(PPT) Analgetik Perifer

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 17

Analgetik Perifer

Kelompok 3
Nama Anggota

1. Anggita Keandri (20.006)


2. Eva Nurrhoudloh Z. (20.026)
3. Miftah Khusnul J. (20.045)
4. Rizha Maharani (20.065)
5. Yunika Oviliasari (20.085)
Golongan Obat
01 Golongan Salisilat
Asam asetil salisilat lebih dikenal sebagai asetosal dan aspirin. Obat ini diindikasikan untuk sakit kepala,
nyeri otot, demam dan lain — lain. Asetosal adalah analgetik antipiretik dan anti inflamasi yang sangat luas
digunakan dan digolongkan dalam obat bebas. Efek samping obat ini adalah iritasi lambung dan saluran
cerna. Karena salisilat bersifat hepatotoksik maka tidak dianjurkan diberikan pada penderita penyakit hati
kronis.

02 Golongan Para Aminofenol


Terdiri dari fenasetin dan asetaminofen. Indikasi obat ini untuk menghilangkan atau mengurangi nyeri ringan
sampai sedang, dan dapat menurunkan demam dengan mekanisme efek sentral. Fenasetin karena
toksisitasnya terhadap hati dan ginjal maka penggunaanya dilarang. Efek parasetamol dan kombinasinya
dalam dosis besar atau jangka lama dapat menyebabkan kerusakan hati.
03 Golongan Pirazolon (Dipiron)
Efek samping semua derivate pirazolon menyebabkan agranulositosis, anemia aplastic
dan trombositopenia. Fenibultazon dan turunnya saat ini yang digunakan adalah dipiron
sebagai analgetik antipiretik, karena efek inflamasinya lemah. Fenibultazon digunakan
untuk mengobati arthritis rheumatoid.

04 Golongan Antranilat (Asam Mefenamat)

Digunakan sebagai analgesic karena sebagai anti inflamasi kurang efektif dibanding
aspirin. Efek samping seperti gejala iritasi mukosa lambung dan gangguan saluran cerna
sering timbul
Mekanisme Kerja
Obat-obatan dalam kelompok ini memiliki target aksi pada enzim, yaitu
enzimsiklooksigenase (COX). COX berperan dalam sintesis mediator nyeri, salah
satunya adalah prostaglandin. Mekanisme umum dari analgetik jenis ini adalah
mengeblok pembentukan prostaglandin dengan jalan menginhibisi enzim
COX pada daerah yang terluka dengandemikian mengurangi pembentukan
mediator nyeri. Mekanismenya tidak berbeda dengan NSAID dan COX-2
inhibitors. Efek samping yang paling umum dari golongan obat ini adalah
gangguan lambung usus, kerusakan darah, kerusakan hati dan ginjal serta reaksi
alergi di kulit. Efek samping biasanya disebabkan oleh penggunaan dalam jangka
waktu lama dandosis besar (Anchy, 2011)
Keseluruhan proses atau kejadian yang dialami molekul obat mulai saat
masuknya obat ke dalam tubuh sampai keluarnya obat tersebut dari dalam
tubuh, disebut proses farmakokinetik. Jadi melalui berbagai tempat pemberian
obat, misalnya pemberian obat melalui alat cerna atau diminum (peroral),
otot-otot rangka (intramuskuler), kulit (topikal), paru-paru (inhalasi), molekul
obat masuk ke dalam cairan intra vaskuler setelah melalui beberapa dinding
(barrier) dan disebarkan ke seluruh tubuh serta mengalami beberapa proses.
Pada umumnya obat baru dikeluarkan (ekskresi) dari dalam tubuh setelah
mengalami biotransformasi di hepar. Ekskresi obat dapat melalui beberapa
tempat, antara lain ginjal (urin) dan kulit (keringat).
Contoh Obat dan
Dosis Pemakaian
Salisilat
Adalah obat yang digunakan untuk meredakan demam,
peradangan, dan rasa sakit. Salah satu yang termasuk obat
salisilat adalah aspirin. Aspirin tersedia dalam bentuk tablet.
(Aspilets, Ascardia, Farmasal, Miniaspi 80, Thrombo aspilets.)

Dosis dan Aturan Pakai Asam Salisilat


Dosis asam salisilat untuk setiap pasien berbeda-beda, tergantung
sediaan obat, kondisi kulit, dan respons pasien terhadap obat.
Berikut adalah pembagian dosis asam salisilat berdasarkan kondisi
yang ingin ditangani:
a) Hiperkeratosis dan kulit bersisik
Asam salisilat dengan sediaan 1,8-3%, 1-4 kali sehari.

b) Jerawat
Asam salisilat dengan sediaan 0,5-2%, 1-3 kali sehari.

c) Kutil dan kapalan


Asam salisilat dengan sediaan 12-40% dioleskan pada
kutil atau kapalan selama 48 jam. Untuk asam salisilat
sediaan 5-17% dengan campuran collodion, gunakan
secukupnya hingga kutil atau kapalan mengering dan
terlepas.
Paracetamol
Parasetamol atau asetaminofen adalah obat analgesik dan
antipiretik yang populer dan digunakan untuk meredakan
sakit kepala dan nyeri ringan, serta demam. Obat
digunakan sebagian besar sebagai obat resep untuk
analgesik dan flu.

Paracetamol tersedia dalam bentuk tablet, kaplet, sirop,


drop, infus, dan suppositoria. (Panadol, Naprex, Paramol,
Mixagrip Flu, Hufagesic, Paramex SK, Sanmol, Sumagesic,
Tempra, Termorex, dan Poro.)
Dosis
a. Oral 0,5—1 gram setiap 4—6 jam hingga maksimum 4 gram per hariAnak—anak
umur 2 bulan 60 mg untuk pasca imunisasi pireksia, sebaliknya di bawah umur 3
bulan (hanya dengan saran dokter) 10 mg/kg bb (5 mg/kg bb jika jaundice),
b. 3 bulan—1 tahun 60 mg—120 mg,
c. 1-5 tahun 120—250 mg,
d. 6—12 tahun 250— 500 mg, dosis ini dapat diulangi setiap 4—6 jam jika
diperlukan (maksimum 4 kali dosisdalam 24 jam),
e. Infus intravena lebih dari 15 menit, dewasa dan anak—anak dengan berat badan
lebih dari 50 kg, 1 gram setiap 4—6 jam, maksimum 4 gram per hari, dewasa dan
anak—anak dengan berat badan 10 -50 kg, 15 mg/kg bb setiap 4—6 jam,
maksimum 60 mg/kg bb per hari.
Nonsteroidal Anti-inflammatory Drugs
(NSAIDs)

Nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs) atau


obat antiinflamasi nonstreoid adalah obat yang bekerja
dengan cara menghambat zat penyebab peradangan,
yaitu prostaglandin. (Ibuprofen, Naproxen, Ketoprofen,
Diclofenac, Piroxicam, Meloxicam, Ketorolac, Asam
mefenamat.) Ada puluhan jenis obat yang masuk
sebagai golongan NSAID dan semuanya bekerja dengan
mekanisme yang sama. Salah satu contoh golongan
NSAIDs adalah piroxicam.
Dosis dan Aturan Pakai
Piroxicam
Dosis piroxicam tergantung pada jenis penyakit yang
dialami, tingkat keparahan gejala, kondisi kesehatan,
usia, dan respons tubuh terhadap obat. Beberapa gejala
yang dapat diredakan dengan piroxicam adalah gejala
radang sendi dan nyeri haid.
Dosis yang umum diberikan bagi pasien dewasa adalah
20 mg per hari yang dapat dikonsumsi sebanyak 1 kali
per hari. Khusus bagi pasien lansia, dosis piroxicam akan
dikurangi dari dosis orang dewasa.

Untuk piroxicam dalam bentuk gel, pasien disarankan


menggunakan gel dengan kandungan piroxicam 0.5 %
sebanyak 3 hingga 4 kali dalam sehari.
 
 
Ibuprofen
Ibuprofen adalah obat yang tergolong dalam kelompok obat anti-inflamasi nonsteroid dan digunakan untuk mengurangi
rasa sakit akibat artritis. Obat ini dijual dengan merk dagang Advil, Motrin, Nuprin, dan Brufen. Ibuprofen
diindikasikan sebagai analgesik dan antipiretik.
 
Dosis:
1. Dewasa, dosis yang dianjurkan 200-250 mg 3-4 kali sehari.
2. Anak 1-2 tahun, 50 mg 3-4 kali sehari.
3. 3-7 tahun, 100-125 mg 3-4 kali sehari.
4. 8-12 tahun, 200-250 mg 3-4 kali sehari. Tidak boleh dipergunakan pada anak dengan berat badan kurang dari 7 kg.
Sebaiknya diminum setelah makan.
5. Osteoartritis, artritis reumatoid. 1200 mg — 1800 mg 3 kali sehari.
6. Eksaserbasi akut. Dosis maksimum 2400 mg/hari, jika kondisi sudah stabil selanjutnya dosis dikurangi hingga
maksimum 1800 mg/hari.
Asam Mefenamat
Asam mefenamat adalah salah satu obat antiinflamasi
nonsteroid golongan fenamat yang digunakan dalam
pengobatan nyeri ringan hingga sedang.

Dosis: 
500 mg 3 kali sehari sebaiknya setelah makan; selama tidak lebih dari 7 hari.
 
THANKS
Do you have any questions?

Anda mungkin juga menyukai