3rega-Kelompok 8 - Askep Overdosis
3rega-Kelompok 8 - Askep Overdosis
3rega-Kelompok 8 - Askep Overdosis
DOSEN PEMBIMBING :
HEPTA NUR ANUGRAHINI S.KEP NS M.KEP
DISUSUN OLEH :
1. CERLINA FEBRIATI (P27820118002)
2. RESYAWALDI WAHYU UTOMO (P27820118004)
Karbon monoksida
Keracunan karbon monoksida adalah kondisi di mana seseorang mengalami ker
acunan akibat terlalu banyak menghirup karbon monoksida.
NAPZA
Napza singkatan dari narkotika, psikotropika, dan zat / bahan adiktif lainn
ya adalah bahan/zat/obat bila masuk kedalam tubuh akan mempengaruhi tubuh terut
ama otak/susunan saraf pusat, sehingga menyebabkan gangguan kesehatan, psiki
s, dan menyebabkan ketagihan (adiksi) serta ketergantungan (dependensi) terhadap
NAPZA.
Etiologi
Keracunan obat dapat terjadi, pada penggunaan untuk terapi maupun
pada penyalahgunaan obat. Overdosis sering terjadi dikarenakan beber
apa faktor yaitu :
1. Usia Lansia
2. Merek dagang.
3. Penyakit
4. Gangguan emosi dan mental
5. Mengkonsumsi lebih dari satu jenis narkoba misalnya mengkonsumsi
6. Mengkonsumsi obat lebih dari ambang batas kemampuannya
Manifestasi Klinis
• IFO
Yang menonjol adalah kelainan visus, hiperaktifitas kelenjar ludah, berkeringat
dan gangguan saluran pencernaan, penurunan pernafasan serta penurunan CNS ( Ce
ntral Nervous System/Sistem Saraf Pusat).
Gejala ringan meliputi : Anoreksia, nyeri kepala, rasa lemah,rasa takut, tremor pada
lidah,kelopak mata,pupil miosis.
Keracunan berat : diare, pupil pinpoint/miosis, reaksi cahaya negatif, sesak nafas,
sianosis, edema paru, inkontenesia urine dan feces, konvulsi, koma, blockade jantun
g akhirnya meningal.
• NAPZA
Secara umum, manifestasi klinis dari pemakaian NAPZA adalah :
1. Perubahan Fisik
2. Perubahan sikap dan perilaku
• KARBON MONOKSIDA
Saat keracunan karbon monoksida, seseorang akan mengalami
hipoksia atau kekurangan oksigen. Gejala klinis dari saturasi darah oleh karbon
monoksida dapat dilihat pada table :
Konsentrasi CO dalam darah Gejala
Kurang dari 20 % Tidak ada gejala
20% Nafas menjadi sesak
30% Sakit kepala, lesu, mual, sakit perut, nadi dan pernafasan
menjadi meningkat
30% - 40% Sakit kepala berat, kebingungan, nyeri dada, hilang daya
ingat, lemah, hilang keseimbangan dan koordinasi tubuh
40% - 50% Kebingungan meningkat, setengah sadar
60% - 70% Tidak sadar, kehilangan daya mengontrol feces dan urin
70% - 89% Koma, nadi meningkat tidak teratur, kematian karena
kegagalan pernafasan
Patofisiologi
• IFO
IFO (Organo Phosphatase Insectisida) bekerja dengan cara menghambat (inakt
ivasi) enzim asetikolinesterase tubuh (KhE).Dalam keadaan normal enzim KhE beker
ja untuk menghidrolisis arakhnoid(AKH) dengan jalan mengikat Akh –KhE yang bersi
fat inaktif. Secara farmakologis efek Akh dapat dibagi 3 golongan :
1. Muskarini, terutama pada saluran pencernaan, kelenjar ludah dan keringat, pupi
l, bronkus dan jantung.
2. Nikotinik, terutama pada otot-otot skeletal, bola mata, lidah, kelopak mata dan
otot pernafasan.
3. SSP, menimbulkan nyeri kepala, perubahan emosi, kejang-kejang (Konvulsi)
sampai koma.
• NAPZA
Overdosis atau keracunan NAPZA adalah pada sistem saraf pusat dengan akib
at penurunan tingkat kesadaran dan depresi pernapasan. Fungsi kardiovaskuler jug
a terganggu, karena efek toksik langsung pada miokard dan pembuluh darah pe
rifer, dan sebagian karena depresi pusat kardiovaskular diotak.
Komplikasi
1. Gagal ginjal
2. Kerusakan hati
3. Gangguan pencernaan
4. Gangguan pernafasan
Pemeriksaan Penunjang
• IFO
Laboratorium
Pengukuran kadar KhE dengan sel darah merah dan plasma, penting untuk
memastikan diagnosis keracunan. IFO akut maupun kronik (Menurun sekian % dari n
ilai normal).
a) Kercunan akut : Ringan : 40 - 70 %
b) Sedang : 20 - 40 %
c) Berat : < 20 %
Radiologi
Edema paru (ARDS) terjadi karena disebabkan oleh keracunan CO, sianid, opioi
d, paraquat, phencyclidine, hipnotik sedatif, atau salisilat, karena inhalasi gas irita
n, asap atau uap (ammonia, metal oksida, merkuri).
• NAPZA
Laboratorium
Analisis urin, darah lengkap, cairan lambung serta sampel kimia dapat bergu
na untuk memastikan dugaan keracunan.
EKG
EKG untuk mengarahkan diagnosis dan terapi. Bradikardi dan AV block dapat
terjadi pada pasien yang keracunan agonis, antiaritmia, blocker, calcium channel bl
ocker, obat kolinergik (karbamat dan insektisida organofosfat), glikosida jantung, litiu
m, magnesium, atau trisiklik antidepresan. Pemanjangan QRS dan interval QT dapat dis
ebabkan oleh hiperkalemia dan oleh obat-obat membran aktif.
Radiologi
Densitas radioaktif dapat terlihat pada foto abdomen pada keracunan garam
kalsium, chloral hydrate, chlorinated hydrocarbons, logam berat, bungkus obat terlara
ng yang ditelan, bahan yang mengandung iodine, garam kalium, agen psychotherapeu
tic, litium, pheno-thiazines, tablet salut, atau salisilat.
• Karbon Monoksida
EKG
(menunjukkan gambaran sinus takikardi dan perubahan segmen ST)
Pemeriksaan Laboratorium
Rutin : Darah lengkap, glukosa, ureum/creatinin/elektrolit, analisa ga
s darah dengan kadar COHb, EKG 12 lead