Pharmaceutical Care Penyakit Hati

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 35

Pharmaceutical Care

Penyakit Hati
NIRMALA HESTY
NIM: 4820121125
Etiologi Dan Patogenesis

 Gangguan fungsi hati seringkali dihubungkan dengan beberapa penyakit hati tertentu.
 Beberapa pendapat membedakan penyakit hati menjadi penyakit hati akut atau kronis.
 Dikatakan akut apabila kelainan-kelainan yang terjadi berlangsung sampai dengan 6 bulan,
 Sedangkan penyakit hati kronis berarti gangguan yang terjadi sudah berlangsung lebih dari 6 bulan.
 Ada satu bentuk penyakit hati akut yang fatal, yakni kegagalan hati fulminan, yang berarti perkembangan
mulai dari timbulnya penyakit hati hingga kegagalan hati yang berakibat kematian (fatal) terjadi dalam
kurang dari 4 minggu.
Beberapa penyebab penyakit hati

 Infeksi virus hepatitis


 Zat-zat toksik
 Genetik atau keturunan
 Gangguan imunologis
 Kanker, seperti Hepatocellular Carcinoma
Klasifikasi Penyakit Hati

1. Hepatitis
2. Sirosis Hati
3. Kanker Hati
4. Perlemakan Hati
5. Kolestasis dan Jaundice
6. Hemochromatosis
7. Abses Hati
Tanda-tanda Dan Gejala Klinis

1. Kulit atau sklera mata berwarna kuning (ikterus).


2. Badan terasa lelah atau lemah
3. Gejala-gejala menyerupai flu, misalnya demam, rasa nyeri pada seluruh tubuh
4. Kehilangan nafsu makan, atau tidak dapat makan atau minum.
5. Mual dan muntah.
6. Gangguan daya pengecapan dan penghiduan.
7. Nyeri abdomen, yang dapat disertai dengan perdarahan usus.
8. Tungkai dan abdomen membengkak.
9. Di bawah permukaan kulit tampak pembuluh-pembuluh darah kecil, merah dan membentuk formasi laba-laba (spider naevy),
telapak tangan memerah (palmar erythema), terdapat flapping tremor, dan kulit mudah memar. Tanda-tanda tersebut adalah
tanda mungkin adanya sirosis hati.
10. Darah keluar melalui muntah dan rektum (hematemesis-melena).
11. Gangguan mental, biasanya pada stadium lanjut (encephalopathy hepatic).
12. Demam yang persisten, menggigil dan berat badan menurun. Ketiga gejala ini mungkin menandakan adanya abses hati.
Jenis Terapi Penyakit Hati

1. Terapi Tanpa Obat


Terapi tanpa obat bagi penderita penyakit hati adalah dengan diet seimbang, jumlah kalori yang dibutuhkan
sesuai dengan tinggi badan, berat badan, dan aktivitas.
Pada keadaan tertentu, diperlukan diet rendah protein, banyak makan sayur dan buah serta melakukan aktivitas
sesuai kemampuan untuk mencegah sembelit, menjalankan pola hidup yang teratur dan berkonsultasi dengan
petugas kesehatan.
2. Terapi Dengan Obat
• Aminoglikosida
Antibiotik digunakan pada kasus abses hati yang disebabkan oleh infeksi bakteri.
• Antiamuba
Antiamuba seperti dehydroemetine, diiodohydroxyquinoline, diloxanide furoate, emetine, etofamide, metronidazole, secnidazole, teclozan,
tibroquinol, tinidazole adalah preparat yang digunakan untuk amubiasis. Dengan terapi ini maka risiko terjadinya abses hati karena amuba
dapat diminimalkan.
• Antimalaria
Antimalaria, misalnya klorokuin, dapat juga digunakan untuk mengobati amubiasis. Obat ini mencegah perkembangan abses hati yang
disebabkan oleh amuba.
• Antivirus
Lamivudine adalah obat antivirus yang efektif untuk penderita hepatitis B. Virus hepatitis B membawa informasi genetik DNA.
• Diuretik
Diuretik tertentu, seperti Spironolactone, dapat membantu mengatasi edema yang menyertai sirosis hati, dengan atau tanpa asites.
• Kolagogum, kolelitolitik dan hepatic protector
Golongan ini digunakan untuk melindungi hati dari kerusakan yang lebih berat akibat hepatitis dan kondisi lain
• Multivitamin dengan mineral
Golongan ini digunakan sebagai terapi penunjang pada pasien hepatitis dan penyakit hati lainnya.
3. Terapi Dengan Vaksinasi
Interferon mempunyai sistem imun alamiah tubuh dan bertugas untuk melawan virus. Obat ini
bermanfaat dalam menangani hepatitis B, C dan D. Imunoglobulin hepatitis B dapat membantu
mencegah berulangnya hepatitis B setelah transplantasi hati.
Ada 3 tipe interferon manusia, yaitu interferon α, interferon β dan interferon γ; yang sejak
tahun 1985 telah diperoleh murni dengan jalan teknik rekombinan DNA. Pada proses ini,
sepotong DNA dari leukosit yang mengandung gen interferon, dimasukkan ke dalam plasmid
kuman E.coli. Dengan demikian, kuman ini mampu memperbanyak DNA tersebut dan
mensintesa interferon.
4. Terapi Transplantasi Hati
Transplantasi hati dewasa ini merupakan terapi yang diterima untuk kegagalan hati fulminan yang tak dapat
pulih dan untuk komplikasi- komplikasi penyakit hati kronis tahap akhir.
Para pasien dengan kegagalan hati fulminan dipertimbangkan untuk transplantasi bila terdapat tanda-tanda
ensefalopati lanjut, koagulapati mencolok (waktu prothrombin 20 menit) atau hipoglikemia. Pada pasien
dengan penyakit hati kronis dipertimbangkan untuk transplantasi bila terdapat komplikasi-komplikasi yang
meliputi asites refrakter, peritonitis bakterial spontan, ensefalopati, perdarahan varises atau gangguan parah
pada fungsi sintesis dengan koagulopati atau hipoalbuminemia.
Obat Untuk Hepatitis

 Lamivudi
Indikasi : Hepatitis B kronik. Dosis :
Dewasa, anak > 12 tahun : 100 mg 1 x sehari.
Anak usia 2 – 11 tahun : 3 mg/kg 1 x sehari (maksimum 100 mg/hari).
Efek samping : diare, nyeri perut, ruam, malaise, lelah, demam, anemia, neutropenia, trombositopenia,
neuropati, jarang pankreatitis.
Interaksi obat : Trimetroprim menyebabkan peningkatan kadar Lamivudine dalam plasma.
Perhatian : pankreatitis, kerusakan ginjal berat, penderita sirosis berat, hamil dan laktasi.
Penatalaksanaan :
o Tes untuk HBeAg dan anti HBe di akhir pengobatan selama 1 tahun dan kemudian setiap 3 -6 bulan.
o Durasi pengobatan optimal untuk hepatitis B belum diketahui, tetapi pengobatan dapat dihentikan setelah 1
tahun jika ditemukan adanya serokonversi HBeAg.
o Pengobatan lebih lanjut 3 – 6 bulan setelah ada serokonversi HBeAg untuk mengurangi kemungkinan
kambuh.
o Monitoring fungsi hati selama paling sedikit 4 bulan setelah penghentian terapi dengan Lamivudine.
Next…

 Interferon α
Indikasi : Hepatitis B kronik, hepatitis C kronik Hepatitis C kronik
Dosis : 1) Interferon α-2a dan α-2b
Hepatitis B kronik SC, 3 x 106 unit 3 x seminggu selama 12
1) Interferon α-2a minggu.

SC/IM, 4,5 x 106 unit 3 x seminggu. 2) Peginterferon α-2a

2) Interferon α-2b SC, 180 µg 1 x seminggu

SC, 3 x 106 unit, 3 x seminggu. 3) Peginterferon α-2b


SC, 0,5 µg/kg (1 µg/kg digunakan untuk
infeksi genotip 1) 1 x seminggu.
Penatalaksanaan :
o Peginterferon α-2a dengan Ribavirin untuk infeksi genotip 1.
o Peginterferon α dengan Ribavirin, Interferon α dengan Ribavirin untuk infeksi genotip 2 dan 3.
o Peginterferon α tunggal untuk pasien dengan kontraindikasi terhadap Ribavirin.
o Peginterferon α tunggal : tes Hepatitis C RNA selama 12 minggu, jika ada respon, lanjutkan pengobatan
selama 48 minggu. Jika tidak ada respon (positif HCV RNA) hentikan pengobatan.
o Tes Hepatitis C RNA 6 bulan setelah penghentian pengobatan untuk melihat respon.
Next…

 Ribavirin dengan Interferon


Indikasi : Hepatitis C kronik pada pasien penyakit hati >18 tahun yang mengalami kegagalan dengan monoterapi menggunakan
Interferon α-2a atau α-2b.
Ribavirin dengan Peginterferon α-2a atau α-2b
Untuk Hepatitis C kronik pada pasien > 18 tahun yang mengalami relaps setelah mendapat terapi dengan Interferon α.
Kontraindikasi :
Wanita hamil dan suami dari wanita hamil, pasangan yang berencana memiliki anak kandung, mempunyai reaksi alergi terhadap
Ribavirin, penyakit jantung berat 6 bulan yang lalu, haemoglobinopathy, hepatitis autoimun, sirosis hati yang tidak
terkompensasi, penyakit tiroid, adanya penyakit atau riwayat kondisi psikiatrik berat, terutama depresi, keinginan atau ada
upaya bunuh diri.
Efek Samping :
Hemolisis, anemia, neutropenia, mulut kering, hiperhidrosis, asthenia, lemah, demam, sakit kepala, gejala menyerupai flu,
kekakuan, berat badan menurun, gangguan GI, artralgia, mialgia, insomnia, somnolen, batuk, dispnea, faringitis, alopesia,
depresi.
Interaksi Obat : Zidovudine, Stavudine.
Dosis :
Ribavirin dengan Interferon α-2b
Interferon α-2b : 3 x 106 unit SC 3 x seminggu dan Ribavirin per hari berdasarkan berat badan :
< 75 kg, Ribavirin 400 mg pagi dan 600 mg sore hari
> 75 kg, Ribavirin 600 mg pagi dan sore hari
Ribavirin dengan Peginterferon α-2a
Peginterferon α-2a : 180 µg SC 1 x seminggu dengan Ribavirin per hari berdasarkan berat badan dan genotip HCV
Genotip 1, < 75 kg, 400 mg pagi dan 600 mg malam hari.
>75 kg, 600 mg pagi dan malam hari.
Genotip 2 dan 3, 400 mg pagi dan malam hari.
Ribavirin dengan Peginterferon α-2b
Peginterferon α-2b : 1,5 µg/kg SC 1 x seminggu dan Ribavirin berdasarkan berat badan :
< 65 kg, SC Peginterferon α-2b 100 µg 1 x seminggu, oral Ribavirin 400 mg pagi dan malam hari.
65-80 kg, SC Peginterferon α-2b 120 µg 1 x seminggu, oral Ribavirin 400 mg pagi dan 600 mg malam hari.
> 80-85 kg, SC Peginterferon α-2b 150 µg 1 x seminggu, oral Ribavirin 400 mg pagi dan 600 mg malam hari.
> 85 kg, SC Peginterferon α-2b 150 µg 1 x seminggu, oral Ribavirin 600 mg pagi dan 600 mg malam hari.
Penatalaksanaan :
o Ribavirin tidak efektif jika digunakan tunggal.
o Ribavirin dengan Peginterferon α untuk infeksi genotip 1.
o Ribavirin dengan Peginterferon α atau Ribavirin dengan Interferon α untuk infeksi genotip 2 dan 3.
o Peginterferon α tunggal jika kontraindikasi dengan Ribavirin.
o Terapi untuk infeksi 1 dan 4 selama 48 minggu.
o Terapi untuk infeksi 2 dan 3 selama 24 minggu.
Obat Untuk Komplikasi Sirosis Hati

Dosis per
 Asites Obat Keuntungan Efek samping
hari
Spironolactone 100-600
Antagonis aldosteron Slow Hiperkalemia, ginekomastia, mengantuk,
mg
diuresis letargi, ruam, sakit kepala, ataksia,
impotensi, jarang
agranulositosis.
Furosemide 40-160 mg Diuresis cepat.
Rasa tidak enak pada abdominal,
hipotensi ortostatik, gangguan GI,
penglihatan kabur, pusing dehidrasi.
Hipo kalemia atau hipo natremia.
Bumetamide 1-4 mg Diuresis cepat. Nefrotoksik, dehidrasi, hipokalemia,
Hiponatraemia
Amiloride 5-10 mg
Sebagai agen hemat Kalium Hiperkalemia, hypoatraemia,
atau diuresis lemah, hypochloraemia (khususnya waktu
digunakan jika kontraindikasi dikombinasi dengan thiazid), lemah,
terhadap Spironolactone sakit kepala, nausea, muntah, konstipasi,
impotensi, diare, anoreksia,
mulut kering, nyeri perut, flatulen
Metolazone
Dosis awal 5 Berfungsi dalam induksi Hyponatraemia atau hipokalemia
mg diuresis dalam kasus
resistensi
Next…

 Ensefalopati Hati
Obat Dosis Efek Samping

Lactulose 15-30 ml per oral 2-4 x sehari Flatulen, rasa tidak enak pada
perut,
diare, ketidakseimbangan
elektrolit
Metronidazole Gangguan GI, mual, anoreksia,
400-800 mg per oral per hari dalam rasa kecap logam, muntah,
dosis terbagi urtikaria, pruritus

Neomycin Nausea, muntah, diare, reaksi


2-4 g per oral per hari dalam dosis alergi,
diare, jarang ototoksisitas,
terbagi
nefrotoksisitas
Next…

 Peritonitis Bakterial spontan


Obat Dosis Kontraindikasi Efek Samping
Ampicillin Dewasa:
Hipersensitivitas terhadap Reaksi alergi, anafilaksis, diare, mual,
Oral, 250-500 mg setiap 6 jam. Maksimum 4 g penicillin muntah, nyeri abdomen, superinfeksi
sehari.
IM/IV, 500 mg-1g setiap 4-6 jam
Anak-anak :

Oral 7,5-25 mg/kg setiap 6 jam sampai 4 g


sehari.
IM/IV, 10-25 mg/kg setiap 6
jam, maksimum 50 mg/kg setiap 4 jam
Cefotaxime Pankreatitis, anafilaksis
Dewasa :IV 1-2 g setiap 8-12 jam, maksimum Hipersensitivitas terhadap
12 g sehari Anak-anak : IV 25-50 mg/kg penicillin, sefalosporin
setiap 8 jam.
atau
carbapenem
Ceftriaxone Pankreatitis, anafilaksis
Dewasa : IM/IV 1-2 g 1x sehari (atau Hipersensitivitas terhadap
dalam 2 dosis terbagi), maksimum 4 g penicillin,
sehari. sefalosporin atau
Anak-anak : IM/IV 50 mg/kg
carbapenem
1 x sehari
Obat Untuk Mengatasi Perlemakan
Hati

 Insulin-sensitizing agent
Obat Dosis

Pioglitazone 15-30 mg 1 x sehari, dapat ditingkatkan sampai


dosis
maksimum 45 mg 1 x sehari setelah 4 minggu
pengobatan tidak menimbulkan efek.

Rosiglitazone
Dosis awal 4 mg 1 x sehari, dapat ditingkatkan
sampai 8 mg/hari dalam 1 atau 2 dosis jika tidak
menimbulkan efek setelah 6-8 minggu pengobatan.

Metformin 500 mg 1-3 x sehari, dapat ditingkatkan sampai


850
mg 2-3 x sehari berdasarkan respon.
Next…

 Obat yang dapat menurunkan kadar lemak Gemfibrozil


Dosis : 600 mg 2 x sehari
Kontraindikasi : alergi terhadap Gemfibrozil.
Efek samping : mulut kering, sakit kepala, mialgia, apenditis, impotensi, depresi, urtikaria.

 Obat-obat yang memperbaiki aliran darah Pentoxifylline


Dosis : 400 mg 2-3 x sehari
Efek samping : nausea, muntah, sakit kepala, angina, palpitasi, jarang hipersensitivitas, ruam, urtikaria,
perdarahan, halusinasi.
Obat Untuk Abses Hati

Obat Dosis Efek samping Interaksi Obat


Dibekacin Dewasa : IM 100 mg/hari
Anak : 1-2 mg/kg/hari dalam 1-2 dosis Syok, ototoksisitas, Anestesi, diuretik, karbenisilin,
terbagi nefrotoksisitas sulbenisilin, tikarsilin, piperasilin
Netilmicin Obat ototoksik, nefrotoksik,
Dewasa : 4-5 g/kg/hari terbagi dalam 8-12 jam Ototoksisitas,
Anak : 6-7,5 mg/kg/hari terbagi dalam 8
nefrotoksisitas
jam diberikan selama 7-14 hari
Kanamycin Diuretik, anestetik
Dewasa : 15 mg/kg/hari dalam dosis terbagi, Ototoksisitas,
maksimum 1,5 g/hari nefrotoksisitas, alergi
Anak : 15 mg/kg/hari dalam dosis terbagi
Bayi baru lahir 7,5 mg/kg/hari dalam dosis
terbagi
Gentamicin
Dewasa : IM/IV 4-7 mg/kg 1 x sehari Pusing, vertigo, tinitus, Obat ototoksik, nefrotoksik,
Anak : telinga berdengung dan neurotoksik, diuretik poten,
1 bulan-10 tahun, IM/IV 7,5 mg/kg 1 x kehilangan pendengaran, anestetik umum
sehari atau 2,5 mg/kg setiap 8 jam depresi napas, letargi,
Anak > 5 tahun 1,5-2,5mg/kg/hari gangguan penglihatan,
setiap 8 jam hipotensi, ruam, urtikaria
>10 tahun, IM/IV 6 mg/kg 1 x sehari
atau
1-2 mg/kg setiap 8 jam
Next…

Obat Dosis Efek samping Interaksi Obat


Amikacin Dewasa : IM/IV 16-24 mg/kg 1 x sehari atau
dalam 2-3 dosis terbagi Ototoksisitas, Diuretik poten, anestetik
Anak > 10 tahun, IM/IV 18 mg/kg 1 x sehari
atau 15 mg/kg/hari dalam 2-3 dosis terbagi nefrotoksisitas
Infant, anak<10 tahun, IM/IV 22,5 mg/kg 1
x sehari atau 7,5 mg/kg 3 x sehari
Metronidazole Dewasa : 500-750 mg 3 x sehari selama 5-10 Mual, anoreksia, rasa kecap Alkohol (menimbulkan reaksi
seperti disulfiram), meningkatkan
hari logam, muntah, gangguan GI, efek antikoagulan dengan
Anak : 35-50 mg/kg/hari dalam dosis terbagi urtikaria, pruritus, angioedema, warfarin
selama 10 hari anafilaksis
Tinidazole Dewasa : 2 g sebagai dosis tunggal selama 3 Gangguan neurologi, gangguan Intoleransi alcohol
hari atau 600 mg 2 x sehari GI, anoreksia, rasa logam,
selama 5 hari reaksi
Anak : dosis tunggal 50-60 mg/kg selama 3 hari hipersensitif, leukopenia, sakit
kepala, Lelah
Secnidazole Dewasa : 1,5 g/hari dalam dosis tunggal atau Rasa kecap logam, glositis, Menimbulkan potensiasi efek
warfarin
terbagi untuk 5 hari urtikaria, erupsi,
Anak : 2-30 mg/kg/hari dosis tunggal bingung, gelisah

Kloroquin Dewasa : hari ke-1 dan ke-2 → 600 mg, hari Sakit kepala, gatal, Fenilbutazon yang menyebabkan
reaksi dermatitis
ke-3 → 300 mg ansietas, jarang aritmia
Anak : hari ke-1 dan hari ke-2 → 10
mg/kg, hari ke-3 → 5 mg/kg
Pencegahan penyebaran

 Perbaikan/peningkatan kebersihan lingkungan dan sanitasi .


 Peningkatan mutu air minum
 Kebersihan perseorangan dengan selalu mencuci tangan sebelum makan.
 Pemberian darah hanya dilakukan pada kondisi yang benar-benar diperlukan.
 Pemeriksaan darah, semen, jaringan, organ donor,
 Peringatan dan pelaksanaan proses penyuntikan yang aman.
 Penggunaan sarung tangan, masker dan penutup badan pada saat menangani material yang menular atau terkontaminasi.
 Sterilasi semua material dan instrumen untuk operasi atau penganan gigi yang tidak sekali pakai (nondisposable).
 Penggunaan jarum injeksi yang steril pada pengguna obat-obat terlarang.
 Penyuluhan dan konseling untuk masyarakat dan penderita.
Pharmaceutical Care

Penekanan Pharmaceutical Care terletak pada dua hal utama, yaitu:


 Apoteker memberikan pelayanan kefarmasian yang dibutuhkan pasien sesuai kondisi penyakit.
 Apoteker membuat komitmen untuk meneruskan pelayanan setelah dimulai secara berkesinambungan.

Secara prinsip, Pharmaceutical Care atau pelayanan kefarmasian terdiri dari beberapa tahap yang harus dilaksanakan
secara berurutan:
 Penyusunan informasi dasar atau database pasien.
 Evaluasi atau Pengkajian (Assessment).
 Penyusunan Rencana Pelayanan Kefarmasian (RPK).
 Implementasi RPK.
 Monitoring Implementasi.
 Tindak Lanjut (Follow Up).
Peran Apoteker

1. Melakukan upaya pencegahan penyakit hati


 Pemberian penyuluhan kepada masyarakat tentang penyakit-penyakit hati; gejala awal, sumber penyakit,
cara pencegahan dan pertolongan pertama yang harus dilakukan.
 Pembuatan buletin, leaflet, poster, dan iklan layanan masyarakat seputar penyakit liver dalam rangka
edukasi di atas.
 Berpartisipasi dalam upaya pengendalian infeksi di rumah sakit melalui Komite Pengendali Infeksi
dengan memberikan saran tentang pemilihan antiseptik dan desinfektan;
Next…

2. Memberikan informasi dan edukasi kepada pasien untuk mempercepat proses penyembuhan, mencegah
bertambah parah atau mencegah kambuhnya penyakit.
 Memberikan informasi kepada pasien tentang penyakitnya dan perubahan pola hidup yang harus dijalani
(misalnya: diet rendah lemak dan garam, tidak minum minuman beralkohol, istirahat yang cukup).
 Menjelaskan obat-obat yang harus digunakan, indikasi, cara penggunaan, dosis, dan waktu
penggunaannya.
 Melakukan konseling kepada pasien untuk melihat perkembangan terapinya dan memonitor
kemungkinan terjadinya efek samping obat.
Kasus

 Seorang perempuan berusia 69 tahun, datang ke IGD Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi ditemani oleh
suaminya pada tanggal 04 Juli 2023, dengan keluhan kuning pada seluruh tubuhnya yang memberat sejak 1
minggu terakhir disertai mual, muntah setiap kali makan, perut membesar dan kedua kaki bengkak.
 Awalnya, sejak 1 bulan terakhir pasien mengalami demam naik turun dengan pola demam yang tidak
spesifik, diikuti dengan kedua mata berwarna kuning.
 Pasien memiliki riwayat BAK berwarna coklat pekat namun pasien lupa kapan hal tersebut terjadi. Sejak
sakit, nafsu makan pasien cenderung menurun dibandingkan sebelum mengalami sakit.
 Pasien sering mengalami mual dan cenderung memuntahkan makanan setiap kali makan tanpa disertai darah.
 Perut pasien dirasakan semakin lama semakin membesar dan terasa nyeri apabila ditekan VAS 6/10, hilang
timbul, tidak ada faktor yang memperberat dan memperingan nyeri pada perut pasien karena nyeri hanya
dirasakan ketika perut ditekan.
Next…

 Sejak 1 minggu terakhir, perut pasien semakin membesar, seluruh tubuh terasa lemas, tampak bengkak pada
kedua kaki pasien dan kulit pasien semakin berwarna kuning.
 Gangguan BAB, penurunan kesadaran, sesak, batuk, penurunan berat badan disangkal. Riwayat keluhan
serupa, penggunaan jarum suntik bersamaan, transfusi darah, hipertensi, diabetes, penyakit jantung, alergi,
narkoba, merokok disangkal.
 Pasien memiliki kebiasaan mengonsumsi alkohol sekitar 2-3 gelas/hari. Riwayat keluarga dengan keluhan
serupa seperti pasien disangkal, namun ibu pasien diketahui mengalami hepatitis B dan melahirkan pasien
dengan persalinan normal. Pasien sudah mengonsumsi obat parasetamol untuk mengatasi demam naik turun
yang dialaminya namun keluhan tidak membaik.
 Pasien juga sudah melakukan pemeriksaan laboratorium yang diantar oleh keluarganya ke sebuah klinik 1
hari yang lalu dan didapatkan kesan adanya peningkatan enzim hati.
Penyelesaian
Pada pasien ini didapatkan skor child pugh sebesar 10 poin dimana digolongkan dalam kelas C yakni memiliki
prognosis tingkat kelangsungan hidup dalam 1 tahun ~ 45%.
SEKIAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai