0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
49 tayangan38 halaman

LK FG

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 38

Laporan Kasus

FOURNIER GANGREN
Putri Sari Dewi, S.Ked
140611036
 
Preseptor :
dr. Fadli Hasan Sp. U

BAGIAN/ SMF ILMU BEDAH


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
RSUD CUT MEUTIA ACEH UTARA
PENDAHULUAN 2

Fournier gangren merupakan suatu gangren pada skrotum atau uvula yang disebabkan oleh bakteri anaerob yang
merupakan strain streptococcus betahemolitikus.

Fournier gangren pertama kali ditemukan pada tahun 1883, oleh ahli penyakit kelamin asal Perancis Jean Alfred
Fournier mendapatkan dimana 5 laki-laki muda yang sebelumnya sehat menderita gangren dengan cepat
progresif pada penis dan skrotum tanpa sebab yang jelas.

Dalam artikel penelitian Fournier gangren pada tahun 2013, terdapat sekitar 5 kasus infeksi yang dilaporkan
dalam rekam medis RS Universitas Hassan II Maroko sejak Januari 2003 - Desember 2009. Dari 50 pasien, 12
pasien meninggal dan 28 pasien dapat bertahan hidup, dimana angka mortalitas 24%. Terdapat 44 orang laki-laki
dan 5 orang perempuan. Jenis kelamin tidak berkaitan dengan angka mortalitas. Sumber infeksi 72% kasus dapat
diidentifikasi, dan sumber infeksi yang paling sering adalah melalui anorektal.
Identitas Pasien
Nama : Tn. S
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 59 Tahun
Alamat: Baktiya Barat Utara
Agama: Islam
Status Perkawinan : Kawin
Suku : Aceh
Pekerjaan : Tani
Pendidikan Terakhir: SD
TMRS : 21 Agustus 2019
Ruang : Ruang Bedah Pria
Anamnesis 4
Keluhan Utama
Luka pada scrotum semenjak 2 minggu SMRS

Keluhan Tambahan
Nyeri, berbau, bengkak, kemerahan, kulit mengelupas, nyeri pinggang

RPS
Pasien datang ke RSUCM rujukan dari RS kasih ibu dengan keluhan adanya luka pada scrotum yang dialaminya sejak
2 mingguSMRS. Luka tersebut juga terasa nyeri dan berbau tidak enak, luka awalnya berupa bisul yang banyak pada sc
rotum dan lipat paha, terasa nyeri saat ditekan dan 3 hari kemudian bisul tersebut pecah dan mengeluarkan nanah da
n menjadi luka sejak 3 minggu SMRS, sebelumya pasien juga merasakan scrotumnya membengkak dan kulit mengelu
pas. Pasien mengeluh sering nyeri pinggang selama 1 bulan SMRS, nyeri dirasakan hilang timbul. BAK bewarna kunin
g dengan frekuensi 2x sehari, sebanyak 100 cc setiap kali BAK
RPD
RPO
Riwayat menderita penyakit yang sama disangk
Riwayat penggunaan obat khusus disangkal
al. Riwayat DM dan Hipertensi 2 tahun.

RPK Riwayat Alergi


Riwayat keluarga menderita penyakit yang
Riwayat alergi disangkal
sama disangkal.
Pemeriksaan Fisik

GCS: 140/90 80 kali 20


36,6oC
E4M6V5 mmHg /menit kali/menit
Keadaan Spesifik
Kepala:
Bentuk bulat, simetris Mata:
Cekung (-), Reflek cahaya (+/+), Sklera
ikterik (-/-), Conj.palpebra normal
Leher:
Pembesaran KGB (-), pembesaran
thyroid (-) Jantung:
BJ I > BJ II, murmur sistolik (-), gallop (-)

Thorak: Abdomen:
Simetris, tidak ada retraksi dinding Simetris, nyeri tekan (-), hepatomegali
dada, vesikuler (+/+), rhonki (-/-), (-), Ballotement (-),Undulasi (-),
wheezing (-/-). Shifting Dullness (-),
Bising Usus (+) Normal

Ekstremitas:
Pucat tidak ada, edema tidak ada, Genitalia:
tonus otot kuat, akral hangat, Luka pada scrotum
CRT < 2 detik
Status Lokalis
a/r scrotum
Inspeksi : Bengkak, luka, pus (+)
Palpasi : Nyeri (+)
Laboratorium Hematologi
Pemeriksaan 22-8-2019 22-8-2019 Satuan Nilai rujukan Pemeriksaan 23-8-2019 25-8-2019 26-8-2019 Satuan Nilai rujukan
(00:31) (11:42)

HB 12,8 13,5 g/dL 12-16


Ureum 241,13 282,72 - mg/dL 20-40
Eritrosit 4,56 4,59 juta/mm3 3,8-5,8

Lekosit 14,25 19,90 ribu/mm3 4,0-11,0 Kreatinin 4,74 5,56 - mg/dL 0,60-1,00

Hematokrit 35,2 37,0 % 37-47


Asam urat 10,6 9,1 - mg/dL <7,2
Trombosit 33 225 ribu/mm3 150-450

CT 8’ - menit 1-3 Anti HCV Negatif - - - Negatif

BT 2’ - menit 9-15
Non
Anti HIV (Rapid) - - - Non Reaktif
Glukosa Stik 401 222 mg/dL 70,125 Reaktif

Ureum 169,77 195,69 mg/dL 20-40


HbsAg Negatif - - - Negatif
Kreatinin 3,93 4,27 mg/dL 0,60-1,00
Glukosa Stik 186 102 141 mg/dL 70-125
Asam urat 9,3 9,0 mg/dL <7,2
Resume
Seorang laki-laki, 59 tahun, Pasien datang ke RSUCM rujukan dari RS kasih ibu dengan keluhan adanya l
uka pada scrotum yang dialaminya sejak 2 minggu SMRS. Luka tersebut juga terasa nyeri dan berbau tida
k enak, luka awalnya berupa bisul yang banyak pada scrotum dan lipat paha, terasa nyeri saat ditekan dan
3 hari kemudian bisul tersebut pecah dan mengeluarkan nanah dan menjadi luka sejak 3 minggu SMRS, s
ebelumya pasien juga merasakan scrotumnya membengkak dan kulit mengelupas. Pasien mengeluh seri
ng nyeri perut hingga ke pinggang selama 1 bulan SMRS, nyeri dirasakan hilang timbul. BAK bewarna kun
ing dengan frekuensi 2x sehari, sebanyak 100 cc setiap kali BAK.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan bahwa keadaan umum tampak sakit sedang dengan kesadaran co
mpos mentis, TD: 140/90 mmHg, HR 80 x/menit reguler, RR: 20 x/menit, suhu 36.6ºC.
Pemeriksaan status lokalis scrotum didapatkan Inspeksi bengkak, luka, pus (+). Palpasi ditemukan nyer
i tekan (+).
 Pada pemeriksaan penunjang laboratorium didapatkan kesan leukositosis, trombositosis dan Aki.
Diagnosis Banding Diagnosis Banding
 Fournier Ganggren a/r scrotum ec DD
 Fournier Ganggrene a/r scrotum
1. Abses scrotalis
2. Abses perianal  Aki

 Aki ec DD  Oligouri/Anuria
1. CKD  DM tipe 2
2. Glomerulonefritis  Trombositosis
 Oligouria/Anuria  Sepsis
 DM tipe 2
 Trombositosis
 Sepsip
Penatalaksanaan Prognosis
Non medikamentosa : Bedrest Quo ad vitam : dubia ad bonam
Rawat Luka Quo ad functionam  : dubia ad bonam
Menjaga kadar gula Quo ad sanactionam : dubia ad bonam
Personal hygiene
Mendikamentosa : IVFD Nacl 20 gtt/i
IVFD Kidmin 1 fls /hr 03
IV. Ceftriaxon 1 gr/12 jam
IV. Ondancetron 4 mg 1 amp/ 8 jam
IV. Novalgin 1 amp /8 jam
02
IV. Lasik 20 mg /6 jam
Drip Ca Glukonat 1 flc /hr
Bicnat 3x1
Allopurinol 1x300
01 mg
Transfusi Trombosit 6 bag
Follow Up
S O A P
Kamis Luka dan nyeri pada TD: 140/90 mmHg Fournier Terapi:
22/08/19 scrotum (+) bau (+) HR: 80 x/i Ganggrene a/r - IVFD Nacl 20 gtt/i
H+1 Nyeri pinggang (+) RR: 20 x/i scrotum + Aki - IVFD Kidmin 1 fls /hr
Nyeri perut (+) T: 36,6 C Oligouria + DM
BAK sebanyak 100 Kes: compos mentis tipe 2 - IV. Ceftriaxon 1 gr/12
cc/24 jam (+) SL jam
Lemas (+) a/r scrotum:
I: luka (+) kemerahan - IV. Ondancetron 4 mg 1
(+) pus (+) amp/12 jam
P: nyeri tekan (+) - IV. Novalgin 1 amp /12
Leukosit : 14,25 jamIV.
Trombosit : 33 - Lasix amp/12 jam
Gs : 401 - Transfusi Trombosit 6
Ur : 169,77 bag
Cr : 3,93 - Cek darah rutin
As: 9,3 - Rencana besok Eksisi +
Debridemen Fournier
Ganggrene a/r scrotum
Follow Up
Jumat Nyeri post op pada TD: 130/80 mmHg Fournier Terapi:
23/08/19 scrotum (+) HR: 92 x/i Ganggrene a/r - IVFD Nacl 20 gtt/i
H+2 Nyeri pinggang (+) RR: 20 x/i scrotum + Aki
Nyeri perut (+) T: 38,9C Anuria + Sepsis - IVFD Kidmin 1 fls /hr
Demam (+) Kes: compos mentis DM tipe 2
BAK sebanyak 80 SL - IV. Ceftriaxon 1 gr/12
cc/24 jam (+) a/r scrotum: jam- IV.
Lemas (+) I: Verban (+) - Ondancetron 4 mg 1
P: nyeri tekan (+) amp/8 jam
Ur : 241,13
Cr : 4,74 - IV. Novalgin 1 amp /8
As: 10,6 jam
Gs : 186
- IV. Lasik 20 mg /6 jam

- Drip Ca Glukonat 1
flc /hr

- Bicnat 3x1

- Allopurinol 1x300mg
Follow Up
Sabtu Nyeri post op pada TD: 130/80 mmHg Fournier Terapi:
24/08/19 scrotum (+) HR: 100 x/i Ganggrene a/r - IVFD Nacl 20 gtt/i
H+3 Nyeri pinggang(+) RR: 20 x/i scrotum + Aki +
Nyeri perut (+) T: 38,8C Anuria + Sepsis - IVFD Kidmin 1 fls /hr
Demam : (+) Kes: compos mentis DM tipe 2
BAK sebanyak 1000 SL - IV. Ceftriaxon 1 gr/12
cc/24 jam (+) a/r scrotum: jam
Lemas (+) I: Verban (+) - IV. Ondancetron 4 mg 1
P: nyeri tekan (+) amp/12 jam
Ur :282,72
Cr : 4,74 - IV. Novalgin 1 amp /12
As: 10,6 jam
Gs : 186 - IV. Lasik 20 mg /6 jam
- Drip Ca Glukonat 1 flc
/hr
- Bicnat 3x1
- Allopurinol 1x300mg
- GV perhari
Rencana Hemodialisa
Follow Up
Minggu Nyeri post op pada TD: 140/90 mmHg Fournier Terapi:
25/08/19 scrotum (+) HR: 103 x/i Ganggrene a/r - IVFD Nacl 20 gtt/i
H+4 Nyeri pinggang (+) RR: 20 x/i scrotum + Aki +
Nyeri perut (+) T: 38, 6 C post Anuria + - IVFD Kidmin 1 fls /hr
Demam (+) Kes: compos mentis Sepsis - IV. Ceftriaxon 1 gr/12
BAK sebanyak 1000 SL DM tipe 2 jam
cc/24 jam (+) a/r scrotum: - IV.Ondancetron 4 mg 1
Lemas (+) I: Verban (+) amp/12 jam
P: nyeri tekan (+) - IV. Novalgin 1 amp /12
Ur :241,13 jam
Cr : 5,56 - IV. Lasik 20 mg /6 jam
As: 9,1 - Drip Ca Glukonat 1 flc
Gs : 102 /hr
- Bicnat 3x1
- Allopurinol 1x300 mg
Follow Up
Senin Nyeri pada scrotum TD: 140/90 mmHg Fournier Terapi:
26/08/19 (+) HR: 103 x/i Ganggrene a/r - IVFD Nacl 20 gtt/i
H+5 Nyeri pinggang (+) RR: 20 x/i scrotum + Aki - IVFD Kidmin 1 fls/hr
Nyeri perut (+) T: 38, 6 C +Anuria + - IV. Ceftriaxon 1 gr/12
Demam (+) Kes: compos mentis Sepsis jam
BAK sebanyak 1000 SL DM tipe 2 - IV. Ondancetron 4 mg 1
cc/24 jam (+) a/r scrotum: amp/12 jam
Lemas (+) I: Verban (+) - IV. Novalgin 1 amp /12
P: nyeri tekan (+) - IV. Lasik 20 mg/6 jam
- Drip Ca Glukonat 1 flc /
- Bicnat 3x1
- Allopurinol 1x300mg
- GV perhari
Follow Up
Selasa Nyeri pada scrotum TD: 140/90 mmHg Fournier Terapi:
26/08/19 (+) HR: 103 x/i Ganggrene a/r - IVFD Nacl 20 gtt/i
H+6 Nyeri pinggang (+) RR: 20 x/i scrotum + Aki + - IVFD Kidmin 1 fls /hr
Nyeri perut (+) T: 38, 6 C post Anuria + - IV. Ceftriaxon 1 gr/12
Demam (+) Kes: compos mentis Sepsis jam
BAK sebanyak 1000 SL DM tipe 2 - IV. Ondancetron 4 mg 1
cc/24 jam (+) a/r scrotum: amp/12 jam
Lemas (+) I: Verban (+) - IV. Novalgin 1 amp /12
P: nyeri tekan (+) jam
- IV. Lasik 20 mg /6 jam

- Drip Ca Glukonat 1 flc


/hr
- Bicnat 3x1
- Allopurinol 1x300mg
- GV perhari
Follow Up
Rabu Nyeri post op pada TD: 130/90 mmHg Fournier Terapi:
27/08/19 scrotum (+) HR: 103 x/i Ganggrene a/r - IVFD Nacl 20 gtt/i
H+7 Nyeri pinggang (+) RR: 20 x/i scrotum + Aki +
Nyeri perut (+) T: 38,5C Sepsis - IVFD Kidmin 1 fls/hr
Demam (+) Kes: compos mentis DM tipe 2 - IV. Ceftriaxon 1 gr/12
BAK sebanyak 1000 SL jam
cc/24 jam (+) a/r scrotum: - IV. Ondancetron 4 mg 1
Lemas (+) I: Verban (+) amp/12 jam
P: nyeri tekan (+) - IV. Novalgin 1 amp /12
- IV. Lasik 20 mg /6 jam
- Drip Ca Glukonat 1 flc
/hr
- Bicnat 3x1
- Allopurinol 1x300mg
- GV perhari
Follow Up
Kamis Bicara kacau (+)Nyeri TD: 130/90 mmHg Ensefalopati Terapi:
28/08/19 pada scrotum (+) HR: 100 x/i uremikum + - IVFD Nacl 20 gtt/i
H+8 Nyeri pinggang (+) RR: 21 x/i Fournier - IVFD
Nyeri perut (+) T: 38, 6 C Ganggrene a/r Kidmin 1 fls /hr
Demam (+) Kes: Apatis scrotum + Aki + IV. Ceftriaxon 1
BAK sebanyak SL post Anuria + gr/12 jam- IV.
1500cc/24 jam (+) a/r scrotum: Sepsis Ondancetron 4 mg 1
Lemas (+) I: Verban (+) DM tipe 2 amp/12 jam
P: nyeri tekan (+) - GV perhari
Follow Up
Jumat Bicara kacau (+) TD: 140/90 mmHg Ensefalopati Terapi:
20/08/19 Pusing (+) HR: 100 x/i uremikum + - IVFD Nacl 20 gtt/
H+9 Nyeri pada scrotum RR: 21 x/i Fournier - IVFD Kidmin 1 fls /hr
(+) T: 38, 7 C Ganggrene a/r - IV. Ceftriaxon 1 gr/12
Nyeri pinggang (+) Kes: Apatis scrotum + Aki + jam
Nyeri perut (+) SL Anuria + Sepsis - IV. Novalgin 1 amp /12
BAK sebanyak a/r scrotum: DM tipe 2 - IV. Lasik 20 mg /6 jam
1500cc/24 jam (+) I: Verban (+) - IV. Ondancetron 4 mg 1
Lemas (+) P: nyeri tekan (+) amp/8 jam
- Drip Ca Glukonat 1 flc
/hr
- Bicnat 3x1
- Allopurinol 1x300mg
PAPS
Laporan Operasi

Diagnosa Pra Bedah: Fournier Ganggrene a/r scrotum + Aki + DM tipe 2


Diagnosa Pasca Bedah: Fournier Ganggrene a/r scrotum + Aki + DM tipe 2
Tindakan Operasi : Eksisi + Debridemen Fournier Ganggrene a/r scrotum

Teknik Operasi:
 Pukul 11:00 Eksisi + debridemen dimulai
 Pasien dengan posisi litotomi dalam spinal anastesi dilakukan tindakan aseptik
 Mencuci luka dengan NACl + Betadine +H202 mengeluarkan jaringan Nekrotik Debridemen + Ne
krotik
 kompres betadine + NaCl
 Pukul 11 : 45 WIB Eksisi + debridemen selesai
Gambar hasil operasi
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi

 Fournier gangrene adalah infeksi nekrotik yang akut dari skrotum, penis, atau perineum.
 Fournier gangrene merupakan fasciitis necroticans yang progresif pada daerah penis, skrotum, dan
perineum.
 Fournier gangrene adalah infeksi polimikrobial jaringan subkutan pada perineal yang disertai
pembentukan gas dan jaringan nekrotik.

Epidemiologi

Fourniere gangrene pertama kali ditemukan pada tahun 1883 oleh seorang venerologis Prancis Jean
Alfred Fournier yang ditemukan pada 5 pria muda menderita gangrene yang progresif pada penis dan
skrotum tanpa penyebab yang jelas.
Fourniere gangrene merupakan penyakit yang tidak umum, tetapi insidennya tidak diketahui. Pada
penelitian tahun 1992, Paty and coworkers mengkalkulasikan 500 kasus terlaporkan dengan prevalensi
1 dibanding 7500 orang.
Etiologi

 Dalam sebagian besar kasus Fournier gangrene disebabkan oleh infeksi polimikrobial yang
disebabkan oleh organisme aerobik , anaerobik, gram positif, dan gram negatif.
 Walaupun awalnya dideskripsikan bahwa penyebabnya idiopatik, Fournier gangrene memiliki
penyebab yang dapat diidentifikasi pada 75%-95% kasus.
 Saat penyebab penyakit ini, 13-50% berasal dari infeksi kolorektal dan 17-87% berasal dari
urogenitalia, sedangkan sisanya berasal dari trauma lokal atau infeksi kulit di sekitar genitalia.

Anatomi penis
Patogenesis

 Infeksi lokal yang berdekatan dengan portal dari masuknya


inciting event adalah dasar terjadinya Fournier gangrene.
Suatu endarteritis obliterative berkembang menyebabkan
kulit, subkutan dan pembuluh darah menjadi nekrosis
kemudian berlanjut iskemia lokal dan proliferasi bakteri.
Tingkat kerusakan fascia sebesar 2-3 cm per jam telah
dideskripsikan.
 Infeksi merupakan ketidakseimbangan antara (1) imunitas
host, yang sering terganggu oleh satu atau lebih proses
sistemik penyerta, dan (2) virulensi dari mikroorganisme
penyebab. Faktor etiologi memungkinkan untuk masuknya
mikroorganisme ke dalam perineum, sistem imun yang turun
memberikan lingkungan yang baik untuk memulai infeksi,
dan virulensi mikroorganisme mempromosikan penyebaran
cepat penyakit ini.
Pendekatan Diagnosis
Anamnesa dan Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Penunjang
Pasien dengan Fournier gangren biasanya
mengeluh rasa sakit dan nyeri tekan di alat Tes
Tes Darah
Darah lengkap
lengkap
kelamin. Perjalanan klinis biasanya berlangsung
melalui tahap-tahap berikut :
 Gejala prodromal berupa demam dan letargi Foto
Foto Polos
Polos Radiologi
Radiologi
yang muncul selama 2-7 hari.
 Rasa sakit dan nyeri tekan yang berhubungan
dengan edema pada kulit di atasnya yang juga CT-Scan
CT-Scan (Computed
(Computed Tomography)
Tomography)
disertai pruritus.
 Meningkatkan nyeri genital dengan eritema
USG
USG (Ultrasonografi)
(Ultrasonografi)
dikulit atasnya.
 Gambaran duski di kulit atasnya (subkutan
krepitasi). Histopatologis
Histopatologis
 Gangren jelas dari bagian alat kelamin disertai
drainase purulen dari luka
Penatalaksanaan

Antibiotik dan Antifungal

Debridement ( Surgical Diagnosis)

Oksigen Hiperbarik

Rekonstruksi Bedah
Komplikasi
Setiap kondisi yang menekan imunitas Komplikasi akhir meliputi :
seluler dapat mempengaruhi pasien untuk  Chordee, ereksi yang menyakitkan,
terjadinya Fournier gangren, seperti : dan disfungsi ereksi
 Diabetes mellitus (sebanyak 60% dari  Infertilitas akibat memindahkan testis
kasus) di paha kantong (suhu tinggi)
 Malnutrisi  Karsinoma sel skuamosa pada
 Alkoholisme jaringan parut
 Usia lanjut  Imobilisasi dengan kontraktur yang
 Vascular penyakit panggul lama
 Keganasan  Perubahan sekunder pada perubahan
 Lupus eritematosus sistemik tubuh karena gangguan depresi
 Penyakit crohn dismorfik
 Infeksi HIV  Lymphodema dari kaki sekunder untuk
 Iatrogenik kekebalan (misalnya terapi debridement panggul yang
jangka panjang kortikosteroid) selanjutnya thrombophlebitis
Prognosis
Beberapa penelitian terakhir tentang Four
nier gangrene berupaya untuk mengemba
ngkan suatu metode untuk memperkiraka
n prognosis pasien.
Salah satu metode yang dapat digunakan
adalah sistem penskoran Fournier's gangr
ene severity index (FGSI).
Penilaian FGSI paling baik dilakukan saat
pertama kali pasien datang. FGSI dapat m
enjadi salah satu alternatif yang mudah d
an objektif dalam menentukan prognosis
pasien.
PEMBAHASAN

 Pada anamnesis pasien datang dengan keluhan luka pada scrotum 2 minggu SMRS.
Gejala lain yang dapat ditemukan pada pasien adalah adanya nyeri, berbau, bengkak, k
emerahan, kulit mengelupas, nyeri pinggang.
 Dari anamnesis juga didapatkan bahwa pasien datang ke RSUCM rujukan dari RS ka
sih ibu dengan keluhan adanya luka pada scrotum yang dialaminya sejak 2 minggu SM
KAS RS. Luka tersebut juga terasa nyeri dan berbau tidak enak, luka awalnya berupa bisul ya
US ng banyak pada scrotum dan lipat paha, terasa nyeri saat ditekan dan 3 hari kemudian
bisul tersebut pecah dan mengeluarkan nanah dan menjadi luka sejak 3 minggu SMRS,
sebelumya pasien juga merasakan scrotumnya membengkak dan kulit mengelupas. P
asien mengeluh sering nyeri perut hingga ke pinggang selama 1 bulan SMRS, nyeri dira
sakan hilang timbul. BAK bewarna kuning dengan frekuensi 2x sehari, sebanyak 100 c
c setiap kali BAK.
PEMBAHASAN
Dalam sebagian besar kasus Fournier gangren disebabkan oleh infeksi polim
ikrobial yang disebabkan oleh organisme aerobik, anaerobik, gram positif, dan
gram negatif.
Walaupun awalnya dideskripsikan bahwa penyebabnya idiopatik, Fournier ga
ngrene memiliki penyebab yang dapat diidentifikasi pada 75%-95% kasus.
TEO
RI Saat penyebab penyakit ini, 13-50% berasal dari infeksi kolorektal dan 17-8
7% berasal dari urogenitalia, sedangkan sisanya berasal dari trauma lokal atau i
nfeksi kulit di sekitar genitalia.
Kultur dari pasien dengan Fournier gangren adalah infeksi polimikroba denga
n rata-rata 4 isolat per kasus. Escherichia coli adalah aerob dominan, dan Bacte
roides adalah anaerob dominan.
PEMBAHASAN

Pada pemeriksaan fisik didapatkan bahwa keadaan umum tampak sakit sed
ang dengan kesadaran compos mentis, TD: 140/90 mmHg, HR: 80 x/ menit,
RR: 20 x/ menit, temperatur : 36,6oC. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kon
jungtiva kedua mata pucat.
KAS
US Pada status lokalisata a/r scrotum didapatkan membengkak dan kulit men
gelupas.
Hal tersebut menunjukkan gambaran pemeriksaan fisik yang khas pada four
nier gangren yang ditemukan dari hasil pemeriksaan inspeksi bengkak, luka,
pus (+). Palpasi ditemukan nyeri tekan (+).
PEMBAHASAN

Pada pemeriksaan penunjang laboratorium didapatkan kesan leukositosis tro


mbositosis dan aki. Untuk menilai respon kekebalan yang ditimbulkan oleh pro
ses infeksi dan untuk memeriksa jumlah dari sel darah merah, dan mengevalua
KAS
US si potensi sepsis-yang menyebabkan trombositopenia. Profil koagulasi seperti,
prothrombin time (PT), Activated Partial Thromboplastin Time (APTT), jumlah tr
ombosit, kadar fibrinogen sangat membantu untuk mencari sepsis-induced koa
gulopati seperti pada ITP.
PEMBAHASAN

Kultur darah juga diperlukan untuk mengetahui jenis mikroba yang terlibat s
erta menilai keadaan septisemia. Kimia darah untuk mengevaluasi ganggua
n elektrolit, untuk mencari bukti dehidrasi dapat diperiksa blood urea nitroge
TEO n [BUN]/kreatinin rasio, yang cenderung terjadi sebagai akibat perlangsunga
RI n penyakit, juga kadar gula dalam darah mengevaluasi intoleransi glukosa, y
ang mungkin disebabkan untuk DM atau sepsis yang disebabkan gangguan
metabolisme. Arterial blodd gas (ABG) untuk memberikan penilaian yang leb
ih akurat gangguan asam dan basa.
PEMBAHASAN

Jaringan yang rusak akibat gangren sudah tidak bisa lagi diperbaiki, namun ada beberap
a tindakan yang bisa dilakukan untuk mencegah gangren berkembang. Dokter akan me
milih dari beberapa tindakan, tergantung dari keparahan gangren yang dialami pasien.
Penatalaksanaan segera yang dilakukan yaitu pemberian anti biotik guna mengeradikasi
bakteri penyebab gangren dengan menggunakan cefalosporin spektrum luas dan metro
TEO
nidazole yang memiliki efek baik terhadap bakteri anaerob.
RI
Pengobatan Fournier gangren melibatkan beberapa modalitas.
Pembedahan diperlukan untuk diagnosis definitif dan eksisi jaringan nekrotik.
Pada pasien dengan gejala sistemik terjadi hipoperfusi atau kegagalan organ, resusitasi
agresif untuk memulihkan perfusi organ normal harus lebih diutamakan daripada prose
dur diagnostik.
PEMBAHASAN

Pengobatan pasien dengan Fournier gangren meliputi resusitasi agresif dalam menga
ntisipasi operasi.
Pasien dengan posisi litotomi dalam spinal anastesi dilakukan tindakan aseptik didap
atkan pus yang keluar dari ulkus disertai dengan perdarahan, ulkus dicuci dengan NaCl +
Betadine +H2O2 mengeluarkan jaringan Nekrotik Debridemen + Nekrotik setelah itu dik
KAS
US ompres dengan menggunakan larutan Hemolok  sebagai antiseptik dan desinfektan.
Luka dibiarkan tetap terbuka agar oksigenasi berlangsung baik guna mencegah perke
mbangan bakteri anaerob. Pasien juga direncanakan untuk dilakukan divesi feses denga
n melakukan kolostomi agar proses devekasi dapat berlangsung.
Pada perawatan hari pertama post debridement dan nekrotomi terlihat luka masih ba
sah, dengan pus minimal, tanpa jaringan nekrosis dan tidak ada lagi bau menyengat.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai