Kelompok 6 KMB I - 20231025 - 055003 - 0000
Kelompok 6 KMB I - 20231025 - 055003 - 0000
Kelompok 6 KMB I - 20231025 - 055003 - 0000
KEPERAWATA
N THYPOID
Oleh :
Kelompok 6
1. Aga Duanta 4. Felisita Grace S.G
PENGERTIAN
Demam typhoid adalah sebuah
penyakit infeksi pada usus yang
menimbulkan gejala-gejala
sistematik yang disebabkan oleh
“Salmonella Typhosal”, atau
disebut Salmonella paratyphi A,
B, dan C.
02
PENYEBAB
Penyebab dari demam thypoid yaitu infeksi organisme Salmonella Enterica Serovar
Typhi yang umumnya dikenal dengan nama Salmonella Typhi.
Cara penularannya melalui jalur fekal-oral dari konsumsi makanan maupun minuman
yang telah terkontaminasi oleh bakteri Salmonella Typhi. Bakteri tersebut hanya bisa
menyebar melalui manusia ke manusia karena hanya manusia yang mampu menjadi
inangnya. Pada Temperatur 57°c selama beberapa menit bakteri Salmonella Typhi akan
mati. Bakteri ini mempunyai tiga antigen penting di dalam pemeriksaan laboratorium,
yaitu seperti: Antigen O (Somatik), Antigen H (Flagela) dan Antigen K (Selaput).
03
05
ASUHAN KEPERAWATAN
THYPOID
1. Pengkajian
a. Biodata meliputi : identitas pasien, identitas orang tua, identitas saudara
kandung
b. Keluhan utama atau alasan masuk rumah sakit, Keluhan utama harus dengan
jelas dan singkat, biasanya 2 ataupun 3 kata yang menjadi penyebab keluhan
pasien meminta pertolongan kepada pelayanan kesehatan seperti misalanya pada
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh klien menyatakan mual,
muntah dan tidak nafsu makan
08
c. Riwayat Kesehatan
e. Riwayat spritual : Kegiatan keagamaan yang biasa dilakukan pasien dan bagaimana
support dari dalam keluarga
h. Pemberian terapi: Terapi obat seperti obat antipiretik, antimietik, antibiotik dll
2. Diagnosa Keperawatan
Menurut (SDKI, 2016) Diagnosis keperawatan merupakan penilaian klinis akan respon
klien mengenai masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik yang
berlangsung aktual maupun potensial.
a. Hipertermia (D.0130)
b. Nyeri akut (D.0077)
c. Defisit nutrisi (D.0019)
d. Resiko ketidakseimbangan cairan (D. 0036)
e. Konstipasi (D.0049)
3. Intervensi Keperawatan
1. Hipertemia - Terapeutik:
a. Tujuan : Setelah dilakukan intervensi 1. Sediakan lingkungan yang
keperawatan selama 3x24 jam diharapkan suhu dingin
dalam batas normal. 2. Longgarkan atau lepaskan
Kriteria hasil : pakaian
- Suhu tubuh membaik 3. Berikan cairan oral
- Suhu kulit membaik Lakukan kompres hangat
b. Intervensi /dingin
- Observasi:
1. Identifikasi penyebab hipertermia
2. Monitor suhu tubuh
3. Monitor komplikasi akibat hipertermia
2. Nyeri Akut
- Edukasi: - Tujuan:
Anjurkan tirah baring Setelah dilakukan intervensi keperawatan
- Kolaborasi: selama 3x24 jam diharapkan nyeri teratasi.
Kolaborasi pemberian cairan dan - Kriteria hasil:
elektrolit intravena 1. Mampu mengontrol nyeri(tahu
Pemberian obat penyebab nyeri,mampu menggunakan
tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi
nyeri, mencari bantuan.)
2. Melaporkan bahwa nyeri berkurang
dengan menggunakan manjemen nyeri.
3. Identifikasi respon nyeri non
3. Mampu mengenali nyeri (skala,intensitas, verbal
frekuensi, dan tanda nyeri) 4. Identifikasi faktor yang
4. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri memperberat dan
berkurang memperingan nyeri
- Intervensi 5. Identifikasi pengetahuan dan
Observasi : keyakinan tentang nyeri
1. Identifikasi lokasi, karakteristik , durasi, 6. Identifikasi pengaruh nyeri
frekuensi, kualitas, intesitas nyeri. pada kualitas hidup
2. Identifikasi skala nyeri 7.Monitor keberhasilan terapi
komplementer yang sudah
diberikan
8. Monitor efek samping - Edukasi
penggunaan analgetik 1. Jelaskan penyebab,periode, dan pemicu
nyeri
- Terapeutik 2. Jelaskan strategi meredakan nyeri
1. Berikan terapi 3. Anjurkan memonitor secara mandiri
nonfarmakologis untuk 4. Anjurkan menggunakan analgetik secara
mengurangi rasa nyeri. tepat
2. Control lingkungan yang 5. Anjurkan terapi nonfarmakologis untuk
memperberat rasa nyeri mengurangi rasa nyeri
3. Fasilitasi istirahat dan tidur
4. Pertimbangkan jenis dan - Kolaborasi
sumber nyeri dalam pemilihan Kolaborasi pemberian analgetik, jika
strategi meredakan nyeri perlu
4.
Implementasi
Secara teori menurut Nurarif & Kusuma (2015) kulit terasa hangat
ditunjukan pasien yang merupakan batasan karakteristik pasien dengan
hipertermia. Penatalaksanaan merupakan insiatif dari rencana tindakan
untuk mencapai tujuan yang spesifik. Tahap pelaksaan dimulai setelah
rencana tindakan disusun dan ditunjukkan pada nursing orders untuk
membantu klien mencapai tujuan yang telah ditetapkan, dan yang
mencangkup peningkatan kesehatan pencegahan penyakit dan
pemulihan kesehatan.
5. Evaluasi