Surat Paulus yang Kedua kepada Jemaat di Korintus
Bagian dari Alkitab Kristen | ||||
Perjanjian Baru | ||||
---|---|---|---|---|
|
||||
Surat Paulus yang Kedua kepada Jemaat di Korintus merupakan salah satu dari ketiga surat (1 & 2 Korintus serta Roma) yang menempati posisi sentral dalam bagian Perjanjian Baru di Alkitab Kristen.[1] Adalah lanjutan dari surat pertama yang juga ditujukan untuk jemaat di kota Korintus, Yunani. Surat ini langsung ditulis oleh rasul Paulus.[2] Melalui surat ini Paulus ingin menerangkan mengapa ia melakukan perubahan rencana perjalanan ke Korintus.[2] Ia juga menyampaikan pujiannya kepada jemaat Korintus karena telah menaati pesan yang disampaikannya pada suratnya yang pertama.[2] Titus adalah orang yang ditunjuk Paulus untuk mengantarkan surat ini, dengan harapan agar surat yang kedua juga disambut dengan baik oleh jemaat di Korintus.[2]
Ayat-ayat terkenal
[sunting | sunting sumber]- 2 Korintus 3:17: Sebab Tuhan adalah Roh; dan di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan.
- 2 Korintus 4:6: Sebab Allah yang telah berfirman: "Dari dalam gelap akan terbit terang!", Ia juga yang membuat terang-Nya bercahaya di dalam hati kita, supaya kita beroleh terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah yang tampak pada wajah Kristus.
Konteks Surat
[sunting | sunting sumber]Surat ini berusaha menjawab permasalahan yang terjadi di Korintus.[3] Ketika itu terjadi pertikaian antara Paulus dan golongan orang yang memfitnahnya.[3] Mereka adalah rasul-rasul palsu yang memberitakan Yesus yang lain.[4] Akan tetapi, lawannya justru mengklaim Paulus sebagai rasul palsu sehingga kewenangannya sebagai rasul patut diragukan.[3] Tindakan Paulus meninggalkan mereka dengan terburu-buru akhirnya menjadi hal yang disesalinya dikemudian hari, karena tindakannya itu seolah-olah membuktikan kebenaran tuduhan yang dikenakan kepadanya.[3] Akhirnya orang-orang Kristen di Korintus ditinggalkan dalam keadaan yang kacau, di tengah-tengah pertikaian yang belum usai.[3]
Tempat Penulisan
[sunting | sunting sumber]Surat ini dikirim setelah Paulus bertemu dengan Titus di Makedonia.[1] Titus kemudian diutus kembali ke Korintus untuk mengantarkan surat dari Paulus bagi jemaat di Korintus.[4]
Waktu Penulisan
[sunting | sunting sumber]Berdasarkan waktu pertemuan dengan Titus, besar kemungkinan surat ini ditulis di Makedonia pada akhir tahun 56 M.[5] Robinson meyakini penulisannya pada awal tahun 56 M.[6] Pendapat lain memberi perkiraan tahun 53,[7] atau tahun 53-56.[8]
Maksud Penulisan
[sunting | sunting sumber]Maksud penulisan surat ini terkait erat dengan pertikaian yang pernah terjadi sebelumnya.[4] Berdasarkan hal itu ia ingin membenarkan dirinya dari tuduhan yang sudah dikenakan pada dirinya, sekaligus menjelaskan bahwa ia adalah rasul yang sebenarnya dan bukan rasul palsu seperti yang mereka tuduhkan.[4] Surat ini juga mencatat ungkapan syukur Paulus karena segala sesuatu yang sudah dibenarkan, dan bahwa Tuhan selalu menghiburnya ketika mengalami masa-masa sulit, hal ini disampaikan untuk menghibur jemaat Korintus yang juga sedang mengalami masa-masa sulit (pasal 1-7).[2] Dalam surat ini Paulus juga menasehati mereka memenuhi janjinya untuk mengumpulkan uang yang nantinya akan diberikan kepada orang-orang kudus yang miskin di Yerusalem.[2] Surat ini juga menceritakan kesedihan Paulus karena tidak bisa datang ke Korintus untuk mengunjungi mereka, dengan ini Paulus berharap kalau mereka tahu kesedihan Paulus karena sangat mengasihi mereka.[5]
Struktur dan Isi
[sunting | sunting sumber]Struktur dan isi Surat Paulus yang Kedua kepada Jemaat di Korintus, dapat dijabarkan sebagai berikut:[9]
- Pembukaan Surat (1:1-11).
- Salam (ay. 1, 2).
- Ungkapan syukur (ay. 3-11).
- Paulus membela diri di hadapan jemaat Korintus ( 1:12-7:16).
- Pertanyaan mengenai perjalanan Paulus ke Korintus (1:12-2:13).
- Paulus mempertahankan kerasulan (2:14-7:4).
- Kesetiaan Rasul (2:14-3:6).
- Keunggulan Rasul dalam Perjanjian Baru (3:7-4:6).
- Kelemahan dan penderitaan Rasul (4:7-5:10).
- Pengalamannya pada masa lalu dan masa sekarang (4:7-12).
- Harapannya (4:13-5:10).
- Rasul sebagai duta besar dan pelayan Allah (5:11-6:10).
- Kesimpulan ganda (6:11-7:4).
- Perjalanan Paulus berikutnya (7:5-16).
- Pengumpulan uang untuk Gereja Yerusalem (8:1-9:15).
- Rekomendasi untuk pengumpulan uang dan utusan-utusan (pasal 8).
- Rekomendasi kedua (pasal 9).
- Pertentangan pendapat dan pertahanan (10:1-13:10).
- Paulus mempertahankan diri an pekerjaannya melawan tuduhan pribadi (pasal 10).
- Sanjungan diri Paulus (11:1-12:18).
- Pemberitahuan akhir (12:19-13:10).
- Penutup Surat (13:11-13).
Tema-tema Teologis
[sunting | sunting sumber]Penghiburan di Tengah Penderitaan
[sunting | sunting sumber]Surat ini diawali dengan ucapan syukur kepada Allah karena telah membebaskan Paulus dari kesedihan dan penderitaan.[10] Penderitaan yang Paulus alami dalam pelayanannya sangatlah berat, sehingga ia merasa seperti dijatuhi hukuman mati.[10] Paulus memuji Allah karena penghiburan yang diberikan oleh-Nya di tengah penderitaan.[10] Penghiburan yang ia rasakan akhirnya menguatkannya dalam melakukan pelayanan, karena itulah ia pun akhirnya harus membagi penghiburan tersebut ke orang lain agar merekapun dapat merasakan penghiburan dari Allah.[10]
Hidup di Tengah Kesedihan
[sunting | sunting sumber]Perubahan rencana Paulus untuk mengunjungi jemaat Korintus menimbulkan banyak tanggapan negatif dari lawan-lawannya di Korintus.[10] Perubahan rencana tersebut memojokkan Paulus, Paulus dituduh sebagai orang yang memiliki ketidakmampuan dan ketidakpedulian terhadap pelayanan di jemaat Korintus.[10] Di satu sisi memang benar kalau Paulus mengadakan perubahan rencana mengenai perjalanannya ke Korintus, tetapi di sisi lain tuduhan yang dikenakan padanya tidaklah benar.[10] Itulah sebabnya ia menulis surat kepada mereka dan menceritakan kesedihan yang ia rasakan supaya ketika ia datang lagi mereka akan bersukacita (2:3).[10] Surat ini justru ingin mengungkapkan bahwa Paulus mengasihi mereka.[10]
Hidup di Tengah Ancaman Kematian
[sunting | sunting sumber]Bagian ini pun ingin menceritakan tentang penderitaan yang Paulus hadapi dalam melakukan pelayanan.[10] Penderitaan yang ia alami, membuat hidupnya seperti terancam dengan kematian.[10] Inilah hal yang membuat ia berserah penuh pada Allah sehingga ia dimampukan.[10]
Membantu yang Miskin sebagai Wujud Kasih Allah
[sunting | sunting sumber]Sukacita yang ia alami tidak membuatnya lupa dengan keadaan jemaat lain yang sedang mengalami kesulitan.[10] Ia meminta agar jemaat Korintus mengumpulkan uang untuk membantu saudara-saudara seiman yang miskin di Yerusalem.[10] Pemberian persembahan ini merupakan wujud dari pembaharuan yang telah dilakukan Allah kepada mereka.[10] Tujuan lainnya adalah agar tercipta keseimbangan di antara umat Allah.[10]
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]Surat Paulus yang Kedua kepada Jemaat di Korintus
| ||
Didahului oleh: Surat 1 Korintus |
Perjanjian Baru Alkitab |
Diteruskan oleh: Surat Galatia |
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b John Drane. 1996. Memahami Perjanjian Baru: Pengantar Historis-Teologis. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hlm.346-360.
- ^ a b c d e f J. Wesley Brill. 2003. Tafsiran Surat Korintus. Bandung: Yayasan Kalam Hidup. Hlm 10-11.
- ^ a b c d e John Drane. 1996. Memahami Perjanjian Baru. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hlm 360-361.
- ^ a b c d Drs. M.E. Duyverman. 1990. "Pembimbing ke Dalam Perjanjian Baru". Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hlm 110.
- ^ a b Bambang Subandrijo. 2010. "Menyingkap Pesan-pesan Perjanjian Baru 1". Bandung: Bina Media Informasi. Hlm 35.
- ^ John Arthur Thomas Robinson (1919-1983). "Redating the New Testament". Westminster Press, 1976. 369 halaman. ISBN 10: 1-57910-527-0; ISBN 13: 978-1-57910-527-3
- ^ A. Harnack, Geschichte der altchristlichen Litteratur bis Eusehius, Leipzig 1893-7, vol. II.
- ^ W. G. Kummel, "Introduction to the New Testament" (Heidelberg i963),ET 1966; 21975.
- ^ Ralph P. Martin. 1986. World Biblical commentary 2 Corintians. Texas: Word Books. viii.
- ^ a b c d e f g h i j k l m n o p Samuel Benyamin Hakh. 2010. Perjanjian Baru: Sejarah dan Pokok-pokok Teologisnya. Bandung: Bina Media Informasi. Hlm 155-168.