Anti Fungal Dan Biomolekuler Jamur
Anti Fungal Dan Biomolekuler Jamur
Anti Fungal Dan Biomolekuler Jamur
DAN
BIOMOLEKULER JAMUR
Oleh: Nadiah Al Batati, S.Si., M.Si
GOLONGAN GOLONGAN
POLYENE ALLYLAMINES
Golongan ini
Bekerja dengan cara bekerja dengan
mengikat sterol menghambat
dalam membran sel epoxidase squalene
jamur. GOLONGAN
GOLONGAN
AZOLES
ECHINOCANDINS
Bekerja dengan
Bekerja dengan cara
menghambat sintesas
menghambat α-
glutan dalam dinding
lanosterol 14-
sel
dimethlase.
MEKANISME KERJA ANTIFUNGI
• Amfoterisin B
Mekanisme kerja Amfoterisin B berikatan kuat dengan ergosterol yang terdapat pada membrane sel
jamur dan mempengaruhi permeabilitas sel dengan membentuk pori pada membran sel bocor
kematian sel.
• Flusitosin
• Antijamur ini memiliki spectrum kerja agak sempit. Mekanisme kerja antijamur ini yaitu
flusistosin masuk kedalam sel jamur dengan bantuan sitosin diaminase.
• Efektif untuk kriptokokosis, kandidiasis, Aspergilosis
• Tidak digunakan sebagai agen tunggal karena efek sinergis jika digunakan dg agen lain dan
mencegah resistensi
• Ergosterol, adalah molekul sterol yang merupakan komponen membran sel,
ditemukan pada membran sel jamur.
• Resistensi gagal terikat ergosterol, konsetrasi ergosterol <<,
modifikasi target molekul (sterol)
• Imidazol dan Triazol
Imidazol
Triazol
Ketokonazol, miconazol, • Itraconazol, fluconazol,
klotrimazol voriconazol, posaconazol
- Ketokonazole : Obat ini bersifat liofilik
- Intrakonazol : Obat ini dapat diberikan peroral dan IV
- Flukonazol : Obat ini diserap sempurna melaui saluran cerna
• Reduksi sintesis ergosterol melalui penghambatan sitokrom P450
jamur
• Imidazol lebih rendah selektifitas dibandiangkan triazol, IO dan
Efek samping >>
• Kaspofungin
Mekanisme kerja obat ini menghambat sintesis beta (1,3)-degelukan, suatu komponen
essensial yang membentuk sel jamur.
ANTIJAMUR UNTUK INFEKSI
DERMATOFIT DAN MUKOKUTAN
• Griseofulvin
• Obat ini akan dihimpun dalam sel pembentuk keratin, lalu muncul bersama sel yang baru
berdiferesiansi, terikat kuat dengan keratin sehingga sel baru ini akan resisten terhadap
serangan jamur.
• Efektif terhadap berbagai jenis jamur.
• Absorpsi melalui sal cerna kurang baik
• Efek samping : Leukopenia & granulo sitopenia.
• Sediaan tablet 125 mg & 500mg
• Aplikasi teknologi amplifikasi asam nukleat dapat dengan cepat dan tepat mengidentifikasi
kemungkinan dermatofita.
• Teknologi molekuler seperti polymerase chain reaction (PCR) merupakan tes sangat sensitif
dan spesifik, dan dapat digunakan untuk diagnosis berbagai mikroorganisme termasuk jamur
patogen.
• PCR merupakan suatu teknik sintesis dan amplifikasi doexyribonucleic acid (DNA)
dermatofita secara in vitro.
• PCR dapat lebih cepat, lebih sensitif, lebih stabil dan memiliki pengaruh faktor
eksternal lebih sedikit dibandingkan dengan kultur jamur dalam mendeteksi
dermatofita serta spesiesnya
IDENTIFIKASI FUNGI BERBASIS
MOLEKULAR
• Polymerase chain reaction (PCR), untuk identifikasi jamur
• Melalui pola DNA
• Menggunakan pelacak DNA dalam reaksi berantai yang dapat
menggandakan DNA sehingga jumlahnya cukup banyak untuk
identifikasi
MATRIX-ASSISTED LASER DESORPTION
IONIZATION-TIME OF-FLIGHT MASS
SPECTROMETRY (MALDI-TOF MS)