Papers by Mohamad Arifin Purwakananta
Filantropi Islam merupakan salah satu elemen penting dalam pembangunan sosial dan ekonomi umat Is... more Filantropi Islam merupakan salah satu elemen penting dalam pembangunan sosial dan ekonomi umat Islam. Zakat, sebagai salah satu pilar Islam, memiliki potensi besar untuk mendukung kesejahteraan masyarakat dan mengatasi kemiskinan. Dalam konteks modern, pengelolaan zakat memerlukan kepemimpinan yang kuat dan efektif untuk mengoptimalkan dampaknya. Kepemimpinan transformatif muncul sebagai salah satu pendekatan yang paling relevan dalam menghadapi tantangan ini. Melalui kombinasi visi yang jelas, inspirasi, dan pembinaan, kepemimpinan transformatif memungkinkan organisasi zakat untuk beradaptasi dan berkembang dalam lingkungan yang berubah cepat. Artikel ini akan mengulas secara mendalam karakteristik kepemimpinan transformatif serta penerapannya dalam filantropi Islam, khususnya dalam pengelolaan zakat. Kepemimpinan Transformatif Kepemimpinan transformatif adalah suatu pendekatan kepemimpinan yang menekankan pada perubahan dan pengembangan baik bagi organisasi maupun individu yang dipimpinnya. Kepemimpinan ini memfokuskan pada penciptaan visi jangka panjang, memberikan inspirasi kepada pengikutnya, serta mengembangkan kreativitas dan pemikiran kritis. Dalam konteks filantropi Islam, kepemimpinan transformatif sangat relevan, terutama dalam upaya mengelola zakat secara efisien dan efektif untuk dampak sosial yang lebih besar.
Abstrak
Filantropi Islam memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan kesejahteraan masy... more Abstrak
Filantropi Islam memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dengan zakat sebagai salah satu instrumen utamanya. Kepemimpinan transformatif muncul sebagai pendekatan yang strategis dalam pengelolaan zakat, berfokus pada perubahan, pengembangan visi, dan pemberdayaan pengikut. Artikel ini mengkaji bagaimana kepemimpinan transformatif dapat diterapkan dalam filantropi Islam untuk menciptakan dampak sosial yang berkelanjutan. Beberapa karakteristik utama dari kepemimpinan transformatif, seperti kepemimpinan visioner, stimulasi intelektual, pembinaan kader, dan motivasi inspirasional, diidentifikasi sebagai elemen penting yang berkontribusi pada efektivitas lembaga amil zakat. Selain itu, inovasi dalam pengelolaan zakat, tantangan yang dihadapi, dan peluang untuk memperkuat sinergi antar pemangku kepentingan juga dibahas dalam konteks filantropi Islam di Indonesia. Artikel ini menekankan bahwa penerapan kepemimpinan transformatif dalam pengelolaan zakat dapat meningkatkan dampak sosial, memberdayakan umat, dan menciptakan keberlanjutan yang lebih kuat dalam upaya filantropi.
Kata Kunci: kepemimpinan transformatif, filantropi Islam, zakat, inovasi, pemberdayaan, dampak sosial.
Muhammadiyah, sebagai salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia, memiliki peran strategis... more Muhammadiyah, sebagai salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia, memiliki peran strategis dalam pemberdayaan umat melalui zakat dan wakaf. Namun, potensi besar dari kedua instrumen filantropi ini belum dimanfaatkan secara optimal. Oleh karena itu, pembentukan forum pegiat filantropi Islam zakat dan wakaf di Muhammadiyah sangatlah penting. Forum ini dapat berfungsi sebagai wadah untuk mengoordinasikan, mengembangkan inovasi, serta memperkuat sinergi antar lembaga di lingkungan Muhammadiyah dalam pengelolaan zakat dan wakaf. Selain itu, forum ini juga memiliki peran strategis dalam meningkatkan kapasitas pengelola, mendorong akuntabilitas dan transparansi, serta melakukan advokasi kebijakan yang mendukung pengelolaan filantropi Islam secara efektif dan sesuai syariah. Dengan adanya forum ini, Muhammadiyah diharapkan dapat memaksimalkan dampak sosial zakat dan wakaf, baik di tingkat nasional maupun internasional, sekaligus membangun kesejahteraan umat yang berkelanjutan.
Zakat, as one of the five pillars of Islam, plays a vital role in promoting social and economic w... more Zakat, as one of the five pillars of Islam, plays a vital role in promoting social and economic welfare. This paper identifies the integration of Zakatnomics with Asta Cita, as proposed by Prabowo Gibran, which focuses on utilizing zakat as a means to achieve broader development goals. Zakat can be channelled into constructive activities such as training for small and medium enterprises (SMEs) and infrastructure development, helping society fight poverty. For zakat management to be effective, there is a need for trust and motivation from stakeholders, particularly the public, through accountability and transparency. In the long run, proper zakat implementation will encourage collaboration among the government, zakat institutions, and communities, addressing challenges related to inclusive development and a sustainable society. This qualitative study, based on desk research, explores the strategic application of Zakatnomics within this framework, focusing on how zakat can be a tool for economic empowerment and social transformation.
Books by Mohamad Arifin Purwakananta
Buku Multiplatform Digital Fundraising, 2021
Institut Fundraising Indonesia, 2024
Fundamental Fundraising
Conference Presentations by Mohamad Arifin Purwakananta
Pusdiklat BAZNAS , 2024
Tulisan ini membahas strategi Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) dalam mencapai target pengumpula... more Tulisan ini membahas strategi Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) dalam mencapai target pengumpulan zakat, infak, dan sedekah (ZIS) serta dana sosial keagamaan lainnya (DSKL) sebesar Rp 50 triliun pada tahun 2025. Beberapa langkah utama yang diusulkan meliputi penguatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) dan manajemen melalui pelatihan dan peningkatan profesionalisme, serta digitalisasi sistem pengumpulan zakat. Selain itu, BAZNAS juga fokus pada kampanye publik, kolaborasi dengan pemerintah dan sektor swasta, optimalisasi program penyaluran zakat yang tepat sasaran, serta transparansi dan pengawasan dalam pengelolaan dana. Inovasi program seperti diversifikasi sumber dana dan implementasi produk zakat baru, seperti zakat saham dan program crowdfunding, juga merupakan bagian dari strategi. Langkah-langkah ini bertujuan untuk meningkatkan efektivitas pengumpulan dan penyaluran zakat guna mencapai target yang telah disepakati dalam Rakornas BAZNAS 2024
Abstract:
Technology-driven fundraising has transformed philanthropy by improving efficiency, inc... more Abstract:
Technology-driven fundraising has transformed philanthropy by improving efficiency, inclusivity, and transparency. Digital platforms such as crowdfunding, social media, and mobile applications have enabled individuals and organizations to raise funds for sustainable development initiatives more effectively. Crowdfunding platforms, including Kitabisa, GoFundMe, and Kickstarter, have expanded global outreach, reducing dependence on traditional donor networks. Additionally, innovations such as blockchain have enhanced transparency, enabling real-time tracking of donations and fostering greater donor confidence. Artificial Intelligence (AI) further optimizes fundraising by analyzing donation trends and predicting future behaviors, allowing for more targeted and personalized campaigns. Despite these advancements, challenges such as data privacy, security, and the need for technical expertise remain. The integration of technology in fundraising has not only simplified the process but also provided opportunities for cross-sector collaboration, promoting the achievement of Sustainable Development Goals (SDGs) globally. These technological innovations have made fundraising more inclusive, transparent, and efficient, encouraging greater participation across diverse social and economic groups.
Keywords: Technology-driven fundraising, crowdfunding, blockchain, artificial intelligence, transparency, inclusivity, philanthropy, digital platforms, sustainable development goals (SDGs).
World Zakat Forum, 2019
This research explores the challenges and opportunities of digital zakat fundraising regulation i... more This research explores the challenges and opportunities of digital zakat fundraising regulation in Indonesia. The transformation to digital platforms provides better accessibility and transparency, but raises issues related to trust, data security, and accountability. Factors such as religious motivation, social norms, and cross-generational behavior affect the effectiveness of fundraising. This study is conducted using a qualitative approach through desk research, reviewing relevant literature to understand how regulations can balance technological innovation with zakat principles in supporting social welfare.
Pengembangan dan pengelolaan sumber daya zakat sangat penting untuk mengentaskan kemiskinan. Peng... more Pengembangan dan pengelolaan sumber daya zakat sangat penting untuk mengentaskan kemiskinan. Pengelolaan zakat yang efektif memainkan peran kunci dalam keberhasilan inisiatif
World Zakat Forum, 2010
The Indonesia Islamic Integrated Community Development program focuses on eradicating poverty thr... more The Indonesia Islamic Integrated Community Development program focuses on eradicating poverty through the efficient and productive management of zakat resources. This study explores the multifaceted approach undertaken by Dompet Dhuafa, which integrates social, economic, and advocacy programs to uplift the poor (mustahik) across various regions in Indonesia. The initiative combines zakat funding with local wisdom and community involvement to provide essential services in health, education, and housing. Additionally, the program enhances economic growth by improving access to capital and supporting small-scale businesses in rural areas through microcredit, agricultural support, and trade facilitation. The Klaster Mandiri Program, a central component of this initiative, emphasizes an integrated and sustainable community empowerment model that incorporates shariah principles. The program also seeks to serve as a replicable model for poverty alleviation, promoting zakat as a mainstream tool for socio-economic development globally. Regular monitoring and evaluation ensure the program’s effectiveness, making it a significant contributor to Indonesia’s poverty eradication efforts.
Drafts by Mohamad Arifin Purwakananta
Abstrak
Kajian Komunikasi Bencana adalah cabang ilmu komunikasi yang fokus pada penggunaan komuni... more Abstrak
Kajian Komunikasi Bencana adalah cabang ilmu komunikasi yang fokus pada penggunaan komunikasi yang efektif, efisien, dan berdampak dalam situasi bencana, baik sebelum, selama, maupun setelah terjadinya bencana. Tujuan utama dari komunikasi bencana adalah untuk memberikan informasi yang cepat, akurat, dan relevan kepada masyarakat terdampak dan pemangku kepentingan, sehingga dapat mengurangi dampak negatif dan meningkatkan respons serta pemulihan. M. Arifin Purwakaanta yg ikut mengembangkan Komunikasi Bencana berharap cabang ilmu komunikasi ini tumbuh.
Dalam konteks ini, terdapat sejumlah teori dasar yang mendasari komunikasi bencana, seperti teori komunikasi krisis dan teori situasional krisis. Elemen-elemen dasar komunikasi bencana meliputi komunikasi risiko, krisis, manajemen reputasi, komunikasi publik, antar-lembaga, dan berpusat pada korban. Bidang penting dalam komunikasi bencana mencakup komunikasi darurat, pendidikan dan kesiapsiagaan, manajemen krisis, serta penggunaan teknologi dan media.
Selain itu, komunikasi untuk fundraising, partisipasi komunitas, dan kerelawanan juga merupakan aspek krusial dalam penanganan bencana. Alat komunikasi tradisional, seperti Handy Talky (HT) dan radio komunitas, memainkan peran penting dalam situasi darurat, terutama ketika infrastruktur telekomunikasi modern tidak berfungsi. Pengembangan komunikasi bencana harus melibatkan integrasi berbagai disiplin ilmu dan teknologi, untuk menciptakan sistem komunikasi yang tangguh dan responsif, serta mempersiapkan masyarakat menghadapi potensi bencana di masa depan.
Uploads
Papers by Mohamad Arifin Purwakananta
Filantropi Islam memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dengan zakat sebagai salah satu instrumen utamanya. Kepemimpinan transformatif muncul sebagai pendekatan yang strategis dalam pengelolaan zakat, berfokus pada perubahan, pengembangan visi, dan pemberdayaan pengikut. Artikel ini mengkaji bagaimana kepemimpinan transformatif dapat diterapkan dalam filantropi Islam untuk menciptakan dampak sosial yang berkelanjutan. Beberapa karakteristik utama dari kepemimpinan transformatif, seperti kepemimpinan visioner, stimulasi intelektual, pembinaan kader, dan motivasi inspirasional, diidentifikasi sebagai elemen penting yang berkontribusi pada efektivitas lembaga amil zakat. Selain itu, inovasi dalam pengelolaan zakat, tantangan yang dihadapi, dan peluang untuk memperkuat sinergi antar pemangku kepentingan juga dibahas dalam konteks filantropi Islam di Indonesia. Artikel ini menekankan bahwa penerapan kepemimpinan transformatif dalam pengelolaan zakat dapat meningkatkan dampak sosial, memberdayakan umat, dan menciptakan keberlanjutan yang lebih kuat dalam upaya filantropi.
Kata Kunci: kepemimpinan transformatif, filantropi Islam, zakat, inovasi, pemberdayaan, dampak sosial.
Books by Mohamad Arifin Purwakananta
Conference Presentations by Mohamad Arifin Purwakananta
Technology-driven fundraising has transformed philanthropy by improving efficiency, inclusivity, and transparency. Digital platforms such as crowdfunding, social media, and mobile applications have enabled individuals and organizations to raise funds for sustainable development initiatives more effectively. Crowdfunding platforms, including Kitabisa, GoFundMe, and Kickstarter, have expanded global outreach, reducing dependence on traditional donor networks. Additionally, innovations such as blockchain have enhanced transparency, enabling real-time tracking of donations and fostering greater donor confidence. Artificial Intelligence (AI) further optimizes fundraising by analyzing donation trends and predicting future behaviors, allowing for more targeted and personalized campaigns. Despite these advancements, challenges such as data privacy, security, and the need for technical expertise remain. The integration of technology in fundraising has not only simplified the process but also provided opportunities for cross-sector collaboration, promoting the achievement of Sustainable Development Goals (SDGs) globally. These technological innovations have made fundraising more inclusive, transparent, and efficient, encouraging greater participation across diverse social and economic groups.
Keywords: Technology-driven fundraising, crowdfunding, blockchain, artificial intelligence, transparency, inclusivity, philanthropy, digital platforms, sustainable development goals (SDGs).
Drafts by Mohamad Arifin Purwakananta
Kajian Komunikasi Bencana adalah cabang ilmu komunikasi yang fokus pada penggunaan komunikasi yang efektif, efisien, dan berdampak dalam situasi bencana, baik sebelum, selama, maupun setelah terjadinya bencana. Tujuan utama dari komunikasi bencana adalah untuk memberikan informasi yang cepat, akurat, dan relevan kepada masyarakat terdampak dan pemangku kepentingan, sehingga dapat mengurangi dampak negatif dan meningkatkan respons serta pemulihan. M. Arifin Purwakaanta yg ikut mengembangkan Komunikasi Bencana berharap cabang ilmu komunikasi ini tumbuh.
Dalam konteks ini, terdapat sejumlah teori dasar yang mendasari komunikasi bencana, seperti teori komunikasi krisis dan teori situasional krisis. Elemen-elemen dasar komunikasi bencana meliputi komunikasi risiko, krisis, manajemen reputasi, komunikasi publik, antar-lembaga, dan berpusat pada korban. Bidang penting dalam komunikasi bencana mencakup komunikasi darurat, pendidikan dan kesiapsiagaan, manajemen krisis, serta penggunaan teknologi dan media.
Selain itu, komunikasi untuk fundraising, partisipasi komunitas, dan kerelawanan juga merupakan aspek krusial dalam penanganan bencana. Alat komunikasi tradisional, seperti Handy Talky (HT) dan radio komunitas, memainkan peran penting dalam situasi darurat, terutama ketika infrastruktur telekomunikasi modern tidak berfungsi. Pengembangan komunikasi bencana harus melibatkan integrasi berbagai disiplin ilmu dan teknologi, untuk menciptakan sistem komunikasi yang tangguh dan responsif, serta mempersiapkan masyarakat menghadapi potensi bencana di masa depan.
Filantropi Islam memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dengan zakat sebagai salah satu instrumen utamanya. Kepemimpinan transformatif muncul sebagai pendekatan yang strategis dalam pengelolaan zakat, berfokus pada perubahan, pengembangan visi, dan pemberdayaan pengikut. Artikel ini mengkaji bagaimana kepemimpinan transformatif dapat diterapkan dalam filantropi Islam untuk menciptakan dampak sosial yang berkelanjutan. Beberapa karakteristik utama dari kepemimpinan transformatif, seperti kepemimpinan visioner, stimulasi intelektual, pembinaan kader, dan motivasi inspirasional, diidentifikasi sebagai elemen penting yang berkontribusi pada efektivitas lembaga amil zakat. Selain itu, inovasi dalam pengelolaan zakat, tantangan yang dihadapi, dan peluang untuk memperkuat sinergi antar pemangku kepentingan juga dibahas dalam konteks filantropi Islam di Indonesia. Artikel ini menekankan bahwa penerapan kepemimpinan transformatif dalam pengelolaan zakat dapat meningkatkan dampak sosial, memberdayakan umat, dan menciptakan keberlanjutan yang lebih kuat dalam upaya filantropi.
Kata Kunci: kepemimpinan transformatif, filantropi Islam, zakat, inovasi, pemberdayaan, dampak sosial.
Technology-driven fundraising has transformed philanthropy by improving efficiency, inclusivity, and transparency. Digital platforms such as crowdfunding, social media, and mobile applications have enabled individuals and organizations to raise funds for sustainable development initiatives more effectively. Crowdfunding platforms, including Kitabisa, GoFundMe, and Kickstarter, have expanded global outreach, reducing dependence on traditional donor networks. Additionally, innovations such as blockchain have enhanced transparency, enabling real-time tracking of donations and fostering greater donor confidence. Artificial Intelligence (AI) further optimizes fundraising by analyzing donation trends and predicting future behaviors, allowing for more targeted and personalized campaigns. Despite these advancements, challenges such as data privacy, security, and the need for technical expertise remain. The integration of technology in fundraising has not only simplified the process but also provided opportunities for cross-sector collaboration, promoting the achievement of Sustainable Development Goals (SDGs) globally. These technological innovations have made fundraising more inclusive, transparent, and efficient, encouraging greater participation across diverse social and economic groups.
Keywords: Technology-driven fundraising, crowdfunding, blockchain, artificial intelligence, transparency, inclusivity, philanthropy, digital platforms, sustainable development goals (SDGs).
Kajian Komunikasi Bencana adalah cabang ilmu komunikasi yang fokus pada penggunaan komunikasi yang efektif, efisien, dan berdampak dalam situasi bencana, baik sebelum, selama, maupun setelah terjadinya bencana. Tujuan utama dari komunikasi bencana adalah untuk memberikan informasi yang cepat, akurat, dan relevan kepada masyarakat terdampak dan pemangku kepentingan, sehingga dapat mengurangi dampak negatif dan meningkatkan respons serta pemulihan. M. Arifin Purwakaanta yg ikut mengembangkan Komunikasi Bencana berharap cabang ilmu komunikasi ini tumbuh.
Dalam konteks ini, terdapat sejumlah teori dasar yang mendasari komunikasi bencana, seperti teori komunikasi krisis dan teori situasional krisis. Elemen-elemen dasar komunikasi bencana meliputi komunikasi risiko, krisis, manajemen reputasi, komunikasi publik, antar-lembaga, dan berpusat pada korban. Bidang penting dalam komunikasi bencana mencakup komunikasi darurat, pendidikan dan kesiapsiagaan, manajemen krisis, serta penggunaan teknologi dan media.
Selain itu, komunikasi untuk fundraising, partisipasi komunitas, dan kerelawanan juga merupakan aspek krusial dalam penanganan bencana. Alat komunikasi tradisional, seperti Handy Talky (HT) dan radio komunitas, memainkan peran penting dalam situasi darurat, terutama ketika infrastruktur telekomunikasi modern tidak berfungsi. Pengembangan komunikasi bencana harus melibatkan integrasi berbagai disiplin ilmu dan teknologi, untuk menciptakan sistem komunikasi yang tangguh dan responsif, serta mempersiapkan masyarakat menghadapi potensi bencana di masa depan.