Perawatan Peri Operatif
Perawatan Peri Operatif
Perawatan Peri Operatif
Mengkaji.
Menciptakan hubungan Memahami dan
Merencanakan dan
yang baik dengan pasien mengetahui daerah dan
memenuhi kebutuhan
datau tim bedah lain prosedur pembedahan
pasien perioperative
Mengevaluasi
Mengetahui akibat
pengadaan,
pembedahan dan Mengibservasi kesulitan
pemeliharaan alat serta
pembiusan yang yang ditimbulkan
Tindakan secara
dilakukan terhdap pasien
berkesinambungan
Alasan pembedahan
Brunner & Suddarth dalam
Widiyawati (2021)
• Dimenghilangkan nyeri/ memperbaiki masalah agnostik
• Kuratif: insisi masa tumor/ pengangkatan appendiks yang
inflamasi
• Reparatif:memperbaiki luka yang multiple
• Rekonstruktif/ Kosmetik: perbaikan wajah/ pasca luka
bakar
• Paliatif: menghilangkan nyeri atau memperbaiki masalah
Perbedaan pembedahan pada pediatrik
• Resiko terjadinya masalah pulmonar
• Lebih rumit / lebih kecil kapasitasnya
• Obat yang digunakan
• Mudah resiko terjadinya eena tromboemboli
Operasi besar pada anak
• Jangtung kongenital: hipoksia, aritmia, cardiovaskuler paradox emboli
paru
• Prematuritas: postoperasi apnea
• Gastrointestinal: Aspirasi Pneumonia
• URI: laringospaem, bronchospasm,, hypoxia dan pneumonia
• Craniofacial obnormal: kesulitan nafas
Tahap Perioperatif
Peran perawat
Pengosongan
Hasil pemeriksaan,
kandung kemih Edukasi dan Latihan
hasil laboratorium .
dengan preoperasi(Potter &
Foto rongtgen, ECG,
pemasangan kateter Perry, 2009) (Mc
USG dll (Christensen
bila perlu (Potter & Donald et al, 2008)
& Kockrow, 2007)
Perry, 2009).
10. Pemasangan
stocking anti
emboli(Dougherty,
Lister 2015).
Masalah paru
• Prematuritas:
• tidak terjadi penurunan kesadaran jika dilakukan spinal anestesi
• Preoperatif menggunakan caffeine
• Gunakan dan monitor SpO2
• Asthma : 6 minggu tdk mengalami serangn asma, pemberian
prednisone 1 mg/ kg dalam 24-48 jam sebelum operasi
• Hal ini sangat perlu di berikan karena terkait
dengan aspek hukum, tangggung jawab,
tanggung gugat, harus mengerti, menyadari
Informed Consent
bahwa Tindakan medis itu besar / kecil
mempunyai resiko, maka harus menerima
dari semua pihak, baik pihak keluarga
ataupun pihak RD (Tim Bedah)
Persiapan mental/ psikis
Kolaborasi dengan
Memberikan
dokter terkait dengan
kesempatan pada
pemberian obat
klien dan keluarga
obatan premedikasi,
untuk menanyakan
medikasi dan untuk
tentang segala
Tindakan pasca
prosedur yang ada
bedah
• Tindakan perawat
• Memberi penjelasan tentang
peristiwa operasi
• Latihan nafas dalam
Persiapan • Memberikan kecemasan
• Memberikan rasa nyaman
mental/
psikis
Askep Pre operasi
Yang perlu di a. Orang tua perlu mengetahui apa yang diharapkan dalam
proses latihan pasca operasi
perhatikan pada
b. Memberi penyuluhan dan demonstrasi pada anak (waktu
dan materi) harus disesuaikan dengan tingkat
perkembangan anak dan kemampuan kognitif anak.
Latihan pasca d. Anjurkan latihan 2 jan sekali saat terjaga. Latihan kaki
dengan pernafasan diagfrahma dan Latihan batuk efektif.
• Dimulai Ketika pasien masuk ke meja bedah dan berakhir pada saat pasien dipindahkan
ke ruang pemulihan
• Peran perawat:
• Pemasangan IV cath, pemberian medikasi, intervensi, melakukan pemantauan kondisi
fisiologi yang menyeluruh sepanjang prosedur pembedahan dan menjaga keselamatan
pasien
Pengaturan Posisi
keperawatan selama • Berfungsi untuk memberikan rasa nyaman
Prinsip Tindakan
Monitoring psikologis
dukungan emosional
pada pasien
Mengkaji status
emosional pasien
Mengkomunikasikan
status emosional klien
jika ada perubahan
Pengaturan dan koordinasi nursing
care
Memanage Mempertahanka
keamanan fisik n prinsip dan
pasien tehnik aseptik
• Perawat Steril / surgical tehnologis / nurse scrub
bertugas : perawat instrument/ scrub nurse
Tugas TIM • Mempersiapkan pengadaan alat dan bahan yang
diperlukan untuk operasi
Asuhan Intra • Memantau ahli bedah dan asisten selama
prosedur bedah
operatif • Membantu persiapan pelaksanaan alat yang
dibutuhkan : jarum , pisau, kassa dan instrument
untuk operasi
Tugas TIM operasi
• Perawat sirkuler bertugas:
• Mengkaji, merencanakan, menginplementasikan dan
mengevaluasi aktivitas keperawatan yang dapat memenuhi
kebutuhan pasien
• Mempertahankan lingkungan yang aman dan nyaman
• Menyiapkan bantuan kepada tiap anggota tim menurut
kebutuhan
• Memelihara komunikasi antar anggota tim di ruang operasi
• Membantu mengatasi masalah yang terjadi
Bersihan jalan nafas tidak efektif
Nyeri
Hipotermi
C. Post Operasi
Dimulai dari masukknya
pasien ke ruang pemulihan
(recovery room) dan berakhir Fokus Pengkajian efek
dengan evaluasi Tindak anestesi,
lanjut pada tatanan klinik
rumah
mencegah komplikasi
1. Perawatan pasien dari kamar operasi ke
unit perawatan pasca anestesi,
dipertimbangkan
• Letak insisi bedah
• Perubahan vaskuler dan pemajanan
meliputi
• Jaga keamanan dan kenyamanan jika
perlu di pasang side rail untuk
mencegah cidera
• Proses transportasi menjadi tanggung
jawab perawat sirkuler dan perawat
anesteri dengan koordinasi dari
dokter anestesi yang bertanggung
jawab
Fase post operasi
meliputi
• Perawatan post anestesi di ruang
pemulihan / unit perawatan pasca
operasi
• Pasien di rawat sampai kesadaran
stabil
• Tidak mengalami komplikasi pasca
operasi
• Memenuhi syarat untuk dipindahkan
ke ruang perawatan
Pengkajian pasca
operasi meliputi:
• Pemantauan kesadaran umum
• Tanda tanda vital
• Airway, breating
• Cirlulation
• Penilaian recovery room (steward score)
Pengkajian
pasca
operasi
Pengkajian di ruang
rawat :
a. Anamnesa
b. Riwayat penyakit sekarang: PQRST (Nyeri)
c. Pemeriksaan fisik : 6 B
B1: Breathing
B2: Bleeding (kardiovaskuler/ sirkulasi): TTV, Irama jantung
B3: Brain (persyarafan/ neurologic): GCS
B4: Bladder (Perkemihan): ada urine bag, dintensi kandung kemih
B5: Bowel/ pencernaan : dehidrasi
B6: Bone ? Muskuloskeletal (warna kulit, suhu, integritas kulit, dll)
Kemungkinan diagnosa
yang muncul
Bersihan jalan
Nyeri
nafas tidak efektif
Resiko gangguan
keseimbangan
Resiko cidera
cairan dan
elektrolit
Hipotermi