Saintifikasi Jamu PSBA
Saintifikasi Jamu PSBA
Saintifikasi Jamu PSBA
Sukrasno
SAINTIFIKASI JAMU
Amrianto 20720026
Khairunnisa 20720010
Muhammad Fahmi Hasan 30720008
Nisrina Muslihin 20720316
Nur Adliani 30720006
Peri Umardiana 20719316
OBAT TRADITIONAL
Pengertian
Obat Tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan,
bahan mineral, sediaan galenik atau campuran dan bahan-bahan tersebut, yang secara traditional
telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman. ( Kemenkes,1990 )
Akar alang-alang dipergunakan untuk obat penurun panas. Rimpang temulawak dan rimpang kunyit
banyak dipergunakan untuk obat hepatitis. Batang kina dipergunakan untuk obat malaria. Kulit batang
kayu manis banyak dipergunakan untuk obat tekanan darah tinggi. Buah mengkudu banyak dipergunakan
untuk obat kanker.
Penggolongan
Jamu adalah obat tradisional yang disediakan secara tradisional, misalnya dalam bentuk
serbuk seduhan atau cairan yang berisi seluruh bahan tanaman yang menjadi penyusun jamu
tersebut serta digunakan secara tradisional.
Obat Herbal Terstandar (OHT) adalah obat tradisional yang berasal dari ekstrak bahan
tumbuhan, hewan maupun mineral. Perlu dilakukan uji pra-klinik untuk pembuktian ilmiah
mengenai standar kandungan bahan yang berkhasiat, standar pembuatan ekstrak tanaman
obat, standar pembuatan obat yang higienis dan uji toksisitas akut maupun kronis.
Fitofarmaka adalah sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya
secara ilmiah dengan uji praklinis dan uji klinis bahan baku serta produk jadinya telah di
standarisir (BPOM. RI., 2004 ).
Kriteria
• Lebih jauh dari pada itu, saintifikasi jamu merupakan upaya untuk
memoderenisasikan jamu supaya lebih saintifik dan bisa dijelaskan secara
ilmiah kepada masyarakat luas.
Tujuan
• Memberikan landasan ilmiah (evidenced based) penggunaan jamu secara empirik melalui penelitian berbasis
pelayanan yang dilakukan di sarana pelayanan kesehatan, dalam hal ini klinik pelayanan jamu/dokter praktik
jamu.
• Selain itu, adanya saintifikasi jamu diharapkan dapat merangsang para peneliti untuk terlibat lebih jauh dalam
kajian dan riset yang berkaitan dengan obat tradisional dan jamu.
• Ruang lingkup saintifikasi jamu diutamakan untuk upaya preventif, promotif, rehabilitative dan paliatif.
Saintifikasi jamu dalam rangka upaya kuratif hanya dilakukan atas permintaan tertulis pasien sebagai
• Meningkatkan penyediaan jamu yang aman, memiliki khasiat nyata yang teruji secara ilmiah, dan dimanfaatkan
secara luas baik untuk pengobatan sendiri maupun dalam fasilitas pelayanan kesehatan.
Legalitas
Komisi Nasional Saintifikasi Jamu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bertugas :
a. Membina pelaksanaan saintifikasi jamu.
b. Meningkatkan pelaksanaan penegakan etik penelitian jamu.
c. Menyusun pedoman nasional berkaitan dengan pelaksanaan saintifikasi jamu.
d. Mengusulkan kepada Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan bahan jamu,
khususnya segi budidaya, formulasi, distribusi dan mutu serta keamanan yang layak digunakan untuk
penelitian.
e. dll
ALUR SAINTIFIKASI JAMU
Alur Saintifikasi Jamu
Uji klinik adalah pengujian khasiat dan keamanan obat pada manusia yang dapat
“menjamin” apakah hasil in vitro atau hasil pada hewan coba sama dengan pada manusia.
Uji klinik terdiri dari 4 fase
Studi Praklinik dan Klinik 3
Uji Klinik Fase I. Pada uji fase 1, calon obat diuji pada sukarelawan sehat (25-50) untuk mengetahui
apakah sifat yang diamati pada hewan percobaan juga terlihat pada manusia. Pada fase ini ditentukan
hubungan dosis dengan efek yang ditimbulkannya dan profil farmakokinetik obat pada manusia
Uji Klinik Fase II. Pada uji klinik fase 2 maka calon obat diuji pada pasien tertentu (100-200), diamati
efikasi pada penyakit yang diobati. Yang diharapkan dari obat adalah mempunyai efek yang potensial
dengan efek samping rendah atau tidak toksik.
Uji Klinik Fase III. Uji klinik fase 3, melibatkan kelompok besar pasien (mencapai ribuan, 300-3000
orang pasien), biasanya multicenter. Pada fase ini obat baru dibandingkan efek dan keamanannya
dengan obat pembanding yang sudah diketahui.
Uji Klinik Fase IV. Uji klinik ini dilakukan setelah obat dipasarkan/ (post marketing surveillance) yang
diamati pada pasien dengan berbagai kondisi, berbagai usia dan ras, studi ini dilakukan dalam jangka
waktu lama untuk melihat nilai terapeutik dan pengalaman jangka panjang
Jamu Berkhasiat 4
OHT
Fitofarmaka
(Obat Herbal Terstandar)
Bagan saintifikasi jamu
Penelitian di pelayanan
Uji pra klinik Uji klinik kesehatan
1. Penurun asam urat (daun kepel, daun tempuyung, kayu secang, temulawak,
kunyit, meniran)
2. Penurun tekanan darah (seledri, pegagan, kumis kucing, temulawak, kunyit,
meniran)
3. Pereda wasir (daun ungu, daun duduk, daun iler, temulawak, kunyit, meniran)
4. Pereda radang sendi (adas, kumis kucing, rumput bolong, temulawak, kunyit,
meniran)
5. Penurun kolesterol (daun jati cina, daun jati belanda, daun tempuyung, daun teh
hijau, temulawak, kunyit, meniran)
6. Pereda gangguan fungsi hati (Temulawak, kunyit, daun jombang)
7. Pereda gangguan lambung (Jahe, daun sembung, jinten hitam, kunyit)
ANTICHOLESTEROL
• Pemberian formula jamu diatas selama 28 hari dapat menurunkan secara signifikan kadar
kolesterol plasma pada subjek penelitian dengan kadar kolesterol ringan hiperkolesterolemia.
HASIL UJI KLINIS BAHAN TUMBUHAN OBAT
INDONESIA
No NAMA BAHAN TINGKAT INDIKASI SENYAWA AKTIF DOSIS
EVIDENCE
1 Aloe vera A Laksansia Aloin 10-30 mg/hari
2 Cinnamon B Karminativa Sinamaldehid 50-200 mg/hari
3 Plantago A Hiperkolesterol Arabinoksilan 400-3.000 mg/hari
4 B Konstipasi Arabinoksilan 750-2.000 mg/hari
5 Garlic B Hiperlipidemia Allisin (Alliin) 7-10 g/hari
6 Thymi B Batuk Timol, karvakrol 3 x 120 mg/hari
7 Andrographis B Diare Andrografolid 4 x 500 mg/hari
8 Orthosiphon B Diuretika Flavonoid total 3 x 20 mg/hari
9 Sambucus B Diuretika Flavonoid total 3 x 150 mg/hari
10 Curcuma B Dislipidemia Kurkuminoid 160 mg/hari
11 Valerian B Insomnia Valepotriate 45-90 mg/hari
HASIL UJI KLINIK FASE II-Formula Empiris
JAMU
Sumber : Yuliani, M.E., 2010, Proses Produksi Pil Di PT. Air Mancur, Tugas Akhir
Persyaratan
a. Bahan Baku
Sumber : PerKBPOM No. 12 Tahun 2014 tentang Persyaratan Mutu Obat Tradisional
Persyaratan
Rajangan yang diseduh dengan air Rajangan yang direbus sebelum
PARAMETER panas sebelum digunakan digunakan
Organoleptik bentuk, rasa, bau dan warna bentuk, rasa, bau dan warna
Kadar air ≤ 10% ≤ 10%
Cemaran mikroba
Angka Lempeng Total : Angka ≤ 106 koloni/g ≤ 107 koloni/g
Kapang Khamir : ≤ 104 koloni/g ≤ 104 koloni/g
Escherichia coli : negatif/g negatif/g
Salmonella sp : negatif/g negatif/g
Pseudomonas aeruginosa : negatif/g negatif/g
Staphylococcus aureus : negatif/g negatif/g
Sumber : PerKBPOM No. 12 Tahun 2014 tentang Persyaratan Mutu Obat Tradisional
Persyaratan
Serbuk Simplisia yang diseduh
Sediaan lainnya
dengan air panas sebelum
digunakan
Serbuk Instan, granul, serbuk Efervesen, Pil, Kapsul, Kapsul
a. Keseragaman Bobot Lunak, Tablet/kaplet, Tablet Efervesen, tablet hisap, Pastiles,
Dodol/Jenang, Film Strip dan Cairan Obat Dalam
a. Waktu hancur
- ≤ 60 menit untuk sediaan Pil, Kapsul Lunak ,Tablet bersalut
gula, dan Tablet bersalut film
- ≤ 30 menit untuk sediaan Kapsul, Tablet/kaplet tidak
bersalut
b. Keseragaman bobot
Sesuai dengan bentuk sediaan
Sumber : PerKBPOM No. 12 Tahun 2014 tentang Persyaratan Mutu Obat Tradisional
Produk Obat Tradisional
1. JAMU
Sumber : BPOM, 2020, Informatorium Obat Modern Asli Indonesia (OMAI) di Masa Pandemi Covid-19
Produk Obat Tradisional
2. OHT
Sumber : BPOM, 2020, Informatorium Obat Modern Asli Indonesia (OMAI) di Masa Pandemi Covid-19
Produk Obat Tradisional
3. Fitofarmaka
Sumber : BPOM, 2020, Informatorium Obat Modern Asli Indonesia (OMAI) di Masa Pandemi Covid-19
Klinik Saintifikasi Jamu
Klinik Saintifikasi Jamu
No. 003/Menkes/PER/2010
Fasilitas Pelayanan Klinik Jamu
Alur Klinik Saintifikasi Jamu
Apotek
Pasien
Akupuntur
Pijat
Poli
Penatalaksanaan Herbal
Dokter :
1. Anamnesis Pemeriksaan
2. Pemeriksaan Fisik penunjang
3. Diagnosis
Apotek
Source: b2p2toot.litbang.kemkes.go.id
Tanaman Obat Komplementer - Alternatif
• Diabetes Melitus Herba sambiloto (Andrographidis paniculata)
• Hipertensi Herba pegagan (Centella asiatica)
• Dislipidemia Daun kemuning (Murrayae paniculata)
• Hiperurosemia Herba tempuyung (Sonchu arvensis), Daun salam (Eugenya
polyantha)
• Asthma Bronkial Daun legundi (Vitex trifolia), Daun sembung (Blumea balsamifera),
Daun srawung (Ocimum gratissimum)
• Rematik Biji jinten hitam (Nigella sativa), Temulawak (Curcuma xanthoriza) Kunyit
(Curcuma domestica)
• Hepatitis Daun dewa (Gynura procumbens), Herba meniran (Phyllanthus niruri),
Temulawak (Curcuma xanthoriza)
• Batu Ginjal Ngokilo jejeg (Strobillanthus crispus)
• Gastritis Daun swanggi (Degluptha alba)
TERIMA KASIH