Papers by Lutfi Abdurahman
Istilah evaluasi berasal dari bahasa Inggris yaitu Evaluation yang artinya penilaian. Evaluasi me... more Istilah evaluasi berasal dari bahasa Inggris yaitu Evaluation yang artinya penilaian. Evaluasi memiliki banyak arti yang berbeda, menurut Wang dan Brown dalam buku yang berjudul Essentials of Educational Evaluation , dikatakan bahwa " Evaluation refer to the act or process to determining the value of something " , artinya " evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai daripada sesuatu ". Sesuai dengan pendapat tersebut maka evaluasi pendidikan dapat diartikan sebagai tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai segala sesuatu dalam dunia pendidikan atau segala sesuatu yang ada hubungannya dengan dunia pendidikan. Menurut Benyamin S. Bloom Evaluasi merupakan " Handbook on formative and summative evaluation of student learning " , yang artinya Evaluasi adalah pengumpulan bukti-bukti yang cukup untuk dijadikan dasar penetapan ada tidaknya perubahan yang terjadi pada anak didik. Jadi, kita sebagai guru harus yakin bahwa pendidikan dapat membawa perubahan pada diri siswa. Menurut Anas Sudijono evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari suatu (2005 hlm: 1) Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2004 hlm: 1) evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan. Fungsi utama evaluasi dalam hal ini adalah menyediakan informasi-informasi yang berguna bagi pihak decision maker untuk menentukan kebijakan yang akan diambil berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan. Dari beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa Evaluasi adalah proses menentukan nilai suatu objek tertentu berdasarkan pengumpulan data-data objek yang dinilai yang sudah ditetapkan sebelumnya. Evaluasi pembelajaran merupakan suatu proses untuk menentukan jasa, nilai atau manfaat kegiatan pembelajaran melalui kegiatan penilaian dan atau pengukuran. Pembahasan evaluasi pembelajaran dalam uraian berikut ini akan dibatasi pada fungsi dan tujuan evaluasi pembelajaran, sasaran evaluasi pembelajaran, dan prosedur evaluasi pembelajaran. Evaluasi yang mencakup kesesuaian antara peoses pembelajaran dengan garis-garis besar program pembelajaran yang di tetapkan, kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, kemampuan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Proses evaluasi merupakan proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk mengumpulkan, mendeskripsikan, menginterpretasikan, dan menyajikan informasi tentang suatu program untuk dapat digunakan sebagai dasar membuat keputusan, menyusun kebijakan maupun menyusun program berikutnya. Jika ditinjau
Lutfi Abdurahman (1507383) PGSD FIP Lutfiabdurahman45@yahoo.co.id Evaluasi pembelajaran adalah us... more Lutfi Abdurahman (1507383) PGSD FIP Lutfiabdurahman45@yahoo.co.id Evaluasi pembelajaran adalah usaha untuk mengetahui efektivitas proses pembelajaran yang telah dilaksanakan. Indikator efektivitas dapat dilihat dari perubahan tingkah laku yang terjadi pada peserta didik. Perubahan tingkah laku itu dibandingkan dengan perubahan tingkah laku yang diharapkan sesuai dengan kompetensi, tujuan dan isi program pembelajaran. Belajar merupakan aktivitas manusia yang paling kompleks dan berlangsung sepanjang hayat. Semenjak dalam kandungan janin sudah mulai belajar. Interaksi dengan lingkungan menuntut seseorang untuk terus belajar, menyesuaikan diri, mensikapi dan pada akhirnya sampai pada kondisi apakah mampu " menaklukkan dunia " , atau sebaliknya berada dibawah cengkeraman kekuasaan dunia. Aspek-aspek kognitif, afektif dan psikomotorik merupakan tiga hal yang dikembangkan dalam proses pembelajaran, sehingga menjadi pembelajaran yang komprehensif. Pemilahan aspek-aspek belajar kedalam tiga ranah tersebut dikembangkan oleh Benyamin Bloom pada tahun 1956. Pada tahun 2001 Lorin W. Anderson dan David R. Krathwohl menulis A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assessing (A Revision of Bloom's Taxonomy of Educational Objectives). Anderson dan Kratwohl melakukan revisi mendasar atas taksonomi Bloom yang didasarkan pada pemikiran bahwa manusia dalam aktivitas (berpikir) tidak dapat dipisahkan secara parsial. Dalam satu aktivitas, ketiga aspek kognitif, afektif dan psikomotorik berjalan secara bersamaan. Aspek kognitif berhubungan dengan aktivitas berpikir. Kognitif didefinisikan sebagai pemahaman dan pemaknaan seseorang atas sesuatu (orang lain, makhluk hidup lain, lingkungan, dan sebagainya) yang didapatkan dari proses berpikir tentang sesuatu tersebut. Proses kognitif merupakan proses mencari dan mendapatkan pengetahuan dan mengorganisir pengetahuan melalui aktivitas mengingat, menganalisis, memahami, menilai, menalar, membayangkan dan berbahasa. Menurut Bloom, segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif. Kawasan kognitif berkenaan dengan ingatan atau pengetahuan dan kemampuan intelektual serta keterampilan-keterampilan. Aspek afektif adalah aspek yang berhubungan dengan nilai, sikap, dan perilaku seseorang. Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermanfaat, menjadi dasar, diyakini dan dikembangkan seseorang. Sikap adalah pernyataan evaluatif terhadap objek, orang atau peristiwa, yang mencerminkan perasaan seseorang terhadap sesuatu. Perilaku adalah sesuatu yang dilakukan oleh seseorang sebagai bentuk nilai-nilai yang diyakini dan sikap yang diambil atas sesuatu. Proses afektif siswa ditunjukkan dengan antara lain kemampuan menerima materi ajar dengan sikap kritis, bersikap dan melakukan penilaian atas materi ajar dalam rangka memaknai hal yang tersurat dan tersirat dalam materi ajar tersebut. Dan mempunyai sikap sosial peduli, menerima, menghargai proses yang terjadi dalam pembelajaran. Ranah afektif ini oleh Krathwohl (1964) dan kawan-kawan ditaksonomi menjadi lebih rinci lagi kedalam lima jenjang, yaitu: receiving, responding,valuing, organization, dan characterization by a value or value complex.
Lutfi Abdurahman (1507383) PGSD FIP Lutfiabdurahman45@yahoo.co.id Menurut Usman (2003) " Pengelol... more Lutfi Abdurahman (1507383) PGSD FIP Lutfiabdurahman45@yahoo.co.id Menurut Usman (2003) " Pengelolaan kelas yang efektif merupakan prasyarat mutlak bagi terjadinya proses belajar mengajar yang efektif ". Pengelolaan dipandang sebagai salah satu aspek penyelenggaraan sistem pembelajaran yang mendasar, di antara sekian macam tugas guru di dalam kelas. Berbagai definisi tentang pengelolaan kelas yang dapat diterima oleh para ahli pendidikan, yaitu :Pengelolaan kelas didefinisikan sebagai: a) Perangkat kegiatan guru untuk mengembangkan tingkah laku peserta didik yang diinginkan dan mengurangkan tingkah laku yang tidak diinginkan. b) Seperangkat kegiatan guru untuk mengembangkan hubungan interpersonal yang baik dan iklim sosio emosional kelas yang positif. c) Seperangkat kegiatan guru untuk menumbuhkan dan mempertahankan organisasi kelas yang efektif. Gerlach dan Ely, (1971: 241) mengemukakan " A medium broadly conceived id a persons, material,or even that estabilishes conditions which enable the learner to acquire knowledge, skill, and attitudes " yaitu bahwa media apabila 10 dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap. Dengan memperhatikan pengertian media yang telah dikemukakan oleh Gerlach dan Ely (1971: 241), media pembelajaran bisa digunakan untuk membantu memudahkan pembelajaran seperti ide dan informasi yang akan disampaikan bisa diterima oleh siswa dengan baik dan lebih mudah. Hal tersebut juga dikemukakan oleh Gagne dan Briggs dalam Arsyad, (2002: 3) " Secara implisit menjelaskan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran. Media pembelajaran antara lain terdiri dari buku, tape-recorder, film, gambar, grafik, televisi dan komputer. Media pembelajaran merupakan segala bentuk dapat berupa saluran, perantara, penghubung, bahan atau alat yang menyalurkan pesan. Lembar Kerja Siswa (Student Work Sheet) adalah panduan siswa yang digunakan untuk melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah (Trianto, 2007: 73). LKS memuat kegiatan mendasar yang harus dilakukan oleh siswa untuk menambah informasi tentang konsep yang dipelajarinya dalam upaya pembentukan kemampuan dasar sesuai indikator pencapaian hasil belajar yang ditempuh. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sebagai pendidik kita sepatutnya harus bisa memahami segala bentuk kebutuhan peserta didik itu sendiri, baik dalam pemanfaatan media pembelajaran, alat peraga atau bantu, lks maupun dalam pengelolan kelas itu sendiri yang akan berdampak pada proses pola pikir yang berkembang serta akan mempengaruhi pada keaktifan, keterampilan maupun sikap yang baik. DAFTAR PUSTAKA
Lutfi Abdurahman (1507383) PGSD FIP Lutfiabdurahman45@yahoo.co.id Menurut Usman (2003) " Pengelol... more Lutfi Abdurahman (1507383) PGSD FIP Lutfiabdurahman45@yahoo.co.id Menurut Usman (2003) " Pengelolaan kelas yang efektif merupakan prasyarat mutlak bagi terjadinya proses belajar mengajar yang efektif ". Pengelolaan dipandang sebagai salah satu aspek penyelenggaraan sistem pembelajaran yang mendasar, di antara sekian macam tugas guru di dalam kelas. Berbagai definisi tentang pengelolaan kelas yang dapat diterima oleh para ahli pendidikan, yaitu :Pengelolaan kelas didefinisikan sebagai: a) Perangkat kegiatan guru untuk mengembangkan tingkah laku peserta didik yang diinginkan dan mengurangkan tingkah laku yang tidak diinginkan. b) Seperangkat kegiatan guru untuk mengembangkan hubungan interpersonal yang baik dan iklim sosio emosional kelas yang positif. c) Seperangkat kegiatan guru untuk menumbuhkan dan mempertahankan organisasi kelas yang efektif. Gerlach dan Ely, (1971: 241) mengemukakan " A medium broadly conceived id a persons, material,or even that estabilishes conditions which enable the learner to acquire knowledge, skill, and attitudes " yaitu bahwa media apabila 10 dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap. Dengan memperhatikan pengertian media yang telah dikemukakan oleh Gerlach dan Ely (1971: 241), media pembelajaran bisa digunakan untuk membantu memudahkan pembelajaran seperti ide dan informasi yang akan disampaikan bisa diterima oleh siswa dengan baik dan lebih mudah. Hal tersebut juga dikemukakan oleh Gagne dan Briggs dalam Arsyad, (2002: 3) " Secara implisit menjelaskan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran. Media pembelajaran antara lain terdiri dari buku, tape-recorder, film, gambar, grafik, televisi dan komputer. Media pembelajaran merupakan segala bentuk dapat berupa saluran, perantara, penghubung, bahan atau alat yang menyalurkan pesan. Lembar Kerja Siswa (Student Work Sheet) adalah panduan siswa yang digunakan untuk melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah (Trianto, 2007: 73). LKS memuat kegiatan mendasar yang harus dilakukan oleh siswa untuk menambah informasi tentang konsep yang dipelajarinya dalam upaya pembentukan kemampuan dasar sesuai indikator pencapaian hasil belajar yang ditempuh. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sebagai pendidik kita sepatutnya harus bisa memahami segala bentuk kebutuhan peserta didik itu sendiri, baik dalam pemanfaatan media pembelajaran, alat peraga atau bantu, lks maupun dalam pengelolan kelas itu sendiri yang akan berdampak pada proses pola pikir yang berkembang serta akan mempengaruhi pada keaktifan, keterampilan maupun sikap yang baik. DAFTAR PUSTAKA
Lutfi Abdurahman (1507383) PGSD FIP Lutfiabdurahman45@yahoo.co.id Indikator pencapaian kompetensi... more Lutfi Abdurahman (1507383) PGSD FIP Lutfiabdurahman45@yahoo.co.id Indikator pencapaian kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian KD tertentu. Indikator merupakan ciri-ciri atau tanda-tanda yang menunjukkan penguasaan KD oleh peserta didik. Indikator dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasaional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap dan keterampilan. Tujuan Pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan KD. Materi Ajar (Materi Pokok) merupakan materi yang akan dibahas, berupa konsep, data atau fakta, prinsip dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator. Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk mencapai KD. Metode pembelajaran merupakan strategi kegiatan belajar yang dilakukan peserta didik untuk mencapi KD atau seperangkat indikator yang telah ditetapkan. Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik, dan karakteristik KD yang hendak dicapai dari setiap mata pelajaran. Joyce et al. (1992: 4) mendefinisikan model pembelajaran sebagai berikut: " A model of teaching is a plan or pattern that we can use to design face to face teaching in classrooms or tutorial settings and to shape instructional materials-including books, films, tapes, and computer-mediated programs and curriculums (long term courses of study). Lebih lanjut, Arends (2001: 24) mengemukakan: " Models of teaching is an overall plan, or pattern, for helping students to learn spesific kinds of knowledge, attitudes, or skills ". Berdasarkan pengertian konsep model pembelajaran seperti itu, maka setiap model pembelajaran berfungsi memberikan arah dalam pendesainan pembelajaran dalam rangka membantu peserta didik mencapai berbagai tujuan dan/atau kompetensi. Arends (2001: 24) menyatakan bahwa konsep model pembelajaran yang dikembangkan Joyce et al. (1992; 2000) dapat digunakan sebagai sumber rancangan proses pembelajaran yang luaran atau hasil pelaksanaan rancangan proses pembelajaran tersebut adalah kompetensi yang telah dirumuskan. Berdasarkan itu, disarankan mengimplemen-tasikan model-model pembelajaran yang efektif dalam proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi yang dirumuskan. Model-model pembelajaran yang disarankan digunakan oleh calon guru pemula (dalam microteaching, PPL dan selanjutnya digunakan ketika menjadi guru pemula) maupun oleh dosen microteaching dan PPL adalah model-model pembelajaran yang merupakan hasil penelitian seperti mode-model yang dikemukakan
A. PENDAHULUAN Dalam pelaksanaan proses pembelajaran diperlukan adanya buku teks atau buku pelaja... more A. PENDAHULUAN Dalam pelaksanaan proses pembelajaran diperlukan adanya buku teks atau buku pelajaran sebagai salah satu sumber belajar siswa yang sangat menunjang. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.11 Tahun 2005 pasal 1 menyatakan bahwa; buku teks pelajaran adalah buku acuan wajib untuk digunakan disekolah-sekolah yang memuat materi-materi pembelajaran dalam rangka peningkatan keimanan dan ketaqwaan, budi pekerti dan kepribadian, kemampuan penguasaab ilmu pengetahuan dan teknologi, kepekaan dan kemampuan estetis, potensi fisik, dan kesehatan yang disusun berdasarkan standar nasional pendidikan. Senada dengan pendapat diatas, menurut Muslich (dalam Susanti, 2013, hlm.208) buku teks adalah buku yang berisi uraian bahan tentang mata pelajaran atau bidang studi tertentu yang disusun secara sistematis dan telah diseleksi berdasarkan tujuan tertentu, orientasi pembelajaran dan perkembangan siswa untuk diasimilasikan. Namun ada sejumlah pertimbangan yang harus diperhatikan oleh guru dalam memilih buku teks sebagai acuan belajar, yaitu pokok bahasan yang ada dalam buku teks/buku ajar tersebut relevan dengan kurikulum yang meliputi standar kompetensi, kompetensi inti dan kompetensi dasar, materi yang disajikan dalam buku teks/buku ajar sudah sesuai dengan standar buku yang baik, banyaknya materi dapat sesuai dengab alokasi waktu yang tersedia. Perkembangan teknologi informasi menuntut manusia untuk mendapatkan berbagai informasi. Salah satu penunjang atau pemeroleh informasi adalah buku. Buku dalam dunia pendidikan berperan sangat penting karena dapat membantu siswa untuk mencari informasi yang dibutuhkan. Buku teks juga merupakan alat penunjang dalam pembelajaran di sekolah yang biasanya dijadikan salah satu pegangan bagi guru. Buchkingham (dalam Tarigan, 1986: 11) berpendapat bahwa, " Buku teks adalah sarana belajar yang biasa digunakan di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi untuk menunjang suatu program pengajaran ". Selain buku teks, para guru juga kadang-kadang menambah materi melalui buku-buku penunjang lainnya.
Dalam pelaksanaan proses pembelajaran diperlukan adanya buku teks atau buku pelajaran sebagai sal... more Dalam pelaksanaan proses pembelajaran diperlukan adanya buku teks atau buku pelajaran sebagai salah satu sumber belajar siswa yang sangat menunjang. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.11 Tahun 2005 pasal 1 menyatakan bahwa; buku teks pelajaran adalah buku acuan wajib untuk digunakan disekolah-sekolah yang memuat materi-materi pembelajaran dalam rangka peningkatan keimanan dan ketaqwaan, budi pekerti dan kepribadian, kemampuan penguasaab ilmu pengetahuan dan teknologi, kepekaan dan kemampuan estetis, potensi fisik, dan kesehatan yang disusun berdasarkan standar nasional pendidikan.
Dalam pelaksanaan proses pembelajaran diperlukan adanya buku teks atau buku pelajaran sebagai sal... more Dalam pelaksanaan proses pembelajaran diperlukan adanya buku teks atau buku pelajaran sebagai salah satu sumber belajar siswa yang sangat menunjang. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.11 Tahun 2005 pasal 1 menyatakan bahwa; buku teks pelajaran adalah buku acuan wajib untuk digunakan disekolah-sekolah yang memuat materi-materi pembelajaran dalam rangka peningkatan keimanan dan ketaqwaan, budi pekerti dan kepribadian, kemampuan penguasaab ilmu pengetahuan dan teknologi, kepekaan dan kemampuan estetis, potensi fisik, dan kesehatan yang disusun berdasarkan standar nasional pendidikan.
Pengertian operasional menurut husein umar ialah penentuan suatu konstruct sehingga menjadi varia... more Pengertian operasional menurut husein umar ialah penentuan suatu konstruct sehingga menjadi variable maupun variabel-variabel yang dapat diukur. Definisi Konseptual Variabel adalah penarikan batasan yang menjelaskan suatu konsep secara singkat, jelas, dan tegas. Definisi Operasional Variabel adalah penarikan batasan yang lebih menjelaskan ciri-ciri spesifik yang lebih substantive dari suatu konsep. Metakognitif adalah suatu kesadaran tentang kognitif kita sendiri, bagaimana kognitif kita bekerja serta bagaimana mengaturnya. Kemampuan ini sangat penting terutama untuk keperluan efisiensi penggunaan kognitif kita dalam menyelesaikan masalah. Secara ringkas metakognitif dapat diistilahkan sebagai " thinking about thingking ". Untuk meningkatkan kemampuan metakognitif siswa, guru dapat merancang pembelajaran berkaitan dengan kemampuan metakognitif tetapi secara infuse/tambahan dalam pembelajaran atau bukan merupakan pembelajaran yang terpisah. Kurikulum 2013 sudah mulai dijalankan, menurut para pakar dan perumus kurikulum 2013 ini kecerdasan yang akan dibidik adalah kecerdasan metakognitif siswa. Hal ini dikarenakan kurikulum-kurikulum sebelumnya masih mengandalkan orang lain dalam mencerdaskan diri sendiri seorang siswa, meskipun kurikulum yang terakhir sebelum kurikulum 2013 juga diharapkan seorang siswa mampu bersikap mandiri, tapi tetap saja peran guru atau pembimbing lebih besar dari pada peran siswa itu sendiri. Pada kurikulum 2013 yang baru ini seorang siswa diharapkan mampu bersikap mandiri dan tahu apa yang telah dipelajari, apa yang sedang dipelajari, dan apa yang harus dipelajari. Sebuah contoh penarapan dari kecerdasan metakognitif adalah semisal ada siswa yang sedang belajar tentang organ tubuh manusia, maka siswa harus berpikir sendiri menganalis dari materi tersebut. Apa yang sudah diketahui tentang organ tubuh, dan juga mampu memilah meteri mana yang harus dipelajari dalam materi organ tubuh itu sendiri. Jadi siswa diharapkan mampu kejataman berpikir guna menganalisis dirinya sendiri.
Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembel... more Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Sedangkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus. Jadi Silabus dan RPP adalah sesuatu yang integral dalam proses pembelajaran. Mata pelajaran dapat dijadikan organisasi konten yang dikembangkan dari berbagai disiplin ilmu atau non disiplin ilmu yang diperbolehkan menurut filosofi rekonstruksi sosial, progresifisme atau pun humanisme. Karena filosofi yang dianut dalam kurikulum adalah eklektik seperti dikemukakan di bagian landasan filosofi maka nama mata pelajaran dan isi mata pelajaran untuk kurikulum yang akan dikembangkan tidak perlu terikat pada kaedah filosofi esensialisme dan perenialisme. Khususnya di kelas IV, V, dan VI nama mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) tercantum dalam Struktur Kurikulum dan memiliki Kompetensi Dasar masing–masing. Untuk proses pembelajaran, Kompetensi Dasar Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial, sebagaimana Kompetensi Dasar mata pelajaran lain, diintegrasikan ke dalam berbagai tema. Oleh karena itu, proses pembelajaran semua Kompetensi Dasar dari semua mata pelajaran terintegrasi dalam berbagai tema. Beban belajar dinyatakan dalam jam belajar setiap minggu untuk masa belajar selama satu semester. Beban belajar untuk kelas IV, V, dan VI masing-masing 36 jam setiap minggu. Jam belajar SD/MI adalah 35 menit.
Drafts by Lutfi Abdurahman
Pengertian operasional menurut husein umar ialah penentuan suatu konstruct sehingga menjadi varia... more Pengertian operasional menurut husein umar ialah penentuan suatu konstruct sehingga menjadi variable maupun variabel-variabel yang dapat diukur. Definisi Konseptual Variabel adalah penarikan batasan yang menjelaskan suatu konsep secara singkat, jelas, dan tegas. Definisi Operasional Variabel adalah penarikan batasan yang lebih menjelaskan ciri-ciri spesifik yang lebih substantive dari suatu konsep. Metakognitif adalah suatu kesadaran tentang kognitif kita sendiri, bagaimana kognitif kita bekerja serta bagaimana mengaturnya. Kemampuan ini sangat penting terutama untuk keperluan efisiensi penggunaan kognitif kita dalam menyelesaikan masalah. Secara ringkas metakognitif dapat diistilahkan sebagai " thinking about thingking ". Untuk meningkatkan kemampuan metakognitif siswa, guru dapat merancang pembelajaran berkaitan dengan kemampuan metakognitif tetapi secara infuse/tambahan dalam pembelajaran atau bukan merupakan pembelajaran yang terpisah. Kurikulum 2013 sudah mulai dijalankan, menurut para pakar dan perumus kurikulum 2013 ini kecerdasan yang akan dibidik adalah kecerdasan metakognitif siswa. Hal ini dikarenakan kurikulum-kurikulum sebelumnya masih mengandalkan orang lain dalam mencerdaskan diri sendiri seorang siswa, meskipun kurikulum yang terakhir sebelum kurikulum 2013 juga diharapkan seorang siswa mampu bersikap mandiri, tapi tetap saja peran guru atau pembimbing lebih besar dari pada peran siswa itu sendiri. Pada kurikulum 2013 yang baru ini seorang siswa diharapkan mampu bersikap mandiri dan tahu apa yang telah dipelajari, apa yang sedang dipelajari, dan apa yang harus dipelajari. Sebuah contoh penarapan dari kecerdasan metakognitif adalah semisal ada siswa yang sedang belajar tentang organ tubuh manusia, maka siswa harus berpikir sendiri menganalis dari materi tersebut. Apa yang sudah diketahui tentang organ tubuh, dan juga mampu memilah meteri mana yang harus dipelajari dalam materi organ tubuh itu sendiri. Jadi siswa diharapkan mampu kejataman berpikir guna menganalisis dirinya sendiri.
Uploads
Papers by Lutfi Abdurahman
Drafts by Lutfi Abdurahman