang langitnya rendah, tidak
memiliki kemampuan imajinasi idealistik.
2. Angkatan kerja yang tidak bisa berkompetisi
dalam lapangan kerja pasar global.
18
3. Birokrasi yang lamban, korup dan tidak kreatif.
4. Pelaku ekonomi yang tidak siap bermain fair.
5. Masyarakat luas yang mudah bertindak anarkis.
6. Sumberdaya alam (terutama hutan) yang rusak
parah.
7. Cendekiawan yang hipokrit.
8. Hutang luar negeri yang tak tertanggungkan.
9. Merajalelanya tokoh-tokoh pemimpin yang rendah
moralnya.
10. Pemimpin-pemimpin daerah yang kebingungan.
Bupati daerah minus tetap mengharap kucuran dari
pusat, bupati daerah plus menghambur-hamburkan
uang untuk hal-hal yang tidak strategis.
19
KEADAAN KITA SEKARANG
Menurunnya moral
Terjadinya dan tetap suburnya KKN
Penjarahan, pembunuhan, perkosaan,
21
SEKOLAH
TIDAK ADA PENGGANTI PENDIDIKAN
FORMAL
GURU TIDAK DAPAT DIGANTIKAN
TUNTUTAN YANG MAKIN BERAT
KURIKULUM YANG OVERLOAD
VARIASI MURID YANG BERTAMBAH BESAR
LEDAKAN ILMU DAN MEDIA
LULUSAN MENGANGGUR
22
PENDIDIKAN
• Pembentukan Moral
• Latihan berdemokrasi
• Menghilangkan kemiskinan
• Pengembangan potensi belajar untuk
belajar
• Pendidikan demokrasi dan toleransi
• Pengembangan potensi pribadi secara
maksimal
• Mempersiapkan generasi penerus yang
lebih baik tidak mengulang kesalahan
masa lalu
• Pengentasan kemiskinan dan kebodohan
• Penyelamatan lingkungan
23
GURU
KESEJAHTERAAN GURU
GURU KURANG PROFESIONAL
KECINTAAN TERHADAP ANAK DAN
PEKERJAAN YANG MINIMAL
KREATIVITAS YANG TERHAMBAT DAN
TIDAK TERLATIH
KETIDAKMAMPUAN BEKERJA DALAM
TEAM
TIDAK TERLATIH DALAM BERDEMOKRASI
DIBIASAKAN SEBAGAI ALAT
24
PENDIDIKAN GURU
• Tidak terpisah dari penghargaan profesi guru
• Dialogis
• Pembentukan kepribadian dan moral
• Pengembangan intelektual yang tinggi
• Pengembangan kecintaan terhadap anak, profesi
• Bekerja dalam team dan berdemokrasi serta
toleransi
• Orientasi standard performance yang tinggi
• Kaya, bervariasi dan fleksibel
• Keterlibatan yang lebih intensif dari mahasiswa
dan dosen
• Student centre learning
25
PENDIDIKAN GURU
Kepandaian memilih esensial dari yang tidak
Kemampuan melibatkan anak
Belajar bagaimana belajar untuk
pengembangan profesi
Kemampuan untuk memotivasi anak
membawanya beradvounturir dalam World
Of Mind
Pengembangan sifat sabar, toleran dan
kemampuan berempati.
Masyarakat LPTK adalah masyarakat yang
dipelajari dan diteladani calon guru.
26
MASALAH-MASALAH DALAM
MANAJEMEN
PENDIDIKAN DI INDONESIA
27
SCHEME OF EDUCATION IN
INDONESIA
Age Year Stage Level InSchool Out of School
27 21 U I H
26 20 Doctor N N I S3
25 19 I S G
V T H
24 18
Magister
Higher
E I S S2 Open
23 17 C
R T
22 16
Education
H P University
S U
21 15 O O A D3
I T
L
20 14 Sarjana T O C D2
I A
19 13 Y L D1
18 12 3
17 11 Secondary Courses and
2
16 Education Training
15 10 1
28
SCHEME OF EDUCATION IN
INDONESIA
29
DIMENSI-DIMENSI
DALAM
ADMINISTRASI
PENDIDIKAN
30
DIMENSI-DIMENSI DALAM
ADMINISTRASI PENDIDIKAN
Social and culture dimension
Learning process efectively
Economic and financing dimension
Organizational behavior in
education dimensions
Political demensions
Law and profesional dimension
Human resources development
dimension
Technical Information dimension
31
KEPEMIMPINAN DAN
MANAJEMEN
PENDIDIKAN
32
KEPEMIMPINAN DALAM
MANAJEMEN PENDIDIKAN
John Kotter (1990) dari Harvard Business School
membedakan antara kepemimpinan dan manajemen
dalam proses inti dan hasil yang diharapkan.
Manajemen berusaha membuat perkiraan dan aturan
dengan (1) menetapkan sasaran operasional, membuat
rencana tindakan berdasarkan jadwal, dan
mengalokasikan sumber daya; (2) mengorganisasikan
dan menugaskan (menentukan struktur, menugaskan
orang ke berbagai pekerjaan); dan (3) memantau hasil
dan menyelesaikan masalah. Kepemimpinan berusaha
untuk membuat perubahan dalam organisasi dengan (1)
menyusun visi masa depan dan strategi untuk membuat
perubahan yang dibutuhkan, (2) mengkomunikasikan
dan menjelaskan visi, dan (3) memotivasi dan memberi
inspirasi kepada orang lain untuk mencapai visi itu
33
Tabel Perbedaan antara Pemimpin dan Manajer
MANAJER
PEMIMPIN
Melakukan inovasi Mengurus
Mengembangkan Mempertahankan
Memberikan inspirasi Mengendalikan
Memiliki pandangan jangka Memiliki pandangan jangka
panjang pendek
Menanyakan apa dan mengapa Menanyakan bagaimana dan
kapan
Memunculkan Mengawali
Menantang status quo Menerima status quo
Melakukan sesuatu yang benar Melakukan sesuatu dengan
benar
36
Hasil Penelitian CEO
(Chief Executive Officer)
Most Successfull ada 2 hal :
1 Bagaimana pemimpin itu sukses adalah dari sisi
manajerial
2 Adalah kepribadiannya secara umum sama dengan
kriteria 10 item:
Passion
Cara berpikir yang jelas dan rasional
Memiliki kemampuan komunikasi
Sehat Jasmani
Kecerdasan dan Kreatifitas
Kecerdasan spiritual
Rendah Hati
Perilaku positif
Faktor keluarga yang utuh
Memiliki perpaduan antara keterampilan
manajerial dan kepemimpinan 37
Perbedaan Administrator, Manajer dan
pemimpin
FAKTOR ADMINISTRATOR MANAJER PEMIMPIN
43
JAWA
• Hastabrata (delapan perilaku pemimpin, yaitu memberi kepada
sesama; sanggup melenyapkan hal-hal yang merusak; dinamis dan
rendah hati; memberikan kehidupan yang layak kepada orang yang
dipimpin; memberikan energi kehidupan kepada masyarakat;
memberikan rasa tenteram dan menjadi sinar dalam kegelapan;
bertindak arif sekaligus visioner; tidak sempit pandangan emosional-
tempramental-gegabah).
• Aja gumunan, aja kagetan lan aja dumeh (jangan gampang
terkejut dan heran, jangan mentang-mentang, sikapi segalanya
dengan tenang dan bijak).
• Ing madya mangun karso (harus mampu membangun semangat
bawahan untuk berswakarsa dan berkreasi).
• Tut wuri handayani (pemimpin memberi dorongan kepada orang
yang dipimpinnya agar berjalan di depan dan mampu bertanggung
jawab).
• Pancatiti darmaning prabu (lima kewajiban sang pemimpin;
memberi dorongan motivasi; memberi bimbingan dan mengambil
keputusan dengan musyawarah; menjadi teladan; tidak selalu
menggunakan kekuatan atau kekerasan dalam memimpin; terdepan
dalam mengorbankan tenaga, waktu, materi, pikiran, bahkan jiwa).
44
LANJUTAN
Ambeg paramarta, satya, geminastiti, blaka dan
legawa (mendahulukan yang penting, setia, sederhana,
terbuka, ikhlas).
Ilmu padi (semakin hebat, semakin pintar dan tinggi
ilmunya, semakin rendah hati dan mengamalkanya tanpa
sifat ingin pamer).
Sabda pandita ratu tan kena wola-wali (pemimpin
harus konsekuen untuk melaksanakan apa yang
dikatakan).
45
KALIMANTAN
Humabetang (budaya rumah panjang tempat terciptanya
harmoni antara peran individu dan kebersamaan, kemudian
dituangkan dalam bentuk organisasi kemasyarakatan).
Hatamuei lingu nalata (saling memahami, saling
menghargai, saling menghormati, toleransi).
Isen mulang (semangat pantang mundur, tidak mudah
menyerah).
Belum bahadat (menjunjung tinggi kejujuran, kesetaraan,
kebersamaan dan toleransi serta taat pada hukum).
Rengantingang nyanakjata (memanusiawikan diri sendiri,
manusia, kehidupan dan masyarakat, menjadikan bumi
sebagai tempat kehidupan manusiawi anak manusia).
46
SULAWESI
• Toddopuli temmalara (tertuang dalam adele atau adil,
lempu atau kejujuran, tongeng atau kebenaran dan getteng
atau keteguhan hati).
• Sipatuo sipatokkong, sibaliperi, pada’idi pada’elo’
(kesediaan hidup bersama, saling membantu dalam keadaan
apa pun, suka dan duka dengan kesadaran yang dalam bahwa
kita menyatu dalam semangat kekitaan tanpa ada sedikit pun
friksi di dalamnya).
• Sitou timou tumou tou’ (pemimpin harus dapat menerapkan
pola kepemimpinan sayang-menyayangi, baik hati, dan saling
mengingat kepada sesama manusia).
• Aja muamelo ribetta makkala’riccapa’na lettengnge
(jadilah pemimpin yang bertindak cekatan dan bereaksi cepat
mendului orang lain dengan penuh keberanian meskipun
menghadapi tantangan berat, karena masyarakat menanti
pemimpin yang seperti itu dengan harap).
• Somahe kai kehage (seorang pemimpin harus tetap teguh
dan tabah dalam menghadapi semua cobaan).
47
STRATEGI DALAM
PENDIDIKAN
48
Pengelolaan Strategi : Upaya taktis dari
organisasi dalam mencapai sasaran jangka
panjang dengan menggunakan ramalan
awal melalui kombinasi kegiatan analisis
dalam merumuskan, melaksanakan dan
mengontrol pelaksanaan perencanaan
fungsional keputusan manajerial dengan
pertimbangan konteks eksternal.
49
KERANGKA BERPIKIR DALAM
MEGOPERASIKAN ISU-ISU KEBIJAKAN
PENDIDIKAN
BERTAHAN PROSES
DI SEKOLAH
(SURVIVE)
BERHASIL LULUS
OUTPUT (EFISIENSI
INTERNAL)
DAMPAK TERHADAP
KEHIDUPAN
OUTCOME (EFISIENSI
EKSTERNAL) 50
2
MISI
9 3
PENGENDALIAN TUJUAN
DAN DAN
EVALUASI SASARAN
1
VISI
Pimpinan Perguruan Tinggi
8
Dalam Manajemen strate- 4
PROSEDUR
jik Pengembangan Mutu STRATEGI
PELAKSANAAN
Terpadu Program
Pendidikan
Tinggi
7 5
SUMBER DAYA KEBIJAKAN
6
PROGRAM
Misi Misi
Eksternal
Sasaran
Lingkungan Sosial
Program
Internal Kebijakan
Biaya
Struktur
Budaya Prosedur
Sumber Kinerja
Umpan Balik
53
Sumber : J. david Hunger & Thomas L. Wheelen
dalam Strategic Management (1996 : 10)
PENGELOLAAN STRATEGI
(STRATEGI MANAGEMENT)
TAHAPAN PENGELOLAAN STRATEGI
Eksternal Program
1. Analisis Lingkungan 3.
Pelaksanaan StrategiBiaya (Sumber Daya)
Internal Prosedur
Pelaksanaan
Misi
Sasaran 4. Evaluasi & Pengendalian Kinerja
2. Perumusan Strategi Strategi
Kebijakan
Opportunity Strength
1. Eksternal 2. Internal
Threat Weakness
54
PERENCANAAN DALAM
PENDIDIKAN
(Planning Education)
55
DEFINISI PERENCANAAN
PENDIDIKAN
Defenisi yang dikemukakan oleh Guruge
bahwa “A simple definition of educational
planning is the process of preparing
decision for action in the puture in the field
of educational development is the
functional of educational planning.” Dengan
demikian menurut Guruge bahwa
perencanaan pendidikan adalah proses
mempersiapkan kegiatan dimasa depan
dalam bidang pembangunan pendidikan
adalah tugas dari perencanaan pendidikan
56
DEFINISI PERENCANAAN
PENDIDIKAN
Defenisi lain yang dikemukakan oleh Albert
Weterston (Don Adams)
bahwa:”Functionalplanning involves the
application of a ration system of choices among
feasible cources of aducationalinvesment and the
other developmentactionsbasedon a
consideration of economic and social cot and
benefits.” Atau dengan kata lain bahwa
perencanaan pendidikan adalah investasi
pendidikan yang dapat dijalankan dengan
kegiatan – kegiatan pembangunan lain yang
didasarkan atas pertimbangan ekonomi dan
biaya serta keuntungan social
57
DEFINISI PERENCANAAN
PENDIDIKAN
Menurut Coombs perencanaan
pendidikan adalah suatu
perencanaan yang rasional dari
analisis sistematis proses
perkembangan pendidikan dengan
tujuan agar perkembangan
pendidikan itu lebih efektif dan
efisien serta sesuai dengan
kebutuhan pendidikan dan tujuan
para peserta didik dan masyarakat .
58
PENTINGNYA PERENCANAAN
Adanya pedoman, bagi pelaksanaan
kegiatan- kegiatan yang ditujukan kepada
pencapaian tujuan
Melakukan suatu perkiraan (forecasting)
dalam pelaksanaan yang akan dilalui
Memilih alternative cara yang terbaik (the
best alternative ) atau memilih kombinasi
yang terbaik (the best c alternative
combination.)
Penyusunan skala prioritas
Sebagai alat pengukur evaluasi kenerja
usaha atau organisasi atau pendidikan. 59
Langkah-Langkah Perencanaan
Tetapkan sarana atau perangkat
tujuan
Tentukan situasi sekarang
Identifikasi pendukung dan
hambatan tujuan
Kembangkan rencana dan perangkat
tindakan untuk mencapai tujuan
60
T
AN
61
Apa yang di Maksud dengan
Perencanaan Pendidikan ?
2 Program
1 3 Waktu
4
4 Hal
Perencanaan
63
SIKLUS PERENCANAAN
PENDIDIKAN (Soebagio
Atmodiwirjo)
64
LANGKAH-LANGKAH YANG HARUS
DILALUI
(Soebagio Atmodiwirjo)
65
Apa Dasar Pemikiran (Premis)
dalam Perencanaan Pendidikan ?
Perencanaan Pendidikan
Tinjauan
Berdasarkan
67
Apa Tujuan Perencanaan
Pendidikan ?
Pedoman pencapaian sasaran pendidikan
dan alat ukur pembanding antara hasil
pendidikan yang dicapai dengan harapan
68
Bagaimana Strategi dan Proses
Perencanaan Pendidikan ?
1. Menentukan strategi perencanaan
pendidikan yang efektif
2. Merumuskan kebijaksanaan dengan
memperhitungkan penyesuaian tindakan
dan faktor lingkungan pendidikan
3. Menganalisis penetapan cara dan sarana
pencapaian tujuan pendidikan
4. Siapa orang yang tepat dalam menangani
pelaksanaan pendidikan ?
5. Penentuan sistem kontrol dalam
pelaksanaan pendidikan ?
69
Jenis-Jenis Pokok Perencanaan
Pendidikan
1. Menurut Waktu : Jangka Panjang, Jangka Menengah dan
Jangka Pendek
2. Menurut Sifat : Perencanaan Kuantitatif – Kapasitas
Pendidikan, Perencanaan Kualitatif – Mutu Pendidikan
3. Menurut Sektor dan Regional :
Sektor – Sosial, Pendidikan, Ekonomi, Hukum, dll.
Regional – Wilayah, Daerah, dll.
4. Menurut Jangkauan : Pendidikan Makro (Umum) dan
Mikro (Khusus)
5. Menurut Wewenang : Sentralisasi/Pusat, Desentralisasi
Otonomi Daerah
6. Menurut Obyek : Rutin terus menerus dan membangun
7. Menurut Jenjang : Pusat, Propinsi, Kabupaten,
Kecamatan, dst.
70
UNSUR YANG RELEVAN DENGAN
SEKTOR PENDIDIKAN
1. Unsur Kualitatif : ditandai dengan hasil kelulusan
untuk pendidikan sekolah dan kemampuan nyata
untuk pendidikan di luar sekolah
2. Inter Sektoral : sebagai pemasok kehidupan pada
semua sektor kehidupan dan pembangunan
3. Unsur Interdepartemental : Jangkauan yang lebih
luas dalam bidang-bidang umum yang
dikendalikan oleh Departemen dalam
pemerintahan
4. Unsur Kewilayahan : Pelaksanaan Otonomi
Daerah
71
Apa yang dimaksud dengan siklus
Perencanaan Pendidikan ?
Siklus perencanaan pendidikan adalah proses
berlangsungnya perencanaan pendidikan yang
dilakukan secara berulang dan berdaur ulang.
Harusnya supply
Kemampuan
Supply
B B Upaya peningkatan kemampuan
Peningkatan A Keseimbangan sebelum melakukan
A
upaya peningkatan
Demand
Jumlah Siswa
73
Apa Fungsi Diknas Dalam
Pembangunan Bangsa?
DIKNAS
74
PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
Pengambilan keputusan adalah akhir proses
panjang tentang identifikasi masalah,
penetapan persyaratan pemecahan
masalah, identifikasi alternatif dan penilaian
strategi penyelesaian masalah (Roger
Kaufman)
Pengambilan keputusan merupakan proses
pemilihan alternatif-alternatif (Baron, 1985)
75
Banyak penulis lainya mengemukakan
bahwa pengambilan keputusan adalah
ketrampilan paling penting bagi
administrator pendidikan yang efektif.
Pengambilan keputusan merupakan
hasil utama dari semua administrasi
ialah keputusan dan para pimpinan
akan dinilai oleh atasan, rekan
sejawatnya dan bawahanya melalui
keputusan yang diambilnya.
(Baird; 1985)
76
Proses keputusan adalah inti
administrasi dari semua kegiatan
administrasi tergantung pada
pengambilan keputusan.
Pengambilan keputusan dapat dilihat
sebagai proses yang dilakukan
organisasi
77
STUDI KASUS
78
a. Situasi yang dimaksud
adalah: berhadapan dengan
masalah, atau peluang.
Dalam kedua situasi tersebut
seorang pimpinan dituntut
untuk dapat mengambil
keputusan secara tepat.
79
b. Keputusan terprogram adalah
keputusan yang diambil sesuai
dengan program, kebijakan,
prosedur, dan peraturan.
Keputusan tidak terprogram
adalah keputusan yang diambil
dalam kondisi luar biasa,
sehingga tidak tercakup dalam
kebijakan atau program yang
telah digariskan.
80
c. Contoh keputusan terprogram
dalam bidang pendidikan:
keputusan Kepala Sekolah, sesuai
dengan hasil musyawarah tentang
pembangunan gedung sekolah.
Contoh keputusan tidak
terprogram: keputusan kepala
sekolah dalam pengaturan tempat
dan waktu belajar, karena kondisi
musibah banjir yang menimpa
sekolah.
81
INDIKATOR KINERJA
(Penyediaan Obat-Obatan)
82
4. Benefits (Manfaat) tujuan akhir
untuk kesembuhan pasien
meningkat
83
MODEL DALAM
MANAJEMEN PENDIDIKAN
84
TQM
Produk Proses Organisasi Kepemimpinan Komitmen
KOMITMEN
PERBAIKAN KECIL
KEBUTUHAN
SECARA TERUS
PELANGGAN
MENERUS
KOMITMEN KOMITMEN
TQM
PERBAIKAN KECIL
KEBUTUHAN
SECARA TERUS
PELANGGAN
MENERUS
86
KOMITMEN
Total Quality Manajemen/TQM
(www.dadangsolihin.com 18)
atau biasa juga disebut “Program dimana seluruh
kegiatan/aktivitas perusahaan bertujuan untuk
memaksimalkan kualitas dan kepuasan dari
pelanggan yang dilakukan melalui perbaikan
berkelanjutan.” Di Amerika serikat pendekatan ini
sering disebut program perbaikan berkelanjutan
dengan nol kerusakan atau six sigma/enam
sigma, yakni sebuah acuan terhadap tidak
mungkin secara statstik akan adanya sebuah
kerusakan. Kalau di Jepang program ini dikenal
dengan nama Kanzen.
(Gary Dessler, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi 1 hal 261)
88
Prinsip-Prinsip TQM
Pendekatan TQM menganut prinsip dari
W.E Derming dan merupakan program
seluruh organisasi yang menggabungkan
semua fungsi dan proses bisnis sehingga
rancagan. Perencanaan, produksi, distribusi
dan pelayanan lapangan yang berfokus
kepada memaksimalkan kepuasan
pelanggan melalui peningkatan
berkelanjutan. Jadi ide dari TQM membuat
karyawan ingin meningkatkan
Operasionalnya.
89
Program TQM diwarnaioleh 14 Pokok prinsip
menurut
W. Edwards Deming (1940) berikut ini :
90
lanjutan
8. Usahakan agar karyawan merasa aman untuk
mengungkapkan pendapatnya dan meminta
informasi.
9. Hilangkan penghalang (barrier) antar departemen,
dengan supplier dan customer, sehingga terbuka
komunikasi yang efektif.
10.Buang poster dan slogan, karena tidak membantu
memecahkan masalah.
11. Kerjakan dan tunjukan bagaimana kerja yang
benar.
12. Hindarkan pembuatan standar kerja berdasarkan
kuota jumlah, karena akan menurunkan kualitas,
dan batasi jumlah produksi.
13. Hilangkan penghalang antara karyawan dengan
hak mereka untuk bangga atas pekerjaan mereka.
13. Lembagakan pelatihan karyawan untuk mengejar
perubahan dan perkembangan baru..” 91
Elemen-elemen TQM
A. TQM Philosophy (filosofi TQM)
Standar kualitas ditentukan oleh pelanggan
Hubungan dengan pelanggan dan pemasok
perlu, untuk proses produksi dan distribusi
Program yang berorientasi pada
pencegahan (zero defects)
Kualitas ditentukan oleh sumber
pembuatannya, sehingga pekerjalah yang
harus memeriksa kualitas pekerjaannya
dan hasil kerjanya
Perbaikan yang terus menerus dilakukan
92
B. Elemen-elemen TQM
1). Graphical tools (alat bantu grafis)
• Alat bantu grafis digunakan untuk
memantau kualitas aktivitas
• Jenis-jenis bagan diantaranya : process
flowchart, checksheet, pareto analysis &
histogram, cause & effect diagrams, dsb
94
Konsekuensi Biaya Konsekuensi
Biaya
1. Failure Cost (biaya kegagalan)
Biaya yang diakibatkan mutu barang
produksi yang jelek, sehingga harus di
reject, recycling, adjustment, dsb.
Termasuk biaya akibat kekecewaan
pelanggan
2. Appraisal Cost (biaya penilaian)
Biaya untuk pemeriksaan produk (quality
control)
3. Prevention Cost (biaya pencegahan)
Biaya untuk semua aktivitas yang
ditujukan untuk mencegah adanya
kecacatan (defect)
95
Makna Kualitas dalam TQM
Kualitas dalam TQM adalah totalitas tampilan
dan karakteristik sebuah produksi atau
pelayanan yang berhubungan dengan
kemampuan untuk memenuhi kebutuhan yang
dicari. Atau dapat juga dikatakan Kualitas
mengukur bagaimana baiknya sebuah produk
atau jasa memenuhi kebutuhan
pelanggannya. Pertimbangan dasar dari
batasan ini adalah sejauhmana produk atau
jasa itu memenuhi harapan pelanggan.
96
Penerapan Konsep TQM dalam
Bidang Pendidikan
1. Konsep manajemen peningkatan mutu berbasis
sekolah. Manajemen alternatif ini memberikan
kemandirian kepada sekolah untuk mengatur
dirinya sendiri dalam rangka peningkatan mutu
pendidikan, tetapi masih tetap mengacu kepada
kebijakan nasional. Konsekwensi dari pelaksanaan
program ini adanya komitmen yang tinggi dari
berbagai pihak yaitu orang tua/masyarakat, guru,
kepala sekolah, siswa dan staf lainnya di satu sisi
dan pemerintah (Depdikbud) di sisi lainnya
sebagai partner dalam mencapai tujuan
peningkatan mutu. Dalam rangka pelaksanaan
konsep manajemen ini, strategi yang dapat
dilaksanakan oleh sekolah antara lain meliputi
evaluasi diri untuk menganalisa kekuatan dan
kelemahan sekolah.
97
2. Penerapan total quality management in education
(TQME) pada perguruan tinggi di Indonesia harus
dijalankan atas dasar pengertian dan tanggung jawab
bersama untuk mengutamakan efisiensi pendidikan
tinggi dan peningkatan kualitas dari proses pendidikan
tinggi. Melalui penerapan TQME dalam sistem
pendidikan tinggi yang dijalankan secara terus-
menerus dan konsisten, maka perguruan tinggi di
Indonesia akan mampu memenangkan persaingan
global yang amat sangat kompetitif dan memperoleh
manfaat (ekonomis maupun nonekonomis) yang
dapat dipergunakan untuk pengembangan perguruan
tinggi dan peningkatan kesejahteraan personel yang
terlibat di perguruan tinggi itu
98
Konsep Dasar Management by Objective
(MBO) atau Manajemen Berdasarkan Tujuan
1. Manajemen Berdasarkan Tujuan, adalah
Manajemen yang bisa membuka potensi karyawan,
yang rata-rata dapa membantu perusahaan
mencapai tingkat pertumbuhan luar biasa, kira-kira
50 % pertahun antara tahun 1996 dan 2001,
bahkan manajemen ini mampu memangkas
frekuensi keluar masuknya karyawan menjadi
seperlima dari industri pada umumnya.
2. “MBO menekankan pada penetapan sasaran secara
partisipatif yang berwujud dapat diperiksa
kebenarannya, dan dapat diukur, atau dapat juga
dikatakan MBO ini merupakan program yang
mencakup sasaran yang khas yang ditentukan
secara partisipatif untuk kurun waktu tertentu yang
ekspisit dengan upan balik mengenai kemajuan-
kemajuan sasaran.” (Sthephen P. Robbins, Perilaku
Organisasi, Edisi ke Sepuluh,262)
99
Pengertian Management by Objective (MBO)
atau Manajemen berbsis sasaran
Pengertian Management by Objective (MBO) atau
Manajemen Berdasarkan Tujuan, adalah Manajemen
yang bisa membuka potensi karyawan, yang rata-rata dapa
membantu perusahaan mencapai tingkat pertumbuhan luar
biasa, kira-kira 50 % pertahun antara tahun 1996 dan 2001,
bahkan manajemen ini mampu memangkas frekuensi keluar
masuknya karyawan menjadi seperlima dari industri pada
umumnya.
100
Unsur dari Management by Objective (MBO)
atau Manajemen Berdasarkan Tujuan
Spesifikasisasaran. Maksudnya tujuan MBO hendaknya
merupakan pernyataan ringkas mengenai pencapaian
tujuan yang diharapkan, jadi tidak sekedar untuk
menyatakan hasrat mengurangi biaya, memperbaiki
pelayanan dan meningkatkan kualitas.Artinya kalau
ada keinginan-keinginan seperti itu, harus diubah
menjadi tujuan yang dapat diukur dan dievaluasi.
Pengambilan keputusan yang partisipatif. Tujuan dalam
MBO tidaklah ditentukan secara sepihak oleh atasan
yang ditujukan pada bawahan, melaainkan
sasaran/tujuan dalam MBO menggantikan
sasaran/tujuan yang dipaksakan dengan
sasaran/tujuan yang ditentukan secara partisipatif.
Artinya atasan dan bawahan bergabung bersama untuk
memilih sasaran serta sepakat mengenai cara
mengukurnya.
101
lanjutan
Jangka waktu yang eksplisit. Setiap tujuan
mempunyai kurun waktu penyelesaian yang
spesifik, biasanya kurun wsaktu tersebut berkisar
antara tiga bulan, enam bulan atau satu tahun.
Jadi para manajer dan bawahan tidak hanya
mempunyai tujuan yang spesifik tetapi juga
dengan kurun waktu yang ditetapkan untuk
mencapai tujuan itu.
Umpan balik kinerja. Adalah merupakan unsure
terakhir MBO, unsur ini diperlukan karena MBO
berusaha memberikan umpan balik secara trus
menerus mengenai kemajuan sasaran. Dan
idealnya umpan bailk ini juga diberikan pada
individu sehingga meraka dapat memantau dan
mengoreksi tindakan mereka sendiri.”[1]
[1] Sthephen P. Robbins, Perilaku Organisasi, Edisi ke Sepuluh,262 102
Pendekatan Management by Objective
(MBO) atau Manajemen Berdasarkan Tujuan.
Pendekatan MBO
1-11
103
Hubungan Management by Objective (MBO) atau
Manajemen Berdasarkan Tujuan dengan
Teori Penetapan Sasaran
• Teori penetapan sasaran menunjukkan bahwa sasaran
yang sulit akan menhasilkan kinerja individu yang lebih
tinggi dari pada sasaran yang mudah. Selain itu sasaran
yang sulit juga akan meningkatkan kinerja karyawan
menjadi lebih tinggi. Disamping itu umpan balik terhadap
kinerja sesorang akan menghasilkan kinerja yang lebih
tinggi.’ Sekarang coba kita bandingakan Teori ini dengan
MBO.
• “MBO secara langsung mendukung sasaran spesifik dan
umpan baik, MBO menyiratkan secara eksplisit bahwa
sasaran harus dipersiapkan sebagai hal yang dapat
dilaksanakan (feasiable).”
• ]Konsisten dengan penetapan sasaran. MBO akan sangat
efektif bila sasaran itu cukup sulit agar dapat menuntut
orang memaksa dirinya untuk bekerja.
• Adapun salah satu hal yang mungkin dapat menjadi
ketidak cocokan antara MBO dengan teori penetapan
sasaran adalah berkaitan dengan isu partisipasif, karena
MBO mendukung hal tersebut, sedangkan teori penetapan
sasaran menunjukkan bahwa penugasan sasaran ke
bawahan sering sama berhasilnya
104
Kekuatan dan Kelemahan MBO
Kekuatan Kelemahan
105
Penerapan MBO dalam sistem
Pendidikan di Indonesia
Penerapan Management by Objective (MBO) atau Manajemen
Berdasarkan Tujuan dalam sistem Pendidikan di Indonesia adalah
dengan penerapan Desentralisasi Pendidikan
Reformasi pemerintahan yang terjadi di Indonesia telah
mengakibatkan terjadinya pergeseran penyelenggaraan
pemerintahan dari sentralisasi ke desentralisasi yang ditandai
dengan pemberian otonomi yang luas dan nyata kepada
daerah. Pemberian otonomi ini dimaksudkan untuk lebih
memandirikan daerah dan memberdayakan masyarakat sehingga
lebih leluasa dalam mengatur dan melaksanakan kewenangannya
atas prakarsa sendiri. Pemberian otonomi yang luas dan
bertanggung jawab dilaksanakan dengan berdasarkan prinsip-
prinsip demokrasi, peran serta masyarakat, pemerataan,
berkeadilan, dan memperhatikan potensi serta keanekaragaan
daerah, dengan titik sentral otonomi pada tingkat wilayah yang
paling dekat dengan rakyat, yaitu kabupaten dan kota.
106
MANAGEMENT BY
OBJECTIVE
MBO
107
a. Contoh implementasi management by
objectives dalam upaya peningkatan mutu
pendidikan disekolah adalah: kepala
Sekolah membahas dan memutuskan
secara musyawarah dalam rapat guru
tentang target pencapaian nialai ujian akhir
nasional pada tahun tertentu. Keputusan
tersebut adalah rasional dan mendapat
persetujuan dari guru. Selanjutnya target
tersebut menjadi acuan bagi Kepala
Sekolah dan guru dalam dalam
penyusunan dan pelaksanaan program-
program pendidikan dan pengajaran di
sekolah. 108
b. Kelemahan Management by objectives
dalam implementasinya selama ini
antara lain adanya kecenderungan
untuk menetapkan target yang terlalu
ambisius, sehingga sukar dicapai. Atau
kelemahan lain, yang rasional.
109
a. Perbedaan yang essensil antara
manajemen pendidikan yang di
implementasikan selama ini dengan
manajemen pendekatan Manajamen
Berbasis Sekolah (MBS) adalah:
manajemen pendidikan yang
diimplementasikan selama ini sifatnya
sangat sentralistik; adapun MBS lebih
memberi penekanan pada otonomi
sekolah, demokratisasi, dan partisipasi
masyarakat
110
b. Tiga manfaat implementasi MBS adalah:
1. Optimalisasi pengguaan sumber daya
sekolah
2. Pengambilan keputusan partisipatif
3. Transparansi manjemen sekolah
Atau manfaat lain yang tepat atau
rasional/logis.
111
PENGAWASAN
DAN
SUPERVISI
112
a. Perbedaan antara pengawasan
(Controling) dan supervisi (supervision)
dalam bidang pendidikan: pengawasan:
adalah upaya untuk mengamati dan
mengkaji, sejauh mana pelaksanaan
program-program pendidikan sesuai
dengan perencanaan dan mencapai
tujuan yang digariskan; adapun
supervisi adalah upaya untuk memimpin
dan menstimulir guru-guru serta
petugas-petugas lain dalam rangka
memperbaiki pengajaran.
113
b. Contoh implementasi dalam bidang
pendidikan: pengawasan, seorang
pengawas mengawasi pelaksanaan
tugas guru, sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang
berlaku; supervisi, seorang pengawas
atau supervisor memberi pangarahan
kepada guru tantang teknik pengajaran
yang lebih efektif. Atau contoh lain
yangt sesuai.
114
PENGEMBANGAN
SDM
PENDIDIKAN
115
PENGERTIAN PENGEMBANAGN SDM
Sosiologi, Antropologi
Pendekatan Psikologi, Ekonomi
INTERDISIPLIN Ipteks
PENDEKATAN
PENGEMBANGAN ???
Pendekatan Input-Proses-
SISTEM Output/Outcome
STRATEGI *
PENGEMBANGAN
127
PENDEKATAN
PENGEMBANGAN
PENDEKATAN SOSIOLOGI
INTERDISIPLIN ANTROPOLOGI
PSIKOLOGI
EKONOMI
IPTEKS
PENDEKATAN
PENGEMBANGAN
PENDEKATAN INPUT-PROSES
SISTEM OUTPUT/OUTCOME
128
STRATEGI
PENGEMBANGAN
129
STRATEGI PEMBANGUNAN
STRATEGI
PEMBANGUNAN
STRATEGI
STRATEGI UMUM
KHUSUS
World-of-Mouth
Personal Needs Past Experience
Communications
Experience Service
GAP 5
Perceived Service
GAP 1 GAP 3
Translation Perceptions into
Service Quality Specs
GAP 2
Management Perceptions of
Consumers Expectations
quality
Gap 3 : Antara spesifikasi-spesifikasi service quality dan pembelian
service
Gap 4 : Antara pemberian service dan komunikasi eksternal kepada
para pelanggan
Gap 5 : Antara service yang diharapkan dan service yang dirasakan
Bagi setiap organisasi service, eksistensi dari satu atau lebih gap-gap
diatas akan mempengaruhi service quality secara berlawanan. Sebuah
organisasi harus mengidentifikasikan setiap gap yang ada, dan
mengembangkan strategi untuk mempersempit dan menutupinya.
Dengan demikian ketidakpuasan pelanggan yang potensial akan 133
diperkecil